Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PARAGRAF BAHASA INDONESIA

DOSEN PENGAJAR : Idhoofiyatul Fatin, S.Pd.,M.Pd

Kelompok 5 :
Nailil Isqoh (20231660092)
Nievel Santyka Farandya (20231660090)
Bunga Dwi Ariyani (20231660067)
Muhammad Dodik Prayogi (20231660083)
Muhammad Zulfikar Syauqi (20231660077)
Diva Ramandhika (20231660056)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PRODI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA 2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia
tentang Paragraf.
Adapun makalah “Paragraf” ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu saran dan kritik sangat
kamin harapkan supaya kami dapat memperbaiki makalah ini dan untuk pembelajaran di masa
mendatang.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah Bahasa Indonesia tentang
Paragraf ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi
terhadap pembaca.

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar ............................................................................................................................ i
Daftar Isi .................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat .................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paragraf .................................................................................................. 3
2.2Fungsi Paragraf ......................................................................................................... 5
2.3Syarat Penulisan Paragraf Yang Baik........................................................................ 6
2.4Jenis Jenis Paragraf ................................................................................................... 8
2.5Pola Pengembangan Paragraf Dan Contohnya ...................................................... 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 13
3.2 Saran ...................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Paragraf yang baik telah diketahui oleh masyarakat luas dan banyak ditemui dalam
kehidupan sehari – hari. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun
menjadi satu kesatuan dengan suatu kesesuaian yang kemudian membentuk paragraf –
paragraf, sehingga dapat terbentuk suatu karangan. Penulisan paragraf dalam pembelajaran
bahasa Indonesia telah di ajarkan pada siswa sejak pendidikan dasar. Kemudian
dilanjutkan ke pendidikan menengah pertama, pendidikan menengah atas, hingga
perguruan tinggi. Karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, masing – masing dari paragraf
tersebut berisi pikiran utama dan diikuti pikiran – pikiran penjelas. Namun, apakah
pengetahuan seorang mahasiswa akan terus meningkat mengenai paragraf seiring seringnya
berlatih menulis paragraf dari jenjang yang mudah hingga tingkat kesulitan yang cukup rumit.
Dalam menyusun paragraf dimulai dengan menyusun tema dan kerangka karangan yang
kemudian dilanjutkan dengan menyusun kalimat – kalimat secara runtut, logis, dan dalam satu
kesatuan ide yang kemudian dikembangkan dan akan terbentuk beberapa kalimat yang dapat
mengungkapkan suatu informasi dengan pikiran utama sebagai titik pusatnya dan pikiran
penjelas sebagai pendukungnya. Pembelajaran mengenai paragraf sudah menjadi persoalan
serius di kalangan pelajar baik tingkat menengah hingga perguruan tinggi.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah menyampaikan gagasan penulis dengan
caranya sendiri. Dalam hal ini kemampuan mahasiswa dalam menulis paragraf sangat di
perlukan demi tercapainya penulisan keraya ilmiah yang baik dan benar sesuai aturan dalam
bahasa Indonesia. Apakah penulisan karya ilmiah berpengaruh signifikan terhadapat
kemampuan seorang peliti dalam menulis sebuah paragraf. Hal inilah yang akan penulis
teliti.untuk mengetahui lebih lanjut penulisan paragraf. Penulis berusaha untuk meneliti dan
mencari jawabannya dan menuangkannya dalam makalah yang berjudul Paragraf.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penulis mengidentifikasi masalah
yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian paragraf ?
2. Fungsi – fungsi paragraf ?
3. Syarat dalam membuat paragraf yang baik ?
4. Pembagian paragraf menurut jenisnya ?

1
1.3 Tujuan
Berdasarakan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan :
1. Untuk mengetahui pengertian paragraf.
2. Untuk mengetahui fungsi- fungsi paragraf.
3. Untuk mengetahui cara membuat paragraf paragraf yang baik.
4. Untuk mengetahui pembagian paragraf menurut jenisnya.

1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan jawaban dari permasalahan-permasalahan
yang telah dirumuskan dan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Penulis
Melalui makalah yang dibuat ini banyak pangetahuan kepada penulis dalam
mengembangkan dan menulis paragraf sehingga dapat membuat paragraf yang baik dan
sesuai dengan kaedah bahasa Indonesia. Penulis tidak cepat lelah dalam menyelesaikan
sebuah karangan dan termotivasi masuk dalam paragraph berikutnya.
b. Pembaca
Memberikan gambaraan seorang pembaca tidak hanya bisa membaca tetapi, harus
bisa dalam membuat sebuah paragraf. Karena seorang pembaca mengambil inti sari
dari sebuah bacaan melalui paragraf - paragraf yang telah tersusun dengan baik. Serta
membuat pembaca lebih mudah dalam memahai bacaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paragraf


Paragraf adalah rangkaian kalimat yang disusun secara sistematis yang memiliki sebuah
ide. Sebuah paragraf terdiri atas beberapa kalimat atau lebih dari satu kalimat. Dinyatakan
pula bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun logis sistematis dan
merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mengandung pikiran pokok
yang tersirat dalam keseluruhan. Sebuah paragraf ditandai dengan kalimat yang menjorok
ke dalam dengan jarak tidak lebih dari 6 ketukan/ spasi. Ada pula yang tidak ditandai
dengan bagian yang menjorok, tetapi dengan adanya jarak antara paragraf satu
dengan paragraf lain.
Adapula tujuan dari paragraf adalah sebagai berikut :
1. Memudahkan pengertian dan pemahaman terhadap satu tema.
2. Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal.
Alinea atau Paragraf mempunyai dua syarat. Alinea yang baik harus mempunyai
kesatuan paragraf dan kepaduan paragraf.
a. Kesatuan Paragraf
Dalam sebuah pargaraf hanya terdapat satu pokok pikiran, oleh sebab itu kalimat-kalimat
yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang
menyimpang dari ide pokok paragaraf. Jika terdapat kalimat yang menyimpang dari pokok
pikiran paragraf, paragraf menjadi tidak berpautan atau tidak utuh. Kalimat yang
menyimpang itu, harus dikeluarkan dari pargaraf.
Contoh :
Pekerjaan saya sehari-hari adalah guru bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia tidak hanya
diajarkan di Indonesia, tetapi juga di mancanegra termasuk Amerika. Pernah terlintas di
benak saya, satu hari nanti mungkin saya menjadi guru bhasa Indonesia di Amerika.
Pekerjaan sehari-hari Clinton adalah Presiden Amerika. Melaui perjuangannya,
Clinton berhasil menjadi Presiden Amerika. Jabtan itu diperolehnya melalui perjuangan
yang gigih.Clinton termasuk Presiden Amerika yang popular.
Amerika adalah negara kaya. Di Amerika perkembangan ilmu penegtahuan maju pesat.
Disana semua bahasa yang besar, termasuk bahasa Indonesia dipelajari untuk kepentingan
politik Amerika.
b. Kepaduan Paragraf
Kepaduan paragraf dapat terlihat melaui penyusunan kalimat secara logis dan melaui
ugnkapan-ungakapan atau kata-kata (pengait antar kalimat). Urutan yang logis akan terlihat
dalam susunan kalimat-kalimat padaparagraf itu.

3
Contoh :
Faktur adala tanda bukti penjualan barang. Faktur ada yang digabungkan dengan
kuitansi dan faktur ini disebut faktur berkuitansi. Faktur berkuiansi cocok dipakai untuk
penjualan tunai. Faktur yang kedua adalah /Faktur tanpa kuitansi. /faktur tanpa kuitansi
dpat dipakai baik untuk penjulana tuani dan kredit.
Pengait Paragraf
Agar paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf, yaitu berupa :
1. Ungkapan penghubung transisi.
2. Kata ganti.
3. Kata kunci (pengulangan kata yang dipentingkan).
1. Ungkapan pengait antar kalimat dapat berupa ungkapan penghubung/transisi.
1. Beberapa kata transisi
a. Hubungan tambahan : Lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, disamping
itu, lalu, berikutnya, demikian pula, begitu juga, lagi
pula.
b. Hubungan pertentangan : Akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun
demikian, sebaliknya, meskipun begitu.
c. Hubungan perbandingan : Sama dengan itu, dalam hal demikian
sehubungandengan itu.
d. Hubungan akibat : Oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh karena itu,
maka, oleh sebab itu.
e. Hubungan tujuan : Untuk itu, untuk maksud itu.
f. Hubungan singkatan : Singkatanya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya,
dengan kata lain, sebagai simpulan.
g. Hubungan waktu : Sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat
kemuadian.
h. Hubungan tempat : Berkaitan dengan itu.

4
2.2 Fungsi – Fungsi Paragraf
Paragraf memiliki banyak fungsi. Fungsi-fungsi tersebut dapar dikelompokkan dalam dua
bagian, yaitu fungsi paragraf bagi penulis dan fungsi paragraf bagi pembaca.
A. Fungsi Paragraf bagi Penulis:
Fungsi paragraf bagi penulis adalah sebagai berikut.
(1) Paragraf merupakan alat untuk menuangkan pemikiran atau ide melalui media tulis.
(2) Paragraf harus memisahkan setiap unit pikiran yang berupa ide, sehingga tidak terjadi
percampuran di antara unit pikiran penulis.
(3) Denganmembuat paragraf, penulis akan dapat lebih termotivasi dalam membuat
paragraf-paragraf lanjutan hingga idenya tersampaikan.
(4) Paragraf dapat dimanfaatkan sebagai pembatas antara bab karangan dalam satu
kesatuan yang koherensi: bab pendahuluan, bab isi, dan bab kesimpulan.
B. Fungsi Paragraf bagi Pembaca
Fungsi paragraf bagi pembaca adalah sebagai berikut.
(1) Pembaca dapat dengan mudah memahami informasi yang ingin disampaian penulis
karena terdapat pemberhentian atau batasan ide di setiap paragraf.
(2) Pembaca dapat dengan mudah "menikmati" karangan secara utuh, sehingga
memperoleh informasi penting dan kesan yang sesuai.
(3) Pembaca dapat termotivasi membaca paragraf per paragraf karena tidak membosankan
atau tidak melelahkan.
(4) Pembaca, secara tidak langsung, juga dapat belajar bagaimana cara menyampaikan
sebuah gagasan dalam paragraf tulis.
(5) Pembaca dapat termotivasi tentang cara menjelaskan paragraf, baik melalui kata-kata
yang disertai gambar, bagan, diagram, grafik, dan kurva.
Terkait dengan hal tersebut, Tarigan (2008: 5) mengungkapkan fungsi paragraf adalah
sebagai berikut.
(1) Sebagai penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide pokok keseluruhan
karangan;
(2) Memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok pengarang;
(3) Alat bag pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis;
(4) Pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan memahami alur pikiran pengarang;
(5) Sebagai penyampai pikiran atau ide pokok pengarang kepada pembaca;
(6) Sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai;
(7) Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berfungsi sebagai pengantar,
transisi, dan penutup (konklusi).

5
2.3 Syarat dalam membuat Paragraf
Paragraf yang baik adalah paragrat yang memilki Kesatan, kepaduan, dan kelengkapan
antara unsusunsuraya, baik itu andar. gagasan utama dan gagasan perjelas maupun
antarkalimat.
Berikut adalah syarat paragraf yang baik.
1. Kesatuan (kohesi)
Kesatuan atau kohesi menyangkut keeratan hubungan makn antargagasan dalam sebuah
paragraf. Tiap paragraf mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi paragraf
adalah mengembangakan topik tersebut. Oleh sebab itu, dalam pengembangannya tidak
boleh terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan
pokok tersebut. Penyimpangan akan menyulitkan pembaca. Satu paragraph hanya boleh
mengandung satu gagasan pokok atau topik. Semua kalimat dalam paragraf harus
membicarakan gagasan pokok tersebut. Paragraf dianggap mempunyai kesatuan jika
kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak terlepas dari topik atau selalu relevan dengan topik
(Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi. 2009: 35). Semua kalimat harus berfokus pada topik
dan mencegah masuknya hal-hal yang tidak relevan. Menurut Marsa (2009: 9), kesatuan
dalam sebuah paragrat hanya terbentuk apabila informasi-informasi dalam paragraf itu
tetap dikendalikan ole gagasan utama. Oleh sebab itu, penulis harus selalu memperhatikan
kalimat-kalimat yang dibuatnya agar tetap memlik: kaitan yang erat dengan gagasan utama.
Kalimat yang menyimpang dari gagasan utama lebih baik dihilangkan.
2. Kepaduan (koherensi)
Kriteria kepaduan menyangkut keeratan hubungan antarkalimal dalam paragraf dari
segi bentuk atau strukaur. Satu paragraf bukandar merupakan kumpulan atau tumpukan
kalimat yang masing mast berdirisenditiatau terlepas. Paragraf dibangun oleh kalimat-
kalimat mempunyai hubungan timbal balik. Pembaca dengan mudah memahami dan
mengikuti jalan pikiran penulis tampa hambatan karena tidak adanya oncatan pikiran yang
membingungkan. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi,
kepaduan atau Koherensi dititikberatkan pada hubungan antara kalimat dan kalimat
(Nasucha, Rohmadi dan Wahyudi, 2009: 37).
Kalimat-kalimat dalam paragraf sebaiknya memiliki kesesuaian yang dibangun dari
kalimat topik. Kepaduan antarkalimat dalam paragraf meliputi dua macam, yaitu kepaduan
bentuk dan kepaduan makna. Kepaduan makna adalah kepaduan informasi yang disebut
koherensi dan kepaduan bentuk disebut kohesi. Paragraf yang memiliki kepaduan
informasi bersifat kohesi dan kesesuaian di bidang bentuk disebut kohesif. Wacana yang
baik dalam sebuah paragraf apabila memiliki dua kepaduan tersebut, yaitu kohesif dan
koheren (Rohmadi dan Nasucha,2010: 46).
Kalimat yang membangun paragraf biasanya terdiri atas empat sampai delapan kalimat.
Ramlan (dalam Rohmadi dan Nasucha, 1993:1) mengatakan, pada umumnya paragraf
6
terdiri atas sejumlah kalimat. Jumlah empat sampai delapan kalimat dalam sebuah paragraf
tergolong ideal karena informasinya cukup lengkap. Jumlah empat sampai delapan kalimat
dalam sebuah paragraf dapat dijadikan parameter sebagai paragraf yang baik. Kalimat-
kalimat dalam paragraf sebaiknya memiliki kepaduan yang dibangun dari kalimat topik.
Paragraf dapat dikatakan baik, bukan hanya karena gagasan utamanya tunggal, tetapi
juga karena kalimat-kalimat di dalamnya terjalin secara logis dan gramatikal. Dengan
demikian, kalimat-kalimat tersebut terpadu, saling berkaitan, untuk mendukung gagasan
utama. Dengan kaitan seperti itu, pembaca dapat mengikuti maksud penulis setapak demi
setapak dengan perpindahan dari satu kalimat ke kalimat lain secara enak tapa ada
lompatan-lompatan pikiran. Boleh jadi, sebuah paragraf sudah memenuhi syarat kesatuan,
tetapi belum dapat disebut sebagai paragraf yang baik apabila belum memenuhi syarat
kepaduan.
3 Kelengkapan
paragraf dikatakan lengkap berisi kalimat-Kalimatperides vang ukup untuk menunians
kajelasant aun sebarik dan kalimat an Vasucha, Rohmadi, dan Wahyudi, 2009: 39).
Sebaliknya, suatu paragra dikatakan tidak lengkap ilka tidak dikembangkan atau hanya
diperlas dengan pengulangan. Syarat kelengkapan paragraf diperlukan Karen informasi
yang disampaikan dapat tuntas. Untuk itu, kalimat-Kalimat pendukung harus dapat
memberikan Kejelasan terhadap kalimat topik. Paragraf dapat dikatakan memiliki
Kelengkapan jika kalimat topiknya dapat dikembangkan dengan pendukung yang cukup
(Rohmadi dan Nasucha, 2009: 47-48). Istilah cukup adalah relatif. Yang jelas, lebih dari
satu dan kurang dari sepuluh. Jika didukung oleh satu kalimat, pengembangannya kering.
Jika sangat banyak, pembaca cepat bosan dan sulit menemukan keutuhan informasi.
4 Kalimat Topik Dan Kalimat Pengembang
Kalimat topik adalah kalimat yang berisi topik yang dibicarakan pengarang. Pengarang
meletakkan inti pembicaraannya pada kalimat topi (Arifin dan Tasai, 2008: 123). Wiyanto
(2006: 25) men gungkapkan baha kalimat topilk atau kalimat utama adalah pokok pikiran
yang dituangkan paragraf, dalam satu kalimar di antara kalimat-kalimat yang tergabung
dalam sebuah kalimat topik disebut juga kalimat utama atau kalimat pokok. Kalimat utama
terdiri atas satu atau dua kalimat saja. Kalimat utama dapat. ditentukan dengan melhat ciri-
cirinya. Berikut ciri-ciri kalimat utama.
(1) Mongandung permasalahan yang dapat diuraikan lebih lanjut.
(2) Biasanya berupa kalimat longkap yang dapar berdiri sendiri.
(3) Mempunyai arti atau maksud yang jelas tampa dihubungkan dengan kalimat lain.
(4) Dapat dibentuk tapa kata sambung.
Kalimat pengembang adalah kalimat yang mendukung kalimat topil. Kalimat tersebut
berfungsi untuk memperjelas kalimat topik. Jumlah kalimat pengembang lebih banyak
daripada kalimat topik. Kalimat pengembang in disebut juga kalimat penjelas.
Kalimat pengembang tidak sembarangan. Urutan kalimat pengembang sebagai
perluasan pemaparan ide pokok yang bersifat abstrak menuruti hakikat ide pokok.
Pengembangan kalimat topik yang bersifat kronologis, biasanya menyangkut hubungan
7
antara benda atau kejadian dan waktu. Urutannya masa lalu, kini, dan yang akan datang.
Bila pengembangan kalimat topik berhubungan dengan jarak (spasial), biasanya
menyangkut hubungan antara benda, peristiwa tau hal, dan ukuran jarak. Urutannya
dimulai dari jarak yang paling dekat, lebih jauh, dan paling jauh. Bila pengembangan
kalimat topik berhubungan dengan sebab akibat, kemungkinan urutannya sebab dinyatakan
lebih dahulu, lalu diikuti akibatnya. Atau sebaliknya, akibatnya dinyatakan pertama, lalu
dipaparkan sebabnya.
Kalimat penjelas terdiri atas beberapa kalimat. Ciri-ciri kalimat penjelas adalah sebagai
berikut:
(1) Umunnya kalimat penielas tidak dapat berdiri sendiri.
(2) Maksud kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu
paragraf.
(3) Pembentukan paragraf penjelas umummya memerlukan bantuan kata sambung.
(4) Isi kalimat utama biasanya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang
bersifat mendukung kalimat utama.

2.4 Jenis – Jenis Paragraf


Berdasarkan letak kalimat utama, paragraf dibedakan menjadi empat macam, yaitu paragraf
deduktif, paragraf induktif, paragraf kombinatif, dan paragraf tanpa kalimat utama.
1. Paragraf deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak diawal paragraf. Hal-
hal yang bersifat umum ditulis atau dijelaskan lebih awal, disusul oleh penjelasan yang
bersifat lebih sempit atau detail.
Contoh:
Ibarat virus, bela negara kini semakin mewabah di seantero Nusantara. Rakyat
menyambut dengan suka cita program bela negara yang diusung Kementerian Pertahanan.
Dalam sebulan terakhir, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyambangi sejumlah
tempat untuk memberikan pengarahan terhadap peserta kegiatan bela negara dari berbagai
kalangan. Kegiatan tersebut, antara lain, Rapat Koordinasi Pembinaan Kesadaran Bela
Negara dengan para gubernur dan rektor di seluruh Indonesia, pengukuhan kader bela
negara di perbatasan Indonesia-Papua New Guinea (PNG), kuliah umum tentang bela
negata. di Universitas Pattimura, Ambon, pelatihan bela negara di Resimen Induk Daerah
Militer (Rindam) IV/Diponegoro, Lomba Parade Cinta Tanah Air (PCTA), dan sebagainya.
2. Paragraf induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di akhir paragraf. Hal-
hal yang bersifat rinci dijelaskan atau dituliskan lebih dahulu, kemudian disusul dengan hal-
hal yang bersifat umum.
Contoh:

8
Sebulan terakhir pada tahun 2016 lalu, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu
memberikan kuliah umum tentang bela negara di Universitas Pattimura, Ambon. Beliau juga
memberikan pengarahan dalam Rapat Koordinasi Pembinaan Kesadaran Bela Negara
dengan para gubernur dan rektor di seluruh Indonesia, pelatihan bela negara di Resimen
Induk Daerah Militer (Rindam) IV/Diponegoro, Lomba Parade Cinta Tanah Air (PCTA),
pengukuhan kader bela negara di perbatasan Indonesia-Papua New Guinea (PNG) dan
sebagainya. Rupanya, rakyat telah menyambut dengan suka cita program bela negara yang
diusung Kementerian Pertahanan. Hal tersebut menunjukkan bahwa bela negara semakin
mewabah di seantero Nusantara seperti virus.
3. Paragraf kombinatif (campuran)
Paragraf kombinatif (campuran) adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal dan
di akhir paragraf. Hal-hal yang bersifat umum ditulis terlebih dahulu, kemudian dipertegas
di bagian akhir paragraf.
Contoh:
Ibarat virus, bela negara kini semakin mewabah di seantero Nusantara. Rakyat
menyambut dengan suka cita program bela negara yang diusung Kementerian Pertahanan.
Dalam sebulan terakhir, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyambangi sejumlah
tempat untuk memberikan pengarahan terhadap peserta kegiatan bela negara dari berbagai
kalangan. Kegiatan tersebut, antara lain, Rapat Koordinasi Pembinaan Kesadaran Bela
Negara dengan para gubernur dan rektor di seluruh Indonesia, pengukuhan kader bela
negara di perbatasan Indonesia-Papua New Guinea (PNG), kuliah umum tentang bela
negara di Universitas Pattimura, Ambon, pelatihan Bela Negara di Resimen Induk Daerah
Militer (Rindam) IV/Diponegoro, Lomba Parade Cinta Tanah Air (PCTA), dan sebagainya.
Banyaknya kegiatan tersebut membuktikan bahwa bela negara semakin mewabah di
seantero Nusantara.
4. Paragraf tampa kalimat utama
Paragraf tanpa kalimat utama adalah paragraf yang tidak memiliki kalimat pokok,
namun memiliki ide pokok. Jenis paragraf ini umumnya terdapat pada teks cerita.
Contoh:
Komandan pasukan pelatihan bela negara terlihat bersemangar memberikan aba-aba.
Mahasiswa peserta pelatihan bela negara terlat rapi berbaris. Sesekali terdengar jawaban
kompak serta teriakan yel ye penyemangat dari peserta. Sesekali juga terdengar suara tava
sil komandan memberikan pengarahan dengan menyelipkan cerita luch. Meskipun tidak
memiliki kalimat utama, paragraf tersebut memiliki ide pokok, yaitu suasana saat
pelatihan bela negara.

9
2.5 Pola pengembangan dan contohnya
1. Pengembangan paragraf dengan perbandingan
Pola pengembangan paragraf perbandingan adalah paragraf yang kalimat topiknya
berisi perbandingan dua hal. Kemudian di kembangakan dengan memerinci perbandingan
tersebut dalam bentuk yang kongkret.
contoh:
Minat baca masyarakat Indonesia harus ditingkatkan dan buta aksara harus terus
diberantas. Peningkatan minat baca perlu dilakukan karena pada masa perkembangan
teknologi, masyarakat banyak disuguhi informasi di berbagai media. Media itu harus
dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan
2. Pengembangan paragraf dengan paragraf
Pola pengembangan paragraf pertanyaan adalah paragraf yang kalimat topiknya
dijelaskan dengan kalimat tanya.
contoh:
Lalu apakah dampak negatif dari pemakaian sebuah ponsel murah tersebut? Kita
mungkin jarang bahkan tidak mau tahu apa saja efek negatif yang nantinya kita terima.
Namun, sebagai manusia tentunya kita perlu tahu apa saja yang akan berimbas pada kita.
Ponsel merupakan salah satu alat komunikasi yang bisa memancarkan suatu sinar radiasi.
Sinar ini dipercaya dapat menimbulkan penyakit kanker apabila terlalu banyak terkena
tubuh kita. Apakah selama ini kita menyadai bahwa sinar tersebut terus menerus mengenai
tubuh kita ketika kita menelpon serta melakukan suatu percakapan melalui ponsel? Sinar
tersebut masuk melalui telinga dan sekaligus secara berkala akan mengganggu cara kerja
otak kita.
3. Pengembangan paragraf dengan sebab-akibat
Pola pengembangan sebab-akibat adalah paragraf yang kalimat topiknya adalah
dikembangakan oleh kalimat - kalimat sebab/akibat.
contoh:
Tsunami tercipta saat permukaan dasar laut bergerak naik turun di sepanjang patahan
selama gempa terjadi. Patahannya menyebabkan keseimbangan air menjadi terganggu.
Makin besar daerah patahan yang terjadi, makin besar pula tenaga gelombang yang
dihasilkan. Selain itu, tsunami juga tercipta karena meletusnya gunung berapi yang
menyebabkan pergerakan air dilaut atau perairan sekitarnya sangat tinggi. Gelombang yang
besar menyebabkan banjir dan kerusakan saat menghantam pantai.
4. Pengembangan paragraf dengan contoh
Pola pengembangan paragraf contoh adalah paragraf yang kalimat topiknya
dikembangakan dengan contoh - contoh sehingga kalimat topik jelas pengertiannya.

10
contoh:
Pertama, aneka tanaman sayurmayur, seperti kacang panjang, cabai kangkung darat,
dan terong, misalnya, dapat ditanam di media selain tanah. Khusus untuk kangkung darat
dapat dibudidayakan di bumbung bumbu yang disulap menjadi semacam pot. Tanaman
terong, kencur, dan jahe, dapat dibudidayakan di media kantong plastik dan pot.
5. Pengembangan paragraf dengan perulangan
Pola pengembangan paragraf perulangan adalah paragraf yang kalimat topiknya
merupakan pengulanga kata/ kelompok kata/ bagian - bagian kalimat yang penting.
Contoh:
Pasar Beringharjo merupakan pasar tradisional di Yogyakarta yang patut untuk
dikunjungi. Pasar ini telah menjadi pusat kegiatan ekonomi selama ratusan tahun dan
keberadaanya mempunyai makna filosofis. Pasar yang telah berkalikali di pugar ini
melambangkan satu tahapan kehidupan manusia yang masih berkutat dengan pemenuhan
kebutuhan ekonominya. Selain itu, Beringharjo juga merupakan salah satu pilar
„Caturtunggal‟ (terdiri atas Kraton, Alun-alun Utara, Kraton, dan Pasar Beringharjo) yang
melambangkan fungsi ekonomi.
6. Pengembangan paragraf dengan definisi
Pola pengembangan paragraf definisi adalah paragraf yang kalimat topiknya berupa
definisi atau pengertian yang memerlukan penjelasan. Panjang lebar agar tepat maknanya.
Contoh:
Lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan memiliki
hubungan timbal balik. Lingkungan hidup ini mencakupi benda hidup, seperti manusia,
hewan, tumbuhan, dan benda mati, seperti tanah, air, api, batu, dan udara. Jika terpelihara
dengan baik, lingkungan hidup itu dapat menciptakan masyarakat yang sehat, aman,
tenteram, lahir dan batin.
7. Pengembangan paragraf dengan pemerinci
Pola pengembangan paragraf pemerinci adalah paragraf yang kalimat topiknya berupa
rincian fakta ataupun pendapat yang dikembangakn oleh kalimat pengembang.
Contoh:
Upaya itu dilakukan karena kita tahu bahwa minat baca masyarakat masih rendah.
Bahkan, kemahiran membaca siswa di sekolah, terutama di beberapa sekolah terpencil
masih rendah. Menurut Badan Pusat Statistik Republik. Indonesia pada tahun 2011,
penduduk Indonesia yang berumur 10 tahun ke atas yang buta aksara sekitar 17,89 persen
dan jumlah tertinggi di Papua sekitar 40,59 persen. Pada saat ini banyak jenis hiburan,
permainan (game) dan tayangan televisi mengalihkan perhatian anak dan orang dewasa dari
buku. Di samping itu, sarana buku di berbagai perpustakaan masih kurang jumlahnya dan
bukubuku itu kurang bervariasi sehingga anak-anak kurang berminat membaca.

11
8. Pengembangan paragraf dengan ilustrasi
Pola pengembangan paragraf ilustrasi adalah paragraf yang kalimat topiknya berupa
rincian fakta ataupun pendapat. Jadi, ide pokok dirinci dengan sejumlah fakta yang
dikembangkan oleh kalimat pengembang.
Contoh:
Tarian ini merupakan gambaran kisah Ramayana tatkala barisan kera membantu Rama
melawan Rahwana. Rama ingin membebaskan Shinta yang diculik oleh Rahwana. Tari
Kecak diciptakan pada tahun 1930-an oleh I Wayan Limbak yang bekerja sama dengan
pelukis Jerman Walter Spies. Pada awalnya, dua seniman itu terpesona oleh taritarian dalam
ritual Sanghyang. Ketika itu, para penari Sanghyang menari dalam kondisi kemasukan ruh
atau kerasukan. Ritual Sanghyang sendiri merupakan ritual masyarakat Bali yang bersumber
dari tradisi pra-Hindu dengan tujuan menolak bala. Ritual ini kemudian diadopsi oleh I
Wayan Limbak dan Walter Spies menjadi sebuah seni pertunjukkan oleh umum dan
ditampilkan di berbagai negara di Eropa dengan nama Tari Kecak.
9. Pengembangan paragraf dengan kronologi
Pola pemngembangan paragraf kronologi adalah Pengembangan paragraf dengan
kronologi atau urutan-urutan dari suatu peristiwa atau kejadian, lazim digunakan dalam
wacana kisahan. Kejadian-kejadian dipaparkan selangkah demi selangkah secara
kronologis.
Contoh:
Dahulu kala, hiduplah seorang raja bernama Raja Rahat. Dia adalah seorang raja dari
salah satu kerajaan di Pulau Samosir yang dikelilingi Danau Toba di Sumatera Utara kini.
Raja Rahat memiliki seorang putra bernama Raja Manggale. Suatu ketika, sang raja
mengirim putranya untuk berperang. Namun, tak disangka Raja Manggale meninggal di
medan perang. Tragisnya lagi, mayatnya tak ditemukan. Raja Rahat sedih kehilangan putra
semata wayang yang akan mewarisinya kerajaannya. Raja pun akhirnya jatuh sakit karena
selalu menangisi kepergian Raja Manggale.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Paragraf atau alinea adalah suatu kesatuan pikiran yaitu terdiri dari kumpulan kalimat.
Alinea bertujuan untuk memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menjabarkan
suatu tema dengan wajar dan formal. Paragraf itu ada tiga macam yaitu Paragraf pembuka,
Paragraf Pengembang, dan Paragraf Penutup. Syarat Paragraf ada dua yaitu kesatuan dan
kepaduan paragraf. Paragraf menurut jenisnya ada tiga yaitu Paragraf Deduktif, Paragraf
Induktif, dan Paragraf Campuran. Paragraf menurut teknik pemaparannya yaitu Paragraf
Naratif, Paragraf Dekskriptif, Paragraf Argumentatif, Paragraf Persuasif, dan Paragraf Eksposisi.
Untuk membentuk sebuah Paragraf atau Alinea yang logis dan sistematis, Paragraf harus
mempunyai kalimat utama atau kalimat topik dan kalimat penjelas. Oleh karena itu, Paragraf
atau Alinea ini harus mengambil satu tema sehingga dalam satu paragraf menjadi padu dan
tidak ada yang menyimpang.

3.2 Saran
Kepada Pembaca yang senantiasa menyempatkan waktu unttuk membaca makalah ini, sangat
diharapkan untuk mengambil apa yang bisa di pelajari dalam makalah Paragraf ini. Kami sadar
bahwa makalah ini penuh dengan kekurangan. Oleh karena itu kami berpesan agar para
pembaca mengambil pelajran positif yang dapat menjadi wawasan yang sangat bermanfaat.
Semoga dengan makalah ini kita dapat lebih mengenal bahasa dan marilah kita terus berusaha
untuk menggapain semua cita-cita.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/BINDO1/article/viewFile/904
0/5756#:~:text=Menurut%20Tarigan%20(2008%3A%2028),buku%20
bacaan%20atau%20buku%20teks
https://istadiyantha.files.wordpress.com/2020/03/makalah-
paragraf.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai