Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
BERBICARA UNTUK PRESENTASI, SEMINAR, DAN PIDATO

Kelompok 1 :
1. Anton Wahyudi (05101281924038)
2. Dandi Franando (05101181924003)
3. Rachmad Dwi Purnama (05101281924093)
4. Nafiya Latifa (05101281924022)
5. Okta Widya Nabillah (05101281924035)

JURUSAN ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, Sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas praktikum Mata Kuliah Bahasa Indonesia.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang telah membimbing kami dalam mengerjakan makalah
ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Indralaya, 2 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………...……….……………………………………… i
DAFTAR ISI ……………....……………………………………..…………… iii
BAB I PENDAHULUAN ………..…………………………………………… 1
A. Latar Belakang….........................…………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah…....…………….……………………………………….. 1
C. Tujuan …….......………..…………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN ………………..……..….……………………..…… 2
A. Konsep Tentang Berbicara……………....…………...…………………..…. 2
B. Berbicara dengan Presentasi…………….........………….…………………. 6
C. Berbicara dengan Seminar…………...……………………………………… 9
D. Berbicara dengan Pidato………………………......................…………..…. 11
BAB III PENUTUP ………..….……………...……………………………… 14
A. Simpulan …………………...………………………………………… 14
B. Saran …………….……………………….…………………………….. 14
DAFTAR PUSTAKA ……..….……………...……………………………… 15

iii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan ini dilatarbelakangi oleh suatu kenyataan bahwa berbicara sebagai suatu
keterampilan berbahasa yang diperlukan untuk berbagai keperluan. Kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan dalam perkuliahan, yakni berbentuk simulasi, praktik berbicara
yang sesungguhnya, dan pemberian atau penerimaan umpan balik. Kegiatan tersebut
dilakukan, baik secara perorangan, berpasangan, maupun berkelompok.
Kegiatan belajar mengajar diarahkan untuk meningkatkan keterampilan berbicara
secara terpadu, fungsional, dan kontekstual. Artinya, setiap materi yang diberikan selalu
dikaitkan dengan usaha peningkatan keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, dan
menulis) dan pengetahuan bahasa (kosakata dan struktur). Selain itu, agar pengajaran ini
bersifat fungsional dan kontekstual maka materi yang diberikan berupa bahan pengajaran
yang betul - betul bermakna bagi mahasiswa ataupun calon guru, seperti bercerita,
berdialog, berpidato/berceramah, dan berdiskusi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan pada tulisan ini adalah seperti di
bawah ini.
1. Apa konsep tentang berbicara?
2. Bagaimanakah cara berbicara dengan presentasi?
3. Bagaimanakah cara berbicara dengan seminar?
4. Bagimana berbicara dengan pidato?

C.Tujuan
Adapun tujuan tulisan ini adalah sebagai berikut,
1. Untuk mengetahui konsep tentang berbicara
2. Untuk mengetahui berbicara dengan presentasi
3. Untuk mengetahui bagaimana berbicara dengan seminar
4. Untuk mengetahui bagaimana berbicara dengan piato

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Tentang Berbicara


1. Pengertian Berbicara
Berbicara merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan media bahasa,
berbicara merupakan proses penuangan gagasan dalam bentuk ujaran- ujaran. Ujaran-
ujaran yang muncul merupakan perwujudan gagasan, pikiran, dan perasaan yang menjadi
wujud ujaran.
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan batasan berbicara. Hal itu adalah seperti
di bawah ini
a) Berbicara merupakan ekspresi diri.
b) Berbicara merupakan kemampuan mental motoric.
c) Berbicara merupakan proses simbolik.
d) Berbicara terjadi dalam konteks ruang dan waktu.
e) Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang produktif.
Secara umurn berbicara dapat diartikan sebagai suatu penyampaian maksud (ide,
pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga
maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain. (Depdikbud, 1983/1985:7).
Pengertiannya secara khusus banyak dikemukakan oleh para pakar, di antaranya. Tarigan
(1983:15), mengemukakan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-
bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan
pikiran, gagasan, dan perasaan.
Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi karena di
dalamnya terjadi pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat lain. Proses komunikasi
itu dapat digambarkan sebagai pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat lain.
Dalam proses komunikasi terjadi pemindahan pesan dari komunikator (pembicara)
kepada komunikan (pendengar). Komunikator adalah seseorang yang memiliki pesan.
Pesan yang akan disampaikan kepada komunikan lebih dahulu diubah ke dalam simbol
yang dipahami oleh kedua belah pihak. Simbol tersebut memerlukan saluran agar dapat
dipindahkan kepada komunikan.

2
Bahasa lisan adalah alat komunikasi berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Saluran untuk memindahkannya adalah udara. Selanjutnya, simbol yang
disalurkan lewat udara diterima oleh komunikan. Simbol yang disampaikan itu dipahami
oleh komunikan, sehingga komunikan dapat memahami pesan yang disampaikan oleh
komunikator.
Tahapan selanjutnya, komunikan memberikan umpan balik kepada komunikator.
Umpan balik adalah reaksi yang timbul setelah komunikan memahami pesan. Reaksi
dapat berupa jawaban atau tindakan. Dengan demikian, komunikasi yang berhasil
ditandai oleh adanya interaksi antara komunikator dengan komunikan. Berdasarkan
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peristiwa komunikasi dapat berlangsung apabila
memenuhi persyaratan berikut ini.
a) Komunikator : orang yang menyampaikan pesan
b) Pesan : isi pembicaraan
c) Komunikan : orang yang menerima pesan
d) Media : bahasa lisan
e) Sarana : waktu, tempat, suasana, peralatan yang
digunakan dalam penyampaian pesan
f) Interaksi : dearah, dua arah, atau multiarah
Berbicara sebagai salah satu bentuk komunikasi akan mudah dipahami, yakni dengan
cara membandingkan diagram komunikasi dengan diagram peristiwa berbahasa.
Berbicara merupakan bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik,
psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik. Pada saat berbicara seseorang
memanfaatkan faktor fisik yaitu alat ucap untuk menghasilkan bunyi bahasa. Bahkan
organ tubuh yang lain, seperti kepala, tangan, dan roman muka juga dimanfaatkan dalam
berbicara. Faktor psikologis memberikan andil yang cukup besar terhadap kelancaran
berbicara. Stabilitas emosi, misalnya, tidak saja berpengaruh terhadap kualitas suara yang
dihasilkan oleh alat ucap, tetapi juga berpengaruh terhadap kerantutan bahan pembicaran.
Berbicara tidak terlepas dari faktor neurologis, yaitu jaringan syaraf yang
menghubungkan otak kecil dengan mulut, telinga, dan organ tubuh lain yang ikut dalam
aktivitas berbicara. Demikian pula faktor semantik yang berhubunga dengan makna, dan
faktor liguistik yang berkaitan dengan struktur bahasa selalu berperan dalam kegiatan
berbicara. Bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap dan kata- kata harus disusun menurut
aturan tertentu agar bermakna.

3
Berbicara merupakan tuntutan kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial (homo
homine socius) agar mereka dapat berkomunikasi dengan sesamanya. Dalam kaitan ini,
Stewart dan Zimmer (Depdikbud, 1984/85:8) memandang kebutuhan akan komunikasi
yang efektif dianggap sebagai suatu yang esensial untuk mencapai keberhasilan dalam
setiap individu, baik aktivitas individu maupun kelompok. Kemampuan berbicara yang
baik sangat dibutuhkan dalam berbagai jabatan pemerintahan, swasta, ataupun
pendidikan. Seorang pemimpin, misalnya, perlu menguasai keterampilan berbicara agar
dapat menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam program pembangunan.
Seorang pedagang perlu menguasai keterampilan berbicara agar dapat meyakinkan dan
membujuk calon pembeli. Demikian pula halnya pendidik, mereka dituntut menguasai
keterampilan berbicara agar dapat menyampaikan informasi dengan baik kepada anak
didiknya.
Selanjutnya, di bawah ini diuraikan beberapa prinsip umum berbicara menurut
Tarigan (1983), yakni seperti di bawah ini.
a) Membutuhkan paling sedikit dua orang.
b) Mempergunakan studi linguistik yang dipahami bersama.
c) Merupakan suatu pertukaran peran antara pembicara dan pendengar yang
berhubungan dengan masa kini.

2. Tujuan Berbicara
Tujuan utama berbicara adalah untuk menginformasikan gagasan kepada
pendengar yang harus ditempatkan sebagai sarana penyampaian sesuatu kepada orang
lain. Lebih lanjut, pengelompokan tujuan berbicara ada empat tujuan yaitu
a) Tujuan social
b) Tujuan ekspresif
c) Tujuan ritual
d) Tujuan instrumental.
Ada juga tujuan berbicara yang menitik beratkan pada efek pembicaraan, yaitu
seperti di bawah ini.
a) Berbicara untuk meyakinkan pendengar.
b) Berbicara dengan tujuan mempengaruhi pendengar.
c) Berbicara dengan tujuan merriperluas wawasan pendengar.
d) Berbicara dengan tujuan memberi gambaran tentang suatu objek

4
3. Penyusunan Bahan Berbicara
Topik pembicaraan dinilai baik apabila menarik bagi pembicara dan pendengar,
misalnya aktual dan relevan dengan kepentingan partisipan. Agar topik pembicaraan itu
mudah dipahami perlu disusun naskah secara sistematis, misalnya sesuai dengan urutan
waktu, tempat dan sebab akibat.
Kegiatan berbicara sering kali ditopang dengan persiapan tertulis, baik berupa
referensi yang harus dibaca maupun konsep yang akan disampaikan. Pokok pembicaraan
itu ada baiknya dipersiapkan dalam bentuk tertulis, misalnya berupa naskah lengkap atau
out line. Para penyimak ada kalanya memerlukan kegiatan tulis-menulis, terutama untuk
membuat catatan atau ringkasan dari apa yang didengamya. Dengan demikian,
keterpaduan keempat keterampilan berbahasa dalam pengajaran berbicara harus
diwujudkan secara alami, seperti halnya yang teijdi di tengah masyarakat.
Mempersiapkan materi untuk bahan bicara di depan orang banyak, idealnya
memang dilakukan selama beberapa hari. Paling tidak ada kesempatan untuk
mempersiapkan bahan, kemudian melatih cara bicara, dan mempersiapkan mental.
Kadang – kadang kesempatan untuk tampil tidak diiringi waktu persiapan yang
memadai. Ketika tiba saatnya kita berbicara di depan orang banyak, apalagi dengan
bahasa asing. Kalau waktu persiapan hanya sesaat jangan langsung mengatakan ‘tidak.
Janie Lipsmeyer, salah satu penulis di situs bisnis, Helium.com mengungkapkan, pada
saat mendesak mempersiapkan satu naskah berbicara di depan orang banyak sebenanya
bisa dilakukan dalam waktu lima menit saja. Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, seperti di bawah ini.
a) Siapkan materi yang paling dikuasai atau paling digemari. Bicarakantentang hal-hal
yang selama ini paling menarik minat kita. Bisa tentang olahraga, film, atau musik.
b) Memasukkan pengalaman berkesan yang pemah kita alami dalam materi presentasi
juga bisa membantu kita memiliki bahan yang familier. Kesan dan pengalaman yang
kita dapat pada liburan kita yang terakhir, misalnya, mungkin bisa menjadi masukan
yang berarti bagi orang lain.
c) Selipkan sedikit simpulan atau saran yang akan semakin membuat presentasi kita
memiliki manfaat bagi orang lain. Kalau akhimya kita memilih berbicara tentang
liburan, kita bisa memberikan rekomendasi tempat liburan atau menyarankan audiens
untuk pergi ke tempat yang barn kita datangi. Atau, kalau tempat yang kita datangi
ternyata kurang asyik, ingatkan mereka agar jangan sampai salah langkah seperti yang
kita alami.
5
d) Persiapkan diri juga untuk tampil dengan bahasa tubuh yang baik dan kalimat
pembuka yang baik. Menyapa rekan atau kolega yang hadir dengan ramah bisa
sekaligus menjadi pemecah ketegangan yang baik
4. Berbicara Formal
Kegiatan berbicara formal adalah kegiatan berbicara yang dilakukan dalam situasi
atau acara-acara formal. Berbicara formal dikelompokkan menjadi dua, yaitu monolog
dan dialog. Berbicara monolog adalah berbicara satu arah, artinya dalam kegiatan
berbicara tersebut tidak terjadi interaksi antara pembicara dengan pendengar. Kegiatan
berbicara yang bersifat monolog seperti pidato/sambutan dan memandu. Memandu dapat
berapa memandu acara atau mewara dan memandu wisatawan. Kegiatan berbicara yang
bersifat dialog, wawancara, dan diskusi. Diskusi memiliki ragam antara lain seminar dan
simposium (pertemuan dengan beberapa pembicara yang mengemukakan pidato singkat
tentang topik tertentu atau tentang beberapa aspek dari topik yang sama).
Untuk memperoleh keterampilan berbicara formal diperlukan penguasaan
terhadap faktor – faktor yang menentukan keberhasilan berbicara. Faktor – faktor tersebut
adalah faktor kebahasaan dan non kebahasaan. Faktor kebahasaan meliputi keberaniaan,
kelancaran, kenyaringan suara, pandangan, gerak-gerik, penalaran, dan sikap yang wajar.

B. Berbicara dengan Presentasi


1. Pengertian Presentasi
Presentasi merupakan kegiatan yang penting dalam mengkomunikasikan suatu
gagasan kepada orang lain dengan berbagai tujuan, misalnya untuk menarik audiensi agar
membeli produk, menggunakan jasa, atau untuk kepentingan orang lain. Hal ini
menjelaskan bahwa presentasi mempunyai berbagai macam tujuan. Penyampaian
presentasi disesuaikan dengan maksud dan tujuan disampaikannya presentasi.
Presentasi digunakan untuk menjelaskan ide, rencana, pelaksanaan, dan hasil dari
suatu kegiatan secara lisan. Semakin menarik suatu presentasi, semakin mudah audience
memahami penjelasan pemapar.Membuat presentasi bukanlah hal yang gampang, kita
harus mencari sumber-sumber atau bahan yang akan dipresentasikan. Kemudian, bahan –
bahan tersebut harus diedit lagi menjadi lebih khusus. Oleh karena dalam hal presentasi,
materi yang dimuat tidak harus banyak, tetapi diambil kata kunci atau hal-hal pokok yang
akan dibicarakan.
Jika semua sudah siap, hal yang harus dilakukan adalah mendesain presentasi
semenarik mungkin agar orang tidak merasa bosan, program yang biasanya digunakan

6
orang untuk presentasi adalah program Ms. PowerPoint. Dalam program itu anda dapat
menggunakannya sebebas mungkin untuk membuat desain presentasi, seperti animasi,
background, dan tulisan.
secara umum presentasi memiliki empat tujuan pokok, yaitu :
a) Menginformasikan pesan-pesan bisnis kepada audiens
b) Menghibur audiens
c) Menyentuh emosi audiens
d) Memotivasi audiens untuk bertindak sesuatu.
Hal ini berarti bahwa presentasi memiliki bermacam-macam tujuan sesuai dengan
isi materi yang ingin disampaikan. Untuk mencapai tujuantujuan tersebut, seorang
presenter harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, baik yang berkaitan dengan
persiapan mental, pemahaman materi yang akan disampaikan, alat bantu yang digunakan,
dan pemahaman yang baik terhadap audeins.
2.Keterampilan Teknik Presentasi Melalui Dasar-dasar Berbicara Efektif
Berbicara efektif merupakan sarana penyampaian ide kepada orang atau khalayak
secara lisan dengan cara yang mudah dicerna dan dimengerti oleh pendengarnya. Hal ini
memberikan keterangan bahwa yang disebut dengan berbicara efektif adalah suatu
langkah yang dilakukan pembicara untuk menyampaikan pendapat atau informasi dengan
caracara tertentu sehingga pendengar dapat dengan mudah mengerti maksud dari
informasi yang disampaikan. Secara garis besar dasardasar berbicara efektif terdiri dari:
pembukaan, isi/inti pembicaraan, dan penutup.
Berbicara efektif merupakan penyampaian pesan yang seharusnya dilakukan
dengan sistematis, benar, tepat, dan tidak berbelit-belit. Informasi disampaikan dengan
sesederhana mungkin dan menggunakan tingkat bahasa yang disesuaikan dengan latar
belakang audiens. Jangan menggunakan bahasa dengan istilah yang kurang awam atau
terlalu tinggi untuk audiens yang berlatar belakang 15 pendidikan menengah ke bawah.
Hal ini akan membuat pendengar tidak dapat memahami informasi yang disampaikan.
3. Kelebihan dan Kelemahan Presentasi
a. Umpan balik langsung. Yang dimaksud umpan balik adalah masukan-masukan yang
disampaikan oleh audiens kepada komunikan. Umpan balik dari audiens ini mungkin
saja diperoleh saat presentasi sedang berlangsung, misalnya tepuk tangan atau gelak
tawa audiens karena tertarik dengan penjelasan presenter atau kejenuhan audiens
terhadap penyampaian presenter.
b. Kesempatan untuk menampilkan pribadi. Saat seorang presenter diundang untuk
7
melakukan presentasi, di situlah kesempatannya memperkenalkan diri dan kemampuan
yang dimiliki.
c. Mempunyai pengaruh lebih kuat terhadap audiens. Presentasi yang sukses akan
membawa pengaruh yang lebih kuat kepada audiensnya. Presentasi lebih berjiwa dari
pada sekadar laporan tertulis dalam berkomunikasi. Hal ini bertujuan
menginformasikan, menghibur, dan menggerakan untuk bertindak.
4. Hal-Hal yang dilakukan Sebelum Presentasi
a. Persiapan Presentasi
Persiapan yang harus anda lakukan sebelum pelaksanaan presentasi adalah sebagai
berikut.
1) Kenali audience
2) Kuasai materi
3) Buat outline
4) Siapkan alat peraga/bantu
5) Siapkan introduction
6) Siapkan penutup

b. Latihan Sebelum
Agar lebih baik dalam melaksanakan presentasi lakukan latihan. Latihan adalah
cara yang paling efektif karena beberapa alasan.
1) Dapat mengeliminir kejelekan dalam presentasi
2) Melatih transisi antar bagian supaya lebih halus
3) Memberi gambaran waktu yang diperlukan
4) Meningkatkan percaya diri.

c. Hal-Hal Khusus yang Harus diperhatikan Sebelum Presentasi


Kemudian, ada juga hal – hal khusus yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan presentasi, diantaranya seperti di bawah ini.
1) Tentukan cara mengulang poin utama tanpa terlihat adanya pengulangan.
2) Ciptakan transisi antar bagian dengan mulus.
3) Kenali betul alat bantu/alat peraga yang digunakan.
4) Menyiapkan jawaban atas pertanyaan yang kemungkinan muncul.
5) Mengembangkan gaya sendiri.
d. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Saat Pelaksanaan Presentasi, yaitu sebagai berikut.
8
1) Kuasai alat peraga yang digunakan.
2) Kuasai dili sendiri (be confident).
3) Jangan membelakangi audience.
4) Jangan membaca materi presentasi.
5) Gunakan terminologi yang umum.
6) Singkat, padat (tepat waktu).
7) Bicara lugas, tegas.
8) Selingi dengan sedikit humor.

B. Seminar
Seminar bertujuan untuk mengeksplorasi sebuah ide. Seminar berbeda dengan
pelatihan karena di dalam pelatihan, ada sebuah keahlian yang dibawakan oleh seseorang
yang menguasainya dan di dalam pelatihan terjadi transfer ilmu. Seminar adalah satu
pertemuan, dimana semua pesertanya terlibat aktif.dalam seminar, tidak ada perbedaan
antara pembicara dan peserta Agar sebuah seminar berjalan dengan baik perlulah
dipikirkan beberapa syarat berikut ini.
a) Ruang Seminar
Ruang seminar yang memadai adalah sebuah ruang yang memungkinkan interaksi
aktif selurah peserta seminar. Sebuah meja bundar besar adalah sebuah contoh yang baik
atau kursi yang disusun dengan melingkar. Ruangan tentu saja haras cukup tenang dan
cukup terang untuk memberikan iklim yang nyaman untuk berseminar. Keberadaan
sebuah papan tulis dapat membantu.
b) Peserta
Agar sebuah seminar berjalan dengan baik, peserta adalah bukan kertas kosong
yang menunggu diisi, seperti halnya kuliah. Mereka haras sudah membaca tentang tema
yang akan diseminarkan. Mereka bisa membuat sebuah esai pendek tentang tema yang
diseminarkan. Apabila yang diseminarkan adalah sebuah teks, teks tersebut telah dibaca
secara analitis, ditandai, disertai tanggapan dan kritik. Dengan membaca terlebih dahulu
tentang yang akan diseminarkan, mereka telah mengolahnya di dalam kepala mereka.
Mereka telah memiliki bayangan tentang apa yang diseminarkan. Kertas di tangan yang
berisi ringkasan tema yang diseminarkan menurut masing-masing peserta, nantinya akan
memandu mereka di dalam seminar.
c) Moderator
Seorang moderator di dalam seminar berbeda dengan seorang lektor di dalam
9
kuliah. Ia bukanlah seorang yang memberikan pelajaran, melainkan orang yang
mengarahkan jalannya seminar. Dalam hal ini seorang moderator adalah orang yang
paling senior dalam menguasai tema yang akan diseminarkan. Hal ini bukan berarti
pendapatnyalah yang paling benar. Senioritas dalam penguasaan materi semata-mata
untuk mengarahkan seminar karena ia semestinya yang paling tahu tentang seluk beluk
tema yang diseminarkan. Peran seorang moderator ada dua, yaitu mengarahkan
(directing) dan memoderasi (moderating). Dalam mengarahkan, ia menjaga agar seminar
tidak menyimpang dari tema. Dengan memoderasi, ia menjaga agar tidak ada satu orang
atau satu ide tertentu yang terlalu mendominasi seminar sehingga seluruh tema seminar
tidak tereksplorasi dengan baik.
Sebelum seminar, seorang moderator haras telah membaca tema yang akan
diseminarkan, menyiapkan catatan tentang tema tersebut, menentukan kata – kata kunci,
dan menyusun pertanyaan-pertanyaan kunci yang nantinya akan ditanyakan di dalam
seminar. Pada awal seminar ia dapat menuliskan terlebih dahulu butir – butir yang akan
didiskusikan atau menggambarkan sebuah diagram yang mencerminkan ide yang akan
didiskusikan. Seorang moderator yang baik haruslah seorang pendengar dan pembicara
yang baik. Ia mampu menangkap maksud sebuah pembicaraan dan membuatnya lebih
jelas. Ia mampu memparafrasekan sebuah pertanyaan menjadi pertanyaan lain yang lebih
jelas. Mengingat beratnya tugas seorang moderator, sebaiknya seorang moderator tidak
memimpin sebuah seminar lebih dari satu kali dalam sehari..
d) Jalannya Seminar
Seminar dimulai dengan pengantar singkat dari moderator, kemudian langsung
dilanjutkan dengan pertanyaan kunci yang dibahas oleh semua peserta secara bergiliran.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya seminar berjalan baik.
a. Seminar adalah sebuah diskusi dua arah. Tidak ada seorang yang lebih
mendominasi pembicaraan.
b. Seminar bisa dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah jelas ada
jawabannya, lalu mengarah ke pertanyaan-pertanyaan lain yang lebih dalam dan
tidak jelas jawabannya. Pertanyaan jenis kedualah yang memberikan manfaat
terbesar. Tidaklah banyak pertanyaan seperti itu.
c. Semua pertanyaan dan pemyataan dinyatakan dengan jelas
d. Masih berhubungan dengan butir pertama, setiap pertanyaan haruslah jelas sebelum
ditanggapi dengan jawaban. Penanggap berhak meminta penjelasan lebih lanjut atas
10
pertanyaan sebelum ia menjawab. Tanggapan tentunya juga harus relevan dengan
pernyataan. Moderator juga harus memperhatikan hal ini.
e. Sebuah pertanyaan bisa dilihat sebagai jembatan menuju pertanyaan lain yang lebih
mendasar. Hanya dengan cara demikian sebuah seminar dapat memberikan manfaat
lebih.
f. Apabila ada istilah yang sama, tetapi dipakai dengan arti yang berbeda oleh
beberapa orang, moderator harus menunjukkan hal itu dan membuat kesepakatan
dalam arti apakah istilah itu dipakai sebelum melanjutkan seminar.
g. Etiket harus diperhatikan dalam sebuah seminar, seperti halnya di sebuah meja
makan. Bahasa harus santun dan tidak merendahkan. Dalam hal ini moderator
terlebih harus memberikan contoh yang dapat diikuti oleh peserta yang lain. Bukan
berarti seminar tidak bisa dilakukan dengan ringan dan diiringi tawa, tetapi canda
dan tawa dilakukan dengan wajar dan memberi makna di dalam seminar. Tidak ada
yang lebih membantu untuk mengingat daripada ide-ide kreatif yang kadang –
kadang membangkitkan tawa.
h. Seminar adalah sebuah tempat untuk menggodok ide. Ia bukanlah tempat untuk
membenarkan diri. Setiap orang haras kritis, teteapi menerima apabila ada pendapat
yang lebih baik. Di dalam seminar semua orang memiliki posisi yang sama.
i. Sebuah seminar yang baik tidaklah haras menghasilkan sebuah simpulan tunggal.
Setiap orang bisa pulang dengan pendapatnya masing-masing. Dalam hal ini yang
terpenting adalah mata mereka lebih terbuka, mereka telah melihat ide-ide baru
yang sebelumnya tidak terpikirkan olehnya. Demikianlah sebuah seminar Sokratik
sebaiknya dilaksanakan. Dengan seminar seperti ini, semua peserta dapat
mengambil manfaat. Sebuah
j. seminar yang baik seperti ini dapat memberikan manfaat seumur hidup yang
mengendap sebagai manfaat terbaik yang dapat diberikan oleh sebuah pendidikan.

D. Berbicara dengan Pidato


1. Pengertian Pidato
Pidato merupakan salah satu ketrampilan berbicara. Pidato adalah pengungkapan
pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak atau wacana yang
disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak (KBBI, 1990: 681). Berpidato merupakan
penampilan diri seseorang di hadapan pendengar untuk menyampaikan isi hati atau buah
pikiran dengan rangkaian kata-kata dengan harapan agar pendengar tergugah hati
11
nuraninya dan tergerak pikirannya. Pidato umumnya ditujukan kepada orang atau
sekumpulan orang untuk menyatakan selamat, menyambut kedatangan tamu,
memperingati hari-hari besar dan lain sebagainya. Kesimpulannya pidato adalah salah
satu bentuk penampilan diri seseorang di hadapan orang banyak untuk menyampaikan
pesan atau gagasan pikiran berupa rangkaian kata dengan maksud dan tujuan tertentu.
2. Jenis-Jenis Pidato
Dalam berpidato, ada 4 jenis pidato berdasarkan persiapannya yaitu impromptu,
mauskrip, memoriter dan ekstempore. Impromptu adalah pidato tanpa menggunakan
naskah. Mauskrip adalah pidato dengan menggunakan naskah. Memoriter adalah pidato
yang ditulis dan dihafalkan terlebih dahulu kata demi katanya. Sedangkan ekstempore
adalah pidato yang hanya menuliskan garis besarnya saja lalu saat membawakan pidato
tersebut menggunakan gaya bahasanya sendiri.
3. Tujuan Berpidato
Pidato memiliki empat tujuan penyajian yaitu untuk menyampaikan informasi
(informative) yaitu pidato yang bertujuan memberikan laporan atau pengetahuan atau
sesuatu yang menarik untuk pendengar. Contoh: pidato penyuluhan cara pemakaian
kompor gas. Meyakinkan dan mempengaruhi sikap pendengar (persuasive) yaitu pidato
yang berisi tentang usaha untuk mendorong, meyakinkan dan mengajak pendengar untuk
melakukan suatu hal. Contoh: pidato calon legislatif. Menghibur pendengar (rekreatif)
yaitu pidato yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan pendengar. Contoh:
pidato di posko bencana, pidato dalam acara bakti sosial.
4. Hal- Hal yang Perlu Dipersiapakan Dalam Berpidato
Sebelum melakukan pidato, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan,
diantaranya antara lain :
a. Menentukan topik dan tujuan pidato, topik merupakan persoalan yang dikemukakan,
sedangkan tujuan pembicaraan berhubungan dengan tanggapan yang diharapkan dari
para pendengar berkenaan dengan persoalan yang dikemukakan.
b. Menganalisis pendengar dan situasi, dengan menganalisis situasi akan didapatkan
jalan keluar untuk menyiapkan cara-cara bagaimana pembicara harus menyesuaikan
diri dalam menyampaikan uraiannya dan memberi jalan untuk menentukan suatu
sikap yang harus diambil dalam menghadapi para pendengar
c. Memilih topik dan menyempitkan topik, pemilihan topik hendaknya disesuaikan
dengan sifat pertemuan serta data dan informasi tentang situasi dan pendengar yang
akan hadir dalam pertemuan
12
d. Mengumpulkan materi pidato, materi pidato harus berhubungan dengan persoalan
atau topik yang akan dibahas, lebih banyak dan lebih lengkap bahan yang diperoleh
akan memperlancar pembicara dalam menyusun suatu naskah
e. Menyusun dan mengembangkan kerangka pidato, kerangka pidato dibuat terperinci
dan tersusun baik, dalam kerangka tersebut persoalan yang akan dibahas dibagi
menjadi beberapa bagian / sub-subtopik
f. Menguraikan secara mendetail, dalam penyusunan naskah hendaknya dipergunakan
kata-kata yang tepat, penggunaan kalimat yang efektif, pemakaian istilahistilah dan
gaya bahasa yang dikehendaki sehingga dapat memperjelas uraian
g. Melatih dengan suara nyaring, dengan melakukan latihan, seorang pembicara akan
dapat membiasakan diri dan menemukan cara dan gaya yang tepat.
5. Teknik penyampaian pidato
Penyampaian pidato tidak dapat dilakuakan dengan sembarangan Terdapat teknik-
teknik dalam penyampaian pidato yang perlu diperhatikan oleh pembicara. Teknik
tersebut antara lain pidato disampaikan dengan bahasa yang baik dan tidak terlalu sukar
serta komunikatif. Penggunaan ragam bahasa yang tepat adalah ragam bahasa baku yaitu
bahasa Indonesia agar dipahami oleh semua. Untuk memermudah pemahaman
pendengar, bahasa yang kita gunakan juga harus yang populer dan banyak diketahui oleh
orang lain agar tidak terjadi salah pemahaman antara pembicara dan pendengar. Teknik
kedua adalah Suara harus jelas. Pembicara harus memliki suara yang jelas, agar
pendengar juga mampu menerima informasi yang disampaikan tanpa susah payah
mendekatkan telinga mereka. Teknik yang ketiga adalah Nada suara teratur dan baik
(tidak monoton). Teknik selanjutnya adalah Selingi humor yang tepat suasana. Humor
yang terkontrol akan memberikan suasana hidup pada tempat kita berpidato. Teknik yang
terakhir adalah Kewajaran dan kelancaran atau kecepatan saat berbicara. Saat
menyampaikan gagasan, jangan sekali-kali dengan kecepatan yang tidak terkontrol.
Setiap pendengar memiliki kemampuannya tersendiri dalam menangkap apa yang mereka
dengarkan.

13
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Pengetahuan tentang ilmu atau teori berbicara sangat menunjang kemahiran serta
keberhasilan seni dan praktik berbicara. Untuk itulah diperlukan pendidikan berbicara
(speech education). Konsep-konsep dasar pendidikan berbicara mencakup tiga kategori,
yaitu (1) hal-hal yang berkenaan dengan hakikat atau sifat-sifat dasar ujaran, (2) hal-hal
yang berhubungan dengan proses intelektual yang diperlukan untuk mengembangkan
kemampuan berbicara, dan (3) hal-hal yang memudahkan seseorang untuk mencapai
keterampilan berbicara.
Selain itu, berbicara dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa aspek, yaitu (1)
arah pembicaraan, (2) tujuan pembicaraan, dan (3) suasana. Pengelompokan berdasarkan
arah pembicaran menghasilkan berbicara satu arah (pidato dan ceramah), dan berbicara
dua/multi-arah (konversasi, diskusi). Berdasarkan aspek tujuan, berbicara dapat
dikelompokkan ke dalam berbicara persuasi, argumentasi, agitasi, instruksional, dan
rekretif. Sementara itu, berdasarkan suasana dan sifatnya, berbicara dapat dikelompokkan
ke dalam berbicara formal dan nonformal.

B. Saran
Penulis menyadari akan kekurangan bahan/materi tulisan ini. Dalam hal ini
penulis menyarankan apabila terdapat kekurangan atau isi tulisan ini, maka saran kritik
dari pembaca adalah penutup dari semua kekurangan penulis dan menjadikan semua itu
sebagai bahan acuan untuk memotivasi dan menyempurnakan tulisan ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Arsjad, Maidar G dan Mukti U.S. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia. Bandung : Erlangga
Arifin, E. Zaenal dan SAmran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesiauntuk
Perguruan Tinggi. Jakarta : Akapress
Kerf, Gorys. 1993. Komposisi. Flores : Nusa Indah
Trigan, Henry Guntur. 1993. Berbicara. Bandung : Angkasa

15

Anda mungkin juga menyukai