Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“PARAGRAF”

Disusun Oleh:
KELOMPOK 6:
Rachel Chintya Putri (2105413040)
Naufal Afin Darmawan (2105213045)
Nabila Putri Irawan (2105413046)
Nurul Asyiah Maryam (2105413049)

PROGRAM STUDI MICE


JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
membahas tentang “Paragraf” ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini kami susun bertujuan untuk memenuhi tugas dari Bapak Asep Yana
Yusyama, S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu juga
penyusunan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan mengenai Paragraf bagi para
pembaca. Adapun ruang lingkup dari pembahasan mengenai Paragraf ini antara lain:
pengertian paragraf, unsur paragraf, dan juga jenis paragraf.
Tak lupa juga kami ingin mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang sudah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, juga kepada Bapak Asep Yana Yusyama,
S.Pd., M.Pd. yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan kami
mengenai topik yang kami bahas dalam makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih banyak
kesalahan, oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran yang membangun guna
memperbaiki kesalahan dalam pembuatan makalah di masa yang akan datang.

Depok, 19 Oktober 2021

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. i


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………1
1.2 Rumusan ………………………………………………………………………..1
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………...2
2.1 Pengertian Paragraf ……………………………………………………………..2
2.2 Unsur Paragraf ………………………………………………………………….3
2.3 Jenis Paragraf ……………………………………………………………………6
2.4 Struktur Paragraf ………………………………………………………………..13
2.5 Pola Pengembangan Paragraf …………………………………………………..14
2.6 Paragraf yang Baik ……………………………………………………………..17
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………20
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………20
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………..iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam Bahasa Indonesia, kemampuan berbahasa meliputi empat keterampilan, yaitu
keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan
keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut erat kaitannya. Tarigan (2013:3)
mengungkapkan bahwa menulis merupakan sebuah keterampilan yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak tatap muka dengan orang lain.
Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Menulis sangat penting bagi
pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir secara kritis. Menulis berarti
mengorganisasikan gagasan secara sistematis dan mengungkapkannya secara tersurat.
Menulis dapat berarti menurunkan atau melukiskan lambing-lambang grafis yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang.
Dalam melakukan kegiatan menulis, penulis perlu memperhatikan kaidah penulisan
yang berlaku, termasuk kaidah penulisan paragraf. Untuk dapat menjelaskan paragraf
dengan baik, kalimat-kalimat dalam paragraf tersebut harus ditulis secara tersusun dan
sistematis sehingga maksud dari paragraf itu sendiri dapat dimengerti oleh para pembaca.
Selain itu juga paragraf merupakan satu kesatuan yang utuh dan padu yang berarti
paragraf itu mengandung pertalian yang logis antarkalimat.
Dalam menulis paragraf, penulis menuangkan gagasan pikiran secara runtut, yang
berarti ide-ide yang dituliskan harus berkaitan satu sama lain. Paragraf dinilai berkualitas
dapat dilihat dari kesatuan, kepaduan, ketuntasan, konsistensi sudut pandang, dan
keruntutan gagasan isi paragraf itu sendiri. Struktur paragraf dibentuk dari pengembangan
kalimat topik dengan kalimat-kalimat penjelas. Kalimat topik dapat diletakkan pada
bagian awal, akhir, serta awal dan akhir.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah pengertian dari paragraf?
b. Unsur apa sajakah yang terdapat dalam paragraf?
c. Apa saja jenis paragraph?

1.3 Tujuan
Agar pembaca dapat mengetahui cara menulis paragraf dengan benar dan dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paragraf


Di dalam sebuah tulisan atau karangan biasanya terdapat bagian yang agak
menjorok ke dalam. Bagian yang secara fisik sudah tampak dengan nyata karena
adanya tanda menjorok itu disebut paragraf. Dengan kata lain, batas-batas paragraf
ditandai indensi (dimulai pada huruf ke sekian dari margin kiri). Hakikat paragraf
sebenarnya tidak sesederhana itu. Paragraf merupakan miniatur dari suatu karangan.
Syarat-syarat sebuah karangan ada pada paragraf. Memahami seluk beluk paragraf
berarti juga memahami miniatur dari sebuah bangun yang disebut karangan. Terampil
membangun paragraf berarti terampil pula membangun miniatur karangan dalam
ukuran yang lazim. Hal ini berarti bahwa paragraf merupakan dasar utama bagi
kegiatan karang-mengarang. Pada dasarnya paragraf merupakan seperangkat kalimat
yang saling berhubungan yang secara bersama dipakai untuk menyatakan atau
mengembangkan sebuah gagasan. Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran
dalam sebuah karangan dan didukung oleh himpunan kalimat yang saling
berhubungan untuk membentuk sebuah gagasan.
Pengertian Paragraf menurut para ahli
• Menurut Ramlan (1993:1)
Paragraf adalah bagian dari suatu karangan atau tuturan yang terdiri dari
sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan gagasan
utama sebagai pengendalinya.
• Menurut Wiyanto (2004:15)
Paragraf adalah sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan bersama-
sama menjelaskan satu unit buah pikiran untuk mendukung buah pikiran yang
lebih besar, yaitu buat pikiran yang diungkapkan dalam seluruh tulisan.
• Menurut Tarigan (1987: 10-11)
Paragraf merupakan seperangkat kalimat yang berkaitan erat satu sama lain.
Kalimat-kalimat tersebut disusun menurut aturan tertentu sehingga makna
yang dikandungnya dapat dibatasi, dikembangkan dan diperjelas.
Dari persamaan dan perbedaan pendapat di atas yang dipaparkan oleh para
ahli, dapat diambil kesimpulan bahwa Paragraf adalah satuan Bahasa tulis yang
terdiri dari beberapa kalimat yang memiliki kesatuan dan menjelaskan satu ide
pokok/gagasan utama. Beberapa kalimat yang dimaksud adalah kalimat utama,
kalimat penjelas dan kalimat penegas. Namun, tidak berarti sebuah paragraf harus
memiliki seluruh kalimat tersebut, hanya saja idealnya sebuah paragraf memiliki
kalimat utama dan kalimat penjelas. Oleh karena itu, paragraf yang hanya terdiri dari
kalimat penjelas saja tetap dikatakan paragraf asalkan memiliki gagasan utama.

2
Dalam sebuah karangan/tulisan, paragraf mempunyai fungsi memudahkan
pengertian dan pemahaman dengan memisahkan satu topik atau tema dengan topik
atau tema yang lain karena setiap paragraf hanya boleh mengandung satu unit pikiran
atau ide pokok. Ide pokok tersebut berfungsi sebagai pengendali informasi yang
diungkapkan melalui sejumlah kalimat. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan hal-
hal berikut:
1. Paragraf mempunyai ide pokok (gagasan utama) yang dikemas dalam kalimat
topik. Bagi penulis, ide pokok itu menjadi pengendali untuk kalimat-kalimat
penjelas/pengembang agar tidak keluar dari pokok pembicaraan. Sementara
itu, bagi pembaca ide pokok itu menjadi penuntun dalam memahami isi karena
di situlah inti informasi yang ingin disampaikan penulis.
2. Salah satu dari sekumpulan kalimat dalam paragraf merupakan kalimat topik,
sedangkan kalimat-kalimat lainnya merupakan pengembang yang berfungsi
memperjelas atau menerangkan kalimat topik.

2.2 Unsur Paragraf


Unsur paragraf tediri dari lima, yaitu gagasan pokok(utama), kalimat topik, kalimat
pendukung/penjelas/pengembang, kalimat simpulan, dan transisi.
1. Gagasan pokok (utama)
Gagasan pokok (utama) merupakan jiwa dari paragraf yang berisi dasar
masalah yang akan dibicarakan. Semua pembicaraan dalam paragraf terpusat pada
pikiran utama. Pikiran utama inilah yang menjadi pokok persoalan atau pokok
perbincangan sehingga juga sering disebut Gagasan pokok, gagasan utama, atau
ide pokok. Akan tetapi, gagasan pokok tidak selalu terletak pada kalimat utama.
Jika pembaca ingin mengetahui gagasan pokok dalam sebuah paragraf maka,
pembaca harus membaca keseluruhan paragraf tersebut.

2. Kalimat topik/kalimat utama


Gagasan utama dikemas dalam sebuah Kalimat topik. Fungsi kalimat topik
sangat penting, yaitu memberitahukan kepada pembaca mengenai apa yang
diperbincangkan di dalam paragraf itu. Bagi penulis kalimat topik berfungsi
sebagai pengendali atau pengontrol terhadap permasalahan yang akan dibicarakan
di situ. Dengan kata lain, kalimat topik berfungsi sebagai pemberi arah terhadap
semua permasalahan yang dituliskan di dalam paragraf itu. Bagi paragraf itu
sendiri, kalimat topik berfungsi sebagai sandaran bagi kalimat-kalimat lain di
dalam paragraf itu. Kalimat-kalimat lain akan selalu bertolak dari gagasan yang
terdapat di dalam kalimat topik itu. Semua kalimat yang membina paragraf itu
secara bersama-sama menyatakan satu hal atau satu tema tertentu. Setiap paragraf
mempunyai kalimat topik yang jumlahnya satu atau dua kalimat saja. Unsur
paragraf ini terletak di bagian awal paragraf, awal dan akhir paragraf, di tengah
paragraf, serta di akhir paragraf. Berikut beberapa contoh kalimat topik dalam
paragraf:

3
• Kalimat Utama terletak diawal Paragraf

Mie ayam bu Eka sangat nikmat dan lezat. Kuah ayamnya sangat berasa dengan kaldu
yang istimewa. Mie ayam ini berbeda dengan jenis mie ayam lainnya karena bahan
dasar dari mie tersebut sangat alami. Daging ayamnya juga banyak dan nikmat. Mie
ayam ini ditambahkan dengan toping pangsit dan juga ceker ayam. Bu Eka juga
menambahkan beberapa sayur sawi seperti mie ayam pada umumnya.

• Kalimat Utama terletak ditengah Paragraf

Untuk mencapai kesuksesan kita harus berusaha. Selain itu segala hal yang ingin kita
capai dan peroleh juga harus diimbangi dengan usaha. Doa tidak akan lengkap jika
usaha tidak dilakukan. Maka dari itu, usaha sangat penting untuk mencapai sesuatu hal.
Tanpa usaha, hidup kita akan terus seperti itu saja. Bahkan banyak orang yang tidak
memiliki kemajuan karena kurang usaha.

• Kalimat Utama terletak diakhir Paragraf

Kunyit merupakan tanaman yang bermanfaat sebagai obat. Tanaman ini dapat
menyembuhkan penyakit maag, tifus, dan sebagainya. Selain itu, kunyit juga
dimanfaatkan sebagai penyedap rasa pada makanan. Dengan campuran kunyit
tersebut, makanan akan terasa asam namun tetap lezat dan nikmat. Tanaman kunyit
juga dapat digunakan sebagai pewarna makanan yang alami tanpa mengandung efek
samping apapun. Kunyit tersebut akan memberikan warna kuning alami. Maka dari
itu, kunyit sangat berguna untuk kehidupan manusia.

• Kalimat Utama terletak diawal dan akhir Paragraf

Ikan cupang merupakan ikan hias yang banyak digemari anak anak dan dewasa. Ikan
ini mempunyai tubuh yang kecil dengan sirip siripnya yang indah. Tubuh kecil
tersebut memiliki warna warna yang cantik dan enak dipandang. Ikan cupang ada
yang berwarna merah, biru, hitam, kuning dan masih banyak lagi. Ikan ini bergerak
dengan anggun meskipun disebut sebagai ikan petarung. Ikan cupang akan bertarung
dengan ikan cupang lainnya jika diletakkan dalam satu wadah yang sama. Kecantikan
ikan cupang terletak di bagian tubuh dan siripnya. Siripnya mengibas dengan
indahnya saat berenang, Maka dari itu, banyak kolektor ikan yang mengkoleksi ikan
cupang ini.

3. Kalimat penjelas/pendukung
Kalimat penjelas merupakan kalimat yang menjabarkan kalimat topik/utama.
Untuk membuat paragraf, kalimat topik harus dikembangkan dengan kalimat-
kalimat penjelas. Pengembangan paragraf dilakukan untuk memerinci secara
cermat gagasan utama yang terkandung dalam kalimat topik. Kalimat tersebut
berguna untuk mendukung dan menguatkan gagasan utama dalam kalimat
utamanya. Kalimat pendukung berisi opini, fakta, contoh, dan sebagainya.

4
Dalam perincian itu terangkai sejumlah informasi yang terhimpun menurut
kerangka dan tahapan tertentu. Dengan menuliskannya dalam kalimat-kalimat
penjelas, informasi itu disampaikan secara logis, dijalin secara berurutan, dan
ditautkan secara tertib. Misalnya gagasan utama berbunyi “makhluk hidup
memerlukan air”. Gagasan utama itu dituangkan dalam sebuah kalimat utama,
misalnya “agaknya kita tidak akan ragi-ragu mengatakan bahwa setiap makhluk
hidup memerlukan ait”. Kemudian, agar lebih jelas lagi pembaca, kalimat utama
itu ditambahi kalimat-kalimat penjelas seperti
“Agaknya kita tidak akan ragu-ragu mengatakan bahwa setiap makhluk hidup
memerlukan air. Misalnya, tumbuh-tumbuhan di sekitar rumah kita. Pada musim
kemarau Panjang, tumbuh-tumbuhan, terutama yang kecil, mati kedinginan.
Tumbuh-tumbuhan besar pun akan mati kalua tidak mendapatkan air dalam
waktu yang amat lama. Demikian pula binatang piaaran kita, selain memerlukan
makanan juga memerlukan air minum. Kebutuhan air itu lebih banyak lagi bagi
manusia. Selain membutuhkan air untuk mandi, mencuci pakaian, dan memasak
makanan, kita membutuhkan air untuk minum. Kita akan merasa sangat haus bila
sehari saja tidak minum. Yang pasti, kita tentu tidak akan tahan bila beberapa
hari tidak minum.”

4. Kalimat simpulan
Dalam sebuah paragraf, kalimat simpulan tidak selalu ada. Kalimat simpulan ini
sebenarnya adalah sebuah penegas dari sebuah paragraf yang betugas untuk
menegeaskan kembali pernyataan yang terdapat pada kalimat topik. Maka dari itu,
kalimat simpulan tidak boleh memunculkan topik baru. Kalimat ini dalam
paragraf berfungsi untuk membuat pembaca agar tidak bosan dengan ceritanya,
sebagai pengulang atau penegas gagasan utama dan menambah daya tarik paragraf
tersebut.

5. Transisi
Transisi berfungsi sebagai penghubungan jalan pikiran dua paragraf yang
berdekatan. Merupakan petunjuk bagi pembaca untuk mengetahui ke arah mana ia
bergerak dan juga mengingatkan pembaca bahwa suatu paragraf baru bergerak
searah dengan gagasan utama sebelumnya. Transisi juga tidak harus selalu ada
dalam setiap paragraph, penggunaannya bergantung pada pertimbangan penulis.
Transisi tidak hanya dijadikan sebagai penghubung antar paragraf, tetapi juga
penghubung antar kalimat, subbab dan bab. Widyanto (2004:23) mengungkapkan
bahwa wujud transisi dapat berupa kata, kelompok kata, kalimat, atau paragraf
pendek.
(1) Transisi berupa kata
Pengelompokan bersadarkan penanda hubungan seperti berikut:
a. Penanda hubungan kelanjutan, antara lain lagi pula, tambahan lagi.
bahkan, kedua, ketiga, selanjutnya, akhirnya, dan terakhir.
b. Hubungan waktu, antara lain dahulu, sekarang, kini, kelak, sebelum,
setelah, sesudah, sementara itu, sehari kemudian, dan tahun depan.
c. Penanda klimaks, antara lain paling …., se ….nya, dan ter….
d. Penanda perbandingan, antara lain seperti, ibarat, sama, dan bak
e. Penanda kontras, antara lain biarpun, walaupun, dan sebaliknya.

5
f. Penanda urutan jarak, antara lain di sana, di sini, di situ, sebelah,
dekat, dan jauh
g. Penanda ilustrasi, antara lain umpama, contoh, dan misalnya.
h. Penanda ilustrasi, antara lain sebab, oleh sebab itu, oleh karena, dan
akibatnya
i. Penanda syarat, antara lain jika, kalau, jikalau, andaikata, dan
seandainya.
j. Penanda kesimpulan, antara lain ringkasnya, kesimpulannya, garis
besarnya, dan rangkuman.

(2) Transisi berupa kalimat


Kalimat yang digunakan sebagai transisi dikenal pula dengan istilah kalimat
penuntun. Yang berfungsi sebagai pengantar topik yang akan dijelaskan.

(3) Transisi berupa paragraf


Transisi ini digunakan untuk “membelokkan” pembahasan dari suatu pokok
pikiran ke pokok pikiran lain. Namun transisi ini jarang digunakan akrena
transisi ini biasanya mengubungkan subbab dalam suatu tulisan.

2.3 Jenis Paragraf


JENIS PARAGRAF BERDASARKAN TUJUAN
1. Paragraf Naratif
Paragraf naratif adalah jenis paragraf yang menampilkan peristiwa secara
kronologis dan memiliki alur gagasan yang pasti. Jenis paragraf ini biasanya
digunakan sebagai media dalam teknik menulis yang menuntut penggambaran
alur cerita yang runtut dan jelas. Struktur jenis paragraf naratif biasanya banyak
digunakan dalam teks fiksi yang menggunakan “kisah” sebagai topik utamanya.
Ciri-ciri jenis paragraf naratif adalah ada sebuah peristiwa, ada seorang
pelaku, ada waktu dan latar kejadian yang jelas. kejadian yang diceritakan dalam
jenis paragraf naratif adalah urut atau kecenderungan memiliki alur yang jelas,
misalnya alur maju.
Jenis paragraf naratif dibedakan lagi berdasarkan jenis cerita, yakni narasi
ekspositoris dan narasi sugestif. paragraf narasi ekspositoris menampilkan
informasi peristiwa yang tepat untuk pembaca ketahui. Sedangkan paragraf
narasi sugestif menampilkan kisah fiksi yang sifatnya imajinatif.

Contoh Jenis Paragraf Naratif:


Pada tahun 1959 Awaludinsyah baru berusia 8 tahun. Saat itu dia mulai
sering mengunjungi sanggar yang biasanya digunakan orang hamba untuk
belajar. Awaludinsyah yang selalu berada di Istana Daruddunia ini nyaris tidak
pernah meninggalkan kamarnya. Hal itu tentu bukan keinginannya, namun
perintah Sultan Maliksyah, ayahnya saat itu yang sedang dirundung kecemasan
karena istananya sedang dalam bahaya. Karena rasa penasarannya, akhirnya
Awaludinsyah mulai berani meninggalkan kamarnya tanpa sepengetahuan orang
hamba atau pengawal istana. Bahkan sampai di halaman istana saja,
Awaludinsyah sudah sangat bahagia.

6
2. Paragraf Deskriptif
Paragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang menggambarkan objek dalam
teks dengan lengkap dan jelas sehingga pembaca mendapat gambaran objek
dengan nyata. Teknik menulis paragraf ini mengandalkan indra, jadi pembaca
seolah-olah bisa benar-benar melihat, mendengar, meraba, merasa objek yang
diceritakan dalam paragraf. Objek yang yang dideskripsikan dalam paragraf
dapat berupa manusia, benda, tempat, waktu atau masa, dan sebagainya.
Jenis paragraf deskripsi memiliki ciri-ciri menggambarkan benda, orang,
makhluk, tempat dan sebagainya dengan detail dan jelas. penggambaran yang
ditampilkan merupakan hasil indra (pendengaran, penglihatan, penciuman,
pengecapan, dan perabaan) sang penulis. jenis paragraf ini bertujuan untuk
memberikan gambaran yang jelas terhadap pembaca dan memicu imajinasi
mereka tentang cerita tersebut.

Contoh Jenis Paragraf Deskripsi:


Tubuh yang jangkung dan kurus jadi ciri khas Si Ujud. Kulitnya yang putih
langsat sering kali dikaitkan dengan rasnya, yakni Seorang Asia. Cara jalan
dengan membusungkan dadanya yang rata juga sering menarik perhatian orang
disekitarnya. Meskipun terkenal pemarah, Si Ujud tidak segan melemparkan
senyuman ke beberapa orang yang ia temui, yang mungkin juga orang yang ia
sukai. Sebenarnya dia bukanlah pria tertampan di sekolah, tapi entah mengapa
wangi tubuhnya sering kali mendapat teriakan para wanita yang duduk berjajar
di depan kantin. Seperti wangi sabun kata mereka. Si Ujud juga jarang bicara,
bak radio rusak yang sudah kesulitan mengeluarkan suara.

3. Paragraf Ekspositif
Paragraf ekspositif adalah jenis paragraf yang menampilkan kejadian suatu
peristiwa dengan tujuan menceritakan kembali atau Reteller. Teknik menulis
paragraf ini yakni menyajikan peristiwa atau objek dengan cara menjelaskan,
menerangkan, dan memberitahukan informasi tertentu agar pembaca
mengetahuinya. Jenis paragraf ini mengandung unsur 5W+1H (What, Who,
When, Why, dan How). Gaya penulisan pada jenis paragraf ekspositif adalah
bersifat informatif.
Bedanya dengan jenis paragraf deskriptif adalah paragraf ekspositif dapat pula
menginformasikan sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh alat indra. Jenis paragraf
ekspositif memiliki ciri-ciri menampilkan definnis dan menampilkan langkah-
langkah , metode atau cara melakukan sesuatu tindakan. Jenis paragraf ekspositif
antara lain eksposisi definisi, klasifikasi, proses, ilustrasi, berita, pertentangan,
perbandingan, dan analisis.

7
Contoh Jenis Paragraf Ekspositif:
Indonesia akhirnya terpilih sebagai tuan rumah Asian Games 2018 ke-18 di
Jakarta dan Palembang. Hasil pemungutan suara menunjukan Surabaya menjadi
runner-up bersama Vietnam dan Uni Emirat Arab yang kemudian mengundurkan
diri. saat itu Vietnam juga tidak memungkinkan menjadi tuan rumah Asian
Games 2018 karena kendala fasilitas yang mereka punya. Untuk pertama kalinya
Pesta Olahraga Asia diselenggarakan bersamaan di dua kota, ibu kota Indonesia
Jakarta dan Plembang ibu kota Provinsi Sumatra Selatan. Pembukan dan
penutupan acara Asian Games ini diadakan di Stadion Utama Gelora Bung
Karno, Jakarta eXport dan polo kano untuk pertama kalinya sebagai pekan
olahraga eksibisi.
Dalam contoh jenis paragraf ekspositif di atas telah menjawab unsur 5W+1H.

4. Paragraf Persuasif
Paragraf Persuasif adalah jenis paragraf yang menempatkan gagasan untuk
membujuk atau mengajak pembaca melakukan sesuatu sesuai dengan maksud
sang penulis. Struktur paragraf persuasif memiliki unsur ajakan, anjuran, atau
pemberitahuan pada pembaca dengan maksud tertentu. dalam paragraf ini sang
penulis perlu menampilkan bukti, data dan fakta untuk menyakinkan pembaca.
Jenis paragraf persuasif memiliki ciri-ciri yang meyakini bahwa pikiran
manusia dapat diubah dan dipengaruhi. itulah sebabnya jenis paragraf ini harus
berhasil meyakinkan pembaca, yakni menciptakan kesepakatan atau penyesuaian
melalui kepercayaan antara penulis dan pembaca. Hal ini agar maksud dari teks
dapat tersampaikan seutuhnya. Dalam jenis paragraf persuasif data dan fakta
menjadi hal penting yang perlu digali oleh penulis agar teks yang mereka
hasilkan berkualitas, alih-alih mengajak pembaca tetapi juga memberi mereka
pengetahuan yang luas.

Contoh Jenis Paragraf Persuasif:


Hampir setiap orang menyukai kebersihan, namun tidak semua orang ingin
melakukannya. Padahal bagi umat muslim, kebersihan adalah sebagian
daripada iman. itulah sebabnya, orang yang menciptakan kebersihan berarti
juga memperkokoh keimanannya. Secara fisik, kebersihan juga bisa dirasakan
manfaatnya. Meski perlu effort lebih untuk bersih-bersih namun kebersihan juga
akan mendatangkan kenyamanan.

5. Paragraf Argumentatif
Paragraf argumentatif adalah jenis paragraf yang menyampaikan ide, gagasan,
atau pendapat dari sang penulis terhadap isu tertentu yang disertai dengan data
dan fakta. Dalam jenis paragraf ini penulis mengutarakan pendapat beserta
alasannya. Jenis paragraf ini bertujuan meyakinkan pembaca bahwa ide ,
gagasan, atau pendapat sang penulis adalah benar dan dapat dibuktikan. Paragraf
argumentasi memiliki ciri-ciri penjelasan yang padat terhadap sesuatu agar
pembaca percaya.

8
Jenis Paragraf ini biasanya menampilkan sumber ide dari pengamatan, analisis,
atau pengalaman. Kemudian paragraf argumentatif akan ditutup dengan kalimat
kesimpulan.Jenis paragraf Argumentasi memiliki tiga pola, yakni pola analogi, pola
generalisasi, dan pola hubungan sebab akibat.
Jenis paragraf argumentatif dengan pola analogi menampilkan penalaran induktif
dengan membandingkan dua hal untuk menampilkan fakta. Paragraf argumentatif
dengan pola generalisasi menampilkan penalaran induktif dengan cara menarik
kesimpulan secara keseluruhan berdasarkan sejumlah data dan fakta. Sedangkan
paragraf argumentatif dengan pola hubungan sebab akibat menampilkan fakta khusus
yang menjadi penyebab dan akan menghasilkan kesimpulan tertentu sebagai akibat.

Contoh Jenis Paragraf Argumentatif:


Hasil penelitian yang ditulis Jame Ducharme di majalah Time menunjukan
cakupan peliputan Covid-19 lebih masif dibanding Ebola. Tak jarang berkat
konsumsi berita yang tidak sehat tersebut masyarakat justru kebingungan dan
menimbulkan kepanikan berlebih. Kasus yang paling kentara biasanya berkaitan
dengan bahasa birokrasi atau pemerintahan dalam merespon Covid-19. Pernyataan-
pernyataan kontroversial pemerintahan Indonesia jadi bahan empuk dan diproduksi
fenomenal oleh media daring. Sebagai contoh tanggapan Menteri Kesehatan soal
masyarakat Indonesia yang kebal Covid-19, nyatanya sampai saat ini kurva kasus
covid-19 tak kunjung berkurang. Kemudian, keraguan pemerintah untuk melakukan
lockdown, kebijakan soal mudik, maju—mundur Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) sampai yang paling terbaru saat ini adalah sengkarut efektivitas vaksinasi.

JENIS PARAGRAF BERDASARKAN LETAK GAGASAN UTAMA


1. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah jenis paragraf yang gagasan utamanya berada
diawal. jenis paragraf ini bersifat deduksi yang gagasannya berkembang dari
umum ke khusus. Kalimat utama paragraf deduktif berada di awal paragraf,
sedangkan kalimat penjelas berada tepat setelah kalimat utamanya. Jenis
paragraf deduktif memiliki ciri yang ditemukan yakni gagasan utama atau ide
pokok berupa pernyataan umum.

Contoh Jenis Paragraf Deduktif:


Jika berbicara soal perpustakaan, elemen-elemen utama dalam hal ini
adalah pustakawan. Pustakawan atau orang yang bekerja dalam bidang
perpustakaan memiliki peran penting karena pustakawan adalah elemen
utama yang berurusan langsung dengan pemustaka.

9
Ruang lingkup perpustakaan telah mengalami perkembangan contohnya
perubahan dari pemustaka digital immigrants ke digital native, dari layanan
berbasis koleksi ke layanan berbasis pemustaka, dari kebutuhan informasi
cetak ke kebutuhan informasi digital, dan sebagainya. Maka sudah tidak asing
lagi saat ini istilah-istilah yang berhubungan dengan perkembangan teknologi
internet, seperti perpustakaan intelligent, pertumbuhan data yang masif,
disruptif, big data, mobilitas pengetahuan dan sebagainya.

2. Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah jenis paragraf yang berkebalikan dari paragraf
deduktif, yakni gagasan utama paragraf induktif berada di akhir kalimat dalam
paragraf. Jenis paragraf induktif pasti akan diawali dengan penyebutan
peristiwa khusus atau penjelasan yang berfungsi untuk mendukung gagasan
utama.

Contoh Jenis Paragraf Induktif:


Nalar ala Socrates juga dapat menempatkan pola pikir untuk menjadi
kritis dan skeptis. Berpikir dengan metode Socrates menuntut masyarakat
berpikir kritis dan akhirnya juga bersikap kritis. Strategi ini juga menekankan
dialog-dialog pemikiran sebagai usaha mengungkapkan sesuatu objek
pembahasan menuju pada hakikat terdalamnya. Jadi, Metode ala Socrates ini
disebut juga dengan istilah metode kritis atau metode dialektika. Hal inilah
yang mengantarkan literasi tidak sesederhana membaca dan menulis saja.
Tetapi, literasi menjadi budaya lengkap disertai dengan proses memahami,
meliputi, menggunakan, menganalisis, dan mentransformasikan. Akibatnya
orang akan bersikap luwes, kaya pengetahuan, dan memiliki rasa empati
tinggi pada suatu diluar dirinya maka dia telah berhasil memaknai literasi.

3. Paragraf Ineratif
Paragraf ineratif adalah jenis paragraf yang menampilkan gagasan
pokoknya di tengah paragraf. Jenis paragraf ini memiliki pola khusus-umum-
khusus atau kalimat penjelas-kalimat utama-kalimat penjelas. Kalimat penjelas
di awal paragraf ini memiliki fungsi sebagai pengantar atau pembuka.
sementara kalimat utama berada ditengah sebagai gagasan utama dalam
paragraf ini. Selanjutnya masih ada kalimat penjelas di akhir paragraf yang
berfungsi sebagai penegasan atau kesimpulan.

10
Contoh Jenis Paragraf Ineratif:
Pergeseran yang menghadirkan beragam masalah dan tantangan baru
bagi kebudayaan nasional ini memerlukan pilihan-pilihan strategi
kebudayaan yang cerdas dan aktual. Masalah substansi yang dihadapi
kebudayaan Indonesia saat ini masih berproses pada masalah dan tantangan-
tantangan lama. Seperti masalah ketahanan budaya nasional kita yang masih
lemah saat berhadapan atau bersaing dengan budaya global. Sebenarnya
masalah tersebut adalah tantangan pada kesanggupan kita untuk beradaptasi
dengan zaman baru, bahkan ikut mewarnai dan membentuk bangsa yang
berkarakter.

4. Paragraf Deduktif-Induktif
Paragraf deduktif-induktif adalah kalimat yang kalimat utamanya
berada di awal dan sekaligus diakhir paragraf. Kalimat utama yang berada di
akhir paragraf itu merupakan pengulanga atau penegasan kalimat utama pada
awal paragraf. Wujud kalimat utama yang berada di akhir paragraf itu tidak
selalu sama dengan kalimat utama yang berada di awal paragraf. Akan tetapi,
kedua kalimat itu tetap menunjukkan pokok pikiran yang sama meskipun
wujudnya bervariasi.

Contoh Jenis Paragraf Deduktif-Induktif:


Mulai sekarang kita harus menbiasakan hidup bersih. Kita buang
sampah di tempatnya. Jangan sampai ada sampah tercecer di sembarang
tempat. Sebab, selain mengesakan jorok dan menimbulkan bau busuk, sampah
juga menjadi sarang penyakit. Berbagai bibit penyakit yang berkembang biak
di dalam sampah itu mengancam Kesehatan kita. Semakin banyak sampah di
sekitar kita, semakin besar pula ancaman itu. Sebaliknya, semakin bersih
lingkungan kita, semakin besar pula harapan kita untuk hidup sehat. Karena
itu, kita harus menjaga kebersihan lingkungan.

JENIS PARAGRAF BERDASARKAN FUNGSI DAN KARANGANNYA


1. Paragraf Pembuka
Bertujuan mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam
karangan. Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus di
fungsikan untuk:
• menghantar pokok pembicaraan
• menarik minat pembaca
• menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh karangan.
Setelah memiliki ke tiga fungsi tersebut di atas dapat dikatakan paragraf
pembuka memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah karangan.
Paragraf pembuka harus disajikan dalam bentuk yang menarik untuk pembaca.
Untuk itu bentuk berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan menulis
paragraf pembuka,yaitu:

11
• Kutipan, peribahasa, anekdot
• Pentingnya pokok pembicaraan
• Pendapat atau pernyataan seseorang
• Uraian tentang pengalaman pribadi
• Uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan
• Sebuah pertanyaan.

Contoh Jenis Paragraf Pembuka


“Besok internet mendatangi desa kita. Internet membuat kita
menyaksikan dunia. Internet juga dapat menyampaikan surat ke sahabat kita di
pulau seberang, bahkan hingga ke negara tetangga.” Itulah bunyi iklan
layanan masyarakat yang dapat disaksikan lewat televisi. Bayangkan, melalui
internet kita dapat mengakses kabar terkini dari seluruh penjuru dunia. Kita
pun bisa mengetahui keadaan roket yang tengah diuji di angkasa luar.Dengan
suatu blog, kita dapat menjadi penulis dengan memposting tulisan karya kita.
Bahkan, kita pun dapat berbincang sambil menatap sahabat pena yang berada
di Australia melalui web camera. Dengan hanya duduk di depan komputer, kita
dapat menggunakan fasilitas chatting, browsing, gaming, atau surfing.

2. Paragraf Pengembang
Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang
sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea pembuka. Paragraf ini didalam
karangan dapat difungsikan untuk:

• Mengemukakan inti persoalan


• Memberikan ilustrasi
• Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
• Meringkas paragraf sebelumnya
• Mempersiapkan dasar bagi simpulan.

Contoh Jenis Paragraf Pengembangan:

Meskipun begitu jangan lupa bahwa bersahabat dengan internet


terdapat aturan yang sebaiknya kita patuhi. Jika tidak mengetahui aturan
bermainnya, berteman dengan internet dapat merugikan. Tentunya kita pernah
mendengar dari TV atau koran terdapat penculikan anak, kemudian orang
tuanya diminta memberikan sejumlah tebusan berupa uang jika ingin anaknya
dikembalikan. Ternyata setelah diselidiki, kasus penculikan tersebut bermula
dari kegemaran anak terhadap internet seperti chatting. Anak tersebut tanpa
sadar memberikan identitas atau data – data pribadi miliknya kepada orang
yang ia ajak chatting padahal orang tersebut merupakan penjahat yang sedang
menyamar menjadi anak-anak. Hal tersebut sangat mungkin mengingat
chatting tidak bisa melihat teman yang di ajak berbincang secara nyata alias
maya.

12
3. Paragraf Penutup
Paragraf ini berisi simpulan bagian karangan atau simpulan seluruh
karangan. Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali maksud penulis
agar lebih jelas. Mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri
karangan. Penyajian harus memperhatikan hal sebagai berikut:
1. sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak boleh terlslu psnjsng
2. isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir
sebagai cerminan inti seluruh uraian
3. sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan paragraf ini dapat
menimbulkan kesan yang medalam bagi pembacanya.

Contoh Jenis Paragraf Penutup:


Hal – hal di atas tidak susah untuk dilakukan hanya perlu kesadaran,
kedisiplinan serta tanggung jawab diri kita sendiri. Ketika itu dilakukan,
internet akan sangat berguna bagi kehidupan, khususnya diri kita.

2.4 Struktur Paragraf

a. Kemungkinan Pertama
Kemungkinan yang memiliki susunan: transisi (berupa kalimat), kalimat topik,
kalimat pengembang, dan kalimat penegas.

b. Kemungkinan Kedua
Kemungkinan yang memiliki susunan: transisi (berupa kata atau kelompok kata),
kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.

c. Kemungkinan Ketiga
Kemungkinan ini susunannya ialah kalimat topik, kalimat pengembang, dan
kalimat penegas. Contoh:
(1)Meskipun sudah berumur, ibuku masih menuntut ilmu. (2)Ibuku melanjutkan
ke jenjang S-2. (3)Padahal harusnya dia sudah tidak disibukkan oleh tugas
kuliah. (4)Tetapi, sepertinya ibuku sangat menikmati sekolahnya. (5)Sambil
bernyanyi kecil dia mengerjakan tugas kuliahnya. (6)Belajar terus sepanjang
hayat, itulah semboyannya.
Paragraf ini termasuk kemungkinan ketiga karena memiliki susunan unsur yang
terdiri atas kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas. Paragraf ini
berjenis campuran. Kalimat (1) merupakan kalimat topik sedangkan kalimat (2),
(3), (4), dan (5) merupakan kalimat pengembang. Lalu, kalimat (6) merupakan
kalimat penegas.

13
d. Kemungkinan Keempat
Kemungkinan ini susunannya ialah transisi (berupa kata/kelompok kata), kalimat
topik, dan kalimat pengembang. Contoh:
(1)Melihat dari judul, (2)Tenun Biru, bukanlah menggambarkan isi novel ini.
(3)Judul ini membuat rasa ingin tahu pembaca menjadi muncul, apalagi
membaca subjudul, seperti tidak nyambung dengan judul utama.
Paragraf ini termasuk kemungkinan keempat karena memiliki susunan unsur
yang terdiri atas transisi (berupa kata atau kelompok kata), kalimat topik dan
kalimat pengembang. Paragraf ini termasuk jenis paragraf deduktif. Tidak semua
paragraf deduktif memiliki struktur yang terdiri atas kalimat topik dan kalimat
pengembang. Tetapi, paragraf yang didahului dengan transisi juga termasuk
paragraf deduktif. Dalam kalimat pertama, unsur (1) merupakan transisi, unsur
(2) merupakan kalimat topik. Walaupun topik berada di unsur (2), tetapi kalimat
pertama tetap menjadi kalimat topik. Lalu, kalimat (3) merupakan kalimat
pengembang.

e. Kemungkinan Kelima
Kemungkinan ini susunannya ialah transisi (berupa kalimat), kalimat topik, dan
kalimat pengembang. Contoh:
(1)Bayu memiliki perilaku unik. (2)Kalau marah, Bayu melakukan atraksi yang
menarik. (3)Dia menggunakan kaki belakangnya dan melompat dalam
jangkauan yang begitu jauh. (4)Buk! Sering terdengar dia menjatuhkan diri.
(5)Kadang dia melompat sampai sejauh tiga meter. (6)Kalau tidak dipedulikan,
kakinya dientak-entakkan seperti anak kecil yang merajuk minta dibelikan
mainan. (7)Dengan menggunakan kaki belakangnya pula, dia berdiri sangat
tinggi seperti sedang menunjukkan bahwa dia bisa menarik perhatian kita.
Paragraf ini termasuk kemungkinan kelima karena memiliki susunan unsur yang
terdiri atas transisi (berupa kalimat), kalimat topik dan kalimat penngembang.
Paragra ini termasuk jenis paragraf deduktif. Tidak semua paragraf deduktif
memiliki struktur yang terdiri atas kalimat topik dan kalimat pengembang.
Tetapi, paragraf yang didahului dengan transisi juga termasuk paragraf deduktif.
Kalimat (1) merupakan transisi. Kalimat (2) merupakan kalimat topik dan
kalimat (3), (4), (5), (6), dan (7) merupakan kalimat pengembang.

2.5 Pola Pengembangan Paragraf

Pola pengembangan paragraf adalah pemberian keterangan-keterangan tambahan dalam


bentuk kalimat-kalimat penjelas atau kalimat pengembang terhadap ide pokok yang
terdapat pada kalimat pokok.

14
1. Pengembangan paragraph dengan contoh
Pengembangan ini dapat dilakukan kalua kalimat utamanya berisi pernyataan
bersifat umum. Misal:
Makanan kunang-kunang adalah cairan tumbuhan, siput-siputan kecil, cacing, atau
serangga. Bahkan kunang-kunang memangsa jenisnya sendiri. Kunang-kunang
betina sengaja berkelap-kelip seakan mengundang jenis pejantan. Setelah pejantan
mendekat, sang betina memangsanya. Makanan bagi hewan penting untuk
pertumbuhan. Dengan makanan pertumbuhan akan maksimal. Asupan yang
maksimal dapat memberikan kebugaran bagi mahluk hidup.
Paragraf ini berpola pengembangan contoh karena kalimatnya dikembangkan
dengan contoh-contoh sehingga kalimat topik jelas pengertiannya. Paragraf ini
memaparkan beberapa contoh makanan kunang-kunang.

2. Pengembangan paragraph dengan definisi


Biasanya digunakan saat kita ingin mengenalkan sebuah istilah yang dianggap baru
dikenal. Misal:
Hutan bakau disebut juga dengan hutan mangrove. Hutan bakau merupakan bagian
dari ekosistem pantai. Hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa
berair payau dan terletak di garis pantai. Hutan bakau merupakan hutan yang
tumbuh di wilayah pasang dan surut. Hutan bakau ini termasuk lingkup ekosistem
pantai sebab terletak di kawasan perbatasan laut dan darat.
Paragraf ini berpola pengembangan definisi karena bermaksud menjelaskan sebuah
konsep atau definisi. Kalimat topik memberikan definisi dari hutan bakau lalu
kalimat-kalimat pengembangnya menguraikan hal-hal untuk menjelaskan definisi
hutan bakau.

3. Pengembangan dengan pemerincian


Biasa digunakan untuk menunjang pikiran pokok yang berupa fakta, bisa juga
pendapat. Misal:
Di kota kami yang tidak terlalu besar jumlah kendaraan cukup banyak, sehingga
kemacetan lalu lintas sering terjadi. Menurut catatan dinas lalu lintas jalan raya
terdapat 2615 buah mobil. Dari jumlah itu dapat diperinci jumlah mobil dinas
pemerintahan ada 325 buah, mobil kendaraan umum ada 525 buah, mobil milik
perusahaan swasta ada 100 buah, dan sisanya adalah mobil pribadi. Sepeda motor
tercatat ada 1850 buah. 320 di antaranya adalah sepeda motor berplat merah.
Paragraf di atas berpola terperinci yang menyebutkan jumlah kendaraan secara
detail.

4. Pengembangan paragraph dengan ilustrasi


Digunakan untuk menyajikan suatu gambaran atau melukiskan suatu objek. Misal:
Kelinciku bernama Doy. Kunamakan doy karena saya berharap kelinci
kesayanganku itu selalu sehat dan bugar. Doy memiliki bulu yang lebat dan putih
bersih. Matanya cokelat seperti madu. Matanya jernih menyejukkan untuk
dipandang. Bibir mungilnya yang merah muda sungguh menggemaskan. Telinganya
panjang dan melambai-lambai kalau dia berlari.

15
Paragraf ini berpola pengembangan ilustrasi. Kalimat topik dalam paragraf ini
dikembangkan dengan menyajikan suatu gambaran atau melukiskan suatu objek.
Kalimat-kalimat pengembang dalam paragraf ini menggambarkan kelinci yang
bernama Doy. Gambaran yang dipaparkan yaitu ciri fisik Doy mulai dari bulu,
mata hingga telinga. Ketika membaca paragraf ini, pembaca seolah-olah melihat
bentuk fisik Doy.

5. Pengembangan paragraph dengan kronologi


Pengembangan dengan kronologi atau urutan-urutan dari suatu peristiwa atau
kejadian, biasa digunakan dalam wacana kisahan. Misal:
Pada tahun 1977, Pemerintah Indonesia telah menunjuk tanah seluas 56 km2 di
Sangiran sebagai Daerah Cagar Budaya. Kemudian, dibangun sebuah situs
museum dan konservasi laboratorium lokal sederhana pada tahun 1988. Lalu, pada
tanggal 15 Desember 2011, museum diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Pola pengembangan kronologis menggunakan konjungsi (kata hubung) kronologis,
yaitu kata hubung yang menunjukkan hubungan waktu, seperti kemudian, lalu,
setelah itu, pada akhirnya.

6. Pengembangan paragraph dengan sebab-akibat


Biasa digunakan dalam pembuatan karangan ilmiah. Gunanya untuk
mengemukakan alasan yang logis, mendeskripsikan suatu proses, emenrangkang
mengapa sesuatu terjadi demikian dan juga memprediksi runtutan peristiwa yang
akan terjadi. Misal:
Kami sekeluarga sangat senang karena Si Wonu kucing yang tidak jorok. Ia masih
selalu mengingat apa yang kami ajarkan untuk selalu buang air kecil dan buang air
besar di toilet. Kadang kami harus berebut untuk duluan ke toilet. Jika di antara
kami tidak mau mengalah, dengan sabar ia akan menungu sampai kami keluar.
Dengan kebiasaannya itu, kami sekeluarga merasa nyaman karena rumah kami
terbebas dari kotoran yang berceceran dengan baunya yang tidak sedap. Kami
sekeluarga sangat mencintai Si Wonu dengan segenap kenakalan, kemanjaan, dan
kelucuannya.
Paragraf ini berpola pengembangan paragaf sebab-akibat karena kalimat topiknya
dikembangkan dengan kalimat sebab-akibat. Paragraf ini memaparkan alasan
keluarga sangan mencintai Wonu karena ia tidak jorok.

7. Pengembangan paragraph dengan perbandingan


Pengembangan ini dilakukan untuk menytakan persamaan dan perbedaan dua hal
yang disebutkan sebagai gagasan utama dalam kalimat utama. Misal:
Tidak seperti orang Batak yang logatnya agak keras, ayahku sangat pendiam.
Beliau yang irit kata, lebih suka memberi contoh langsung kepada anaknya tanpa
perlu menggurui. Bagai air yang mengalir tenang, tetapi sangat dalam. Beliau
adalah teladan bagi anak-anaknya.
Paragraf ini berpola pengembangan perbandingan. Kalimat topik dalam paragraf ini
memaparkan informasi dengan cara membandingkan dua hal. Ciri khusus yang
menjadikan paragraf ini berpola pengembangan perbandingan karena terdapat kata
‘tidak seperti’.

16
8. Pengembangan paragraph dengan analogi
Artinya mengembangan gagasan utama atau gagasan pokok yang belum dikenal
dengan membandingkannya pada sesuatu yang sudah dikenal. Tujuannya adalah
menjelaskan sesuatu yang kurang dikenal atau belum dikenal. Misal:
Menjadikan pekerjaan lepas ( freelance)sebagai pekerjaan utama adalah seperti
berjalan di dalam lorong yang gelap dan berlubang di bagian jalannya. Seorang
pekerja lepas (freelancer) harus siap bekerja tanpa gaji yang tetap dan jaminan
hari tua. Selain itu, seorang pekerja lepas juga harus rela dianggap sebelah mata
atas pekerjaan yang dilakoninya. Sebab, profesi pekerja lepas memang masih
dianggap awam bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Mental yang kuat serta
pengelolaan finansial yang baik adalah beberapa kiat yang bisa dilakoni oleh
seorang pekerja lepas. Dengan begitu, diharapkan para pekerja lepas dapat
menjalani konsekuensi sebagai pekerja lepas yang bagaikan sebuah long hitam dan
berlubang di bagian jalannya.
Pada paragraf di atas menjelaskan mengenaik freelance yang mungkin saja belum
banyak orang tahu dan kenal mengenai hal itu. Oleh karena itu paragraf di atas
termasuk dalam pola pengembangan dengan analogi

2.6 Paragraf yang Baik

Secara umum rambu-rambu paragraf yang baik meliputi kesatuan, kepaduan,


kelengkapan/ketuntasan, keruntutan, dan konsistensi.
1. Kesatuan Paragraf
Salah satu hal yang mendasar untuk diperhatikan penulis adalah kesatuan
paragraf. Kesatuan berkaitan dengan adanya sebuah gagasan utama dan
beberapa gagasan tambahan atau penjelas yang mendukung gagasan utama itu.
Kesatuan paragraf dapat terpenuhi jika semua informasi dalam paragraf itu
masih dikendalikan oleh gagasan utama. Dengan kata lain, informasi-informasi
dalam paragraf itu hanya terfokus pada topik yang dibicarakan. Oleh karena itu,
penulis harus selalu mengevaluasi kalimat-kalimat yang dibuatnya. Jika ada
kalimat yang sama sekali tidak berkaitan dengan gagasan utama, kalimat
tersebut harus dikeluarkan dari paragraf. Jika ternyata dalam sebuah paragraf
terdapat dua gagasan utama, kedua gagasan utama itu harus dipisah dan
dijadikan paragraf tersendiri. Contoh:
Angklung merupakan alat musik tradisional masyarakat Sunda, yang sejak
November 2010 diakui sebagai warisan budaya oleh UNESCO. Alat musik
tersebut berbahan pipa bambu. Pada awalnya angklung dimainkan dengan
tangga nada pentatonik yang terdiri atas lima nada, seperti halnya gamelan dan
alat tradisional lain. Tahun 1938 angklung mulai dimainkan dengan tangga
nada diatonik layaknya alat musik barat, seperti piano. (Diadaptasi dari
―Promosi Angklung Perlu Dibenahi‖ dalam Kompas,9 Desember 2013)

17
Contoh paragraf tersebut mengandung satu kalimat topik, yaitu angklung
merupakan alat musik tradisional masyarakat Sunda. Kalimat topik itu
dikembangkan dengan empat kalimat penjelas, yaitu (1) November 2010
(angklung) diakui sebagai warisan Sebuah paragraf dikatakan memiliki kesatuan
jika paragraf itu hanya mengandung satu gagasan utama dan kalimat-kalimat
dalam paragraf mengarah pada satu pokok atau tidak menyimpang dari pokok
pembicaraan. 14 budaya oleh UNESCO; (2) Angklung berbahan pipa bambu;
(3) Pada awalnya angklung dimainkan dengan tangga nada pentatonik; (4)
Tahun 1938 angklung mulai dimainkan dengan tangga nada diatonik. Keempat
kalimat pengembang itu membicarakan persoalan yang sama, yaitu angklung.
Oleh karena itu, aspek kesatuan sebagai salah satu ketentuan paragraf yang baik
terpenuhi.

2. Kepaduan Paragraf
Paragraf bukanlah merupakan kumpulan kalimat yang masing-masing berdiri
sendiri. Paragraf dibangun oleh kalimat yang mempunyai hubungan atau
keterkaitan. Pembaca dapat dengan mudah memahami dan mengikuti jalan
pikiran penulis tanpa hambatan akibat adanya loncatan pikiran yang
membingungkan. Urutan pikiran yang teratur dapat terbentuk dari keterkaitan
dan keserasian antarkalimat dalam paragraf. Kepaduan suatu paragraf berkaitan
dengan keserasian antarkali. Contoh:
(1) Penyebab kebakaran hutan di Indonesia ada dua, yaitu cuaca dan ulah
manusia. (2) Penyebab yang pertama adalah cuaca panas di Indonesia. (3)
Sinar matahari yang panas di Indonesia apabila mengenai objek yang terang,
misalnya kaca, yang kemudian tembus mengenai daun-daun kering di hutan
bisa menimbulkan api dan kebakaran. (5) Penyebab pertama ini biasanya tidak
terlalu sering dan parah dampaknya. (6) Namun, penyebab yang kedua, yaitu
ulah manusia, biasanya menimbulkan dampak yang sangat parah karena
intensitasnya yang sangat sering. (7) Selain itu, pelakunya pun tidak sedikit dari
perseorangan sampai perusahaan.(8) Mereka kebanyakan ingin memperoleh
lahan untuk berkebun dengan cara mudah dan murah sehingga melakukan
pembakaran hutan secara liar.
Dalam paragraf tersebut terdapat unsur-unsur kepaduan/ kohesi berupa
konjungsi, repetisi, dan kata ganti.
a. Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi yang termasuk dalam golongan ini adalah namun, akan
tetapi, oleh karena itu, oleh sebab itu, akibatnya, selain itu, di samping
itu, jadi, dsb. Konjungsi-konjungsi tersebut dalam penulisan selalu
berada di awal kalimat karena memang fungsinya penghubung
antarkalimat.Contoh dalam paragraf tersebut“(5) Penyebab pertama ini
biasanya tidak terlalu sering dan parah dampaknya. (6) Namun,
penyebab yang kedua, yaitu ulah manusia, biasanya menimbulkan
dampak yang sangat parah karena intensitasnya yang sangat sering. (7)
Selain itu, pelakunya pun tidak sedikit dari perseorangan sampai
perusahaan.”

18
b. Kata Ganti/ pronominal
Kata ganti/ pronomina adalah kata yg dipakai untuk mengganti orang
atau benda. Kata ganti terbagi atas kata ganti umum, penunjuk, dan
orang. Pertama : aku, saya, kami, kita. Kedua : kamu, kau, engkau,
kalian. Ketiga : dia, ia, mereka Contoh“(3) Sinar matahari yang panas
di Indonesia apabila mengenai objek yang terang, misalnya kaca, yang
kemudian tembus mengenai daun-daun kering di hutan bisa
menimbulkan api dan kebakaran. (5) Penyebab pertama ini biasanya
tidak terlalu sering dan parah dampaknya.”
Kata ganti “ini” di atas digunakan agar kalimat 5 lebih terikat dengan
kalimat 4. Kata “ini” berfungsi sebagai pengganti kalimat 4.
“ (7) Selain itu, pelakunya pun tidak sedikit dari perseorangan sampai
perusahaan.(8) Mereka kebanyakan ingin memperoleh lahan untuk
berkebun dengan cara mudah dan murah sehingga melakukan
pembakaran hutan secara liar.”
Kata ganti “mereka” juga digunakan dengan tujuan kepaduan. Kata
ganti mereka mengacu pada pernyataan kalimat 7, yaitu “pelakunya
pun tidak sedikit dari perseorangan sampai perusahaan”.

c. Pengulangan kata/ repetisi


Pengulangan kata atau repetisi adalah cara memeroleh kepaduan
dengan cara mengulang kata tertentu (kata pokok/ penting). Sebagai
contoh, dalam paragraf di atas terdapat repetisi terhadap kata
“penyebab”. Kata penyebab diulang berkali-kali karena memang kata
tersebut yang sedang dibahas dalam paragraf tersebut (penyebab
kebakaran).

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan yang sudah kami paparkan di atas dapat disimpulkan bahwa paragraf
ialah sekelompok kalimat yang berisi satu topik yang idealnya memiliki gagasan
utama, kalimat pokok dan kalimat penjelas. Ketiga hal tersebut yang membentuk
sebuah paragraf menjadi paragraf yang baik. Selain ketiga hal tersebut, kesatuan dan
kepaduan paragraf juga perlu diperhatikan guna menghasilkan paragraf yang baik.
Sebelum membuat paragraf kita juga perlu mengetahui unsur-unsur,jenis,struktur dan
pola pengembangan yang terdapat dalam paragraf itu sendiri supaya memudahkan
dalam menuliskan sebuah paragraf.

20
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juli 2018 Prodi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 1 Jenis, Struktur, dan Pola
Pengembangan Paragraf Buku Teks Bahasa Indonesia dan Implikasinya Oleh Devi Fitriani,
Iing Sunarti, Bambang Riadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Buku seri penyuluhan Bahasa Indonesia “PARAGRAF” oleh Suladi

Skripsi Maria Meltiana Suryati yang berjudul “UNAUR PARAGRAF, JENIS PARAGRAF,
DAN POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF PADA TAJUK RENCANA SURAT
KABAR KOMPAS EDISI 1-15 DESEMBER 2016” Universitas Sanata Dharma

https://www.dosenpendidikan.co.id/contoh-paragraf/
https://dosenbahasa.com/contoh-paragraf-analogi-singkat
https://brainly.co.id/tugas/23805209

iii

Anda mungkin juga menyukai