Anda di halaman 1dari 19

Inflasi dan Pengangguran

MAKALAH
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
pengantar ekonomi makro islam

oleh

Rifani Annisa Mawardini 1199220072

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI


BANDUNG

2020

0
KATA PENGANTAR

Puja serta syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah dengan judul
“Inflasi dan Penganguran” ini tepat pada waktunya. Sholawat beriringkan salam
senantiasa tercurah kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa
saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. H. Rudy Heryana, Lc, M.A
selaku dosen mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro Islam yang telah memberikan
tugas ini pada saya, sehingga saya mendapatkan banyak tambahan pengetahuan.

Saya selaku penulis makalah berharap semoga makalah ini bisa memberikan
banyak manfaat serta menambah pengetahuan bagi para pembaca. Namun, terlepas
dari itu saya memohon maaf karena makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun
demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Bandung, 29 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................... 1


1.2 RUMUSAN MASALAH ...................................................................... 1
1.3 TUJUAN PENULISAN ........................................................................ 2

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 INFLASI ................................................................................................ 3

2.1.1 PENGERTIAN INFLASI ............................................................... 3


2.1.2 MACAM-MACAM INFLASI ........................................................ 3
2.1.3 PENYEBAB INFLASI .................................................................. 4
2.1.4 DAMPAK INFLASI ....................................................................... 5
2.1.5 SOLUSI INFLASI DALAM PERSPEKTIF ISLAM ..................... 6
2.2 PENGANGGURAN .............................................................................. 8
2.2.1 PENGERTIAN PENGANGGURAN ............................................. 8
2.2.2 MACAM-MACAM PENGANGGURAN ...................................... 8
2.2.3 PENYEBAB ADANYA PENGANGGURAN ............................... 10
2.2.3 DAMPAK ADANYA PENGANGGGURAN ................................ 11
2.2.4 PERAN PEMERINTAH DALAM MENGATASI
PENGANGGURAN ...................................................................... 11
2.3 HUBUNGAN INFLASI DAN PENGANGGURAN ............................ 13
BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ....................................................................................... 15
3.2 SARAN ................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 16

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Inflasi dan pengangguaran adalah dua masalah ekonomi utama yang


dihadapi setiap negara. Kedua masalah ekonomi itu dapat mewujudkan beberapa
pengaruh buruk yang bersifat ekonomi, politik, dan sosial. Untuk menghindari
berbagai pengaruh buruk yang timbul, maka berbagai kebijkaan ekonomi perlu
dijalankan.

Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang dialami oleh


banyak negara. Begitu seriusnya masalah ini, sehingga dalam setiap rencana-
rencana pembangunan ekonomi masyarakat selalu dikatakan dengan tujuan untuk
menurunkan angka pengangguran. Namun kebijaksanaan pemecahan sudah tentu
harus dialamatkan kepada apa yang menjadi penyebabnya. Oleh karena itu setiap
analisis masalah-masalah ini selalu berminat untuk mengetahui profil
permasalahannya.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam pembahasan materi mengenai “Inflasi dan Pengannguran” ini kami


mengangkat rumusan masalah, yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan inflasi ?


2. Apa saja macam-macam inflasi ?
3. Apa saja penyebab dan dampak dari inflasi ?
4. Bagaimana solusi inflasi dalam perspektif islam ?
5. Apa yang dimaksud dengan pengangguran ?
6. Apa saja macam-macam pengangguran ?
7. Apa penyebab dan dampak dari pengangguran ?
8. Bagaimana solusi dalam mengatasi pengangguran ?
9. Apa hubungan inflasi dan pengangguran ?

1
1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar mengetahui tentang konsep
dari inflasi dan pengangguran serta hubungan antara inflasi dan pengangguran itu
sendiri.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Inflasi

2.1.1 Pengertian Inflasi

Inflasi merupakan suatu gejala dimana tingkat harga umum mengalami


kenaikan secara terus-menerus. Veniers dan Sebold mendefinisikan inflasi sebagai
suatu kecenderugan meningkatnya tingkat harga umum secara terus-menerus
sepanjang waktu. Berdasarkan pengertian diatas, kenaikan tingkat harga umum
yang terjadi sekali waktu saja tidak dapat dikatakan inflasi. Inflasi merupakan
“hantu” yang mencekap perekonomian.

Dalam banyak literatur disebutkan bahwa inflasi didefinisikan sebagai


kenaikan harga umum secara terus menerus dari suatu perekonomian. Sedangkan
menurut Rahardja dan Manurung, inflasi adalah gejala kenaikan harga barang-
barang yang bersifat umum dan terus menerus. Sedangkan menurut Sukirno, inflasi
yaitu kenaikan dalam harga barang dan jasa yang terjadi karena permintaan
bertambah lebih besar dibandingkan dengan penawaran barang dipasar. Dengan
kata lain, terlalu banyak uang yang memburu barang yang sedikit.

2.1.2 Macam-Macam Inflasi

Menurut Iskandar Putong, dalam bukunya Pengantar Ekonomi Mikro dan


Makro membagi inflasi menjadi :

Berdasarkan sifatnya, inflasi menjadi empat kategori :

 Creeping Inflation (inflasi merayap), yaitu inflasi yang besarnya kurang


10% pertahun.
 Galloping Inflation (inflasi menengah), yaitu inflasi yang biasanya ditandai
dengan naiknya harga-harga secara cepat dan relative besar.
 High Inflation (inflasi berat), yaitu inflasi yang besarnya antara 30-100%
per tahun. Dalam kondisi ini harga-harga secara umum naik dan bahkan
menurut istilah ibu rumah tangga harga berubah.

3
 Hyper Inflation (inflasi sangat tinggi), yaitu inflasi yang ditandai dengan
naiknya harga secara drastis hingga mencapai 100%. Pada kondisi ini
masyaakat lebih baik ditukarkan dengan barang.

Berdasarkan sebabnya inflasi dibagi menjadi dua kategori :

 Demand Full Inflation timbul karena adanya permintaan keseluruhan yang


tinggi di satu pihak dan di pihak lain kondisi produksi telah mencapai
kesempatan kerja penuh (full employment) yang berakibatkan pada hukum
permintaan. Apabila permintaan banyak sementara penawaran tetap maka
harga akan naik.
 Cost Push Inflaton disebabkan oleh naik turunnya produksi. Karena naiknya
biaya produksi (naiknya biaya produksi dapat terjadi karena tidak efisiennya
perusahaan) maka nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan akan
jatuh atau menurun. Kenaikan harga bahan baku industri disebabkan karena
adanya tuntutan yang kuat berupa kenaikan upah dari buruh.

Berdasarkan asalnya inflasi dibagi menjadi dua kategori, yaitu :

 Domestic Inflation, yang timbul karena terjadinya defisit dalam pembiayaan


dan pembelanjaan negara yang terlihat pada anggaran belanja negara. Selain
itu, harga-harga naik dikarenakna musim panceklik (gagal panen), bencana
alam yang berkeoanjangan, dsb.
 Imported Inflation, yang terjadi karena negara-negara yang menjadi mitra
dagang suatu negara mengalami inflasi yang tinggi. Dapat dilihat dari
harga-harga barang dan jasa ongkos priduksi relative mahal, sehingga bila
terpaksa negara lain harus mengimport barang tersebut dengan harga ynag
lebih mahal.
2.1.3 Penyebab Inflasi

Berbagai penyebab inflasi menurut perspektif ekonomi konvensional antara


lain :

4
 Deficit financing
 Terjadinya surplus ekspor
 Inflasi yang di import dari luar negri
 Terjadinya surplus import.

Menurut Dr. Rozalinda, M. Ag dalam bukunya Ekonomi Islam menjelaskan


bahwa penyebab terjadinya inflasi dalam perspektif ekonomi silam yaitu :

 Terjadinya karena sebab-sebab ilmiah (natural inflation), maksudnya


manusia tidak memiliki kuasa untuk mencegahnya. Inflasi ini terjadi karena
turunnya penawaran agrerat atau naiknya permintaan agregatif.
 Human Eror Inflation yaitu inflasi terjadi disebabkan oleh kesalahan
manusia. Contohnya korupsi, buruknya administrasi, dsb.
2.1.4 Dampak Inflasi

Inflasi umumnya memberikan dampak yang kurang menguntungkan dalam


perekonomian, akan tetapi sebagaimana dalam salah satu prinsip ekonomi bahwa
dalam jangka pendek ada trade off antara inflasi dan pengangguran, yang
menunjukan bahwa inflasi dapat dijadikan salah satu cara untuk menyeimbangkan
perekonomian negara, dan lain sebagainya. Sacara khusus dapat diketahui beberapa
point dampak negative maupun positif dari inflasi, diantaranya :

Dampak negatif :

 Bila harga secara umum naik terus-menerus maka masyarakat akan panik,
sehingga perekonomian tidak berjalan normal. Karena disatu sisi ada
masyarakat yang berlebihan uang untuk membeli suatu barang secara
berlebihan, sementara yang kekurangan uang tidak bisa membeli barang.
Yang akan berakibatkan negara rentan terhadap segala macam kekacauan
yang ditimbulkan.
 Sebagai akibat dari kepanikan tersebut, maka masyarakat cenderung untuk
menarik tabungan guna membeli suatu barang dengan jumlah yang banyak.
Sehingga banyak bank yang berakibatkan kekurangan dana atau rendahnya
invenstasi yang berdampak suatu bank tutup.

5
 Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk
memperbesar keuntungan dengan cara mempermiankan harga pasar.
 Distribusi barang relatif tidak adil karena adanya penumpukan konsentrasi
produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi dan
masyarakat yang memiliki bnayak uang.
 Bila inflasi berkepanjangan, produsen banyak yang bangkrut karena
produknya relatif akan semakin mahal sehigga tidak ada yang mempu beli.
 Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata, yang
mengarah pada sentimen dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir
pada penjarahan dan perampasan.

Dampak positif

 Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan


diusahakan seefisien mungkin, dan konsumtif dapat ditekan.
 Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negri
menjadi semakin dipercaya dan tangguh.
 Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan
tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau
membuka usaha.
2.1.5 Solusi Inflasi dalam perspektif Ekonomi Islam

Secara toeri, inflasi tidak dapat dihapus dan dihentikan. Namun laju inflasi
dapat ditekan sedemikian rupa. Islam memiliki solusi menekan laju inflasi seperti
yang telah dikemukakan oleh tokoh-tokoh islam klasik. Al-Ghazali (1058-1111)
menyatakan, pemerintah mempunyai kewajiban menciptakan stabilitas nilai uang.
Dalam ini Al-Ghazali membolehkan penggunaan uang yang bukan berasal dari
logam mulia seperti dinar dan dirham, tetapi dengan syarat pemerintah wajib
menjaga stabilitas nilai tukarnya dan pemerintah memastikan tidak ada spekulasi
dalam bentuk perdagangan uang. Ibnu Taimiyah (1263-1328) juga mempunyai
solusi terhadap inflasi ini. Ia sangat menentang keras terhadap terjadinya penurunan
nilai mata uang dan percetakan uang yang berlebihan. Beliau berpendapat
pemerintah seharusnya mencetak uang harus sesuai dengan nilai yang adil atas

6
transaksi masyarakat, tidak memunculkan kedzaliman terhadap mereka. Ini berarti
Ibnu Taimiyah menekankan bahwa percetakan uang harus seimbang dengan
transaksi pada sektor riil. Uang sebaiknya dicetak hanya pada tingkat minimal yang
dibutuhkan untuk bertransaksi dalam pecahan yang mempunyai nilai nominal yang
kecil. Disamping itu beliau juga menyatakn bahwa nilai intrinsik mata uang harus
sesuai dengan daya beli masyarakat. Penciptaan mata uang dengan nilai nominal
yang lebih besar dari pada nilai intrinsiknya akan menyebabkan penurunan nilai
mata uang serta akan memunculkan inflasi. Ini berarti akibat dari rendahnya nilai
intrinsik uang menjadi salah satu terjadinya inflasi. Begitu juga pemalsuan mata
uang dan perdangan mata uang di nilai Ibnu Taimiyah sebagai bentuk kedzaliman
terhadap masyarakat dan bertentangan dengan kepentingan umum.

Husain Shahathah menawarkan beberapa solusi untuk mengatasi inflasi,


diantaranya adalah :

 Reformasi terhadap sistem moneter yang ada sekarang dan menghubungkan


antara kuantitas uang dengan kuantitas produksi.
 Mengarahkan belanja dan melarang sikap berlebihan dan belanja yang tidak
bermanfaat.
 Larangan menyimpan (menimbun) harta dan mendorong untuk
menginvenrasikannya.
 Meningkatkan produksi dengan memberikan dorongan kapada masyarakat
secara meteril dan moral.

Manjaga pemasokan barang kebutuhan pokok merupakan yang krusial untuk bisa
mengandalikan inflasi. Dalam perekonomian sekarang, bank sentral mempunyai
peranan penting dalam mengedalikan inflasi. Bank sentral suatu negara umumnya
berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Selain itu bank
sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar uang mata uang
domestik. Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di
seluruh dunia termasuk Indonesia.

7
2.2 Pengangguran

2.2.1 Pengertian Pengangguran

Pengangguran adalah orang yang menganggur dan tidak memiliki pekerjaan


serta sedang aktif mencari pekerjaan. Kategori orang yang mengganggur biasanya
adalah mereka yang tidak memiliki pekerjaan pada usia kerja dan masanya kerja.
Usia kerja biasanya adalah usia yang tidak dalam masa sekolah (relatif 6-18 tahun).
Sedangkan diatas usia 18 namun masih sekolah dikategorikan sebagai penganggur,
meskipun hal ini masih banyak yang memperdebatkan. Pengangguran pada
dasarnya tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, karena bagaimanapun baik dan
hebatnya kemampuan suatu bangsa dalam menangani perekonomiannya, tetap saja
pengangguran itu ada.

Pengangguran selalu menjadi masalah, bukan saja karena pengangguran


berarti pemborosan dana. Akan tetapi, juga memberikan dampak sosial yang tidak
baik, contohnya akan semakin meningkatnya tindakan kriminal dan pelanggaran
moral. Akan tetapi, di sisi lain pengangguran umumnya dilakukan dengan suka rela,
baik karen amemilih pekerjaan, menunggu pekerjaan yang sesuai, keluar dari
pekerjaan yang lama untuk mencari pekerjaan baru, dsb.

2.2.2 Macam-Macam Pengangguran

Dalam studi ekonomi makro yang lebih lanjut, pembahasan masalah


pengangguran akan dilakukan lebih spesifik dan cermat. Misalnya, akan dibahas
apakah pengangguran yang terjadi merupakan pengangguran sukarela (voluntary
unemployment) atau pengangguran dukarela (involuntary unemployment). Berikut
ini macam-macam pengangguran :

 Pengangguran friksional
Pengangguran friksional adalah perputaran formal tenaga kerja. Seorang
pemuda yang memasuki angkatan kerja mencari pekerjaan. Orang
meninggalkan pekerjaan karena berbagai alasan. Beberapa orang keluar
karena tidak puas dengan kondisi kerja, keluar karena di pecat, dsb. Apapun
alasannya mereka arus mencari mencari pekerjaan yang membutuhkan

8
waktu. Orang yang menganggur selama mencari pekerjaan dikatakan
menganggur secara friksional. Pengangguran jenis ini akan selalu ada
meskipun struktur pekerjaan menurut keterampilan, industri, jenis
pekerjaan, dan lokasinya tidak berubah.
 Pengangguran struktural
Dikatakan pengangguran struktural karena sifatnya yang mendasar. Pencari
pekerjaan yang tidak mampu mempenuhi persyaratan yang dibutuhkan
untuk lowongan pekerjaan yang tersedia. Hal ini terjadi dalam
perekonomian yang berkembang pesat. Makin tinggi dan rumitnya proses
produksi atau teknologi produksi yang digunakan, menuntut persyaratan
tenaga kerja yang semakin tinggi. Semakin besarnya peranan mekanisme
pasar yang mengglobal, maka toleransi terhadap kekurangan persyaratan
tidak ada lagi. Dilihat dari sifatnya pengangguran struktural ini lebih sulit
diatasi di bandingkan penganguran fraksional. Selain membutuhkan
pendanaan yang besar juga waktu yang lama. Bahkan untuk di Indonesia
pengangguran struktural merupakan masalah besar di masa mendatang
jikatidak ada perbaikan kualitas SDM.
 Pengangguran siklis
Pengangguran siklis atau pengangguran konjungtar adalah penganggurang
yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan dalam tingkat kegiatan
perekonomian, pada waktu kegiatan ekonomi mengalami kemunduran,
perusahaan-perusahaan harus mengurangi kegiatan memproduksi. Apabila
kemunduran ekonomi terus berlangsung sehingga tidak dapat menyerap
tambahan tenaga kerja, maka pengangguran konjungtar akan menjadi
bertambah serius. Hal ini membutuhkan kebijakan ekonomi guna
meningkatkan kegiatan ekonomi dan harus diusahakan menambah
penyediaan kesempatan tenaga kerja untuk tenaga kerja yang baru
memasuki pasar tenaga kerja. Pengangguran siklis ini hanya dapat dikurangi
masalahnya apabila pertumbuhan ekonomi yang terjadi setelah kemunduran
ekonomi cukup besar dan dapat menyediakan kesempatan kerja baru yang
lebih besar dari pertambahan tenaga kerja yang terjadi.

9
 Pengangguran musiman
Penganguran jenis ini berkaitan erat dengan fluktuasi kegiatan ekonomi
jangka pendek, terutama terjadi di sektor pertanian. Contohnya diluar musi,
tanam dan panen, petani umumnya menganggur sampai musim tanam dan
panen berikutnya.

2.2.3 Penyebab adanya Pengangguran

Ada beberapa hal yang menyebabkan adanya pengangguran, yaitu :

 Jumlah tenaga kerja dan jumlah lapangan pekerjaan tidak seimbang


 Kemajuan teknologi
Saat ini banyak perusahaan yang hanya membutuhkan sedikit pekerja
karena posisinya sudah diambil oleh robot atau teknologi lainnya.
 Keterampilan dan pengalaman pemohon tidak sesuai dengan kriteria
 Kurangnya pendidikan
 Kemiskinan
 PHK
 Tempat tinggal jauh
Sebuah kota yang kurang berkembang biasanya merupakan sarang bagi
pengangguran. Banyak alasan kenapa mereka menganggur, mulai dari
tempat tinggal jauh, kurang mampu, dsb.
 Persaingan pasar global
Saat ini di Indoensia sudah banyak perusahaan asing yang didirikan, namun
memilih menggunakan tenaga kerja dari negara lain di bandingkan tenaga
kerja di Indonesia.
 Kesulitan mencari lowongan kerja
Ada banyak perusahaan yang tidak mengumumkan posisi yang dibutuhkan
dengan baik, sehingga banyak orang yang memiliki potensi besar
ketinggalan dan kehilangan informasi.
 Harapan untuk calon pekerja terlalu tinggi
Tentu saja setiap perusahaan mengingkan tenaga kerja yang terampil dan
berpengalaman. Namun biasanya jika ketika seleksi yang ketat tidak ada

10
yang sesuai, banyak dari mereka yang sama sekali tidak menerima tenaga
kerja.

2.2.4 Dampak dari Pengangguran

Pengangguran yang terjadi di dalam suatu perekonomian dapat membawa


dampak atau akibat buruk, baik terhadap perekonomian maupun individu dan
masyarakat.

Dampak pengangguran terhadap perekonomian

 Pengangguran menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimumkan


tingkat kesejahteraan yang mungkin dicapai.
 Pengangguran menyebabkan pendapatan pajak pemerintah berkurang.
 Pengangguran yang tinggi akan menghambat, dalam arti tidak akan
menggalakkan pertumbuhan ekonomi.

Dampak pengangguran terhadap individu dan masyarakat

 Pengangguran menyebabkan kehilangan mata pencaharian dan pendapatan


 Pengangguran menyebabkan kehilangan atau berkurangnya keterampilan.
 Pengangguran bisa menyebabkan ketidakstabilan sosial dan politik.

2.2.5 Peran Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran

Secara umum cara mengatasi pengangguran adalah dengan meningkatkan


invenstasi, meningkatkan kualitasn SDM, transfer teknologi dan penemuan
telnologi baru, pembenahan perangkat hukum dalam bidang ketenagakerjaan, dan
lain-lain. Secara teknis kebijakan upaya-upaya ke arah itu dapat ditempuh dengan
berbagai kebijakan misalnya :

 Penyelenggaraan bursa pasar kerja


Bursa tenaga kerja adalah penyampaian informasi oleh perusahaan-
perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja kepasa masyarakat luas.
Tujuan dari kegiatan ini adalah agar terjadi komunikasi yang baik antara
perusahaan dan pencari kerja.

11
 Menggalakkan kegiatan ekonomi informal
Kebijakan yang memihak kepada pengembangan sektor informal, dengan
cara mengembangkan industri rumah tangga sehingga mampu menyerap
tenaga kerja.
 Meningkatkan keterampilan tenaga kerja
Pengembangan sumber daya manusia dengan peningkatan keterampilan
melalui pelatihan bersertifikasi internasional. Berdasarkan survei tentang
kualitas tenaga kerja menunjukkan bahwa ranking Human Development
Index Indonesia di Asia pada tahun 2000 berada di peringkat 110. Data ini
menunjukkan rendahnya kualitas sumber daya manusia sehingga
peningkatan keterampilan mereka menjadi sangat diperlukan.
 Meningkatkan mutu pendidikan
Mendorong majunya pendidikan yang memadai mamungkinkan seseorang
untuk memperoleh kesempatan kerja yang lebih baik.
 Mendirikan pusat-pusat latihan kerja
 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Pemerintah perlu meningkatkan ekonomi sehingga akan memberikan
peluang bagi penciptaan kesempatan kerja.
 Mendorong investasi
pemerintah perlu terus mendorong masuknya investasi baik dari dalam
negeri maupun luar negeri untuk menciptakan kesempatan kerja di
Indonesia.
 Meningkatkan transmigrasi
Transmigrasi merupakan langkah pemerinah meratakan jumlah penduduk
dari pulau yang berpenduduk padat ke pulau yang msih jarang penduduknya
serta mengoptimalkan sumber kekayaan alam yang ada.
 Melakukan deregulasi dan debirokrasi
Deregulaso dan debirokasi di berbagai bidang industri untuk memancing
timbulnya investasi baru. Deregulasi artinya perubahan peraturan main
terhadap bidang-bidang tertentu, maksudnya adalah penyederhanaan
peraturan. Debirokrasi artinya perubahan struktur aparat pemerintah yang

12
menangani bidang-bidang tertentu, maksudnya penyederhanaan jumlah
pegawai yang menangani suatu urusan tertentu.
 Memperluas lapangan kerja
2.2 Hubungan Inflasi dan Pengangguran

Arti inflasi dan penganggurna telah dijelaskan secara singkat diatas,


sebagaimana diketahui bahwa manakala inflasi terlalu tinggi, maka masyarakat
cenderung tidak ingin menyimpan uangnya lagi, tetapi akan diubah dalam bentuk
barang, baik barang yang siap pakai atau harus malalui proses produksi (membuat
rumah misalnya). Sementara pengangguran adalah orang yang tidak bekerja dan
sedang mencari pekerjaan.

Dalam kondisi tingkat inflasi yang relatif tinggi, maka secara teoritis para
pengangguran akan banyak memperoleh pekerjaan, bukan saja karena banyak
masyarakat yang membutuhkan pekerjaan, tetapi juga para produsen seharusnya
akan memanfaatkan momentum kenaikan harga barang dengan menambah
produksinya yang tentu saja harus membuka kapasitas produksi baru dan ini tentu
memerlukan tenaga kerja baru sampai pada tingkat full employment.

Sampai sebegitu jauh sepertinya inflasi yang tinggi banyak memberika


dampak yang negatif daripada yang positif bagi suatu bangsa dalam
perekonomiannya. Alasannya, sederhana saja karena banyak negara yang
mengelola ekonominya tidak efisien, hambatan investasi, dan masih tergantung
sangat besar pada bahan baku impor. \

Kenyataan inflasi yang relatif tinggi membuat masyarakat hidup berhemat,


banyak PHK dan penurunan jumlah produksi sehingga terjadi kelangkaan barang
di pasar dan ini justru akan menjadi inflasi yang sudah tinggi menjadi lebih tinggi.

Prof. A. W Philips dari London School of Economic. Inggris meneliti data


dari berbagai negara mengenai tingkat pengangguran dan inflasi. Secara empiris
tanpa didasari teori yang kuat ditemukan suatu bukti bahwa ada hubungan yang
terbalik antara tingkat inflasi dan pengangguran. Dalam arti apabila inflasi naik
maka pengangguran turun, sebaliknya apabila inflasi turun maka pengangguran
naik.

13
Secara teori, Lipsey menerangkan hubungan antara tingkat inflasi dengan
pengangguran melalui teori pasar tenaga kerja. Menurutnya, upah tenaga kerja akan
cenderung turun bila pengangguran relatif banyak. Karena banyaknya tingkat
pengangguran mencerminkan adanya kelebihan penawaran tenaga kerja.
Sebaliknya upah tenaga kerja naik bila tingkat pengangguran relatif rendah, karena
adanya kelebihan permintaan tenaga kerja. Namun, meskipun pada suatu kondisi
terdapat keseimbangan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja yang
memberikan tingkat upah tertentu, pengangguran masih saja tetap ada. Hal ini
dikarenakan informasi yang kurang keahlian yang tidak sesuai dengan lowongan
dan sebagainya. Jadi menurut Lipsey, sehubungan dengan teori Philips penawaran
dan permintaan itu menentukan tingkat upah dan perubahan tingkat upah
tergantung dari adanya kelebihan permintaan tenaga kerja. Dengan demikian,
semakin besar kelebihan permintaan tenaga kerja, maka tingkat upah akan semakin
besar, ini berarti tingkat pengangguran akan semakin rendah. Karena hubungan
antara kelebihan permintaan tenaga kerja sebanding dengan kenaikan upah, maka
berarti bila tingkat upah tinggi maka pengangguran rendah, sebaliknya bila tingkat
upah rendah maka pengangguran tinggi. Namun, bila dibalik pernyataannya
menjadi bila tingkat pengangguran tinggi maka upah rendah dan apabila
pengangguran rendah maka upah tinggi. Perlu diingat bahwa asumsi dasar dari teori
ini adalah bahwa bila upah riil sama dengan upah nominal, dimana upah riil adalah
upah nominal debagi dengan harga yang berlaku.

Yang menjadi pertanyaan adalah dimanakah hubungan antara tingkat upah


dengan inflasi sehubungan dengan penjelasan teoritis. Lihatlah kembali salah satu
penyebab inflasi yang dijelaskan diatas, yaitu cost push inflation. Dimana salah satu
penyebab naiknya harga barang adalah adanya tuntutan kenaikan upah, sehingga
untuk mengatasi biaya produksi dan operasi. Maka harga produk dijual dengan
harga relatif mahal dari sebelumnya (artinya manakala upah tinggi, maka tingkat
inflasi tinggi, dan sebaliknya).

14
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi senantiasa meningkatnya harga


secara umum, atau suatu keadaan dimana terjadi turunnya nilai mata uang.
Pengangguran adalah orang yang menganggur dan tidak memiliki pekerjaan serta
sedang aktif mencari pekerjaan. Dala perekonomian tertutup dan dalam jangka
panjang, pengangguran dan inflasi merupakan masalah ekonomi yang perlu
dihadapi dan diatasi. Dalam sisitem pasar bebas, kedua masalah ini tidak dapat
diselesaikan dengan sendirinya. Kebijakan pemerintah perlu dijalankan apabila
salah satu dari kedua masalah itu timbul. Sesuai dengan keperluan ini dalam analisis
makro ekonomi perlu diperhatikan agar sesuai dengan kemaslahatan antara kedua
masalah tersebut dan bentuk-bentuk kebijakan pemerintah yang dapat digunakan
untuk mengatasi kedua masalah tersebut.

3.2 Saran

Dalam mengatasi kedua permasalahan diatas, pemerintah diperlukan usaha-


usaha yang lebih kreatif, inovatif, dan eksplorarif. Selain itu, globalisasi membuka
peluang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk
lebih ekploratif. Di dalam menghadapi zaman globalisasi kedepan mau tidak mau
harus meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalis,
dan moralitas yang standarnya adalah standar global.

Demikian makalah ini, semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan


para pembaca. Penulis memohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan
kata dan kalimat yang kurang jelas, kurang dimengerti dan lugas, tentunya banyak
kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya materi dan referensi yang kami
peroleh. Penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat diterima dengan baik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Nanga, Muana. 2001. Makro Ekonomi : Teori, Masalah, dan Kebijakan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada

Rosyidi, Suherman. 2012. Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo


Persada

Putong, Iskandar. 2008. Pengantar Rkonomi Mikro dan Makro. Jakarta: Ghalia
Indonesia

Amelia, Lia. 2007. Ekonomi Internasional. Yogyakarta: Graha Ilmu

16

Anda mungkin juga menyukai