OLEH:
KEVIN RAFAEL PUTRA PRASETYO
NIM. 421009
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB 3 PENUTUP..............................................................................................10
3.1 Kesimpulan..............................................................................................10
3.2 Saran.......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kalimat?
2. Bagaimana susunan pola kalimat?
3. Apa saja macam-macam kalimat?
4. Apa fungsi dari kalimat?
5. Apa saja jenis-jenis kalimat?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian kalimat.
2. Untuk mengetahui susunan pola kalimat.
3. Untuk mengetahui macam-macam kalimat.
4. Untuk mengetahui fungsi dari kalimat.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis kalimat.
2
BAB 2
TEORI DAN PEMBAHASAN
1
EZaenal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta, Akademika pressindo,
2010), hlm.66.
2
Ahmad Ali Hasan, Gramatika Bahasa Indonesia, (Bandung, Acarya Media Utama,2011), hlm.4.
3
https://kbbi.web.id/kalimat
4
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Tata Bahasa Tagmemik, (Bandung, Angkasa, 1988), hlm.48.
3
2.2 Pola Kalimat
Kalimat dasar bukanlah nama jenis kalimat, melainkan acuan untuk
membuat berbagai tipe kalimat atau dapat diartikan sebagai kalimat yang
menjadi dasar untuk membangun kalimat luas, baik kalimat luas tunggal
maupun kalimat luas majemuk. Bentuk kalimat ini memiliki beberapa ciri,
diantaranya adalah:
1. Berkontruksi sederhana atau simple
2. Bermakna pernyataan
3. Berintonasi netral
4. Berunsur inti subjek diikuti predikat yang dilengkapi objek atau
pelengkap yang wajib hadir.
Kalimat dasar ini memiliki dua macam pola. Pertama adalah pola
berdasarkan atas jabatan kata atau frasa. Jabatan kata yang dijadikan
komponen dasar adalah subjek, predikat, objek, pelengkap. Kedua, adalah
pola berdasarkan kategori kata atau frase pendukung fungsi predikat.
Apakah konstruksi pendukung itu kata benda, kata kerja, dan sterusnya. 5
a. Pola Berdasarkan Jabatan Kata
Berdasarkan susunan jabatan kata atau frasa, kalimat dasar itu berpola:
1) Pola S + P (Subjek + Predikat) Contoh: (1) Langit biru, (2) Rakyat
Sejahtera.
2) Pola S + P + O (Subjek + Predikat + Objek) Contoh: (1) Petani
membajak sawah. (2) Adik menggambar kerbau.
3) Pola S + P + Pel (Subjek + Predikat + Pelengkap) Contoh: (1) Dia
bersuara emas. (2) Puisi adalah seni.
4) Pola S + P + O1 + O2 (Subjek + Predikat + Objek 1 + Objek 2)
Contoh: (1) Ayah membelikan adik kelereng. (2) Dia
menghadiahkan Dilan jaket.
b. Pola Berdasarkan Kategori Kata atau Frase Pendukung Predikat
1) Pola KB + KB (Kata benda + Kata benda) Contoh: (1) Orang
tuanya / pedagang. (2) Bangunan itu / rumah tua.
2) Pola KB + KK (Kata benda + Kata kerja) Contoh: (1) Anak-anak /
bermain bola. (2) Petani / bercocok tanam.
5
Iyo Mulyuno, Ihwal Kalimat Bahasa Indonesia Dan Problematika Penggunaanya, (Bandung, CV Yrama
Widya, 2012), hlm.95.
4
3) Pola KB + KS (Kata benda + Kata sifat) Contoh: (1) Warnanya /
jingga. (2) Perhitungannya / tepat.
4) Pola KB + Kbil (Kata benda + Kata bilangan) Contoh: (1)
Tingginya / 3200 meter. (2) Penduduknya / ratusan juta.
5) Pola KB + KD (Kata benda + Kata depan) Contoh: (1) Ayah / di
perantauan. (2) Nenek / ke kampung.
7
E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta, Akademika pressindo,
2010), hlm.94
6
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu
informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri
dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya
menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah
bagaimana, dimana, berapa, kapan. Contoh:
(1) Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?
(2) Kapan Justin kembali ke Inggris?
3. Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan
perasaan “yang kuat” atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya
ditandai dengan intonasi yang tinggi dalam pelafalannya dan
menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
Contoh:
(1) Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
(2) Bukan main, eloknya.
4. Kalimat Pernyataan (Deklaratif)
Kalimat pernyataan dipakai ketika penutur ingin menyatakan sesuatu
dengan lengkap pada waktu ia ingin mentakan sesuatu dengan lengkap
pada waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan
berbahasanya. Biasanya intonasi menurun, tanda baca titik (.). Contoh:
1) Presiden Jokowi mengadakan kunjungan ke luar negeri.
2) Tidak semua nasabah bank memperoleh kredit lemah.
7
Kalimat Tanya yang lazim disebut kalimat introgatif ialah kalimat
yang berisi pertanyaan dari penulis patau pembicara. Wujudnya,
selain berintonasi pertanyaan, juga lazim digunakan kata tanya,
seperti apa, mengapa, kapan, siapa, berapa, kenapa, bagaimana, di
mana, dan sebagainya. Tujuan penggunaan kalimat jenis ini adalah
agar penulis atau pembicara mengetahui tentang apa yang
ditanyakannya berdasarakan respons jawaban dari orang kedua.
Contoh: Siapakah yang harus mengerjakan tugas itu?
c. Kalimat Perintah
Kalimat perintah atau kalimat imperatif ialah kalimat yang isinya
berupa perintah dari pembicara kepada pihak yang lain. Tujuan
kalimat perintah adalah respons tindakan yang yang dilakukan oleh
lawan bicara. Jika dalam kalimat tanya sering digunakan partikel –
kah, kadang-kadang –tah, maka dalam kalimat perntah lazim
digunakan partikel penegas –lah.
d. Kalimat Seruan
Kalimat seruan atau kalimat interjektif adalah kalimat yang
bermakna seruan dari pembicara kepada pihak lain. Karena jenis
kalimat ini berisi seruan, lazim sekali digunakan kata seru, seperti ah,
amboi, bukan main, hai, halo, huh, wah, hus, wow, dan sebagainya.
Contoh: Amboi, cantiknya putri itu.
8
predikat. Dibawah ini disajikan contoh pasangan kalimat alternatif (a)
dan kalimat negatif (b).
Contoh:
(1a) Peraturan itu menungtungkan semua pihak.
(1b) Peraturan itu tidak menguntungkan semua pihak.
(2a) Tempatnya jauh dari rumahnya.
(2b) Tempatnya tidak jauh dari rumahnya.
BAB 3
PENUTUP
9
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan bersadarkan teori diatas penggunaan tata kalimat adalah
sebagai berikut :
1. gabungan beberapa kata atau klausa yang memiliki unsur subjek
dan predikat yang saling berkaitan satu sama lain, dan diberi irama
dengan tanda baca yang menghasilkan sebuah intonasi sehingga
menjadi satu kesatuan yang utuh dan bermakna.
2. Selain itu Kalimat merupakan bagian ujaran/tulisan yang mempunyai
struktur minimal subjek (S), predikat (P) dan intonasi finalnya
menunjukkan bagian ujaran / tulisan itu sudah lengkap dengan
makna (bernada berita, tanya, atau perintah).
3. Kalimat inti berbeda dengan inti kalimat. Kalimat inti adalah kalimat
yang terdiri atas S dan P. Sedangkan inti kalimat adalah kalimat
yang terdiri atas inti-inti kalimat atau unsur-unsur kalimat yaitu S-P-
O. Dan perlu kita ketahui bersama kalimat itu tidak hanya sekedar
kalimat, tetapi kalimat memiliki susunan pola kalimat, bentuk-bentuk
kalimat, jenis-jenis kalimat dan fungsi kalimat seperti apa yang telah
dijabarkan di bab sebelumnya.
3.2 Saran
Penulis menyadari dalam makalah ini masih terdapat ketidak
sempurnaan dalam penyusun makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya
masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan
sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak
orang.
DAFTAR PUSTAKA
10
Arifin, Zaenal E., dan S Amran Tasai. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia.
Jakarta: Akademika Pressindo.
Fitriyani, Alfi Syahrin., Firda Fairisa Azhar, dan Siti Kurniasih. 2015. Tata
Kalimat. Makalah dipublikasikan pada Google Drive, Maret 2015,
Sumedang.
Sugono, Dendy. 2011. Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 1. Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
https://kbbi.web.id/kalimat
(Diunduh pada hari, Sabtu 2 November 2019)
11