KETERAMPILAN MENULIS
Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Christiana (855794436)
2. Nurul Hidayah (856984303)
3. Rindi Novita Sari (856984399)
4. Tiara Evita Rani (856984518)
5. Tomi Ardi Wibowo (856984525)
6. Widya Puspita Sari (856985677)
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT, karena atas berkat
dan limpahan rahmat-NYA maka penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Keterampilan Menulis.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu kegiatan dalam perkuliahan pada
mata kuliah Keterampilan Menulis. Dalam penyusunan makalah ini, kami memperoleh
banyak bantuan dari berbagai pihak.
Melalui kata pengantar ini, penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangatlah dibutuhkan guna memperbaiki kekurangan yang ada. Akhir kata, kami
berharap makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca
dan penulis pada khususnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari hari istilah paragraf sering kali terdengar atau bahkan terucap
pada saat membaca buku, majalah, artikel atau surat kabar. Suatu kalimat dalam tulisan tidak
berdiri sendiri melainkan kait mengait dalam kalimat lain yang membentuk paragraf, paragraf
merupakan sajian kecil sebuah karangan yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang
disampaikan oleh penulis dalam karangan.
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal). Kepaduan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal
paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu
kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea
semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal
jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah.
Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang pembicara.
Paragraf sebenarnya sudah memasuki kawaasan wacana atau karangan formal yang
sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi tanpa kemampuan menyusun
paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian paragraf?
2. Apa saja penanda dan struktur paragraf?
3. Apa syarat paragraf yang baik?
4. Apa saja jenis jenis paragraf?
1
C. Tujuan Makalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mendefinisikan paragraf
2. Menidentifikasi penanda dan struktur paragraf
3. Menjelaskan syarat-syarat paragraf yang baik
4. Mengidentifikasi jenis jenis paragraf
D. Manfaat Makalah
1. Penulis dapat melatih mengembangkan pengetahuan mengenai definisi paragraf.
2. Meningkatkan kemampuan menjelaskan syarat paragraf yang baik dan
menuliskannya.
3. Meningkatkankemampuandalammemperbaiki paragraf yang kurang baik.
4. Melatih dan mengembangkan kemampuan mengidentifikasi jenis jenis paragraf.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Fungsi Paragraf
Menurut Djago Tarigan (2009:5-6) fungsi paragraf adalah sebagai berikut.
1. Penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide pokok keseluruhan karangan.
2. Memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok pengarang.
3. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis.
4. Pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan memahami alur pikiran pengarang.
5. Penyampai pikiran atau ide pokok pengarang kepada pembaca.
6. Penanda bahwa pikiran baru dimulai.
7. Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berfungsi sebagai pengantar,
transisi dan penutup karangan.
3
permulaan setiap paragraf dan mengikuti alur pikiran penulis dari satu tahap ke tahap
berikutnya.
2. Struktur Paragraf
Paragraf dibangun setidaknya atas dua unsur utama yakni kalimat topik dan kalimat
penjelas. Selain itu ada juga paragraf yang didukung dengan unsur transisi dan kalimat
penegas.
Transisi adalah mata rantai penghubung antar kalimat dalam paragraf atau antar
paragraf dalam satu wacana. Jenis-jenis transisi yakni sebagai berikut.
a. Transisi kelanjutan: dan, lagi, lalu, serta, lagi pula, bahkan, tambahan lagi, kemudian,
dan lalu, seterusnya, selanjutnya.
b. Transisi urutan waktu: dahulu, kemarin, kini, sekarang, sebelum, sesudah, setelah,
sementara itu, sedangkan, sehari kemudian, sebulan yang lalu, setahun kemudian,
seabad yang lalu.
c. Transisi klimaks: paling ..., se...nya, ter...
d. Transisi perbandingan: sama dengan, seperti, ibarat, bak, bagaikan, laksana, semisal,
seumpama, selayaknya.
e. Transisi kontras: tetapi, namun, akan tetapi, namun demikian, biarpun, walaupun,
bagaimanapun, sebaliknya.
f. Transisi jarak: disana, disini, disitu, disamping, dikiri, dikanan, diatas, dibawah,
dibelakang, didepan, jauh, sebelah...
g. Transisi ilustrasi: umpamanya, misalnya, contohnya, teladannya, gambarannya,
konkretnya.
h. Transisi sebab-akibat: karena, sebab, oleh karena itu, oleh sebab itu, sebab demikian,
akibatnya.
i. Transisi kondisi (pengandaian): jika, jikalau, kalau, andaikata, seandainya.
j. Transisi simpulan: simpulannya, ringkasnya, garis besarnya, rangkumannya.
Kalimat topik adalah kalimat yang berisi topik yang dibicarakan pengarang. ciri ciri
kalimat topik adalah:
1. Mengandung permasalahan yang potensial untuk diperinci dan diuraikan lebih lanjut.
2. Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
3. Mempunyai arti yang cukup jelastanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain.
4. Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung atau frase transisi.
4
Kalimat penjelas yaitu kalimat yang menjelaskan atau mengembangkan lebih lanjut
kalimat topik. Ciri-ciri kalimat penjelas adalah:
1. Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti).
2. Arti kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain
dalam satu paragraf.
3. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frase transisi
4. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data tambahan lain yang bersifat
mendukung kalimat topik.
Kalimat penegas berfungsi sebagai pengulang atau menegaskan kembali kalimat topik
dan sebagai daya tarik bagi pembaca untuk dapat segera menemukan maksud penulis.
Atas dasar penjelasan diatas maka struktur paragraf dapat terjadi enam kemungkinan
yakni sebagai berikut.
1. Transisi, kalimat topik, kalimat penjelas, dan kalimat penegas.
2. Transisi, kalimat topik, dan kalimat penjelas.
3. Kalimat topik, kalimat penjelas dan kalimat penegas.
4. Kalimat topik dan kalimat penjelas.
5. Kalimat penjelas dan kalimat topik.
6. Semua kalimat topik.
2. Kepaduan
Kepaduan atau koherensi adalah sebuah paragraf yang padu dapat dicapai jika jalinan
kalimat-kalimatnya terangkai secara baik. Sebab, suatu paragraf bukanlah sekumpulan
kalimat yang berdiri sendiri terlepas dari gagasan pokoknya. Penyusunan sebuah paragraf
harus dibangun melalui kalimat-kalimat yang logis, sistematis, teratur dan saling
berkaitan agar pembaca dapat memahami jalan pikiran penulis.
5
3. Kelengkapan
Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila berisi kalimat-kalimat penjelas yang
cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik. Sebaliknya, suatu paragraf dikatakan
tidak lengkap apabila tidak dikembangkan lebih lanjut atau hanya diperluas dengan
pengulangan-pengulangan.
3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang berada pada bagian akhir tulisan yang
berisikan simpulan dari semua uraian sebelumnya dengan fungsinya sebagai penutup.
Paragraf ini sering merupakan pernyataan atau penegasan kembali mengenai masalah-
masalah yang dianggap penting dalam paragraf penghubug. Kalimat-kalimat yang
menyusunnya diusahakan dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembaca.
Seperti halnya paragraf pembuka, paragraf ini tidak boleh terlalu banyak atau terlalu
panjang.
6
E. POSISI KALIMAT TOPIK
1. Paragraf Dedukatif
Kalimat utama yang ditempatkan pada bagian awal paragraf akan membentuk
paragraf dedukatif, yaitu cara penguraian yang menyajikan pokok permasalahan lebih
dahulu, lalu menyusul uraian terinci mengenai ide pokok (mengikuti urutan umum-
khusus)
2. Paragraf Induktif
Kalimat utama yang ditempatkan pada bagian akhir akan membentuk pragraf induktif,
yaitu cara penguraian yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu kemudian diakhiri
dengan pokok pembicaraan (mengikuti uraian khusus-umum).
3. Paragraf Deduktif-Induktif
Kalimat utama yang ditempatkan dibagian awal dan bagian akhir akan membentuk
paragraf deduktif-induktif (campuran). Kalimat pada bagian akhir lebih bersifat
mengulang atau menegaskan kembali gagasan utama pada bagian awal. Cara
penguraiannya di mulai dengan pernyataan yang umum kemudian diperjelas dengan
yang khusus, lalu kembali ke yang umum.
2. Paragraf Deskriptif
Paragraf deskriptif berkaitan dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-
perincian secara detail dari objek yang ditulisnya. Paragraf ini bertujuan menggambarkan
bentuk, rupa, sifat atau corak objek pengamatan.
7
3. Paragraf Naratif
Paragraf naratif berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga
pembaca dapat mengikuti peristiwa yang diceritakan secara kronologis. Unsur yang
paling penting pada sebuah paragraf naratif adalah unsur peristiwa atau tindakan.
4. Paragraf Ekspositoris
Paragraf ekspositoris berusaha menerangkan atau menguraikan suatu pokok pikiran,
yang dapat memperluas pandangan dan pengetahuan seseorang yang membaca uraian
tersebut. Paragraf ini bertujuan memberikan informasi, penjelasan, keterangan, ataupun
pemahaman tentang suatu objek atau hal.
5. Paragraf persuasif
Paragraf persuasif berusaha meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang
dikehendaki pembicara pada waktu sekarang atau pada waktu yang akan datang. Sifat
dari paragraf ini membujuk, merayu, menghimbau dan mengajak pembaca agar tergiur,
tertarik, dan menuruti apa yang menjadi kemauan penulis.
G. PENGEMBANGAN PARAGRAF
1. Paragraf Perbandingan
Paragraf perbandingan adalah paragraf yang kalimat topiknya berisi perbandingan dua
hal atau lebih. Perbandingan dapat dilakukan berdasarkan pada hal yang abstrak dan
konkret, persamaan yang ada, perbedaan yang ada atau kemiripan yang ada pada dua hal
atau lebih yang dibandingkan.
2. Paragraf Pertanyaan
Paragraf pertanyaan berisi paragraf yang topiknya dijelaskan lebih lanjut dengan
kalimat tanya. Dalam mengembangkan paragraf pertanyaan tidak hanya satu kalimat
tanya, tetapi dapat lebih beberapa kalimat tanya sebagai penjelas yang diikuti dengan
jawaban atau argumentasi atas pertanyaan tersebut.
3. Paragraf Sebab-Akibat
Paragraf sebab-akibat berisi keterangan suatu kejadian atau peristiwa yang
menimbulkan suatu akibat dari kejadian tertentu, misalnya bencana, kecelakaan, tidak
lulus ujian, atau bahkan dapat mengukir prestasi dari hasil kerja kerasnya.
8
4. Paragraf Contoh
Paragraf contoh adalah paragraf yang menjelaskan sesuatu secara luas dengan
mengutip atau menunjukkan dengan contoh-contoh nyat. Kalimat topik paragraf
dikembangkan dengan contoh-contoh konkrek sehingga kalimat topiknya menjadi jelas
pengertiannya.
5. Paragraf Perulangan
Paragraf perulangan adalah paragraf yang kalimat topiknya dapat dikembangkan
dengan perulangan kata, pengulangan kelompok kata, atau bagian-bagian kalimat yang
dianggap penting.
7. Paragraf Proses
Paragraf proses adalah paragraf yang menguraikan suatu proses, suatu urutan tindakan
atau perbuatan untuk menciptakan sesuatu. Paragraf ini berisi menghantarkan pembaca
ke tahap-tahap kejadian suatu proses.
8. Paragraf Klasifikasi
Paragraf klasifikasi adalah paragraf yang berisi pengelompokan hal-hal yang
mempunyai persamaan atau perbedaan.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Paragraf adalah suatu bentuk pengungkapan gagasan yang terjalin dalam rangkaian
beberapa kalimat atau seperangkat kalimat yang mengacu pada satu topik. Sebuah paragraf
dapat ditandai dengan memulai kalimat pertama agak menjorok kedalam, kira-kira lima
ketukan mesin ketik atau satu tab mesin komputer, dan dapat juga dengan memberi jarak
yang agak renggang dari paragraf sebelumnya ke paragraf sesudahnya.
Sebuah paragraf yang baik mempunyai 3 syarat, yaitu (1) kesatuan, (2) kepaduan, dan (3)
kelengkapan. Kesatuan paragraf hanya mengandung satu gagasan yang diikuti oleh beberapa
kalimat penjelas. Kepaduan paragraf terjadinya rangkaian kalimat secara baik, logis,
bersistem, teratur dan saling berkaitan. Kelengkapan paragraf ditandai dengan kalimat-
kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik.
Jenis-jenif paragraf dalam suatu karangan dapat dibedakan menjadi : (1) letak atau posisi
paragraf dalah suatu karangan, (2) letak atau posisi kalimat topiknya, (3) teknik pemaparan
paragraf, dan (4) pengembangan paragraf.
B. SARAN
Makalah tentang paragraf dan jenis jenis paragraf ini dibuat dengan harapan agar kita
dapat mengetahui dan memahami lebih dalam tentang konsep dasar paragraf beserta syarat
pebuatan paragraf yang baik dan mengetahui jenis jenis paragraf beserta karakteristiknya
masing masing.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak kekurangan
dan kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak, agar kedepannya pembuatan makalah yang
demikian bisa lebih baik lagi.
10
DAFTAR PUSTAKA
11