Anda di halaman 1dari 31

CRITICAL BOOK REPORT

MANAJEMEN RESIKO

DISUSUN OLEH :

1. Agisny ( 2007797)
2. Belina Nur Panilan ( 2004721)
3. Nabila Afidah ( 2009412)
4. Rianto ( 71831430020)

PROGRAM STUDI KEWIRAUSAHAAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab telah memberikan rahmat
dankarunia-Nya serta kesehatan kepada penulis, sehingga mampu menyelesaikan tugas
CriticalBook Report (CBR) ini. Tugas ini di buat untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Manajemen Risiko. Tugas critical book report ini disusun dengan harapan
dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua khususnya dalam berbagai hal
yang berkaitan dengan Manajemen Resiko.
Penulis menyadari bahwa tugas critical book report ini masih jauh dari
kesempurnaan, Karena itu, apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan, karena itu penulis sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang
sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini. Penulis berharap semoga tugas
critical book report ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis khususnya.

Medan, November 2021

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 3
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR .................................................................................. 3
B. Tujuan ...................................................................................................................... 3
C. Manfaat .................................................................................................................... 3
D. Identitas Buku yang Direview ................................................................................... 3
1. Identitas Buku Utama ............................................................................................ 3
2. Identitas Buku Pembanding I ................................................................................. 4
E. Cover ........................................................................................................................ 4
BAB II RINGKASAN........................................................................................................ 5
A. Ringkasan Buku Utama ............................................................................................. 5
B. Ringkasan Buku Pembanding I ............................................................................... 18
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................ 27
A. Review Isi Buku ..................................................................................................... 27
B. Kelebihan Buku ...................................................................................................... 27
C. Kekurangan Buku ................................................................................................... 28
BAB IV PENUTUP .......................................................................................................... 29
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 29
B. Saran....................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................30

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami.
Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari segi
bahasa, pembahasan tentang Manajemen Resiko. Oleh karena itu, penulis membuat Critical
Book ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi, terkhusus pada
pokok bahasan tentang Manajemen Risiko .
B. Tujuan CBR

1. Memenuhi dan menyelesaikan tugas Critical Book Report mata kuliah Manajemen
Risiko.

2. Mengetahui kekurangan dan kelebihan sebuah buku bertema Manajemen Risiko dan
membandingkannya dengan buku lainnya.

3. Menambah pengetahuan serta wawasan mengenai Manajemen Risiko.

C. Manfaat

1. Melatih dan mengasah kemampuan mahasiswa dalam mengkritik sebuah buku.

2. Menambah pengalaman teoritis mahasiswa/i calon guru, sehingga nantinya akan


banyak membantu dalam pengalaman praktik mengajar langsung mengenai Manajemen
Risiko.

D. Identitas Buku yang Diriview

1. Identitas Buku Utama


a. Judul Buku : Manajemen Risiko
b. No. ISBN : 978-623-6092-44-6
c. Pengarang : I Putu Sugih Arta, Dewa Gede Satriawan, I Kadek Bagiana,
Yerrynaldo Loppies , Firli Agusetiawan Shavab, ChajarMatari
Fath Mala, Abdul Malik Sayuti, Denanda Agnes Safitri,
Teng Berlianty, Widia Julike
d. Penerbit : Widina Bhakti Persada Bandung
e. Cetakan ke : Pertama
f. Tebal buku : 261 Halaman

3
2. Identitas Buku Pembanding 1
a. Judul Buku : Manajemen Risiko
b. No. ISBN : 978-623-91211-8-1
c. Pengarang : Ida Ayu Made Sasmita Dewi
d. Penerbit : UNHI Press
e. Cetakan ke : Pertama
f. Tebal buku : 116 Halaman

E. Cover
1. Buku Utama

2. Buku Pembanding 1

4
BAB II
RINGKASAN
A. Ringkasan Buku Utama

Bab 1 : KONSEP DASAR SUMBER DAN JENIS RISIKO

1. KONSEP DASAR RISIKO


Pengertian risiko dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti merugikan dan
membahayakan, sedangkan menurut Sofyan, 2005 definisi manajemen risiko kemampuan
sorang manajer untuk menata variabilitas pendapatan dengan menekan sekecil mungkin
tingkat kerugian yang diakibatkan oleh keputusan yang diambil dalam menggarap situasi
pasti. Vaughan, 2014 dalam bukunya Fundamental Of Risk and Insurances menyatakan risk
is a condition in which there is possibility of an adverse deviation from a desired that is
expected or hoped for (risiko merupakan suatu kondisi dimana ada kemungkinan
penyimpangan yang merugikan dari hasil yang diharapkan). Risiko timbul karena adanya
ketidakpastian.

2. SUMBER RISIKO
Ketidakpastian merupakan risiko, kondisi ketidakpastian terjadi tentu ada sumber yang jelas.
Adapun Sumber Risiko diantaranya :
1. Risiko yang bersumber dari situasi politik
2. Risiko yang bersumber dari lingkungan.
3. Risiko yang bersumber dari perencanaan yang tidak tepat.
4. Risiko yang bersumber dari masalah ekonomi.
5. Risiko yang bersumber dari bencana alam.

3. MACAM-MACAM RISIKO
1. Risiko dinamis
Risiko dinamis kerap terjadi akibat perubahan situasi perekonomian, misalnya tingkat
harga, selera dan teknologi yang berkembang pesat. Risiko manajemen meninggalkan
macam risiko manajemen, risiko pasar dan risiko akibat inovasi.
2. Risiko statis Risiko statis adalah risiko yang kerap kali terjadi dalam kondisi ekonomi
statis dan tidak berubah karena perkembangan zaman. Risiko statis dapat di bedakan
menjadi risiko murni dan risiko spekulatif.
a. Risiko murni (pure risk)
Risiko murni kemungkinan terjadinya suatu bersifat murni risiko dan biasanya
sumber risiko itu adalah dari alam. Misalnya kebakaran, ledakan, gempa bumi, dan
banjir bandang.
b. Risiko Spekulatif
Risiko spekulatif adalah risiko untung rugi seperti yang terjadi dalam perjudian dan
perdagangan. Risiko spekulatif dapat menyebabkan terjadinya chance of loss dan
chance of gain, artinya risiko yang terjadi dapat menimbulkan kerugian atau
keuntungan. Risiko spekulatif biasanya tidak di asuransikan.

5
Bab 2 : PENGERTIAN, TUJUAN DAN FUNGSI MANAJEMEN RISIKO

1. PENGERTIAN MANAJEMEN RISIKO


Risiko diartikan sebagai ketidakpastian yang ditimbulkan oleh adanya perubahan. Risiko
adalah penyimpangan dari sesuatu yang diharapkan. Faktor ketidakpastian inilah yang
akhirnya menyebabkan timbulnya risiko pada suatu kegiatan. Sedangkan dari sudut pandang
bisnis, secara umum risiko dapat didefinisikan sebagai potensi, kemungkinan atau ekspektasi
terhadap suatu kejadian yang dapat berpengaruh secara negatif terhadap pendapatan dan modal.
Risiko adalah ketidakpastian ketidakpastian itu merupakan ilusi yang diciptakan oleh orang
karena ketidaksempurnaan pengetahuannya dibidang itu. Ketidakpastian yang dihadapi
perusahaan bisa berdampak merugikan atau mungkin saja menguntungkan. Apabila
ketidakpastian yang dihadapi berdampak menguntungkan maka ini yang dikenal dengan istilah
kesempatan (opportunity). Sedangkan ketidakpastian yang berdampak merugikan dikenal
dengan istilah risiko (risk). Jadi dapat disimpulkan bahwa risiko adalah suatu keadaan yang
tidak pasti yang dihadapi seseorang atau perusahaan yang dapat memberikan dampak yang
merugikan.
Manajemen risiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu
organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan
menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis.
Manajemen risiko mempunyai arti yang lebih luas, yaitu semua risiko yang terjadi di dalam
masyarakat (kerugian harta, jiwa keuangan, usaha dan lain-lain) ditinjau dari segi manajemen
perusahaan. Manajemen Risiko adalah seperangkat kebijakan, prosedur yang lengkap yang
dimiliki organisasi, untuk mengelola, memonitor, dan mengendalikan organisasi terhadap
risiko.

2. TUJUAN MANAJEMEN RISIKO


Ada beberapa yang menjadi tujuan penerapan manajemen risiko yang mampu dalam
memecahkan masalah dalam risiko dalam tujuan dan pencapaian:
1. Melindungi perusahaan (protecting), memberikan perlindungan organisasi dari tingkat risiko
signifikan yang bisa menghambat proses pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan.
2. Memastikan risiko-risiko yang ada di perusahaan telah identifikasi dan dinilai, serta telah
dibuatkan rencana tindakan untuk meminimalisasi dampak dan kemungkinan terjadinya.
3. Mendorong manajemen agar proaktif, mendorong manajemen agar bertindak proaktif dalam
mengurangi potensi risiko, dan menjadikan risk management sebagai sumber keunggulan
bersaing dan kinerja perusahaan.
4. Memastikan bahwa rencana tindakan yang akan dilaksanakan secara efektif dan dapat
meminimalisasi dampak dan kemungkinan terjadi dalam risiko.

3. FUNGSI MANAJEMEN RISIKO


Manajemen risiko berkaitan erat dengan bagian perusahaan lainnya (yaitu dengan bagian
akunting, keuangan, marketing, produksi, personalia, engineering, dan maintenance) karena
bagian-bagian itu ada yang menciptakan risiko dan ada yang menjalankan sebagian fungsi
manajemen risiko.

6
1. Fungsi Manajemen Risiko dengan Bagian Akunting
2. Fungsi Manajemen Risiko dengan Bagian Keuangan
3. Fungsi Manajemen Risiko dengan Bagian Marketing
4. Fungsi Manajemen Risiko dengan Bagian Produksi
5. Fungsi Manajemen Risiko dengan Bagian Engineering dan Maintenance
6. Fungsi Manajemen Risiko dengan Bagian Personalia
7. Fungsi Manajemen Risiko dengan Komunikasi Dua Arah

4. TAHAPAN DALAM MANAJEMEN RISIKO


Untuk mengimplementasikan manajemen risiko secara komprehensif ada beberapa tahap
yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan, yaitu :
1. Identifikasi risiko
2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk risiko
3. Menempatkan ukuran-ukuran risiko
4. Menempatkan alternatif-alternatif
5. Menganalisis setiap alternatif
6. Memutuskan satu alternatif
7. Melaksanakan alternatif yang dipilih
8. Mengontrol alternatif yang dipilih tersebut
9. Mengevaluasi jalannya alternatif yang dipilih

5. MANFAAT MANAJEMEN RISIKO


Dengan diterapkannya manajemen risiko di suatu perusahaan ada beberapa manfaat yang
akan diperoleh, yaitu:
1. Perusahaan memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap keputusan,
sehingga para manajer menjadi lebih berhati-hati (prudent) dan selalu menempatkan
ukuran-ukuran dalam berbagai keputusan.
2. Mampu memberi arah bagi suatu perusahaan dalam melihat pengaruh-pengaruh yang
mungkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka panjang.
3. Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu menghindari risiko dan
menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian khususnya kerugian dari segi finansial.
4. Memungkinkan perusahaan memperoleh risiko kerugian yang minimum.
5. Dengan adanya konsep manajemen risiko (risk manajemen concept) yang dirancang secara
detail maka artinya perusahaan telah membangun arah dan mekanisme secara sustuinable
(berkelanjutan).

Bab 3 : IDENTIFIKASI RISIKO

1. INPUTS IDENTIFIKASI RISIKO


Berikut ini inputs dari identifikasi risiko
a. Risk Management Plan
Risk Management Plan atau rencana manajemen risiko merupakan komponen dari
rencana manajemen proyek yang menjelaskan bagaimana aktivitas manajemen
risiko akan disusun dan dilaksanakan.

7
b. Cost Management Plan
Cost Management Plan atau rencana manajemen biaya merupakan komponen dari
rencana manajemen proyek yang menjelaskan rencana, estimasi dan pengendalian
biaya proyek. Rencana manajemen biaya dapat digunakan untuk membantu
mengidentifikasi risiko di seluruh proyek.
c. Schedule Management Plan
Schedule Management Plan atau rencana manajemen jadwal merupakan komponen
dari rencana manajemen proyek yang menjelaskan penjadwalan dan alat
penjadwalan yang digunakan dalam proyek serta waktu dan kegiatan pelaksanaan
proyek.
d. Quality Management Plan
Quality Management Plan atau rencana manajemen mutu merupakan komponen
dari rencana manajemen proyek yang menjelaskan bagaimana manajemen mutu
akan dilaksanakan.
e. Human Resource Management Plan
Human Resource Management Plan atau rencana manajemen sumber daya manusia
merupakan komponen dari rencana manajemen proyek yang menjelaskan
bagaimana sumber daya manusia proyek harus didefinisikan dan dikelola dengan
baik.

2. ALAT DAN TEKNIK IDENTIFIKASI RISIKO


Berikut ini adalah alat dan teknik yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi risiko
a. Documentation Reviews
Documentation Reviews atau tinjauan dokumentasi merupakan salah satu alat
bantu manajemen proyek yang efektif digunakan untuk mendapat informasi
yang akurat dan terperinci dalam mengidentifikasi risiko.
b. Information Gathering
Techniques Information Gathering Techniques atau teknik pengumpulan
informasi merupakan proses berulang yang digunakan untuk membuat dan
mengelola data pada berbagai sumber informasi.
c. Checklist Analysis
Checklist Analysis atau analisis daftar periksa dapat digunakan untuk
mengidentifikasi risiko serta mengevaluasi pengendalian risiko. Daftar periksa
identifikasi risiko dikembangkan berdasarkan informasi dan pengetahuan
historis yang telah dikumpulkan dari proyek serupa sebelumnya serta dari
sumber informasi lain.
d. Assumptions Analysis
Assumptions Analysis atau analisis asumsi digunakan untuk mengidentifikasi
risiko berdasarkan serangkaian hipotesis, skenario atau asumsi-asumsi yang
telah dikembangkan.
e. Diagramming Techniques
Diagramming Techniques atau teknik diagram merupakan teknik yang
digunakan untuk mengidentifikasi risiko dengan membuat diagram risiko.

8
3. OUTPUTS IDENTIFIKASI RISIKO
Outputs atau hasil utama dari proses identifikasi risiko adalah daftar risiko. Daftar risiko
adalah dokumen yang mencatat hasil identifikasi risiko dan tanggapan risiko potensial
yang digunakan oleh manajer proyek untuk memantau proses manajemen risiko.
Dokumen tersebut berisi berbagai informasi dari setiap risiko yang teridentifikasi
seperti peristiwa risiko, tingkat risiko, sifat risiko, komponen atau tahapan mana yang
memiliki risiko, siapa yang memilikinya, penyebab risiko, kategori risiko, serta
tanggapan atau langkah-langkah mitigasi apa saja yang dilakukan untuk mengelola
risiko tersebut.

Bab 4 : PENGIDENTIFIKASIAN RISIKO KERUGIAN

1. PRINSIP-PRINSIP PENGIDENTIFIKASIAN RISIKO


Pengidentifikasian risiko adalah suatu proses dengan mana suatu perusahaan secara
sistematis dan terus menerus mengidentifikasi property, liability dan personel
exposures sebelum terjadinya peril. Jadi yang diidentifikasi adalah peril yang dapat
menimpa harta milik dan personil perusahaan serta kewajiban yang menimbulkan
kerugian. Kegiatan pengidentifikasian adalah hal yang sangat penting bagi seorang
Manajer Risiko. Sebab seorang Manajer Risiko yang tidak mengidentifikasi semua
kerugian potensial tidak akan dapat menyusun strategi yang lengkap untuk
menanggulangi semua kerugian potensial tersebut

2. MANFAAT DAFTAR KERUGIAN POTENSIIL


Manfaat daftar kerugian potensiil bagi Manajer Risiko antara lain:
a. Mengingatkan Manajer Risiko tentang kerugian-kerugian yang dapat menimpa
bisnisnya.
b. Sebagai tempat mengumpulkan informasi yang akan menggambarkan dengan
cara apa dan bagaimana bisnis-bisnis khusus yang dapat dimanfaatkan untuk
menanggulangi risiko potensiil yang dihadapi bisnisnya.
c. Sebagai bahan pembanding dalam mereview dan mengevaluasi program
penanggulangan risiko yang telah dibuat, yang dapat mencakup premi yang sudah
dibayar. Pengamanan-pengamanan yang telah dilakukan kerugian-kerugian yang
timbul dan sebagainya.

3. KERUGIAN ATAS HARTA


Kerugian harta adalah kerugian yang menimpa “harta milik” perusahaan. Di mana
untuk kepentingan penanggulangan risiko harta ke dalam :
a. Benda tetap (real estate), yaitu harta yang terdiri dari tanah dan bangunan yang
ada di atasnya.
b. Barang bergerak (personal property), yaitu barang-barang yang tidak terikat pada
tanah
Penyebab kerugian terhadap harta yang dibedakan ke dalam :
a. Bahaya pisik, yaitu bahaya yang menimbulkan kerugian, yang bukan berasal dari

9
ulah manusia. Umumnya bahaya yang timbul karena kekuatan alam, seperti:
kebakaran, angin topan, gempa bumi yang dapat merusak harta.
b. Bahaya sosial yaitu bahaya yang timbul karena Adanya penyimpangan tingkah
laku manusia dari norma-norma kehidupan yang wajar, misalnya pencurian,
penggelapan, penipuan dan sebagainya
c. Bahaya ekonomi yaitu bahaya-bahaya yang disebabkan oleh kekuatan eksternal
maupun internal perusahaan, misalnya perubahan harga, persaingan dan
sebagainya.

4. TANGGUNG JAWAB ATAS KERUGIAN PIHAK LAIN


Tanggung jawab atas kerugian pihak lain timbul karena adanya kemungkinan
bahwa aktivitas perusahaan menimbulkan kerugian hara atau personil pihak lain
tersebut, baik disengaja maupun tidak.
Tanggung jawab sah secara garis besar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Tanggung jawab sipil/perdata, yaitu tanggung jawab yang sah yang realisasinya
dilakukan oleh suatu pihak melawan pihak lain.
b. Tanggung jawab umum/pidana, di mana berlakunya tanggung jawab ini kepada
yang bersangkutan diajukan oleh petugas pelaksana hukum. Di mana keputusan
hukumnya berupa denda atau penjara, yang harus dibayarkan/dijalankan oleh
tersangka.

Bab 5 : PRINSIP PRINSIP PENGUKURAN RISIKO

1. KONSEP PENGUKURAN RISIKO


Pengukuran risiko adalah usaha untuk mengetahui besar/kecilnya risiko yang akan
terjadi. Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya risiko yang dihadapi
perusahaan serta dampak dari risiko terhadap kinerja perusahaan, sekaligus melakukan
prioritisasi risiko, yang mana yang paling relevan. Menurut Hubbard (2009)
mengatakan bahwa masalah terbesar dari manajemen risiko adalah hampir tidak ada
metode teruji dengan bukti yang dapat diverifikasi dan digunakan dalam pengujian dan
mitigasi risiko khususnya untuk softer methods.

2. PRINSIP PRINSIP PENGUKURAN RISIKO


a. Transparansi
Prinsip ini mensyaratkan agar seluruh potensi risiko yang ada pada suatu aktivitas,
khususnya transaksi, dibeberkan secara terbuka. Risiko yang tersembunyi atau
disembunyikan akan menjadi sumber permasalahan terbesar dan per definisi tidak
akan dapat dikelola dengan baik.
b. Pengukuran yang Akurat
Prinsip ini mewakili sisi sains dari konsep Manajemen Risiko, dan mensyaratkan
investasi berkesinambungan untuk berbagai teknik dan alat yang akan digunakan
sebagai syarat dari proses Manajemen Risiko yang kuat.

10
c. Informasi Berkualitas yang Tepat Waktu
Prinsip ini akan turut menentukan akurasi pengukuran dan kualitas keputusan yang
diambil. Sebaiknya tidak terpenuhinya prinsip ini bisa membawa manajemen pada
suatu keputusan yang berisiko fatal.
d. Diversifikasi
Sistem manajemen risiko yang baik menempatkan konsep diversifikasi sebagai
sesuatu yang penting untuk dicermati. Hal ini menuntut pola pemantauan yang
konstan dan konsisten.

3. SISTEM PENGUKURAN RISIKO PERUSAHAAN


Sistem pengukuran risiko tersebut paling tidak harus dapat mengukur.
a. Sensitivitas produk/aktivitas terhadap perubahan faktor-faktor yang
memengaruhinya, baik dalam kondisi normal maupun tidak normal
b. Kecenderungan perubahan faktor-faktor dimaksud berdasarkan fluktuasi yang terjadi
di masa lalu dan korelasinya
c. Faktor risiko secara individual
d. Eksposur risiko secara keseluruhan maupun per risiko , dengan mempertimbangkan
keterkaitan antar risiko ; dan e. Seluruh risiko yang melekat pada seluruh transaksi serta
produk perusahaan termasuk produk dan aktivitas baru, dan dapat di integrasikan ke
dalam sistem informasi manajemen perusahaan.

4. METODE PENGUKURAN RISIKO


1. Distribusi Binomial (Bernouli)
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering kali berhadapan dengan kondisi
yangmemiliki dua kemungkinan, contohnya seorang ibumelahirkan bayi yang
terlahir bisa laki-laki atau perempuan, saat kita melempar sebuah koin yang muncul
bisa gambar atau angka.
2. Distribusi Possion
Distribusi Possion diberi nama sesuai dengan penemunya yaitu Siemon D
Possion.Distribusi inimerupakan probabilitas untuk variabel diskrit acak yang
mempunyai nilai 0,1,2,3, dst. Suatu bentuk dari distribusi ini adalah rumus
pendekatan peluang Possion untuk peluang Binomial yang dapat digunakan untuk
pendekatan probabilitas Binomial dalam situasi tertentu.
3. Value At Risk (VaR)
Distribusi Possion diberi nama sesuai dengan penemunya yaitu Siemon D
Possion.Distribusi inimerupakan probabilitas untuk variabel diskrit acak yang
mempunyai nilai 0,1,2,3, dst. Suatu bentuk dari distribusi ini adalah rumus
pendekatan peluang Possion untuk peluang Binomial yang dapat digunakan untuk
pendekatan probabilitas Binomial dalam situasi tertentu.

11
Bab 6 : PENGENDALIAN RISIKO

1. PENGENDALIAN RISIKO VS MANAJEMEN RISIKO


Manajemen risiko adalah proses identifikasi, menganalisa, dan mengelola risiko.
Sementara itu, pengendalian risiko adalah perlakuan risiko yang melibatkan
implementasi kebijakan, prosedur, dan pengecilan risiko. Perbedaannya adalah
manajemen risiko adalah proses end-to-end dari sebuah identifikasi dan penanganan
risiko, di mana setiap risiko di analisa dan keputusan dibuat untuk menghindari,
menerima, memitigasi, mentransfer, dan membagi setiap risiko.

2. PENGENDALIAN RISIKO
Pengendalian risiko adalah seperangkat metode di mana perusahaan mengevaluasi
potensi kerugian dan mengambil tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan
ancaman tersebut. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan mengurangi faktor
risiko potensial dalam operasi perusahaan, seperti aspek teknis dan non-teknis dari
bisnis, kebijakan keuangan, dan masalah lain yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
perusahaan. Dalam hal pengendalian risiko, langkah pertama adalah penilaian aset
perusahaan. Organisasi kemudian menyusun metode terbaik untuk mengendalikan
kerugian dengan tujuannya adalah meminimalkannya sebanyak mungkin. Karena
sangat sulit menghindarinya, pencegahan kerugian adalah solusi terbaik. Jika ada
ancaman, strategi pencegahan kerugian membantu mengakomodasi risiko secara
efektif dan meminimalkan kerusakan sebanyak mungkin. Salah satu strategi
pengendalian risiko adalah asuransi, di mana pihak ketiga ditunjuk untuk
menyeimbangkan kerugian berdasarkan kontrak.

3. PENTINGNYA PENGENDALIAN RISIKO BAGI PERUSAHAAN


Tindakan pengendalian risiko sangat penting untuk pencegahan kecelakaan dan
kerugian pada suatu perusahaan. Mereka menyediakan semacam jaring pengaman
dengan mengidentifikasi, mengendalikan, dan mengurangi risiko yang ada dalam suatu
organisasi. Mereka memberikan sejumlah manfaat bagi perusahaan, seperti
mengidentifikasi karyawan yang berisiko, dan mengetahui faktor apa yang mereka
hadapi. Proses ini sangat penting untuk penilaian ulang risiko berkali-kali dan
memeriksa efisiensi metode yang diterapkan untuk mengendalikannya dan
memutuskan apakah harus dievaluasi ulang.

4. TEKNIK DASAR PENGENDALIAN RISIKO


Teknik dasar diantaranya
1. Penghindaran risiko (Risk Avoidance)
2. Pencegahan Kerugian (Loss Prevention)
3. Pengurangan Kerugian (Loss Reduction)
4. Pemisahan (Separation)
5. Duplikasi
6. Diversifikas

12
Bab 7 : PEMINDAHAN RISIKO KEPADA PERUSAHAAN ASURANSI

1) PENGERTIAN ASURANSI
Dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, asuransi
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa
yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Dalam sumber lain
dijelaskan juga bahwa asuransi adalah kesepakatan antara tertanggung dengan
penanggung yang berdasarkan asas saling percaya dan kemitraan. Anderson &
Brown (2005) mengemukakan bahwa asuransi ialah sebuah perjanjian yang
dilakukan oleh dua pihak, yaitu penanggung dan tertanggung. Penanggung bersedia
membayar sejumlah tertentu (pembayaran klaim atau manfaat) setelah dilakukan
pembayaran tertentu (premi) oleh tertanggung atas terjadinya suatu risiko/kerugian.

2) FUNGSI ASURANSI
Menurut Rusman (2018), fungsi asuransi adalah sebagai berikut:
1) Menyebar kerugian dengan adil
2) Mengurangi kerugian
3) Pemberian bantuan pada pemodal
4) Investasi asuransi

3) JENIS JENIS PERUSAHAAN


Insurance Information Institute (2010) menjelaskan bahwa asuransi terbagi menjadi
beberapa jenis yaitu:
1) Asuransi Kendaraan
Asuransi Rumah Asuransi ini memberikan proteksi keuangan bagi pemegang
polis akibat bencana yang dialami pemegang polis. Proteksi ini mencangkup
kerusakan properti, kewajiban dan tanggung jawab hukum atas cedera atau
kerusakan properti pemegang polis dan keluarganya akibat perbuatan orang lain.
Asuransi ini memproteksi kerugian keuangan yang disebabkan oleh terjadinya
kecelakaan. Asuransi ini biasanya memproteksi pemegang polis asuransi dari
kerugian yang tertera dalam polis sebagai kompensasi dari premi yang
dibayarkan oleh pemegang polis kepada perusahaan asuransi.
2) Asuransi Rumah
Asuransi ini memberikan proteksi keuangan bagi pemegang polis akibat bencana
yang dialami pemegang polis. Proteksi ini mencangkup kerusakan properti,
kewajiban dan tanggung jawab hukum atas cedera atau kerusakan properti
pemegang polis dan keluarganya akibat perbuatan orang lain.
3) Asuransi Jiwa

13
Terdapat dua jenis utama asuransi jiwa, yaitu:
• Term Life Asuransi, Asuransi ini hanya dibayarkan jika tertanggung
meninggal dunia dalam masa asuransi yang tertera dalam polis.
• Whole Life, Asuransi ini memberikan perlindungan kepada tertanggung
seumur hidupnya selama tertanggung membayar premi secara tepat
waktu.

4) JENIS RISIKO YANG DAPAT DITANGGUNG ASURANSI


Terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi agar suatu risiko dapat diasuransikan
(insurable risk). Syarat-syarat tersebut meliputi (Anderson & Brown, 2005; Jasindo
Syariah, 2020):
a. Potensi kerugian harus signifikan sehingga diperlukan upaya untuk menghindari
kerugian yang tidak pasti besarannya dengan berasuransi.
b. Kerugian ekonomis yang ditimbulkan harus dapat diukur (financial value) dan di
luar kendali tertanggung.
c. Risiko yang dapat diasuransikan adalah risiko murni (pure risk only), yang bila
terjadi tidak menimbulkan keuntungan.
d. Risiko yang diasuransikan memiliki jenis yang sama dalam jumlah besar
(homogenous exposures).
e. Tidak ada kepastian terjadinya risiko yang diasuransikan (fortuitous).
f. Tertanggung memiliki kepentingan atas objek yang dipertanggungkan (insurable
interest). g. Tidak bertentangan dengan kepentingan umum (not againts public
policy).

5) PERAN ASURANSI DALAM PENGENDALIAN RISIKO


Pengendalian risiko yang meliputi:
a) menghindari risiko (risk avoidance),
b) mengurangi risiko (risk minimization),
c) menahan risiko (risk retention),
d) mengalihkan risiko (risk transfer), dan
e) membagi risiko (risk sharing)

Bab 8 : HUKUM ASURANSI DI INDONESIA

1. PENGATURAN ASURANSI
Asuransi diatur dalam peraturan-peraturan sebagai ketentuan dasar bagi
pelaksanaan asuransi di Indonesia, antara lain:
1. Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata)
a. Buku III, bab I : Perikatan-perikatan umumnya.
b. Buku III, bab II : Perikatan-perikatan yang dilahirkan dari kontrak atau
perjanjian
2. Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD)
a. Buku I bab IX: mengatur Asuransi atau Pertanggungan pada umumnya.

14
b. Buku I bab X: mengatur Asuransi terhadap bahaya-bahaya kebakaran, terhadap
bahaya-bahaya yang mengancam hasil pertanian yang belum dipanen dan tentang
Asuransi jiwa.
c. Buku II bab IX: mengatur Asuransi terhadap bahaya-bahaya di laut dan bahaya-
bahaya perbudakan.
d. Buku II bab X: mengatur Asuransi terhadap bahaya-bahaya pada pengangkutan
di darat dan di sungai-sungai serta perairan pedalaman.
3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian telah
diganti dengan UU Nomor 40 Tahun 2014
4. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 53/PMK.010/2012
tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan
Perasuransian.
5. Peraturan Otoritas Jasa keuangan Nomor 67/POJK.05/2016 tentang aturan
Kesehatan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.

2. PERJANJIAN ASURANSI
Pihak dalam asuransi yang mengadakan perjanjian pada pokoknya terdiri dari:
a. Pihak penanggung ialah pihak terhadap siapa di peralihkan risiko yang
seharusnya dipikul sendiri oleh tertanggung karena menderita kerugian
sebagai akibat dari suatu peristiwa yang tidak tertentu.
b. Pihak tertanggung adalah pihak lawan dari penanggung yang mengadakan
perjanjian pertanggungan itu biasanya tertanggung ini juga adalah orang yang
berkepentingan.

3. SYARAT SAH PERJANJIAN ASURANSI


Undang Hukum Perdata. Ada 4 (empat) syarat sah suatu perjanjian yaitu:
a. Kesepakatan (Consensus)
b. Kecakapan atau kewenangan (Authority)
c. Objek Tertentu (Fixed Object)
d. Kausa yang diperbolehkan (Legal Cause)
e. Pemberitahuan (Notification)

4. POLIS ASURANSI
Menurut Pasal 255 KUHD, Pertanggungan harus dilakukan secara tertulis dengan
akta yang diberi nama Polis. Sedangkan isi polis diatur dalam Pasal 256 KUHD,
yaitu:
a. Hari pengadaan pertanggungan;
Terkait apabila terdapat pertanggungan rangkap, maka hari yang tercantum di
dalam polis dapat menentukan Penanggung yang wajib memberikan ganti
kerugian. Terkait dengan Pasal 277 KUHD, Pasal 278 KUHD, Pasal 279
KUHD.
b. Nama tertanggung untuk diri sendiri atau pihak ketiga;
Terkait dengan ketentuan Pasal 264 KUHD, Pasal 265 KUHD, Pasal 266
KUHD dan 267 KUHD, di mana apabila asuransi dinyatakan untuk pihak

15
ketiga, maka harus dinyatakan dalam Polis, apabila tidak maka dianggap
untuk siapa polis tersebut ditandatangani. Sedangkan apabila untuk pihak
ketiga maka harus ada pemberian amanat dan harus dengan sepengetahuan
dari pemberi amanat.
c. Uraian tentang obyek asuransi;
Terkait dengan adanya kewajiban untuk memberitahukan dengan jelas oleh
tertanggung untuk memberitahukan tentang obyek serta apakah ada
kepentingan pada obyek dengan Tertanggung yang dapat dinilai dengan uang
(Pasal 250 KUHD, Pasal 251 KUHD dan Pasala 268 KUHD).
d. Jumlah yang diasuransikan;
Sesuai dengan Pasal 273 KUHD, untuk dinyatakan dalam polis atau tidak,
yang mana untuk pembuktiannya dapat dibuktikan oleh semua alat bukti, dan
Pasal 274 KUHD mengatakan hakim dapat menguraikan dasar nilai, akan
tetapi menurut Pasal 275 KUHD apabila ahli yang melakukan taksiran, maka
penanggung tidak dapat membantahnya.

Bab 9 : PREMI ASURANSI

1. PENGERTIAN PREMI ASURANSI


Premi asuransi adalah sejumlah biaya yang harus dibayarkan dalam
jangka waktu tertentu sebagai kewajiban peserta asuransi sebagai
tertanggung. Premi asuransi biasanya dibayarkan setiap bulan tergantung
dari jatuh tempo yang disepakati dalam polis asuransi. Tujuan utama
pembayaran premi ini adalah untuk memberikan jaminan perlindungan
atas risiko kerugian yang akan diderita oleh tertanggung. Selain itu
pembayaran premi ini merupakan pemerataan biaya, yang memiliki
pengertian bahwa tertanggung mengeluarkan biaya dalam jumlah yang
disepakati dan tertanggung tidak perlu menanggung, mengganti atau 196|
Manajemen Risiko membayar sendiri kerugian yang jumlahnya tidak
dapat diprediksi oleh tertanggung akibat musibah yang dialaminya.

2. JENIS JENIS PREMI ASURANSI


Ada beberapa jenis dari premi asuransi antara lain:
1. Premi asuransi jiwa, di mana asuransi ini memberikan perlindungan keuangan
dalam bentuk uang pertanggungan yang akan diberikan kepada ahli warisnya
jika tertanggung meninggal dunia.
2. Premi asuransi kesehatan, yaitu premi yang dibayarkan untuk memberikan
perlindungan keuangan bagi tertanggung apabila ia jatuh sakit. Premi ini akan
menanggung biaya rawat inap dan obat-obatan.
3. Premi asuransi kendaraan, yang dibayarkan untuk memberikan perlindungan
keuangan kepada tertanggung apabila ia mengalami berbagai risiko dalam
berkendara.
4. Premi asuransi property, yaitu premi yang dibayarkan untuk melindungi

16
risiko atas property yang dimilikinya, seperti musibah banjir, kebakaran, gempa
bumi, dan lainnya.
5. Premi asuransi perjalanan, yaitu premi yang dibayarkan kepada pemegang
polis atau tertanggung selama ia melakukan perjalanan.

3. KEWAJIBAN TERKAIT PREMI


Perusahaan asuransi diwajibkan oleh beberapa aturan untuk menempatkan
seluruh premi bruto dalam cadangan premi yang diterima di muka saat polis
pertama kali ditulis, dan untuk menempatkan premi pembaruan dalam cadangan
yang sama. Tujuan adanya cadangan premi diterima di muka ini adalah untuk
membayar kerugian yang terjadi selama periode polis. Premi asuransi yang
belum merupakan pendapatan, tapi periode proteksinya adalah sampai ke masa
depan. Untuk meyakinkan pemegang polis bahwa kerugian masa depan akan
dibayarkan oleh perusahaan asuransi.

4. PENDAPATAN PREMI
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no. 28, Pendapatan
premi terdiri dari premi bruto, yaitu premi yang diperoleh dari tertanggung,
agen, broker maupun dari perusahaan asuransi lain dan perusahaan reasuransi.
Premi bruto yang berasal dari tertanggung langsung dinamakan premi langsung.
Sedangkan premi yang berasal dari pertanggungan tidak langsung yaitu yang
diterima dari perusahaan asuransi lain atau perusahaan reasuransi dinamakan
premi tidak langsung. Premi yang diperoleh diakui sebagai pendapatan
berdasarkan aktual basis yang dialokasikan secara merata selama masa
pertanggungan. Pendapatan premi lainnya adalah premi reasuransi yang
merupakan bagian dari premi bruto yang dikeluarkan atau merupakan
kewajiban kepada pihak reasuradur berdasarkan treaty maupun non treaty.

17
B. Ringkasan Buku Pembanding 1

Bab 1 : Resiko Operasional dan Pengendalian Risiko

1) Pengertian Risiko Operasional


Dalam buku Manajemen Risiko karya Irham Fahmi hal,60 disebutkan Risiko
Operasional merupakan risiko yang umumnya bersumber dari masalah internal
perusahaan, dimana risiko ini terjadi disebabkan oleh lemahnya sistem kontrol
manajemen (management control system) yang dilakukan oleh pihak internal
perusahaan. Contoh risiko operasional adalah risiko pada komputer (computer risk)
karena telah terserang virus, kerusakan maintenance pabrik, kecelakaan kerja,
kesalahan dalam pencatatan pembukuan secara manual (manual risk), kesalahan
pembelian barang dan tidak ada kesepakatan bahwa barang yang dibeli dapat
ditukar kembali, dan sebagainya.

2) Bentuk-Bentuk Risiko Operasional


a. Risiko pada Komputer (Computer Risk)
b. Kerusakan Maintenance Pabrik
c. Kecelakaan kerja
d. Kesalahan dalam Pembukaan Secara Manual (Manual Risk)
e. Kesalahan Pembelian Barang dan Tidak Ada Kesepakatan Bahwa Barang yang
Dibeli Dapat Ditukar Kembali

3) Pegawai Outsourcing
Pada saat ini banyak perusahaan yang menerapkan sistem outsourcing dengan
berbagai alasan yaitu sebagai berikut :
1. Biaya yang dikeluarkan lebih murah karena perusahaan tinggal menghubungi
lembaga penyalur kerja. Jika selama ini perusahaan melakukannya sendiri seperti
membuat tim penerimaan dan seleksi (recruitmen and selection) karyawan dan juga
membuat pelatihan (training) maka dengan adanya jasa penyalur tenaga kerja
memungkinkan cost yang dikeluarkan untuk itu menjadi lebih sedikit.
2. Pegawai yang berasal dari outsourcing dianggp lebih memiliki kesiapan karena
sudah dipersiapkan.
3. Perusahaan hanya memiliki dan bertanggung jawab kepada lembaga penyalur
tenaga kerja dan itu dilakukan sesuai dengan kontrak kerja sama yang disepakati.
4. Tidak ada biaya fixed costyang harus ditanggung dan dipersiapkan, seperti pada
saat pegawai tersebut akan pensiun maka harrus menyiapkan uang pesangon atau
dana pensiun. 5. Perusahaan bisa dengan mudah mengganti karyawan tersebut
setelah habis masa kontrak karena perjanjian dilakukan sesuai dengan isi kontrak
kerja.

18
4) Globalisasi dalam Konsep dan Produk
Era globalisasi telah memberi perubahaan besar bagi konsep konsep bisnis pada
seluruh sektor bisnis, baik finansial dan non finansial, sehingga penciptaan konsep
produk dibuat untuk bisa menampung keinginan globalisasi tersebut, jika tidak
maka artinya produk tersebut tidak akan laku di perusahaan secara baik. Untuk
mewujudkan ini perlu perlu dilakukan pelatihan dan pendidikan bagi para karyawan
agar mengetahui konsep dan cara berfikir secara global yang nantinya akan tertuang
dalam bentuk hasil produk. Untuk menerapkan konsep global tersebut perusahaan
harus dengan cepat melakukan adaptasi dalam menyesuaikan setiap perubahaan
sekarang ini dengan kondisi realita di perusahaan. Seperti penggunaan teknologi
modern yang memiliki spesifikasi tinggi sehingga cepat terkoneksi dengan berbagi
permasalahan, baik pengaduan masalah yang datang dari internal perusahaan
maupun yang berasal yang dari pihak eksternal. Sehingga tidak terjadi penumpukan
dalam penanganan masalah, namun masalah akan lebih cepat terselesaikan.

5) Pengukuran Risiko Operasional


Menurut Mamduh menyatakan bahwa salah satu teknik untuk mengukur risiko
operasional adalah dengan menggunakan dua klasifikasi sebagai berikut :
1. Frekuensi atau probabilitas terjadinya risiko.
2. Tingkat keseriusan kerugian atau impact dari risiko tersebut.
Pengukuran risiko operasional dapat kita lakukan dengan menempatkan tingkatan
dari setiap bentuk risiko yang terjadi, yaitu semakin tinggi risiko maka semakin
tinggi kemungkinan untuk memperoleh return yang diharapkan (actual return),
dengan asumsi risiko dan return (pengembalikan) bersifat linear.

6) Biaya untuk Risiko Operasional


Untuk mengatasi risiko operasional suatu perusahaan harus membuat analisa yang
mencakup:
a. Menghitung dan memetakan bentuk risiko yang sedang dan akan dihadapi.
b. Memperhitungkan berapa biaya yang harus dialokasikan menyangkut
pengelolaan risiko. c. Memutuskan pembentukan mekanisme seperti apa yang layak
diterapkan untuk mengelola risiko.
d. Memutuskan darimana sumber dana yang dapat dialokasikan untuk mendukung
penyelesaian operational risk ini.

Bab 2 : RISIKO VALUTA ASING DAN RISIKO FINANCING


1) Pengertian Risiko Valuta Asing
Menurut (Irham Fahmi, 2016, 85) Risiko valuta asing (valas) merupakan risiko yang
disebabkan oleh perubahan kurs valuta asing dipasaran yang tidak sesuai lagi dengan
yang diharapkan, terutama pada saat dikonversikan dengan mata uang domestic. Hal
ini, disebabkan oleh perubahan kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi
dengan yang diharapkan,terutama pada saat dikonversikan dengan mata uang
domestik.

19
2) Menghindari Risiko Valuta Asing
Dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas keuangan tidak lagi mengenal batas
sehingga memungkinkan berbagai pihak bisa terlibat. Untuk menghindari risiko valuta
asing biasanya digunakan tiga cara yang ditempuh oleh perbankan yaitu :
1. Akuntansi/terjemahan eksposur (Accounting/translation exposure)
2. Transaksi eksposur (Transaction exposure)
3. Ekonomi eksposur (operating/competitive exposure)

3) Antisipasi Perusahaan dalam Menghadapi Fluktuatif Valuta Asing


Suatu perusahaan mengambil beberapa keputusan guna melindungi aktivitas bisnisnya
dari kondisi fluktuatif yang mampu memberi dampak pada kerugian perushaan yaitu :
1. Menghindari pembelian barang dalam bentuk mata uang asing jika itu tidak
diperlukan.
2. Menghindari pembelian barang baru walaupun harganya rendah, karena dalam
kondisi mata uang asing yang bersifat fluktuatif memungkinkan barang tersebut
kembali mengalami penurunan yang jauh lebih murah seiring dengan penurunan nilai
mata uang asing.
3. Jika ada barang digudang yang memiliki nilai jual tinggi dipasaran dan jumlah
barang tersebut dianggap tidak efektif.

Bab 3 : Risiko Pasar dan Risiko Financing

1. Pengertian Risiko Pasar


Menurut Ali (2006), risiko pasar adalah risiko kerugian yang diderita bank,
sebagaimana antara lain dicerminkan dari posisi on dan off balance sheet (neraca
dan rekening administratif). Kerugian itu muncul sebagai akibat dari terjadinya
perubahan harga pasara asset dan liabilities bank tersebut. Perubahan harga tersebut
merupakan akibat terdapatnya perubahan faktor pasar. Faktor pasar yaitu tingkat
suku bunga bank, nilai tukar mata uang, harga pasar saham, dan sekuritas serta
komoditas Menurut Irham Fahmi (2016) risiko pasar merupakan kondisi yang
dialami oleh satu perusahaan yang disebabkan oleh prubahan kondisi dan situasi
pasar diluar dari kendali perusahaan. Risiko pasar sering disebut juga sebagai risiko
menyeluruh, karena sifat umumnya yang menyeluruh dan dialami oleh seluruh
perusahaan.

2. Bentuk Bentuk Risiko Pasar


Menurut Irham Fahmi (2016) risiko pasar ada 2(dua) bentuk yaitu:
a. General Market Risk ( Risiko Pasar Secara Umum)
Risiko pasar secara umum ini dialami oleh seluruh perusahaan yang disebabkan
oleh suatu kebijakan yang di lakukan oleh lembaga terkait yang mana kebijakan
tersebut mampu memberi pengaruh bagi seluruh sektor bisnis. Contohnya pada
saat bank sentral suatu negara melakukan kebijakan tight money policy (
kebijakan uang ketat) dengan berbagai instrumennya seperti menaikan suku
bunga BI rate.

20
b. Spesific Market Risk ( Resiko Pasar Secara Spesifik)
Spesific market risk adalah suatu bentuk resiko yang hanya dialami secara
khusus pada suatu sektor atau sebagian bisnis saja tanpa bersifat menyeluruh.
Contohnya : Pengumuman yang dikeluarkan oleh suatu lembaga penilai dimana
lembaga penilai tersebut memiliki reputasi yang baik dan diakui oleh publik

3. Katagori Risiko Pasar


Menurut Irham Fahmi (2016) ada beberapa katagori resiko pasar yaitu :
a. Foreign Exchange Risk
Adapun pengertian dari pasar keuangan yaitu tempat dimana dilaksanakan
berbagai aktifitas keuangan baik dalam bentuk penjualan surat berharga yang
dilakukan oleh pasar modal dan juga penjualan mata uang seperti yang
dilakukan di pasar uang.
b. Interest Rate Risk
Risiko suku bunga adalah risiko yang dialami akibat dari perubahan suku bunga
yang terjadi dipasaran yang mampu memberi pengaruh bagi pendapatan
perusahaan.
c. Commodity Position
Risk Commodity position risk (risiko perubahan nilai komoditi) adalah suatu
situasi dan kondisi dimana terjadinya kerugian akibat perubahan harga barang
komoditi di pasar yang disebabkan oleh faktor – faktor tertentu, dimana kondisi
ini akan semakin parah pada saat barang komoditi tersebut telah terikat kontrak
daam suatu kontrak perjanjian (commodity contract) serta informasi tersebut
telah sampai ke pasar.
d. Equity Position Risk
Equity position risk (risiko perubahan kekayaan) adalah suatu kondisi dimana
kekayaan perusahaan (stock and share) mengalami perubahan dari biasanya
sehingga perubahan tersebut memberi dampak pada keuntungan dan kerugian
perusahaan
e. Politic Risk
Stabilitas politik adalah sesuatu sangat penting bagi suatu negara. Stabilitas
olitik mejanjikan terciptanya pembangunan yang berkelanjutan, namun jika
pemimpin dan pihak terkait di suatu negara tidak mampu menciptakan iklim
kondusif dalam bidang politik maka artinya seluruh pemimpin dan aparatur di
negara tersebut tidak memiliki semangat kepemimpinan

4. Risk Financing
Menurut Herman Darmawi (2006), Risk financing merupakan pengadaan dana yang
dilakukan oleh perusahaan untuk memulihkan kerugian perusahaan. Cara ini terdiri
dari:
1. Risk financing transfer (memindahkan risiko disertai dengan pembiayaan).
2. Risk retention (risiko ditangani sendiri oleh perusahaan yang bersangkutan).

21
Bab 4 : Bentuk Risiko pada Berbagai Sektor Bisnis

1. Pengertian Risiko
Adapun pengertian risiko menurut para ahli, antara lain :
Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert, risiko adalah Uncertainty about future
events ( ketidakpastian tentang kejadian masa depan ).
Menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim, mendefinisikan risiko pada tiga hal, yaitu :
 Pertama adalah keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus, dimana
hasilnya dapat diperoleh dengan kemungkinan yang telah diketahui oleh pengambilan
keputusan.
 Kedua adalah variasi dalam keuntungan, penjualan atau variabel keungan lainnya.
 Ketiga adalah kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang mempengaruhi
kinerja operasi perusahaan atau posisi keuangan, seperti risiko ekonomi,
ketidakpastian politik, dan masalah industri.

2. Cara Mengidentifikasi Risiko


Pengidentifikasian risiko itu merupakan proses penganalisisan untuk menemukan
secara sistematis dan secara berkesinambungan risiko ( kerugian yang potensial ) yang
menentang perusahaan. Untuk itu diperlukan :
Pertama : Suatu checklist dari pada semua kerugian potensial yang mungkin bisa
terjadi pada umumnya pada setiap perusahaan.
Kedua : Untuk menggunakan checklist itu diperlukan suatu pendekatan yang
sistematik untuk menentukan mana dari kerugian potensial yang tercantum dalam
checklist itu yang dihadapi oleh perusahaan yang sedang dianalisis.

3. Hambatan – Hambatan Yang Terjadi Pada Sektor Bisnis Dan Solusinya


1) Sektor Bisnis Pertanian dan Perikanan
 Membutuhkan penanggulangan dalam bidang penyediaan pestisida untuk
jenis tanaman jika terserang hama.
Solusi yang dapat diberikan, perusahaan harus selalu memiliki ketersediaan
pestisida dalam jumlah yang mencukupi, karena kadang kala ketika dibutuhkan
ternyata tidak tersedia di pasar atau harganya sedang mengalami kenaikan.
2) Sektor Bisnis Peternakan
 Kualitas dan mutu bibit ternak mempengaruhi hasil perkembangan ternak ke
depan serta harga jualnya di pasaran.
Solusi yang dapat diberikan, antara lain : Perusahaan harus selalu memantau dan
melihat langsung kualitas dan mutu bibit tersebut, karena jika tidak dipantau
langsung dan dilihat secara serius bisa saja terjadi loss ( terlupakan ) dan ini bisa
berakibat pada kerugian yang lebih besar.
3) Sektor Bisnis Minyak dan Gas Bumi
 Kondisi naik dan turunnya harga migas di pasar internasional sangat
mempengaruhi kondisi penjualan serta profit yang akan diterima.

22
Solusi yang dapat diberikan, antara lain : Perusahaan harus memiliki cadangan (
reserve ) dan lindung nilai ( hedging ) dengan tujuan agar kondisi migas yang
berfluktuatif di pasara tidak mempengaruhi kinerja perusahaan baik dalam jangka
pendek dan panjang.
4) Sektor Bisnis Konstruksi
 Naik dan turunnya harga barang konstruksi memberi pengaruh pada
pengerjaan proyek yang sedang berlangsung.
Solusi yang dapat diberikan, antara lain : Sebaiknya perusahaan memiliki gudang
yang menyimpan beberapa bahan baku yang diperlukan, dan itu bisa dipakai
sewaktu – waktu jika dibutuhkan pada saat harga di pasaran mengalami kenaikan
atau berfluktuatif.

4. Cara Mengendalikan Dan Menghindari Risiko


Pengendalian risiko, dijalankan dengan metode sebagai berikut:
1. Menghindari risiko
2. Mengendalikan kerugian
3. Pemisahan.
4. Kombinasi atau pooling.
5. Pemindahan resiko.

Cara menghindari resiko:


1. Menolak memiliki, menerima atau melaksanakan kegiatan itu walaupun hanya
untuk sementara.
2. Menyerahkan kembali risiko yang terlanjur diterima, atau segera menghentikan
kegiatan begitu kemudian diketahui mengandung risiko. Jadi menghindari risiko
berarti juga menghilangkan risiko itu

Bab 5 : Peran Asuransi Sebagai Pengelola Risiko

1) DEFINISI ASURANSI
Asuransi dalam Undang-Undang No. 2 Th 1992 tentang usaha perasuransian
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, di mana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga
yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang
tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal
atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Dalam asuransi terdapat beberapa istilah yang harus dipahami, diantaranya (Irham
Fahmi 2016:340) :
1. Polis asuransi merupakan suatu perjanjian asuransi atau pertanggungan yang
bersifat konsensual (adanya kesepakatan), yang umumnya harus dibuat secara
tertulis dalam suatu akta antara pihak yang mengadakan perjanjian.

23
2. Premi merupakan sejumlah uang yang harus dibayarkan setiap bulannya sebagai
kewajiban dari tertanggung atas keikutsertaanya di asuransi.
3. Klaim asuransi adalah sebuah permintaan resmi kepada perusahaan asuransi,
untuk meminta pembayaran berdasarkan ketentuan perjanjian.
4. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi kepada
pihak penanggung sekaligus atau secara berangsur-angsur.
5. Pihak penanggung (insurer) yang berjanji akan membayar sejumlah uang
(santunan) kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsurangsur
apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tak tentu.

2) MANFAAT ASURANSI
Ada beberapa manfaat yang bisa diterima pada saat seseorang atau institusi masuk
asuransi yaitu (Irham Fahmi 2016:341-34 ) :
1. Asuransi mampu berperan sebagai penetralisir risiko.
2. Asuransi sebagai pihak pengganti kerugian.
3. Mengurangi siksaan mental dan fisik bagi pihak tertanggung yang disebabkan
rasa takut dan kekawatiran
4. Menghasilkan tingkat produksi, tingkat harga, dan struktur harga yang
optimum.
5. Memperbaiki posisi persaingan perusahaan kecil

3) TRANSFER RISIKO
Secara umum ada dua bentuk transfer risiko yang dilakukan oleh perusahaan atau
individu, yaitu (Irham Fahmi 2016:342) :
1. Mentranfer risiko keperusaan asuransi
2. Menstranfer risiko keperusahaan non asuransi

4) RISIKO SEKTOR BISNIS ASURANSI


Pada saat seseorang masuk kesektor bisnis asuransi atau mendirikan perusahaan
asuransi maka akan menghadapi beberapa bentuk risiko yang bisa terjadi, yaitu
(Irham Fahmi 2016:343) :
A. Permasalah pada saat klaim asuransi terjadi dan bagi pihak perusahaan asuransi
harus menyediakan dana sesuai dengan yang disepakati oleh kedua pihak dalam
perjanjian, seperti kebakaran, kematian, kecelakaan, dan sebagainya.
B. Jika perusahaan asuransi membuka kantor di kawasan yang berdekatan dengan
gunung berapi, bencana tsunami, dan rawan gempa, maka pada saat terjadi bencana
gunung berapi dan sebagainya akan menjadi persoalan karena klaim asuransi yang
harus dibayarkan bukan satu atau beberapa perusahaan atau juga individu saja
namun bersifat keseluruhan.
C. Pihak perusahaan asuransi akan berusaha menghindari menerima klien
(anggota) yang mencoba mengasuransikan produk yang memiliki tingkat risiko
tinggi jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

24
5) SYARAT-SYARAT SUATU RISIKO DAPAT DIASURANSIKAN
Menurut Herman Darmawi ada 6 (enam) risiko yang dapat diasuransikan haruslah
memenuhi syarat- syarat berikut (Irham Fahmi 2016:346) :
1. Kerugian potensial cukup besar tetapi probabilitasnya tidak tinggi, sehingga
membuat perusahaan asuransi dapat bekerja seekonomis mungkin (kelayakan
ekonomis).
2. Probabilitas kerugian dapat diperhitungkan
3. Terdapat sejumlah besar unit yang terbuka (expose) terhadap risiko yang
sama (massal dan homogeny).
4. Kerugian yang terjadi bersifat kebetulan (fortuitous)
5. Kerugian tertentu (definite)
6. Bukan risiko catastrophe (bencana besar dan serentak)

6) PERBEDAAN MANAJEMEN RISIKO DENGAN ASURANSI


Manajemen risiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana
suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan
yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara
komprehensif dan sistematis.
Manajemen risiko suatu ilmu yang diajarkan dan dikaji, dianalisis, dan dijadikan
sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di berbagai sekolah khususnya
universitas. Tugas hakekatnya hanya memberikan penilaian belaka terhadap semua
tehnik penanggulangan risiko ( termasuk ansuransi ). Sedangkan Asuransi
merupakan sebuah lembaga yang didirikan atas dasar untuk menstabilkan kondisi
bisnis dari berbagai risiko yang mungkin terjadi, dengan harapan pada saat risiko
dialihkan ke pihak asuransi maka perusahaan menjadi lebih fokus dalam
menjalankan usaha. Asuransi sebuah perusahaan yang didirikan dengan
kepemilikan struktur organisasi dimana di sana terdapat komisaris dan manajemen
perusahaan, dengan orientasi utama perusahaan memperoleh profit yang maksimal
dan bersifat kontinuetas (berkelanjutan). Tugasnya menangani seluruh proses
pengalihan risiko.

Bab 7 : Peran Asuransi Sebagai Pengalih Risiko


1) Definisi Asuransi
Asuransi adalah sebuah lembaga yang dapat didirikan atas dasar untuk
menstabilkan kondisi bisnis dari berbagai risiko yang mungkin terjadi, dengan
harapan pada saat risiko diahlikan ke pihak asuransi maka perusahaan menjadi
lebih fokus dalam menjalankan usaha.
Adapun pengertian asuransi menurut KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang) pasal 246 adalah, asuransi atau pertanggungan adalah suatu
perjanjian, yang mana seseorang penanggung mengaitkan diri pada
tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberi penggantian
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diaharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak
tentu.

25
2) Jenis-Jenis Asuransi
Berikut jenis- jenis asuransi yang ada di Indonesia:
1. Asuransi Jiwa
2. Asuransi Kesehatan
3. Asuransi Kendaraan
4. Asuransi kepemilikan Rumah Dan Properti
5. Asuransi Pendidikan
6. Asuransi Bisnis
7. Asuransi Umum

3) Transfer Risiko
Secara umum ada 2 (dua) bentuk transfer risiko yang dilakukan oleh
perusahaan atau individu, yaitu :
1. Mentransfer risiko perusahaan asuransi.
2. Mentransfer risiko keperusahaan non asuransi.

4) Risiko sektor bisnis asuransi


Pada saat seseorang masuk atau mendirikan perusahaan asuransi maka akan
menghadapi beberapa bentuk risiko yang bisa terjadi, yaitu:
a. Permasalahan pada saat klaim asuransi terjadi dan bagi pihak perusahaan
asuransi harus menyediakan dana sesuai dengan yang disepakati oleh kedua
belah pihak dalam perjanjian. Seperti kebakaran, kematian, kecelakaan dan
sebagainya.
b. Jika perusahaan asuransi membuka kantor di kawasan yag berdekatan
dengan gunung berapi, bencana tsunami, dan rawan gempa, maka pada saat
terjadi bencana gunung berapi dan sebagainya akan menjadi persoalan karena
klaim asuransi yang harus dibayarkan bukan satu atau beberapa perusahaan
atau juga individu saja namun bersifat keseluruhan.
c. Pihak perusahaan asuransi akan berusaha menghindari menerima klien
(anggota) yang mencoba mengansuransikan produknya yang memiliki tingkat
risiko tinggi jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

5) Kondisi yang Memungkinkan Berkembangnya Usaha Asuransi


Menurut Soeisno Djojosoedarso pada buku Manajemen Risiko Edisi Revisi
karangan dari Irham Fahmi ada tahun 2016, menjelaskan ada beberapa kondisi
yang memungkinkan berkembangnya usaha asuransi, kondisi tersebut antara
lain :
a. Sistem ekonomi masyarakatnya berbentuk sistem perekonomian bebas.
b. Masyarakatnya sudah sangat maju dan merupakan masyarakat industri.
c. Peraturan perundang-undangan sudah terorganisasi dengan baik, diterapkan
secara fair (adil) dan sudah diketahui masyarakat secara luas.

26
BAB III

PEMBAHASAN

A. Review Isi Buku


Pembahasan Manajemen Risiko dalam buku utama dari I Putu Sugih Arta dkk, terdapat
9 Bab. Di dalam buku nya, I Putu Sugih Arta dkk menjelaskan mengenai berbagai macam sub-bab
mengenai Manajemen Risiko di antaranya membahas konsep dasar sumber dan jenis risiko hinga
membahas premi dalam asuransi. Dalam setiapsub-babnya I Putu Sugih Arta dkk membahas tuntas
mengenai Manajemen Risiko. Dan dalam pembahasannyapun cukup ringan dan sangat mudah
untuk di mengerti oleh mahasiswa.
Sedangkan pada buku pembanding satu yang di karang oleh Ida Ayu Made Sasmita Dewi
membahas tuntas juga mengenai Manajemen Risiko . Dalam buku pembanding satu terdapat 7
Bab. Dalam buku ini banyak sekali para ahli berpendapat, sehingga memudahkan pembaca
mendapatkan referensi yang beragam dari materi Manajemen Sumber Daya Manusia. Namun
dalam buku Pembanding 1 ini memiliki bahasa yang cukup berat untuk di pahami dan mengerti,
oleh karena itu harus di baca ber ulang kali untuk dapat memahami isi biku tersebut. Dan juga
banyak seklai pembahasan yag di ulang ulang dalam bab selanjutnya.
Dalam ke dua buku yang di riview ini sangat baik untuk di jadikan sumber rujukan
untuk materi Manajemen Risiko. Kita harus menyadari bahwa setiap buku pasti memiliki
kelebihan dan kekurangnya masing masing. Namun setelah di kaji lebih dalam lagi, ke dua buku
ini memang layak untuk dua jadikan sumber rujukan karena isinya yang lenkap dan mudah di
pahami.

B. Kelebihan Isi Buku

1) Buku Utama
a) Materinya sangat luas dan mudah mengerti.
b) Pemaparan dan penjelasan dari setiap bab mengenai Manajemen
risiko sangat jelas dan terperinci
c) Cover buku yang menarik sehingga membuat penasaran pembaca
2) Buku Pembanding 1
a) Buku pembanding satu ini lengkap dalam menjelaskan tentang teori
Manajemen Risiko serta banyak referensi menurut pendapat para ahli yang
sangat mendukung teori teori dari buku utama tersebut.

27
b) Semua materi nya bagus dan mudah untuk dimengerti
c) Keunggulan yang terdapat dalam buku ini yakni secara sistematika buku ini
sudah cukup bagus didalam urutannya sitematika pembuatan

C. Kekurangan Isi Buku


1) Buku Utama
a) Buku berisi tulisan fuul tidak ada gambar,sehingga membuat pembacabosan
b) Ada nya kesalahan dalam pengetikan yang dapat mengurangi kelebihan buku.
2) Buku Pembanding 1
Pemaparan dalam buku inisedikit berebihan karena sering ditemukan pengulangan
materi atau banyak ditemukan materi yang sudah dibahas di babsebelumnya namun
diulas kembali pada bab berikutnya.

28
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara keseluruhan di antara buku utama dan pembanding satu, dapat di tarik kesimpulan
bahwa, Manajemen Risiko sangat penting dalam dunia perusahaan. Guna untuk mewujudkan
tujuan tujuan dari sebuah Perusahaan tersebut. Risiko diartikan sebagai ketidakpastian yang
ditimbulkan oleh adanya perubahan. Risiko adalah penyimpangan dari sesuatu yang
diharapkan. Faktor ketidakpastian inilah yang akhirnya menyebabkan timbulnya risiko pada
suatu kegiatan. Sedangkan dari sudut pandang bisnis, secara umum risiko dapat didefinisikan
sebagai potensi, kemungkinan atau ekspektasi terhadap suatu kejadian yang dapat
berpengaruh secara negatif terhadap pendapatan dan modal. Oleh Karena itu, perusahaan
harus mampu mngendalikan risiko risiko yang terjadi dalam perusahaan tersebut untuk
kemajuan sebuah perusahaan

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan adalah bahwa ke dua buku yang diriview ini tepat
digunakan sebagai buku panduan untuk mata kuliah “Manajemen Risiko”. Semoga
critical book review ini dapat menjadi panduan bagi pembaca dalam memilih buku
untuk dipakai dalam perkuliahan. Penulis menyarankan kepada pembaca agar kiranya
tetap mencari sumber atau referensi lain sebanyak-banyaknyajika ingin memperdalam
materi “Manajemen Risiko” agar mendapatkan informasi yang lebih luas.

29
Daftar Pustaka

Ida, O., Made, A., & Dewi, S. (n.d.). MANAJEMEN RISIKO. UNHI Press
Penulis, T., Putu Sugih Arta, I., Gede Satriawan, D., Kadek Bagiana, I., Loppies, Y.,
Agusetiawan Shavab, F., Matari Fath Mala, C., Malik Sayuti, A., Agnes Safitri, D.,
Berlianty, T., Julike, W., Wicaksono, G., Marietza, F., Rustandi Kartawinata, B., &
Utami, F. (2021). MANAJEMEN RISIKO. www.penerbitwidina.com

30

Anda mungkin juga menyukai