Anda di halaman 1dari 44

KosaKata dan Diksi

Disusun oleh:

Muhammad muklis (19531210)

Widia tri wahyuni (19531194)

Yudia yulesta (19531203)

Dosen pembimbing: Fidhia Andani M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP

TAHUN AJARAN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum wr. wb.

Puji syukur alhamdulillah pemakalah panjatkan ke hadirat Allah Swt Yang


Maha Esa yang telah melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat
besar sehingga akhirnya pemakalah bisa menyelesaikan tugas makalah tepat pada
waktunya, Sholawat beserta salam tak lupa pemakalah sampaikan kepada nabi allah
nabi Muhammad Saw yang mana yang telah membawa umat islam dari alam
jahiliyah menuju alam yang berlimpah dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Rasa terima kasih juga pemakalah ucapkan kepada Guru Pembimbing yang
selalu memberikan dukungan serta bimbingannya sehingga Makalah ini dapat
disusun dengan baik.

Pemakalah berharap makalah ini dapat menambah wawasan mengenai


Bahasa Indonesia terutama materi mengenai Kosakata Dan Diksi. Sehingga kita
saat berkomunikasi, kita dapat meminimalisir kesalah pahaman yang akan terjadi
yang dikarenakan bahasa yang kita gunakan.

Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang


sempurna. Pemakalah juga menyadari bahwa Makalah ini juga masih memiliki
banyak kekurangan. Maka dari itu Pemakalah mengharapkan saran serta masukan
dari para pembaca sekalian demi Pengunaan KosaKata dan Diksi yang lebih baik
lagi dari pada sebelumnya.

Curup,30 Oktober 2019

Pemakalah

2
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR ...............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I ........................................................................................................................4
PENDAHULUAN .....................................................................................................4
A. Latar belakang...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah .........................................................................................5
C. Tujuan ...........................................................................................................5
BAB II ......................................................................................................................6
PEMBAHASAN ........................................................................................................6
B. Batasan Kosa Kata dan Diksi .........................................................................9
C. Klarifikasi Kata Berdasarkan Diksi ............................................................. 27
BAB III ................................................................................................................... 42
PENUTUP .............................................................................................................. 42
A. Kesimpulan .................................................................................................. 42
B. Saran ........................................................................................................... 43
Daftar pustaka .................................................................................................... 44

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia memiliki bermacam-macam suku bangsa dan bahasa. Hal
itu juga disertai dengan bermacam-macam suku bangsa yang memiliki
banyak bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang
digunakan juga memiliki karakter berbeda-beda sehingga penggunaan
bahasa tersebut berfungsi sebagai sarana komunikasi dan identitas suatu
masyarakat tersebut. Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa terlepas dari
berkomunikasi dengan sesama dalam setiap aktivitas. Kosakata merupakan
salah satu aspek Bahasa yang sangat penting keberadaanya dalam
Komunikasi.
Kosakata di perlukan oleh setiap pemakai Bahasa untuk
menyalurkan gagasan atau ide dan pendapat, baik berkomunikasi secara
lisam maupun tulisan. Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai
ketika seseorang berkomunikasi dengan pihak lain tetapi pihak lawan bicara
kesulitan menangkap informasi dikarenakan pemilihan kata yang kurang
tepat.
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan
penentu keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan
hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana efek
kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan supaya
tidak rancu. Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi
namun juga digunakan dalam tulisan akademik seperti skripsi, tesis,
disertasi, jurnal, makalah, laporan dan lain-lain. Dalam penulisan akademik
harus teliti dalam memilih kata (diksi) karena dapat mempengaruhi
pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih. Untuk Dalam
makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai “Kosakata dan Diksi”.

4
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Kosa Kata dan Diksi
2. Batasan Kosa Kata dan Diksi
3. Klasifikasi Kata Berdasarkan Diksi
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Kosakata dan Diksi
2. Mengetahui Btasan Kosa Kata dan Diksi
3. Mengetahui Klasifikasi Berdasarkan Diksi

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kosa Kata dan Diksi


Kosakata merupakan salah satu aspek Bahasa yang sangat penting
keberadaannya dalam komunikasi. Kosakata di perlukan oleh setiap
pemakai Bahasa untuk menyalurkan gagasan atau ide dan pendapat, baik
saat berkomunikasi secara tulisan maupun lisan. Semakin banyak kosa kata
yang di miliki seseorang, maka akan semakin besar pula kemampuannya
dalammenggunakan Bahasa. Dengan begitu, kemampuan berbahsa
seseorang dapat di lihat dari kemampuannya dalam menguasai kosakata.
Kosakata atau yang di kenal juga dengan istilah inggrisnya
vocabulary merupakan himpunan kata-kata yang di kuasai seseorang dalam
keperluannya untuk menyusun kalimat-kalimat saat berkomunikasi. Dalam
kamus besar Bahasa Indonesia (2000: 597) kosakata di artikan sebagai
perbendaharaan kata.1
Lain halnya dengan Kridalaksana (1982: 127) menjelaskan bahwa
kosakata sama dengan leksikon, sedangkan yang di maksud dengan
leksikon adalah komponen Bahasa yang memuat secara informatif tentang
makna dan pemakaian kata dalam suatu Bahasa Kekayaan kosakata yang di
susun seseorang pembicara atau penulis Daftar kata yang di susun dengan
penjelasan singkat dan praktis.2
kosakata merupakan komponen Bahasa yang memuat daftar kata-
kata atau pembendaharaan kata beserta Batasannya yang pengunaannya
sesuai dengan makna dan fungsinya. Pembendaharaan kata atau kosakata
suatu Bahasa adalah keseluruhan kata yang di miliki oleh sebuah Bahasa.
Kemampuan dalam memilih kata untuk menyampaikan ide atau
gagasan dan kemampuan untuk menemukan bentuk kata yang sesuai dengan

1
Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama), 2000, hal
597.
2
Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik (Jakarta: Gramedia), 1982, hal 127

6
situasi dan nilai rasa sayang dimiliki oleh suatu masyarakat sangat
menentukan kualitas berbahasa seseorang. Pemilihan dan penggunaan
bentuk kata secara cermat dan tepat dapat mewakili pikiran dan persaan
penulis dan pembicara sehungga mengunggah pemikiran pembaca dan
pendengar secara tepat pula. Hal itu dikarenakan masing-masing kata
memiliki makna yang berbeda sehingga menimbulkan kesan yang berbeda
pula. Jadi, dengan memilih dan menggunakan kata secara tepat yang sesuai
dengan makna yang dikandungnya, bearti penulis telah memberikan
informasi yang tepat kepada pembaca dan pendengar.
memilih setiap kata memiliki makna dan nilai rasa yang berbeda.
Walaupun ada istilah “sinonim” (persamaan kata), tetapi tetap saja ada
perbedaan dalam penggunaan dan maknanya dalam suatu kalimat. misalnya
kata meninggal bersinonim dengan kata wafat, mungkar, mangkat, gugur
dan tewas. Dari contoh tersebut kita tahu bahwa tidak ada yang sama persis
mempunyai makna, penggunaan, dan nilai rasanya berbeda. Jadi, kita harus
memilih kata dengan tepat dan benar untuk menyampaikan pikiran kepada
orang lain.
Bagi mereka yang memiliki luas penguasaan kosakatanya akan
memiliki kemampuan yang tinggi dalam melihat perbedaan pada
penggunaan setiap sinonom kata tersebut. Orang yang luas penguasaan
kosakatanya akan memilih kata yang tepat dan kata yang paling harmonis
untuk mewakili maksud atau gagasannya. Secara umum, orang yang
penguasaan katanya tidak akan mengaanggap kata meneliti sama artinya
dengan kata menyelidiki, mengamati, dan menyidik. Akan tetapi, bagi orang
yang luas penguasaan kosakatanya tidak akan menganngap kata turunan
dari meneliti, sepertipenelitian, penyelidikan, pengamatan, dan penyidikan
itu merupakan kata yang bersinonim. Oleh karena itu, orang yang luas
penguasaan kosakatanya akan berusaha dan menetapakan secara cermat
kata mana yang tepat dalam sebuah konteks tertentu.3

3
Afnita dan zelvi Iskandar, Bahasa Indonesia, (Jakarta timur: PRENADAMEDIA
GROUP,2019). Hal, 64-65

7
Orang yang miskin penguasaanya kosakatanya akan sukit
menemukan kata yang tepat karena ia tidak tahu ada kata lain yang lebih
tepat untuk digunakan dan tidak tahu ada perbedaan pada masing-masing
kata yang bersinonim itu. Keterbatasan penguasaan kosakata itu sering kali
menimbulkan kelemahan pada seseorang dalam mengungkapkan suatu
maksud atau tujuan sehingga merendahkan mutu komunikasi yang
dilakukan. Walaupun pendengar dan pembaca dapat memahami maksud
penulis dan pembicara, tetapi tetap saja keterbatasan peguasaan kosakat
menjadi penghalang bagi penulis dan pembicara dalam mengaktualisasikan
dirinya. Keterbatasan penguasaan kosakata juga dialami ketika penulis dan
pembicara membutuhkan banyak kosakata untuk mengungkapkan pikiran
yang sedikit sehingga tidak heran banyak orang atau penulis yang sering
berbelit-belit dalam menyampaikan pikirannya kepada orang lain.
Keterbatasan dalam penguasaan kosakata dapat ditambah dengan banyak
membaca buku, menyimak atau mendengar berita, dan membaca kamus,
baik kamus umum, maupun kamus khusus (kamus sinonim, kamus istilah,
dan kamus ungkapan).4
Pilihan kata (Diksi)
Diksi ialah pilihan kata maksudnya, kita memilih kata yang tepat dan
selaras untuk menyatakan atau mengungkapkan gagasan sehingga
memperoleh efek tertentu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat
penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur
setiap hari. Ada beberapa pengertian diksi di antaranya adalah membuat
pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham
terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis, untuk
mencapai target komunikasi yang efektif, melambangkan gagasan yang
diekspresikan secara verbal, membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat

4
Afnita dan zelvi Iskandar, Bahasa Indonesia, (Jakarta timur: PRENADAMEDIA
GROUP,2019). Hal, 66

8
(sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau
pembaca.5
Diksi, dalam arti pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya
ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti “diksi” yang lebih
umum digambarkan dengan kata – seni berbicara jelas sehingga setiap kata
dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas
terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada
pemilihan kata dan gaya. menurut Harimurti dalam
kamus linguistic, menyatakan bahwa diksi adalah pilhan kata dan kejelasan
lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di dalam karang
mengarang. Selain pilihan kata yang teapat, efektivitas komunikasi
menuntut persyarata yang harus dimiliki oleh pengguna Bahasa, yaitu
kemampuan memilih kata yang sesuai dengan tuntunan komunikasi.
Pemilihan kata adalah kegiatan memilih kata yang paling tepat untuk
digunakan dalam suatu kalimat sesuai dengan maksud dan situasi yang
diinginkan (azhari, 2000: 26). Dalam menyusun kalimat, pemilihan kata
perlu dilakukan agar gagasan yang disampaikan dapat dipahami dengan
baik oleh orang lain.
B. Batasan Kosa Kata dan Diksi
1. Pilihan kata
a. Definisi pilihan kata
Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana
yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana
membentuk pengelompokkan kata-kata yang tepat untuk
menggunakan ungkapan –ungkapan.
Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat
nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan
kemampuan untuk menentukan bentuk yang sesuai(cocok) dengan
situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.

5
http://tugaskuliah15.blogspot.com/2015/10/makalah-bahasa-indonesia-diksi-atau.html
(Diakses 26 oktober 2019. 12:43 WIB)

9
Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh
penguasaan sejumlah besar kosakata dan pembendaharaanya kata
Bahasa itu.
Jadi, dari pendapat keraf ini dapat disimpulkan bahwa
pilihan kata tidak hanya mempersoalkan apakah pemilihan kata,
tetapi juga mempersoalkan apakah kata yang dipilih dan digunakan
tersebut diterima oleh pendengar atau pembaca dalam situasi
tertentu atau malah sebaliknya. Kata yang sudah kita anggap tepat
untuk menyampaikan suatu maksud tertentu belum tentu diterima
oleh pendengar ataupun sekelompok masyarakat yang diikat oleh
norma tertentu. Masyarakat yang diikat oleh norma tertentu
menginginkan agar setiap kata yang digunakan sesuai dengan situasi
atau norma-norma dimasyarakat.6
b. Gaya Bahasa
Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan
bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek
tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara
khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan
maupun tertulis. Majas adalah cara menampilkan diri dalam bahasa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gaya bahasa atau
majas adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam
tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri
bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam
menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun
tertulis. Dengan kata lain, gaya bahasa atau majas adalah cara khas
dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau
lisan. Kekhasan dari gaya bahasa ini terletak pada pemilihan kata-
katanya yang tidak secara langsung menyatakan makna yang
sebenarnya. Sedangkan menurut Prof.Dr.H.G. Tarigan bahwa majas

6
Afnita dan zelvi Iskandar, Bahasa Indonesia, (Jakarta timur: PRENADAMEDIA
GROUP,2019). Hal, 64

10
adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas
yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis.7
a. Unsur-Unsur Gaya Bahasa
a) Tema
Menurut Fananie (2001:84), tema adalah ide,
gagasan, pandangan hidup pengarang yang melatarbelakangi
ciptaan karya sastra. Karena sastra merupakan refleksi
kehidupan masyarakat, maka tema yang diungkapkan dalam
karya sastra bisa sangat beragam.8
Menurut Sugihastuti dan Suharto (2005:45), tema
adalah makna sebuah cerita yang secara khusus
menerangkan sebagian besar unsurnya dengan cara yang
sederhana. Tema menjadi salah satu unsur cerita rekaan yang
memberikan kekuatan dan sekaligus sebagai unsur
pemersatu semua fakta dan sarana cerita yang
mengungkapkan permasalahan kehidupan. Tema dapat
dirasakan pada semua fakta dan sarana cerita di sebuah
novel. Tema tidak dapat dipisahkan dari permasalahan
kehidupan yang direkam oleh karya sastra. Akan tetapi, tema
tidak sama dengan masalah.
Masalah adalah persoalan kehidupan yang harus
dipecahkan, sedangkan tema adalah sikap atau pandangan
hidup orang terhadap masalah tersebut (Sugihastuti dan
Suharto, 2005:46). Jadi, dapat disimpulkan bahwa tema
adalah ide, gagasan, dan makna yang terkandung dalam
sebuah cerita.

7
https://erwinmakalah.blogspot.com/2018/11/makalah-gaya-bahasa.html
(Diakses pada 29 oktober 2019. 14: 43 WIB)
8
Fananie, Zainuddin. Telaah sastra. (Surakarta: Muhammadiyah University press).
2001, hal 84.
8
Suharto, Edi. Membangun masyarakat memberdayakan rakyat (Bandung: Repika
aditama) 2005, hal 45-46

11
b) Tokoh
Penokohan dan perwatakan ini merupakan salah satu
hal yang kehadirannya dalam sebuah fiksi sangat penting dan
bahkan menentukan, karena tidak mungkin ada suatu karya
sastra tanpa adanya tokoh yang diceritakan dan tanpa adanya
tokoh yang bergerak yang akhirnya membentuk alur cerita
(Semi, 1984:28). 9
Sedangkan menurut Nurgiyantoro (2010: 165),
penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang
seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. dilakukan
dalam tindakan. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penokohan adalah
gambaran bagaimana watak seseorang dalam menampilkan
cerita dan perubahan yang terjadi pada diri seseorang
sehingga cerita lebih jelas.10

c) Latar
Latar merupakan unsur yang sangat penting pada
penentuan nilai estetik karya sastra. Latar sering disebut
sebagai atmosfer karya sastra (novel) yang turut mendukung
masalah, tema, alur, dan penokohan. Oleh karena itu, latar
merupakan salah satu fakta cerita yang harus diperhatikan,
dianalisis, dan dinilai. Semi (1984:46), menyatakan bahwa
latar atau landas tumpu (setting) cerita adalah lingkungan
tempat peristiwa terjadi. Termasuk di dalam latar ini adalah
tempat atau ruang yang dapat diamati, seperti di kampus, di
sebuah kapal yang berlayar ke Hongkong, di kafetaria, di
sebuah puskesmas, di dalam penjara, di Paris, dan

9
Teeuw, A. Sastra dan ilmu Sastra (Jakarta: Pustaka jaya) 1984 hal, 28.
10
Nurgiyantoro, Burhan. Teori pengkajian fiksi (Yogyakarta: Gadjah mada University
press), 2010, hal 165

12
sebagainya. Termasuk di dalam unsur latar atau landas
tumpu ini adalah waktu, hari, tahun, musim, atau periode
sejarah, misalnya di zaman perang kemerdekaan, di saat
upacara sekaten, dan sebagainya. Cerita fiksi tidak hanya
membutuhkan latar tempat dan waktu, tetapi juga di
masyarakat tempat cerita itu diangkat.11
b. Jenis-Jenis Gaya Bahasa
a) Majas/Gaya Bahasa Perbandingan
Majas perbandingan adalah gaya bahasa yang
menggunakan kata-kata kias untuk membandingkan dan
meningkatkan kesan dari suatu kalimat terhadap pembaca
atau pendengar. Majas perbandingan sendiri mempunyai 4
macam, yang dibagi berdasar cara mengambil
perbandingannya, yaitu:
b) Majas Perumpamaan atau Asosiasi
majas yang menggunakan gaya bahasa
membandingkan dua hal yang pada hakikatnya berbeda tapi
sengaja dianggap sama. Majas ini sering menggunakan kata
seumpama, seperti, bagai, bagaikan, dan laksana.
Contohnya sebagai berikut:
 Bagai mencari semut dalam jerami.
 Wajah Aisyah sendu laksana rembulan malam.
 Semangat Ubay membara bagaikan api.
 Mukamu indah seperti mentari.
c) Majas Metafora
Majas metafora adalah gaya bahasa yang
membandingkan sesuatu secara langsung tanpa kata
penghubung. sederhananya metafora adalah

11
Teeuw, A. Sastra dan ilmu Sastra (Jakarta: Pustaka jaya) 1984 hal, 46.

13
membandingkan dua hal secara langsung sehingga memiliki
makna baru.

Contohnya:

1. Ghilad menjadi Anak Emas Juragan Ahkong.


2. Varid adalah buah hati Vatih.
3. Denada adalah Kembang Desa Ngadirejo.
4. Sejak kapan Kholis menjadi Bintang Dunia?
5. Pesantren Sintesa adalah Gudang Ilmu Internet
Marketing.
d) Majas Personifikasi
Personifikasi adalah gaya bahasa yang
membandingkan benda-benda tak bernyawa dan
membuatnya seolah-olah memiliki sifat hidup, dan dapat
berbuat layaknya makhluk hidup.
Contoh:
 Peluru mengoyak tubuh Andi.
 Badai menerjang Jakarta.
 Peluit panjang wasit menjerit menandai berakhirnya
pertandingan futsal Sintesa vs Hidayatullah.
 Kabut tebal menyelimuti pemukiman di sebagian besar
desa Magetan.
e) Majas Alegori
Majas alegori adalah gaya bahasa yang menyatakan
perbandingan antara satu hal yang bertautan dengan hal lain.
Contoh:
 Suami adalah nahkoda, istri adalah juru mudi dalam
sebuah bahtera rumah tangga.

14
 Majas alegori juga sering berbentuk cerita yang
mengandung pesan-pesan moral.12
Contoh lainnya dalam bentuk yang lebih panjang;
Perjalanan hidup seseorang tak dapat ditebak, bak air
dalam sungai yang kadang menyusuri tebing-tebing, kadang-
kadang menabrak bebatuan, sesekali bermuara dalam
indahnya hilir, tak jarang pula berakhir diperairan dangkal.
Ciri-ciri Gaya Bahasa
Keraf (2010:113–115) mengungkapkan bahwa
sebuah gaya bahasa yang baik harus mengandung tiga unsur
berikut: kejujuran, sopan-santun, dan menarik. Ketiga unsur
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Kejujuran
Kejujuran dalam bahasa berarti kita mengikuti
aturan-aturan, kaidah-kaidah yang baik dan benar dalam
berbahasa. Pemakaian kata yang kabur dan tak terarah,
serta penggunaan kalimat yang berbelit-belit, adalah jalan
untuk mengundang ketidakjujuran. Pembicara atau
penulis tidak menyampaikan isi pikirannya secara terus
terang; ia seolah-olah menyembunyikan pikirannya itu di
balik rangkaian kata-kata yang kabur dan jaringan kalimat
yang berbelit-belit tak menentu. Bahasa adalah alat untuk
kita bertemu dan bergaul. Sebab itu, ia harus digunakan
pula secara tepat dengan memperhatikan sendi kejujuran.
b. Sopan-santun
Yang dimaksud dengan sopan-santun adalah
memberi penghargaan atau menghormati penghargaan
atau menghormati orang yang diajak bicara, khususnya

12
https://erwinmakalah.blogspot.com/2018/11/makalah-gaya-bahasa.html ( diakses pada
tanggal 29 oktober 2019. 16:17 WIB)

15
pendengar atau pembaca. Rasa hormat dalam gaya bahasa
dimanifestasikan melalui kejelasan dan kesingkatan
Menyampaikan sesuatu secara jelas berarti tidak
membuat pembaca atau pendengar memeras keringat
untuk mencari tahu apa yang ditulis atau dikatakan.
Kejelasan dengan demikian akan diukur dalam beberapa
butir kaidah berikut, yaitu:
1. kejelasan dalam struktur gramatikal kata dan kalimat;
2. kejelasan dalam korespodensi dengan fakta yang
diungkapkan melalui kata-kata atau kalimat tadi;
3. kejelasan dalam pengurutan ide secara logis;
4. kejelasan dalam penggunaan kiasan dan
perbandingan.
Kesingkatan dapat dicapai melalui usaha
unutk mempergunakan kata-kata secara efisien,
meniadakan penggunaan dua kata atau lebih yang
bersinonim secara longgar, menghindari tautologi;
atau mengadakan repetisi yang tidak perlu.
c. Menarik
Gaya bahasa yang menarik dapat diukur melalui
bebrapa komponen berikut: variasi, humor yang sehat,
pengertian yang baik, tenaga hidup (vitalitas), dan penuh
daya khayal (imajinasi).13
c. Kata Sapaan
Kata sapaan adalah sebuah kata yang digunakan untuk
menyapa seseorang atau pihak kedua, baik itu tunggal ataupun
jamak.

13
Keraf, Gorys. Komposisi (Ende-Flores: Nusa Indah). 210. hal, 113-115

16
Kalimat atau kata sapaan ini seringkali dipakai dalam sebuah
penyampaian kalimat berita baik di televisi maupun di dalam
sebuah radio.
a. Macam – Macam Kata Sapaan
Kata sapaan dapat berupa, yaitu sebagai berikut:
1. Istilah Dalam Kekerabatan
Contohnya seperti: Saudara, Kakek, Kak, Bapak, Dik
dan lain sebagainya.
2. Nama Jabatan Atau Gelar
Contohnya seperti: Dokter, Suster, Profesor, Bupati,
Gubernur, Jenderal, dan lain sebagainya.
3. Nama Diri, Baik Orang, Maupun Benda
Contohnya seperti: (orang) Ani, Ida, (benda): si Kancil,
Raja Rimba, dan lain sebagainya.

b. Jenis – Jenis Kalimat Sapaan


Ada beberapa jenis kalimat sapaan, berikut ini adalah
jenis – jenis dan contohnya kalimat sapaan, yaitu:
1. Sapaan Hormat

Contoh: Selamat malam tuan

2. Sapaan Biasa
Contoh: Hayyy Ayu
3. Sapaan Kasar
Contoh: Hayyy mblo14
c. Tata Cara Penulisan Kata Sapaan
Penggunaan sebuah kata sapaan sangat terikat pada
sebuah adat-istiadat setempat, adat kesantunan, dan juga
situasi serta kondisi percakapan pada suatu tempat. Itu
sebabnya, kaidah kebahasaan tersebut juga sering

14
https://rumusbilangan.com/kata-sapaan/ (diakses pada 29 oktober 2019. 16:24 WIB)

17
terkalahkan oleh adat kebiasaan yang berlaku pada suatu
daerah tempat bahasa Indonesia tumbuh serta juga
berkembang. Namun, yang perlu kita garis bawahi dalam hal
ini adalah bagaimana cara penulisan kata kekerabatan yang
digunakan adalah sebagai kata sapaan, yakni ditulis dengan
huruf awal yaitu huruf kapital.
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam sebuah
pedoman umum, dijelaskan tata cara penulisan dalam kata
kalimat sapaan, antara lain yaitu:
1. Huruf kapital itu digunakan yaitu sebagai huruf
pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan,
seperti misalnya saudara, bapak, ibu, kakak, paman,
kakek, nenek, adik, om, tante, yang dipakai di dalam
penyapaan atau juga pengacuan.

Contohnya:

Berapa harganya, Bu / Pak / Bude / Pakde / Kak /


Bang?

2. Huruf kapital tersebut tidak digunakan sebagai huruf


pertama kata penujuk hubungan kekerabatan yang
tidak dipakai dalam sebuah penyapaan serta
pengacuan.

Contohnya:

Untuk beberapa hari kedepan dia tinggal di rumah


kakeknya atau Pamannya sendiri.

18
3. Huruf kapital tersebut dipakai sebuah sebagai kata
ganti Anda.
Contohnya:
Sekarang anda tinggal dimana ya?15
2. Kata-kata Ilmiah
Segala sesuatu yang dibuat berdasarkan kaidah ilmu pengetahuan
dapat disebut bersifat ilmiah seperti metode ilmiah, penelitian ilmiah,
karya tulis ilmiah, dan sebagainya. Kata kerja dari kata ilmiah ini adalah
mengilmiahkan yang berarti menjadikan sesuatu ilmiah atau bersifat
keilmuan atau berdasarkan ilmu pengetahuan 16

Contoh kata-kata ilmiah:

 Analogi: Persamaan atau Persesuaian


 Andragogi: Ilmu tentang tata cara orang dewasa belajar
 Aksentuasi: Pengutamaan, penitikberatan, penekanan
 Alienasi: Terasingkan
 Apresiasi: Penghargaan
 Aksioma: Pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa
pembuktian
 Adiktif: Kecanduan
 Akselerasi: Percepatan
 Akuntabel: Dapat dipertanggungjawabkan
 Animo: Hasrat, kemauan yang kuat
 Aposteriori: Pengetahuan yan
 g didapatkan dari pengalaman
 Apriori: Pengetahuan yang didapatkan tanpa pengalaman
(pemikiran)
 Ambigu: Bermakna ganda

15
https://rumusbilangan.com/kata-sapaan/ (diakses pada 29 oktober 2019. 16:24 WIB)
16
https://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-ilmiah/ ( Diakses pada tanggal 29
oktober 2019. 16:30 WIB)

19
 Ambivalen: Bercabang dua yang saling bertentangan
 Atributif: Melambangkan, menandai
 Afiliasi: Berhubungan atau pertalian sebagai anggota/cabang
 Afirmasi: Penetapan yang positif, pengkhususan
 Advokasi: Pembelaan
 Adidaya: Berkekuatan amat besar atau luar biasa
 Asketisisme: Paham yang mempraktikkan kesederhanaan, kejujuran
dan kerelaan berkorban17
3. Pembentukan istilah dan definisi
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dipakai sebagai nama
atau lambang yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep,
proses keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang ilmu pengetahuan,
teknologi, dan atau seni. Tata istilah (terminologi) adalah perangkat asas
dan ketentuan pembentukan istilah serta kumpulan istilah yang
dihasilkannya. Istilah dikelompokan menjadi dua, yaitu:
1. Istilah Umum
Istilah umum adalah istilah yang berasal dari bidang tertentu
yang karena dipakai secara luas, menjadi unsur kosakata umum.
2. Istilah Khusus
Istilah khusus adalah istilah yang maknanya terbatas pada
bidang tertentu saja.
Istilah memiliki makna yang tepat dan cermat serta
digunakan hanya untuk satu bidang tertentu, sedangkan nama masih
bersifat umum karena digunakan tidak lebih dan tidak dalam bidang
tertentu. Umpamanya kata telinga dan kuping sebagai nama
dianggap bersinonim, tampak dari kenyataan orang bisa mengatakan
“kuping saya sakit” yang sama saja dengan “telinga saya sakit”
tetapi dalam bidang kedokteran telinga dan kuping digunakan
sebagai acuan yang berbeda; telinga adalah alat pendengaran bagian

17
https://ariestonif.wordpress.com/2016/04/29/250-kata-ilmiah-dan-artinya/ (Diakses pada
tanggal 29 oktober 2019. 16:45)

20
dalam sedangkan kuping adalah alat pendengaran bagian luar.
Demikian juga dengan kata lengan dan tangan, keduanya
bersinonim. Orang bisa mengatakan “dia jatuh, lengannya patah”
atau “dia jatuh, tangannya patah” dengan acuan yang sama.
Sedangkan dalam bidang kedokteran keduanya berbeda, lengan
adalah anggota tubuh dari bahu sampai pergelangan, dan tangan
adalah dari pergelangan sampai ke jari-jari. Di bawah ini akan
dibahas mengenai proses pembentukan istilah, berdasarkan enam
poin penting.
3. Proses Pembentukan Istilah
Konsep Ilmu Pengetahuan dan Peristilahannya
Upaya cendikiaan ilmuwan (scientist) dan pandit (scholar) telah dan
akan terus menghasilkan konsep ilmiah, yang pengungkapannya
dituangkan dalam perangkat peristilahan. Konsep ilmiah yang sudah
dihasilkan ilmuwan dan pandit Indonesia dengan sendirinya
mempunyai istilah yang mapan. Akan tetapi, sebagian besar konsep
ilmu pengetahuan modern yang dipelajari, digunakan, dan
dikembangkan oleh pelaku ilmu pengetahuan dan teknologi di
Indonesia datang dari luar negeri dan sudah dilambangkan dengan
istilah bahasa asing. Di samping itu, ada kemungkinan bahwa
kegiatan ilmuwan dan pandit Indonesia akan mencetuskan konsep
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang sama sekali baru
sehingga akan diperlukan penciptaan istilah baru.18
4. Bahan Baku Istilah Indonesia
Tidak ada satu bahasa pun yang sudah memiliki kosakata
yang lengkap dan tidak memerlukan ungkapan untuk gagasan,
temuan, atau rekacipta yang baru. Bahasa Inggris yang kini dianggap
bahasa Internasional utama, misalnya, pernah menyerap kata dan
ungkapan dari bahasa Yunani, Latin dan lain-lain, yang jumlahnya

18
https://kholidputramarwin.wordpress.com/2016/10/18/pembentukan-kata-dan-
istilah/(Diakses pada tanggal 29 oktober 2019. 16:48)

21
tiga perlima dari seluruh kosakatanya. Sejalan dengan itu, bahan
istilah Indonesia diambil dari tiga golongan bahasa yang penting
yaitu (1) bahasa Indonesia, termasuk unsur serapannya, dan bahasa
Melayu (2) bahasa Nusantara serumpun, termasuk bahasa Jawa
Kuno, dan (3) bahasa asing, seperti bahasa Inggris dan bahasa Arab.
5. Pemantapan Istilah Nusantara
Istilah yang mengungkapkan konsep hasil galian ilmuwan
dan pandit Indonesia, seperti Bhineka Tunggal Ika, batik, banjar,
sawer, gunungan, dan pamor, telah lama diterima secara luas
sehingga dapat dimantapkan dan hasilnya dikodifikasi.
6. Pemadanan Istilah
Pemadanan istilah asing ke dalam bahasa Indonesia, dan jika
perlu ke salah satu bahasa serumpun, dilakukan lewat penerjemahan,
penyerapan, atau gabungan penerjemahan dan penyerapan. Demi
keseragaman, sumber rujukan yang diutamakan ialah istilah Inggris
yang pemakaiannya bersifat internasional karena sudah dilazimkan
oleh para ahli dalam bidangnya.
Penerjemahan dapat dibedakan menjadi dua yaitu,
penerjemahan langsung dan penerjemahan dengan perekaan.
Penerjemahan istilah asing secara langsung memiliki beberapa
keuntungan. Selain memperkaya kosakata Indonesia dengan
sinonim, istilah terjemahan juga meningkatkan daya ungkap bahasa
Indonesia. Dalam pembentukan istilah lewat penerjemahan perlu
diperhatikan pedoman berikut:
a. Penerjemahan tidak harus berasas satu kata diterjemahkan
dengan satu kata.
Contoh, psychologist dalam bahasa Indonesia berarti ‘ahli
psikologi’.
b. Istilah asing dalam bentuk positif diterjemahkan ke dalam
istilah Indonesia bentuk positif, demikian sebaliknya.

22
Contoh, inorganik dalam bahasa Indonesia berarti ‘takorganik’.
c. Kelas kata istilah asing dalam penerjemahan sedapat-dapatnya
dipertahankan pada istilah terjemahannya.
Contoh, merger (nomina) dalam bahasa Indonesia berarti
‘gabung usaha’ (nomina).19
d. Dalam penerjemahan istilah asing dengan bentuk plural,
penerjemahannya ditanggalkan pada istilah Indonesia.
Contoh, master of ceremonies dalam bahasa Indonesia berarti
‘pengatur acara’
Adakalanya upaya pemadanan istilah asing perlu dilakukan
dengan menciptakan istilah baru. Istilah factoring, misalnya,
sulit diterjemahkan atau diserap secara utuh. Dalam khazanah
kosakata bahasa Indonesia/Melayu terdapat bentuk anjak dan
piutang yang menggambarkan pengalihan hak menagih utang.
Lalu, direka istilah anjak piutang sebagai padanan istilah
factoring. Begitu pula pemadanan catering menjadi jasa boga
dan invention menjadi rekacipta diperoleh lewat perekaan.
Penyerapan istilah asing untuk menjadi istilah Indonesia
dilakukan berdasarkan hal-hal berikut:
a. Istilah asing yang akan diserap meningkatkan ketersalinan
bahasa asing dan bahasa Indonesia secara timbal balik
mengingat keperluan masa depan.
b. Istilah asing yang akan diserap mempermudah pemahaman
teks asing oleh pembaca Indonesia karena dikenal lebih
dahulu.
c. Istilah asing yang akan diserap lebih ringkas jika
dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya.

19
http://rezkap-kentangrebus.blogspot.com/2013/10/makalah-proses-pembentukan-istilah-
dan.html (Diakses pada tanggal 29 oktober 2019. 16:47 WIB)

23
d. Istilah asing yang akan diserap mempermudah
kesepakatan antarpakar jika padanan terjemahannya terlalu
banyak sinonimnya.
e. Istilah asing yang akan diserap lebih cocok dan tepat
karena tidak mengandung konotasi buruk.
7. Perekaciptaan Istilah
Kegiatan ilmuwan, budayawan, dan seniman yang bergerak
di baris terdepan ilmu, teknologi, dan seni dapat mencetuskan
konsep yang belum ada selama ini. Istilah baru untuk
mengungkapkan konsep itu dapat direkacipta sesuai dengan
lingkungan dan corak bidang kegiatannya. Misalnya, rekacipta
istilah fondasi cakar ayam, tebang pilih, plasma inti rakyat telah
masuk dalam khazanah peristilahan.
8. Pembakuan dan Kodifikasi Istilah
Istilah yang diseleksi lewat pemantapan, penerjemahan,
penyerapan, dan perekaciptaan dibakukan lewat kodifikasi yang
mengusahakan keteraturan bentuk sesuai kaidah dan adat pemakaian
bahasa. Kodifikasi itu tercapai dengan tersusunnya sistem ejaan,
buku tata bahasa, dan kamus yang merekam dan menetapkan bentuk
bakunya20.
4. Syarat ketetapan kata dan diksi
Terdapat tiga syarat yang harus diperhatikan dalam pemilihan kata
yaitu:
a. Ketepatan
Ketepatan pemilihan kata berhungan dengan kemampuan
seseorang dalam memilih kata-kata untuk keperluan penyusunan
kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan yang hendak
disampaikan. Penggunaan kata secara tepat dapat mewakili gagasan
yang hendak disampaikan.

20
http://rezkap-kentangrebus.blogspot.com/2013/10/makalah-proses-pembentukan-istilah-
dan.html(diakses pada tanggal

24
Penggunaan kata secara tepat dapat menb. imbulkan
pemahaman yang sama antara pembicara (penulis) dengan
pendengar (pembaca). Penggunaan kata yang tidak tepat, dapat
menimbulkan kekacauan atau kekaburan makna.

Contoh:

saya membuka pintu sama kunci (tidak tepat)

saya membuka pintu dengan kunci. (tepat)

saya pergi sama teman-teman. (tidak tepat)

saya pergi bersama teman-teman. (tepat)

saya pergi dengan teman-teman. (tepat)

b. Kecermatan
Kecermatan dalam pemilihan kata berhubungan dengan dengan
kemampuan seseorang memilih kata yang benar-benar diperlukan
untuk kepentingan pengungkapan gagasan, pikiran, dan perasaan
tertentu

Contoh:

Saya memakai baju warna putih. (tidak cermat) Saya memakai baju
putih. (cermat)

Saya bebaju putih. (cermat)

Makan adalah merupakan kebutuhan utama setiap manusia.


(tidak cermat) Makan merupakan kebutuhan utama setiap manusia.
(cermat) Makan adalah kebutuhan utama setiap manusia. (cermat)

c. keserasian
Keserasian dalam pemilihan kata berhubungan dengan
kemampuan seseorang menggunakan kata yang sesuai dengan

25
konteks(situasi) pemakainya, yakni kesesuaiannya dengan
kebiasaan penggunaan kelompok kata tertentu. Adapau
5. Syarat-Syarat Kesesuaian Diksi
Syarat-syarat kesesuaian diksi adalah sebagai berikut:
a. Hindarilah sejauh mungkin bahasa aatau unsur substandard dalam
situasi yang formal.21
Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam
situasi yang umum hendaknya penulis dan pembicara
mempergunakan kata-kata popular.
b. Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum.
c. Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian
kata-kata slang
d. Dalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan.
e. Hindarilah ungkapan-ungkapan usang (idiom yang mati).
f. Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artfisial
Hal-hal tersebut akan diuraikan lebih lanjut dalam bagian-bagian
di bawah ini
1. Bahasa Standar dan Sub Standar
Bahasa standar adalah semacam bahasa yang dapat
dibatasi sebagai tutur dari mereka yang mengenyam kehidupan
ekonomis atau menduduki status sosial yang cukup dalam suatu
masyarakat. Kelas ini meliputi pejabat-pejabat pemerintah, ahli
bahasa, ahli hukum, dokter, pedagang, guru, penulis, penerbit,
seniman, insinyur, dan lain sebagainya
Bahasa non stsndar adalah bahasa dari mereka yang tidak
memperoleh pendidikan yang tinggi. Pada dasarnya, bahasa ini
dipakai untuk pergaulan biasa, tidak di pakai dalam tulisan.
Kadang unsur ini digunakan juga oleh para kaum pelajar dalam

21
https://7assalam9.wordpress.com/kesesuaian-diksi/(diakses pada tanggal 29 oktober 2019.
16:20)

26
bersenda gurau, dan berhumor. Bahasa non stadar juga berlaku
untuk suatu wilayah yang luas dalam wilayah bahasa standar.
Bahasa standar lebih efektif dari pada bahasa non
standar. Bahasa non standar biasanya cukup untuk digunakan
dalam kebutuhan-kebutuhan umum.22
C. Klarifikasi Kata Berdasarkan Diksi
Ada bebrapa hal alasan yang menharuskan kita untuk memilih kata
secara cermat dan tepat yaitu:
1. Kata-kata denotative dan konotatif
Denotatif adalah kata-kata yang memiliki makna yang konseptual,
referensial (sesuai acuan), dan bermakna kognitif.
Kata-kata denotative merupakan kata-kata yang mempunyai makna
sesuai dengan hasil pengamatan panca indra. artinya, kata-kata yang
bermakna denotative adalah kata-kata yang maknanya menyangkut
informasi factual objektif (chaer:65-66)23.
Hal ini serupa juga dinyatakan oleh kerap (2000:28), makna
denotative disebut juga dengan makna denotasional, makna kognitif,
makna ideasional, makna referensial atau makna proposisional. Disebut
makna denotasional, refensial, konseptual, atau ideasional karena
makna itu menunjuk (denote) kepada suatu referen, konsep, atau ide
tertentu dari suatu referen. Makna denotative (denotative emeaning)
adalah makna lugas, polos dan makna apa adanya24.
Makna enotatif bersifat objektif, didasarkan atas penunjukan yang
lugas pada sesuatu diluar Bahasa atau yang didasarkan atas konvensi
tertentu (kridalaksana, 1982:32). 25
Denotative adalah hubungan yang digunakan didalam tingkat
pertama pada sebuah leksem yang secara bebas memegang peranan

22
https://7assalam9.wordpress.com/kesesuaian-diksi/(diakses pada tanggal 29 oktober 2019.
16:20)
23
Chaer, Abdul. Bahasa Indonesia (Jakarta; rineka cipta).1995,hal 65-66
24
Keraf, Gorys. Komposisi (Ende-Flores: Nusa Indah). 2000. hal, 28
25
Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik (Jakarta: Gramedia), 1982, hal 127

27
penting didalam ujaran (lyons, 1977:208). Dari pendapat ahli diatas
dapat disimpulkan bahwa denotasi atau denotative mengacu pada makna
konseptual atau makna dasar atau hubungan kata dengan barang,
konsep, dan sesuatu yang berada diluar Bahasa.
Makna konotasi adalah tautan pikiran yang menimbulkan nilai rasa,
pikiran dan perasaan yang dijemput atau dijangkau kata itu ketika
didengar atau dibaca. Konotasi dapat bersifat kolektif (milik bersama)
dan dapat bersifat pribadi, bergantung pada pengalaman seseorang
dengan barang atau gagasan yang diacu kata itu (atmazaki,2007:55).
Contoh konotasi dalam konsep ini adalah ketika seseorang merasa
ketakutan ketika mendengar kata meja hijau karena mempunyai
pengalaman buruk dengan pengadilan26. Jadi dapat disimpulkan bahwa
konotatif berhubungan dengan nilai rasa kita, apakah perasaan senang,
jengkel, jijik dan lain sebagainya. Sebuah kata akan dinilai tinggi, baik,
sopan, lucu, biasa, rendah, kotor, atau pun sacral bergantu pada
masyarakat pemakai bahasanya.

Arifi dan tasai (2004:26) menyatakan bahwa konotatif adalah kata-


kata yang memiliki makna asossiatif dan timbul sebagai akibat dari
sikap social, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada
sebuah makna konseptual atau denotatif27, cahaer (1995:65)
menyatakan bahwa konotatif terdapat pada kata yang bermakna
denotatif. Arinya, pada umumnya semua kata mempunyai kata denotatif
tetapi tidak setiap kata itu mempunyai kata konotatif. 28

Makna konotasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu konotasi positif


dan konotasi negatif. Konptasi positif adalah makna tambahan dari
makan kata sebenarnya yang bernilai rasa tinggi, baik, santun, sopan,
sacral, dan sebagainya. Konotasi negative adalah makna tambahan dari

26
Atmasuki. Kiat-kiat mengarang dan menyunting.(padang:unp press),2007,hal,55
27
Arifin, zainal dan tasai,s. amran .cermat berbahasa Indonesia.(Jakarta:akademik
pressindo),2004,hal,26
28

28
makna kata sebenarnya yang bernilai rasa rendah, jelek, kotor, jorok,
dan porno. Oleh karena itu, perlu memilih kata secara tepat sesuai
dengan keperluan pemakain Bahasa. Perhatikan contoh kata konotasi
dan denotasi berikut ini.

Kata denotasi Kata konotasi


Mati Meninggal, wafat, mangkat
Uang Amplop
Rumah Gedung, graha, wisma
Penonton Pemirsa, pemerhati

2. Kata-kata Besinonim
kerap (2000:34) mengatakan sinonimi adalah suatu istilah yang
dapat dibatasi sebagai: telah mengenai bermacam-macam kata yang
memiliki makan yang sama atau keadaan dimana dua kata atau lebih
memiliki makna yang sama.
29
Sinoni adalah kata-kata yang memiliki makna yang sama
(syn=sama, onoma=nama). Putra yasa (2007:121) menyatakan bahwa
sinonimi adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih
sama. Pateda (1986:100) menyatakan bahwa sinonim berasal dari
Bahasa yunani, yaitu onoma berarti nama dan syn yang berarti dengan.
Secara harfiah sinonim adalah nama lain untuk benda yang sama. Dari
ketiga pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa sinonim adalah
kata-kata (memiliki bentuk yang sama, tetapi memiliki makna yang
sama atau serupa).

Hamil = Mengandung, bunting


Besar = Agung, raya, maha
Cerdas = Pintar, cerdik, pandai, hebat.

29
Afnita dan zelvi Iskandar, Bahasa Indonesia, (Jakarta timur: PRENADAMEDIA
GROUP,2019).Hal.70-71

29
Ilmu = Pengetahuan
Penelitian = Penyelidikan
Mencuri = Mencopet, korupsi, mengelapkan uang

Berikut adalah kata sinonim dalam Bahasa Indonesia:

3. Kata-Kata Berhomonim, Berhomofon, Dan Berhomograf.


1. Homonim
Istilah homonym berasal dari Bahasa yunani, yaitu “onoma”
30

yang bearti nama, dan “homos” yang bearti sama (pateda,1986:98).


Secara harfiah, homonym bermakna nama sama untuk benda lain.
Lyons (1981:146) mengatakan “homonyms are two different word
which are written identically and sound identical”. Dari kedua
pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa homonym adalah
kata yang memiliki bentuk atau ejaan sama, dan makna berbeda.

Contoh:

1. Buku = ruas
Buku =kitab
2. Bandar = pelabuhan
Bandar = parit
Bandar = orang yang memegang uang dalam perjudian
3. Bisa = racun
Bisa = dapat, sanggup
a. Homofon
Homofon berasal dari kata homo yang bearti sama dan fono
(phone) bearti bunyi atau suara. Palmer (1976:68) menyatakan
“homophones, sound identical but are written differently”. Jadi
homofin dapat diartikan sebagai kata yang memiliki bunyi atau

30
Afnita dan zelvi Iskandar, Bahasa Indonesia, (Jakarta timur: PRENADAMEDIA
GROUP,2019).Hal.71-72

30
pelafalan yang sama dan bentuk atau ejaan dan makna yang
berbeda. Contoh
1. Halaman = halaman buku
Halaman = halaman rumah
2. Bank = tempat penyimpanan atau mengutang uang
Bang = panggilan untuk kakak laki-laki
3. Tank = mobil berlapis baja
Tang = alat untuk menjepit atau mencabut paku
4. Baku = Bahasa baku
Baku = baku antam
Baku = standar
a. homograf
Homograf berasal dari kata homo yang bearti sama dan
graf yang bearti tulisan. Simppson (1979:179} mengatakan
“homograph are written identically but sound differently”.
Jadi homograf adalah kata yangmemiliki bentuk atau ejaan
yang sama, tetapi berbeda bunyi atau pelafalan dan
maknanya.

Contoh:

1. Apel = buah
Apel = upacara
2. Mental = terpental, terpelanting atau terlempar
Mental = berhubungan dengan batin dan watak manusia
3. Teras = lantai depan rumah
Teras = pejabat utama
4. Serang = menyerang
Serang = nama tempat

31
4. Kata Baku Dan NonBaku

Pengertian kata baku adalah kata yang digunakan dan telah sesuai
dengan kaidah atau pedoman bahasa yang sudah ditentukan. Pengertian
kata baku ini merupakan suata kata yang aturan dan ejaan kaidah bahasa
Indonesianya sudah benar serta bersumber dari bahasa baku yakni
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Biasanya, kata baku digunakan
untuk penulisan ataupun pengungkapan kata-kata yang bersifat resmi
baik dalam suatu tulisan atau dalam pengungkapan kata.

Umumnya, kata baku digunakan sesuai dengan kaidah bahasa


Indonesia yang telah ditentukan sebelumnya.

Ciri-ciri Kata Baku:

Kata baku tidak dipengaruhi oleh bahasa daerah, Kata baku tidak
dipengaruhi oleh bahasa asing, Pada pemakaian imbuan kata baku ini
bersifat eksplisit, Baku adalah bahasa percakapan, Kata baku digunakan
sesuai dengan konteks kalimat, Kata baku tidak terkontaminasi atau
tidak rancu, Kata baku tidak mengandung arti pleonasme, Kata baku
tidak mengandung hiperkorek.

Sedangkan suatu kata dianggap tidak baku apabila kata yang


digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Tidak bakunya
sebuah kata tidak hanya diakibatkan oleh salah penulisan saja,
melainkan juga diakibatkan oleh pengucapan yang salah dan juga karena
penyusunan suatu kalimat yang tidak tepat.

Umumnya, kata tidak baku sering diucapkan atau muncul dalam


percakapan sehari-hari.

Setelah memahami pengertian kata baku, selanjutnya adalah


pengertian kata tidak baku. Pengertian kata tidak baku merupakan kata
yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah atau pedoman bahasa yang

32
telah ditentukan. Umumnya, kata tidak baku sering digunakan dalam
percakapan sehari-hari atau dalam bahasa tutur.

Ada berbagai faktor yang mengakibatkan kta-kata tidak baku bisa


terucap, di antaranya: menggunakan bahasa tidak mengetahui bentuk
penulisan dari kata yang dimaksud.

menggunakan bahasa tidak memperbaiki kesalahan dari pemakaian


suatu kata, inilah yang mengakibatkan kata tidak baku selalu muncul.

menggunakan kata bahasa sudah terpengaruh oleh orang-orang yang


terbiasa dengan menggunakan kata tidak baku.

Orang yang menggunakan bahasa sudah terbiasa memakai kata tidak


baku.

Ciri-ciri Kata Tidak Baku:

1. Biasanya digunakan dalam bahasa sehari-hari


2. Sudah dipengaruhi oleh bahasa asing atau bahasa daerah
3. Sudah dipengaruhi oleh perkembangan zaman
4. Bentuknya mudah berubah-ubah
5. Memiliki arti yang sama meskipun terkesan berbeda dengan bahasa
baku

Fungsi Kata Baku:

1. Sebagai Pemersatu
Fungsi penggunaan kata baku bagi masyarakat Indonesia adalah
untuk menghubungkan semua penutur dari berbagai macam bahasa
daerah yang berbeda-beda. Nah, dengan penggunaan kata baku,
bahasa baku dapat dijadikan pemersatu masyarakat-masyarakat
daerah menjadi satu bangsa.
2. Sebagai Pemberi Kekhasan
Indonesia mengharuskan setiap wilayah daerahnya
menggunakan bahasa baku, yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa

33
nasional. Nah, melalui fungsi itu, maka bahasa baku dapat
memperkuat rasa nasionalisme masyarakat daerah yang
bersangkutan.
3. Pembawa Kewibawaan
Bahasa baku juga ikut serta membawa wibawa atau prestise
seseorang. Fungsi pembawa kewibawaan bersangkutan dengan
usaha seseorang dalam mencapai kesederajatan dengan peradaban
yang dikagumi melalui pemerolehan bahasa baku sendiri.

Penggunaan Kata Baku:

1. Membuat surtat dinas, surat edaran dan surat resmi lainnya.


2. Membuat laporan
3. Membuat karya ilmiah
4. Membuat nota dinas
5. Membuat surat lamaran pekerjaan
6. Saat musyawarah atau diskusi
7. Saat berpidato dan rapat dinasSurat menyurat antar organisasi,
instansi atau lembaga, dan lain sebagainya.

31
contoh kata baku dan tidak baku:

Kata baku Kata tidak baku Kata baku Kata tidak baku
Ahli Akhli Definisi Definisi
Alquran Al-quran Diferensial Diferensial
Apotek Apotik Ekspor Eksport
Akuariuam Akwarium Ekuivalen Ekwivalen
Atlet Atlit Esai Esei
Atmosfer Atmosfir Formal Formail
Aktif Aktip Februari Pebruari

31
Afnita dan zelvi Iskandar, Bahasa Indonesia, (Jakarta timur : PRENADAMEDIA
GROUP,2019).Hal.73-74

34
Aktivitas Aktifitas Fiologi Philology
Aekeologi Arkheologi Fisik Phisik
Akhir Ahir Foto Photo
Akhlak Akhlak Frekuensi Frekwensi
Advokat Adpokat Film Filem
Adjektif Ajektif Gua Goa
Asas Azaz Gravitasi Grafitasi
Asasi Azazi Hakikat Hakekat
Analisis Analisa Hafal Hapal
Ambulans Ambulan Hierarki Hirarki
Kelas Klas Hipotesis Hipotesa
Balans Bvalan Impit Himpit
Biaya Beaya Imbau Himbau
Biadab Biadap intensif Intensip
5. Kata Umum Dan Kata Khusus
Kata umum dikenal juga dengan “hipernim” atau “superordinate”,
sedangkan kata khusus dikenal juga dengan “hiponim” atau “subordinat.
Hipernim bermakna nama yang termasuk diatas nama lain, sedangkan
hiponim bermakna nama yang termasuk dibawah nama lain.
Kata umum adalah sebuah kata yang mempunyai ruang lingkup
yang luas dan makna kata sifatnya luas, yang mana kata-kata tersebut
dapat diperincikan atau dijabarkan menjadi lebih khusus (lebih lanjut)
dan menjadi lebih sederhana.

Kata khusus adalah kata-kata yang ruang lingkupnya sempit.

Contoh kata umm dan kata khusus:

Kata umum Kata khusus


Melihat Menengok, menyaksikan, melirik,
memandangi, mengamati, dan
memperhatikan

35
Mendatangi Mampii, singgah, berkunjung
Membawa Mengangkat, menjinjing, menngendong,
mengangkut, menyeret, memanggul
Mencintai Menyanyangi, mengasihi
Bunga Tulip, rose, bugenfil, dan aster
Jatuh Terpeleset, terjengkong, tergelincir,
tersungkur, terjerembab, terperosok, dan
terjungkal
Buah Apel, anggur, rambutan, mangga,
semangka, jeruk, dan sebagainya

6. Kata Konkret Dan Kata Abstrak


32
Kata konkret mempunyai referensi objek yang dapat diamati.
Singkatnya, kata konkret mengacu kepada sesuatu yang spesifik dan
dapat diamati oleh pancaindra. Contohnya, makan, minum, baju, rumah,
kursi, buku, melati, dan lain sebagainya
Kata abstrak adalah kata yang digunakan untuk mengungkapkan
pikiran atau gagasan yang rumit. Kata abstrak mempunyai referensi
berupa konsep. Contohnya, kebaikan, kebenaran, agama, panas,
penykit, dingin, baik, keagungan, keadilan, kebudayaan, ekonomi,
moral, dan lain sebagainya.
7. Idiotomak dan Polisemi
Idiotomik atau idiom adalah penggunaan dua kata yang
berpasangan. Atmazuki (2007:57) menyatakan idiomatis atau idiom
adlah dua kata atau lebih yang secara konvensional digunakan
sekaligus mengungkapkan sesuatu. Misalnya, sesuai dengan,
bergantung pada, berhubungan dengan, terdiri atas, disebabakan oleh,
dan berharap akan. Masing-masing pasangan kata tersebut tidak bias

32
Afnita dan zelvi Iskandar, Bahasa Indonesia, (Jakarta timur : PRENADAMEDIA
GROUP,2019).Hal.78-81

36
diganti dengan kata lain. Sudaryat (2009:89) membagi jenis idiom
menjadi dua yaitu:
1. Ungkapan

Ungkapan adalah perkataan yang khas untuk menyatakan


maksud tertentu dengan arti kiasan. Misalnya:

Datang bulan = Haid atau menstruasi


Tinggi hati = Sombong
Panjang tangan = Suka mencuri

2. Pribahasa
Pribahasa merupakan kalimat atau kelompok kata yang tetap
susunannya dan biasanya mengiaskan suatu maksud tertentu
(KBBI, 2007:874). Pribahasa juga merupakan kalimat

atau kelompok kata yang mengiaskan maksud tertentu. Misalnya:

Kepala dingin = Tenang dan sabar


Muka masam = Cemberut
Tebal muka = Tidak punya rasa malu
Tutup mulut = Diam

3. Polisemi
Polisemi adalah kata-kata yang memiliki arti atau makna lebih
dari satu. Putrayasa (2007:119) mengatakan bahwa polisemi adalah
kata-kata yang maknanya lebih dari satu, sebagai akibat terdapatnya
lebih dari sebuah komponen konsep makna kata-kata tersebut.
Misalnya, kata kepala antara lain mengandung komponen konsep
makna.
1. Anggota tubuh manusia atau hewan
2. Pemimpin atau ketua
3. Orang atau jiwa

37
4. Bagian yang sangat penting
5. Bagian yang berada disebelah atas
6. Sesuatu yan bentuknya bulat dan menyerupai kepala.
8. Penggunaan Kata Yang Tepat
33
Menurut keraf (2006) penggunaan kata yang tepat dalam diksi
adalah kemampuan sebuah untuk menimbulkan gagasan yang sama
pada imajinasi pembaca dan pendengar, seperti yang dipikirkan dan
dirasakan oleh pendengar dan pembaca. Oleh karena itu penulis atau
pembaca harus memilih kata-kata yang tepat agar tidak menimbulkan
kesalahpahaman makna.
34
Kekeliruan penulisan kata sering ditemukan dikata depan
(preporsi) di yang seharusnya pada dank e yang seharusnya kepada.
Berikut contoh penulisan kata depan yang benar dan salah:

Penulisan yang benar Penulisan yang salah


Pada siang hari Di siang hari
Pada waktu itu Di waktu itu
Kepada ayah Ke ayah
Kepada mereka Ke mereka
Kepada guru Ke guru

9. Penulisan Kata Secara Benar


Dalam ragam formal kita penting menulis kata dengan benar. Sejak
bergantinya ejaan van opuijsen dan soewandi menjadi ejaan Bahasa
yang disempurnakan, aturan penulisan kata depan (preposisi), seperti di,
ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya

Berikut ini contoh penulisan kata depan yang benar dan salah:

33
Alek dan ahmad,Bahasa Indonesia untuk perguruan tinggi (
ciracas:ERLANGGA,2006),hal.145
34
Afnita dan zelvi Iskandar, Bahasa Indonesia, (Jakarta timur : PRENADAMEDIA
GROUP,2019).Hal.81-82

38
NO Kata depan Penulisan yang Penulisan yang salah
benar
1 Di Di atas Diatas
Di bawah Didepan
Di kampus dikampus
2 Ke Ke atas Keatas
Ke bawah Kebawah
Ke samping Kesamping
3. Dari Dari atas Dariatas
Dari bawah Daribawah
Dari kampus Darikampus
4 Non Non-asean Non asean
Non-indonesia Non indonesia
Non-islam Non islam
5 Sub Subfokus Sub focus, sub-fokus
Subbagian Sub bagian, sub-
bagian
Subbab Sub bab, sub-bab
6 Per (mulai, demi, Per meter Permeter
tiap) Per orang Perorang
Per lembar Perlembar
7 Per (menjadikan, Persatu Per satu
menjadikan lebih, Pertinggi Per tinggi
memperlakukannya Persingkat Per singkat
sebagai
8. Akhiran pun yang Apa pun Apapun
dipisah Saya pun Sayapun
Mereka pun Mereka pun
9. Pun digabungkan Adapun Ada pun
Meskipun Meski pun

39
Walaupin Walau pun
10. Pasca Pascasarjana Pasca sarjana
Pascaoperasi Pasca operasi
Pascapanen Pasca panen
11 Awalan dan Dilipatgandakan Dilipat gandakan
akhiran Bertanggung Bertanggungjawab
jawab
Sebar luaskan Sebarluaskan

10. Bahasa Asing


35
Perubahan makna kata karena factor Bahasa asing, misalnya kata
tempat orang terhormat diganti VIP. Kata symposium yang bermakna
orang yang minum-minum direstoran dan kadang-kadang diselingi oleh
acara dansan dan diskusi, dewasa ini maknanya diganti menjadi acara
diskusi yang membahas berbagai masalah dalam ilmu tertentu. Kata
busway untuk jalur khusus bus, kata monorail untuk kereta api satu rela,
dan kata colorfull untuk penuh warna.
11. Kata Baru
Jumlah kata dalam Bahasa Indonesia terus bertambah sesuai dengan
perkembangan zaman dan kebutuhan pemakai Bahasa itu sendiri.
Kebutuhan pemakai Bahasa tersebut membutuhkan Bahasa sebagai alat
komunikasi untuk melengkapakan pikiran, gagasan, dan ekspresi.
Kebutuhan itu mendorong pemakai Bahasa untuk menciptakan dan
mencari istilah atau padanan kata sesuai dengan yang mereka butuhkan
atau bidang-bidang ilmu tertentu (bidang kedokteran, bidang militer,
bidang teknoogi dan komunikasi). Misalnya, chip, microfilm, server,
download, cd, dvd, chatting, infokus, website, megafixel, vendor,
hacker, cracker, fitur, antirex, flash drive, password, dan sebagainya.

35
Afnita dan zelvi Iskandar, Bahasa Indonesia, (Jakarta timur : PRENADAMEDIA
GROUP,2019).Hal.86

40
36
Contoh kata baru menurut KBBI sebagai berikut:

Kata baru Kata lama


Gawai Gadged
Pramusiwi Babysitter
Tetikus Mouse
Warganet Netizen
Pranala Hyperlink atau link
Daring dan luring Online dan offline
Swafoto Selfie
Paladin Server
Komedi tunggal Stand up comedy
Saltik Salah ketik
Derau Noise atau rebut
Pratayang Preview
Hektare Hektar
Portophone Handy talkie (HT)
Mangkus dan sangkil Efektif dan efisien
Narahubung Contact person
Pelantang Microphone

36
Adhyra irianto,” wajib dibaca, kamus besar Bahasa Indonesia punya 17 kata baru
unuk”,https:www.idntimes.com/hype/fun-fact/adhyra-pratama-irianto/kata-baru-unik-dalam-
bahasa-indonesia-sudah-pernah-dengar-c1c2 ( diakses pada 25 oktober pukul 13:20)

41
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari paparan atau penjelasan di atas, maka pemakalah dapat
menyimpulkan:
1. a. Batasan Dan Pengunaan Kosakata
Kosakata merupakan salah satu aspek Bahasa yang sangat
penting keberadaannya dalam komunikasi, Kosakata atau yang di
kenal juga dengan istilah inggrisnya vocabulary merupakan
himpunan kata-kata yang di kuasai seseorang dalam keperluannya
untuk menyusun kalimat-kalimat saat berkomunikasi, Dalam kamus
besar Bahasa Indonesia (2000: 597) kosakata di artikan sebagai
perbendaharaan kata, Jadi, dapat di simpulkan bahwa kosakata
merupakan komponen Bahasa yang memuat daftar kata-kata atau
pembendaharaan kata beserta Batasannya yang pengunaannya
sesuai dengan makna dan fungsinya.
b. Diksi (Pilihan kata)
Diksi ialah pilihan kata maksudnya, kita memilih kata yang tepat
dan selaras untuk menyatakan atau mengungkapkan gagasan
sehingga memperoleh efek tertentu, terdapat tiga syarat yang harus
diperhatikan dalam pemilihan kata yaitu:
a. Ketetapan
Ketepatan pemilihan kata berhungan dengan kemampuan
seseorang dalam memilih kata-kata untuk keperluan penyusunan
kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan yang hendak
disampaikan.
b. Kecermatan
Kecermatan dalam pemilihan kata berhubungan dengan
dengan kemampuan seseorang memilih kata yang benar-benar
diperlukan untuk kepentingan pengungkapan gagasan, pikiran,
dan perasaan tertentu.

42
c. Keserasian
Keserasian dalam pemilihan kata berhubungan dengan
kemampuan seseorang menggunakan kata yang sesuai dengan
konteks(situasi) pemakainya, yakni kesesuaiannya dengan
kebiasaan penggunaan kelompok kata tertentu.
2. Batasan Kosa Kata dan Diksi
a. Definisi pilihan kata
b. Gaya Bahasa
c. Kata sapaan
3. Klarifikasi Kata Berdasarkan Diksi
1. Kata-kata Denotatif dan Konotatif
2. Kata-kata Bersinonim
3. Kata-kata Berhomonim, Berhomofon dan Berhomograf
4. Kata Baku dan Nonbaku
5. Kata Umum dan Kata khusus
6. Kata Konkret dan Kata Abstrak
7. Indionmatik dan Polisemi
8. Pengunaan Kata secara Tepat
9. Penulisan Kata secara Benar
10. Bahasa Asing
11. Kata Baru

B. Saran
Sebagai Mahasiswa, perlu sekali mempelajari dan memahami
bagaimana Batasan dan Penguasaan Kosakata dan pilihan kata (Diksi)
secara tepat, karena seorang mahasiswa itu selalu di bebankan dan berkelut
dengan karya-karya tulis dalam setiap tugas perkulihannya.
Pemakalah juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk
memperbaiki makalah selanjutnya agar lebih baik lagi dari sebelumnya.

43
Daftar pustaka

Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama),
2000, hal 597.
Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik (Jakarta: Gramedia), 1982, hal 127
Afnita dan zelvi Iskandar, Bahasa Indonesia, (Jakarta timur: PRENADAMEDIA
GROUP,2019). Hal, 66
http://tugaskuliah15.blogspot.com/2015/10/makalah-bahasa-indonesia-diksi-atau.html
(Diakses 26 oktober 2019. 12:43 WIB) Teeuw, A. Sastra dan ilmu Sastra (Jakarta: Pustaka
jaya) 1984 hal, 46.

Teeuw, A. Sastra dan ilmu Sastra (Jakarta: Pustaka jaya) 1984 hal, 28.

Nurgiyantoro, Burhan. Teori pengkajian fiksi (Yogyakarta: Gadjah mada University


press), 2010, hal 165 https://erwinmakalah.blogspot.com/2018/11/makalah-gaya-
bahasa.html ( diakses pada tanggal 29 oktober 2019. 16:17 WIB)

https://erwinmakalah.blogspot.com/2018/11/makalah-gaya-bahasa.html ( diakses
pada tanggal 29 oktober 2019. 16:17 WIB)

44

Anda mungkin juga menyukai