Anda di halaman 1dari 22

CRITICAL JURNAL RIVIEW

“MANAJEMEN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH”

Dosen Pengampu :Julia Ivanna, S.Sos, M.AP

Mata Kuliah : Politik Lokal Otonomi Daerah

Disusun Oleh :Kelompok 3

Kelas : VI/B PPKn 2018

Ayu Wulandari (3181111019)

Ernawati Sihombing (3182111009)

Monalisa (3183111030)

Siti Aisyah (3182111005)

Sri Yulina Br Damanik (3183311029)

Sumiati Harahap (3181111003)

JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur selalu penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan cucuran karunia yang telah diberikannya penulis dapat menyelesaikan
tugas Critical Jurnal Review Politik Lokal dan Otonomi Daerah. Critical Jurnal Review ( CJR
) ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Politik Lokal dan Otonomi Daerah.
Dalam pembuatan Critical Jurnal Review ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang terlibat dan membantu penulis hingga makalah ini tersajikan. Dalam kata
pengantar ini penulis terkhusus mengucapkan ribuan terima kasih kepada Ibu Julia Ivanna,
S.Sos,M.AP sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah Politik Lokal dan Otonomi Daerah
sekaligus senantiasa memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian tugas ini. Begitu
juga saya ucapkan terima kasih sebesarnya kepada kedua orang tua saya yang tiada henti
memberikan dukungan serta motivasi dan didikannya serta doa-doa yang selalu menyertai
saya selaku penulis. Terakhir penulis ucapkan terima kasih kepada semua teman-teman yang
telah membantu penulis hingga CJR ini tersajikan.
Penulis sangat menyadari bahwasanya tugas ini masih memiliki banyak kekurangan
serta adanya kesalahan dalam penulisan dan kritik yang kurang tepat oleh karena itu penulis
memohon maaf dan penulis membutuhkan saran serta kritik dari Ibu Dosen serta pembaca
untuk kesempurnaan tugas ini.

Medan, 23 Maret 2021

Kelompok 3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1

A. Latar Belakang……………………………………………................................ 1
B. Identitas Jurnal……………………………………………................................ 2

BAB II RINGKASAN JURNAL.................................................................................. 3

A. Ringkasan Jurnal Utama...................................................................................... 3


B. Ringkasan Jurnal Pembanding............................................................................ 9

BAB III PEMBAHASAN............................................................................................. 14

A. Relevansi ............................................................................................................. 15
B. Argumentasi......................................................................................................... 15
C. Kajian Teori ......................................................................................................... 16
D. Metodologi Penelitian.......................................................................................... 17
E. Kerangka Berfikir................................................................................................. 19
F. Analisis Jurnal...................................................................................................... 20
G. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal....................................................................... 21

BAB IV PEMBAHASAN............................................................................................. 22

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 22
B. Saran .................................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTA

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen dan pengelolaan keuangan daerah merupakan salah satu bagian yang
dibahas dalam politik lokal dan otonomi daerah. Pengelolaan keuangan daerah diartikan
sebagai mobilisasi sumber keuangan yang dimiliki oleh suatu daerah. Menurut Abdul
Halim(2007:24) Keuangan Daerah diartikan sebagai semua hak dan kewajiban yang dapat
dinilai dengan uang, juga segala satuan, baik berupa uang maupun barang, yang dapat
dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum dimiliki atau dikuasai oleh negara atau daerah
yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Adapun sistem pengelolaan keuangan daerah terdiri dari aspek-aspek pengelolaan seluruh
sumber daya yang mampu memberikan penerimaan, pendapatan, atau penghematan yang
dilakukan. Ditetapkan oleh Badan Eksekutif dan Badan Legislatif dan diawasi oleh seluruh
komponen masyarakat daerah, diarahkan untuk kesejahteraan seluruh masyarakat, didasari
oleh prinsip-prinsip ekonomis, efisiensi, dan efektif, dokumentasi, transaparansi, dan
akuntabilitas.
Sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2004 adalah pelimpahan kewenangan dari
pemerintah pusat kepada daerah untuk melakukan penataan kelembagaan dan personil serta
melaksanakan pengaturan dan pengawasan fiscal secara otonom. Kewenangan dalam urusan
keuangan daerah memberikan hak untuk memberdayakan segala potensi perekonomian
daerah yang dapat dijadikan pendapatan daerah. Adapun sumber pendapatan asli daerah
terdiri atas: hasil pajak daerah, hasil restribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil
pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan, lain-lain PAD yang sah. Oleh sebab
itu adapun jurnal yang akan kami bahas terkait materi manajemen dan pengelolaan keuangan
daerah yaitu pada jurnal utama yang berjudul The Effect Of Regional Original Income And
Balance Funding On Regional Government Financial Perfomancedan jurnal pembanding
Analisis Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera
Utara. Yang mana adapun tujuan kami dalam memilih jurnal ini untuk mengetahui
manajemen dan pengelolaan keuangan daerah khususnya di Sumatera Utara.

B. Identitas Jurnal
 Jurnal Utama

1. Judul : The Effect Of Regional Original Income And BalanceFunding


On Regional Government Financial Perfomance
2. Pengarang Artikel :Noor Farida Awwaliyah, Ratno Agriyanto, Dessy Noor Farida
3. Edisi Terbit : 2019
4. Nama Jurnal : Jurnal Of Islamic Accounting And Finance Research
5. Penerbit : Universitas Islam Negeri Walisongo
6. Kota Terbit : Semarang
7. Vol/No : Vol 1, No 1
8. ISSN :2715-0429

 Jurnal Pembanding Pertama

1. Judul : Analisis Anggaran Pendapatan Dan Belanja


Daerah Kabupaten/ Kota Di Provinsi Sumatera Utara
2. Pengarang Artikel : Murni Dahlena, Junita Putri Rajana
3. Edisi Terbit : 2020
4. Nama Jurnal : Jurnal Of Economics Business and Accounting
5. Penerbit : Costing
6. Kota Terbit : Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
7. Vol/No : Vol 3, No 2
8. E-ISSN :2597-5234

BAB II

RINGKASAN JURNAL

A. Ringkasan Jurnal Utama

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN PENDANAAN PERIMBANGAN


TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Noor Farieda Awwaliyah, Ratno Agriyanto,Dessy Noor Farida


Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Indonesia
email: ratnoagriyanto@walisongo.ac.id

A. Pendahuluan

Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang melaksanakan otonomi
daerah berdasarkan Undang-Undang Otonomi Daerah Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah. Otonomi daerah merupakan perwujudan dari pergeseran sistem
pemerintahan yang terpusat menuju sistem desentralisasi yang bertujuan agar
pemerintah daerah dapat mempercepat kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
pelayanan kepada masyarakat dan mendorong kemandirian daerah sehingga tercipta
efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatan keuangan. sumber daya. Era Otonomi
Daerah seperti sekarang, dalam mewujudkan good governance, gubernur melakukan
upaya peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara
(Pramono, 2014). Dengan adanya otonomi daerah maka Pemerintah Daerah
melaksanakan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah yang diatur.

Pada tahun 2017, meskipun Provinsi Jawa Tengah telah mendapatkan opini Wajar
Tanpa Pengecualian, namun masih ada empat Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah
yang berpendapat wajar dengan Pengecualian yaitu Kabupaten Brebes, Klaten,
Rembang, dan Kota Tegal. Kabupaten Rembang tidak pernah mendapatkan opini
Wajar Tanpa Pengecualian karena faktor pencatatan aset yang belum diselesaikan
(Nurfmrembang, 2017).

B. Pembahasan
Berdasarkan temuan di atas, terlihat jelas bahwa kinerja keuangan pemerintah
daerah dinilai kurang baik. Untuk menilai kinerja keuangan pemerintah daerah adalah
dengan melakukan analisis rasio anggaran pemerintah daerah yang telah ditetapkan
dan disetujui. Penelitian seperti ini pernah dilakukan oleh Gita Maiyora yang
menunjukkan bahwa ROI kekayaan tidak berpengaruh dan pendapatan antar
pemerintah berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah kabupaten di Pulau
Sumatera (Maiyora, 2015). Penelitian Putu Riesty Masdiantini dan Ni Made Adi
Erawati menunjukkan bahwa ROI kesejahteraan dan pendapatan antar pemerintah
tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah (Erawati, 2016).
Dalam kaitannya dengan sektor publik, teori yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teori stewardship yang menjelaskan hubungan antara principal dan steward.
Menurut Lex Donaldson dan James H. Davis, teori penatagunaan menggambarkan
situasi di mana manajemen tidak dimotivasi oleh tujuan individu melainkan ditujukan
untuk kepentingan organisasi (Davis, 1991). Teori Stewardship menjelaskan
hubungan antara principal yaitu people dan stewards yaitu pemerintah. Hubungan ini
tercipta karena kodrat manusia yang dapat dipercaya, bertanggung jawab, memiliki
integritas dan kejujuran di sisi lain. Pemerintah sebagai pihak yang memiliki lebih
banyak informasi khususnya di bidang keuangan diharapkan mampu menghadirkan
transparansi kepada masyarakat sesuai dengan harapan dan keyakinan yang telah
diberikan oleh masyarakat. Menurut Raharjo (2007) teori kepengurusan berakar dari
psikologi dan sosiologi yang dirancang untuk menjelaskan situasi dimana manajer
adalah seorang pelayan dan bertindak untuk kepentingan pemilik. Teori ini
menjelaskan bahwa manajer akan berperilaku sesuai dengan kepentingan bersama.
Jika kepentingan pengurus dan pemilik tidak sama, pengurus akan berusaha untuk
bekerja sama daripada menentangnya, karena pengurus merasakan kepentingan yang
sama dan berperilaku sesuai dengan perilaku pemilik. Kinerja Keuangan
Pemerintah Daerah Kinerja Keuangan
adalah pencapaian dari apa yang direncanakan, baik oleh individu maupun organisasi.
Sederhananya, kinerja seseorang atau organisasi dikatakan baik jika hasil yang
dicapai sesuai dengan target yang direncanakan. Jika pencapaiannya melebihi target
maka kinerjanya dikatakan sangat baik, sedangkan jika lebih rendah dari target dapat
dikatakan kinerjanya buruk.
Kinerja keuangan adalah pengukuran kinerja dengan menggunakan indikator
keuangan. Kinerja keuangan daerah atau kemampuan daerah merupakan salah satu
ukuran yang digunakan untuk melihat kemampuan daerah dalam menjalankan
otonomi daerah (Halim, 2012). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan
bahwa kinerja keuangan pemerintah daerah merupakan gambaran pencapaian suatu
program /kebijakan yang telah direncanakan oleh pemerintah daerah untuk periode
tertentu yang dapat diukur dengan menggunakan indikator keuangan. Pengukuran
kinerja adalah proses pemantauan dan pelaporan pencapaian kegiatan secara terus
menerus, terutama kemajuan pada tujuan yang direncanakan. Pengukuran kinerja
secara terus menerus akan memberikan umpan balik, sehingga terjadi upaya
perbaikan terus menerus untuk mencapai tujuan di masa yang akan datang.
Pengukuran kinerja terhadap institusi atau organisasi tidak hanya berlaku pada
institusi atau organisasi yang berorientasi profit, tetapi juga perlu dilakukan pada
institusi atau organisasi non komersial. Hal tersebut dilakukan agar dapat mengetahui
sejauh mana pemerintah dalam menjalankan tugasnya dalam penyelenggaraan
pemerintahan dalam melaksanakan pembangunan dan pengabdian kepada masyarakat
dengan menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan. Kinerja keuangan
pemerintah daerah merupakan bentuk pertanggungjawaban atas amanah yang telah
diberikan masyarakat kepada pemerintah daerah yang telah diatur oleh Allah SWT
dalam QS. An-Nisa ayat 58 dan QS. Al-Anfal ayat 27. Pemerintah wajib
mempertanggungjawabkan amanah yang telah diterimanya untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyatnya.

QS. An-Nisa ayat 58,

“Sesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk menyampaikan pesan kepada yang berhak


menerimanya dan menghakimi di antara umat manusia sehingga kamu dapat dibenarkan.
Allah adalah Yang Terbaik dari kamu. Allah itu Yang Mendengar, Yang Melihat”.

QS. Al-Anfal ayat 27

“Hai kamu yang beriman! Jangan mengkhianati Allah dan Rasul, atau mengkhianati
amanah yang kamu percayakan, seperti yang kamu tahu”.

Ayat di atas menjelaskan bahwa seseorang yang telah dipercayakan tidak dapat
mengkhianati. Hal ini terkait dengan pemerintahan yang telah dipercayakan oleh rakyat dan
harus menjalankan pemerintahan dengan baik tanpa memperlakukan rakyat dengan lebih
mengutamakan kepentingan rakyat daripada kepentingan pribadi.

Dana Perimbangan

Menurut UU No. 33 tahun 2004, dana perimbangan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

Bagi Hasil (Pajak dan Sumber Daya Alam)

Menurut UU No. 33 Tahun 2004, dana bagi hasil dijelaskan sebagai dana yang bersumber
dari APBN yang dialokasikan ke daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai
kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dalam penjelasannya, dana bagi
hasil dalam APBD merupakan penerimaan yang bersumber dari sumber daya nasional di
daerah berupa pajak dan sumber daya alam.

Dana Alokasi Umum (GAF)

Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara


Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah disebutkan bahwa dana alokasi umum adalah dana
yang bersumber dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan
keuangan. antardaerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi.

Dana pendapatan

Pemerintah daerah dalam pembiayaan pembangunan dan usaha daerah untuk meminimalkan
ketergantungan dana dari pemerintah pusat. Kemampuan suatu daerah untuk menggali
Pendapatan Asli Daerah akan mempengaruhi perkembangan dan perkembangan daerah
tersebut. Selain itu, semakin besar kontribusi pendapatan asli daerah terhadap total anggaran
belanja daerah, maka kinerja pemerintah akan semakin baik. Kelompok pendapatan asli
daerah dibedakan menjadi empat jenis pendapatan (Halim, 2012): 1) Pajak Daerah;
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; Dinyatakan
bahwa yang dimaksud dengan pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh
perseorangan dan badan kepada daerah tanpa manfaat langsung yang seimbang, yang dapat
dikenakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah. . 2) Retribusi
Daerah; Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi
Daerah, Retribusi Daerah adalah Retribusi Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau izin
khusus yang diberikan secara khusus dan / atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk
kepentingan perseorangan atau badan. 3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Terpisah;
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan merupakan pendapatan daerah yang
diperoleh dari pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. 4) Pendapatan Asli Daerah Sah
Lainnya; Pendapatan tersebut merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari orang lain
yang menjadi milik pemerintah daerah.
C. Hasil dan Pembahasan

Hasil penghitungan kinerja keuangan pemerintah daerah (Rasio Kemerdekaan Daerah)


menunjukkan bahwa rata-rata kemandirian kabupaten di Provinsi Jawa Tengah untuk periode
2016-2017 sebesar 23,29% dengan nilai standar deviasi 11,62%. Rata-rata tingkat
kemandirian Jawa Tengah sebesar 23,29% yang termasuk dalam kriteria kemandirian
finansial sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah kabupaten / kota di Jawa
Tengah masih sangat bergantung pada bantuan dari pusat atau daerah dan belum mampu
menggali sumber ROI secara optimal.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori dan sejalan dengan penelitian Ebit Juliawati,
Darwanis, Jalaluddin (2012) yang menyatakan bahwa ROI berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan pemerintah daerah. Peningkatan ROI akan berdampak pada peningkatan
kinerja keuangan pemerintah. Hal ini dapat terjadi karena Pemerintah Kabupaten / Kota di
Provinsi Aceh menekankan pada penerimaan dari ROI yang berasal dari berbagai sumber
yang dikelola oleh daerah dalam bentuk penerimaan pajak, retribusi dan penerimaan sah
lainnya yang diatur dalam Undang-Undang.

Penelitian yang dilakukan oleh Riswanda Imawan dan Agus Wahyudin (2014) juga
menunjukkan hasil yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kekayaan (ROI)
berpengaruh positif terhadap kemandirian finansial wilayah Jawa Tengah. Kemakmuran
sangat erat kaitannya dengan kegiatan ekonomi yang berjalan di daerah tersebut. PDRB yang
tinggi menandakan bahwa kegiatan ekonomi daerah sedang menggeliat dengan baik,
sehingga penerimaan dari pendapatan asli daerah akan lebih tinggi. Banyaknya faktor
produksi yang muncul akan mendatangkan penerimaan daerah berupa pajak dan retribusi
yang menjadi pendapatan kas daerah. Pendapatan asli daerah yang tinggi akan menyebabkan
tingkat kemandirian finansial daerah menjadi lebih baik.
B. Ringkasan Jurnal Kedua

ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH


KABUPATEN / KOTA DI PROVINSI SUMATERA UTARA
REVENUE AND EXPENDITURE BUDGET ANALYSIS OF CITIES IN NORTH
SUMATERA PROVINCE

Murni Dahlena, Junita Putri Rajana


Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah

murnidahlenanst@umnaw.ac.id

ABSTRAK

APBD menunjukkan kemampuan potensial suatu daerah dalam mengelola sumber


daya daerahnya untuk dijadikan sumber pendapatan dalam rangka pembangunan serta
kesejahteraan daerah. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dan
mengidentifikasi kemampuan keuangan daerah untuk kepentingan perencanaan tahun
berikutnya atau kepentingan lainnya. Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah
(APBD) merupakan rencana keuangan yang dipersiapkan oleh masing-masing daerah
berdasarkan Peraturan Daerah, dalam hal ini adalah daerah kabupaten/kota yang ada
di Provinsi Sumater Utara. Penelitian ini menggunakan dat APBD kabupaten/kota
yang ada di Provinsi Sumatera Utara selama 4 tahun terakhir yaitu tahun 2014 sampai
dengan 2017. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan pemerintah
kabupaten / kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara sudah baik dan mandiri
ditandai dengan besarnya komponen pendapatan asli daerah yang terus meningkat
dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2017.
Kata Kunci : Pendapatan, Belanja, Kinerja.

A. Pendahuluan
Pemerintah daerah menggunakan Aggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) untuk merencanakan keuangan pemerintah daerah selama 1 tahun
anggaran. APBD dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan
Dewan Perwakilan Rkyat Daerah (DPRD) dan hasilnya ditetapkan dengan
ketentuan Perturan Daerah. APBD menunjukkan kemampuan potensial suatu
daerah dalam mengelola sumber daya daerahnya untuk dijadikan sumber
pendapatan dalam rangka pembangunan serta kesejahteraan daerah. APBD yang
dianggarkan memiliki dketerkaitan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN), karena sumber pendapatan suatu daerah tidak hanya bersumber
dari daerah itu sendiri. Didalam komponen APBD suatu daerah juga terdapat
anggaran dana transfer dari pemerintah pusat yang tertuang dalam APBN. Dengan
adanya keterkaitan APBD dan APBN maka pemerintah daerah harus dapat
mencapai dan atau menciptakan pola belanja yang ideal, yaitu pola belanja yang
seimbang dengan pendapatan.
Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) merupakan suatu rencana
kerja kuantitatif pemerintah yang dinyatakan dalam satuan moneter. Komponen
APBD mencerminkan sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran pemerintah
daralm rangka membiayai kegiatan daerah selama 1 (satu) tahun anggaran. APBD
dapat dijadikan salah satu alat untuk melaksanakan pelayanan kepada masyarakat
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat demi tercapainya tujuan
otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab (Haryani, 2016). Proses
penyusunan APBDharus benar-benar dilaksanakan dengan mempertimbangkan
kebutuhan masyarakat dan tetap memperhatikan potensi keanekaragaman sumber
daya yang ada di daerah tersebut. Komponen APBD terdiri dari pendapatan,
belanja dan pembiayaan. Komponen pendapatan yang ada di Pendapatan daerah
terdiri dari 3 (tiga) sumber yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana
Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapaan Daerah yang Sah (Sinambela, 2016).
Selanjutnya, komponen belanja yang ada di dalam APBD terdiri dari belanja
Langsung dan Belanja Tak Langsung. Belanja langsung terdiri dari Belanja
Aparatur Daerah, Belanja Pelayanan Publik, Belanja Bagi Hasil dan Bantuan
Keuangan. Belanja Tak Langsung. diklasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu
Belanja Administrasi Umum, Belanja Operasi dan Pemeliharaan, dan Belanja
Modal / Pembangunan. Belanja Pelayanan Publik dikelompokkan menjadi 3 yakni
Belanja Administrasi Umum, Belanja Operasional dan Pemeliharaan, serta
Belanja Modal. Pembiayaan merupakan komponen APBD yang terakhir,
pembiayaan adalah sumber sumber penerimaan dan pengeluaran daerah yang
dimaksudkan untuk menutup defisit anggaran atau sebagai alokasi surplus
anggaran (Suryantini, 2017). Menurut kelompok sumbernya, pembiayaan terdiri
dari: sumber penerimaan daerah dan sumber pengeluaran daerah. Sumber
pembiayaan berupa penerimaan daerah adalah: sisa lebih anggaran tahun lalu,
penerimaan pinjaman dan obligasi, hasil penjualan aset daerah yang dipisahkan,
dan transfer dari dana cadangan. Sedangkan sumber pembiayaan berupa
pengeluaran daerah terdiri atas: pembayaran utang pokok yang telah jatuh tempo,
penyertaan modal, transfer ke dana cadangan, dan sisa lebih anggaran tahun
sekarang (Ramadhani, 2016). Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, Pendapatan Daerah merupakan hak Pemerintah
Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan. Hak yang dimaksud dalam pendapatan daerah
adalah semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang
menambah ekuitas dana dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.
Sumber pendapatan daerah terdiri atas Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan
Transfer dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah (Risyanto, 2015).
Pengelolaan pendapatan daerah sangat penting dilakukan agar dapat
mengoptimalkan sumber pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan
kapasitas fiskal daerah tersebut dalam rangka memaksimalkan penyelenggaraan
pemerintahan untuk pelayanan kepada masyarakat.

B. Pembahasan Jurnal
Dalam menganalisis belanja daerah, terdapat ketentuan bahwa belanja yang
telah dianggarkan dengan batas maksimum pengeluaran yang boleh dilaksanakan
oleh pemerintah daerah. Belanja daerah dapat mencerminkan kinerja pemerintah
daerah baik atau buruk. Kinerja pemerintah daerah dikatakan baik pabila realisasi
belanja tidak melebihi dari yang telah dianggarkan, begitu jug sebaliknya. Analisis
varians juga dapat dilakukan untuk menilai apakah realisasi belanja daerah telah
berjalan efektif dan efisien sesuai yang telah dianggarkan. Berdasarkan Laporan
Realisasi Anggaran yang dibuat oleh pemerintah, pembaca laporan dapat
memperoleh informasi secara langsung besarnya varians anggaran belanja dengan
realisasinya yang dapat dinyatakan dengan nilai nominal atau besarnya persentasi
perbedaan. bisa dinyatakannya dalam nilai nominalnya atau presentasenya
(Hiariey, 2017) Selisih anggaran belanja daerah dikategorikan dua jenis, yaitu:
selisih disukai (favourable variance), dan selisih tidak disukai (unfavourable
variance). Favourable variance terjadi apabila realisasi belanja lebih kecil dari
yang telah dianggarkan.(Kaeng & Saerang, 2017) Keuangan daerah merupakan
kemampuan pemerintah daerah dalam mengelola keungan yang dimulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan pengevaluasian
berbagai sumber keuangan sesuai dengan kewenangan pemerintah daerah dalam
rangka terwujudnya tujuan desentralisasi Menurut UU No.17 Tahun 2003,
keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban pemerintah daerah dalam
rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang, serta
segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan milik
daerah berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban daerah tersebut.
Ruang lingkup keuangan daerah meliputi hak daerah untuk memungut pajak dan
retribusi daerah serta melakukan pinjaman, kewajiban daerah untuk
menyelenggarakn urusan pemerintahan daerah, penerimaan dan pengeluaran
daerah, kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain, dan kekayaan
pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dlam rangka penyelenggaraan
tugas pemerintahan atau kepentingan umum Beberapa penelitian telah melakukan
analisa terhadap APBD dari berbagai daerah di Indonesia dengan menggunakan
metode analisa yang berbeda-beda (Suryantini, 2017; Ramadhani 2016; Hiariey
2017). Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat realisasi
APBD, komponen keuangan, pola belanja dan tingkat kemandirian keuangan
kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara mulai dari tahun 2014
sampai dengan 2017.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan teknik analisa kualitatif. Data
atau informasi berbentuk angka-angka yang nantinya akan ditarik kesimpulan
dengan cara membandingkan data yang satu dengan yang lainnya. Analisis data
yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif, yaitu memberikan
penjelasan denagn melihat perkembangan kinerja keuangan pemerintah
kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai bentuk perencanaan
pembangunan daerah yang memuat program-program pembangunan secara rinci
sekaligus dengan sumber pembiayaannya. Sejalan dengan tujuan otonomi dan
desentraliasi, maka pemerintah daerah diharapkan dapat mandiri dalam mengelola
keuangannya. Besaran kontribusi pengeluaran pemerintah daerah sangat
berpengaruh terhadap pengeluaran pemerintah daerah yang berkaitan dengan
pertumbuhan ekonomi. Program pembangunan dinyatakan dalam satuan moneter
dan dianggarkan dalam APBD yang seyogyanya merupakan bentuk terencana
yang dilakukan pemerintah 2020.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Relevansi Antar Topik

Dalam jurnal utama menjelaskan tentang Pengaruh pendapatan asli daerah dan
pendanaan perimbangan terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah yaitu Dengan
adanya otonomi daerah maka Pemerintah Daerah melaksanakan pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan daerah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Pasal
4 Nomor 105 Tahun 2000 yang menegaskan bahwa pengelolaan keuangan daerah
harus dilaksanakan secara tertib, taat, aplikatif, efisien, efektif, hukum dan peraturan
yang transparan dan bertanggung jawab terkait keadilan dan kepatuhan. Sehingga
topik ini tentu saja berkaitan dengan politik lokal dan otonomi daerah. Pendapatan asli
daerah merupakan sumber utama pendapatan daerah yang bersumber dari
pengembangan potensi daerah yang ada dan digunakan untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat. Semakin besar kinerja keuangan pendapatan asli
daerah pemerintah karena tingkat kemandirian daerah semakin tinggi.
Sedangkan pada jurnal pembanding topic yang dibahas adalah mengenai
Analisis Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi
Sumatera Utara dimana dijelaskan yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) sebagai bentuk perencanaan pembangunan daerah yang memuat program-
program pembangunan secara rinci sekaligus dengan sumber pembiayaannya. Sejalan
dengan tujuan otonomi dan desentraliasi, maka pemerintah daerah diharapkan dapat
mandiri dalam mengelola keuangannya. Besaran kontribusi pengeluaran pemerintah
daerah sangat berpengaruh terhadap pengeluaran pemerintah daerah yang berkaitan
dengan pertumbuhan ekonomi. Sehingga topik ini tentu saja berkaitan dengan politik
lokal dan otonomi daerah, yaitu terkait dengan keuangan daerah.

B. Pokok Argumentasi Penulis dalam Pendahuluan


Dalam jurnal utama penulis berargumen bahwa pengukuran kinerja keuangan
pemerintah daerah sangat penting karena masih banyaknya permasalahan yang terjadi
di kabupaten-kabupaten di Jawa Tengah. Pengukuran kinerja ini diharapkan dapat
menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah daerah dan dapat digunakan sebagai
informasi publik kepada masyarakat. Pengukuran kinerja terhadap institusi atau
organisasi tidak hanya berlaku pada institusi atau organisasi yang berorientasi profit,
tetapi juga perlu dilakukan pada institusi atau organisasi non komersial. Hal tersebut
dilakukan agar dapat mengetahui sejauh mana pemerintah dalam menjalankan
tugasnya dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam melaksanakan pembangunan
dan pengabdian kepada masyarakat dengan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban keuangan.
Sedangkan pada jurnal pembanding Pengelolaan pendapatan daerah sangat
penting dilakukan agar dapat mengoptimalkan sumber pendapatan daerah dalam
rangka meningkatkan kapasitas fiskal daerah tersebut dalam rangka memaksimalkan
penyelenggaraan pemerintahan untuk pelayanan kepada masyarakat. Dalam
menganalisis belanja daerah, terdapat ketentuan bahwa belanja yang telah
dianggarkan dengan batas maksimum pengeluaran yang boleh dilaksanakan oleh
pemerintah daerah. Belanja daerah dapat mencerminkan kinerja pemerintah daerah
baik atau buruk. Kinerja pemerintah daerah dikatakan baik pabila realisasi belanja
tidak melebihi dari yang telah dianggarkan, begitu jug sebaliknya. Analisis varians
juga dapat dilakukan untuk menilai apakah realisasi belanja daerah telah berjalan
efektif dan efisien sesuai yang telah dianggarkan.

C. Pemilihan Cakupan Kajian Teori

Dalam jurnal utama kajian teori yang digunakan yaitu bahwa Kinerja
keuangan adalah pengukuran kinerja dengan menggunakan indikator keuangan.
Kinerja keuangan daerah atau kemampuan daerah merupakan salah satu ukuran yang
digunakan untuk melihat kemampuan daerah dalam menjalankan otonomi daerah
(Halim, 2012).Pengukuran kinerja dinilai sangat penting untuk menilai akuntabilitas
organisasi dalam menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik. Akuntabilitas
bukan hanya kemampuan yang menunjukkan bagaimana uang publik dibelanjakan,
tetapi mencakup kemampuan untuk menunjukkan bahwa uang publik telah
dibelanjakan secara ekonomis, efisien dan efektif (Mardiasmo, 2009). Menurut
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, pendapatan asli daerah merupakan sumber
pendapatan asli daerah yang digali untuk digunakan sebagai modal pemerintah daerah
dalam pembiayaan pembangunan dan usaha daerah untuk meminimalkan
ketergantungan dana dari pemerintah pusat.Pengertian dana alokasi khusus diatur
dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Keuangan Pusat dan Keuangan Daerah, yang menyatakan bahwa dana alokasi khusus
yang selanjutnya disebut dana alokasi khusus adalah dana.Menurut Undang-Undang
Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah disebutkan bahwa dana alokasi umum adalah dana yang
bersumber dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan
keuangan. antardaerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi.
Sedangkan pada jurnal pembanding kajian teori yang digunakan yaituMenurut
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pendapatan
Daerah merupakan hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Hak yang
dimaksud dalam pendapatan daerah adalah semua penerimaan uang melalui rekening
kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana dan tidak perlu dibayar kembali oleh
daerah. Sumber pendapatan daerah terdiri atas Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan
Transfer dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah (Risyanto, 2015).Menurut UU
No.17 Tahun 2003, keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban pemerintah
daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan
uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan
milik daerah berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban daerah tersebut.

D. Metodologi Penelitian
Dalam jurnal utama dilihat dari sifatnya, penelitian ini tergolong penelitian
kuantitatif (desain penelitian konklusif). Data yang digunakan adalah data sekunder
yang diperoleh dari dokumentasi Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi
Jawa Tengah. Data diproses dengan bantuan perangkat lunak SPSS 22.0 untuk
Windows. Penelitian ini mengkaji dua variabel independen yaitu pendapatan asli
daerah dan dana perimbangan. Variabel Pendapatan Asli Daerah diukur dengan
mencari kontribusinya terhadap Total Pendapatan Daerah Sedangkan variabel Dana
Perimbangan diukur dengan mencari kontribusinya terhadap Total Pendapatan
Daerah. Sedangkan dalam jurnal pembanding metodologi penelitian yang digunakan
yaitu dilaksanakan dengan menggunakan teknik analisa kualitatif.Data atau informasi
berbentuk angka-angka yang nantinya akan ditarik kesimpulan dengan cara
membandingkan data yang satu dengan yang lainnya. Analisis data yang digunakan
pada penelitian ini adalah analisis deskriptif, yaitu memberikan penjelasan denagn
melihat perkembangan kinerja keuangan pemerintah kabupaten/kota yang ada di
Provinsi Sumatera Utara. Data penelitian bersumber dari Laporan APBD dan Laporan
Realisasi Anggaran seluruh kabupaten / kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara.
E. Kerangka Berfikir

Dalam jurnal utama yang bertema “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Pendanaan
Perimbangan Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah”, karya Noor Farieda
Awwaliyah, Ratno Agriyanto, dan Dessy Noor Farida, berdasarkan pada pembahasan
yang termuat didalamnya, maka dapat kami uraikan sebuah kerangka berpikir penulis.
Yang mana penulis dalam jurnal utama menggambarkan sebuah kerangka berpikir yaitu
meliputi pada ;

Pengaruh Pendapatan Asli


Efektivitas Peran Daerah dan Pendanaan
Pemerintah di Kabupaten Perimbangan Terhadap
Jawa Tengah Kinerja Keuangan
Pemerintah Daerah
F.
G.

PengotimalanPotensi
Sumber Pendapatan
Keuangan Pemerintah
daerah Kabupaten Jawa
Tengah

Peningkatan Kinerja
Keuangan Daerah
Kabupaten Jawa Tengah

F. Analisis Jurnal

Menurut analisis dalam pembahasan jurnal utama, memuat pada peta konsep di atas.
Yang mana pembahasan yang penulis uraikan dalam jurnal utama tersebut menggambarkan
bagaimana peranan pemerintah daerah Jawa Tengah. Penulis memfokuskan penelitiannya
tentang seperti apa sebenarnya pengaruh pendapatan asli daerah dan pendanaan perimbangan
terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Pemerintah di Kabupaten Jawa Tengah
diharapkan untuk mampu mengatasi permasalahan yang sedang terjadi, seperti adanya sebuah
ketergantungan pada Pemerintah Kabupaten Jateng terhadap pemerintah pusat.

Terkait hal ini diharapkan pemerintah Kabupaten Jateng mampu mengurahi


ketergantungan itu dengan cara pengoptimalan potensi sumber pendapatan yang ada, agar
mampu meningkatkan kinerja keuangan daerahnya. Dengan begitu penelitian di jurnal utama
ini fokusnya terbagi menjadi dua bagian variabel, meliputi pada pendapatan asli daerah dan
pendapatan antar pemerintah dengan menggunakan indeks kemandirian untuk variabel
terikat.
Sedangkan dalam jurnal pembanding dengan judul jurnal “Analisis Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Kabupaten/ Kota di Provinsi SumatraUtara”, karya Murni DahleN, dan
Junita Putri Rajana. Merupakan sebuah jurnal yang berdasarkan pada pembahasan isi jurnal,
maka dapat digambarkan sebuah krangka berpikir penulis berdasarkan berikut;

Anggaran Belanja
Pemerintah Kabupaten/
Kota di Sumatra Utara
(2014-2017)
Sumber Pendapatan
Pemerintah Kabupaten/
H.
Kota di Provinsi Sumatra Komponen Pendapatan
I. Utara (2014-2017) Pemerintah Kabupaten/
Kota di Sumatra Utara
(2014-2017)

Kinerja Keuangan
Pemerintah Kabupaten/
Kota di Sumatra Utara
(2014-2017)

Penulis dalam jurnal pembading memberikan uraikan penjelasan dalam pembahasan


jurnal berdasar pada kerangka berpikir pada gambaran peta konsep diatas. Dimana penulis
menerangkan mengenai APBN serta pendapatan dan anggaran belanjar di provinsi SUMUT.
Penulis berusaha menjelasakan sebuah analisinya dalam mengidentifikasi kemampuan
keuangan daerah dalam kepentingan sebuah perencanaan kepentingan di setiap tahunnya
(2014-2917). Dengan kerangka berfikir ini, penulis dalam jurnal pembanding melihat
bagaimana peningkatan terjadi disetiap tahunnya dalam pengunaan APBD Kabupaten/Kota di
Sumatra Utara.

G. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal

Kalau dari segi penggunaan kalimat sudah bagus dan baik tidak ada permasalahan
kedua jurnal uggul dalam hal itu,dari segi kemukhtahiran jurnal kedua jurnal kedua jurnal
cukup relapan dijadikan jurnal utama dan jurnal pembanding dimana kedua jurnal sama-sama
membahas tentang keuangan daerah dengan focus permasalahan masing-masing yaitu
membahas tema dalam jurnal utama tersebut menggambarkan bagaimana peranan pemerintah
daerah Jawa Tengah. Penulis memfokuskan penelitiannya tentang seperti apa sebenarnya
pengaruh pendapatan asli daerah dan pendanaan perimbangan terhadap kinerja keuangan
pemerintah daerah. Pemerintah di Kabupaten Jawa Tengah diharapkan untuk mampu
mengatasi permasalahan yang sedang terjadi, seperti adanya sebuah ketergantungan pada
Pemerintah Kabupaten Jateng terhadap pemerintah pusat. pemerintah Kabupaten Jateng
mampu mengurahi ketergantungan itu dengan cara pengoptimalan potensi sumber
pendapatan yang ada, agar mampu meningkatkan kinerja keuangan daerahnya.

Sedangkan pada jurnal pembanding mengenai APBN serta pendapatan dan anggaran
belanjar di provinsi SUMUT. Penulis berusaha menjelasakan sebuah analisinya dalam
mengidentifikasi kemampuan keuangan daerah dalam kepentingan sebuah perencanaan
kepentingan di setiap tahunnya (2014-2917). penulis dalam jurnal pembanding melihat
bagaimana peningkatan terjadi disetiap tahunnya dalam pengunaan APBD Kabupaten/Kota di
Sumatra Utara. Dimana kedua jurnal ini sudah baik dan bisa dijadikan sebagai referensi.
Namun dari kedua jurnal ini yg lebih unggul adalah jurnal utama. Alasan kami mengatakan
jurnal utama lebih unggul dikarenakan jika dilihat dari segi penulisan susunan kalimatnya
lebih baik jurnal utama.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dan saran yang diajukan oleh penulis dalam jurnal utama dan
pembanding yaitu pertama, dalam jurnal utama dikatakan bahwa pendapatan asli daerah
ternyata berpengaruh positif pada kinerja keuangan pemerintah daerah. Selain pendapatan
antar pemerintah berpengaruh positif juga pada kinerja keuangan pemerintah daerah. Jadi
pendapatan asli daerah dan pendapatan asntar pemerintah, keduannya menaruh pengaruh
pada kinerja keuangan pemerintah daerah. Sedangkan yang kedua, dalam jurnal pembanding
dikatakan bahwah ternyata sumber pendapatan pemerintahh kabupaten/ kota di provinsi
SUMUT mengalami yang namanya kenaikan pada setiap tahunnya dari tahun 2014-2017.
Selain ini dalam komponen pendapatan yang berasal dari dana bantuan pemerintah
pusat,ternyata mengakami penurunan dari tahun 2014-2017. Selebihnya dalam kinerja
keuangan daerah mengalami kenaikan yang signifikan dari tahun 2014-2017.
B. Saran

Adapun saran yang diajukan dalam setiap jurnal yaitu meliputi pada pemerintah daerah
agar kiranya dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas manajemen pengolaan
keuangan daerah. Agar tetap dalam posisi baik dan mandiri. Selain itu pemerintah setiap
daerah harus mampu mengoktimalkan potensi sumber pendapatan keuangan pemerintah,
yang ada disetiap daerahnya.

DAFTAR PUSTAKA

Awwaliyah Farida Noor,Agriyanto Ratno.2019.The effect Of Regional Income And Balance


FundingOn Regional Government Financial Performance.Jurnal Of Islamic Accounting And
Finance Research Universitas Islam Negeri Walisongo:Semarang.

Murni Dahlena,Rajaan Putri Junita.2020.Analisis Anggaran Pendapatan Dan Belanja


Daerah Kabupaten/ Kota Di Provinsi Sumatera Utara.Jurnal Of Economics Business and
Accounting Costing.Universitas Muslim Nusantara AWashliyah.

Anda mungkin juga menyukai