Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENYUSUNAN PARAGRAF DAN KARANGAN

Dosen Pembimbing

Sri Endah,M.Pd

Disusun Oleh

Nadya Banowati Azalia :2211111005

Rani Deshima :2211112018

Loventya Marcellyna :2211112015

Azhar Sahmir :2211112007

Jefri Naldi :2211113012

KELAS 1B

PROGRAM STUDI DESTINASI PARIWISATA

JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA

POLITEKNIK NEGRI PADANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah

melimpakhkan rahmat dan karunia-Nya,sehingga kami dapat menyelasaikn makalah ini

guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Bahasa Indonesi, dengan judul : “Ejaan

Bahasa Indonesia”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak

pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat

terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnyapengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,

kami mengharapkan segala bentuk saran serta memasukan bahkan keritikan yang

membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat

memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.


i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1

C. Tujuan............................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat Paragraf............................................................................................................. 2

B. Kegunaan Paragraf.................................................................................................................. 2

C. Jenis Paragraf.............................................................................................................. 3

D. Persyaratan Paragraf........................................................................................................ 6

E.Struktur Paragraf..............................................................................................................7

BAB III Penutup

A. Kesimpulan..............................................................................................................…. 12

B. Saran. ........................................................................................................................… 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................


ii

BAB I

PENDAHULUAN
1

BAB II

PEMBAHASAN

A.Hakikat Paragraf

Paragraf adalah satuan pikiran atau gagasan atau topik yang sederhana yang pada umumnya
diungkapkan dalam beberapa kalimat (kelompok kalimat). Paragraf itu merupakan bagian dari suatu
karangan (wacana). Artinya pula, suatu paragraf secara bersama sama dengan paragraf yang lain
mendukung penyajian topik karangan(wacana)itu. Paragraf selalu mendukung penyajian suatu
karangan. Paragraf yang menyajikan suatu pikiran itu selalu berkaitan dengan topik
karangan(wacana)tersebut

Pengertian paragraf telah banyak dibahas oleh pakar linguistik.Beberapa pakar yang menjelaskan
paragraf dijelaskan berikut ini.

1. Arifin dan Tasai (2004: 113) mengemukakan bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat yang
membicarakan suatu gagasan atau topik.

2. Kridaklasana (1984: 140) menjelaskan bawha paragraf adalah satuan bahasa yang mengandung
satu tema.

3. Tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011: 1020) menjelaskan bahwa pargraf adalah
bagian bab dalam suatu karangan (yang biasanyan mengandung satu ide pokok dan penulisannya
dimulai dengan garis baru disebut juga dengan alinea)

4. Akhadiah, dkk. (1991: 144) mengemukakan bahwa paragraf merupakan inti penuangan buah
pikiran dalam sebuah karangan dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung
oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal , kalimat utama atau
kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas sampai pada kalimat simpulan. Himpunan kalimat ini saling
bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.

5. Widjono Hs (2005: 160) mengemukakan bahwa paragraf adalah suatu bahasa tulis yang terdiri
beberapa kalimat yang tersusun secara lengkap, runtut, dan padu; paragraf juga berarti bahwa
bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi
dengan pikiran utama sebagai pengendaliannya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya.

6. Semi (1989: 58) mengemukakan bahwa paragraf adalah kalimat atau seperangkat kalimat yang
mengacu pada satu topik.

Berdasarkan penjelasan diatas , dapat dipahami beberapa hal tentang paragraf, yakni sebagai
berikut. Pertama, dilihat dari bentuknya, paragraf umumnya terdiri atas beberapa kalimat (disebut
paragraf sempurna), namun sebagian kecil terdiri atas satu atau dua kalimat (disebut paragraf
sederhana). Kedua, dilihat dari segi penulisannya, paragraf ditulis dengan menjorokkan awal kalimat
ke bagian dalam tulisan atau ditulis sejajar, namun dipisahkan dengan memberi jarak dari paragraf
yang lain. Ketiga, dilihat dari segi sisinya, paragraf membicarakan satu topik pemikiran sederhana
yang mendukung topik subbad atau topik bab atau topik karangan (wacana).

B.Kegunaan Paragraf

Keberadaan suatu paragraf dalam satu tulisan sangan bermanfaat, baik bagi penulis maupun bagi
pembaca. Bagi penulis, paragraf berguna untuk beberapa hal berikut ini.

1. Memudahkan pengekspresian gagasan, pikiran, perasaan dalam rangkaian kalimat yang tersusun
secara logis dalam suatu kesatuan.

2. Memudahkan penataan topik-topik (paragraf) sebagai kesatuan rangkaian dalam suatu karangan.

3. Memudahkan pengembangan topik karangan (atau topik subbab, topik bab) menjadi topik-topik
sederhana (topik paragraf).

4. Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan satu tema dari tema lainnya.

5. Memisahkan dan menegaskan perganmtian suatu topik (paragraf) dengan topik (paragraf) lainnya
secara formal.

Bagi pembaca, paragraf berguna untuk beberapa hal berikut ini.

1. Menandai pergantian topik (paragraf) yang satu dengan topik (paragraf) yang telah disajikan dan
topik (paragraf) akan disajikan.

2. Memudahkan pahaman suatu topik (paragraf) karena secara formal telah dipisahkan dengan topik
(paragraf) yang telah disajikan dan topik (paragraf) akan disajikan.

C.Jenis Paragraf

Jenis paragraf dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu (1) kelengkapan paragraf, (2) fungsi
paragraf dalam karangan, (3) teknik pemaparan paragraf.Berdasarkan aspek kelengkapannya,
paragraf dibedakan atas dua jenis, yaitu (a) paragraf sederhana dan (b) paragraf sempurna.
Berdasarkan aspek fungsi paragraf dalam karangan, paragraf dibedakan atas empat jenis, yaitu (a)
paragraf pengantar/pembuka, (b) paragraf penghubuing/peralihan, (c) paragraf penutup, dan (d)
paragraf pokok/pengembang (lihat semi, 1989: 59; Arifin dan Tasai, 2004: 120; suriamiharja, dkk.,
1996: 46; Keraf, 1984: 63-64; Akhadiah, 1991: 145-146). Berdasarkan asprk teknik pemaparannya,
paragraf dibedakan atas lima jenis, yaitu (a) paragraf deskripsi, (b) paragraf narasi, (c) paragraf
eksposisi, (d) paragraf argumentasi, (e) paragraf persuasi (lihat juga Arifin dan Tasai, 2004: 120).

1.Berdasarkan kelengkapannya
Seperti yang dijelaskan diatas, paragraf dibedakan atas dua jenis dilihat dari aspek
kelengkapannya, yaitu (1) paragraf sederhana dan (2) paragraf sempurna. Kedua jenis paragraf
tersebut dijelaskan satu per satu berikut ini.

a. paragraf sederhana

Paragraf sederhana adalah paragraf yang hanya terdiri satu atau dua kalimat. Pada umumnya,
paragraf sederhana ini hanya berisi pengantar suatu topik bahasan, penutup topik bahasan, dan
peralihan topik bahasan di dalam buku atau karangan ilmiah lainnya. Selain itu, paragraf sederhana
juga berisi rujukan penutup dalam surat atau berupa teras dalam berita jurnalistik.

Paragraf sederhana ini dapat ditemukan dalam buku atau karangan ilmiah, berita jurnalistik,
dan surat. Dalam buku atau karangan ilmiah, paragraf sederhana berisi pengantar/pembuka suatu
topik bahasan, atau penghubung/peralihan topik bahasan, atau penutup topik bahasan. Dalam
berita jurnalistik, paragraf sederhana adalah seperti paragrag teras dan tubuh berita. Dalam surat,
paragraf sederhana adalah seperti pada paragraf pembuka atau paragraf penutup.

Paragraf sederhana yang berupa paragraph pengantar/pembuka suatu topik bahasan terdapat
pada pembuka subbad atau pembuka bab. Beberapa contoh paragraph sederhana tersebut dapat
dilihat seperti dibawah ini.

Contoh (1)

Dalam bab ini, dibicarakan dua hal yang saling berkaitan, yaitu perkembangan kosakata bahasa
Indonesia. Perkembangan dan pengembangan menyangkut dua hal yang berbeda apabila dilihat dari
proses kejadiannya, tetapi apabila dilihat dari hasilnya merupakan dua hal yang sama.

Contoh (2)

Dalam pembentukan istilah, untuk mendapatkan bentuk kata yang dapat mewadahi sebuah
konsep yang tepat, upaya gramatikal dapat dilakukan. Upaya-upaya gramatikal itu adalah proses
konversi, afikasi, reduplikasi, komposisi, proses abreviasi, dan analogi yang akan dijelakan satu per
satu berikut ini.

Paragraf sederhana yang berupa paragraph penutup suatu topic bahasan terdapat pada penutup
subbad, atau penutup bab. Beberapa contoh paragraph sederhana tersebut dapat dilihat seperti
dibawah ini.

Contoh (1)

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sejumlah kosakata bahasa Malaysia bisa
menimbulkan kesulitan bagi penutur bahasa Indonesia, dan sebaliknya, sejumlah kosakata bahasa
Indonesia bisa menimbulkan kesulitan bagi penurut bahasa Malaysia.

Contoh (2)

Dakam Kamus Besar Bhasa Indonesia (1993), kata-kata yang dibentuk melalui proses onomatope
ini ada yang didaftar sebagai lema (entri), tetapi banyak jugaa yang tidak didaftarkan.
Contoh (3)

Konsep konotatif atau konotasi seperti diatas perlu dikoreksi sebab konotasi itu berkenaan dengan
“nilai rasa” kata, bukan dengan makna yang bukan makna sebenarnya (lebih jauh lihat 7.4.10.

Paragraf sedehana yang berupa paragraph penghubung/peralihan topik bahasan umumnya


terdapat pada penutup subbab, atau penutup bab. Beberapa contoh paragraph sederhana tersebut
dapat dilihat seperti dibawah ini.

Contoh (1)

Dalam pelbagai kepustakaan banyak disebutkan bidang-bidang kosakata itu menurut beberapa dasar
pembidangan.

Contoh (2)

Setelah mengetahui sumber pembentukan istilah dan persyaratan pengambilan kosakata dari
sumber yang akan dijadikan istilah, akan dibicarakan bagaimana istilah tersebut dibentuk dari
sumber dan persyratan tersebut.

Paragraf sederhana dapat pula ditemukan dalam berita jurnalistik di media masa, seoerti surat
kabar, majalah, dan tabloid. Beberapa contoh paragraph sederhana dalam berita jurnalistik dapat
dilihat seperti dibawah ini.

Contoh (1)

Sejumlah SMA dikota Padang telah menyiapkan siswanya menghadapi Ujian Nasional (UN), 20
April. Tidak hanya memperdalam penyajian materi yang akan diuji, sebagian kepala SMA dan SMK,
juga memerhatikan sisi psikologis siswa yang cendrung stres sebelum dan sesudah ujian.

Contoh (2)

Pemko Padang perlu memetakan perolehan retribusi yang belum maksimal pencapaiannya.
Padahal, retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD) potensial guna
melakukan pembangunan.

Contoh (3)

Perantau Nias di Kota Padang berharap kepada sejumlah warga muslim untuk dapat memberikan
bantuan terhadap pembangunan masjid di Nias yang porak-poranda akibat gempa tahun lalu.

Selain itu, paragraf sederhana dapat pula ditemukan dalam surat. Beberapa contoh paragraf
sederhana dalam surat dapat dilihat seperti dibawah ini.

Contoh (1)

Dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas 2017) dan pelantikan pengurus Ikatan
Alumni Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (ILUNI BIND) periode 2017-2020, fakultas Bahasa dan
Seni (FBS) Universitas Negri Padang akan melaksanakan seminar nasional dengan tema
“Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam peningkatan
Profesionalisme Guru”.

Contoh (2)

Demikianlah hal ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja samayang baik, kami ucapkan terima
kasih.

Contoh (3)

Atas perhatian dan kesediaan Ibu, Ananda sampaikan terima kasih.

b. Paragraf sempurna

Paragraf sempurna adalah paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat. Satu kalimat atau dua
kalimat menyatakan topik bahasan paragraf, sedangkan beberapa kalimat lainnya menjelaskantopik
bahasan paragraf itu. Paragraf sempurna ini berisi satu topic bahasan pargraf. Paragraf sempurna
adalah paragraph yang berupa paragraph pokok/pengembang. Dalam suatu karangan, paragraf
sempurna inilah yang paling banyak ditemukan. Pada umumnya, topik bahasan karangan disajikan
dengan paragraf sempurna ini. Berbeda dengan itu, dalam suatu karangan, paragraf sederhana pada
dasarnya digunakan untuk memperlancar penyajian topik bahasan karangan.

Beberapa contoh paragraf sempurna tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini.

Contoh (1)

Semua suara diatas 85 dB dapat mengakibatkan kehilangan pendengaran. Kehilangan


pendengaran ini tergantung pada kekuatan dan lama suara, misalnya selama 8 jam mendengar suara
berkekuatan 90 dB dapat menyebabkan kerusakan. Semua ledakan yang suaranya berkekuatan
sampai 140 Db dengan segera menyebabkan kerusakan (dan menyebabkan rasa sakit yang amat
sangat). Anda akan mendengarkan suara berkekuatan 85 dB jika harus meninggikan suara anda agar
terdengar oleh orang lain.

Contoh (2)

Ada banyak cara yang berbeda untuk membuat sensor gerakan. Cara-cara tersebut seperti yang
digunakan contoh berikut ini. Toko-toko biasanya mempunyai sebuah alat yang diletakkan didekat
pintu, menyorotkan cahaya menyilang pada ruangan itu, dan sebuah sensor foto dibagian lain dari
ruangan itu. Ketika seorang pembeli melewati sorotan cahaya itu, foto sensor mendeteksi
perubahan jumlah cahaya dan membunyikan bel.

Contoh (3)

Peredam senjata bekerja dengan prinsip-prinsip yang sederhana untuk membuat senjata tidak
bersuara. Bayangkan sebuah balon. Apabila kamu menusuk balon dengan peniti, akan menimbulkan
suara yang keras. Akan tetapi, jika kamu membuka balon dan membiarkan udaranya keluar
perlahan, suaranya akan sangat pelan. Proses inilah menjadi ide dasar dibalik peredam senjata.

2. Berdasarkan Fungsinya dalam Karangan


Paragraf berdasarkan fungsinya dalam karangan dapat dibedakan atas empat jenis, yaitu (a)
paragraf pengantar/pembuka, (b) paragraf penghubung/peralihan, (c) paragraf penutup, dan (d)
paragraf pokok/pengembang. Keempat jenis paragraph tersebut dijelaskan satu per satu berikut ini.

a. paragraph pengantar/pembuka

Paragraf pengantar/pembuka adalah paragraf yang terdapat diawal suatu karangan. Paragraf
pengantar merupakan paragraph yang berisi pengantar untuk masuk ke suatu bahasan subbab, bab,
atau karangan. Berbeda dengan paragraf pengantar, paragraf pembuka merupakan paragraf yang
berisi pembuka untuk memulai suatu topik bahasan subbab, bab, atau karangan. Paragraf pembuka
ini harus selalu ada di awal topic bahasan subbab, bab, atau karangan.

Beberapa contoh paragraf pengantar/pembuka tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini.

Contoh (1)

Pada bab ini akan dibicarakan perubahan makna leksikal, ketaksaan leksikal, komponen makna
leksikal, dan nilai rasa kata leksikal.

Contoh (2)

Untuk keperluan pembahasan ini, dikutip salah satu definisi yang sederhana, yaitu “Bahasa ialah
sistem lambing bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh kelompok social untuk bekerja sama,
berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri”.

Contoh (3)

Istilah-istilah yang digunakan di dalam bagian ini agak bervariasi. Ada penulis yang menggunakan
istilah metode, ada pula yang menggunakan istilah metode dan material. Namun, intinya, bagian ini
berisi penjelasan tentang bagaimana anda melakukan penelitian.

b.paragraf penghubung/peralihan

Paragraf Penghubung/peralihan adalah paragraf yang terdapat di dalam suatu karangan yang
lazim digunakan untuk memperlancar peralihan suatu topik bahasan dari topik bahasan sebelumnya.
Disebut paragraf penghubung karena paragraf ini adalah paragraf yang digunakan untuk
menghubungkan dua topik bahasan yang berbeda. Paragraf penghubung ini bermanfaat untuk
memperlancar penyajian dari satu topik bahasan ke topik bahasan lainnya. Disebut paragraf
peralihan Karena paragraf ini adalah paragraf yang memperlancar peralihan dari satu topik bahasan
ke topik bahasan lainnya dalam suatu karangan.

Beberapa contoh paragraf penghubung/peralihan tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini.

Contoh (1)

Pembicaraan pada subbab 10.2 belum memberikan ciri-ciri hubungan koordinasi dan subordinasi
secara eksplisit. Ciri ini akan lebih terlihat dari segi sisi sintaksis dan semantisnya dalam pembicaraan
berikut.

Contoh (2)
Pada uraian di atas telah dijelaskan hakikat pemerolehan bahasa. Sekarang perlu diketahui ragam
atau jenis-jenis pemerolehan bahasa seperti diuraikan berikut ini.

Contoh (3)

Beberapa pendekatan dalam pembelajaranbahasa pada prinsipnya dapat digunakan untuk


pengajaran bahasa Indonesia atau bahasa lainnya. Berikut adalah ringkasan dari bab ini.

c. paragraf penutup

Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat diakhir suatu karangan, bab, dan subbab.
Paragraf penutup ini lazim berisi suatu penyimpulan topic bahasan, penegasan topic bahasan, atau
pengharapan kepada pembaca yang berkaitan dengan topik bahasan itu.

Beberapa contoh paragraf penutup tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini.

Contoh (1)

Sebagai akhir dari bab ini, bisa dikatakan banyak sekali masalah yang akan muncul dalam tahap-
tahap kerja penyusunan kamus, baik kamus ekabahasa maupun kamus dwibahasa.

Contoh (2)

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik simpulan bahwa kebiasaan adalah perilaku individu yang
dilakukan secara otomatis, yang ditandai oleh spontanitas, berulang-ulang, dan disertai dorongan
atau minat.

Contoh (3)

Nah, kalau tidak segera digagas mulai sekarang, kapan lagi kita akan mampu melestarikan
kesusastraan kita yang besar dan unik itu? Siapa yang akan menggantikan generasi tua?

d. paragraf pokok/pengembang

Paragraf pokok/pengembang adalah paragraf yang terdapat di dalam suatu karangan yang berisi
topik-topik bahasan (sederhana) yang mendukung penjelasan topic bahasan karangan (kompleks).
Pada intinya, kesatuan beberapa paragraf pokok/pengembang inilah yang menunjang
pengembangan topik bahasan karangan. Disebut paragraf pokok karena paragraf ini adalah paragraf
inti yang berisi satu topik bahasan paragraf yang secara bersama-sama dengan paragraf pokok yang
lain menjelaskan topik bahasan karangan. Disebut paragraf pengembang karena paragraf ini adalah
paragraf yang mengembangkan topik bahasan karangan.

Beberapa contoh paragraf pokok/pengembang tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini.

Contoh (1)

Sayangnya, bagi kita bangsa Indonesia, sastra dan kesenian nyatanya semaki terpinggirkan dari
kehidupan berbangsa. Padahal, kita adalah bangsa yang berbudaya. Dalam dunia pendidikan, sastra
dianggap hafalan belaka. Siswa mengenal novel-novel sastra seperti sengsara membawa
nikmat,Dibawah lindungan ka’bah, dan sebagainya hanya karena mereka ” terpaksa” atau mungkin
“dipaksa” menghafal beberapa sinopsis dari beberapa karya yang benar-benar singkat yang ada
dalam buku pelajaran, yang mereka khawatirkan muncul ketika ujian.

Contoh (2)

Ketika kita melihat ke langit pada malam hari, langit akan terlihat bewarna hitam dengan bintang
dan bulan membentuk titik-titik cahaya langit, sedangkan pada siang hari langit tidak bewarna hitam
dengan matahari berfungsi sebagai titik cahaya yang lain. Pada siang hari langit berubah menjadi
biru cerah dan bintang-bintang menghilang. Hal pertama yang perlu diketahui bahwa matahari
adalah sumber cahaya yang sangat terang, dan jauh lebih terang dari pada bulan. Hal kedua yang
perlu dipahami adalah bahwa atom-atom nitrogen dan oksigen pada astmosfer beroengaruh pada
cahaya matahari yang melewatinya.Ada gejala (fenomena) fisika yang disebut penyebaran Rayleigh
yang menyebabkan sinar penyebar ketika melewati partikel-partikel yang berdiameter 1/10 dari
panjang gelombang (warna) dari sinar matahari. Sinar matahari terdiri atas bermacam-macam warna
cahaya yang berbeda, tetapi karena unsur-unsur yang ada di atmosfer, warna biru yang paling
banyak menyebar. Jadi warna biru yang kita lihat dilangit adalah seluruh atom yang ada di atmosfer
yang menyebarkan cahaya biru.

Contoh (3)

Untuk menembakkan peluru dari senapan, bubuk-bubuk senapan terbakar dibelakang peluru
sehingga menciptakan dentuman gas panas yang keras. Tekanan dari gas mendorong peluru turun
ke laras senapan. Peredam terpasang di ujung laras senapan dan volumenya 20-30 kali lebih besar
dibandingkan dengan laras senapan. Dengan peredam berada di tempatnya, gasyang tertekan
dibelakang perluru mempunyai ruangan yang lebih luas untuk mengembang. Jadi, tekanan dan
temperatur gas panas menurun drastic. Ketika peluru keluar dari lubang dalam peredam, tekanan
yang terlepas jauh lebih rendah, mungkin 60 PSI sehingga suara yang dihasilakn senapan itu tidak
begitu terdengar.

Contoh (4)

Jika kamu dapat membuat terowongan melalui pusat bumi , satu akibat yang mengagumkan
adalah melakukan perjalanan menjadi mudah. Diameter bumi sekitar 7.800 mil (12.700 kilometer).
Apabila kamu mengebor satu terowongan melalui pusat bumi dan membuat ruang hampa udara
didalamnya, segala sesuatu yang kamu jatuhkan ke dalam terowongan akan mencapai bagian lain di
bumi ini hanya dalam waktu 42 menit. Orang-orang bisa melakukan perjalanan dari Amerika ke Cina
atau India dalam waktu kurang dari satu jam dengan gratis.

3. Berdasarkan Teknik Pemaparannya

Seperti telah di kemukakan pada pengantar di atas, berdasarkan teknik pemaparannya,


paragraf dibedakan atas lima jenis, yakni (a) paragraf deskripsi, (b) paragraf narasi, (c) paragraf
eksposisi, (d) paragraf argumentasi, dan (e) paragraf persuasi. Kelima jenis paragraf tersebut
dijelaskan satu per satu berikut ini.

a.paragraf deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang berisi gambaran (deskripsi) tentang suatu objek seperti
benda, manusia, binatang, dan alam. Paragraf yang mendeskripsikan atau menggambarkan objek
tersebut adalah paragraf deskripsi. Artinya, paragraf deskripsi selalu berisi gambaran suatu objek.
Jadi, disebut paragraf deskripsi hanya karena dibuat untuk menggambarkan suatu objek dengan
media bahasa (kalimat-kalimat atau paragraf)

Penyusunan paragraf deskripsi menggunakan logika ruang. Artinya, untuk pendeskripsian suatu
objek, dijelaskan bagian-bagian objek itu dengan teratur menggunakan kalimat-kalimat. Penataan
paragraf deskripsi dengan logika ruang itu dapat dipilih sesuai urutan atas-bawah, kiri-kanan, utara-
selatan, timur-barat, bagian besar-bagian kecil, bagian kecil-bagian besar, dan sebagainya. Penataan
seperti ini akan memudahkan pembaca melihat, memandang, memerhatikan objek yang
dideskripsikan secara mudah.

Beberapa contoh paragraf deskripsi tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini.

Contoh (1)

Blitar tengah berhias. Kota di Jawa Timur ini dibalut warna merah nan menor. Sejumlah spanduk
dan umbul-umbul merah terpasang diberbagai ruas jalan dan mulut gang, sedangkan di tiap pojok
terpampang wajah Bung Karno, baik foto maupun lukisan dalam berbagai ukuran. Di beberapa pintu
masuk kota dari arah Malang, berderet baliho yang bergambar wajah proklamator itu dalam ukuran
besar. Keramaian serupa terlukis di kawasan alun-alun kota, museum Bung Karno, dan sekitar
kuburan Soekarno di kawasan Bendogerit.

Contoh (2)

D bawah deretan pancuran beberapa puluh meter sebelah kanan tampak sejumlah orang setengah
telanjang sedang mengguyur badan. Agak ke bawah, sepanjang pasir pesisir, ratusan orang sedang
berbaring rapat bagai pindang, tengkurap atau terlentang.

Contoh (3)

Di dalamnya hanya ada sebuah ruangan dan ruangan itu berfungsi serba guna. Di ruangan yang
serba guna itu ada balai-balai kayu. Balai-balai itu menyita hampir sebagian besar ruangan yang
beralaskan tikar using, tanpa kasur. Di sanalah kini Eka, anak lelakinya, tidur.

Contoh (4)

Di dekat balai-balai, bagian sudut ruangan, ada kotak kayu lusuh. Di dalamnya ada periuk, kuali,
piring, dan gelas. Masing-masing empat buah. Di dekat peti kayu itu ada ember dua buah. Sebuah
ember timba dengan tali nilon tua. Sebuah lagi ember untuk mencuci dari plastic yang agak besar.

Contoh (5)

Di atas balai-balai kayu itu ada dua buah bantal. Sebuag koper kulit yang sudah mengelupas sana-
sini. Di dalam koper ini tersimpan dua potong pakaiannya dan tiga potong pakaian Eka.

b.paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang berisi cerita (narasi) tentang suatu kejadian yang dialami
tokoh, baik orang maupun binatang, dalam suatu kehidupan. Kadang-kadang tokoh-tokoh yang di
ceritakan dapat pula berupa tumbuhan atau benda mati yang seolah-olah bisa berbicara, seperti
manusia. Paragraf yang menceritakan peristiwa kehidupan tokoh ini adalah paragraf narasi. Artinya,
paragraf narasi selalu berisi peristiwa kehidupan yang dialami oleh tokoh yang diceritakan. Jadi,
disebut paragraf narasi hanya karena dibuat untuk menceritakan peristiwa kehidupan suatu tokoh
dengan media bahasa (kalimat-kalimat atau paragraf).

Penyusunan paragraf narasi ini menggunakan logika urutan waktu (kronologis). Untuk
penceritaan suatu peristiwa, dikemukakan penggalan –penggalan kejadian dengan teratur sesuai
dengan urutan waktu kejadin (menggunakan kalimat-kalimat). Penataan paragraf narasi dengan
logika urutan waktu (kronologis) itu dapat dipilih sesuai dengan urutan kejadian sebelumnya-
sekarang atau sekarang-sebelumnya.

Beberapa contoh paragraf narasi tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini.

Contoh (1)

Sejak tadi perempuan itu duduk di bangku menunggu suami dan anak-anaknya. Silau matahari
memaksanya berlindung dibalik kacamata hitam. Sebuah topi hampir selebar tampah menutup
kepalanya. Ketika ia bidikkan kamera kea rah pantai, tiba-tiba tampak olehnya beberapa ekor cama
berkejaran, suara sayapnya mendesing tajam di atas kepala lantas hinggap diatap seng sebuah
restoran di seberang promenade. Binatang itu rebut berebut sekeping bangkai kepiting. Hampit
bersamaan dilihatnya kedua anakanya muncul berlari-lari dari undakan sebuah jalan kecil di pinggir
pesisir.

Contoh (2)

Dengan hanya celana dalam lelaki itu memburu istrinya yang berlari cepat. Perempuan itu
memegangi handuk yang menutup bikini di pinggang dan mendesak-desak gerombolan manusia
yang merubung mobil ambulans. Beberapa kali ia mengelilingi kendaraan itu, tapi tak seorang
anaknya tampak.

Contoh (3)

“Kami –termasuk almarhum Ibu- lalu meninggalkannya kami hapuskan nama Bapak dari hidup
kami,” suara Alia terdengar begitu dingin. “ Oh, sayangku,” Arman mememluk istrinya . “Maafkan
aku karena tidak pernah mengetahui masa lalumu yang begitu pahit. Kenapa tidak dari dulu kau
berbagi cerita dan kesedihanmu denganku dan anak-anak kita?”

c.paragraf eksposisi

Paragraf eksposisi adalah paragraf yang berisi penjelasan informasi (ekspos) twntang suatu
persoalan, gagasan, pemikiran, dan temuan kepada orang lain. Paragraf yang menjelaskan atau
memberikan informasi tentang persoalan, gagasan, pemikiran, dan temuan ini adalah paragraf
eksposisi (lihat juga semi, 1989: 36-37). Jika dibandingkan dengan paragraf deskripsi yang
menggambarkan suatu objek, paragraf eksposisi adalah menjelaskan atau mengemukakan suatu
persoalan, gagasan, pemikiran, dan temuan. Target paragraf eksposisi hanyalah penginformasian
persoalan, gagasan, pemikiran, dan temuan tersebut. Harapan penulis adalah pembaca paham
tentang persoalan, gagasan, pemikiran, dan temuan yang disajikan dalam paragraf eksposisi itu.

Penyusunan paragraf eksposisi ini menggunakan logika ilmiah (pemikiran). Artinya, untuk
penjelasan suatu topik bahasan digunakan logika ilmiah, seperti umum-khusus (dedukatif), khusu-
umum (indukatif), penjelasan (definisi), sebab-akibat, pemerian contoh, pengelompokan (klasifikasi).
Penataan paragraf eksposisi dengan logika ilmiah itu dapat dipilih sesuai dengan topik bahasan
(paragraf) yang dijelaskan tersebut.

Beberapa contoh paragraf eksposisi tersebut dapat dilihat seperti contoh dibawah ini.

Contoh (1)

Banyak tokoh besar membuat penemuan pada abad ini. Para tokoh besar yang muncul pada abad
ke-20 ini juga ada yang membuat mesin yang bisa terbang seperti yang dilakukan wright Bersaudara.
Selain itu ada pula penemuan molekul pembentuk basis kehidupan (DNA) oleh Watson dan Crick,
atau yang membuat dunia gemetar dengan seruan ‘Hei!’ oleh Hitler. Temuan lain adalah mengubah
alam semesta dengan mengubah alam semesta dengan sebuah persamaan, seperti yang dilakukan
oleh Einstein.

Contoh (2)

Setelah itu, penemuan demi penemuan bermunculan nyaris tanpa berhenti. Ada penemuan
pinisilin oleh Alexander Femming tahun 1928, lalu ada decade 1930-an Alan Turing memaparkan
perihal computer, yang pada awal 1940-an dipraktikkan untuk pertama kalinya guna memecahkan
kode-kode perang jerman. Tidak bisa pula dilupakan penemuan transistor oleh William Shockley.

d. paragraf argumentai

Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi penjelasan untuk meyakinkan pembaca tentang
suatu gagasan, pemikiran, temuan atau keyakinan dengan pemberian alasan, data, atau fakta.
Paragraf yang memberikan keyakinan tentang suatu hal kepada pembaca adalah paragraf
argumentasi (lihat juga semi, 1989: 49, Arifin & Tasai, 2004: 129). Jika dibandingkan dengan paragraf
eksposisi yang menjelaskan atau mengemukakan suatu persoalan, gagasan, pemikiran, temuan,
paragraf argumentasi adalah paragraf untuk meyakinkan orang lain tentang suatu hal dengan
pemberian argumentasi. Target paragraf argumentasi adalah pemberian keyakinan tentang suatu
hal kebenaran. Harapan penulis adalah pembaca dapat meyakini suatu kebenaran yang
disampaikan.

Penyusunan paragraf argumentasi ini juga menggunakan logika ilmiah (pemikiran). Artinya, untuk
penjelasan suatu topic bahasan digunakan logika ilmiah, seoerti umum-khusus (dedukatif), khusus-
umum (indukatif), penjelasan (definisi), sebab-akibat, pemerian contoh, dan pengelompokan
(klasifikasi). Dengan demikian, yang lebih penting adalah paragraf argumentasi harus memberikan
keyakinan kepada pembaca dengan argumentasi yang kuat.

Beberapa contoh paragraf argumebtasi tersebut dapat dilihat dibawah ini.


Contoh (1)

Berdasarkan hasil angket ditemukan bahwa seluruh responden berpengalaman mengajar Bahasa
Indonesia. Pengalaman mengajar mereka bervariasi. Jika dilihat dari lama mengajar mereka,
terdapat 10% yang berpengalaman mengajar dibawah 10 tahun, 75% berpengalaman mengajar 10-
20 tahun, dan 15% berpengalaman mengajar lebih dari 20 tahun. Secara umum, mereka
berpengalaman mengajar disekolah dasar dan terdapat sebagian kecil (5%) yang berpengalaman
mengajar disekolah lanjutan.

Contoh (2)

Di antar responden hanya 10% yang selalu mengupayakan untuk melakukan kreativitas terhadap
sajian buku teks bahasa Indonesia sekolah dasar. Kreativitas ini tampak dalam hal penggunaan
gambar-gambar dalam pengajaran pengarang, memibta siswa untuk melakukan percakapan dikelas,
melakukan dramatisasi, dan menggunakan alat bantu pengajaran untuk mengajarkan kosakata. Di
antara responden terlihat 90% sering mengikuti urutan sajian yang ada dalam buku teks Bahasa
Indonesia sekolah dasar.

e.paragraf persuasi

Paragraf persuasi adalah pragrag yang isinya berupa usaha untuk membujuk atau memengaruhi
orang lain tentang suatu hal. Paragraf persuasi ini sering ditemukan dalam karangan-karangan yang
berwujud iklan, promosi, dan lain-lain. Jika dibandingkan dengan paragraf argumentasi yang berisi
penjelasan untuk meyakinkan orang lain tentangsuatu hal dengan pemberian argumentasi, Paragraf
persuasi ini berisi bujukan untuk memengaruhi orang lain agar mengikuti hal yang diinginkan
penulis. Target paragraf persuasi adalah pembaca mengikuti sesuatu yang diharapkan oleh penulis.

Penyusunan paragraf persuasi ini lazim menggunakan logika yang disertai daya persuasif
terhadap pembaca. Artinya, untuk menjelaskan suatu topic bahasan digunakan penjelasan-
penjelasan yang bisa mendesak pembaca untuk mengikuti sesuatu yang diinginkan penulis.
Singkatnya, hal yang sangat penting adalah paragraf persuasi selalu berisi usaha untuk membujuk
dan memengaruhi sikap dan keyakinan pembaca untuk mengikuti sesuatu yang diharapkan
penulisnya

Beberapa contoh paragraf persuasi tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini.

Contoh (1)

Serat “keragenan” adalah serat larut air yang terkandung dalam kapsul rumput laut jao0nori. Serat
ini memiliki kemampuan yang luar biasa untuk menekan kadar lemak dan kolesterol, dengan
mengikat lemak kemudia dikeluarkan bersama feses (kotoran)

Contoh (2)

Dengan alat ini, Anda tidak lagi harus membuang ampas atau serat makanan. Hal ini karena
semuanya akan menjadi halus. Seratus persen buah maupun sayuran dapat diminum langsung
bersama seratnya yang halus.
D. Persyaratan Paragraf yang Baik

Persyaratan paragraf yang baik telah dikemukakan oleh beberapa pakar. Berikut ini akan
dikemukakan persyaratan paragraf yang baik itu oleh beberapa para pakar.

Suriamiharja (1996: 48) mengemukakan bahwa ada tiga syarat pembentukan paragraf. Pertama,
kesatuan (kohesi) yakni semua kalimat yang membina paragraf itu secara bersama-sama
menyatakan suatu hal, satu tema tertentu. Kedua, kepaduan (koherensi) yakni kekompakan
hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk paragraf itu. Ketiga,
pengembangan/kelengkapan paragraf, yakni kelengkapan penyusuna atau perincian dari gagasan
yang membina paragraf itu.

Widjono Hs (2005: 167) mengemukakan bahwa ada lima syarat paragraf yang baik. Pertama,
kesatuan paragraf (kesatuan pikiran) yakni seluruh kalimat harus menunjukkan kesatuan, tidak satu
kalimat pun yang sumbang, yang tidak mendukung kesatuan paragraf. Kedua, kepaduan yakni
kalimat-kalimat itu memiliki hubungan logis sehingga menghasilakan kejelasan struktur dan makna
seta menghasilakn paragraf yang satu padu, utuh, dan kompak. Ketiga, ketuntasan yakni
kesempurnaan, seperti ketuntasan klasifikasin atas ketuntasan bahasa. Kempat, konistensi sudut
pandang yakni cara penulis menempatkan diri dalam karangan. Kelima, keruntutan yakni
penyusunan urutan gagasan dalam karangan.

Semi (1989: 61) mengemukakan bahwa ada empat syarat paragraf yang baik. Pertama,kesatuan
yakni semua kalimat yang membina paragraf harus menyatukan atau mendiskusikan hal yang sama.
Kedua, koherensi atau penyatuan yakni masing-masing kalimat mempunyai hubungan timbal balik
yang baik dan teratur. Ketiga, kecukupan pengembangan yakni suatu ide pokok dikembangkan atau
dijelaskan secukupnya sehingga tercapai tujuan tertentu. Keempat, susunan yang terpola yakni
gagasan atau topik disusun dalam suatu pola susunan yang baik seperti susunan kronologis susunan
ruang, atau susunan logis.

Berbeda dengan pendapat pakar di atas, Arifin dan Tasai (2004: 114) hanyak mengemukakan dua
syarat paragraf. Pertama, kesatuan paragraf yakni sebuag paragraf terdapat hanya satu pokok
pikiran. Oleh ksebab itu, kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar
tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari iede pokok paragraf. Kedua, kepaduan paragraf
yakni penyusunan kalimat harus secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait
antar kalimat.

Berdasarkan uraian persyaratan paragraf yang dikemukakan oleh pagar diatas, dapat disimpulkan
bahwa paragraf yang baik harus memiliki persyaratan dibawah ini.

1. Kesatuan topik bahasan (kohesi). Seluruh kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf
merupakan satu kesatuan dalam menjelaskan topic bahasan (paragraf) tersebut. Setiap kalimat
harus selalu mengacu dan menjelaskan topic nahasan (paragraf) tersebut. Artinya secara substansu,
sebuah paragraf hanya mengemukakan satu topic bahasan (paragraf) dan semua kalimat didalam
paragraf harus menjelaskan satu topic bahasan (paragraf) itu.

2. Kepaduan bahasa pengungkapan (koherensi). Paragraf yang baik juga harus memperlihatkan
kepaduan bahasa pengungkapan antarkalimat. Setiap kalimat juga menunjukkan adanya keterkaitan
secara kebahasaan sehingga menunjukkan kepaduan dalam mengungkapkan suatu topic bahasan.
Artinya secara pengungkapan, sebuah paragraf yang terdiri atas beberapa kalimat harus memiliki
keterkaitan antarkalimat. Keterkaitan antar kalimat itu dapat diperlihatkan dengan penggunaan kata
pengacuan, kata penghubung (konjungtor), dan sebagainya.

3. Ketuntasan pengembangan. Paragraf yang baik harus dikembangkan secara tuntas. Artinya,
topic bahasan (paragraf) harus diuraikan dan dikembangkan secara tuntas. Jika topik bahasan
menunjukkan suatu klasifikasi atau pengelompokan, semua bagia klasifikasi atau kelompok itu harus
dikemukakan. Jika suatu topic bahasan (paragraf) harus dijelaskan, topik bahasan (paragraf) itu
dikembangkan sehingga menjadi jelas bagi pembaca.

4. Keruntutan penyusunan. Paragraf yang baik harus disusun secara runtut. Keruntutan susunan
paragraf ini dapat diwujudkan dengan penggunaan susunan yang logis, seperti logika kronologis,
logika ruang, dan logika ilmiah. Sebuah paragraf deskripsi yang runtut penyusunannya adalah yang
meiliki urutan ruang yang jelas. Sebuah paragraf narasi yang runtut penyusunannya adalah yang
memiliki urutan waktu yang jelas. Sebuah paragraf eksposisi, argumentasi, atau persuasi yang runtut
penyusunannya adalah yang memiliki penjelasam ilmiah yang jelas dan masuk akal.

E. Struktur Paragraf

Sebuah paragraf selalu memiliki satu topic bahasan (paragraf) dan beberapa penjelsan tentang
topik. Satu topik bahasan diwujudkan dalam sebuah kalimat yang disebut dengan kalimat topik,
sedangkan penejlasan topik diwujudkan dalam beberapa kalimat yang disebut kalimat penjelas.

Dilihat dari keberadaan kalimat topic, paragraf dapat dipilah menjadi dua macam.

1. Paragraf yang memiliki kalimat topik. Artunya, dalam paragraf ini topik bahasan paragraf
diwujudkan dalam kalimat.

2. Paragraf yang tidak memiliki kalimat topik. Artinya, dalam paragraf ini topik bahasan paragraf
tidak diwujudkan dalam kalimat topik, tetapi terselubung dalam keseluruhan kalimat-kalimat
penjelas. Paragraf jenis ini umumnya berbentuk paragraf deskripsi atau paragraf narasi.

1. Paragraf yang Memiliki Kalimat Topik

Paragraf yang memiliki kalimat topik umumnya berbentuk paragraf eksposisi, paragraf
argumentasi, atau paragraf persuasi. Letak kalimat topik dalam paragraf jenis ini adalah (a) diawal
paragraf, (b) diakhir paragraf, (c) diawal dan diakhir paragraf. Ketigas letak kalimat topik tersebut
dijelaskan satu per satu berikut ini.

a. Kalimat Topik di Awal (Paragraf Dedukatif)

Kalimat topik sebuah paragraf dapat diletakkan diawal paragraf. Paragraf yang memiliki kalimat
topik di awal paragraf ini disebut juga dengan paragraf dedukatif. Paragraf seperti ini dimulai dengan
sebuah kalimat topik dan diikuti dengan beberapa kalimat penjelas. Namun perlu dipahami, kalimat
topik yang terletak diawal ini harus dipahami juga dapat terletak dibagian awal seperti pada kalimat
kedua, atau kalimat ketiga jika paragraf itu sangat panjang. Artinya, paragraf yang memiliki kalimat
topik pada kalimat kedua atau ketiga tetap disebut sebagai kalimat topik di awal paragraf. Paragraf
seperti ini, biasanya memiliki kalimat pengantar atau pendahuluan yang dijadikan kalimat pertama
dan kedua. Kalimat topik yang terletak di awal paragraf tersebut adalah seperti dibawah ini.

Contoh:

Valentine day dalam kosakata bahasa kita diterjemahkan sebagai hari kasih sayang yang berawal
dari kebudayaan Romawi (sekarang Italia). Asal muasalnya, sedikitnya ada dua versi. Versi pertama,
hari yang diperingati untuk “memuji-muji” kasih sayang itu ada korelasinya dengan kematian atau
pemakaman Santo Valentine. Versi kedua, berasal dari tradisin Lupercalia yang merupakan upacara
untuk menghormati Faunus, Sang Dewa Pertanian, dimasa Romawi Kuno.

Anda mungkin juga menyukai