Anda di halaman 1dari 18

PARAGRAF

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia


Oleh:
Dosen: Nurhasanah, M. Hum

Oleh :

Rifani Annisa Mawardini 1199220072


Rifqi Naufal Hanif 1199220073
Riska Nurul Asifa 1199220074
Rizka Hiqmatul Badriah 1199220075

JURUSAN EKONOMI SYARI’AH/I/B


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUDUNG DJATI BANDUNG
2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala kemampuan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Paragraf” pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Kehidupan yang layak
dan sejahtera merupakan hal yang sangat wajar dan diinginkan oleh setiap
masyarakat, mereka selalu busaha mencarinya dan tak jarang menggunakan cara-
cara yang tidak semestinya dan bisa berakibat buruk. Dengan mengucap puji
syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, serta tak lupa
sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW atas petunjuk
dan risalah-Nya, dan telah membawa zaman kegelapan ke zaman terang
benderang. Dan atas do’a restu dan kerjasama dari anggota kelompok kami dalam
pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah ini, oleh karena itu kami sangat menghargai akan saran dan kritik untuk
membangun makalah ini lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan,
semoga melalui makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Bandung, 26 September 2019

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................1
1.3 Tujua Penulisan ..................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paragraf ............................................................................3
2.2 Syarat-syarat Paragraf ........................................................................3
2.3 Jenis-jenis Paragraf .............................................................................4
2.4 Struktur Pembuatan Paragraf ..............................................................9
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................13
3.2 Saran....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................14
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Umumnya kesulitan petama membuat karya tulis ilmiah adalah
mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan
perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri
sendiri, melainkan ada kaitannya dalam kalimat lain yang membentuk paragraf,
paragraf merupakan sanian kecil sebuah karangan yang membangun satuan
pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan.
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan
hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa
kalimat menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan.
Kesatuan berarti sebuah kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan
(gagasan tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak,
saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
Dalam kenyataan kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya
terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam
pembahasan ini wujud alinea semacam itu diangap sebagai pengecualian karena
disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea
semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk
mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan
tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan
sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi,
tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang
mewujudkan sebuah karangan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Paragraf
2. Struktur Paragraf
3. Syarat-Syarat Paragraf

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian paragraf
2. Mengetahuo struktur paragraf
3. Mengatahui syarat-syarat paragraf
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paragraf

Menurut Dr. Djago Tarigan, Paragraf adalah seperangkat kalimat


tersusun logis sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang
relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan
karangan. Adapun pengertian lain “Paragraf atau alinea adalah
pengelompokkan gagasan dalam satu kesatuan yang runtun.” (Prof.Dr.Suherli
K, M. Pd.,2012:1)

Dalam kamus besar bahsa Indonesia, paragraf adalah bagian bab dalam
sau karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai
dengan garis baru).

Menurut penganalisaan beberapa sumber yang memberikan keterangan


tentang paragraf, maka dapat disimpulkan bahwa paragraf adalah kesatuan
kalimat yang mengandung gagasan yang tersusun secara sistematis untuk
menyampaikan makna kalimat. Gagasan yang dimiliki suatu paragraf hanya
memiliki satu pikiran utama atau ide pokok. Ide pokok ini merupakan gagasan
utama dari kalimat yang dibuat oleh pengarang. Dengan demikian, kalimat lain
yang disertakan dengan paragraf merupakan kalimat penjelas. Pikiran utama
yang terdapat dalam paragraf dapat diletakkan di awal dan akhir kalimat. Dapat
menggunakan pola deduktif (umum-khusus) dan pola induktif (khusus-umum).

2.2 Syarat-Syarat Paragraf


A. Kesatuan Paragraf
Agar kesatuan paragraf terjaga, sebuah paragraf harus berisi satu pikiran
utama.
B. Kepaduan Paragraf
Paragraf dikatakan padu apabila kalimat-kalimat di dalam paragraf
tersebut berhubungan logis. Hubungan pikiran dalam paragraf tersebut
membentuk kejelasan struktur dan makna. Kepaduan di dalam paragraf di
bentuk melalui repetisi kata ganti, kata kunci, kata transisi, dan bentuk
paragraf.
C. Ketuntasan Paragraf
Ketuntasan paragraf adalah kesempurnaan paragraf. Dalam membangun
ketuntasan paragraf dilakukan dengan melakukan klasifikasi dan
pembahasan tuntas.
D. Konsistensi Sudut Pandang dalam Paragraf
Maksud konsistensi sudut pandang dalam paragraf adalah penyertaan
penulis dalam karangan harus konsisten pada seluruh paragraf. Konsisten
ini menyangkut pada penyebutan diri penulis sebagai saya maupun tatkala
menceritakan orang lain dengan sebutan ia atau dia.
E. Keruntutan Paragraf
Keruntutan gagasan adalah penyusunan uruta gagasan dalam karya tulis
ilmiah. Ide-ide disusun sedemikian rupa sehingga terasa mengalir dari satu
kalimat ke kalimat lain di dalam kesatuan sebuah paragraf. Karangan enak
di baca, mudah dipahami, menyenangkan pembacanya.

2.3 Jenis Paragraf

Ada tiga jenis paragraf berdasarkan struktur, isi, dan penalaran.


Berdasarkan strukturnya, terdapat paragraf pengantar, paragraf pengembang,
paragraf peralihan, dan paragraf penutup. Berdasarkan isi terdapat paragraf narasi,
deskripsi, ekpositoris, argumentasi, dan persuasi. Berdasarkan penalaran terdapat
paragraf induksi, deduksi, induksi-deduksi, deduksi-induksi, dan kronologis.
A. Paragraf Berdasarkan Struktur
 Paragraf Pengantar
Paragraf pengantar dalam sebuah karya ilmiah berfungsi mengantarkan
pembaca kepada isi karya tulis tersebut. Adanya fungsi pengantar ini diharapkan
paragraf pengantar dapat menghadirkan simpati pembaca agar berminat membaca
karya tulis tersebut sampai tuntas.
Contoh :
Ada dua peristiwa penting yang akan diperingati oleh insan perfilman
nasional dalam waktu dekat. Pertama, memperingati Hari FilmNasional
yang ke-66 (dihitung sejak 1950). Kedua, memperingati 100 tahun Sensor
(dihitung sejak 1916). Lalu apa yang bias dicatat dari kedua peristiwa ini?
(Kemala Atmojo, “HFN dan 100 Tahun Sensor (Film)”, Kompas Selasa, 9
Februari 2016)
 Paragraf Pengembang
Paragraf pengembang adalah paragraf yang fungsinya menerangkan atau
menguraikan gagasan.
Contoh :
Jadi, dalam konteks peringatan HFN, apa yang harus dan perlu berubah?
Pertama-tama adalah mentalitas proteksi, kita tak boleh terus bermental
seperti pengemis proteksi. Persaingan harus dimaknai tantangan untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya. Kehadiran negara tak boleh
dimengerti sebagai kewajiban negara umtuk melindungi kemalasan dan
seterusnya. Negara perlu hadir untuk membantu meningkatkan sumber
daya manusia, kemudahan akses, dan keadilan bagi seluruh pemangku
kepentingan perfilman.
 Paragraf Peralihan
Paragraf peralihan adalah paragraf penghubung diantara paragraf utama.
Dengan adanya paragraf ini pembaca mendapat kemudahan ketika beralih dari
satu paragraf utama ke paragraf utama lainnya.
 Paragraf Penutup
Dalam karya tulis ilmiah selalu ada bagian penutup. Bagian penutup dalam
tulisan berfungsi untuk memberi kesimpulan, mengingat pentingnya gagasan
utama dalam sebuah tulisan. Untuk itu, dalam bagian penutup selain memberi
isyarat akhir sebuah tulisan, juga memberi tekanan pada gagasan utama dalam
tulisan tersebut.
Contoh :
Pembatasan hak-hak asasi itu hanya dapat dibatasi oleh dan berdasarkan
UU, semata-mata untuk menjamin pengakuan dan penghormatan HAM serta
kebebasan orang lain, kesusilaan, ketertiban umum, dan kepentingan bangsa.
Karena itu, penting sekali para anggota LSF memahami hal ini. Sejauh
pengamatan saya, hanya tinggal satu hal yang masih perlu mendapat perhatian,
yaitu masalah SARA. Kondisi multikultural bangsa kita dan kesenjangan
pendidikan yang tinggi, masalah SARA masih mungkin muncul dalam film. Di
luar itu, rasanya para insan film sudah bias melakukan sensor terhadap dirinya
sendiri.

C. Paragraf Berdasarkan Penalaran


Untuk menghasilkan karya tulis ilmiah yang baik diperlukan
pengembangan paragraf. Gagasan dalam paragraf berkembang sehingga pembaca
memahami isi tulisan dengan mudah, menambah wawasan pembaca, dan
membuat pembaca puas dengan isi karya tulis tersebut.
Ada beberapa jenis pengembangan paragraf berdasarkan nalar, yaitu
alami, klimaks, antiklimaks, deduktif, induktif, deduksi-induksi, induksi-deduksi,
sebab-akibat, kronologis. di bawah ini beberapa contoh jenis paragraf di atas :
 Paragraf Induksi-Deduksi
Untuk melakukan tugasnya, pada hati yang sehat pun selalu terdapat lemak 3-
5%. Tetapi jika fungsi hati menurun, atau pada kondisi mengalirnya zat nutrisi
dalam jumlah besar terus-menerus akibat terlalu banyak makan, keseimbangan
permintaan dan penawaran menjadi terganggu sehingga lemak menimbun pada
hati. Kondisi menimbunnya lemak pada hati seperti ini disebut “perlemakan hati”
(fatty liver). Secara umum, apabila lemak menmpati 30% atau lebih pada hati,
didiagnosis sebagai lemak perlemkan hati. (Hiromi Shinya, Mukjizat Enzim, 2014.
Hal.34)
 Paragraf Deduksi-Induksi
Ilmu kedokteran modern meyakini batas usia manusia sekitar 120 tahun,.
Semua orang yang Panjang umur hingga lebih dari 100 tahun secara umum
memiliki raut usus yang bagus. Artinya, usus yang bagus memungkinkan mereka
hidup Panjang umur.
 Paragraf Kronologis
“Kami mulai bekerja menyangrai beras sejak pukul 03.00. Istirahat siang dan
sambung lagi sore pukul 15.00. Malam pulang ke rumah “kaya Umi, warga
Kampung Melayu, Kabupaten Tangerang. Ia sudah bekerja di tempat itu sejak 20
tahun lalu.

D. Paragraf Berdasarkan Fungsi


Berikut termasul dalam paragraf berdasarkan fungsi. Ada beberapa
paragraf dalam jenis ini, antara lain paragraf perbandingan, pertentangan, analogi,
sebab akibat beserta cotoh:
 Paragraf Perbandingan
Paragraf perbandingan merupakan paragraf yang dalam penjelasannya
dilakukan dengan cara membandingkan dua hal yang tingkatannya sama dan
keduanya memiliki persamaan dan perbedaan.
Contoh :
Bahkan, dibandingkan beberapa negara Eropa, 300 sukarelawan sangat
minor posisinya. Negara seperti Inggris atau Belgia “mengirim” tidak
kurang dari 600 sikarelawan NIIS, Jerman mencapai 800, bahkan Perancis
diperkirakan 1.200 orang. Amerika Serikat, negara paling keras (katanya)
menentang teror, dan kaum muslim di sana adalah minoritas, masih
“mengirim” sukarelawan hingga setengah dari negeri ini. Jika
diperhitungkan dengan jumlah penduduk Indomesia mencapai 245 jiwa,
jumlah 300 orang sungguh taj berarti dibandingkan dengan negara-negara
Islam lainnya, bahkan daripada banyak negara Eropa.
 Paragraf Pertentangan
Paragraf pertentangan menyusun argumennya dengan cara mempertentangkan
dua hal atau lebih di dalam uraiannya. Argumentasi dalam paragraf pertentangan
adalah argumentasi dengan jalan melakukan penolakan.
Contoh :
Preman-preman yang didukung politisi lokal itu menguasai sungai di
sepanjang jalan di persawahan desa. Sungai itu ditutup beton dan
diatasnya dibangun banyak ruko. Per unit ruko tersebut dijual 25 juta.
Warga desa menentang upaya penguasaan lahan yang dibawahnya terdapat
sungai untuk mengaliri persawahan. Selain bertentangan dengan hukum,
penguasa sungai merugikan pertanian desa itu. Mulanya warga takut
dengan pelbagai ancaman. Perlahan keberanian timbul dan seluruh warga
desa berdatangan dengan pacul dan celurit di tangan. Meraka menyerukan
ruko itu segera dirobohkan.
 Paragraf Analogi
Paragraf analogi digunakan untuk menerangkan suatu hal dengan tujuan agar
penjelasaanya semakin terang bagi pembacanya.
Contoh :
Hidup ini ibarat orang yang berjalan di tengah padang pasir lalu istirahat di
bawah pohon. Setelah cukup istirahat kemudian melanjutkan perjalanan
kembali. Tidak ada yang abadi di atas muka bumi ini. Tahu-tahu seseorang
tersadar usianya telah mencapai 40 tahun. Demikian juga orang yang
berusia 60 tahun. Tiba-tiba waktu bergegas dengan lekas. Memang, semua
yang hidup pasti akan mati. Sepanjang-panjang usia manusia zaman ini
tidak akan lebih dari 150 tahun. Manusia dengan usia setua itu sudah
sangat jarang ditemui lagi. Umur rata-rata manusia sekarang berkisar pada
70 tahun. Usia 70 itu tidak lama bagi yang mengalaminya.
 Paragraf Sebab-Akibat
Paragraf yang disusun berdasarkan hubungan sebab dan akibat memiliki
pikiran utama dan pikiran penjelas. Pikiran utama dinyatakan dalam kalimat topik,
sedangkan pikiran penjelas dinyatakan dalam kalimat penjelas. Posisi kalimat
topik dan kalimat penjelas dapat di depan, di tengah, atau di akhir paragraf.
Contoh :
Penyakit demam berdarah menyerang setiap puncak musim hujan. Banyak
rumah sakit kedatangan pasien yang mengalami gejala khas penyakit
demam berdarah. Pemerintah telah mengumumkan status darurat penyakit
demam berdarah. Semua pihak, khususnya instansi pemerintah,
diinstruksikan memberantas penyakit demam berdarah. Masyarakat yang
sering terjangkit demam berdarah segera bergotong-royong memberantas
sarang di lingkungan perumahan mereka.

E. Paragraf berdasarkan isi


 Paragraf Deskripsi
Paragraf jenis ini berisi kalimat-kalimat yang mendeskrpsikan atau
menggambarkan sesuatu. Tujuan dari paragraf ini agar pembaca memperoleh
gambaran yang jelas mengenai objek yang dituliskan baik itu manusia atau benda.
Dengan menggunakan paragraf deskripsi sebuah objek yang dituliskan seolah
dapat disentuh, dibaui. didengar, dicecap, dan dilihat.
Contoh :
Bandung masih diselimuti kabut. Orang-orang baru satu dua yang lalu
Lalang. Kendaraan hanya kadang-kadang terdengar menderu. Yang tamak
dominan adalah para petugas kebersihan kota. Mereka sibuk
membersihkan sampah. Mereka bekerja dengan riang. Kadang-kadang
mereka bersenandung di sela-sela pekerjaannya. Perlahan tapi pasti
keramaian kendaraan di jalan berambah sedikit demi sedikit. Bandung
sedang menggeliat dari tidurnya.
 Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang berusaha menjelaskan atau
memberikan sesuatu. Penjelasan atau pemberian sering kali bertolak dan satu
definisi. Paragraf ini lazim menjabarkan hasil penelitian atau pengetahuan yang
dimilikinya penulisnya.
Contoh :
Kota Bandung adalah salah satu ibu kota provinsi dari sekian banyak
provinsi di Indonesia, yaitu provinsi Jawa Barat. Sebagai ibu kota provinsi
Kota Bandung juga amat dikenal sebagai kota Asia Afrika, yaitu kota
tempat berlangsungnya Konferensi Asia Afrika. Selain itu, kota Bandung
pun memiliki banak julukan, diantaranya sebagai Paris van Java.
 Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berusaha meyakinkan bahwa hal
yang dikemukakan adalah benar. Cara meyakinkan kebenaran itu biasanya dengan
cara menajukan sebuah fakta.

Contoh :
Hampir semua orang yang pernah tinggal di kota Bandung menyatakan
merasa betah tinggal di kota tersebut. Bahkan, umumnya meraka berusaha
tetap tinggl di kota ini. Bisa dimengerti mengapa mereka betah. Kota ini
memiliki hawa yang sejuk. Tingkat kriminalitasnya juga relatif kecil bila
dibandingkan dengan kota setaranya, Surabaya dan Medan misalnya.
Terdapat banyak lembaga pendidikan negeri di dalamnya. Juga, kotanya
tidak terlalu besar seperti Jakarta, sehingga dari satu sudut kota ke sudut
kota lainnya tidak terlalu jauh. Itulah beberapa hal yang menyebabkan para
pendatang rela tinggal berdesakan di kota ini.
 Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang berusaha menceritakan peristiwa demi
peristiwa yang dialami seorang tokoh. Paragraf ini berupa sekumpulan penggalan
mengenai suatu hal yang terdapat awalan, tengah, dan akhiran.
Contoh :
Hari itu ia telusuri sudut demi sudut kota Bandung yang amat dicintainya
seolah-olah tidak mau adapun satu sudut yang terlewat. Setiap sudut yang
disinggahinya menyisakan kenangan amat mendalam baginya. Mula-mula
ia telusuri sudut Setiabudi. Di wilayah ini ia menyimpan amat banyak
kenangan. Penelurusan dilanjutkan ke wilayah balai kota dan sekitarnya.
Di sini pun ia amat hanyut dengan kenangan bersama-sama sahabatnya,
juga kekasihnya. Lalu, ia lanjutkan menyusuri wilayah alun-alun yang
sekarang telah berubah total dan masa dua puluh tahun yang lalu. Lagi-lagi
ia terhanyut dalam kenangan masa lalunya. Setiap tempat, setiap sudut
kota itu yang ada hanyalah kenangan indah baginya, seluruhnya.
 Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi adalah paragraf yang disusun oleh seorang penulis dengan
maksud agar pembacanya mengikuti sudut pandang yang diambil penulisnya.
Agar ajakannya didukung penulis menggunakan data atau hasil riset sehingga
ajakannya menjadi kuat.
Contoh :
Datangalah ke Bandung untuk acara wisata keluarga Anda. Bandung
dikelilingi gunumg dan bukit yang menghijau. Selian hawanya sejuk
dengan ketinggian mencapai 200 meter diatas permukaan laut, Bandung
juga ditumbuhi banyak pepohonan. Udara kota Bandung lebih berkualitas
dibandingkan dengan kota-kota lain di Indonesia seperti Jakarta,
Yogyakarta, dan Surabaya. Untuk itu, berkunjunglah ke Bandung yang
kaya akan kuliner dan beragam hotel yang siap menyambut anda.

2.4 Struktur Pembentukan Paragraf


Berdasarkan fungsinya, kalimat yang membangun paragraf pada umumnya
dapat diklasifikasikan atas dua macam yaitu kalimat topik atau kalimat pokok, dan
kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat topik adalah kalimat yang
berisi ide pokok atau ide utama paragraf. Ada pun kalimat penjelas atau kalimat
pendukung sesuai dengan namanya adalah kalimat yang berfungsi menjelaskan
atau mendukung ide utama paragraf. Berikut adalah ciri-ciri kalimat topik dan
kalimat penjelas:
 Ciri-ciri kalimat topik
1. Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih
lanjut.
2. Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
3. Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat
lain.
4. Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi.
 Ciri-ciri kalimat penjelas
1. Merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dalam satu paragraf dari
segi arti).
2. Arti kalimat baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain.
3. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi.
4. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data tambahan lain yang bersifat
mendukung kalimat topik.
Mendapatkan banyaknya unsur dan urutan yang pembangun paragraf,
struktur dapat dikelompokkan delapan kemungkinan, yaitu :

1. Paragraf terdiri atas transisi kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang,


dan kalimat penegas.
2. Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, kalimat
pengembang, dan kalimat penegas.
3. Paragraf terdiri atas kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat
penegas.
4. Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, dan kalimat
pengembang.
5. Paragraf terdiri atas transisi berupa kalimat, kalimat topik, dan kalimat
pengembang.
6. Paragraf terdiri atas kaliamt topik dan kalimat pengembang.
7. Paragraf terdiri atas kalimat pengembang dan kalimat topik.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Paragraf (alinea) merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih
tinggi dan lebih luas dari pada kalimat. Paragraf merupakan kumpulan kalimat
tetapi kalimat yang bukan sekedar berkumpul, melainkan berhubungan antara
yang satu dengan yang lain dalam satu rangkaian yang membentuk suatu kalimat.

3.2 Saran
Dalam membuat suatu paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat harus
mengetahui dahulu kalimat yang akan disusun menjadi paragraf tersebut, harus
memiliki hubungan yang erat dan memenuhi syarat-syarat yang telah penulis
uraikan di bab sebelumnya.
Demikian makalah ini, semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan
para pembaca. Penulis memohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, kurang dimengerti dan lugas,
tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya materi dan
referensi yang kami peroleh. Penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat diterima dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Firman. dkk. 2016. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Bandung:


Maulana Medika Grafika
https://www.academia.edu/24274800/MAKALAH_tentang_PARAGRAF_bhs_INDONESIA
https://blogbahasa-indonesia.blogspot.com/2017/12/paragraf.html

Anda mungkin juga menyukai