Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Bahasa
Indonesia dengan judul “Paragraf dan Kalimat Efektif”.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh
karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.

Akhirnya kami sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca
untuk mengangkat permasalah lain yang berkaitan pada makalah-makalah
selanjutnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan tulis menulis atau karang-mengarang adalah untuk mengungkapkan fakta-


fakta, perasaan, sikap, dan isi pikiran secara jelas dan efektif, kepada para pembaca.
Sebab itu, ada beberapa persoalan yang harus diperhatikan untuk mencapai
penulisan yang efektif, misalnya pertama-tama pengarang harus mempunyai suatu
objek yang ingin dibicarakan; bila ia sudah menemukan objek itu, maka ia harus
memikirkan dan merenungkan gagasan dan idenya secara jelas kemudian
mengembangkan gagasan-gagasan utamanya secara segar, jelas dan terperinci.

Semua itu baru merupakan bentuk langkah pertama dalam gagasan pengarang.
Langkah kedua adalah menuang gagasan tersebut dalam bentuk kalimat, yaitu
dalam bentuk kalimat yang baik, sehingga mereka yang membacanya sanggup
mengadakan penghayatan kembali sejelas dan sesegar seperti pada waktu gagasan-
gagasan itu pertama kali muncul dalam pikiran pengarang. Bila kalimat-kalimat itu
sanggup menciptakan daya khayal dalam diri pembaca atau pendengar seperti atau
sekurang-kurangnya mendekati apa yang dibayangkan oleh pengarang, maka
dapatlah dikatakan bahwa kalimat-kalimat yang mendukung gagasan itu sudah
cukup efektif, cukup baik menjalankan tugasnya.

Kalimat merupakan faktor utama dalam kajian bahasa. Hal ini disebabkan karena
dengan perantara kalimatlah seseorang baru dapat menyampaikan maksudnya
secara lengkap dan jelas. Satuan bentuk bahasa yang sudah kita kenal sebelum
sampai pada tataran kalimat adalah kata (misalnya, tidak) dan frase atau kelompok
kata (misalnya, tidak tahu). Kata dan frase tidak dapat mengungkapkan suatu
maksud secara lengkap dan jelas, jika kata dan frase itu sedang berperan sebagai
kalimat minor.Untuk dapat berkalimat dengan baik perlu kita pahami terlebih
dahulu struktur dasar kalimat. Pada dewasa ini orang tidak tahu cara membedakan
antara kata, frase, dan kalimat. Tidak hanya kalimat, pada umumnya juga kurang
memahami pengetahuan dalam menulis paragraf. Kelemahan seperti ini sering
dijumpai pada karangan yang terdiri dari rangkaian paragraf baik dalam penulisan
makalah, skripsi, ataupun tesis.Oleh karena itu, kami menyajikan makalah ini, agar
para mahasiswa mampu mengembangkan penulisan kalimat dan paragraf secara
baik dan benar. Dan tidak terjadi kesalahan dalam penulisan karya ilmiah. Semoga
makalah yang disajikan penyusun dapat membantu para pembaca.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud paragraf ?
2. Apa yang dimaksud kalimat efektif ?
3. Apa saja macam-macam paragraf?
4. Apa saja ciri-ciri paragraf dan kalimat efektif?
5. Apa saja kegunaan paragraf dan unsur-unsur paragraf?
6. Apa saja struktur-struktur dan syarat-syarat pada paragraf?
7. Teknik apa saja yang digunakan dalam pengembangan paragraf?
1.3 Tujuan
1. Mendeskripsikan apa itu paragraf dan kalimat efektif
2. Untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan paragraf dan kalimat efektif.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Paragraf

2.1.1 Pengertian Paragraf

Istilah paragraf, alinea atau ‘paragraph’ sudah biasa didengar baik dalam percakapan
maupun dalam praktik. Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah
karangan. Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua
kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat
topik, kalimat-kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat-kalimat
ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Menurut
soedjito dan mansur hasan, paragraf ialah bagian-bagian karangan yang terdiri atas kalimat-
kalimat yang berhubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran
(1990:127).

2.1.2 Macam-macam Paragraf

1. Paragraf Pembuka

Paragraf pembuka berperan sebagai pengantar untuk sampai kepada masalah yang akan
diuraikan. Oleh sebab itu, paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian serta
sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.

Tidak ada satu format baku yang dapat dipakai sebagai panduan untuk menyajikan sebuah
paragraf pernbuka yang menarik, namun demikian ada sebuah saran yang dapat
dipergunakan dalam menyusun paragraf pembuka, misalnya: mulailah dengan sebuah
kutipan peribahasa atau anekdot; atau mulailah dengan membatasi arti dari pokok atau
subjek yang dibicarakan; menunjukkan mengapa subjek itu sangat penting; membuat
tantangan atau pernyataan atau pendapat menciptakan suatu kontras yarg menarik; serta
dapat juga membuka karangan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

3. Paragraf Penghubung

Masalah yang akan diuraikan terdapat dalam paragraf penghubung. Paragraf penghubung
berisi inti persoalan yang akan dikemukakan. Oleh karena itu, secara kuantitatif paragraf
inilah yang paling panjang. Hubungan antar paragraf harus terjalin secara logis dan
berkesinambungan.

4. Paragraf Penutup

Paragraf penutup mengakhiri sebuah karangan. Biasanya paragraf ini berisi kesimpulan
dari paragraf penghubung. Dapat juga paragraf penutup berisi penegasan kembali
mengenai hal-hal yang dianggap penting dalam paragraf penghubung. Seorang penulis
diharapkan dapat mempertimbangkan bentuk penyelesaian dalam sebuah karangan.

2.1.3 Kegunaan Paragraf

Kegunaan paragraf yang utama adalah untuk menandai pembukaan topik baru atau
pengembangan lebih lanjut topik sebelumnya.

Kegunaan lain dari paragraf adalah (1) untuk menambah hal-hal yang penting atau untuk
memerinci apa yang sudah diutarakan dalam paragraf sebelumnya, (2) sebagai penampung
fragmen ide pokok atau gagasan pokok keseluruhan karangan, (3) alat untuk memudahkan
pembaca memahami jalan pikiran penulisnya, (4) penanda bahwa pikiran baru dimulai, (5)
alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pik iran secara sistematis, dan (6) dalam
rangka keseluruhan karangan paragraf dapat berguna bagi pengantar, transisi, dan penutup.

2.1.4 Unsur-unsur paragraf

Yang dimaksud dengan unsur-unsur paragraf ialah beberapa unsur yang membangun
paragraf, sehingga paragraf tersebut tersusun secara logis dan sistematis. Unsur-unsur
paragraf itu ada empat macam, yaitu (1) transisi, (2) kalimat topik, (3) kalimat
pengembang, dan (4) kalimat penegas. Keempat unsur tersebut kadang-kadang tampil
secara bersama-sama, kadang-kadang harya sebagian. Karena itu, kadang-kadang paragraf
itu mengandung dua unsur, tiga unsur, dan kemungkinan empat unsur. Masing-masing
unsur paragraf itu akan dijabarkan lebih rinci berikut ini.

a. Transisi

Transisi ialah penanda hubungan yang menghubungkan antara paragraf yang satu dengan
paragraf yang lain yang berdekatan. Transisi ini merupakan petunjuk bagi pembaca ke arah
mana ia sedang bergerak atau mengingatkan pembaca apakah suatu paragraf baru bergerak
searah dengan gagasan paragraf sebelumnya. Oleh karena itu, sering dikatakan bahwa
transisi berfungsi sebagai penunjang keutuhan dan kepaduan paragraf.

Kehadiran transisi dalam suatu paragraf suatu keharusan. Hal ini bergantung pada
pertimbangan pengarang. Bila pengarang merasa perlu ada transisi untuk kejelasan
informasi, transisi wajar ada. Sebaliknya, bila pengarang dapat mengungkapkan
gagasannya secara jernih tanpa transisi, maka transisi tidak perlu dihadirkan dalam paragraf
tersebut.

Transisi ini ada dua macam, yaitu transisi berupa kalimat dan transisi berupa kata. Transisi
berupa kalimat memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai transisi dan sebagai pengantar topik
utama yang akan dibicarakan. Transisi kalimat ini tidak berfungsi sebagai kalimat topik.
Letaknya selalu mendahului kalimat topik. Bila satu paragraf memiliki transisi kalimat,
maka kalimat topik terletak setelah transisi tersebut.

b. Kalimat Topik

Kalimat topik ialah kalimat yang di dalamnya mengandung gagasan pokok pembicaraan.
Ciri kalimat topik ini biasanya bersifat umum. Letak kalimat topik di dalam paragraf
memiliki berbagai kemungkinan, yakni di awal paragraf, di akhir paragraf, dan yang jarang
ditemui yakni di tengah paragraf.
c. Kalimat Pengembang

Kalimat pengembang ialah kalimat yang memperjelas pemaparan gagasan pokok yang
terdapat dalam paragraf itu. Susunan kalimat pengembang ini tidak boleh sembarangan,
harus mengikuti hakekat gagasan pokok. Misalnya, pengembangan kalimat topik yang
memerlukan pengembangan secara kronologis, maka urutan kalimat pengembangannya
harus dimulai dari urutan masa lalu, kini, dan masa akan datang.

Dalam suatu paragraf, jumlah kalimat pengembang ini jauh lebih banyak jika dibandingkan
dengan kalimat topik dan unsur yang lainnya. Sebagian besar kalimat-kalimat yang
terdapat dalam paragraf termasuk kalimat pengembang. Sebagai contoh, suatu paragraf
yang terdiri atas 10 kalimat, dua di antaranya adalah kalimat topik dan kalimat penegas,
maka 8 kalimat yang lainnya adalah kalimat pengembang.

d. Kalimat Penegas

Kehadiran kalimat penegas dalam suatu paragraf tidak bersifat mutlak. Kalimat tersebut
dihadirkan apabila pengarang merasa perlu mempertegas gagasan yang telah disampaikan
terlebih dahutlu. Namun, apabila informasi atau gagasan yang di sampaikan itu cukup jelas
maka kehadiran kalimat penegas itu tidak diperlukan Kehadiran kalimat penegas ini
memliki dua fungsi, yaitu sebagai pengulang atau penegas kembali kalimat topik, dan
sebagai selingan untuk menghilangkan kejemuan atau sebagai penarik minat pembaca.
Karena fungsinya yang seperti itu, kehadiran kalimat penegas itu bersifat mana suka.

2.1.5 Struktur Paragraf

Berdasarkan banyaknya unsur dan urutan unsur yang membangun paragraf, struktur
paragraf dapat dikelompokkan menjadi beberapa kemungkiran.

1) Kemungkinan pertama, yaitu paragraf yang terdiri atas transisi kalimat, kalimat topik,
kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
2) Kemungkinan kedua, yaitu paragraf yang terdiri atas transisi berupa kata, kalimat
topik. kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
3) Kemungkinan ketiga, yaitu paragraf yang terdiri atas kalimat topik, kalimat
pengembang, kalimat penegas.
4) Kemungkinan keempat, yaitu paragraf yang terdiri atas transisi berupa kata, kalimat
topik, dan kalimat pengembang.
5) Kemungkinan kelima, yaitu paragraf yang terdiri atas transisi berupa kalimat, kalimat
topik, dan kalimat pengembang.
6) Kemungkinan keenam, yaitu paragraf yang terdiri atas kalimat topik dan kalimat
pengembang.
7) Kemungkinan ketujuh, yaitu paragraf yang terdiri atas kalimat pengembang dan
kalimat topik.
8) Kemungkinan kedelapan, yaitu paragraf yang terdiri atas kalimat pengembang, kalimat
topik, dan kalimat pengembang.

2.1.6 Syarat-syarat Pembentukan Paragraf

Dalam pengembangan paragraf, kita harus menyajikan dan mengorganisasikan gagasan


menjadi suatu paragraf yang memenuhi persyaratan. Persyaratan itu ialah kesatuan,
kepaduan, dan kelengkapan. Syarat-syarat tersebut akan diuraikan secara berturut-turut
dalam uraian berikut ini.

1) Kesatuan

Yang dimaksud dengan kesatuan paragraf ialah bahwa semua kalimat yang membangun
paragraf itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertentu.

Sebuah paragraf dikatakan memiliki kesatuan bila kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak
terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topiknya.

Fungsi paragraf adalah untuk mengembangkan sebuah gagasan tunggal, agar tidak terjadi
pemasukan unsur-unsur yang sama sekali tidak memiliki pertalian dengan maksud tunggal
tadi.

2) Kepaduan

Kepaduan adalah kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain
yang membentuk paragraf itu. Kepaduan yang baik terjadi apabila hubungan timbal balik
antara kalimat-kalimat yang membangun paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami.

Kepaduan dałam sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa hal, di


antaranya ialah pengulangan kata kunci, penggunaan kata ganti, penggunaan transisi, dan
paralelisme.

3) Kelengkapan

Yang dimaksud dengan kelengkapan paragraf ialah paragraf yang berisi kalimat-kalimat
penjelas yang cukup untuk menunjang kalimat topik. Paragraf yang hanya terdiri atas satu
kalimat topik saja dikatakan paragraf yang belum lengkap.
2.1.7 Pengembangan Paragraf

Dalam mengembangkan paragraf, ada beberapa teknik yang dapat dilakukan, di antaranya
adalah.

1) Secara Alamiah

Pengembangan paragraf secara alamiah ini didasarkan pada urutan ruang dan waktu.
Urutan ruang merupakan urutan yang akan membawa pembaca dari suatu titik ke titik
berikutnya dalam suatu ruang. Adapun urutan waktu adalah urutan yang menggambarkan
urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.

2) Klimaks dan Antiklimaks

Pengembangan paragraf dengan urutan ini didasarkan bahwa posisi tertentu dari suatu
rangkaian merupakan posisi yang tertinggi atau paling menonjol. Bila posisi yang tertinggi
itu ditaruh pada bagian akhir disebut kalimaks. Sebaliknya, bila penulis menulis rangkaian
dengan posisi paling menonjol dan makin lama makin tidak menonjol disebut unutan
antiklimaks.

3) Umum Khusus – Khusus Umum

Dalam bentuk umum khusus, gagasan utama diletakkan di awal paragraf. Dalam bentuk
khusus umum, gagasan utama diletakkan di bagian akhir paragraf. Bentuk paragraf yang
pertama disebut paragraf deduktif, sedangkan paragraf bentuk kedua adalah paragraf
induktif. Pada karya ilmiah umumnya menggunakan paragraf bentuk deduktif.

Bentuk paragraf selain ditentukan oleh teknik pengembangannya, juga ditentukan oleh
fungsi paragraf tersebut dalam suatu karangan. Ada paragraf yang berfungsi menjelaskan,
membandingkan, mempertentangkan, menggambarkan, atau memperdebatkan.

Contoh-contoh paragraf berdasarkan fungsinya.

1) Perbandingan dan Pertentangan

Paragraf perbandingan dan pertentangan adalah paragraf yang berusaha memperjelas


paparannya dengan jalan membandingkan dan mempertentangkan hal-hal yang
dibicarakan. Dalam perbandingan tersebut dikemukakan persamaan dan perbedaan antara
dua hal itu. Yang dapat diperbandingkan dan dipertentangkan adalah dua hal yang
tingkatnya sama dan kedua hal itu memiliki perbedaan dan persamaan.

2) Analogi
Paragraf yang merupakan analogi biasanya digunakan oleh penulis untuk membandingkan
sesuatu yang sudah diketahui oleh umum dengan yang kurang dikenal. Gunanya untuk
menjelaskan hal yang kurang dikenal itu.

3) Contoh-contoh

Contoh-contoh ini digunakan untuk memberi bukti atau penjelasan terhadap generalisasi
yang sifatnya umum, agar pembaca dapat dengan mudah menerimanya. Dalam hal ini,
sumber pengalaman berhasil efektif.

4) Sebab-akibat

Dalam paragraf sebab akibat, sebab bisa berfungsi sebagai pikiran utama dan akibat sebagai
pikiran penjelas. Atau sebaliknya, yaitu akibat sebagai pikiran utama dan sebab sebagai
rincian penjelasnya.

5) Definisi Luas

Untuk memberikan penjelasan terhadap sesuatu, kadang-kadang perlu uraian yang panjang,
berupa kalimat-kalimat bahkan beberapa paragraf. Paragraf yang demikian ini disebut
paragraf yang berfungsi sebagai definisi.

6) Klasifikasi

Dalam pengembangan paragraf, kadang-kadang dikelompokkan hal-hal yang mempunyai


persamaan. Pengelompokan ini biasanya dirinci lagi ke dalam kelompok-kelompok yang
lebih kecil.

2.2 Kalimat Efektif

2.2.1 Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat merupakan suatu bentuk bahasa yang merupakan gagasan yang telah disusun dan
dituangkan oleh seseorang secara terbuka untuk dikomunikasikan kepada orang lain.
Kalimat yang baik harus memenuhi persyaratan gramatikal. Artinya, kalimat tersebut
haruslah disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku, yang berkaitan dengan (1)
unsur-unsur penting yang harus ada dalam suatu kalimat, (2) aturan- aturan tentang ejaan
(Ejaan yang Disempurnakan) dan, (3) cara-cara memilih kata dalam kalimat (diksi).

Kelengkapan unsur kalimat menentukan kejelasannya Setidaknya sebuah kalimat memiliki


unsur funqsi subjek dan predikat. Kalimat yang lengkap juga harus ditulis sesuai dengan
ejaan yang berlaku, di samping pilihan kata-katanya juga harus tepat. Kalimat yang jelas
dan baik akan mudah dipahami orang lain secara tepat. Kalimat yang demikian itu disebut
kalimat efektif, yang secara tepat dapat mewakili pikiran dan keinginan penulisnya.

Kalimat efektif juga diartikan sebagai kalimat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau permbaca seperti apa
yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Hal ini berarti bahwa kalimat efektif
haruslah disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penulis
terhadap pembacanya. Bila hal ini tercapai diharapkan permbaca akan tertarik pada apa
yang dibicarakan dan tergerak hatinya oleh apa yang disampaikan itu.

2.2.2 Ciri-ciri Kalimat Efektif

1. Kesepadanan

yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keserasian atau keseimbangan antara pikiran
(gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini ditentukan oleh
adanya kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.

Pada umumnya dalam sebuah kalimat terdapat satu ide atau gagasan yang hendak
disampaikan, serta komentar atau penjelasan mengenai ide tersebut. Kedua hal itu perlu
ditata dalam kalimat secara cermat agar informasi dan maksud penulis mencapai
sasarannya. Untuk mencapai maksud itu perlu diperhatikan beberapa hal karena
kesepadanan memiliki beberapa ciri berikut ini.

a. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas.


b. Tidak terdapat subjek yang ganda.
c. Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
d. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
2. Keparalelan/Kesejajaran (Paralelisme)

Yang dimaksud dengan kesejajaran (paralelisme) dalam kalimat ialah penggunaan bentuk-
bentuk bahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang sama dalam susunan serial. Jika
sebuah gagaan (ide) dalam suatu kalimat dinyatakan dengan frase (kelompok kata), maka
gagasan-gagasan lain yang sederajat juga harus dinyatakan dengan frase. Jika sebuah
gagasan dalam suatu kalimat dinyatakan dengan kata benda (misalnya bentuk pe-an, ke-
an), maka gagasan lain yang sederajat harus dinyatakan dengan kata benda juga. Demikian
juga halnya bila sebuah gagasan dalam suatu kalimat dinyatakan dengan kata kerja
(misalnya bentuk me-kan, di-kan), maka gagasan lainnya yang sederajat harus dinyatakan
dengan jenis kata yang sama. Kesejajaran (paralelisme) akan membantu memberi kejelasan
kalimat secara keseluruhan.

3. Ketegasan

Setiap kalimat memiliki sebuah gagasan (ide pokok). Inti pikiran ini biasanya ingin
ditekankan atau ditonjolkan oleh penulis atau pembicara. Seorang pembicara biasanya akan
memberi penekanan pada bagian kalimat tadi. Dalam penulisan, yang dimaksud dengan
ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat Dalam
sebuah kalimat, ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau
ketegasan pada penonjolan itu.

Ada berbagai cara untuk memberi penekanan dalam kalimat sebagai berikut.

a. Meletakkan kata yang ditonjolkan, di depan kalimat (di awal kalimat).


b. Membuat urutan kata kerja yang logis.
c. Menggunakan pengulangan kata (repetisi).
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
e. Menggunakan partikel penekanan (penegasan).
4. Kehematan

Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif ialah hemat memperqunakan
kata, frase, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus
menghilangkan kata-kata yang menambah kejelasan kalimat Penghematan, mempunyai arti
penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah
tata bahasa. Adapun upaya penghematan dapat dilakukan dengan cara berikut ini.

 Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.


 Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian super-ordinat
pada hiponimi kata.
 Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu
kalimat.
5. Kecermatan

Yang dimalsud cermat adalah jika dalam kaimat tersebut tidak menimbulkan tafsiran
ganda, dan tepat dalam pilihan kata.

6. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi
yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak
mencerminkan cara berpikir yang tidak sistematis. Oleh karena itu, hindari kalimat yang
panjang dan bertele-tele.

7. Kelogisan

Yang dimaksud dengan kelogisan adalah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan sesuai
dengan ejaan yang berlaku. Kelogisan kalimat dapat dilihat dari penggunaan kalimat dan
konteks pembicaraan.

Anda mungkin juga menyukai