MAKALAH
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
pengantar ekonomi makro islam
oleh
2020
0
KATA PENGANTAR
Puja serta syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah dengan judul
“Inflasi dan Penganguran” ini tepat pada waktunya. Sholawat beriringkan salam
senantiasa tercurah kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa
saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. H. Rudy Heryana, Lc, M.A
selaku dosen mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro Islam yang telah memberikan
tugas ini pada saya, sehingga saya mendapatkan banyak tambahan pengetahuan.
Saya selaku penulis makalah berharap semoga makalah ini bisa memberikan
banyak manfaat serta menambah pengetahuan bagi para pembaca. Namun, terlepas
dari itu saya memohon maaf karena makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun
demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB 2 PEMBAHASAN
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar mengetahui tentang konsep
dari inflasi dan pengangguran serta hubungan antara inflasi dan pengangguran itu
sendiri.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Inflasi
3
Hyper Inflation (inflasi sangat tinggi), yaitu inflasi yang ditandai dengan
naiknya harga secara drastis hingga mencapai 100%. Pada kondisi ini
masyaakat lebih baik ditukarkan dengan barang.
4
Deficit financing
Terjadinya surplus ekspor
Inflasi yang di import dari luar negri
Terjadinya surplus import.
Dampak negatif :
Bila harga secara umum naik terus-menerus maka masyarakat akan panik,
sehingga perekonomian tidak berjalan normal. Karena disatu sisi ada
masyarakat yang berlebihan uang untuk membeli suatu barang secara
berlebihan, sementara yang kekurangan uang tidak bisa membeli barang.
Yang akan berakibatkan negara rentan terhadap segala macam kekacauan
yang ditimbulkan.
Sebagai akibat dari kepanikan tersebut, maka masyarakat cenderung untuk
menarik tabungan guna membeli suatu barang dengan jumlah yang banyak.
Sehingga banyak bank yang berakibatkan kekurangan dana atau rendahnya
invenstasi yang berdampak suatu bank tutup.
5
Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk
memperbesar keuntungan dengan cara mempermiankan harga pasar.
Distribusi barang relatif tidak adil karena adanya penumpukan konsentrasi
produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi dan
masyarakat yang memiliki bnayak uang.
Bila inflasi berkepanjangan, produsen banyak yang bangkrut karena
produknya relatif akan semakin mahal sehigga tidak ada yang mempu beli.
Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata, yang
mengarah pada sentimen dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir
pada penjarahan dan perampasan.
Dampak positif
Secara toeri, inflasi tidak dapat dihapus dan dihentikan. Namun laju inflasi
dapat ditekan sedemikian rupa. Islam memiliki solusi menekan laju inflasi seperti
yang telah dikemukakan oleh tokoh-tokoh islam klasik. Al-Ghazali (1058-1111)
menyatakan, pemerintah mempunyai kewajiban menciptakan stabilitas nilai uang.
Dalam ini Al-Ghazali membolehkan penggunaan uang yang bukan berasal dari
logam mulia seperti dinar dan dirham, tetapi dengan syarat pemerintah wajib
menjaga stabilitas nilai tukarnya dan pemerintah memastikan tidak ada spekulasi
dalam bentuk perdagangan uang. Ibnu Taimiyah (1263-1328) juga mempunyai
solusi terhadap inflasi ini. Ia sangat menentang keras terhadap terjadinya penurunan
nilai mata uang dan percetakan uang yang berlebihan. Beliau berpendapat
pemerintah seharusnya mencetak uang harus sesuai dengan nilai yang adil atas
6
transaksi masyarakat, tidak memunculkan kedzaliman terhadap mereka. Ini berarti
Ibnu Taimiyah menekankan bahwa percetakan uang harus seimbang dengan
transaksi pada sektor riil. Uang sebaiknya dicetak hanya pada tingkat minimal yang
dibutuhkan untuk bertransaksi dalam pecahan yang mempunyai nilai nominal yang
kecil. Disamping itu beliau juga menyatakn bahwa nilai intrinsik mata uang harus
sesuai dengan daya beli masyarakat. Penciptaan mata uang dengan nilai nominal
yang lebih besar dari pada nilai intrinsiknya akan menyebabkan penurunan nilai
mata uang serta akan memunculkan inflasi. Ini berarti akibat dari rendahnya nilai
intrinsik uang menjadi salah satu terjadinya inflasi. Begitu juga pemalsuan mata
uang dan perdangan mata uang di nilai Ibnu Taimiyah sebagai bentuk kedzaliman
terhadap masyarakat dan bertentangan dengan kepentingan umum.
Manjaga pemasokan barang kebutuhan pokok merupakan yang krusial untuk bisa
mengandalikan inflasi. Dalam perekonomian sekarang, bank sentral mempunyai
peranan penting dalam mengedalikan inflasi. Bank sentral suatu negara umumnya
berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Selain itu bank
sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar uang mata uang
domestik. Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di
seluruh dunia termasuk Indonesia.
7
2.2 Pengangguran
Pengangguran friksional
Pengangguran friksional adalah perputaran formal tenaga kerja. Seorang
pemuda yang memasuki angkatan kerja mencari pekerjaan. Orang
meninggalkan pekerjaan karena berbagai alasan. Beberapa orang keluar
karena tidak puas dengan kondisi kerja, keluar karena di pecat, dsb. Apapun
alasannya mereka arus mencari mencari pekerjaan yang membutuhkan
8
waktu. Orang yang menganggur selama mencari pekerjaan dikatakan
menganggur secara friksional. Pengangguran jenis ini akan selalu ada
meskipun struktur pekerjaan menurut keterampilan, industri, jenis
pekerjaan, dan lokasinya tidak berubah.
Pengangguran struktural
Dikatakan pengangguran struktural karena sifatnya yang mendasar. Pencari
pekerjaan yang tidak mampu mempenuhi persyaratan yang dibutuhkan
untuk lowongan pekerjaan yang tersedia. Hal ini terjadi dalam
perekonomian yang berkembang pesat. Makin tinggi dan rumitnya proses
produksi atau teknologi produksi yang digunakan, menuntut persyaratan
tenaga kerja yang semakin tinggi. Semakin besarnya peranan mekanisme
pasar yang mengglobal, maka toleransi terhadap kekurangan persyaratan
tidak ada lagi. Dilihat dari sifatnya pengangguran struktural ini lebih sulit
diatasi di bandingkan penganguran fraksional. Selain membutuhkan
pendanaan yang besar juga waktu yang lama. Bahkan untuk di Indonesia
pengangguran struktural merupakan masalah besar di masa mendatang
jikatidak ada perbaikan kualitas SDM.
Pengangguran siklis
Pengangguran siklis atau pengangguran konjungtar adalah penganggurang
yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan dalam tingkat kegiatan
perekonomian, pada waktu kegiatan ekonomi mengalami kemunduran,
perusahaan-perusahaan harus mengurangi kegiatan memproduksi. Apabila
kemunduran ekonomi terus berlangsung sehingga tidak dapat menyerap
tambahan tenaga kerja, maka pengangguran konjungtar akan menjadi
bertambah serius. Hal ini membutuhkan kebijakan ekonomi guna
meningkatkan kegiatan ekonomi dan harus diusahakan menambah
penyediaan kesempatan tenaga kerja untuk tenaga kerja yang baru
memasuki pasar tenaga kerja. Pengangguran siklis ini hanya dapat dikurangi
masalahnya apabila pertumbuhan ekonomi yang terjadi setelah kemunduran
ekonomi cukup besar dan dapat menyediakan kesempatan kerja baru yang
lebih besar dari pertambahan tenaga kerja yang terjadi.
9
Pengangguran musiman
Penganguran jenis ini berkaitan erat dengan fluktuasi kegiatan ekonomi
jangka pendek, terutama terjadi di sektor pertanian. Contohnya diluar musi,
tanam dan panen, petani umumnya menganggur sampai musim tanam dan
panen berikutnya.
10
yang sesuai, banyak dari mereka yang sama sekali tidak menerima tenaga
kerja.
11
Menggalakkan kegiatan ekonomi informal
Kebijakan yang memihak kepada pengembangan sektor informal, dengan
cara mengembangkan industri rumah tangga sehingga mampu menyerap
tenaga kerja.
Meningkatkan keterampilan tenaga kerja
Pengembangan sumber daya manusia dengan peningkatan keterampilan
melalui pelatihan bersertifikasi internasional. Berdasarkan survei tentang
kualitas tenaga kerja menunjukkan bahwa ranking Human Development
Index Indonesia di Asia pada tahun 2000 berada di peringkat 110. Data ini
menunjukkan rendahnya kualitas sumber daya manusia sehingga
peningkatan keterampilan mereka menjadi sangat diperlukan.
Meningkatkan mutu pendidikan
Mendorong majunya pendidikan yang memadai mamungkinkan seseorang
untuk memperoleh kesempatan kerja yang lebih baik.
Mendirikan pusat-pusat latihan kerja
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Pemerintah perlu meningkatkan ekonomi sehingga akan memberikan
peluang bagi penciptaan kesempatan kerja.
Mendorong investasi
pemerintah perlu terus mendorong masuknya investasi baik dari dalam
negeri maupun luar negeri untuk menciptakan kesempatan kerja di
Indonesia.
Meningkatkan transmigrasi
Transmigrasi merupakan langkah pemerinah meratakan jumlah penduduk
dari pulau yang berpenduduk padat ke pulau yang msih jarang penduduknya
serta mengoptimalkan sumber kekayaan alam yang ada.
Melakukan deregulasi dan debirokrasi
Deregulaso dan debirokasi di berbagai bidang industri untuk memancing
timbulnya investasi baru. Deregulasi artinya perubahan peraturan main
terhadap bidang-bidang tertentu, maksudnya adalah penyederhanaan
peraturan. Debirokrasi artinya perubahan struktur aparat pemerintah yang
12
menangani bidang-bidang tertentu, maksudnya penyederhanaan jumlah
pegawai yang menangani suatu urusan tertentu.
Memperluas lapangan kerja
2.2 Hubungan Inflasi dan Pengangguran
Dalam kondisi tingkat inflasi yang relatif tinggi, maka secara teoritis para
pengangguran akan banyak memperoleh pekerjaan, bukan saja karena banyak
masyarakat yang membutuhkan pekerjaan, tetapi juga para produsen seharusnya
akan memanfaatkan momentum kenaikan harga barang dengan menambah
produksinya yang tentu saja harus membuka kapasitas produksi baru dan ini tentu
memerlukan tenaga kerja baru sampai pada tingkat full employment.
13
Secara teori, Lipsey menerangkan hubungan antara tingkat inflasi dengan
pengangguran melalui teori pasar tenaga kerja. Menurutnya, upah tenaga kerja akan
cenderung turun bila pengangguran relatif banyak. Karena banyaknya tingkat
pengangguran mencerminkan adanya kelebihan penawaran tenaga kerja.
Sebaliknya upah tenaga kerja naik bila tingkat pengangguran relatif rendah, karena
adanya kelebihan permintaan tenaga kerja. Namun, meskipun pada suatu kondisi
terdapat keseimbangan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja yang
memberikan tingkat upah tertentu, pengangguran masih saja tetap ada. Hal ini
dikarenakan informasi yang kurang keahlian yang tidak sesuai dengan lowongan
dan sebagainya. Jadi menurut Lipsey, sehubungan dengan teori Philips penawaran
dan permintaan itu menentukan tingkat upah dan perubahan tingkat upah
tergantung dari adanya kelebihan permintaan tenaga kerja. Dengan demikian,
semakin besar kelebihan permintaan tenaga kerja, maka tingkat upah akan semakin
besar, ini berarti tingkat pengangguran akan semakin rendah. Karena hubungan
antara kelebihan permintaan tenaga kerja sebanding dengan kenaikan upah, maka
berarti bila tingkat upah tinggi maka pengangguran rendah, sebaliknya bila tingkat
upah rendah maka pengangguran tinggi. Namun, bila dibalik pernyataannya
menjadi bila tingkat pengangguran tinggi maka upah rendah dan apabila
pengangguran rendah maka upah tinggi. Perlu diingat bahwa asumsi dasar dari teori
ini adalah bahwa bila upah riil sama dengan upah nominal, dimana upah riil adalah
upah nominal debagi dengan harga yang berlaku.
14
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Nanga, Muana. 2001. Makro Ekonomi : Teori, Masalah, dan Kebijakan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada
Putong, Iskandar. 2008. Pengantar Rkonomi Mikro dan Makro. Jakarta: Ghalia
Indonesia
16