Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Segala puja hanya bagi Allah yang Maha Pengasi lagi Maha Penyayang. Berkat
limpahan karunia nikmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang bertajuk “Tata
Kata dan Diksi” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan,
arahan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan banyak terima kasih
atas segala partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini.

Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan


kekeliruan di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun
isi. Sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari
pembaca.

Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk masyarakat umumnya, dan untuk saya sendiri khususnya.

Batam, Oktober 2018

DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Harus diakui saat ini orang sering mengesampingkan pentingnya penggunaan


bahasa, terutama dalam tata cara pemilihan kata atau diksi. Kita pun sering mengalami
kesalahan. Hal itu terjadi karena kita tidak mengetahui pentingnya menguasai bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Penggunaan diksi sangat penting agar terciptanya
komunikasi yang efektif. Hal itu agar terciptanya komunikasi yang efektif dan efisien dan
untuk menghindari kesalah pahaman saat berkomunikasi. Manusia merupakan makhluk
sosial sehingga kita tidak dapat terlepas dariberkomunikasi dengan sesama dalam setiap
aktivitas kehidupan. Tetapi tidak jarang pula ketika sedang berkomunikasi
lawan komunikasi saat berkomunikasi mengalami kesulitan menangkap informasi, hal
ini terjadi karena kata yang digunakan kurang tepat ataupun rancu sehingga menimbulkan
kesalahpahaman.

Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari
satu atau lebih morfem. Kata adalah merupakan bahasa terkecil yang dapat berdiri
sendiri. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks.
Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.

Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) memiliki “cara


tersendiri” dalam mendefisikan “kata”. Pertama, pengertian kata adalah unsur bahasa
yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan
pikiran yang dapat di gunakan dalam berbahasa. Pengertian kata juga sebanding dengan
pengertian ujar atau bicara

Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan
dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata,
melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi
yang ingin disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi
namun juga digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata
(diksi) mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.

Dalam makalah ini, kami berusaha menjelaskan mengenai tata kata dan diksi yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik. Hal itu dilakukan untuk meminimalisir
kesalahan yang terjadi saat berkomunikasi.
1.2 Rumusan masalah

- Apa pengertian Kata

- Apa jenis – jenisnya?

- Apa saja bentuk kata dalam B. Indonesia?

- Pengertian Diksi atau pilihan kata

- Pembagian Diksi atau pilihan kata

1.3 Tujuan

- Mengetahui pengertian kata dan diksi

- Mampu menggunakan bahasa yang tepat dalam berkomunikasi.

- Menambah wawasan berbahasa Indonesia.


BAB II

ISI

PENGERTIAN KATA

Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari
satu atau lebih morfem. Kata adalah merupakan bahasa terkecil yang dapat berdiri
sendiri. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks.
Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.

Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) memiliki “cara


tersendiri” dalam mendefisikan “kata”. Pertama, pengertian kata adalah unsur bahasa
yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan
pikiran yang dapat di gunakan dalam berbahasa. Pengertian kata juga sebanding dengan
pengertian ujar atau bicara.

Dalam pengunaan sebuah kalimat pasti di dalam nya terdapat untur unsur kata yang di
pergunakan dalam menyampaikan atau memberikan suatu pendapat ataupun informasi.
Jenis jenis katapun memiliki banyak jenis yang dapat di bedakan sebagai berikut :

1. Kata kerja (verba)

2. Kata benda (nomina)

3. Kata ganti (pronomina)

4. Kata bilangan (numeralia )

5. Kata sifat (adjektiva)

6. Kata keterangan (adverbia)

7. Kata sandang (artikel)

8. Kata depan (proposisi)

9. Kata penghubung(konjungsi)

10. Kata seru (injeksi)


 Kata Kerja

Kata kerja sendiri di bagi menjadi bebrapa jenis seperti di bawah ini:

 Kata kerja bentuk dasar: kata yang menyatakan makna perbuatan, tindakan
pekerjaan atau keadaan. Contoh: makan, minum, pergi, lari, dan singgah.
 Kata kerja bentuk turunan: contoh: lari-lari, makan-makan, sorak-sorai
 Kata kerja bentuk pemajemukan contoh: membagi rata, memukul mundur
 Kata kerja bentuk pengimbuhan contoh: membaca, bernyanyi, dihadiri.

 Kata Benda

kata benda sendiri di bagi menjadi dua, yaitu kata benda konkret dan abstrak, kata benda
dasar dan tunan.

 Kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda dan konsep
atau pengertian.
 Kata benda konkret adalah nama benda yang dapat di tangkap dengan panca indra
contoh: hasan, bandung, musi, galunggung.
 Kata benda abstrak adalah nama-nama benda yang tidak dapat di tangkap dengan
panca indra. Contoh: kebahagian, pembelian dan penghijauan.
 Kata benda bentuk dasar dan turunan. Contoh kata-kata bentuk dasar : gambar,
pisau, bawang.
 Kata benda bentuk turunan contoh: kendaraan , perumahan , hadirin

 Kata Ganti

Kata ganti (pronomina) adalah kata yang menggantikan kata benda atau kata yang di
bendakan.

Kata ganti orang.

 pertama: saya, aku dan daku, kami, kita.


 kedua: engkau, kamu, anda, kalian, kamu, sekalian.

Kata ganti petunjuk

 petunjuk umum: ini, itu.


 Petunjuk tempat: sini, sana.
 petunjuk ikhwal: begini, begitu.
 petunjuk tak tentu: sesuatu, seseorang.

Kata ganti tanya : siapa, apa, bagaimana, mengapa.

 Kata Bilangan

Kata bilangan adalah : kata yang di gunakan untuk menghitung banyaknya wujud, orang
binatang, benda dan konsep. Kata bilangan dapat di bedakan atas :

 Kata bilangan pokok. Contoh : nol, satu, dua, tiga


 Kata bilangan tingkat. Contoh : kesatu, kesepuluh, keseratus
 Kata bilangan pecahan : seperdua, separuh

 Kata Sifat

Kata Sifat Adalah kata yang di gunakan untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang,
binatang atau benda.

 Kata sifat bentuk dasar : asin, cerah , kecil, malang


 Kata sifat bentuk turunan : alami, insani, jasmaniah

 Kata keterangan

Kata Keterangan adalah kata yang memberui keterangan pada kata lainnya

 Kata keterangan berdasarkan bentuknya : sangat, lebih, terlalu, diam-diam, habis-


habisan.
 Berdasarkan letaknya: lebih, Sangat

 Kata Sandang

Kata Sandang adalah: kata sandang sebagai penentu bagi kata benda

 Makna tunggal: sang, hang, sri


 Makna kelompok: para
 Netral: si
 Kata depan

Kata Depan adalah kata pembentuk frase propesional

 Peruntukan : bagi , untuk, guna


 Hubungan asal,arah : dari
 Pelaku : oleh
 Waktu : pada
 Peristiwa : tentang

 Kata penghubung

Kata Hubungan adalah yang fungsinya menghubungkan bagian bagian kalimat

 Hubungan penambahan : dan serta


 Pemilikan : atau
 Perlawanan :tetapi
 Tujuan : agar,supaya

 Kata seru

Kata Seru adalah kata yang mengungkapakan cetusan perasaan atau emosi

 Bernada Negatif : cis , cih, bah dll


 Positip : asyik, aduhai, amboi
 Keheranan : ai, lh, astaga
 Netral: hai, he, wah

BENTUK KATA DALAM B. INDONESIA

A. Kata Dasar

Yaitu Kata yang belum mempunyai imbuhan. Contohnya, bagi, pilih, benar, salah, dsb.

B. Kata Turunan

adalah Kata dasar yang sudah memiliki imbuhan. Contoh, satu => bersatu, disatukan.

C. Kata Majemuk

adalah Dua kata yang memiliki arti berbeda, tetapi memiliki makna yang sama ketika
disatukan. Contoh, Sapu-tangan => Sapu tangan, kaca-mata => kacamata.
D. Kata Ulang

a. Kata Ulang Dasar adalah kata ulang yang menggunakan kata dasar.
Contohnya, Sama-sama, anak-anak, hati-hati, dsb.

b. Kata Ulang Imbuhan adalah kata ulang dasar yang sudah menggunakan
imbuhan depan ataupun belakang. Contohnya, bersama-sama, berjalan-jalan,
bermacam-macam, dsb.

c. Kata Ulang Seluruh adalah kata ulang berubah bunyi, baik itu perubahan bunyi
vokal maupun bunyi konsonan. Contohnya, bolak-balik, gerak-gerik, kelap-kelip,
dsb.

E. Kata Denotatif adalah Maknanya bersifat umum dan secara langsung menunjukan
makna yang sebenarnya (lugas).

F. Kata Konotatif adalah Bukan makna sebenarnya, menggunakan kiasan.


Contohnya, panjang tangan, bunga desa, dsb.

G. Kata Kerja

Adalah Kata yang menyatukan perbuatan atau tindakan, proses keadaan yang bukan
merupakan sifat. Macam-macam kata verba adalah:

1. Verba Dasar (Bebas). Verba dasar adalah verba yang berupa morfem dasar
bebas. Contohnya adalah Mereka sedang duduk, Dia sedang mandi, Dia baru
saja tidur.

2. Verba Turunan. Verba turunan adalah verba yang mengalami proses


morfologi ataupun gramatikalisasi. Verba turunan terdiri dari verba berafiks,
verba bereduplikasi, verba berkonyugasi, verba berkomposisi.

3. Verba Intransitif. Verba Intransitif adalah verba yang tidak membutuhkan


objek. Contohnya, mereka tidak berbicara, mereka tidak pulang, dsb.

4. Verba Transitif. Verba Transitif adalah verba yang membutuhkan objek.


Verba transitif terdiri dari verba monotransitif, verba dwitransitif, dan verba
ditransitif. Contoh verba monotransitif, dia menulis surat, dia membaca puisi,
dia gemar bermain game. Contoh verba dwitransitif, ibu memberi adik kue,
dia mengirimi saya sepucuk surat. Contoh verba ditransitif, dia tidak tidur
semalam suntuk, dia duduk didepan rumahnya.
5. Verba Aktif. Verba Aktif adalah verba yang subjeknya berperan sebagai
pelaku atau penanggap. Umumnya verba aktif berprefiks men-, ber-, atau
tanpan prefiks. Contohnya, ibu sedang menasehati kami, kakan membuatkan
adik kue.

6. Verba Pasif. Verba Pasif adalah verba yang subyeknya berperan sebagai
penderita, sasaran, atau hasil. Verba Pasif umumnya ditandai dengan prefiks-
di. Contohnya, dia dipukul ayahnya karena nakal, kemarin dia kehujanan
ketika pulang dari rumah pamannya.

7. Verba Antiaktif. Verba Antiaktif adalah verba pasif yang tidak dapat diubah
menjadi verba aktif, dan subjeknya merupakan penanggap (yang merasakan,
menderita, mengalami). Contohnya, Amin kena pukul ibunya, saya kena
marah tadi.

8. Verba Antipasif. Verba Antipasif adalah verba yang tidak dapat diubah
menjadi verba pasif. Contohnya, dia benci akan ketidak adilan, anak itu haus
akan kasih sayang orang tuanya.

9. Verba Resiprokal. Verba Resiprokal adalah verba yang menyatakan


perbuatan yang dilakukan oleh dua pihak, dan perbuatan tersebut dilakukan
dengan saling berbalasan. Contohnya, mereka saling berpegangan tangan,
mereka saling memukul.

10. Verba Nonresiprokal. Verba Nonresiprokal adalah verba yang tidak


menyatakan perbuatan yang dilakukan oleh dua pihak dan saling berbalasan.
Contohnya, ibu itu sedang mencari anaknya yang hilang, dia berlari kencang
karena dikejar anjing.

11. Verba Reflektif. Verba Reflektif adalah verba yang kedua argumennya
mempunyai referen yang sama. Verba reflektif mempunyai dua bentuk, yaitu
yang berprefiks ber-, dan yang nominanya berpadu dengan prefiks tersebut,
dan yang berprefiks men-, bersufik-kan, -an, berobjek diri. Contohnya, dia
sedang berjemur di pantai, dia sedang berdandan.

12. Verba Nonreflektif. Verba Nonreflektif adalah verba yang kedua argumennya
mempunyai referen yang berlainan, verba nonreflektif dapat dibedakan atas
verba kopulatif dan verba ekuatif.

13. Verba Kopulatif. Verba Kopulatif adalah verba yang mempunyai potensi
untuk ditinggalkan tanpa mengubah konstruksi predikatif yang bersangkutan.
Contohnya, dia merupakan sosok pemimpin yang bertanggung jawab,dia
adalah putri ketiga pak Budi.

14. Verba Ekuatif. Verba Ekuatif adalah verba yang mengungkapkan ciri salah
satu argumennya.

Dan masih banyak lagi verba lainnya.

H. Kalimat Induktif adalah paragraf yang di awali dengan menjelaskan masalah di


akhiri kesimpulan. Contoh paragraf Induktif :

Setiap hari Abo selalu pulang malam sekitar jam 20.00. Sangat tak masuk akal jika
seorang pelajar pulang malam. Diapun tak pernah belajar. Hidupnya selalu dipenuhi
dengan gemerlapnya dunia malam. Tak ada kata susah di dalam pikirannya. Maka dari itu
sangat wajar sekali jika Abo tidak naik kelas.

I. Kalimat Deduktif

adalah paragraf yang diawali dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama
yang bersifat umum kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas yang bersifat khusus.
Contoh paragraf Deduktif :

Emas merupakan produk investasi yang diyakini dapat menangkal inflasi. Sejarah
membuktikan bahwa emas hampir selalu akan diborong orang apabila terjadi kepanikan
yang dapat membahayakan ekonomi negara (inflasi tinggi, krisis keuangan, ataupun
perang). Seperti pada saat terjadi perang teluk, harga emas dunia, batangan logam
mulia langsung terdongkrak seiring kenaikan harga minyak mentah dunia.

.J. Kalimat Transitif

adalah kalimat yang memerlukan objek.

Contohnya: saya menulis buku, saya makan nasi goreng dan sebagainya.

K. Kalimat Intransitif

adalah kalimat yang tidak memerlukan objek.

Contohnya: saya makan di kantin, saya duduk di depan kelas dan sebagainya.
Pengertian Diksi Menurut Para Ahli

Agar lebih memahami apa arti diksi, maka kita bisa merujuk kepada pendapat beberapa
ahli. Berikut ini adalah pengertian diksi menurut para ahli:

1. Harimurti

Menurut Harimurti pengertian diksi adalah pilihan kata dan kejelasan lafal untuk
memperoleh efek tertentu dalam berbicara di depan umum atau dalam mengarang.

2. Gorys Keraf

Menurut Gorys Keraf definisi diksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

 Diksi adalah pilihan kata atau mengenai pengertian kata-kata mana yang
digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan, penggungkapan yang tepat, dan
gaya penyampaian kata yang lebih baik sesuai situasi.

 Diksi merupakan kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna


dari gagasan yang disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang
sesuai dengan situasi, serta nilai dari suatu rasa yang dimiliki kelompok
masyarakat, pendengar, dan pembaca.

3. Susilo Mansurudin

Menurut Susilo Mansurudin pengertian diksi adalah pilihan kata. Pemakaian diksi yang
tepat, cermat, dan benar dapat membantu memberi nilai pada suatu kata. Pilihan kata
yang sesuai dalam kata lain adalah tepat untuk mencegah kesalahan penafsiran yang
berbeda.

4. Widyamartaya

Menurut Widyamartaya definisi diksi adalah kemampuan seseorang dalam membedakan


secara tepat suatu nuansa-nuansa makna yang tepat dengan gagasan yang

disampaikannya, dan kemampuan tersebut yang sesuai dengan kehendak dengan situasi
dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat dan pendengar atau pembaca.

5. Enre

Menurut Enre, pengertian diksi adalah penggunaan kata yang sesuai dalam mewakili
pikiran dan juga perasaan yang ingin dinyatakan dalam suatu pola untuk kalimat.

6. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)


Pengertian diksi menurut KBBI adalah pemilihan kata yang memiliki makna tepat dan
selaras atau dalam penggunannya memiliki kecocokan dalam mengungkapkan gagasan
dengan pokok pembicaraan, peristiwa dan khalayak pembaca atau pendengar pilihan
kata.

Memilih kata-kata yang cocok dan tepat untuk digunakan dalam mengungkapkan
gagasan atau ide. Dan menyangkut persoalan fraseologi (cara memakai kata kata atau
frasa didalam konstruksi yang lebih luas, baik dalam bentuk tulisan maupun ujaran yang
mencakup persoalan kata-kata dalam pengelompokkan atau susunannya atau menyangkut
cara-cara yang khusus berbentuk ungkapan-ungkapan), ungkapan, dan gaya bahasa.

Persyaratan pemilihan kata

1. Bedakan secara cermat kata kata denotatif dan konotatif; bersinonim dan hampir
bersinonim; kata kata yang mirip dalam ejaannya seperti: bawa-bawah-bahwa

2. hindari kata kata ciptaan sendiri atau mengutip kata kata terkenal yang belum
diterima di masyarakat

3. waspadalah dalam menggunakan kata kata yang berakhiran asing atau bersufiks
bahasa asing, seperti: biologi-biologis

4. gunakan kata kata depan secara idiomatik, sepeti kata ingat seharusnya ingat akan
bukan ingat terhadap

5. bedakan kata khusus dan kata umum

6. perhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata kata yang sudah dikenal

7. perhatikan kelangsungan pilihan kata.

Fungsi Diksi

Mengacu pada pengertian diksi di atas, fungsi diksi adalah agar pemilihan kata dan cara
penyampaiannya dapat dilakukan dengan tepat sehingga orang lain mengerti maksud
yang disampaikan.

Diksi juga berfungsi untuk memperindah suatu kalimat. Misalnya diksi dalam suatu
cerita, dengan diksi yang baik maka penyampaian cerita dapat dilakukan secara runtut,
menjelaskan tokoh-tokoh, mendeskripsikan latar dan waktu, dan lain sebagainya.
Secara umum, berikut ini adalah beberapa fungsi diksi:

 Membantu audiens atau pembaca mengerti apa yang disampaikan penulis atau
pembicara.

 Menciptakan aktivitas komunikasi yang lebih efektif dan efisien.

 Menyampaikan gagasan atau ide dengan tepat.

 Menjadi lambang ekspresi yang ada pada suatu gagasan.

Jenis-Jenis Diksi dan Contohnya

 Diksi Berdasarkan Maknanya

1. Makna Denotatif

Yang dimaksud dengan denotatif adalah makna yang sebenarnya dari suatu kata
atau kalimat. Berikut ini contoh diksi bermakna denotatif:

 Ryan sering “kerja keras” untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik.
 Robby adalah seorang yang “gemar membantu”, dia disukai banyak orang.

2. Makna Konotatif

Konotatif adalah kata atau kalimat yang memiliki arti bukan sebenarnya. Berikut
ini contoh diksi dengan makna konotatif:

 Rio harus “membanting tulang” untuk menghidupi keluarganya.


 Hanny adalah seorang “kutu buku”, itu sebabnya ia banyak tahu tentang
berbagai hal
 Romeo suka berinvestasi sejak dulu, tahun ini ia mendapat “durian runtuh”.

3. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal

Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, sesuai dengan hasil
observasi alat indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita.
Contohnya, kata "tikus". Makna leksikalnya adalah binatang yang menyebabkan
timbulnya penyakit (Tikus itu mati diterkam kucing).

Sedangkan makna gramatikal adalah makna yang digunakan untuk menyatakan


makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal [sesuai dengan tata bahasa; menurut
tata bahasa, Red], untuk menyatakan makna jamak bahasa Indonesia, menggunakan
proses reduplikasi seperti kata: buku, yang bermakna "sebuah buku", menjadi buku-buku
yang bermakna "banyak buku".

4. Makna Konseptual dan Makna Asosiatif

Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah lema [kata atau frasa
masukan dalam kamus di luar definisi atau penjelasan lain yang diberikan dalam entri,
Red] terlepas dari konteks atau asosiasi apa pun. Contohnya, kata "kuda". Makna
konseptualnya adalah sejenis binatang berkaki empat yang bisa dikendarai.

Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata yang
berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan suatu yang berada di luar bahasa.
Contohnya, kata "melati" berasosiasi dengan sesuatu yang suci atau kesucian. Kata
"merah" berasosiasi "berani" atau paham komunis.

5. Makna Idiomatikal dan Peribahasa

Idiom adalah satuan-satuan bahasa (ada berupa baik kata, frasa, maupun kalimat)
maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal, baik unsur-unsurnya maupun
makna gramatikal satuan-satuan tersebut. Contohnya, kata "ketakutan", "kesedihan",
"keberanian", dan "kebimbangan" memiliki makna hal yang disebut makna dasar. Kata
"rumah kayu" bermakna, rumah yang terbuat dari kayu.

Makna peribahasa adalah makna yang masih dapat ditelusuri atau dilacak dari
makna unsur-unsurnya karena adanya asosiasi antara makna asli dengan makna sebagai
peribahasa. Contohnya besar pasak dari pada tiang artinya ‘besar pengeluaran dari pada
pendapatan’. Makna pribahasa ini bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan,
maka bisanya juga disebut dengan nama perumpamaan. Kata yang sering digunakan
dalam peribahasa yaitu kata seperti, bagai, bak, laksana, umpama, tetapi ada juga
peribahasa yang tidak menggunakan kata-kata tersebut namun kesan peribahasanya tetap
tampak.
 Diksi Berdasarkan Leksikal

1. Sinonim

Sinonim adalah kata yang mempunyai arti yang sama dengan kata lain. Berikut ini
contoh sinonim,

 Bahagia = Senang

 Matahari = Mentari

 Cantik = Elok

 Lezat = Enak

 Pintar = Pandai

2. Antonim

Antonim adalah kata yang memiliki arti berlawanan dengan kata lain. Berikut contoh
antonim:

 Naik x Turun

 Besar x Kecil

 Banyak x Sedikit

 Tinggi x Rendah

 Gelap x Terang

 Cepat x Lambat

 Bagus x Jelek

 Mahal x Murah

3. Homonim

Homonim adalah kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama namun artinya berbeda
satu sama lain. Berikut contoh homonim,

 Bulan itu terlihat bulat penuh malam ini


 Semua karyawan mendapatkan gaji setiap bulan

Kata bulan pada kedua kalimat tersebut memiliki arti yang berbeda walaupun ejaan dan
lafalnya sama.

4. Homofon

Homofon adalah kata yang memiliki ejaan dan makna yang berbeda, namun lafal sama.
Berikut contoh homofon,

 Anton menabung uangnya di Bank secara rutin

 Bang Anton bekerja di perusahaan pembiayaan

Kata “Bank” dan “Bang” pada kalimat di atas memiliki lafal yang sama, namun ejaan
dan maknanya berbeda.

5. Homograf

Homograf adalah kata yang memiliki lafal dan arti yang berbeda, namun ejaannya sama.
Berikut contoh homograf,

 Makanan favorit wanita itu adalah tahu goreng

 Wanita itu tidak tahu kalau hari ini libur

Kata “Tahu” pada kalimat di atas ejaannya sama, tapi memiliki arti yang berbeda.

6. Polisemi

Polisemi adalah kata yang memiliki lebih dari satu arti. Berikut contoh polisemi,

 Para nasabah yang menabung di Bank akan mendapat bunga setiap bulan

 Andini adalah salah satu bunga desa yang paling cantik

Kata “Bunga” pada kalimat di atas memiliki arti yang berbeda walaupun menggunakan
kata yang sama.

7. Hipernim dan Hiponim


Hipernim adalah kata yang dapat mewakili banyak kata lainnya. Sedangkan hiponim
adalah kata yang dapat terwakili oleh kata hipernim.

Berikut contoh hipernim dan hiponim,

 Di kebun binatang itu terdapat banyak binatang liar, misalnya gajah, singa, buaya,
rusa, kuda, dan lain-lain.

Pada kalimat di atas, binatang liar merupakan hipernim. Sedangkan kata hiponim gajah,
singa, buaya, rusa, kuda, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad dan Aleka. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana.

Adi, Tri. 2007. Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Alex dan Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Penada Media

group.

Amran, Tasai. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: CV Akademika Pressindo.

Gani, Ramlan A dan Mahmudah Fitriyah ZA. 2007. Pembinaan Bahasa Indonesia. Jakarta :

FITK Press.

Gani, Ramlan A dan Mahmudah Fitriyah ZA. 2010. Disiplin Berbahasa Indonesia.

Jakarta: FITK.

Heryati, Yeti, Cecep Wahyu, Enung K. Rukianti, Heri Jauhari. 2013. Bahasa Indonesia.

Bandung : BCM Digital Printing.

Rahaedi, kunjana. 2010. Bahasa Indonesia Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai