Anda di halaman 1dari 25

PENGEMBANGAN PARAGRAF

Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Ulfah Mey Lida, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 6-C1PSR
1. Elya Rosita (2250410081)
2. Puput Wulandari (2250410101)
3. David Surya Pratama Putra (2250410102)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PRODI PERBANKAN SYARIAH

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul
“Pengembangan Paragraf” dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah pengetahuan dan wawasan kita mengenai pengembangan paragraf bagi
pembaca maupun penulis sendiri.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ulfah Mey Lida, M.PD
selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia. Ucapan terima kasih juga
kami sampaikan kepada teman-teman yang telah memberikan kontribusi yang baik
dalam pembuatan makalah ini.

Kami sebagai penulis mengakui bahwa ada banyak kekurangan pada makalah
ini. Maka dari itu, kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa kami harapkan demi
kesempurnaan makalah kami. Semoga makalah ini dapat membawa pemahaman dan
pengetahuan bagi kita semua tentang Pengembangan Paragraf.

Kudus, 24 Oktober 2022

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang....................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................... 3
A. Pengertian Paragraf................................................................................................................ 3
B. Fungsi Paragraf...................................................................................................................... 4
C. Macam-macam Paragraf........................................................................................................ 5
D. Syarat pembentukan paragraf............................................................................................... 13
E. Cara mengembangkan paragraf............................................................................................ 15
BAB III PENUTUP..................................................................................................................... 20
A. Kesimpulan.......................................................................................................................... 20
B. SARAN............................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat.
Kalimat-kalimat yang ada di dalam paragraf itu harus disusun secara runtut dan
sistematis, sehingga dapat dijelaskan hubungan antara kalimat yang satu dan
kalimat lainnya dalam paragraf tersebut.
Paragraf sangat bermanfaat sebagai bekal untuk beranjak menuju tatanan
tulisan yang lebih besar. Paragraf adalah bagian-bagian teks atau bacaan yang
terdiri atas kalimat-kalimat yang saling berhubungan satu sama lain yang
membentuk sebuah gagasan. Dengan kata lain, kalimat-kalimat tersebut
merupakan unsur pembentuk paragraf.
Dalam penguasaan paragraf sangat ditentukan oleh kerapian penempatan
kalimat yang tepat dalam paragraf tersebut. Oleh karena itu, perlu diidentifikasi
kalimat pokok suatu paragraf yang menentukan jiwa keseluruhan paragraf.
Kalimat pokok ini dapat diletakkan di awal, di tengah, maupun sebagai penutup
paragraf. Hal ini akan bergantung pada susunan kalimat-kalimat pendukung pada
pokok yang dijadikan pembuka paragraf.
Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan dimana suatu gagasan mulai
dan berakhir. Kita akan merasa kesulitan membaca suatu tulisan atau buku jika
tidak ada suatu paragraf. Oleh sebab itu, dalam makalah ini kami akan membahas
tentang pengertian paragraf, kegunaan paragraf, macam-macam paragraf, syarat
pembentukan paragraf dan cara mengembangkan paragraf.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian paragraf ?
2. Apa saja fungsi paragraf ?
3. Apa saja macam-macam paragraf ?
4. Apa syarat pembentukan paragraf ?
5. Bagaimana cara mengembangkan paragraf ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Paragraf
Di dalam sebuah tulisan atau karangan biasanya terdapat bagian yang
agak menjorok ke dalam. Bagian yang secara fisik sudah tampak dengan
nyata karena adanya tanda menjorok itu disebut paragraf. Dengan kata lain,
batas-batas paragraf ditandai indensi (dimulai pada huruf ke sekian dari
margin kiri).
Hakikat paragraf sebenarnya tidak sesederhana itu. Paragraf
merupakan miniatur dari suatu karangan. Syarat-syarat sebuah karangan ada
pada paragraf. Memahami seluk beluk paragraf berarti juga memahami
miniatur dari sebuah bangun yang disebut karangan. Terampil membangun
paragraf berarti terampil pula membangun miniatur karangan dalam ukuran
yang lazim. Hal ini berarti bahwa paragraf merupakan dasar utama bagi
kegiatan karang-mengarang.
Untuk dapat memahami paragraf secara baik, kita perlu mengetahui
batasan-batasan paragraf. Banyak pendapat mengenai pengertian dan batasan
paragraf. Meskipun demikian, intisari dari pendapat-pendapat tersebut adalah
sama. Pada dasarnya paragraf merupakan seperangkat kalimat yang saling
berhubungan yang secara bersama dipakai untuk menyatakan atau
mengembangkan sebuah gagasan. Paragraf merupakan inti penuangan buah
pikiran dalam sebuah karangan dan didukung oleh himpunan kalimat yang
saling berhubungan untuk membentuk sebuah gagasan.
Dalam sebuah karangan atau tulisan, paragraf mempunyai fungsi
memudahkan pengertian dan pemahaman dengan memisahkan satu topik atau

3
tema dengan topik atau tema yang lain karena setiap paragraf hanya boleh
mengandung satu unit pikiran atau ide pokok. Ide pokok tersebut berfungsi
sebagai pengendali informasi yang diungkapkan melalui sejumlah kalimat.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan hal-hal berikut.


1. Paragraf mempunyai ide pokok (gagasan utama) yang dikemas dalam
kalimat topik. Bagi penulis, ide pokok itu menjadi pengendali untuk
kalimat-kalimat penjelas/pengembang agar tidak keluar dari pokok
pembicaraan. Sementara itu, bagi pembaca ide pokok itu menjadi
penuntun dalam memahami isi karena di situlah inti informasi yang ingin
disampaikan penulis.
2. Salah satu dari sekumpulan kalimat dalam paragraf merupakan kalimat
topik, sedangkan kalimat-kalimat lainnya merupakan pengembang yang
berfungsi memperjelas atau menerangkan kalimat topik.1

B. Fungsi Paragraf
Apa sebuah paragraf dapat mendinamiskan sebuah karangan sehingga
menjadi lebih baik dan energik sehingga pembaca menjadi lebih semangat,
maka perlu diperhatikan mengenai fungsi dari paragraf itu sendiri yang
menjembatani penulis dan pembacanya2. Adapun fungsi dari paragraf;
1. penampung dari sebagian kecil jalan pikiran, atau ide pokok
keseluruhan karangan;
2. memudahkan pemahaman jalan pikiran, atau ide pokok pengarang;
3. alat bagi pengarang melahirkan jalan pikirannya secara sistematis;
4. pedoman bagi pembaca untuk mengikuti, dan memahami alur pikiran
pengarang;
1
Suladi. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia Paragraf. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa. 2016, hlm 2
2
https://www.academia.edu/11971017/Makalah_Bahasa_Indonesia_Paragraf

4
5. sebagai penyampai pikiran, atau ide pokok pengarang kepada
pembaca;
6. sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai;
7. dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berfungsi sebagai
pengantar, transisi, dan penutup.3

C. Macam-macam Paragraf
Ada macam-macam paragraf sebagai berikut :
 Berdasarkan letak kalimat utamanya
1. Paragraf Deduktif
Paragraf Deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya
terletak pada awal paragraf. Kalimat-kalimat penjelasnya akan berada
setelah kalimat utama. 4
Contoh: Tenaga kerja yang diperlukan dalam persaingan bebas adalah
tenaga kerja yang mempunyai etos kerja tinggi, yaitu tenaga yang
pandai, terampil, dan berkepribadian. Tenaga kerja yang pandai adalah
tenaga kerja yang mempunyai kemampuan akademis memadai sesuai
dengan disiplin ilmu tertentu. Terampil artinya mampu menerapkan
kemampuan akademis yang dimiliki disertai kemampuan pendukung
yang sesuai untuk diterapkan agar diperoleh hasil maksimal.
Sementara itu, tenaga kerja yang berkepribadian adalah tenaga kerja
yang mempunyai sikap loyal, disiplin, dan jujur.
Contoh paragraf di atas termasuk paragraf deduktif karena
kalimat topiknya terdapat pada awal paragraf. Kalimat topik paragraf
tersebut adalah tenaga kerja yang diperlukan dalam persaingan bebas
3
Suhartina. BAHASA INDONESIA UNTUK PERGURUAN TINGGI Terampil Berbahasa Melalui
Pembelajaran Berbasis Teks. Aksara Timur. 2018, 112
4
Jurnal Insitusi Politeknik Ganesha Medan
Juripol, Volume 4 Nomor 2 September 2021

5
adalah tenaga kerja yang mempunyai etos kerja tinggi, yaitu tenaga
yang pandai, terampil, dan berkepribadian. Kalimat topik itu
kemudian dikembangkan dengan kalimat-kalimat penjelas. Kalimat-
kalimat penjelas itu masing-masing menguraikan butir-burit yang
diperlukan untuk mempertegas informasi dalam kalimat topik tentang
etos kerja tinggi, yang meliputi kepandaian, keterampilan, dan
kepribadian tenaga kerja. 5

2. Paragraf Induktif
Kalau deduktif di awal, maka kalimat utama jenis paragraf
induktif terletak di akhir paragraf. Kalimat penjelasnya tentu saja
berada sebelum kalimat utamanya.6 Paragraf induktif mempunyai ciri-
ciri, yaitu:
a) diawali dengan penyebutan peristiwa-peristiwa khusus yang
berfungsi sebagai penjelas dan merupakan pendukung gagasan
utama.
b) Kemudian menarik simpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa
khusus itu. 7
Contoh : Salju yang turun dari langit memberikan hiasan yang
indah untuk bumi. Beberapa kota di Jepang disulap dengan
nuansa putih, menghasilkan pemandangan cantik dan memikat
bagi penikmat keindahan. Hawa dinginnya semakin hari
menggigit kawasan-kawasan yang beriklim subtropis. Inilah
musim dingin yang terjadi di negeri matahari terbit.

5
Suladi, Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia, (Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014), hlm 54
6
Jurnal Insitusi Politeknik Ganesha Medan
Juripol, Volume 4 Nomor 2 September 2021
7
Suladi, Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia, (Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014), hlm 55

6
Contoh paragraf tersebut diawali dengan perincian yang
berupa peristiwa-peristiwa khusus. Peristiwa khusus itu berupa
salju yang turun, keadaan koya yang memutih karena salju, dan
hawa dingin yang menyelimuti beberapa wilayah di Jepang.
Semua peristiwa khusus itu kemudian disimpulkan bahwa
itulah keadaan Jepang saat musim dingin. Tulisan dengan
pemaparan semacam itu dapat dikategorikan sebagai paragraf
induktif, suatu paragraf yang dimulai dengan hal khusus
kemudian diakhiri dengan pernyataan umum yang merupakan
kalimat topiknya.

3. Paragraf Deduktif-Induktif (Campuran)


Paragraf campuran memiliki dua kalimat topik yang terletak di
awal dan akhir paragraf. Dua kalimat topik itu memiliki dua gagasan
yang sama. Kalimat-kalimat pengembang/penjelas terletak di antara
dua kalimat topik itu.8
Contoh: Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tingginya
kelosterol merupakan faktor risiko yang paling besar yang
menyebabkan seseorang terserang penyakit jantung koroner.
Hampir 80% penderita jantung koroner di Eropa disebabkan kadar
kolesterol dalam tubuh yang tinggi. Bahkan, di Amerika hampir 90%
penderita jantung koroner disebabkan penderita makan-makanan yang
berkadar kolesterol tinggi. Begitu juga di Asia, sebagian besar
penderita jantung koroner disebabkan oleh pola makan yang banyak
mengandung kolesterol. Dengan demikian, kolesterol merupakan
penyebab utama penyakit jantung koroner.
Gagasan utama paragraf tersebut adalah kolesterol
merupakan penyebab penyakit jantung koroner. Gagasan utama
8
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 1, Edisi Februari 2013 (ISSN : 2252-7826)

7
itu kemudian diikuti oleh tiga kalimat penjelas. Ketiga kalimat
penjelas itu adalah (1) hampir 80% penderita jantung koroner di
Eropa disebabkan kadar kolesterol dalam tubuh yang tinggi; (2) di
Amerika hampir 90% penderita jantung koroner disebabkan penderita
makan makanan yang berkadar kolesterol tinggi; (3) di Asia sebagian
besar penderita jantung koroner disebabkan oleh pola makan yang
banyak mengandung kolesterol. Ketiganya merupakan penjelas atau
penegas bahwa kolesterol menjadi penyebab utama penyakit jantung
koroner.

4. Paragraf Ineratif
Paragraf ineratif adalah paragraf yang kalimat utamanya
terletak di tengah-tengah paragraf. Paragraf ini diawali dengan
kalimat-kalimat penjelas sebagai pengantar kemudian diikuti gagasan
utama dan ditambahkan lagi kalimat-kalimat penjelas untuk
menguatkan atau mempertegas informasi9.
Contoh : Gunung Sinabung di Sumatera Utara meletus. Belum reda
letusan Gunung Sinabung, Gunung Kelud di Jawa Timur juga meletus.
Selain gunung berapi yang meletus itu, banjir terjadi di beberapa
daerah. Ibu kota Jakarta, seperti tahun-tahun sebelumnya, dilanda
banjir, NTT yang sering mengalami kekeringan juga dilanda banjir.
Indonesia memang sedang ditimpa banyak musibah dan bencana.
Bencana-bencana tersebut menelan korban, baik harta maupun jiwa.
Padi di sawah-sawah yang siap panen menjadi gagal panen. Sayur
mayur yang banyak sitanam dan dihasilkan di lereng-lereng gunung
juga hancur sehingga harga di pasar menjadi melambung.

9
Suladi, Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia, (Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014), hlm 57

8
Gagasan utama paragraf tersebut adalah Indonesia sedang
ditimpa banyak musibah dan bencana. Dalam menyampaikan
informasi penulis memulai dengan menampilkan hal-hal yang bersifat
khusus. Penulis mengawalinya dengan menampilkan bermacam-
macam peristiwa yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
Kemudian menyimpulkannya dalam bentuk kalimat topik. Untuk
menegaskan bahwa semua yang terjadi itu merupakan musibah yang
menimpa masyarakat Indonesia, penulis menambahkan informasi yang
berupa akibat dari bencana itu.

 Berdasarkan sifat dan tujuan


1. Paragraf Pembuka
Paragraf ini letaknya di awal sebuah wacana. Paragraf ini
berfungsi sebagai pembuka atau pengantar isi sebuah karangan kepada
pembaca.
Contoh paragraf pembuka:
Asam urat merupakan terjemahan dari uric acid. Uric
merupakan sesuatu yang berasal dari urine atau air seni. Pada
penderita penyakit asam urat, asam urat akan keluar melalui urine
berupa endapan putih dan pekat. Asam urat adalah zat berupa kristal
putih sebagai hasil akhir atau sisa dari metabolisme protein dan
penguraian senyawa purin dalam tubuh. (Khasiat Sakti Tanaman Obat,
2013 : 2)

2. Paragraf Penghubung

9
Paragraf ini letaknya di antara pembuka dan penutup pada
sebuah karangan. Paragraf ini memuat isi dari sebuah karangan.
Paragraf penghubung menguraikan isi dan inti sebuah tulisan. 10
Contoh paragraf penghubung :
Asam urat memiliki fungsi di dalam tubuh sebagai antioksidan
dan bermanfaat dalam regenerasi atau peremajaan sel. Namun, asam
urat tersebut harus ada dalam kadar normal. Asam urat memang secara
alami terdapat dalam jumlah kecil di dalam tubuh kita sebab sel-sel
yang mati melepaskan purin dalam tubuh. Purin inilah yang kemudian
diproses untuk membentuk metabolisme dalam tubuh dan
menghasilkan asam urat. Selain berasal dari sel-sel mati dalam tubuh
kita, purin adalah salah satu jenis zat sebagai penyusun asam nukleat
yang terdapat dalam setiap sel makhluk hidup, baik hewan maupun
tanaman, juga dalam makanan. Dari makanan yang kita makan. Secara
otomatis, saat makan kita juga menambah kadar purin ke dalam tubuh
sebab zat purin yang yang ada dari makanan yang kita konsumsi
tersebut berpindah ke dalam tubuh kita.
Asam urat merupakan senyawa yang sukar larut di dalam air.
Normalnya, asam urat itu akan larut kembali di dalam darah dan
disaring oleh ginjal, lalu dikeluarkan melalui urine. Selain itu, asam
urat juga dikeluarkan melalui feses dan keringat, tetapi jumlahnya
tidak sebanyak yang keluar melalui urine atau air seni. Fungsi utama
ginjal adalah membuang asam urat yang berlebih tersebut. Namun,
jika terdapat gangguan ginjal atau fungsi ginjal tidak berjalan dengan
baik, ini akan mengakibatkan asam urat terlalu banyak (hiperurisemia)
sehingga tidak bisa larut kembali dalam darah. Akhirnya, asam urat
menumpuk dan tertimbun di daerah persendian tubuh dan
lamakelamaan akan membentuk kristal. Tumpukan kristal itulah yang
10
Keraf (1980 : 63-66)

10
mengakibatkan rasa sakit berupa nyeri, bengkak, dan meradang.
Kristal tersebut dianggap benda asing oleh tubuh dan akan
dimusnahkan oleh sel-sel kekebalan (immune cells). Hal tersbut
menyebabkan radang, bengkak, kemerahan, dan nyeri dalam sendi
atau artritis sehingga disebut sebagai arthritis gout atau penyakit asam
urat atau gout. (Khasiat Sakti Tanaman Obat, 2013:2)

3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup ialah paragraf yang letaknya di akhir sebuah
karangan. Paragraf berfungsi sebagai penutup sebuah karangan.
Paragraf ini menunjukkan tulisan telah berakhir, bentuknya
kesimpulan, pengulangan secara ringkas, penekanan atau komentar
akhir.11
Contoh paragraf penutup :
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penyakit
asam urat adalah penyakit akibat kelebihan asam urat dalam darah
yang kemudian menumpuk dan tertimbun dalam bentuk kristalkristal
pada persendian. Kristal-kristal tersebutlah yang mengakibatkan
radang dan nyeri pada sendi tersebut. (Khasiat Sakti Tanaman Obat,
2013:2)

 Berdasarkan Gaya Ekspresi/Pengungkapan


1. Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang bertujuan menceritakan
atau mengisahkan rangkaian kejadian atau peristiwa-peristiwa baik
peristiwa kenyataan maupun peristiwa rekaan atau pengalaman hidup
berdasarkan perkembangannya dari waktu ke waktu sehingga tampak
seolah-olah pembaca mengalami sendiri peristiwa itu.
11
Keraf (1980 : 63-66)

11
Ciri utama paragraf narasi adalah adanya peristiwa atau
kejadian, baik yang benar-benar terjadi atau berupa imajinasi maupun
gabungan keduanya, yang dirangkai dalam urutan waktu. Di dalam
peristiwa itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Konflik
itulah yang dapat menambah daya tarik cerita. Jadi, ketiga unsur yang
berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah
narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau
alur.
2. Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi berisi gambaran mengenai suatu objek atau
suatu keadaan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera.
Paragraf ini bertujuan untuk memberikan kesan/impresi kepada
pembaca terhadap objek, gagasan, tempat, peristiwa, dan semacamnya
yang ingin disampaikan penulis. Melalui pengesanan ini pembaca
seolah-olah berada di suatu tempat dan dapat melihat, mendengar,
meraba, mencium, atau merasakan apa yang tertulis dalam paragraf
tersebut. Paragraf deskripsi mempunyai beberapa pola pengembangan,
yaitu (1) pola deskripsi spasial, (2) pola deskripsi sudut pandang, (3)
pola deskripsi pengamatan (observasi), dan (4) pola deskripsi fokus. 12
3. Paragraf Eksposisi
Paragraf yang memberikan informasi sedetail mungkin kepada
pembaca. Tujuan dari paragraf ini adalah memaparkan, menyampaikan
informasi, menjelaskan, dan juga menerangkan suatu topik kepada
orang lain. Paragraf ini bersifat ilmiah/nonfiksi.

4. Paragraf Argumentasi

12
Suladi, Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia, (Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014), hlm 59-63

12
Paragraf ini biasanya kita temui pada artikel opini atau teks
lomba-lomba debat. Paragraf argumentasi bertujuan untuk meyakinkan
orang lain/pembaca bahwa ide, gagasan, dan pendapat yang
dipaparkan adalah benar adanya dan terbukti nyata.
5. Paragraf Persuasi
Paragraf ini adalah paragraf yang bertujuan untuk membujuk
orang lain melakukan sesuatu sesuai yang diinginkan penulis. Namun,
syaratnya penulis harus mampu membuat si pembaca percaya dan
yakin.

D. Syarat pembentukan paragraf


Syarat suatu paragraf yang baik adalah :
1. Kesatuan
Suatu paragraf harus dibangun dengan sebuah ide atau topik yang
jelas. Ide yang muncul ketika kamu ingin menulis sesuatu akan lebih
mantap jika diuraikan dari kalimat utama kemudian ke kalimat penjelas
sehingga membentuk suatu kesatuan.13 Paragraf dianggap mempunyai
kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak terlepas dari
topiknya atau selalu relevan dengan topik.14
2. Kepaduan atau Koherensi
Syarat yang kedua adalah kepaduan atau koherensi. Pembaca akan
dengan mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis tanpa
hambatan karena adanya loncatan pikiran yang membingungkan. Urutan
pikiran yang teratur, akan memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi,
kepaduan atau koherensi dititikberatkan pada hubungan antara kalimat
dengan kalimat (Nasucha, Rohmadi dan Wahyudi. 2009:37).
13
Jurnal Insitusi Politeknik Ganesha Medan
Juripol, Volume 4 Nomor 2 September 2021
14
Nasucha, Rohmadi dan Wahyudi. 2009:35

13
Kalimat-kalimat dalam paragraf itu sebaiknya memiliki kesesuaian
yang dibangun dari kalimat topik. Kepaduan antar kalimat dalam paragraf
itu meliputi dua macam, yaitu kepaduan bentuk dan kepaduan makna.
Kepaduan makna adalah kepaduan informasi yang disebut koherensi dan
kepaduan dibidang bentuk disebut kohesi. Paragraf yang memiliki
kepaduan informasi bersifat kohesi dan kesesuaian di bidang bentuk
disebut kohesif. Wacana yang baik dalam sebuah paragraf apabila
memiliki dua kepaduan tersebut, yaitu kohesif dan koheren (Rohmadi dan
Nasucha, 2010: 46).
3. Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas
yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik dan kalimat utama
(Nasucha, Rohmadi dan Wahyudi. 2009:39). Sebaliknya suatu paragraf
dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas
dengan pengulangan-pengulangan. Kelengkapan paragraf ini diperlukan
sebab informasi yang disampaikan dapat tuntas. Untuk itu kalimat-kalimat
pendukung harus dapat memberikan kejelasan kalimat topik. Paragraf
dapat dikatakan dapat memiliki kelengkapan, jika kalimat topiknya dapat
dikembangkan dengn pendukung yang cukup. 15
4. Keruntutan
Sebuah paragraf dikatakan runtut jika uraian informasi disajikan
secara urut, tidak ada informasi yang melompat-lompat sehingga pembaca
lebih mudah mengikuti jalan pikiran penulis. Ada beberapa pola urutan
penyajian informasi, seperti urutan tempat, urutan waktu, urutan khusus-
umum, urutan tingkat, urutan apresiatif, urutan sebab-akibat, dan urutan
tanya-jawab. Tiap-tiap model itu mempunyai karakteristik yang berbeda-
beda.
5. Konsistensi
15
Rohmadi dan Nasucha, 2009: 47-48

14
Sudut pandang adalah cara penulis menempatkan diri dalam
karangannya. Dengan kata lain, sudut pandang dapat diartikan sebagai
cara penulis atau pengarang menempatkan dirinya terhadap cerita atau
karangan., atau dari sudut mana penulis memandang ceritanya. Sudut
pandang ini dalam suatu karangan bisa berupa perspektif yang hendak
dibangun penulis. 16

E. Cara mengembangkan paragraf


1. Menentukan Ide Pokok
Jadi inti sebuah bacaan dan permasalahan yang ingin disampaikan
penulis kepada pembaca. Maka sebelum mengembangkan ide pokok
dalam menulis paragraf, kita harus menentukan ide pokoknya terlebih
dahulu. Misalnya, akan membahas tentang sumber daya minyak bumi

2. Mengembangkan Ide Pokok Menjadi Kalimat


Setelah menentukan permasalahan yang ingin disampaikan, kita harus
mengembangkan ide pokok menjadi susunan kalimat yang sesuai.
Sehingga, susunan kalimat tersebut dapat membentuk paragraf yang
mengandung ide pokok. Misalnya, membahas pengertian minyak bumi
atau asal minyak bumi.

3. Membuat Kalimat Pendukung


Buatlah beberapa kalimat pendukung untuk menjelaskan ide pokok
pada kalimat utama, agar lebih khusus. Jadi, ide pokok di kalimat utama
yang sifatnya umum tadi dijelaskan lebih lanjut hingga bersifat khusus.
Misalnya, apa saja susunan pembentuk minyak bumi yang harus diketahui.

16
Suladi, Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia, (Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014), hlm 47-49

15
4. Membuat Paragraf Utuh
Dengan menggabungkan kalimat utama dan kalimat pendukung.
Sehingga, terbentuklah paragraf yang utuh. Misalnya, “Segala aktivitas di
dunia ini membutuhkan sumber daya, salah satunya adalah keberadaan
minyak bumi. Minyak bumi berasal dari pembusukan berbagai macam
organisme yang tertimbun di dalam tanah sejak ratusan juta tahun yang
lalu. Minyak bumi ini tersusun dari karbon, hidrogen, oksigen, sulfur,
halogenida, dan logam lainnya. Untuk mendapatkan minyak bumi, harus
melalui proses yang rumit dan membutuhkan alat berat. Lalu, diolahlah
minyak bumi tersebut menjadi berbagai macam bahan bakar yang
berbeda. Di Indonesia, tempat penghasil minyak bumi ada di Cepu,
Cirebon, Wonokromo, Aceh, Riau, Tarakan, Balikpapan, dan Papua.”17

Paragraf bisa dikembangkan dengan menggunakan sebuah pola tertentu,


berikut adalah beberapa metode/pola pengembangan paragraf :
1. Kronologi
Kronologi adalah pola pengembangan paragraf dengan cara
menyususn berdasarkan urutan waktu. Pengembangan paragraf dengan
cara kronologi biasanya digunakan dalam paragraf narasi. Pengembangan
ini dilakukan dengan menceritakan suatu peristiwa secara berurutan dari
peristiwa pertama hingga peristiwa-pwristiwa berikutnya.
Pengembangan paragraf dengan kronologi biasanya menggunakan
kata-kata seperti : pertama-tama, awalan, lalu, setelah itu, pada akhirnya,
kemudian, dan lain sebagainya.

2. Ilustrasi

17
https://bobo.grid.id/read/083436823/4-cara-mengembangkan-ide-pokok-dalam-menulis-paragraf

16
Ilustrasi adalah pengembangan paragraf yang digunakan dalam
paragraf eksposisi. Ilustrasi memaparkan gambaran umum atau gambaran
khusus mengenai suatu hal yang belum dimengerti oleh pembaca. Metode
pengembangan paragraf dengan pola ilustrasi dilakukan oleh orang yang
ingin memaparkan sesuatu yang dilihatnya. Kita bisa melihat contoh
pengembangan paragraf dengan cara ini pada berita yang ditulis oleh
wartawan.
Pemaparan disajikan secara berurutan dari yang terdekat hingga
yang jauh dari satu tempat ke tempat lainnya. Antara informasi satu dan
informasi lainnya yang dipaparkan harus saling berkesinambungan agar
bisa dimengerti oleh pembacanya.

3. Definisi
Pengembangan definisi dipakai ketika seseorang ingin menjelaskan
pengertian istilah. Tujuannya supaya pembaca memahami dengan jelas
apa yang dimaksud dengan istilah tersebut. Mula-mula istilah tersebut
dijelaskan dalam satu kalimat utama dengan kalimat yang sederhana. Lalu
kalimat utama tersebut dijelaskan lagi oleh kalimat-kalimat penjelas.
Terkadang penjelasan ini terlalu luas sehingga penulis menjelaskannya
dengan beberapa kalimat. Definisi berupa syarat-syarat tertentu mengenai
suatu istilah atau konsep. Dalam definisi harus disertai batasan-batasan
pengertian agar arti dari istilah tersebut tepat dan jelas.

4. Analogi
Analogi adalah pola pengembangan paragraf dengan ilustrasi yang
khusus. Pengembangan dengan cara ini berarti menjelaskan sesuatu
dengan cara memperbandingkannya dengan sesuatu yang lain yang
memiliki kesamaan. Biasanya pengembangan paragraf dengan pola

17
analogi dipakai untuk menjelaskan sesuatu yang belum dikenal oleh
pembaca dengan sesuatu yang lain yang sudah dikenal oleh pembaca.

5. Perbandingan dan pengontrasan


Perbandingan dan pengontrasan adalah pengembangan paragraf
dengan cara membandingkan dan mempertentangkan dua hal yang setara
dengan menyebutkan persamaan dan perbedaannya. Perbandingan dan
pengontrasan adalah cara yang digunakan penulis untuk menjelaskan
perbedaan dan persamaan antara dua orang, objek, gagasan, atau yang
lainnya yang saling bertentangan dari aspek tertentu. Dua hal yang
diperbandingkan yang dipertentangkan memiliki kesamaan dari segi
tertentu dan memiliki perbedaan dari segi tertentu.

6. Sebab akibat
Pengembangan sebab-akibat adalah metode pengembangan
paragraf yang mana hubungan antar kalimatnya membentuk sebab-akibat.
Paragraf ini bisa terdiri dari satu sebab yang menimbulkan banyak akibat
atau sebaliknya banyak sebab yang menimbulkan satu akibat. Gagasan
utama paragraf bisa berupa sebab sedangkan kalimat-kalimat penjelasnya
adalah akibat. Bisa juga sebaliknya, gagasan utamanya bisa berupa akibat
dan kalimat-kalimat penjelasnya adalah sebab. Sebab atau akibat yang
dijadikan gagasan utama bisa diletakkan di awal paragraf atau bisa juga di
letakkan di akhir paragraf.

7. Contoh/pembatas satu persatu


Pengembangan contoh adalah metode pengembangan paragraf
dengan cara berikan contoh-contoh dalam kalimat penjelasnya untuk
menerangkan kalimat utama yang terlalu umum. Contoh-contoh tersebut

18
kemudian bisa di jelaskan lebih lanjut dengan keterangan yang bisa
memperjelas maksudnya.

8. Repetisi
Repetisi adalah pola pengembangan paragraf dengan cara
mengulang-ulang pokok gagasan. Pokok gagasan yang ada di kalimat
utama diulangi lagi pada kalimat-kalimat berikutnya. Kata atau gugus kata
pada kalimat pertama diulangi lagi pada kalimat kedua dan seterusnya
sehingga pembaca ingat akan informasi yang pernah dibacanya. Hal ini
bisa dimaksudkan untuk menekankan pokok persoalan yang ada dalam
paragraf tersebut.

9. Kombinasi
Pengembangan kombinasi adalah metode pengembangan paragraf
dengan cara mengombinasikan beberapa metode pengembangan paragraf.
Misalnya mengombinasikan repetisi dan analogi. Pengembangan paragraf
dengan cara ini paling mudah dilakukan karena penulis bisa dengan
leluasa menggunakan dua atau beberapa metode pengembangan
paragraf.18

18
Suladi, Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia: Paragraf, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pemasyarakatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2014)

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Paragraf merupakan miniatur dari suatu karangan. Syarat-syarat
sebuah karangan ada pada paragraf. Memahami seluk beluk paragraf berarti
juga memahami miniatur dari sebuah bangun yang disebut karangan.
Terampil membangun paragraf berarti terampil pula membangun miniatur
karangan dalam ukuran yang lazim. Hal ini berarti bahwa paragraf merupakan
dasar utama bagi kegiatan karang-mengarang.
Adapun fungsi dari paragraf:
1. penampung dari sebagian kecil jalan pikiran, atau ide pokok keseluruhan
karangan;
2. memudahkan pemahaman jalan pikiran, atau ide pokok pengarang;
3. alat bagi pengarang melahirkan jalan pikirannya secara sistematis;
4. pedoman bagi pembaca untuk mengikuti, dan memahami alur pikiran
pengarang;
5. sebagai penyampai pikiran, atau ide pokok pengarang kepada pembaca;
6. sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai;
7. dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berfungsi sebagai
pengantar, transisi, dan penutup.
Macam-macam Paragraf
a. Paragraf Deduktif
b. Paragraf Induktif
c. Paragraf Deduktif-Induktif (Campuran)
d. Paragraf Ineratif
Syarat pembentukan paragraf

20
1. Kesatuan
2. Kepaduan atau Koherensi
3. Kelengkapan
4. Keruntutan
5. Konsistensi
Cara mengembangkan paragraf
1. Menentukan Ide Pokok
2. Mengembangkan Ide Pokok Menjadi Kalimat
3. Membuat Kalimat Pendukung
4. Membuat Paragraf Utuh
Paragraf bisa dikembangkan dengan beberapa pola, berikut adalah beberapa
polanya :
1. Kronologi
2. Ilustrasi
3. Definisi
4. Analogi
5. Perbandingan dan pengontrasan
6. Sebab Akibat
7. Contoh/Pembatas satu persatu
8. Repetisi
9. Kombinasi

B. SARAN
Penulis berharap kepada seluruh pihak yang mempunyai komitmen
terhadap perkembangan ilmu kiranya dapat memberikan saran dan kritik yang
bersifat ilmiah dan konstruktif guna melengkapi makalah yang penulis yakin
masih sangat jauh dari kata sempurna. Semoga pembahasan makalah tentang
Pengembangan Paragraf dapat menambah wawasan bagi para pembaca.

21
DAFTAR PUSTAKA

Arnais, Thea. 2022. “4 Cara Mengembangkan Ide Pokok dalam Menulis Paragraf”,
https://bobo.grid.id/read/083436823/4-cara-mengembangkan-ide-pokok-
dalam-menulis-paragraf, diakses pada 26 Oktober 2022 pukul 20.32
Dovel, Firmanto. 2015. “Makalah Bahasa Indonesia”,
https://www.academia.edu/11971017/Makalah_Bahasa_Indonesia_Paragraf,
diakses pada 26 Oktober 2022 pukul 18.37
keraf. (1980). "jenis-jenis paragraf" https://dosenbahasa.com/ienisienis: paragrafiaoh-
16672142071194&referrer=https://www.google.com&amp
tf-Darr52
0%1$s&ampshare=https://dosenbahasa.com/jenis-jenis paragraf, diakses pada 31
Okober 2022 pukul 18.06
Lidwina, S. (2013), penulisan paragraf dalam karya ilmiah mahasiswa. STIE
SEMARANG, V, 38-47.
Saragih, R. (2021). pengembangan paragraf dalam menulis sebuah tulisan, insitusi
politeknik ganesha
medan, iv.
Suhartina. (2018). Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi: Terampil Berbahasa
Melalui Pembelajaran Berbasis Teks. Parepare: Aksara Timur.
Suladi. (2014). Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Pembinaan dan
Pemasyarakatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

22

Anda mungkin juga menyukai