Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

         Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan karunia berupa kemampuan berpikir, sehingga penulis dapat
menyeleseikan tugas dan Makalah ini berisi tentang Resiko dan Ketidakpastian.
Makalah ini disusun dalam rangka menyeleseikan mata kuliah Pengantar
Agribisnis.
            Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu memberikan bimbingan dan pengarahan serta dukungan baik
moril maupun materiil dalam penyusunan makalah ini
            Kami sadar bahwa makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan,
untuk itu kami sangat mengharapkan berbagai kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya kami berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat, terutama dalam proses belajar. Amin

Penyusun
DAFTAR ISI
Cover Makalah.......................................................................................................          1
Kata Pengantar........................................................................................................        2
Daftar isi..................................................................................................................        3
Bab I Pendahuluan
1.1 LatarBelakang................................................................................................  4
1.2 RumusanMasalah...............................................................................................4
1.3  Tujuan.......................................................................................................... 5
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Resiko..............................................................................................        6
2.2 Cara Mengatasi Resiko......................................................................................        8
2.3 Sikap Terhadap Resiko......................................................................................        9
2.4 Mengukur Resiko...............................................................................................        9
2.5 Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan......................................................        10
2.6 Teknik Pengambilan Keputusan Dalam Ketidakpastian......................................    12
2.7 Jenis integrasi Vertikal……………………………………………………………13
2.8 Konsep dan Definisi integrase Vertikal…………………………………………………14
Bab III Penutup
Kesimpulan..............................................................................................................  16
Saran..............................................................................................................16
Daftar Pustaka..........................................................................................................  17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1-            Latar Belakang
Para pembuat keputusan dalam setiap permasalahan merupakan para
pembuatan keputusan yang menggenggam kepastian dalam dunia yang tidak
pasti. Mereka ingin tahu apa yang akan terjadi bukan apa yang mungkin terjadi.
Seperti pembuatan keputusan ini, kebanyakan dari kita gagal untuk menerima
bahwa banyak keputusan harus dibuat dalam menghadapi ketidakpastian.
Sebaliknya, kita cenderung ingin dan percaya bahwa jika kita bekerja cukup keras,
kita dapat mengontrol hasil. Dawes (1988) telah mengamati bahwa cara yang
umum untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan mengabaikannya.
 Suatu tindakan atau kebijakan administrasi bisnis membutuhkan pengambilan
keputusan berdasarkan beberapa alternatif pemilihan keputusan. Dalam
pengambilan keputusan, harus disertai sasaran yang jelas yang ingin dicapai.
Dalam mencapai sasaran yang diinginkan, terdapat beberapa tindakan yang harus
dipilih sebagai keputusan tindakan. Masing-masing dari beberapa alternatif
tindakan perlu diukur manfaat atau biaya yang dihasilkannya. Tentunya dalam
pengambilan keputusan, terdapat situasi ketidakpastian mengenai hasil yang
dicapai, di mana terdapat risiko yang akan selalu mungkin terjadi.
1.2-            Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari resiko dan ketidakpastian ?
2.      Bagaimana cara mengatasi resiko?
3.      Bagaimana sikap terhadap resiko?
4.      Bagaimana cara mengukur resiko?
5.      Apa langkah-langkah dalam pengambilan keputusan?
6.      Apa saja teknik pengambilan keputusan dalam ketidakpastian?
7. jenis integrasi vertikal
8. jelaskan konsep dan Definisi integrase Vertikal
1.3             Tujuan
1.      Mengetahui apa pengertian dari resiko dan Ketidakpastian.
2.      Mengetahui cara mengatasi resiko.
3.      Mengetahui bagaimana cara mengatasi resiko.
4.      Mengetahui cara mengukur resiko.
5.      Menegtahui langkah-langkah dalam pengambilan keputusan.
6.      Mengetahui teknik pengambilan keputusan dalam ketidakastian.
7. Mengetahui jenis integrasi vertical
8. Mengetahui konsep dan definisi integrase vertikal
BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian Resiko


Menurut Frank Knight yang dikutip dalam Robison dan Barry (1987), risiko
menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh
pembuat keputusan yang didasarkan pada data historis dan pengalaman selama
mengelola kegiatan usaha. Risiko juga menunjukkan peluang terjadinya peristiwa
yang menghasilkan pendapatan di atas atau di bawah rata-rata dari pendapatan
yang diharapkan. Sementara itu, Debertin (1986) menyatakan bahwa kejadian
berisiko adalah kejadian dimana peluang dan hasil dari kejadian tersebut dapat
diketahui oleh pembuat keputusan. Risiko dapat pula diartikan sebagai
kemungkinan kejadian yang merugikan. Menurut M, risiko merupakan peluang
terjadinya hasil yang tidak diinginkan sehingga risiko hanya terkait dengan situasi
yang memungkinkan munculnya hasil negatif serta berkaitan dengan kemampuan
memperkirakan terjadinya hasil negatif tersebut.
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, akan tetapi terdapat perbedaan
mendasar antara risiko dan ketidakpastian. Menurut Robison dan Barry (1987),
risiko adalah peluang dari suatu kejadian yang dapat diperhitungkan dan akan
memberikan dampak negatif yang dapat menimbulkan kerugian, sedangkan
ketidakpastian adalah peluang dari suatu kejadian yang tidak dapat
diperhitungkan oleh pebisnis selaku pengambil keputusan. Djohanputro (2006)
menyatakan risiko sebagai ketidakpastian yang telah diketahui tingkat
probabilitas kejadiannya. Menurut Kountur (2004) ketidakpastian ini terjadi akibat
kurangnya atau tidak tersedianya informasi yang menyangkut apa yang akan
terjadi. Ketidakpastian yang dihadapi oleh perusahaan dapat berdampak
merugikan atau menguntungkan. Apabila ketidakpastian yang dihadapi
berdampak menguntungkan maka disebut dengan istilah kesempatan
(opportunity), sedangkan ketidakpastian yang berdampak merugikan disebut
sebagai risiko.
Secara lebih luas risiko didefinisikan sebagai bahaya, akibat atau konsekuensi
yang bisa terjadi yang disebabkan oleh proses yang sedang berlangsung maupun
kejadian tertentu yang akan terjadi di masa mendatang. Risiko adalah hal yang
selalu dihadapi oleh manusia dan sifatnya sangat tidak menentu. Oleh karena itu
asuransi memandang risiko sebagai uncertainty atau ketidakpastian.

Dalam asuransi risiko bisa disebabkan oleh aktivitas personal (personal


activity) ataupun aktivitas bisnis/usaha (business activity). Contoh risiko pribadi
adalah sakit, kecelakaan, maupun risiko finansial yang disebabkan oleh
meninggalnya seseorang. Contoh risiko usaha adalah kebangkrutan, kehilangan
ataupun kerusakan yang diakibatkan oleh berbagai macam hal seperti kebakaran,
bencana alam dan lain sebagainya hal ini juga berlaku pada asuransi kesehatan,
asuransi mobil, ataupun asuransi perjalanan.
KETIDAKPASTIAN (Uncertainty)
Ketidakpastian adalah konsep risiko yang sangat inti. Kita dapat mengatakan
bahwa konsep ketidakpastian mengimplikasikan keraguan mengenai masa yang
akan datang yang didasari pada kekurangan dan ketidaksempurnaan
pengetahuan. Jika kita mengetahui apa yang akan terjadi, maka risiko tidak akan
pernah menjadi risiko. Kita akan mengatahui jika kendaraan kita akan mengalami
kecelakaan, rumah kita akan terbakar, atau kita akan mengalami gangguan
kesehatan yang membutuhkan biaya besar, atau pencuri akan masuk ke rumah
kita. Namun sayangnya kita tidak mengetahui hal-hal yang demikian dan oleh
karenanya kita senantiasa berada dalam ketidakpastian atau lingkungan yang
berisiko.

Pada intinya, terdapat 4 komponen risiko yang kesemuanya berada dalam


ketidakpastian (uncertainty, Yaitu:
• Komponen sumber daya atau resources. Baik Sumber daya alam, manusia,
keuangan, dan lain sebagainya.
• Komponen peristiwa atau perils yang mengancam. Misalnya Kebakaran,
Tabrakan, Banjir, Gempa bumi dan peril-peril lainnya.
• Komponen akibat atau consequences dari hal-hal tersebut.
• Komponen hazards atau faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan
terjadi/tidaknya peristiwa yang mempengaruhi tinggi/rendahnya akibat (ada
physical hazards dan moral hazards)
Setelah melihat keempat komponen risiko yang penuh ketidakpastian
tersebut, secara rasional harus dilakukan apa yang dinamakan dengan
manajemen risiko, untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang bisa
terjadi dan berdampak fatal.
Pada pembahasan berikutnya, kita akan membahas hubungan antara Tingkat
Keparahan Resiko (Severity), dan Frekuensi terjadinya resiko.
2.2       Cara Mengatasi Resiko
Resiko adalah kejadian yang tidak diinginkan merupakan bagian dari kehidupan
yang dapat terjadi tetapi tidak selalu dapat dihindari. Beberapa cara yang
biasanya dipakai dalam menghadapi resiko.
         Menghindari resiko ( avoiding risk ) yaitu menghindari penyebab timbulnya
resiko. Menghindari risiko merupakan strategi yang sangat penting, strategi ini
merupakan strategi yang umum digunakan untuk menangani risiko. Dengan
menghindari risiko, kontraktor dapat mengetahui bahwa perusahaannya tidak
akan mengalami kerugian akibat risiko yang telah ditafsir. Di sisi lain, kontraktor
juga akan kehilangan sebuah peluang untuk mendapatkan keuntungan yang
mungkin didapatkan dari asumsi risiko tersebut.
Contohnya : seorang kontraktor yang ingin menghindari risiko politik dan finansial
berkaitan dengan proyek pada negara dengan kondisi politik yang tidak stabil,
dapat menolak melakukan tender proyek pada negara tersebut. Namun demikian,
apabila kontraktor tersebut menolak untuk melakukan tender, maka
kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dari proyek tersebut juga ikut
menghilang.
         Mengurangi resiko ( reducing risk ) yaitu memperkecil kemungkinan atau
probabilitas untuk terjadinya resiko tersebut atau memperkecil kerugian atau
akibat resiko yang mungkin terjadi. Dengan strategi seperti itu, risiko dapat
ditahan dengan berbagai cara, tergantung pada filosofi, Alternatif strategi yang
kedua adalah mencegah risiko dan mengurangi kerugian. Strategi ini secara
langsung mengurangi potensi risiko kontraktor dengan 2 cara, yaitu :
1.Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko.
2.Mengurangi dampak finansial dari risiko, apabila risiko tersebut benar  benar
terjadi. Contohnya : pemasangan alarm atau alat anti maling pada peralatan di
proyek, akan mengurangi kemungkinan terjadinya pencurian. Sebuah gedung
yang dilengkapi dengan sprinkler system, akan mengurangi dampak finansial,
apabila gedung tersebut mengalami kebakaran.
         Mengasuransikan resiko ( shifting the risk into an insurance company ) yaitu
memindahkan resiko yang bakal terjadi keperusahaan asuransi. Asuransi menjadi
bagian penting dari program manajemen risiko, baik untuk sebuah organisasi
ataupun untuk individu. Asuransi juga termasuk di dalam strategi transfer risiko,
dimana pihak asuransi setuju untuk menerima beban finansial yang muncul dari
adanya kerugian. Secara formal, asuransi dapat didefinisikan sebagai kontrak
persetujuan antara 2 pihak yang terkait yaitu : pengasuransi (insured) dan pihak
asuransi (insurer). Dengan adanya persetujuan tersebut, pihak asuransi (insurer)
setuju untuk mengganti rugi kerugian yang terjadi (seperti yang tercantum dalam
kontrak) dengan balasan, pengasuransi (insured) harus membayar sejumlah premi
tiap periodenya.
2.3  Sikap Terhadap Resiko
Dalam menjalankan usaha atau bisnis perusahaan, manajemen dalam
menghadapi resiko dapat menentukan sikap terhadap resiko tersebut, yaitu
         Menghindar dari resiko ( risk avers ), perusahaan akan menghitung mana
yang lebih besar antara resiko dan harapan keuntungan. Bila resiko lebih besar
dari keuntungan, maka manajemen yang masuk kelompok risk avers akan
menghindar dari usaha tersebut.
         Netral terhadap resiko ( risk netral ) yaitu sikap rasional dalam menghadapi
resiko, bila peluang usaha mempunyai harapan keuntungan yang akan diperoleh
dan juga peluang resiko mungkin juga terjadi.
         Senang bermain dengan resiko ( risk preferer ) yaitu perilaku individu yang
bersedia mengambil resiko. Risk preferer cenderung menganggap resiko sebagai
sesuatu hal yang tidak perlu dikhawatirkan.
2.4  Mengukur Resiko
Besar kecilnya resiko dapat diukur dengan konsep statistik, yaitu teori probabilitas
(Pi). Probabilitas adalah peluang timbulnya kejadian antara 0 ≤ P ≤ 1, maksutnya
adalah Masalah ketidakpastian dicoba untuk dapat diukur atau dikuantifisir
dengan suatu konsep Probabilitas (probability, kemungkinan). Probabilitas (P)
dinyatakan dalam angka-angka 0 sampai 1. Probabilitas (P) = 0, artinya suatu
peristiwa atau kejadian mempunyai kemungkinan terjadi 0% atau dengan kata
lain peristiwa itu tidak mungkin terjadi. Di lain pihak, apabila suatu peristiwa atau
kejadian dinyatakan probabilitasnya (P) = 1, berarti bahwa peristiwa atau kejadian
itu 100% pasti terjadi.
      Jenis kejadian (event) menurut probabilitas adalah
         Kejadian yang pasti terjadi ( certainly event ) bila Pi=1
         Kejadian yang tidak mungkin terjadi (impossible event ) bila Pi=0
         Kejadian yang mungkin terjadi ( possible event ) bila 0 ≤ P ≤ 1
2.5 Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan
a.       Perumusan Masalah
 Langkah ini sebagai awal menentukan batasan-batasan keputusan yang akan
dibuat yang mencakup penentuan alternative-alternatif yang akan ditanyakan
seperti:
         Masalah apa yang dihadapi
         Siapa yang memutuskan
         Bagaimana keadaan yang melatarbelakangi pengambilan keputusan
         Bagaimana pengaruhnya terhadap tujuan-tujuan manajemen
Dalam langkah ini keputusan yang dibuat tidak dalam ruang hampa udara
melainkan dibuat berdasarkan fakta dan data yang akan dipakai dalam
pengambilan keputusan.
b.      Penentuan Tujuan
Pada tahap ini pertanyaan yang diajukan untuk antara lain
         Apa tujuan pengambilan keputusan
         Bagaimana seharusnya pengambil keputusan tersebut menilai hasilnya
dibandingkan tujuannya
         Bagaimana jika pengambil keputusan tersebut ingin mencapai tujuan yang
bertentangan satu sama lain
c.       Pencarian Alternatif
Pada tahap ini ada beberapa hal yang perlu diajukan yaitu:
         Apa alternative untuk pencapain tujuan
         Variabel apa saja yang dapat kita kendalikan
         Apa kendala yang kita hadapi dalam pencapaian tujuan
 Seorang pengambil keputusan yang ideal, akan membuka semua kemungkinan
pilihan yang ada dan kemudian memilih satu diantaranya yang akan memberikan
hasil terbaik bagi pencapaian tujuannya.
d.      Peramalan Dampak
Pada tahap ini yang perlu dipahami adalah:
         Bagaiman konsekuensi dari setiap pilihan
         Jika hasil yang diharapkan tidak pasti bagaimana sifatnya
         Dapatkan informasi yang lebih baik diperoleh untuk meramalkan suatu hasil
Tugas peramalan konsekuensi ini tergantung pada keadaannya bisa dilakukan
secara langsung atau diabaikan sama sekali.
e.        Penentuan Pilihan
Seteleah semua analisis selesai dilakukan, kita dapat menentukan pilihan yang
paling dingiinkan yaitu:
         Seorang pengambil keputusan menetapkan konteks permasalahan
         Menetapkan tujuan
         Mengidentifikasi alternative yang tersedia
         Bagaimana caranya untuk memilih satu pilihan yang diinginkan
f.       Analisis Sensitivitas
Pada tahap akhir ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
         Bagaimana sifat dari masalah yang menentukan pilihan tindakan yang
optimal
         Bagaimana pengaruh perubahan tertentu terhadap optimal yang diambil
         Apakah pilihan tersebut peka terhadap perubahan variabel-variabel
ekonomi utama yang terabaikan oleh pengambil keputusan.

Kegunaan dari analisis sensitivitas, yaitu


         memberikan informasi faktor-faktor kunci dalam permasalahan yang
mempengaruhi keputusan.
         menelusuri pengaruh perubahan-perubahan variabel yang tidak diyakini
manajer.
         menghasilkan solusi dalam kasus proses pengulangan pengambilan
keputusan jika keadaan-keadaan tertentu dimodifikasi
2.6  Teknik pengambilan keputusan dalam ketidakpastian
1.      Teknik Optimasi
Manusia terlahir sebagai mahluk yang tak pernah puas. Manusia memiliki
sejumlah besar kebutuhan dan lebih banyak lagi keinginan. Disisi lain, sumber
daya ekonomi sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan manusia relatif langka.
Dua hal ini memberikan latar belakang yang kontradiktif dan mengharuskan
manusia memilih. Maka manusia selaku homoekonomicus akan senantiasa
berupaya menetapkan pilihan yang terbaik sebagai solusi optimal yang dapat
dilakukannya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang nyaris tanpa batas
itu. Lalu, apa dan bagaimanakah alternatif pilihan yang optimal itu? Apakah
konsep maksimalisasi sama dengan optimalisasi?. Dari aspek Manajerial, pilihan
yang optimal merupakan solusi yang efektif dan efisien. Secara harpiah, kata
efektif dapat dipadankan dengan kata berdaya guna, sedangkan efisien lebih
bersesuaian makna dengan kata berhasil guna. Pilihan yang efektif merujuk pada
alternatif proses produksi untuk mencapai output maksimal pada level
penggunaan input yang sudah ditetapkan besarannya, sementara pilihan yang
efisien merujuk kepada alternatif proses produk untuk mencapai besaran out put
tertentu dengan penggunaan input minimal. Dari uraian ini, dapat disimpulkan
bahwa optimalisasi mencakup terminologi maksimalisasi output dan minimalisasi
input atau biaya. Pemahaman atas solusi optimal ini dapat diterapkan baik pada
kajian tentang perilaku produksi maupun prilaku konsumsi.
2.       Teknik Analisis Resiko
Risiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari pada suatu kegiatan /
aktivitas yang dilakukan manusia, termasuk aktivitas proyek pembangunan dan
proyek konstyruksi. Karena dalam setiap kegiatan, seperti kegiatan konstruksi,
pasti ada berbagai ketidakpastian (uncertainty). Faktor ketidakpastian inilah yang
akhirnya menyebabkan timbulnya risiko pada suatu kegiatan.
3.      Teknik Pendugaan/Peramalan
Tujuan dari peramalan ekonomi adalah untuk mengurangi resiko atau ketidak
pastian yang dihadapi suatu perusahaan dalam pengambilan keputusan
operasional jangka pendeknya dan dalam merencanakan pertumbuhan jangka
panjangnya. Teknik peramalan bervariasi dari yang sederhana dan tidak mahal
hingga yang canggih tetapi mahal. Dengan mempertimbangkan semua
keuntungan dan batasan dari berbagai macam teknik ramalan tersebut, manajer
dapat memilih metode atau kombinasi dari metode yang paling cocok dengan
perusahaannya. Peramalan kualitatif dalam didasari oleh survei terhadap rencana
para eksekutif bisnis untuk rencana pengeluaran pembangunan dan peralatan,
perubahan inventori, dan harapan penjualan, serta survei terhadap rencana
pengeluaran konsumen. Ramalan penjualan dapat didasari oleh jajak pendapat
terhadap eksekutif perusahaan, tenaga penjual, dan konsumen perusahaan
biasanya meminta pandangan dari pejabat luar negeri atau orang-orang bisnis.
2.7 Jenis Integrasi Vertikal
Integrasi vertikal dapat dibedakan menjadi tiga, yakni integrasi vertikal hulu,
integrasi vertikal hilir, dan integrasi vertikal hulu-hilir.
Sebuah perusahaan dikatakan melakukan integrasi vertikal hulu, saat mereka
dapat memiliki beberapa anak usaha yang memproduksi bahan-bahan pendukung
untuk dapat memproduksi produk utama. Contohnya, sebuah produsen mobil
dapat juga memiliki anak usaha yang memproduksi ban, kaca, dan logam.
Integrasi ini dimaksudkan untuk dapat memperoleh pasokan bahan baku secara
stabil dan konsisten. Integrasi ini sempat diterapkan oleh Ford dan beberapa
produsen mobil lain di dekade 1920an, yang tujuannya untuk meminimalisir biaya
produksi
Sebuah perusahaan dikatakan melakukan integrasi vertikal hilir, ketika mereka
dapat menguasai berbagai jaringan distribusi dan penjualan.
Sebuah perusahaan dikatakan melakukan integrasi vertikal hulu-hilir, ketika
mereka dapat menguasai seluruh tahap dalam rantai suplai, baik tahap produksi
maupun tahap distribusi.
2.8 Konsep dan Definisi Integrasi Vertikal Integrasi vertikal
merupakan perjanjian yang terjadi antara beberapa pelaku usaha yang berada
pada tahapan produksi/operasi dan atau distribusi yang berbeda namun saling
terkait. Bentuk perjanjian yang terjadi berupa penggabungan beberapa atau
seluruh kegiatan operasi yang berurutan dalam sebuah rangkaian
produksi/operasi. Mekanisme hubungan antar satu kegiatan usaha dengan
kegiatan usaha lainnya yang bersifat integrasi vertikal dalam perspektif hukum
persaingan, khususnya UU No. 5 Tahun 1999 digambarkan dalam suatu rangkaian
produksi/operasi yang merupakan hasil pengolahan atau proses lanjutan, baik
dalam suatu rangkaian langsung maupun tidak langsung (termasuk juga rangkaian
produksi barang dan atau jasa substitusi dan atau komplementer). Mekanisme
hubungan kegiatan usaha yang bersifat integrasi vertikal dapat dilihat pada skema
produksi sebagai berikut yang menggambarkan hubungan dari atas ke bawah,
yang sering disebut juga dengan istilah dari hulu (upstream) ke hilir
(downstream). Gambar 1. Skema Hubungan Vertikal 9 Berdasarkan skema di atas
tampak bahwa integrasi vertikal dapat terjadi: a) antara suatu pelaku usaha
dengan pelaku usaha lain yang berperan sebagai pemasoknya, b) antara suatu
pelaku usaha dengan pelaku usaha lain yang berperan sebagai pembelinya. Suatu
kegiatan usaha yang dikategorikan sebagai integrasi vertikal ke belakang atau ke
hulu yaitu apabila kegiatan tersebut mengintegrasikan beberapa kegiatan yang
mengarah pada penyediaan bahan baku dari produk utama. Sebagai contoh
adalah ketika pelaku usaha yang memproduksi minyak goreng memperluas
cakupan usahanya dengan mengintegrasikan kegiatan penyediaan CPO (crude
palm oil) yang merupakan bahan baku utama dari produksi minyak goreng.
Perusahaan minyak goreng tersebut memutuskan untuk melakukan perjanjian
yang mengikat dengan produsen CPO. Tindakan perusahaan minyak goreng
tersebut disebut sebagai integrasi vertikal ke belakang atau ke hulu. Sedangkan
kegiatan usaha yang dikategorikan sebagai integrasi vertikal ke hilir adalah apabila
kegiatan tersebut mengintegrasikan beberapa kegiatan yang mengarah pada
penyediaan produk akhir. Sebagai contoh ketika pelaku usaha yang memproduksi
minyak goreng tersebut memutuskan untuk memperluas cakupan usahanya
dengan mengintegrasikan kegiatan distribusi minyak goreng dan toko swalayan
untuk menjual minyak goreng langsung ke konsumen akhir. Perjanjian yang
mengikat antara produsen minyak goreng dengan distributornya serta toko
swalayan digolongkan sebagai integrasi vertikal ke hilir. Perjanjian yang mengikat
di antara pelaku usaha yang berada pada rangkaian produksi berurutan dapat
mengambil berbagai macam bentuk. Dalam jangka menengah integrasi vertikal
dapat dilakukan pelaku usaha dengan mengikat diri pada: a) suatu penyewaan
jangka panjang (long term leases), b) joint ventures, dan c) kemitraan. Perjanjian
integrasi vertikal yang bersifat jangka panjang adalah melalui perpindahan
kepemilikan yang terjadi lewat proses Merger dan Akuisisi. Kepemilikan atau
penguasaan aset perusahaan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: 1)
Integrasi vertikal melalui penguasaan atas seluruh aset perusahaan, dan 2)
Integrasi vertikal melalui penguasaan hanya atas sebagian aset perusahaan.
BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan ini, yaitu :
Perbedaan Risiko dan Ketidakpastian : Menurut Frank Knight (1922), risiko dapat
menentukan probabilitas obyektif secara pasti terhadap hasil atau kejadian.
Sedangkan ketidakpastian jika tidak ada probabilitas obyektif yang dapat
ditentukan.
Integrasi vertikal merupakan perjanjian yang terjadi antara beberapa pelaku
usaha yang berada pada tahapan produksi/operasi dan atau distribusi yang
berbeda namun saling terkait

3.2    Saran
Dengan mempelajari risiko, ketidakpastian dan pengambilan keputusan ini,
semoga dapat memberi pengetahuan bagi pembaca. Dimana dengan risiko,
ketidakpastian dan pengambilan keputusan, seseorang atau manajemen dalam
perusahaan dapat mengetahui risiko yang kemungkinan bisa terjadi dan
bagaimana pengambilan keputusan dalam perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

  Arsyad, Lincolin. 2000. Ekonomi Manajerial.Yogyakarta. BPFE-YOGYAKARTA


  Ulum, Miftachul. 2011. Resiko, Ketidakpastian Dan Pengambilan Keputusan.
http//:mutiarailmudrajat.blogspot.com [16 Oktober 2011]
  Janiasbomi. 2010. Pengambilan Keputusan Manajerial (Manajerial Decision
Making). http//:bomeey89.blogspot.com [16 Oktober 2011]
http://www.kppu.go.id/docs/Pedoman/draft_pedoman_larangan_integrasi_verti
kal.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Integrasi_vertikal
MAKALAH
RESIKO DAN KETIDAKPASTIAN

DOSEN: ILHAM, SE.,M.Si

OLEH:
NURHALIZAH
1922050045
AKT 32 / B

AGRIBISNIS PERIKANAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP


TAHUN 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai