Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

CIRI DAN JENIS PARAGRAF INDONESIA


Dosen Pengampu: Emelia Sucini, M.Pd.

Disusun Oleh:
Egi Pariska Ningsih (23051380293)
Anisa Aulia Rahma (23051380295)
Annisa Rahma Timur (23051380285)
Dina Elviana (23051380308)

Dosen Pengampu:
Bambang Irawan, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ciri Dan
Jenis Paragraf Indonesia” sebagai salah satu tugas kelompok. Tidak lupa pula
kami hanturkan shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih kepada
Dosen Pengampu Mata Kuliah yang telah memberikan bimbingan dan teman-
teman yang telah memberikan dukungan serta semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan informasi
yang bermanfaat bagi masyarakat dan untuk pengembangan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.

Palembang, 27 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3
A. Pengertian Paragraf ....................................................................................3
B. Ciri Paragraf Indonesia ..............................................................................4
C. Jenis Paragraf Indonesia ............................................................................8
BAB III PENUTUP ..............................................................................................13
A. Kesimpulan ..............................................................................................13
B. Saran .........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Indonesia yang harus


dikuasai oleh seluruh warga negara Indonesia dan memiliki ciri khas yang
berbeda dengan bahasa-bahasa lainnya. Salah satunya terletak pada struktur
tulisannya, dimana struktur tulisan yang baik dan benar akan memudahkan
pembaca dalam memahami isi tulisan tersebut. Salah satu aspek penting
dalam mempelajari bahasa Indonesia adalah memahami bagaimana cara
menulis dengan baik dan benar sehingga dapat menghasilkan karya tulis yang
berkualitas. Salah satu bagian dalam menulis yang penting adalah paragraf.
Oleh karena itu, dalam menulis tulisan yang baik dan benar, kita harus
memperhatikan struktur paragraf yang terlihat jelas dan sistematis. Paragraf
adalah satuan sejumlah kalimat yang membahas satu pokok bahasan. Oleh
karena itu, penting untuk mengetahui ciri-ciri dan jenis-jenis paragraf bahasa
Indonesia agar dapat menulis dengan baik dan tepat.

Namun, masih banyak yang belum paham mengenai ciri khas dan
sistematis paragraf dalam Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, penulis merasa
perlu untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai bagaimana ciri dan jenis
paragraf Bahasa Indonesia. Hal ini akan membantu para pembaca untuk dapat
memahami struktur paragraf dengan lebih baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian paragraf?
2. Bagaimana ciri paragraf indonesia?
3. Apa saja jenis paragraf indonesia?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian paragraf.
2. Untuk mengetahui ciri paragraf indonesia.
3. Untuk mengetahui jenis paragraf indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Paragraf

Menurut KBBI, paragraf dan alinea memiliki arti yang hampir sama.
Paragraf berarti bagian sub bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung
satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru).1 Alinea berarti
bagian wacana yang mengungkapkan satu pikiran yang lengkap atau satu
tema yang dalam satu ragam tulis ditandai oleh jarak baris yang lebih lebar
atau awal baris yang menjorok ke dalam atau spasi yang lebih. Sedangkan
wacana adalah satuan bahasa terlengkap yang direalisasikan dalam bentuk
karangan atau laporan utuh, seperti novel, buku, artikel, pidato, atau khotbah.

Paragraf adalah bagian dari karya tulis yang memiliki bentuk berupa
sejumlah kalimat. Kalimat-kalimat ini disusun dengan aturan tertentu
sehingga membentuk sebuah kesatuan yang utuh. Sebuah paragraf memiliki
satu pokok bahasan yang sering disebut sebagai topik.2

Jadi dapat disimpulkan bahwa paragraf merupakan kumpulan kalimat


yang membahas suatu topik tertentu, yang di dalamnya terdapat ide-ide yang
berkaitan dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Paragraf bertujuan untuk
menyampaikan pesan atau informasi secara sistematis dan mampu
memberikan informasi yang jelas dan efektif. Selain itu, paragraf juga
berperan dalam merangsang minat pembaca untuk membaca tulisan secara
menyeluruh.

1
Abdullah, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru Dilengkapi Pedoman Umum
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) Untuk: SD, SLTP, SMU & UMUM. Jakarta: Sandro Jaya.
2
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2017. Sintaksis Bahasa Indonesia.

3
B. Ciri Paragraf Indonesia

Paragraf bahasa Indonesia memiliki beberapa ciri-ciri yang dapat


dikenali, yaitu:3

1. Kalimat awalnya terletak agak kedalam lima ketukan spasi untuk jenis
karangan yang biasa.
2. Paragraf memakai pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat topik.
3. Setiap paragraf memakai sebuah kalimat topik dan juga selebihnya
merupakan kalimat pengembang yang mempunyai fungsi menjelaskan,
menguraikan ataupun menerangkan pikiran utama yang terdapat dalam
kalimat topik.
4. Paragraf memakai pikiran penjelas yang dinyatakan dalam kalimat
penjelas. Kalimat tersebut berisi mengenai detail-detail kalimat topik.
Paragraf bukanlah kumpulan kalimat topik. Paragraf hanya berisikan satu
kalimat topik dan juga beberapa kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas
berisi mengenai detail yang sangat spesifik serta tidak mengulang pikiran
penjelas lainnya.

Sekurang-kurangnya ada lima ciri paragraf yang baik. Secara umum


rambu-rambu paragraf yang baik meliputi kesatuan, kepaduan,
kelengkapan/ketuntasan, keruntutan, dan konsistensi. Paragraf dapat
dikatakan baik apabila kelima ciri itu secara keseluruhan terdapat di
dalamnya. Perincian mengenai rambu-rambu atau syarat paragraf yang baik
adalah sebagai berikut.4

1. Kesatuan

Sebuah paragraf dikatakan memiliki kesatuan jika paragraf itu hanya


mengandung satu gagasan utama dan kalimat-kalimat penjelasnya
mengacu pada gagasan utama.
3
Dra. Rostina, M.Hum, 2021, PENGEMBANGAN PARAGRAF DALAM MENULIS
SEBUAH TULISAN, Jurnal Insitusi Politeknik Ganesha Medan Juripol 4(2), hlm 89.
4
Oldrie Ch. Sorey, S.Pd., M.Pd. PARAGRAF BAHASA INDONESIA: Materi Penyuluhan
Bahasa Indonesia, hlm 3-5.

4
2. Kepaduan

Sebuah paragraf dikatakan memiliki kepaduan jika terdapat keserasian


hubungan antarkalimat dalam paragraf.5

b. Konjungsi

Konjungsi merupakan kata atau ungkapan penghubung antarkata,


antarfrasa, antarklausa, atau antarkalimat. Ketepatan penggunaan
konjungsi sangat berpengaruh terhadap ketegasan informasi.
Gagasan-gagasan dalam kalimat yang sama dapat memunculkan
informasi yang berbeda karena perbedaan penggunaan konjungsi.

c. Referensi

Referensi atau pengacuan merupakan hubungan antara referen


dengan lambang yang dipakai untuk mewakilinya. Dengan kata lain,
referensi merupakan unsur luar bahasa yang ditunjuk oleh unsur
bahasa, misalnya, benda yang disebut rumah adalah referen dari kata
rumah.

d. Substitusi

Substitusi atau penyulihan adalah penggantian konstituen dengan


menggunakan kata yang maknanya sama sekali berbeda dengan kata
yang diacunya. Substitusi merupakan salah satu cara untuk
membangun kepaduan paragraf dengan cara mengganti suatu unsur
dengan unsur lain yang acuannya tetap sama, dalam hubungan
antarbentuk kata atau bentuk lain yang lebih besar daripada kata,
seperti frasa atau klausa. Misalnya, kata Jepang dapat disulih dengan
frasa Negeri Sakura atau ada yang menyebut dengan frasa Negeri
Matahari Terbit.

5
Suladi , 2019, PARAGRAF: Buku Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia, Jakarta Timur:
Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 18-54.

5
e. Elipsis

Elipsis atau pelesapan merupakan pelesapan unsur bahasa yang


maknanya telah diketahui sebelumnya berdasarkan konteksnya. Pada
dasarnya elipsis dapat dianggap sebagai substitusi dengan bentuk
kosong atau zero. Unsur-unsur yang dilesapkan itu dapat berupa
nomina, verba, atau klausa. Elipsis nominal merupakan pelesapan
nomina, baik berupa leksikal maupun frasal.

f. Sinonimi

Sinonimi atau kesinoniman berarti bahwa dua butir leksikal memiliki


makna yang hampir sama atau mirip. Sinonimi dapat juga dikatakan
sebagai hubungan antara bentuk bahasa, baik berupa kata, frasa,
maupun kalimat, yang maknanya kurang lebih sama dengan makna
ungkapan lain, misalnya bunga, kembang, dan puspa; mati,
meninggal, wafat, tewas, dan gugur; jelek dan buruk. Jika suatu kata
yang bersinonim tidak mempunyai makna yang persis sama,
kesamaannya terletak pada kandungan informasinya.

g. Antonimi

Antonimi atau keantoniman adalah oposisi makna dalam pasangan


leksikal yang dapat dijenjangkan.

h. Hiponimi

Hiponimi atau kehiponiman adalah hubungan yang terjadi antara


kelas yang umum dan subkelasnya. Bagian yang mengacu pada kelas
yang umum disebut superordinat, sedangkan bagian yang mengacu
pada subkelasnya disebut hiponim. Hiponimi dapat dikatakan
sebagai hubungan makna leksikal yang bersifat hierarkis antara suatu
konstituen dan 51 konstituen yang lain. Relasi makna terlihat pada
hubungan antarkonstituen yang memiliki makna yang khusus.

6
i. Meronimi

Meronimi atau kemeroniman merupakan hubungan leksikal antara


objek yang merupakan bagian dari objek yang lain. Dengan kata
lain, meronimi merupakan konsep yang mengacu pada hubungan
bagian-seluruh, seperti hubungan antara pohon, akar, batang, dahan,
dan ranting. Pohon memiliki makna hubungan keseluruhan,
sedangkan pohon dan dahan memiliki makna hubungan bagian. Kata
pohon dan batang merupakan kemeronim yang merupakan bagian
dari leksem pohon. Dengan demikian, meronim adalah hubungan
makna yang terjadi antara bagian-bagian sesuatu dan sesuatu itu
sendiri secara keseluruhan.

j. Repetisi

Repetisi adalah penyebutan kembali suatu unit leksikal yang sama


yang telah disebut sebelumnya. Repetisi dapat berupa perulangan
kata, frasa, atau klausa. Di samping itu, terdapat juga perulangan
sebagian dan perulangan seluruhnya. Dalam perulangan itu,
kemungkinan yang diulang adalah kata benda atau kata kerja, atau
kategori kata lainnya.

3. Kelengkapan atau ketuntasan

Kelengkapan merupakan salah satu syarat paragraf yang baik. Aspek


kelengkapan ini terpenuhi jika semua informasi yang diperlukan untuk
mendukung atau menjelaskan gagasan utama sudah tercakup. Hal ini
berarti bahwa gagasan utama dalam paragraf harus dikembangkan sesuai
dengan informasi yang diperlukan dan dituntut oleh gagasan utama.
Dengan begitu, pembaca akan memperoleh informasi secara utuh.6

6
Oldrie Ch. Sorey, S.Pd., M.Pd. PARAGRAF BAHASA INDONESIA: Materi Penyuluhan
Bahasa Indonesia, hlm 3-5.

7
4. Keruntutan

Sebuah paragraf dikatakan runtut jika uraian informasi disajikan secara


urut, tidak ada informasi yang melompatlompat sehingga pembaca lebih
mudah mengikuti jalan pikiran penulis. Keruntutan paragraf ditampilkan
melalui hubungan 57 formalitas di antara kalimat yang membentuk
paragraf. Hubungan formalitas tersebut menunjukkan pola urutan
penyajian infomasi.7

5. Konsistensi

Konsistensi sudut pandang merupakan ketaatasasan penulis


menempatkan diri dalam karangannya. Dengan kata lain, konsistensi
sudut pandang dapat diartikan sebagai cara penulis atau pengarang
menempatkan dirinya terhadap cerita atau karangan secara tetap atau
ajek. Sudut pandang ini dalam suatu karangan bisa berupa perspektif
yang hendak dibangun penulis.8

C. Jenis Paragraf Indonesia


1. Berdasarkan Pola Penalaran9
a. Paragraf Deduktif

Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokok atau gagasan


utamanya terletak di awal paragraf dan diikuti oleh kalimat- 64
kalimat pengembang untuk mendukung gagasan utama. Ide pokok
atau gagasan utama berupa pernyataan umum yang dikemas dalam
kalimat topik. Kalimat topik itu kemudian diikuti oleh kalimat-
kalimat pengembang yang berfungsi memperjelas informasi yang
ada dalam kalimat topiknya.

7
Suladi , 2019, PARAGRAF: Buku Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia, Jakarta Timur:
Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 56-57.
8
Oldrie Ch. Sorey, S.Pd., M.Pd. PARAGRAF BAHASA INDONESIA: Materi Penyuluhan
Bahasa Indonesia, hlm 3-5.
9
Novita Dessy Eriyani, 2019, PENGEMBANGAN MEDIA BERBASIS TI Menulis
Paragraf, SURAKARTA: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET, hlm 6-7.

8
b. Paragraf Induktif

Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terdapat


pada bagian akhir. Secara garis besar, paragraf induktif mempunyai
ciri-ciri, yaitu diawali dengan penyebutan peristiwa-peristiwa khusus
yang berfungsi sebagai penjelas dan merupakan pendukung gagasa
utama, dan b) kemudian menarik simpulan berdasarkan peristiwa-
peristiwa khusus itu.

c. Paragraf Deduktif-Induktif (Campuran)

Paragraf deduktif-induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya


terdapat pada bagian awal dan akhir paragraf. Meskipun ada dua kali
pemunculan kalimat topik, hal itu bukan berarti gagasan utamanya
ada dua. Adanya dua kalimat topik itu hanya merupakan bentuk
pengulangan gagasan utama untuk mempertegas informasi.

d. Paragraf Ineratif

Paragraf ineratif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di


tengah-tengah paragraf. Paragraf ini diawali dengan kalimat-kalimat
penjelas sebagai pengantar kemudian diikuti gagasan utama dan
ditambahkan lagi kalimat-kalimat penjelas untuk menguatkan atau
mempertegas informasi.

e. Ide Pokok Menyebar

Paragraf dengan pola semacam itu tidak memiliki kalimat topik atau
kalimat utama. Ide pokok atau gagasan utama tersirat pada seluruh
kalimat dalam paragraf.

9
2. Berdasarkan Gaya Pengungkapan10

Paragraf bahasa Indonesia berdasarkan gaya pengungkapannya


dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:11

a. Paragraf Narasi

Paragraf narasi berisi tentang rangkaian peristiwa atau kejadian yang


disampaikan secara kronologis atau berurutan. Paragraf narasi
digunakan dalam jenis karangan seperti cerita pendek atau novel.

b. Paragraf Deskripsi

Paragraf deskripsi berisi tentang ciri-ciri suatu objek atau benda yang
dijelaskan secara rinci. Paragraf deskripsi digunakan dalam jenis
karangan seperti deskripsi tempat atau deskripsi karakter tokoh.

c. Paragraf Eksposisi

Paragraf eksposisi berisi tentang suatu gagasan, pendapat, atau teori


yang diuraikan secara sistematis dan logis. Paragraf eksposisi
digunakan dalam jenis karangan seperti artikel atau editorial.

d. Paragraf Argumentasi

Paragraf argumentasi berisi tentang pendapat atau argumentasi yang


bersifat mengajak pembaca untuk satu pandangan tertentu. Paragraf
argumentasi dapat digunakan dalam jenis karangan seperti persuasi
atau debat.

e. Paragraf Persuasi

Paragraf persuasi adalah paragraf yang digunakan untuk meyakinkan


pembaca agar mempercayai atau mendukung pendapat yang

10
Ibid., hlm 6-7.
11
E. Ulmiyah. 2018. Pengertian paragraf, ciri-ciri dan jenis-jenisnya beserta contohnya.
https://kelasilmu.com/belajar-menulis/pengertian-paragraf-ciri-jenis-dan-contohnya/. Diakses pada
27 Oktober 2023 pukul 23.19.

10
diutarakan oleh penulis. Paragraf ini biasanya digunakan dalam
tulisan editorial atau opini.

3. Berdasarkan Urutan12

Pada umumnya suatu karangan terdiri atas tiga bagian, yaitu (1)
paragraf pembuka, (2) paragraf isi, dan (3) paragraf penutup. Ketiga jenis
paragraf itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari struktur
karangan. Paragraf pembuka, paragraf isi, dan paragraf penutup terjalin
sangat erat satu sama lain dan terpadu.

1. Paragraf Pembuka

Paragraf ini merupakan pembuka untuk sampai pada permasalahan


yang dibicarakan. Dengan kata lain, paragraf pembuka itu
mengantarkan pembaca pada pembicaraan. Berkaitan dengan itu,
paragraf ini berfungsi untuk memberi tahu latar belakang, masalah
tujuan, dan anggapan dasar. Pengantar yang baik dapat mengetuk
hati dan memperoleh simpati, menggugah minat dan gairah orang
lain untuk mengetahui lebih banyak.

2. Paragraf Isi

Paragraf isi merupakan inti dari sebuah karangan yang terletak di


antara paragraf pembuka dan paragraf penutup. Di dalam paragraf isi
inilah inti pokok pikiran penulis dikemukakan. Jumlah paragraf isi
sangat bergantung pada luas sempitnya cakupan informasi yang
ingin disampaikan. Yang terpenting adalah ketuntasan pembahasan
pokok pikiran yang dikemukakan.

3. Paragraf Penutup

Paragraf penutup merupakan simpulan dari pokok-pokok pikiran


dalam paragraf isi. Tujuan penyajian paragraf penutup ini adalah

12
Ibid., hlm 6-7.

11
agar apa yang tertuang dalam paragraf-paragraf sebelumnya terkesan
mendalam di benak pembaca.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Paragraf adalah kumpulan kalimat yang membahas suatu topik tertentu,


yang di dalamnya terdapat ide-ide yang berkaitan dan membentuk satu
kesatuan yang utuh. Dalam penulisan karya tulis, paragraf memiliki peran
yang sangat penting. Sebuah paragraf harus memiliki kalimat induk atau
kalimat topik yang menjelaskan pokok bahasan, diikuti dengan kalimat
penjelas dan kalimat-kalimat penjelas lainnya. Terdapat beberapa ciri-ciri,
yaitu mengandung ide pokok, ditulis dengan susunan kalimat yang sistematis,
terdapat kalimat utama atau frasa pengantar, terdiri dari 3-6 kalimat, dan
dapat memuat kutipan langsung atau tidak langsung. Secara garis besar
paragraf dikelompokkan berdasarkan pola penalaran, gaya ekspresi atau
pengungkapan, dan berdasarkan tata letak atau urutan (Suladi, 2014).
Pengelompokan paragraf berdasarkan pola penalaran didasari pada letak
gagasan utama dalam pargraf tersebut.

B. Saran

Penulis menyarankan untuk memperhatikan poin-poin yang telah


dijelaskan dalam makalah ini agar dapat membuat tulisan yang jelas dan
sistematis. Selain itu, penulis juga menyarankan untuk terus berlatih dalam
menulis agar kemampuan menulis dapat terus meningkat. Sering membaca
karya sastra dan artikel-artikel yang ada untuk meningkatkan kemampuan
dalam menulis paragraf. Selain itu, penting juga untuk menguasai tata bahasa
dan mengetahui kaidah-kaidah penulisan yang benar.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru Dilengkapi Pedoman


Umum Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) Untuk: SD, SLTP, SMU &
UMUM. Jakarta: Sandro Jaya.

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2017. Sintaksis Bahasa Indonesia.

Rostina. 2021. PENGEMBANGAN PARAGRAF DALAM MENULIS SEBUAH


TULISAN, Jurnal Insitusi Politeknik Ganesha Medan Juripol 4(2).

Sorey, Oldrie. PARAGRAF BAHASA INDONESIA: Materi Penyuluhan Bahasa


Indonesia.

Suladi. 2019. PARAGRAF: Buku Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia. Jakarta


Timur: Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Badan Pengembangan Bahasa
dan Perbukuan.

Eriyani, Novita Dessy. 2019. PENGEMBANGAN MEDIA BERBASIS TI Menulis


Paragraf, SURAKARTA: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET.

Ulmiyah. 2018. Pengertian paragraf, ciri-ciri dan jenis-jenisnya beserta


contohnya. https://kelasilmu.com/belajar-menulis/pengertian-paragraf-ciri-
jenis-dan-contohnya/. Diakses pada 27 Oktober 2023 pukul 23.19.

14

Anda mungkin juga menyukai