STRUKTUR KALIMAT
Disusun Oleh :
1. Andriyansyah
2. Ach. Feri Maulidi
TAHUN AKADEMIK
2021-2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kita
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada saya, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Struktur
Kalimat.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah yang berjudul Struktur Kalimat ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Hal inilah yang kemudian menarik untuk diketahui tentang bagaimana pengertian
kalimat, bagian- bagiannya dan jenis kalimat tunggal. Oleh karena itu penulis berusaha untuk
memberikan pemahaman tentang pertanyaan tersebut dalam makalah ini. Semoga makalah ini
dapat menjadi jawaban dan memberikan pemahaman terkait pertanyaan yang dikaji.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kalimat.
2. Untuk mengetahui apa saja unsur – unsur kalimat.
3. Untuk mengetahui pola kalimat dasar.
4. Untuk mengetahui apa saja jenis – jenis kalimat.
5. Untuk mengetahui apa yang menjadi kesalahan dalam kalimat.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait pemahaman mengenai pengertian
dan bagian – bagian serta jenis – jenis kalimat.
b. Dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran di dalam penulisan makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
1. Struktur
Struktur adalah sebuah susunan atau gambaran yang mendasar dan kadang tidak berwujud,
yang mencakup pengenalan, observasi, sifat dasar, dan stabilitas dari pola – pola dan hubungan
antar banyak satuan terkecil di dalamnya.
2. Kalimat
Kalimat yaitu rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan.
Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan
cara lisan maupun tulisan.
Kalimat yang benar harus memiliki kelengkapan unsur kalimat. Selain itu pengenalan ciri-
ciri unsur kalimat juga berperan untuk menguraikan kalimat atas unsur – unsurnya. Dari unsur
pembentukannya, kalimat itu dapat dibedakan atas kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
3. Struktur Kalimat
Struktur Kalimat yaitu kalimat yang tersusun dari unsur – unsur kalimat yang sifatnya
relatif tetap, unsur – unsur tersebut subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.
B. Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran (Widjono, 2007).
Kalimat dapat dibedakan menjadi bahasa lisan dan bahasa tulis. Dalam bahasa lisan, kalimat
adalah satuan bahasa yang terbentuk atas gabungan kata dengan kata, gabungan kata dengan frasa,
atau gabungan frasa dengan frasa, yang minimal berupa sebuah klausa bebas yang minimal
mengandung satu subjek dan prediket, satuan bahasa itu didahului oleh suatu kesenyapan awal,
diselingi atau tidak diselingi oleh kesenyapan antara dan diakhiri dengan kesenyapan akhir yang
berupa intonasi final, yaitu intonasi berita, tanya, intonasi perintah, dan intonasi kagum. Dalam
bahasa tulis, kalimat adalah satuan bahasa yang diawali oleh huruf kapital, diselingi atau tidak
diselingi tanda koma (,), titik dua (:), atau titik koma (;), dan diakhiri dengan lambang intonasi
final yaitu tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!).
Berikut ini merupakan beberapa pengertian kalimat menurut para ahli, yaitu:
Kalimat ialah bagian terkecil dari suatu ujaran atau teks (wacana) yang
mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan.
2) Slametmuljana (1996)
Kalimat sebagai keseluruhan pemakaian kata yang berlagu, disusun menurut sistem bahasa
yang bersangkutan.
3) Kridalaksana (2001:92)
Kalimat sebagai satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi
final, dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa.
1. Subjek
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pada pelaku, tokoh, sosok, sesuatu hal, atau suatu
masalah yang menjadi pokok pembicaraan. Sebagian besar ‘S’ diisi oleh kata benda (frasa nominal), kata
kerja (frasa verbal), dan klausa.
Subjek dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa ataupun siapa. Contoh :
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan perbuatan apa pelaku / tokoh
atau sosok didalam suatu kalimat. Satuan bentuk pengisian ‘P’ dapat berupa kata atau frasa, namun
sebagian besar berkelas verbal atau adjektiva, tetapi dapat juga numeral, nominal atau frasa nominal.
Pemakaian kata adalah pada predikat bisa terdapat pada kalimat nominal.
Predikat dapat dicari dengan rumus pertanyaan bagaimana, mengapa, ataupun diapakan. Contoh :
a. Susan sedang makan siang (P yang diisi dengan kata kerja / frasa verbal).
b. Lukisan itu sangat indah (P yang diisi dengan kata sifat / frasa adjektif).
c. Hanum adalah seorang model (P dengan pemakaian kata ‘adalah’ pada frasa nominal).
3. Objek
Objek (O) merupakan bagian kalimat yang melengkapi predikat (P). objek biasanya diisi oleh
nominal, frasa nominal, atau klausa. Letak ‘O’ selalu dibelakang ‘P’ yang berupa verba transitif.
Objek dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa atau siapa terhadap tindakan subjek. Contoh :
a. Mereka menanam bunga (O yang diisi dengan kata benda / frasa nominal).
b. Ajeng membeli buku gambar (O yang diisi dengan kata benda / frasa nominal).
c. Dia melukai hati saya (O yang diisi dengan kata benda / frasa nominal).
4. Pelengkap
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi ‘P’. Letak ‘Pel’
umumnya dibelakang ‘P’ yang berupa verbal. Posisi ini juga bisa ditempati oleh ‘O’, dan jenis kata yang
mengisi ‘Pel’ dan ‘O’ juga bisa sama, yaitu nominal atau frasa nominal. Akan tetapi, yang membedakan
‘Pel’ dan ‘O’ adalah jenis pengisiannya. ‘Pel’ bisa diisi oleh adjektiva, frasa adjektif, frasa verbal, dan frasa
preposisi. Contoh :
a. Aku benci pada kebohongan (Pel yang diisi dengan frasa preposisi).
b. Daun itu berwarna kuning (Pel yang diisi dengan frasa adjektiva).
c. Anak kecil itu mengambilkan ibunya air minum (Pel yang diisi frasa nominal).
d. Andi suka makan bakso (Pel yang diisi frasa verbal).
5. Keterangan
Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan pelengkap dan klausa dalam sebuah
kalimat. Pengisi ‘Ket’ adalah adverbial, frasa nominal, frasa preposisi, atau klausa. Posisi ‘Ket’ boleh di
awal, di tengah, atau di akhir kalimat.
Keterangan terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu keterangan waktu, tempat, cara, alat,
alasan/sebab, tujuan, dan penyertaan. Contohnya :
1. Berdasarkan Pengucapan
a. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung
juga dapat diartikan kalimat yang memberikan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat
ini biasanya ditandai dengan tanda petik titik dua (“ … “) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat
perintah. Contohnya :
Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang
lain. Kalimat tidak langsung tidak ditandai dengan tanda petik dua dan dirubah menjadi kalimat berita.
Contohnya :
Menurut strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dan kalimat
majemuk.
a. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek (S) dan satu predikat (P). Adapun objek (O), pelengkap
(Pel), dan keterangan (Ket) sifatnya tidak wajib hadir. Jika ‘P’ masih perlu dilengkapi, barulah unsur yang
melengkapi itu dihadirkan.
Berdasarkan jenis kata / frasa pengisi ‘P’, kalimat tunggal dapat dipilah menjadi empat macam
seuai jenis kata atau frasanya, yaitu nominal, adjektival, verbal, dan numeral. Contoh :
Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat
tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakan. Kallimat majemuk
memiliki beberapa jenis, diantaranya :
Penguatan / Bahkan
Penegasan
Pemilihan Atau
Berlawanan Sedangkan
Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat tunggal atau lebih yang kedudukannya
sejajar atau sederajat. Berdasarkan kata penghubung (konjungsi), kalimat mejemuk setara terdiri dari
beberapa jenis, yaitu penggabungan, penguatan / penegasan, pemilihan, berlawanan, dan urutan waktu.
Berikut tabel penghubung klausa dalam kalimat majemuk setara :
Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek, predikat,
atau objek yang sama. Bagian yang sama hanya disebutkan sekali.
Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat tunggal atau lebih yang
kedudukannya berbeda. Di dalalm kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak
kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.
Berdaarkan kata penghubung (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari beberapa
macam, yaitu syarat, waktu, tujuan, perlawanan (konsesif), sebab, akibat, cara, alat, perbandingan,
penjelaan, dan kenyataan.
Cara
Dengan, tanpa
Alat
Penjelasan Bahwa
Kenyataan Padahal
· Ketika matahari berada di ufuk timur. (Anak kalimat, sebagai pengganti keterangan waktu)
b. Hujan turun berhari – hari sehingga banjir besar melanda kota.
Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk
bertingkat. Sekurang – kurangnya terdiri dari tiga kalimat.
a. Toni bermain dengan Kevin dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang kerumahnya kemarin.
· Rina membaca buku di kamar kemarin. (Kalimat tunggal 2, induk kalimat)
· Ketika aku datang ke rumahnya. (Anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
b. Aku pulang dengan Sinta dan Ririn menangis, karena tugasnya belum selesai semalam.
· Karena tugasnya belum selesai. (Anak kalimat, pengganti keteragan waktu)
3. Berdasarkan Fungsinya
Sesuai Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia (2003 : 337) disebutkan berdasarkan bentuk atau
kategori sintaksisnya atau fungsinya, kalimat dibedakan atas empat macam, yaitu kalimat berita
(deklaratif), kalimat tanya (introgatif), kalimat perintah (imperlatif), dan kalimat seru (eksmalatif).
Kalimat berita adalah kalimat yang dipakai untuk menyatakan suatu berita. Ciri –ciri kalimat berita
yaitu bersifat bebas, boleh langsung atau tidak langsung, aktif atau pasif, tunggal atau majemuk,
berintonasi menurun dan kalimatnya diakhiri tanda titik (.).
Kalimat perintah dipakai untuk menyuruh dan melarang orang berbuat sesuatu. Kalimat perintah
berintonasi menurun dan diakhiri tanda titik (.) atau seru (!). Kalimat perintah dibagi lagi menjadi :
Contoh :
Contoh :
Contoh :
Contoh :
Contoh :
Contoh :
a. Kotor sekali ruangan ini.
b. Andaikan ada yang menggambilkanku minuman.
Kalimat seru adalah kalimat yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan emosi yang kuat,
termasuk kejadian yang tiba – tiba dan memerlukan reaksi spontan. Kalimat ini berintonasi naik dan di
akhiri tanda seru (!).
Dipandang dari segi hubungan aktor – aksi, maka kalimat ini terbagi menjadi :
1) Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya sebagai pelaku atau aktor (Cook, 1971 : 49). Kalimat
aktif umumnya berawalan me- dan ber- pada predikatnya.
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita atau dikenai pekerjaan /
tindakan. Kalimat pasif pada umumnya berawalan di-, ter-, ke-an.
Kalimat medial adalah kalimat yang subjeknya berperan baik sebagai pelaku dan atau sebagai
penderita (objek).
Kalimat reiprokal adalah kalimat yang subjek dan objeknya melakukan sesuatu perbuatan yang
berbalas – balasan.
Contoh kalomat reiprokal :
1. Kalimat Kontaminasi
Kalimat kontaminasi atau kalimat rancu adalah kalimat yang kacau susunannya, namun kekacauan
susunan kata dalam kalimat itu sifatnya khas. Dikatakan khas karena adanya pembentukan satu kalimat
yang kurang tepat dari dua kalimat yang benar sehingga gagasan kalimatnya menjadi kabur atau tidak jelas.
Pada sebagian kalimat yang tidak jelas unsur subjek dan tidak memiliki unsur predikat akan
membuat ketidak efektifan dan hanya memiliki unsur lain seperti O, Ket, dan Pel.
a. Di antara beberapa mahasiswa kesulitan dalam membuat skripsi. (Tidak jelas unsur ‘S’)
b. Mahasiswa kesulitan dalam membuat skripsi. (Jelas unsur ‘S’).
c. Ayah ke kantor jam tujuh pagi. (Tidak ada unsur ‘P’)
d. Ayah pergi ke kantor jam tujuh pagi. (Ada unsur ‘P’)
3. Gejala Pleonasme
Yang dimaksud dengan gejala pleonasme adalah penggunaan unsur kata atau bahasa yang
berlebihan.
Sering kali terjadi penggunaan kata yang salah, sehingga berdampak pada kalimat itu. Beberapa
penggunaan kata yang salah dalam kalimat, diantaranya :
Kalau engkau menjadi burung, biarlah aku menjadi dahan tempatmu bertengger. (Salah)
· Kalimat 2 klausa bersyarat itu berisi sesuatu yang mustahil. Mana mungkin orang akan menjelma menjadi
burung. Karena isinya mengandung ketidak mungkinan makna, maka kata kalau dapat diganti dengan kata
lain, misalnya : andai kata, umpamanya, dan sekiranya.
· Andai kata engkau menjadi burung, biarlah aku menjadi dahan tempatmu bertengger. (Benar)
· Pakaian itu disimpannya dalam lemari. (Benar, karena kata depan “di” dihilangkan)
· Perkara itu atas tanggungan saya. (Benar, karena kata depan “di” dihilangkan)
d. Pengulangan Kata
Struktur Kalimat yaitu kalimat yang tersusun dari unsur – unsur kalimat yang sifatnya relatif tetap,
unsur – unsur tersebut subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.
Suatu kalimat bisa terdiri dari beberapa unsur seperti subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan
(Ket), dan pelengkap (Pel). Keberadaan unsur – unsur ini dalam sebuah kalimat inilah yang menyebabkan
perbedaan struktur tiap kalimat untuk dapat disebut sebagai kalimat sempurna. Dalam sebuah kalimat harus
memiliki sekurang – kurangnya dua unsur, yakni subjek dan predikat. Unsur yang lain seperti objek,
keterangan, dan pelengkap dalam suatu kalimat dapat hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.
Dalam sebuah kalimat kita akan menemui beberapa keasalan atau ketidak efektifan. Beberapa
kesalahan yang terjadi dalam kalimat diantaranya kalimat kontaminasi, ketidak jelasan unsur ‘S’ dan ‘P’
dalam kalimat, gejala pleonasme, dan penggunaan kata yang salah dalam kalimat.
B. Saran
Setelah menyusun makalah ini kami mengharapkan bahwa akan semakin banyak rekan – rekan
yang dapat meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang struktur kalimat, unsur kalimat,
jenis kalimat dan fungsi kalimat. Supaya tidak adanya lagi kesalahan atau ketidak efektifan pada kalimat
yang rekan – rekan buat.
DAFTAR PUSTAKA