“Ekonomi Syariah ”
Disusun Oleh:
Rianto Harapan Munthe
7183143002
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan kasih
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas critical book mengenai “Ekonomi Syariah” ini.
Saya juga berterima kasih kepada Ibu Dr. Noni Rozani S.E., M.Si selaku dosen pengampu yang
telah memberikan bimbingan nya dalam penyelesaian tugas critical book ini.
Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kuliah mata kuliah Ekonomi
Syariah. Saya berharap makalah ini menjadi lebih baik dengan kritik dan saran para pembaca.
Kritik dan saran yang membangun membangun untuk membuat makalah yang lebih baik
kedepannya.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih dan semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi
pembaca nya.
Rianto H Munthe
2
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1.4 Identitas Buku
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Buku Utama
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Critical book report atau kritik buku merupakan suatu kegiatan penting dilakukan oleh
mahasiswa karena dapat menambah wawasan mahasiswa, dan melatih kemampuan berpikr kritis
dari mahasiswa. Salah satu mata kuliah Ekonomi Syariah mengharuskan tiap mahasiswa
mengkritisi sebuah buku. Buku yang akan dikritisi adalah buku pembelajaran tentang Ekonomi
Syariah. Ekonomi Syariah sendiri dominan membahas bagaimana tata cara menjalankan kegiatan
ekonomi dengan berlandaskan alquran dan hadist sebagai pedomannya yang mana dalam mata
kuliah ini tujuan utamanya untuk membentuk karakter mahasiswa. Mengingat pentingnya
kegiatan Ekonomi Syariah ini untuk diketahui saat ini sehingga perlu adanya pengetahuan yang
lebih dalam mengenai pembelajaran Ekonomi Syariah. Diharapkan melalui kegiatan
pengkritikan buku ini akan membantu untuk memahami lebih dalam apa itu Ekonomi Syariah.
Sehingga kelak ketika sudah lulus mahasiswa telah memiliki bekal pengetahuan yang baik
mengenai Ekonomi Syariah ini.
1.2 Tujuan
1. Untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Ekonomi Syariah.
2. Untuk melatih diri sebagai mahasiswa/mahasiswi untuk dapat berpikir kritis dalam mencari
informasi dari buku yang di kritik.
3. Untuk menambah wawasan tentang Ekonomi Syariah.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari buku yang di kritik.
1.3 Manfaat
1. Menambah keterampilan mengkrtik buku.
2. Menambah pengetahuan mengenai buku yang baik digunakan untuk Ekonomi Syariah.
3. Dapat mencontoh kegiatan Ekonomi Syariah yang baik dan benar.
4. Mengetahui perkembangan Ekonomi Syariah.
4
1.4 Identitas Buku
Buku Utama
1. Judul buku : Ekonomi Syariah
2. Penulis : Fuadi, Eko Sudarmanto, Basaria Nainggolan, Sri Martina Noni
Rozaini, Nurani Puspa Ningrum Ahmad Fauzul Hakim Hasibuan, Muhammad Fitri
Rahmadana Edwin Basmar, Erna Hendrawato\i
3. Penerbit : Yayasan Kita Menulis
4. Tahun Terbit : 2021
5. Kota Terbit : Medan
Buku Pembanding 1
1. Judul buku : Ekonomi Syariah
2. Penulis : Prof. Dr. H Juhaya S Pradja M.A
3. Penerbit : CV Pustaka Setia
4. Tahun Terbit : 2012
5. Kota Terbit : Bandung
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Buku Utama
BAB 5 Konsumsi Dan Kebutuhan Dalam Islam
Konsep Konsumsi
6
mengharapkan bantuan makanan, maka bersabda Nabi SAW : “Siapa yang mempunyai
kelebihan kendaraan harus dibantukan pada yang tidak memmpunyai kendaraan. Dan siapa yang
mempunyai kelebihan bekal harus dibantukan pada orang yang tidak berbekal.” kemudian
Rasulullah menyebut berbagai macam jenis kekayaan hingga kita merasa seseorang tidak berhak
memiliki sesuatu yang lebih dari kebutuhan hajatnya”. (H.R. Muslim).
7
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Qs. Al-Qashash:7)
2) Untuk mewujudkan kerjasama antar anggota masyarakat dan tersedianya jaminan sosial.
Takdir manusia didunia ini berbeda-beda, ada yang ditakdirkan menjadi kaya dan sebaliknya,
ada yang pada posisi pertengahan. Tidak pantas bagi seorang Muslim yang melihat kerabat,
tetangga, atau saudara Muslim yang kelaparan, sengsara, sedang ia tidak melakukan sesuatu
apapun untuk membantunya
3) Untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab individu terhadap kemakmuran diri, keluarga dan
masyarakat sebagai bagian aktivitas dan dinamisasi ekonomi. Islam telah memberi kewajiban
adanya pemberian nafkah terhadap beberapa kelompok masyarakat yang termasuk dalam
kategori saudara dan yang digolongkan sebagai saudara.
Karakteristik Konsumen
Dalam Ekonomi Islam Selain berfungsi sebagai penopang kehidupan, konsumsi juga berfungsi
sebagai salah satu instrumen untuk mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi di sebuah negara.
Di bawah ini adalah beberapa karakteristik konsumsi dalam prespektif ekonomi Islam, di
antaranya adalah:
1) Konsumsi bukanlah aktifitas tanpa batas, melainkan juga terbatasi oleh sifat kehalalan dan
keharaman yang telah digariskan oleh syara'. Sebagaimana firman Allah SWT َ
ع ْ َوال َ ُكم ُ ب َ ی َ ال َّ َّ@ ِن َد ُّ ُ ِحffَ (ی ُ ل َّ َّ@ َل َح أ وا إ ْت َ ت2 ا ال َی َا أffوا َ ِطی ُ ُ َ ِّحر وا َال ت ُ َمن َ َِّذی َن آ ُّ َھffا ِت َما ّب م
ُ ال م ْعت ْ َِدی َن
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah
SWT halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah SWT
tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas".
2) Konsumen yang rasional (mustahlik al-aqlani) senantiasa membelanjakan pendapatan pada
berbagai jenis barang yang sesuai dengan kebutuhan jasmani maupun ruhaninya. Cara seperti ini
dapat mengantarkannya pada keseimbangan hidup yang memang menuntut keseimbangan kerja
8
dari seluruh potensi yang ada, mengingat, terdapat sisi lain di luar sisi ekonomi yang juga butuh
untuk berkembang.
3). Menjaga keseimbangan konsumsi dengan bergerak antara ambang batas bawah dan ambang
batas atas dari ruang gerak konsumsi yang diperbolehkan dalam ekonomi Islam (mustawa
alkifayah). Mustawa kifayah adalah ukuran, batas maupun ruang gerak yang tersedia bagi
konsumen Muslim untuk menjalankan aktifitas konsumsi. Di bawah mustawa kifayah, seseorang
akan terjerembab pada kebakhilan, kekikiran, kelaparan hingga berujung pada kematian.
Sedangkan di atas mustawa al-kifayah seseorang akan terjerumus pada tingkat yang berlebih-
lebihan (mustawa israf, tabdzir dan taraf).
4). Memperhatikan prioritas konsumsi antara dlaruriyat, hajiyat dan takmiliyat. "Dlaruriyat
adalah komiditas yang mampu memenuhi kebutuhan paling mendasar konsumen Muslim, yaitu,
menjaga keberlangsungan agama (hifdz ad-din), jiwa (hifdz an-nafs), keturunan (hifdz an-nasl),
hak kepemilikan dan kekayaan (hifdz almal), serta akal pikiran (hifdz al-aql). Sedangkan hajiyat
adalah komoditas yang dapat menghilangkan kesulitan dan juga relatif berbeda antar satu orang
dengan lainnya, seperti luasnya tempat tinggal, baiknya kendaraan dan sebagainya. Sedangkan
takmiliyat adalah komoditi pelengkap yang dalam penggunaannya tidak boleh melebihi dua
prioritas konsumsi di atas.
9
2. Prinsip Kebersihan
Syariat yang kedua ini tercantum dalam kitab suci Al-Quran maupun Sunnah tentang makanan.
Harus baik atau cocok untuk dimakan, tidak kotor ataupun menjijikkan sehingga merusak selera.
Karena itu, tidak semua yang diperkenankan boleh dimakan dan diminum dalam semua keadaan.
Dari semua yang diperbolehkan makan dan minumlah yang bersih dan bermanfaat. Makna
kebersihan yang lain adalah membersihkan harta kita atau pendapatan kita sebelum dikonsumsi
dengan berzakat. Hal ini menjadi penting, karena jika kita memakan harta kita sampai habis
tanpa mengeluarkan zakatnya terlebih dahulu, maka hal ini sama artinya dengan kita mencuri
harta orang lain kemudian memakannya.
3. Prinsip Kesederhanaan.
Prinsip ketiga ini mengatur perilaku manusia mengenai makan dan minum adalah sikap tidak
berlebihan yang berarti janganlah makan secara berlebihan. Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah SWT halalkan bagi kamu, dan
janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas.(Al-Maidah: 87)
5. Prinsip Moralitas.
Bukan hanya mengenai makanan dan minuman langsung tetapi dengan tujuan terakhirnya, yakni
untuk peningkatan atau kemajuan nilai-nilai moral dan spiritual. Seseorang Muslim diajarkan
untuk menyebut nama Allah SWT sebelum makan dan menyatakan terima kasih kepada-Nya
setelah makan. Dengan demikian ia akan merasakan kehadiran Ilahi pada waktu memenuhi
10
keinginan-keinginan fisiknya. Hal ini penting artinya karena Islam menghendaki perpaduan
nilai-nilai hidup material dan spiritual yang berbahagia. kebenaran dan dampak mudharat baik
bagi dirinya maupun orang lain.
2. Membelanjakan Harta pada Bentuk yang Dihalalkan dan dengan Cara yang Baik
Islam mendorong dan memberi kebebasan kepada individu agar membelanjakan hartanya untuk
membeli barang-barang yang baik dan halal dalam memenuhi kebutuhan hidup. Kebebasan itu
diberikan dengan ketentuan tidak melanggar batas-batas yang suci serta tidak mendatangkan
bahaya terhadap keamanan dan kesejahteraan masyarakat dan negara. Senada dengan hal ini Abu
al-A’la al-Maududi menjelaskan, Islam menutup semua jalan bagi manusia untuk
membelanjakan harta yang mengakibatkan kerusakan akhlaq di tengah masyarakat, seperti judi
yang hanya memperturutkan hawa nafsu.
Dalam QS. Al-Maidah ayat 88 ditegaskan: Yang artinya: dan makanlah makanan yang halal lagi
baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepada-Nya. Kebutuhan adalah segala sesuatu yang harus dimiliki setiap manusia untuk
mempertahankan hidup dan memperoleh kesejahteraan serta kenyamanan. Sudah menjadi
kodratnya bahwa kebutuhan setiap manusia itu beragam dan tidak ada batasnya, baik jumlah
maupun macamnya. Adapun kebutuhan dasar yang harus terpenuhi seperti sandang, pangan,
papan dan cinta.
11
Konsep kebutuhan dalam Islam
Dalam konsep teori hierarki kebutuhan Maslow mengatakan bahwa terdapat lima tingkat
kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa
memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri.
Adapun dalam perspektif islam, kebutuhan ditentukan oleh konsep maslahah. Maslahah adalah
segala sesuatu yang memberikan manfaat baik untuk didunia maupun diakhirat. Menurut Syatibi,
kebutuhan dibedakan menjadi tiga, yaitu kebutuhan pokok/primer (dharuriyah), kebutuhan
pelengkap/sekunder (hajjiyah), dan kebutuhan perbaikan/tersier (tahsiniyah).(Sada, 2017)
1. Dharuriyat (primer) adalah kebutuhan paling utama dan paling penting. Kebutuhan ini harus
terpenuhi agar manusia dapat hidup layak. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi hidup manusia
akan terancam didunia maupun akhirat. Kebutuhan ini meliputi, khifdu din (menjaga agama),
khifdu nafs (menjaga kehidupan), khifdu 'aql (menjaga akal), khifdu nasl (menjaga keturunan),
dan khifdu mal (menjaga harta).
2. Hajiyat (sekunder)
3. Kebutuhan hajiyat adalah kebutuhan sekunder atau kebutuhan setelah kebutuhan dharuriyat.
Apabila kebutuhan hajiyat tidak terpenuhi tidak akan mengancam keselamatan kehidupan umat
manusia, namun manusia tersebut akan mengalami kesulitan dalam melakukan suatu kegiatan.
Kebutuhan ini merupakan penguat dari kebutuhan dharuriyat.
4. Tahsiniyat (tersier)
5. Kebutuhan tahsiniyah adalah kebutuhan yang tidak mengancam kelima hal pokok yaitu khifdu
din (menjaga agama), khifdu nafs (menjaga kehidupan), khifdu aql (menjaga akal), khifdu nasl
(menjaga keturunan), serta khifdu maal (menjaga harta) serta tidak menimbulkan kesulitan umat
manusia. Kebutuhan ini muncul setelah kebutuhan dharuriyah dan kebutuhan hajiyat terpenuhi.
12
BAB III
PENUTUP
1.1. Kelebihan dan Kekurangan Buku Utama
Kelebihan
1. Cover yang digunakan pada buku ini cukup menarik dimana gambar yang dipilih
mendeskripsikan isi buku.
2. Materi yang ingin disampaikan dijelaskan dengan kata-kata yang mudah
dipahami.
3. Terdapat gambar-gambar dan tabel pendukung yang membantu pemahaman
pembaca terhadap materi.
4. Memberikan kesimpulan pada akhir bab berupa rangkuman
5. Materi yang disajikan berfokus pada pengimplementasian dimana pembaca diajak
untuk menerapkan isi buku
6. Pada bagian akhir pembahasan disajikan soal yang berguna untuk menguji
pemahaman dari si pembaca
Kekurangan :
1. Dalam penyajian materi tidak terdapat contoh yang mendukung pemahaman
pembaca terkait materi yang disajikan. Akan lebih memudahkan pembaca jika
materi tersebut disajikan juga dengan contoh sehingga pembaca lebih paham
2. Pada halaman 65 pada materi konsep kebutuhan dalam islam, pada bagian
kebutuhan sekunder tidak terdapat penjelasan yang lebih mendetail dibagian ini
dimana akan menimbulkan sedikit ambiguitas karena tidak adanya konsep yang
diberikan penulis terkait kebutuhan sekunder tersebut terdiri atas apa saja
1.2. Kelebihan dan Kekurangan Buku Pembanding 1
Kelebihan
1. Materi yang ingin disampaikan dijelaskan dengan kata-kata yang mudah dipahami.
2. Terdapat table dan gambar pendukung yang di padukan dengan warna menarik yang
membantu pemahaman pembaca terhadap materi.
3. Materi yang dihadirkan bersifat sistematis dimana diawal disajikan dari yang
bersifat nalar rendah berupa konsep dasar kemudian diakhir bersifat nalar analisis
4. Memberikan kesimpulan pada akhir bab berupa rangkuman
13
5. Pada materi konsumsi dalam islam, materi disajikan dengan memberikan contoh dari
setiap topik dan berkaitan dengan kehidupan saat ini sehingga lebih mudah dipahami
pembaca dalam memahami isi materi
Kekurangan :
1. Dari sisi cover penyajian gambar sedikit kurang baik dimana gambar yang disajikan
kurang relevan dengan topik yang diangkat dimana tidak ada unsur berbau religinya
2. Materi yang disajikan masih bersifat deskripsi, dimana materi yang disajikan hanya
bersifat penjelasan belum sampai pada tahap aplikatif
3. Materi yang disajikan pada bagian konsumsi dalam islam cenderung kurang lengkap jika
dibandingkan dengan buku pembanding dimana terdapat beberapa sub topik yang tidak
dimasukkan dalam buku ini
BAB IV
PENUTUP
14
3.2 Kesimpulan
Setelah melakukan rivew terhadap kedua buku diatas, maka penulis dapa menyimpulkan
bahwa keduanya sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Kedia Buku Ekonomi Syariah ini sangat baik dan layak digunakan sebagai referensi
bahan ajar, karena didalamnya mengandung materi-materi yang cukup relevan dengan
pembahasan Ekonomi Syariah sehingga dapat sangat membantu sekali bagi mahasiswa dalam
belajar.
Menurut penulis buku utama lebih baik dari keluasan dan kekayaan materi yang dibahas
dan berisifat teoritis sehingga cocok dijadikan sebagai buku referensi sedangkan buku utama
lebih baik dari segi kedalaman materi dan menekankan pada materi bersifat aplikatif yang
didalamnya terdapat banyak contoh soal, selain itu penggunaan kalimat-kalimat yang sederhana
sehingga mudah dipahami pembaca.
Sementara pada buku pembanding terdapat kemiripan dari segi isi dengan buku utama
akan tetapi pada buku pembanding masih bersifat penjelasan deskriptif dan kurang menekankan
pada implementasi bagi sipembaca, karena buku ini sebenarnya ditujukan sebagai modul bagi si
pembaca.
3.3 Saran
Saran yang dapat diberikan penulis kepada pembuat buku adalah agar meningkatkan
kualitas buku dengan melakukan pengembangan isi buku. Pengembangan ini dapat dilakukan
dengan mengkombinasikan materi dari buku pembanding sehingga dapat menambah materi-
materi yang bersifat teoritis lagi didalam buku utama. Selain itu perbaikan-perbaikan beberapa
kata yang masih salah dalam penulisan perlu dilakukan gunanya untuk memperoleh hasil yang
maksimal dari isi buku.
DAFTAR PUSTAKA
15
Nuryati, Puji, dkk. 2019. Ekonomi Syariah untuk SMK/ MAK Kelas XII. Semarang.
Erlangga
Soejandri, Erna dan Yusra. 2014. Ekonomi Syariah SMK Kelas XI Semester 1. Depok.
Kemdikbud
Susanto, Hendi, dkk. 2018. Ekonomi Syariah SMK/ MAK. Bandung. HUP Penerbit Buku
Pendidikan-Anggota Ikapi Berkhidmat Untuk Ilmu
16