Anda di halaman 1dari 21

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

BAHASA INDONESIA PERAWATI, M.Pd

PARAGRAF

Disusun oleh :
1. AJI SYAFA’ATUL HUDA (12240314044)
2. MUHAMMAD FIKRI SARAGIH (12240311476)
3. NURFATIHA FAIZA (12240321976)

ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIM KASIM RIAU
T.A. 202/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin.Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi


wa ashabihi ajma’in.Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat dan Hidayah-Nya yang begitu besar sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul Paragraf. Dan tidak lupa pula sholawat serta salam kami panjatkan
kepada Nabi Besar kita Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan
menuju zaman yang terang benderang.
Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas kelompok Bahasa Indonesia. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu serta teman-teman yang telah membantu.
Kiranya makalah ini dapat memberikan pengetahuan bagi mahasiswa dan untuk menambah
wawasan agar bisa diaplikasikan nantinya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
akan sangat berterimakasih bagi siapa saja atas adanya kritik dan saran yang bersifat konstruktif
demi kesempurnaan makalah ini dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

Bangkinang, 22OKTOBER 2022


Penulis,
DAFTAR ISI
i

Kata Pengantar ………………………………………………………………………………. i


Daftar Isi…….……………………………………………..................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………….. 1
C. Tujuan dan Manfaat …………………………………………………………………..…. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian paragraph………………………………...…………..………………………. 2
B. Struktur Paragraf………………………...…….………………………………………… 3
C. Syarat-syarat pembentukan paragraf ………………………………………………….... 4
D. Jenis-jenis paragraf ……………………………………………………………………... 7
E. Pengenmbangan paragraf ……………………………………………………………….. 14

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………. 17
B. Saran ……………………..………………………………………………………………. 17

DaftarPustaka………………………………………………………………………………... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang wajib untuk dipahami terutama
oleh mahasiswa yang akan membuat suatu karya ilmiah. Namun, banyak diantara
mereka masih banyak yang belum mengerti kaidahnya. Pada umumnya, kesulitan
pertama adalah mengungkapkan pikiran menjadi kalimat yang tertuang dalam
suatu paragraf. Sebab ada perbedaan yang mendasar antara paragraf dan kalimat.
Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan sebuah ide yang luas dan mudah
dipahami oleh pembaca.
Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahpahaman tentang kaidah
paragraf, penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai pengertian paragraf,
struktur paragraf, syarat-syarat pembentukan paragraf, jenis-jenis paragraf,
pengembangan paragraf, serta cara membangkitkan kalimat penjelas sesuai
konteks yang benar. Disamping itu, penulis juga akan memberikan contoh
pembuatan paragraf.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan paragraf?
2. Bagaimanakah struktur dari paragraf?
3. Apa saja syarat-syarat pembentukan paragraf?
4. Apa saja jenis-jenis paragraf?
5. Apa yang dimaksud dengan pengembangan paragraf ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuannya adalah untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan
paragraf baik dari segi struktur, syarat pembentukannya, jenis-jenis,
pengembangan paragraf, serta cara membangkitkan kalimat penjelas yang sesuai
dengan konteksnya. Makalah ini berguna untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Bahasa Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Paragraf
Dalam tulisan atau karangan, biasanya ada beberapa bagian yang sedikit
menjorok. Bagian yang secara fisik sudah tampak dengan nyata karena adanya
tanda menjorok itu disebut paragraf. Dengan kata lain, batas paragraf ditandai
dengan lekukan (dimulai dari huruf pertama margin kiri). Inti dari paragraf tidak
sesederhana itu. Paragraf merupakan miniatur dari suatu karangan. Syarat-syarat
sebuah karangan ada pada paragraf. Memahami seluk beluk paragraf berarti juga
memahami miniatur dari sebuah bangun yang disebut karangan. Terampil
membangun paragraf berarti terampil pula membangun miniatur karangan dalam
ukuran yang lazim. Hal ini berarti bahwa paragraf merupakan dasar utama bagi
kegiatan karang-mengarang.
Ide pokok atau gagasan utama yang dikembangkan dalam tulisan disusun
dalam satu kesatuan yang lebih besar yaitu paragraf atau alinea melalui rangkaian
kalimat yang saling berkaitan. Paragraf adalah tempat berkembangnya ide-ide
secara tertulis yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk menjelaskan
ide-idenya secara logis dan sistematis dalam rangkaian kalimat yang saling
berhubungan secara fungsional. Dengan kata lain, paragraf adalah bagian dari
suatu karangan yang terdiri dari beberapa kalimat, yang isinya mengungkapkan
suatu informasi/satuan kalimat, dikendalikan oleh gagasan utama dan didukung
oleh gagasan penjelas. Paragraf juga dikenal dengam sebutan esai pendek.1
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), paragraf (alinea) adalah
bagian bab dalam suatu karangan yang biasanya mengandung satu ide pokok dan
penulisannya dimulai dengan garis baru. Konsep paragraf juga telah dikemukakan
oleh beberapa ahli yaitu :
1. Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan/topik.
Dimana, kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran dan

1
Finoza, Lamuddin. 2010. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia HLM 50

2
mempunyai keterkaitan dalam membentuk suatu gagasan atau topik (Arifin,
2008).
2. Menurut Dalman (2011), paragraf merupakan rangkaian atau himpunan
kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian utuk mmbentuk sebuah
gagasan yang biasanya mengandung satu ide pokok / pikiran pokok &
penulisannya dimulai dengan baris baru.
3. Paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis sistematis yang merupakan
satu kesatuan ekspresi pikiran yng relevan & mengandung pikiran pokok yang
tersirat dalam keseluruhan (Tarigan, 2008).
4. Paragraf atau alinea adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan
hasil penggabungan beberapa kalimat (Lamuddin, 2010).  
Berdasarkan beberapa konsep dari para ahli diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa paragraf adalah seperangkat atau sekelompok kalimat yang tersusun dari
satu kalimat pokok dan beberapa kalimat penjelas. Kalimat pokok adalah suatu
kalimat yang berisikan masalah atau kesimpulan dari paragraf itu sendiri.
Dan kalimat penjelas merupakan suatu kalimat yang berisikan penjelasan masalah
yang terdapat di kalimat pokok. Oleh karena itu, paragraf merupakan bagian dari
suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat, yang isinya mengungkapkan
satuan informasi / kalimat dengan pikiran utama sebagai pengendaliannya dan
juga pikiran penjelas sebagai pendukungnya.22

B. Struktur Paragraf
Berdasarkan fungsinya, kalimat yang membangun paragraf pada dasarnya
terdiri atas dua macam, yaitu kalimat topik (kalimat pokok) dan kalimat penjelas
(pendukung). Kalimat topik adalah kalimat yang berisi ide pokok atau ide utama
paragraf, sedangkan kalimat penjelas atau pendukung adalah kalimat yang
berfungsi menjelaskan atau mendukung ide utama paragraf. Ciri kalimat topik
adalah :
1. Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih
lanjut

2
Finoza, Lamuddin. 2010. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia HLM 60

3
2. Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri
3. Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain
4. Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frase transisi.
Sedangkan ciri kalimat penjelas adalah:
1. Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti)
2. Arti kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat
lain dalam satu paragraph
3. Pembentukannya sering memerlukan pembentukan kata sambung dan frase
transisi
4. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data tambahan lain yang bersifat
mendukung kalimat utama (Nurdjan dkk, 2016)
Kemudian, struktur paragraf juga dapat dikelompokkan menjadi delapan
kemungkinan, yaitu :
1. Paragraf terdiri atas transisi kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang, dan
kalimat penegas
2. Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, kalimat pengembang,
dan kalimat penegas
3. Paragraf terdiri atas kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas
4. Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, dan kalimat
pengembang
5. Paragraf terdiri atas transisi berupa kalimat, kalimat topik, kalimat
pengembang
6. Paragraf terdiri atas kalimat topik dan katimat pengembang
7. Paragraf terdiri atas kalimat pengembang dan kalimat topik33

C. Syarat Pembentukan Paragraf


Seperti halnya dengan kalimat, sebuah alinea atau paragraf juga harus
memenuhi syarat-syarat tertentu. Menurut Nurdjan dkk (2016), alinea yang baik
dan efektif harus memenuhi syarat-syarat berikut:
1. Kesatuan pikiran

3
http://myreferensimakalah.blogspot.com/2017/11/makalah-bahasa-indonesia-paragraf.html

4
 Kesatuan dalam alinea adalah semua kalimat yang membina alinea itu
secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertentu.Kalimat-
kalimat dalam suatu paragraf menggambarkan pikiran yang saling berhubungan
dan menunjukkan ikatan untuk mendukung satu pikiran sebagai pikiran utama.
Dengan kata lain, kesatuan pikiran dalam paragraf berarti adanya hubungan
masalah yang menjadi pikiran utama.44 Jadi tidak boleh ada unsur yang sama
sekali tidak berhubungan dengan pikiran tersebut. Penyimpangan uraian akan
menyulitkan pembaca memahami maksud penulis. Berikut contoh kesatuan
pikiran dalam paragraf:
“Industri perkapalan siap memproduksi jenis kapal untuk mengganti kapal
yang akan dibesituakan. Akan tetapi kemampuan mereka terbatas. Kalau dalam
waktu yang singkat harus memproduksi kapal sebanyak yang harus dibesituakan,
jelas industri dalam negeri tidak mampu. Peningkatan kemampuan ini
memerlukan waktu. Sebaiknya hal ini dilakukan bertahap. Kalau bentuk
peremajaan ini pemerintah sampai mengimpornya dari luar negeri, tentu peluang
yang begitui besar untuk industri dalam negri tidak termanfaatkan”
Berdasarkan contoh paragraf di atas dapat dipahami bahwa paragraph itu
hanya mengandung satu pikiran utama, yaitu penggantian kapal yang akan
dibesituakan. Pikiran utama ini kemudian diperinci dengan beberapa pikiran
penjelas, yaitu kesiapan industri perkapalan dalam negeri, kemampuan terbatas,
pelaksanaan secara terbatas, dan impor dapat menghilangkan kesempatan.
Penjelasan atau perincian itu diurutkan sedemikian rupa sehingga hubungan antara
satu kalimat dan kalimat yang lain membentuk kesatuan yang bulat.55
2. Kepaduan
Sebuah paragraf bukanlah sekedar kumpulan kalimat-kalimat yang berdiri
sendiri-sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan
timbal balik. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan,
dan pembaca pun dapat dengan mudah memahami/mengikuti jalan pikiran penulis
tanpa hambatan karena adanya perloncatan pikiran yang membingungkan.
4
https://www.gurupendidikan.co.id/paragraf/
5
Tarigan, H.G (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung. Angkasa hlm
70

5
Koherensi adalah kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat
yang lain yang membentuk alinea itu. Kepaduan dalam paragraf dapat di bangun
dengan beberapa cara yaitu berupa repitisi, kata ganti, dan kata transisi.
a. Repetisi adalah pengulangan kata kunci, yaitu kata yang dianggap penting
dalam sebuah paragraf. Kata kunci mula-mula timbul pada awal paragraf
kemudian diulang-ulang pada kalimat berikutnya. Pengulangan itu
berfungsi memelihara kepaduan semua kalimat. Contoh :
Faktur adalah tanda bukti penjualan barang. Faktur ada yang digabungkan
dengan kuitansi dan faktur itu disebut faktur berkuitansi. Faktur
berkuitansi cocok dipakai untuk penjualan tunai. Faktur yang kedua
adalah faktur tanpa kuitansi. Faktur tanpa kuitansi ini dapat dipakai baik
untuk penjualan tunai maupun kredit.
b. Kata ganti adalah kata-kata yang mengacu kepada manusia atau benda.
Untuk menghindari kebosanan, kata-kata yang mengacu kepada manusia
atau benda itu diganti dengan kata ganti. Pemakaian kata ganti dalam
paragraf berfungsi menjaga kepaduan antara kalimat-kalimat yang
membangun paragraf. Kata ganti dapat bertugas menunjukkan kepaduan
suatu paragraf. Contoh :
Pak Amir dengan segala senang hati memandangi padi yang tumbuh
dengan subur. Ternyata usahanya tidak siasia. Tinggal beberapa minggu
lagi ia akan memetik hasilnya. Sekarang telah terbayang di matanya,
orang sibuk memotong, memikul padi berkarung-karung, dan
menimbunnya di halaman.
c. Kata transisi adalah kata atau frase yang digunakan untuk menghubungkan
kalimat yang satu dengan kalimat yang lain untuk menjaga kepaduan
paragraf. Sifat hubungan antarkalimat akan menentukan pilihan kata /frase
transisi yang dipakai dalam paragraf. 6Contoh :

6
Dalman. 2011. Keterampilan menulis. Jakarta : Rajagrafindo Persada 

6
Jam lima pagi saya bangun. Sesudah itu, saya ke kamar mandi, lalu saya
mandi berpakaian. Sesudah itu, saya berpakaian. Setelah berpakaian, saya
makan pagi. Sesudah itu, saya pamit pada Ayah dan Ibu, lalu berangkat.
3. Pekembangan alinea
Perkembangan alinea adalah penyusun atau perincian dari pada gagasan-
gagasan yang membina alinea itu. Salah satu cara berlatih mengembangkan
paragraf dapat dilakukan dengan membuat kerangka paragraf dahulu sebelum
menulis paragraf itu.Secara ringkas, pengembangan paragraf dapat dilakukan
dengan memperhatikan hal-hal berikut. Pertama, susunlah kalimat topik dengan
baik dan layak (jangan terlalu spesifik sehingga sulit dikembangkan, jangan pula
terlalu luas sehingga memerlukan penjelasan yang panjang lebar). Kedua,
tempatkanlah kalimat topik tersebut dalam posisi yang menyolok dan jelas dalam
sebuah paragraf. Ketiga, dukunglah kalimat topik tersebut dengan detail-detail/
perincian yang tepat. Keempat gunakan kata-kata transisi, frase, dan alat lain di
dalam dan di antara paragraf.

D. Jenis-jenis Paragraf
Menurut Suliadi (2014), ada berbagai jenis paragraf yang dapat dikenali
melalui ciri-cirinya yaitu :
1. Berdasarkan pola penalaran
Dalam menuangkan gagasan itu, kita harus memperhatikan pola
pernalaran. Berdasarkan pola pernalaran itu, pengelompokan paragraf didasarkan
pada penempatan gagasan utama. Berdasarkan letak gagasan utama itu, paragraf
dapat dibedakan atas paragraf deduktif, induktif, deduktif-induktif, ineratif, dan
menyebar.
a. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokok atau gagasan utamanya
terletak di awal paragraf dan diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas untuk
mendukung gagasan utama. Ide pokok atau gagasan utama berupa pernyataan
umum yang dikemas dalam kalimat topik. Kalimat topik itu kemudian diikuti oleh

7
kalimat-kalimat pengembang yang berfungsi memperjelas informasi yang ada
dalam kalimat topiknya.
Contoh: Tenaga kerja yang diperlukan dalam persaingan bebas adalah
tenaga kerja yang mempunyai etos kerja tinggi, yaitu tenaga yang pandai,
terampil, dan berkepribadian. Tenaga kerja yang pandai adalah tenaga kerja yang
mempunyai kemampuan akademis memadai sesuai dengan disiplin ilmu tertentu.
Terampil artinya mampu menerapkan kemampuan akademis yang dimiliki disertai
kemampuan pendukung yang sesuai untuk diterapkan agar diperoleh hasil
maksimal. Sementara itu, tenaga kerja yang berkepribadian adalah tenaga kerja
yang mempunyai sikap loyal, disiplin, dan jujur.
Paragraf di atas termasuk paragraf deduktif karena kalimat topiknya terdapat
pada awal paragraf yaitu tenaga kerja yang diperlukan dalam persaingan bebas
tenaga kerja adalah tenaga kerja yang mempunyai etos kerja tinggi, yaitu tenaga
yang pandai, terampil, dan berkepribadian. Kalimat topik itu kemudian
dikembangkan dengan kalimat-kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas itu
masing-masing menguraikan butir-butir yang diperlukan untuk mempertegas
informasi dalam kalimat topik tentang etos kerja tinggi, yang meliputi kepandaian,
keterampilan, dan kepribadian tenaga kerja.
b. Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terdapat pada
bagian akhir. Secara garis besar, paragraf induktif mempunyai ciri-ciri, yaitu a)
diawali dengan penyebutan peristiwa-peristiwa khusus yang berfungsi sebagai
penjelas dan merupakan pendukung gagasa utama dan b) kemudian menarik
simpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus itu. Untuk menjaga koherensi
antarkalimat dalam paragraf, dalam perumusan kalimat simpulan itu acap
digunakan konjungsi penumpu kalimat yang sekaligus berfungsi sebagai
konjungsi antarkalimat. Kata atau frasa yang biasa digunakan sebagai penumpu
kalimat simpulan itu adalah jadi, akhirnya, akibatnya, oleh karena itu, berdasarkan
uraian di atas, dan dengan demikian.
Contoh: Salju yang turun dari langit memberikan hiasan yang indah untuk
bumi. Beberapa kota disulap dengan nuansa putih, menghasilkan pemandangan

8
cantik dan memikat bagi penikmat keindahan. Hawa dinginnya semakin hari
menggigit kawasan-kawasan yang beriklim subtropis dan sedang ini. Inilah
musim dingin yang terjadi di negeri matahari terbit.
Paragraf diatas diawali dengan perincian yang berupa peristiwa-peristiwa
khusus. Peristiwa khusus itu berupa salju yang turun, keadaan kota yang memutih
karena salju, dan hawa dingin yang menyelimuti beberapa wilayah di Jepang.
Semua peristiwa khusus itu kemudian disimpulkan bahwa itulah keadaan Jepang
saat musim dingin. Tulisan dengan pemaparan semacam itu dapat dikategorikan
sebagai paragraf induktif, suatu paragraf yang dimulai dengan hal khusus
kemudian diakhiri dengan pernyataan umum yang merupakan kalimat topiknya.
c. Paragraf Deduktif-Induktif
Paragraf deduktif-induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terdapat
pada bagian awal dan akhir paragraf. Meskipun ada dua kali pemunculan kalimat
topik, hal itu bukan berarti gagasan utamanya ada dua. Adanya dua kalimat topik
itu hanya merupakan bentuk pengulangan gagasan utama untuk mempertegas
informasi. Paragraf dengan pola ini dimulai dari pernyataan yang bersifat umum,
diikuti dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus sebagai penjelas, dan
diakhiri dengan pernyataan umum lagi yang merupakan pengulangan gagasan
utama. Biasanya gagasan utama pada akhir paragraf dikemas dengan kalimat topik
yang agak berbeda dengan kemasan kalimat topik pertama.
Contoh: Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tingginya kolesterol
merupakan faktor risiko yang paling besar yang menyebabkan seseorang terserang
penyakti jantung koroner. Hampir 80% penderita jantung koroner di Eropa
disebabkan kadar kolesterol dalam tubuh yang tinggi. Bahkan, di Amerika hampir
90% penderita jantung koroner disebabkan penderita makan makanan yang
berkadar kolesterol tinggi. Begitu juga di Asia, sebagian besar penderita jantung
koroner disebabkan oleh pola makan yang banyak mengandung kolesterol.
Dengan demikian, kolesterol merupakan penyebab utama penyakit jantung
koroner.
Gagasan utama paragraf tersebut adalah kolesterol merupakan penyebab
penyakit jantung koroner. Gagasan utama itu kemudian diikuti oleh tiga kalimat

9
penjelas. Ketiga kalimat penjelas itu adalah (1) hampir 80% penderita jantung
koroner di Eropa disebabkan kadar kolesterol dalam tubuh yang tinggi; (2) di
Amerika hampir 90% penderita jantung koroner disebabkan penderita makan
makanan yang berkadar kolesterol tinggi; (3) di Asia sebagian besar penderita
jantung koreoner disebabkan oleh pola makan yang banyak mengandung
kolesterol. Ketiganya merupakan penjelas atau penegas bahwa kolesterol menjadi
penyebab utama penyakit jantung koroner.
d. Paragraf Ineratif
Paragraf inretaif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di tengah-
tengah paragraf. Paragraf ini diawali dengan kalimat-kalimat penjelas sebagai
pengantar kemudian diikuti gagasan utama dan ditambahkan lagi kalimat-kalimat
penjelas untuk menguatkan atau mempertegas informasi.
Contoh: Gunung Sinabung di Sumatera Utara meletus. Belum reda letusan
Gunung Sinabung, Gunung Kelud di Jawa Timur juga meletus. Selain gunung
berapi yang meletus itu, banjir terjadi di beberapa daerah. Ibu kota Jakarta, seperti
tahun-tahun sebelumnya, dilanda banjir. NTT yang sering mengalami kekeringan
juga dilanda banjir. Indonesia memang sedang ditimpa banyak musibah dan
bencana. Bencana-bencana tersebut menelan korban, baik harta maupun jiwa.
Padi di sawah-sawah yang siap panen menjadi gagal panen. Sayur mayur yang
banyak ditanam dan dihasilkan di lereng gunung juga hancur sehingga harga di
pasar menjadi melambung.
Gagasan utama paragraf tersebut adalah Indonesia sedang ditimpa banyak
musibah dan bencana. Dalam menyampaikan informasi penulis memulai dengan
menampilkan hal-hal yang bersifat khusus. Penulis mengawalinya dengan
menampilkan bermacam-macam peristiwa yang terjadi di berbagai daerah di
Indonesia kemudian menyimpulkannya dalam bentuk kalimat topik. Untuk
menegaskan bahwa semua yang terjadi itu merupakan musibah yang menimpa
masyarakat Indonesia, penulis menambahkan informasi yang berupa akibat dari
bencana itu.
e. Ide Pokok Menyebar

10
Pola semacam itu tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya
menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimatnya.
Contoh: Matahari belum tinggi benar. Embun masih tampak berkilauan.
Warna bunga menjadi sangat indah diterpa sinar matahari. Tampak kupu-kupu
dengan berbagai warna terbang dari bunga yang satu ke bunga yang lain. Angin
pun semilir terasa menyejukkan hati.
Gagasan utama paragraf tersebut tidak terdapat pada kalimat pertama,
kedua, dan seterusnya. Untuk dapat memahami gagasan utama paragraf itu,
pembaca harus menyimpulkan isi paragraf itu. Dengan memperhatikan setiap
kalimat dalam paragraf itu, kita dapat menyarikan isinya, yaitu gambaran suasana
pada pagi hari yang cerah. Inti sari itulah yang menjadi gagasan utamanya.
2. Berdasarkan Gaya Ekspresi/Pengungkapan
Suatu gagasan dapat diungkapkan dengan berbagai gaya bergantung pada
tujuan komunikasinya. Tujuan komunikasi yang berbeda pasti akan disampaikan
dengan gaya pengungkapan yang berbeda pula. Gaya atau corak ekspresi meliputi
narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
a. Paragraf Narasi (Kisahan)
Narasi merupakan gaya pengungkapan yang bertujuan menceritakan atau
mengisahkan rangkaian kejadian atau peristiwa--baik peristiwa kenyataan maupun
peristiwa rekaan--atau pengalaman hidup berdasarkan perkembangannya dari
waktu ke waktu sehingga tampak seolah-olah pembaca mengalami sendiri
peristiwa itu. Paragraf narasi dimaksudkan untuk memberi tahu pembaca atau
pendengar tentang sesuatu yang diketahui atau dialami penulis supaya pembaca
terkesan. Ciri utama paragraf narasi adalah adanya peristiwa atau kejadian, baik
yang benar-benar terjadi atau berupa imajinasi maupun gabungan keduanya, yang
dirangkai dalam urutan waktu. Di dalam peristiwa itu ada pula tokoh yang
menghadapi suatu konflik. Konflik itulah yang dapat menambah daya tarik cerita.
Jadi, ketiga unsur yang berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur
pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot
atau alur.
b. Paragraf Deskripsi

11
Paragraf deskripsi berisi gambaran mengenai suatu objek atau suatu keadaan
sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera. Paragraf ini bertujuan untuk
memberikan kesan/impresi kepada pembaca terhadap objek, gagasan, tempat,
peristiwa, dan semacamnya yang ingin disampaikan penulis. Melalui pengesanan
ini pembaca seolah-olah berada di suatu tempat dan dapat melihat, mendengar,
meraba, mencium, atau merasakan apa yang tertulis dalam paragraf tersebut.
Paragraf deskripsi mempunyai beberapa pola pengembangan, yaitu :
1) Pola deskripsi spasial yaitu pola pengembangan paragraf yang menggambarkan
objek berupa ruang, benda, atau tempat
2) Pola deskripsi sudut pandang yaitu suatu pola pandang subjektif atau objektif
yang didasarkan atas posisi penulis dalam menggambarkan suatu objek
3) Pola deskripsi pengamatan (observasi) yaitu suatu pola paragraf yang
dikembangkan dengan melakukan pengamatan terhadap objek yang akan
dideskripsikan. Pembaca seolah-olah dapat melihat atau mengalami sendiri
tentang objek yang dilukiskan.
4) Pola deskripsi fokus yaitu pola paragraf yang dikembangkan dengan
menonjolkan suatu bagian objek yang dideskripsikan. Perhatian pembaca atau
pendengar terfokus pada bagian objek yang dideskripsikan.
c. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi merupakan paragraf yang bertujuan untuk
menginformasikan sesuatu sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Paragraf
eksposisi bersifat ilmiah/nonfiksi. Sumber untuk penulisan paragraf ini dapat
diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian atau pengalaman. Paragraf ini dapat
dikembangkan melalui klasifikasi, ilustrasi, perbandingan/pertentangan, laporan,
proses, atau definisi. Dalam pengembangan dengan klasifikasi, kalimat-kalimat
penjelasnya merupakan bentuk pengelompokan dari gagasan utamanya.
d. Paragraf Persuasif
Paragraf persuasi adalah paragraf yang berisi ajakan. Paragraf persuasi
bertujuan untuk membujuk pembaca agar mau melakukan sesuatu sesuai dengan
keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu
menyampaikan bukti dengan data dan fakta pendukung. Contoh paragraf persuasi

12
yang sering kita temukan adalah propaganda yang dilakukan oleh berbagai
lembaga, badan, atau organisasi serta iklan yang disampaikan dalam berbagai
media untuk menarik perhatian konsumen dan mempromosikan suatu produk.
Untuk mengajak atau mengimbau pembaca, penulis dapat menggunakan
ungkapan persuasif, seperti ayo atau mari.
e. Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah suatu corak paragraf yang bertujuan
membuktikan pendapat penulis agar pembaca menerima pendapatnya. Dalam
paragraf ini penulis menyampaikan pendapat yang disertai penjelasan dan alasan
yang kuat dan meyakinkan dengan maksud agar pembaca bisa terpengaruh. Dasar
tulisan argumentasi adalah berpikir kritis dan logis berdasarkan fakta-fakta yang
dapat dipertanggungjawabkan. Fakta-fakta tersebut dapat diperoleh dengan
berbagai cara, antara lain, bahan bacaan (buku, majalah, surat kabar, atau
internet), wawancara atau angket, penelitian atau pengamatan langsung melalui
observasi. Selain itu, paragraf argumentasi dapat dikembangkan dengan pola
sebab-akibat, yakni menyampaikan terlebih dahulu sebab-sebabnya dan diakhiri
dengan pernyataan sebagai akibat dari sebab tersebut.
3. Berdasarkan Urutan
Pada umumnya suatu karangan terdiri atas tiga bagian, yaitu paragraf
pembuka, paragraf isi, dan paragraf penutup. Ketiga jenis paragraf itu merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari struktur karangan. Paragraf pembuka, paragraf
isi, dan paragraf penutup terjalin sangat erat satu sama lain dan terpadu.
a. Paragraf Pembuka / Pegantar
Merupakan pembuka untuk sampai pada permasalahan yang dibicarakan.
Dengan kata lain paragraf pembuka itu mengantarkan pembaca pada pembicaraan.
Berkaitan dengan itu, paragraf ini berfungsi untuk memberi tahu latar belakang,
masalah tujuan, dan anggapan dasar. Pengantar yang baik dapat memperoleh
simpati, menggugah minat dan gairah orang lain untuk mengetahui lebih banyak.
b. Paragraf Isi
Paragraf isi merupakan inti dari sebuah karangan yang terletak di antara
paragraf pembuka dan paragraf penutup. Di dalam paragraf isi inilah inti pokok

13
pikiran penulis dikemukakan. Jumlah paragraf isi sangat bergantung pada luas
sempitnya cakupan informasi yang ingin disampaikan. Yang terpenting adalah
ketuntasan pembahasan pokok pikiran yang dikemukakan.
c. Paragraf Penutup
Paragraf penutup merupakan simpulan dari pokokpokok pikiran dalam
paragraf isi. Tujuan penyajian paragraf penutup ini adalah agar apa yang tertuang
dalam paragraf-paragraf sebelumnya terkesan mendalam di benak pembaca.
Untuk memberi kesan yang kuat kepada pembaca, penulis dapat penutup karangan
dengan menegaskan kembali tesis atau ide pokok karangan dengan kata-kata lain
atau meringkas atau merangkum gagasan-gagasan penting yang telah
disampaikan.
E. Pengembangan Paragraf
Paragraf dalam tulisan tentu tidak asal-asalan agar isi dan makna bisa
menjadi sesuatu yang diinginkan penulis.Terdapat alur dan pola pengembangan
agar sebuah paragraf bisa menjadi tulisan yang bermanfaat, maksimal dan
powerful.Dan berlandaskan pola/alur pengembangannya jenis paragraf bisa
dikembangkan menjadi sembilan. Berikut adalah pola pengembangan paragraf
dan contohnya.
1.  Pengembangan Alamiah
Pengembangan paragraf yang berciri alamiah didasarkan pada fakta spasial
dan kronologi. Jadi, pengembangan itu harus setia pada urutan tempat, yakni dari
titik tertentu menuju titik yang tertentu pula dalam sebuah dimensi deskripsi.
Adapun yang dimaksud dengan setia pada urutan waktu adalah bahwa
pengembangan itu harus bermula dari titik waktu tertentu dan berkembang terus
sampai pada titrik waktu berikutnya. Deskripsi objek tertentu, deskripsi data,
dongeng, atau narasi yang lainnya, mengedopsi model pengembangan alamiah
yang demikian ini.
2.  Pengembangan Deduksi-Induksi
Pengembangan paragraf dengan model deduksi dimulai dari sesuatu gagsan
yang sifatnya umum dan diikuti dengan perincian-perincian yang sifatnya khusus
dan terperinci. Sebaliknya yang dimaksud ddengan pengembangan paragraf dalam

14
model induksi adalah pengembangan yang dimulai dari hal-hal yang sifatnya
khusus, mendetail, terperinci, menuju ke hal-hal yang sifatnya umum. Jadi,
model-model pengembangan paragraf yang disebutkan terakhir ini sejalan dengan
alur berpikir dalam kerangka deduktif, induktif maupun abduktif.
3. Pengembangan analogi
Analogi adalah mendiskripsikan atau menggambarka sesuatu dengan
sesuatu yang lain yang mempunyai persamaan yang serupa. Analogi dalam
penerapannya di bantu dengan bantuan kata-kata pengibaratan (kiasan), ungkapan
yang di pakai adalah seperti, ibaratnya dan bagaikan.

4.Pengembangan Klarifikasi
Pengertian pada pola klasifikasi merupakan upaya untuk mengkategorikan
hal apapun yang ada. Dimana hal tersebut mempunyai kemiripan dari hal satu
dengan yang lainnya. Ini menjadikan setiap hal yang ada bisa memiliki jalinan
ikatan dari satu dengan yang lain menjadi kesatuan yang padu. Klasifikasi
biasanya menggunakan kata-kata seperti: digolongkan menjadi,
mengklasifikasikan, dibagi menjadi dan terbagi menjadi.
5. Pengembangan komparatif dan kontrastif
Sebuah paragraf dalam karangan ilmiah juga dapat dikembangkan dengan
cara diperbandingkan dimensi-dimensi kesamaannya. Kesamaan itu bisa cirinya,
karakternya, tujuannya, bentuknya, dan seterusnya. Perbandingan yang dilakukan
dengan cara mencermati dimensi-dimensi kesamaannya untuk mengembangakan
paragaraf yang demikian ini dapat disebut dengan model pengembangan
komparatif. Sebaliknya, perbandingan yang dilakukan dengan cara mencermati
dimensi-dimensi perbedaanya dapaat disebut dengan perbandingan kontrastif.
6. Pengembangan sebab-akibat
Pada pola ini didasari pada pernyataan sebab akibat, pola pada paragraf ini
menjadikan sebab sebagai ide utama, sementara akibat akan berperan sebagai
detail pengembang paragraf. Tetapi pola kausalitas ini bisa bertentangan yakni
akibat bisa bermanfaat sebagai ide utama, sementara sebab bisa berguna sebagai

15
detail pengembang paragraf.Kata-kata yang dapat dipakai dalam pola paragraf ini
adalah: akibatnya, padahal, karenanya dan oleh karena itu.
7.Pengembangan generalisasi
Pada pola pengembangan paragraf ini generalisasi berguna sebagai
kesimpulan dari setiap apa yang logikakan yang bersumber pada informasi atau
fenomena yang tadinya khusus menjadi umum atau sebaliknya.
Pengembangan paragraf ini merupakan pola yang sering digunakan. Paragraf
umum-khusus biasanya dikembangkan dengan cara meletakan gagasan utama
pada awal paragraf yang dilanjutkan rincian kalimat. Sedangkan paragraf khusus-
umum, berawal dari rincian kalimat yang dilanjutkan dengan akhiran kalimat
generalisasinya 8.Pengembangan klimaks-antiklimaks
Pengertian dari pola klimaks ini adalah paragraf yang menceritakan detail
dari peristiwa tertinggi (puncak) dari seluruh tulisan. Penjelasan lainnya adalah
segmen pada suatu tulisan atau cerita yang menggambarkan dan menjelaskan
fenomena hingga pada konflik paling puncak.Sedangkan pengertian anti-klimaks
merupakan alternatif dari ide cerita dengan intens cerita yang akan menuju puncak
tetapi terdapat ide baru yang menurunkan intens cerita menuju ke arah yang lebih
rendah secara perlahan. Penjelasan lainnya adalah turunnya level intens dalam
sebuah cerita dari masalah tertinggi tapi kemudian perlahan menuju masalah yang
rendah.7
7

BAB III

7
Suliadi. 2014. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia : Paragraf. Jakarta : Pusat Pembinaan
dan Pemasyarakatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

16
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Paragraf adalah seperangkat atau sekelompok kalimat yang tersusun dari
satu kalimat pokok dan beberapa kalimat penjelas. Yang di maksud Kalimat
Pokok adalah suatu kalimat yang berisikan masalah atau kesimpulan dari paragraf
itu sendiri. Dan Kalimat Penjelas merupakan suatu kalimat yang berisikan
penjelasan masalah yang terdapat di kalimat pokok.

B. SARAN
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.
Untuk itu kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan dan
kritikan demi sempurnanya makalah ini,sehingga dalam pembuatan makalah
selanjutnya akan menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

17
Finoza, Lamuddin. 2010. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan
Mulia.

Tarigan, H.G (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung. Angkasa

Dalman. 2011. Keterampilan menulis. Jakarta : Rajagrafindo Persada 

http://myreferensimakalah.blogspot.com/2017/11/makalah-bahasa-indonesia-
paragraf.html

https://www.gurupendidikan.co.id/paragraf/

Suliadi. 2014. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia : Paragraf. Jakarta : Pusat


Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

18

Anda mungkin juga menyukai