Segala puja hanya bagi Allah yang Maha Pengasi lagi Maha Penyayang. Berkat
limpahan karunia nikmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang bertajuk “Tata
Kata dan Diksi” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan,
arahan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan banyak terima kasih
atas segala partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini.
Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk masyarakat umumnya, dan untuk saya sendiri khususnya.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari
satu atau lebih morfem. Kata adalah merupakan bahasa terkecil yang dapat berdiri
sendiri. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks.
Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan
dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata,
melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi
yang ingin disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi
namun juga digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata
(diksi) mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.
Dalam makalah ini, kami berusaha menjelaskan mengenai tata kata dan diksi yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik. Hal itu dilakukan untuk meminimalisir
kesalahan yang terjadi saat berkomunikasi.
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
ISI
PENGERTIAN KATA
Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari
satu atau lebih morfem. Kata adalah merupakan bahasa terkecil yang dapat berdiri
sendiri. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks.
Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.
Dalam pengunaan sebuah kalimat pasti di dalam nya terdapat untur unsur kata yang di
pergunakan dalam menyampaikan atau memberikan suatu pendapat ataupun informasi.
Jenis jenis katapun memiliki banyak jenis yang dapat di bedakan sebagai berikut :
9. Kata penghubung(konjungsi)
Kata kerja sendiri di bagi menjadi bebrapa jenis seperti di bawah ini:
Kata kerja bentuk dasar: kata yang menyatakan makna perbuatan, tindakan
pekerjaan atau keadaan. Contoh: makan, minum, pergi, lari, dan singgah.
Kata kerja bentuk turunan: contoh: lari-lari, makan-makan, sorak-sorai
Kata kerja bentuk pemajemukan contoh: membagi rata, memukul mundur
Kata kerja bentuk pengimbuhan contoh: membaca, bernyanyi, dihadiri.
Kata Benda
kata benda sendiri di bagi menjadi dua, yaitu kata benda konkret dan abstrak, kata benda
dasar dan tunan.
Kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda dan konsep
atau pengertian.
Kata benda konkret adalah nama benda yang dapat di tangkap dengan panca indra
contoh: hasan, bandung, musi, galunggung.
Kata benda abstrak adalah nama-nama benda yang tidak dapat di tangkap dengan
panca indra. Contoh: kebahagian, pembelian dan penghijauan.
Kata benda bentuk dasar dan turunan. Contoh kata-kata bentuk dasar : gambar,
pisau, bawang.
Kata benda bentuk turunan contoh: kendaraan , perumahan , hadirin
Kata Ganti
Kata ganti (pronomina) adalah kata yang menggantikan kata benda atau kata yang di
bendakan.
Kata Bilangan
Kata bilangan adalah : kata yang di gunakan untuk menghitung banyaknya wujud, orang
binatang, benda dan konsep. Kata bilangan dapat di bedakan atas :
Kata Sifat
Kata Sifat Adalah kata yang di gunakan untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang,
binatang atau benda.
Kata keterangan
Kata Keterangan adalah kata yang memberui keterangan pada kata lainnya
Kata Sandang
Kata Sandang adalah: kata sandang sebagai penentu bagi kata benda
Kata penghubung
Kata seru
Kata Seru adalah kata yang mengungkapakan cetusan perasaan atau emosi
A. Kata Dasar
Yaitu Kata yang belum mempunyai imbuhan. Contohnya, bagi, pilih, benar, salah, dsb.
B. Kata Turunan
adalah Kata dasar yang sudah memiliki imbuhan. Contoh, satu => bersatu, disatukan.
C. Kata Majemuk
adalah Dua kata yang memiliki arti berbeda, tetapi memiliki makna yang sama ketika
disatukan. Contoh, Sapu-tangan => Sapu tangan, kaca-mata => kacamata.
D. Kata Ulang
a. Kata Ulang Dasar adalah kata ulang yang menggunakan kata dasar.
Contohnya, Sama-sama, anak-anak, hati-hati, dsb.
b. Kata Ulang Imbuhan adalah kata ulang dasar yang sudah menggunakan
imbuhan depan ataupun belakang. Contohnya, bersama-sama, berjalan-jalan,
bermacam-macam, dsb.
c. Kata Ulang Seluruh adalah kata ulang berubah bunyi, baik itu perubahan bunyi
vokal maupun bunyi konsonan. Contohnya, bolak-balik, gerak-gerik, kelap-kelip,
dsb.
E. Kata Denotatif adalah Maknanya bersifat umum dan secara langsung menunjukan
makna yang sebenarnya (lugas).
G. Kata Kerja
Adalah Kata yang menyatukan perbuatan atau tindakan, proses keadaan yang bukan
merupakan sifat. Macam-macam kata verba adalah:
1. Verba Dasar (Bebas). Verba dasar adalah verba yang berupa morfem dasar
bebas. Contohnya adalah Mereka sedang duduk, Dia sedang mandi, Dia baru
saja tidur.
6. Verba Pasif. Verba Pasif adalah verba yang subyeknya berperan sebagai
penderita, sasaran, atau hasil. Verba Pasif umumnya ditandai dengan prefiks-
di. Contohnya, dia dipukul ayahnya karena nakal, kemarin dia kehujanan
ketika pulang dari rumah pamannya.
7. Verba Antiaktif. Verba Antiaktif adalah verba pasif yang tidak dapat diubah
menjadi verba aktif, dan subjeknya merupakan penanggap (yang merasakan,
menderita, mengalami). Contohnya, Amin kena pukul ibunya, saya kena
marah tadi.
8. Verba Antipasif. Verba Antipasif adalah verba yang tidak dapat diubah
menjadi verba pasif. Contohnya, dia benci akan ketidak adilan, anak itu haus
akan kasih sayang orang tuanya.
11. Verba Reflektif. Verba Reflektif adalah verba yang kedua argumennya
mempunyai referen yang sama. Verba reflektif mempunyai dua bentuk, yaitu
yang berprefiks ber-, dan yang nominanya berpadu dengan prefiks tersebut,
dan yang berprefiks men-, bersufik-kan, -an, berobjek diri. Contohnya, dia
sedang berjemur di pantai, dia sedang berdandan.
12. Verba Nonreflektif. Verba Nonreflektif adalah verba yang kedua argumennya
mempunyai referen yang berlainan, verba nonreflektif dapat dibedakan atas
verba kopulatif dan verba ekuatif.
13. Verba Kopulatif. Verba Kopulatif adalah verba yang mempunyai potensi
untuk ditinggalkan tanpa mengubah konstruksi predikatif yang bersangkutan.
Contohnya, dia merupakan sosok pemimpin yang bertanggung jawab,dia
adalah putri ketiga pak Budi.
14. Verba Ekuatif. Verba Ekuatif adalah verba yang mengungkapkan ciri salah
satu argumennya.
Setiap hari Abo selalu pulang malam sekitar jam 20.00. Sangat tak masuk akal jika
seorang pelajar pulang malam. Diapun tak pernah belajar. Hidupnya selalu dipenuhi
dengan gemerlapnya dunia malam. Tak ada kata susah di dalam pikirannya. Maka dari itu
sangat wajar sekali jika Abo tidak naik kelas.
I. Kalimat Deduktif
adalah paragraf yang diawali dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama
yang bersifat umum kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas yang bersifat khusus.
Contoh paragraf Deduktif :
Emas merupakan produk investasi yang diyakini dapat menangkal inflasi. Sejarah
membuktikan bahwa emas hampir selalu akan diborong orang apabila terjadi kepanikan
yang dapat membahayakan ekonomi negara (inflasi tinggi, krisis keuangan, ataupun
perang). Seperti pada saat terjadi perang teluk, harga emas dunia, batangan logam
mulia langsung terdongkrak seiring kenaikan harga minyak mentah dunia.
Contohnya: saya menulis buku, saya makan nasi goreng dan sebagainya.
K. Kalimat Intransitif
Contohnya: saya makan di kantin, saya duduk di depan kelas dan sebagainya.
Pengertian Diksi Menurut Para Ahli
Agar lebih memahami apa arti diksi, maka kita bisa merujuk kepada pendapat beberapa
ahli. Berikut ini adalah pengertian diksi menurut para ahli:
1. Harimurti
Menurut Harimurti pengertian diksi adalah pilihan kata dan kejelasan lafal untuk
memperoleh efek tertentu dalam berbicara di depan umum atau dalam mengarang.
2. Gorys Keraf
Menurut Gorys Keraf definisi diksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
Diksi adalah pilihan kata atau mengenai pengertian kata-kata mana yang
digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan, penggungkapan yang tepat, dan
gaya penyampaian kata yang lebih baik sesuai situasi.
3. Susilo Mansurudin
Menurut Susilo Mansurudin pengertian diksi adalah pilihan kata. Pemakaian diksi yang
tepat, cermat, dan benar dapat membantu memberi nilai pada suatu kata. Pilihan kata
yang sesuai dalam kata lain adalah tepat untuk mencegah kesalahan penafsiran yang
berbeda.
4. Widyamartaya
disampaikannya, dan kemampuan tersebut yang sesuai dengan kehendak dengan situasi
dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat dan pendengar atau pembaca.
5. Enre
Menurut Enre, pengertian diksi adalah penggunaan kata yang sesuai dalam mewakili
pikiran dan juga perasaan yang ingin dinyatakan dalam suatu pola untuk kalimat.
Memilih kata-kata yang cocok dan tepat untuk digunakan dalam mengungkapkan
gagasan atau ide. Dan menyangkut persoalan fraseologi (cara memakai kata kata atau
frasa didalam konstruksi yang lebih luas, baik dalam bentuk tulisan maupun ujaran yang
mencakup persoalan kata-kata dalam pengelompokkan atau susunannya atau menyangkut
cara-cara yang khusus berbentuk ungkapan-ungkapan), ungkapan, dan gaya bahasa.
1. Bedakan secara cermat kata kata denotatif dan konotatif; bersinonim dan hampir
bersinonim; kata kata yang mirip dalam ejaannya seperti: bawa-bawah-bahwa
2. hindari kata kata ciptaan sendiri atau mengutip kata kata terkenal yang belum
diterima di masyarakat
3. waspadalah dalam menggunakan kata kata yang berakhiran asing atau bersufiks
bahasa asing, seperti: biologi-biologis
4. gunakan kata kata depan secara idiomatik, sepeti kata ingat seharusnya ingat akan
bukan ingat terhadap
6. perhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata kata yang sudah dikenal
Fungsi Diksi
Mengacu pada pengertian diksi di atas, fungsi diksi adalah agar pemilihan kata dan cara
penyampaiannya dapat dilakukan dengan tepat sehingga orang lain mengerti maksud
yang disampaikan.
Diksi juga berfungsi untuk memperindah suatu kalimat. Misalnya diksi dalam suatu
cerita, dengan diksi yang baik maka penyampaian cerita dapat dilakukan secara runtut,
menjelaskan tokoh-tokoh, mendeskripsikan latar dan waktu, dan lain sebagainya.
Secara umum, berikut ini adalah beberapa fungsi diksi:
Membantu audiens atau pembaca mengerti apa yang disampaikan penulis atau
pembicara.
1. Makna Denotatif
Yang dimaksud dengan denotatif adalah makna yang sebenarnya dari suatu kata
atau kalimat. Berikut ini contoh diksi bermakna denotatif:
Ryan sering “kerja keras” untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik.
Robby adalah seorang yang “gemar membantu”, dia disukai banyak orang.
2. Makna Konotatif
Konotatif adalah kata atau kalimat yang memiliki arti bukan sebenarnya. Berikut
ini contoh diksi dengan makna konotatif:
Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, sesuai dengan hasil
observasi alat indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita.
Contohnya, kata "tikus". Makna leksikalnya adalah binatang yang menyebabkan
timbulnya penyakit (Tikus itu mati diterkam kucing).
Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah lema [kata atau frasa
masukan dalam kamus di luar definisi atau penjelasan lain yang diberikan dalam entri,
Red] terlepas dari konteks atau asosiasi apa pun. Contohnya, kata "kuda". Makna
konseptualnya adalah sejenis binatang berkaki empat yang bisa dikendarai.
Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata yang
berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan suatu yang berada di luar bahasa.
Contohnya, kata "melati" berasosiasi dengan sesuatu yang suci atau kesucian. Kata
"merah" berasosiasi "berani" atau paham komunis.
Idiom adalah satuan-satuan bahasa (ada berupa baik kata, frasa, maupun kalimat)
maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal, baik unsur-unsurnya maupun
makna gramatikal satuan-satuan tersebut. Contohnya, kata "ketakutan", "kesedihan",
"keberanian", dan "kebimbangan" memiliki makna hal yang disebut makna dasar. Kata
"rumah kayu" bermakna, rumah yang terbuat dari kayu.
Makna peribahasa adalah makna yang masih dapat ditelusuri atau dilacak dari
makna unsur-unsurnya karena adanya asosiasi antara makna asli dengan makna sebagai
peribahasa. Contohnya besar pasak dari pada tiang artinya ‘besar pengeluaran dari pada
pendapatan’. Makna pribahasa ini bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan,
maka bisanya juga disebut dengan nama perumpamaan. Kata yang sering digunakan
dalam peribahasa yaitu kata seperti, bagai, bak, laksana, umpama, tetapi ada juga
peribahasa yang tidak menggunakan kata-kata tersebut namun kesan peribahasanya tetap
tampak.
Diksi Berdasarkan Leksikal
1. Sinonim
Sinonim adalah kata yang mempunyai arti yang sama dengan kata lain. Berikut ini
contoh sinonim,
Bahagia = Senang
Matahari = Mentari
Cantik = Elok
Lezat = Enak
Pintar = Pandai
2. Antonim
Antonim adalah kata yang memiliki arti berlawanan dengan kata lain. Berikut contoh
antonim:
Naik x Turun
Besar x Kecil
Banyak x Sedikit
Tinggi x Rendah
Gelap x Terang
Cepat x Lambat
Bagus x Jelek
Mahal x Murah
3. Homonim
Homonim adalah kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama namun artinya berbeda
satu sama lain. Berikut contoh homonim,
Kata bulan pada kedua kalimat tersebut memiliki arti yang berbeda walaupun ejaan dan
lafalnya sama.
4. Homofon
Homofon adalah kata yang memiliki ejaan dan makna yang berbeda, namun lafal sama.
Berikut contoh homofon,
Kata “Bank” dan “Bang” pada kalimat di atas memiliki lafal yang sama, namun ejaan
dan maknanya berbeda.
5. Homograf
Homograf adalah kata yang memiliki lafal dan arti yang berbeda, namun ejaannya sama.
Berikut contoh homograf,
Kata “Tahu” pada kalimat di atas ejaannya sama, tapi memiliki arti yang berbeda.
6. Polisemi
Polisemi adalah kata yang memiliki lebih dari satu arti. Berikut contoh polisemi,
Para nasabah yang menabung di Bank akan mendapat bunga setiap bulan
Kata “Bunga” pada kalimat di atas memiliki arti yang berbeda walaupun menggunakan
kata yang sama.
Di kebun binatang itu terdapat banyak binatang liar, misalnya gajah, singa, buaya,
rusa, kuda, dan lain-lain.
Pada kalimat di atas, binatang liar merupakan hipernim. Sedangkan kata hiponim gajah,
singa, buaya, rusa, kuda, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad dan Aleka. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana.
Adi, Tri. 2007. Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Alex dan Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Penada Media
group.
Gani, Ramlan A dan Mahmudah Fitriyah ZA. 2007. Pembinaan Bahasa Indonesia. Jakarta :
FITK Press.
Gani, Ramlan A dan Mahmudah Fitriyah ZA. 2010. Disiplin Berbahasa Indonesia.
Jakarta: FITK.
Heryati, Yeti, Cecep Wahyu, Enung K. Rukianti, Heri Jauhari. 2013. Bahasa Indonesia.