Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH AL-ISLAM

IMAN DAN PENGARUHNYA DALAM


KEHIDUPAN

OLEH:

KELOMPOK XI
MEICI GOZALINDA
NASEF NANANG NUGRAHA

FAKULTAS MIPA DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat Iman dan
Islam kepada kita semua, sehingga kita dapat berkumpul dalam pertemuan
yang Insya Allah dimuliakan oleh Nya.
Shalawat dan Salam semoga tetap terlimpah curah kepada junjunan
kita Nabi Muhammad SAW. Kepada para sahabatnya para Tabiit Tabiinnya
dan semoga kepada kita selaku ummatnya mendapatkan syafaatul udzma
di Yaumil Jaza. Amin
Sebelumnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak
Drs.

Mahyan

Yusmar

selaku

dosen

yang

telah

memberikan

kami
0

kesempatan menjelaskan Al-Quran sebagai sebagai sumber hukum Islam


yang pertama. Suatu kebanggaan bagi kami yang telah diberi kepercayaan
oleh bapak pengampu untuk menjelaskan hal tersebut.
Maka dari itu, kami sebagai pihak yang diberkan tugas, mencoba
memaparkan beberapa ilmu yang kami ambil dari beberapa sumber, dalam
bentuk makalah yang akan kami presentasikan ini.
Dalam makalah ini terdapat beberapa pelajaran penting yang wajib
diketahui oleh kami khususnya dan mahasiswa pada umumnya. Diantara
materi yang akan kami bahas diantaranya : hakikat Iman, hubungan antara
Iman, Ilmu dan Amal, karakteristik dan sifat orang yang beriman, dan hal-hal
yang dapat merusak dan meniadakan Iman, mohon maaf bila terdapat
kesalahan baik dalam segi penulisan maupun dalam redaksi. Kritik dan
saran sangat kami harapkan. Billahi fi Sabililhaq Fastabiqul Khairot.

Kata Pengantar

...............................................................

Daftar Isi

.. 1
...............................................................

BAB I

PENDAHULUAN

...2

A. Latar Belakang

...............................................................

B. Rumusan Masalah

...3
...............................................................

C. Tujuan Penulisan

.. 3
...............................................................

BAB II PEMBAHASAN

...4

A. Pengertian hakikat iman

...............................................................

B. Hubungan Iman, Ilmu,dan Amal

.. 5
...............................................................
1

...6
...............................................................

1) Pengertian Iman, Ilmu dan Amal

...6
2) Kedudukan Iman, Ilmu, dan Amal ...............................................................
dalam kehidupan
...8
3) Hubungan antara Iman, Ilmu, dan ...............................................................
Amal
C. Karakteristik dan sifat orang beriman
D.

Hal-hal

yang

dapat

merusak

meniadakan iman

BAB III PENUTUP

...10
...............................................................
...11
dan ...............................................................

PENUTUP

...14

A. Simpulan

...............................................................

B. Saran-Saran

...18
...............................................................

DAFTAR PUSTAKA

...18
...............................................................
...19

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Keimanan adalah hal yang paling mendasar yang harus dimiliki
seseorang. Allah memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya,
sebagaimana

firman

Allah

yang

artinya:

Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan


RasulNya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al Quran) yang diturunkan
kepada RasulNya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa
ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya,
dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh.
2

(Q.S. An Nisa : 136)


Membuktikan adanya Allah SWT sudah barang tentu tidak akan sama
dengan membuktikan adanya berbagai benda di sekitar kita. Adanya
(wujud) benda dapat dibuktikan dengan alat indra manusia sehingga dapat
dilihat, diraba, dan didengar. Akan tetapi, wujud Allah SWT sangat berbeda,
tidak dapat dilihat, diraba, dan didengar langsung melalui pancaindra.
Dalam islam, antara iman, ilmu dan amal terdapat hubungan yang
terintegrasi kedalam agama islam. Islam adalah agama wahyu yang
mengatur sistem kehidupan. Dalam agama islam terkandung tiga ruang
lingkup, yaitu akidah, syariah dan akhlak. Sedangkan iman, ilmu dan amal
barada didalam ruang lingkup tersebut. Iman berorientasi terhadap rukun
iman yang enam, sedangkan ilmu dan amal berorientasi pada rukun islam

B.

yaitu tentang tata cara ibadah dan pengamalanya.

Rumusan Masalah

1.
2.
3.
4.

C.

apa hakikat iman?


apa saja hubungan iman, ilmu dan juga amal?
apa saja karakteristik dan sifat orang beriman
apa saja hal-hal yang dapat merusak dan meniadakan iman?

Tujuan Penulisan
Tentunya kami sebagai penulis makalah ini mempunyai tujuan terkait
dengan rumusan masalah, yang dengan tujuan tersebut kita dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, tujuannya adalah:
1. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui apa itu hakikat iman.
2. Agar penulis dan pembaca bisa mengetahui hubungan iman,ilmu, dan
amal
3. Agar penulis dan pembaca bisa mengetahui karakteristik dan sifat
orang beriman
4. Agar penulis dan pembaca bisa mengetahui hal-hal yang dapat
merusak dan meniadakan iman.

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian Hakikat Iman


Iman jika disebutkan secara mutlak dalam kalam Allah dan Rasul-Nya,

maka akan mencakup penunaian atas hal-hal yang diwajibkan dan


meninggalkan perkara-perkara yang haram. Allah berfirman:





"Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia
menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu
akan mendapat kesusahan. Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kapada
keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan
kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah
orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus." (Al- Hujurat: 7)
Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya jawaban orang- orang mukmin bila mereka dipanggil kepada
Allah dan Rasul- Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka
ialah ucapan 'kami mendengar dan kami patuh'. Dan mereka itulah orangorang yang beruntung." (An-Nur: 51)

B.

Hubungan Iman, Ilmu dan Amal

1)

Pengertian Iman, Ilmu, dan Amal

a.

Pengertian Iman
Pengertian iman (bahasa

Arab:)

secara

etimologis

berarti

'percaya'. Perkataan iman ( )diambil dari kata kerja 'aamana' ( )-yukminu' ( )yang berarti 'percaya' atau 'membenarkan'.
Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan
secara istilah syari, iman adalah "Keyakinan dalam hati, Perkataan di lisan,
amalan dengan anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan
berkurang dengan maksiat". Para ulama salaf menjadikan amal termasuk
unsur keimanan. Oleh sebab itu iman bisa bertambah dan berkurang,
sebagaimana amal juga bertambah dan berkurang". Ini adalah definisi
menurut Imam Malik, Imam Syafii, Imam Ahmad, Al Auzai, Ishaq bin
Rahawaih, madzhab Zhahiriyah dan segenap ulama selainnya.
Dengan demikian definisi iman memiliki 5 karakter: keyakinan hati,
perkataan lisan, dan amal perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang.
Para imam dan ulama telah mendefinisikan istilah iman ini, antara
lain, seperti diucapkan oleh Imam Ali bin Abi Talib: "Iman itu ucapan dengan
lidah dan kepercayaan yang benar dengan hati dan perbuatan dengan
anggota." Aisyah r.a. berkata: "Iman kepada Allah itu mengakui dengan lisan
dan membenarkan dengan hati dan mengerjakan dengan anggota." Imam
al-Ghazali menguraikan makna iman: "Pengakuan dengan lidah (lisan)
membenarkan pengakuan itu dengan hati dan mengamalkannya dengan
rukun-rukun (anggota-anggota)."
Jadi, dapat di simpulkan, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin
(orang yang beriman) sempurna apabila memenuhi unsur unsur keimanan di
atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah,
tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan,
maka

orang

tersebut

tidak

dapat

dikatakan

sebagai

mukmin

yang

sempurna. Sebab, unsur unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan


yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.
b.

Pengertian Ilmu
Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar dari:

alima yalamu yang berarti tahu atau mengetahui dalam bahasa Inggris ilmu
5

biasanya dipadankan dengan kata science. Dalam bahasa Indonesia kata


science umumnya diartikan ilmu tapi sering juga diartikan dengan ilmu
pengetahuan.Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang
disusun secara bersistem menurut metodemetode tertentu yang dapat di
gunakan untuk menerangkan gejalagejala tertentu di bidang pengetahuan
itu.
Ajaran Islam sebagai mana tercermin dari Al-qur'an sangat kental
dengan nuansanuansa yang berkaitan dengan ilmu, ilmu menempati
kedudukan yang sangat penting dalam ajaran islam.Keimanan yang
dimilikioleh seseorang akan jadi pendorong untuk menuntutilmu, sehingga
posisi orang yang beriman dan berilmu berada pada posisi yang tinggi
dihadapan Allah SWT. Yang berarti juga rasa takut kepada Allah akan
menjiwai seluruh aktivitas kehidupan manusia untuk beramal shaleh.
Dengan demikian nampak jelas bahwa keimanan yang dibarengi dengan
ilmu

akan

membuahkan

amalamal

shaleh..

Ketenangan

hati,

kebahagiaannnya dan hilangnya kegundahan adalah keinginan setiap


orang,dengan itulah kehidupan yang baik, perasaan senang dan tentram
dapat dicapai.
c.

Pengertian Amal
Secara bahasa "amal" berasal dari bahasa Arab yang berarti

perbuatan atau tindakan, sedangkan saleh berarti yang baik atau yang
patut. Menurut istilah, amal saleh ialah perbuatan baik yang memberikan
manfaat kepada pelakunya di dunia dan balasan pahala yang berlipat di
akhirat.
Pengertian amal dalam pandangan Islam adalah setiap amal saleh,
atau setiap perbuatan kebajikan yang diridhai oleh Allah SWT. Dengan
demikian,

amal

dalam

Islam

tidak

hanya

terbatas

pada

ibadah,

sebagaimana ilmu dalam Islam tidak hanya terbatas pada ilmu fikih dan
hukum-hukum agama. Ilmu dalam dalam ini mencakup semua yang
bermanfaat bagi manusia seperti meliputi ilmu agama, ilmu alam, ilmu
sosial dan lain-lain. Ilmu-ilmu ini jika dikembangkan dengan benar dan baik
maka memberikan dampak yang positif bagi peradaban manusia
Kata amal artinya pekerjaan. Dalam bahasa Arab kata amal dipakai
untuk

semua

bentuk

pekerjaan.

Tidak

seperti

anggapan

sebagian

masyarakat Muslim, yang mengembalikan kata amal dengan kata ibadah


6

dan memahaminya sebatas kegiatan ritual seperti pergi ke masjid,


membaca Alquran, shalat, puasa, haji, zakat, sedekah, dan sebagainya.
Dalam Alquran, kata amal terbagi kepada 'amalus-shalih (pekerjaan
baik) dan 'amalun ghairus-shalih (pekerjaan yang tidak baik). 'Amalun
ghairus-shalih disebut pula dengan 'amalus-sayyi-ah (amal salah), termasuk
pula ke dalam kategori ini 'amalus-syaithan (pekerjaan setan) dan 'amalusmufsidin (pekerjaan pelaku kebinasaan). Umat Islam diperintah melakukan
'amalus-shalih dan wajib menjauhi 'amalus-sayyi-ah.
Ada firman Allah SWT, '' Siapa yang mengerjakan kebaikan dia
mendapat pahala dari perbuatannya itu dan siapa yang mengerjakan
kejahatan maka orang yang melakukan kejahatan itu tidak dibalas kecuali
menurut apa yang dikerjakannya.'' (Al-Qasas: 84).
2) Kedudukan Iman,Ilmu dan amal dalam kehidupan
a.
Kedudukan Iman
Iman dalam Islam menempati posisi amat penting. Karena iman
adalah asas dan dasar bagi seluruh amal perbuatan manusia. Tanpa iman
tidaklah sah dan diterima amal perbuatannya. Firman Allah SWT dalam
Quran Surat An-Nisa ayat 124 yang artinya
Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal shaleh baik laki-laki
maupun wanita sedang ia orang yang beriman maka mereka itu masuk ke
dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.
Juga dalam Quran Surah Al-Isra 19 yg artinya Dan barangsiapa yg
menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguhsungguh sedang ia adalah mumin maka mereka itu adalah orang-orang yg
usahanya dibalasi dengan baik.
Disebutkan dalam hadits dari Al-Bara ibn Azib Radhiyallahu Anhu
bahwa ada seorang kafir datang dengan bertopeng sambil membawa
sepotong

besi

kemudian

memohon

kepada

Rasulullah

SAW

agar

diperkenankan pergi bersama kaum Muslimin untuk ikut berperang. Maka


beliau bersabda kepadanya Masuklah Islam kemudian pergilah berperang!
Lalu ia pun masuk Islam dan ikut pergi berperang sehingga terbunuh. Nabi
SAW bersabda Dia beramal sedikit tetapi dibalas dengan pahala yang
banyak. .

b.

Kedudukan Ilmu
Manusia diciptakan lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk

ciptaan Allah yang lain. Kesempurnaan manusia dibandingkan dengan


makhluk lainnya tersebut adalah dengan dengan pemberian akal pikiran
dalam penciptaannya. Akal inilah yang dapat membedakan manusia dari
makhluk lainnya.
Dengan akal itu Allah SWT telah memuliakan manusia, mengangkat
derajatnya dengan derajat yang tinggi. Akal adalah alat untuk berpikir, Allah
SWT menjadikan akal sebagai sumber tempat bermula dan dasar dari ilmu
pengetahuan. Imam Ghazali mengatakan sebagaimana dikutip oleh Wahbah
Az-Zuhaili, penyebutan kata yang terkait dengan al-aqlu dalam Al-Quran
sedikitnya ada lima puluh kali dan penyebutan Uulin-nuhaa sebanyak dua
kali.
Allah

SWT

berfirman

dalam

S.

Al-Jastiyah

ayat

3-5.

Artinya:

Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda


(kekuasaan Allah) untuk orang-orang yang beriman. Dan pada penciptaan
kamu dan pada binatang-binatang melata yang bertebaran (di muka bumi)
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini. Dan
pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari
langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan
pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
kaum yang berakal.
c.

Kedudukan Amal
Amal adalah setiap perilaku mahluk hidup yang disertai suatu maksud,

apakah perilaku tersebut baik ataukah buruk.


Allah berfirman:


Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal
saleh. (QS.Al Baqoroh : 277)


Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi

pembalasan dengan kejahatan itu. (QS. An Nisa [4]:123).

Sedangkan amal sholeh adalah:



8

Perilaku yang mana para pelakunya memiliki ilmu dan keikhlasan


serta dalam keadaan beriman .
Beramal shaleh memiliki kedudukan yang cukup mulia di dalam Islam
berdasarkan beberapa pandangan berikut ini: Amal shaleh merupakan
sebab memasuki syurga-setelah rahmat Allah subhanahu wataala-serta
meraih ridho dan kecintaan-Nya.
3) Hubungan Antara Iman, Ilmu, dan Amal
Dalam islam, antara iman, ilmu dan amal terdapat hubungan yang
terintegrasi kedalam agama islam. Islam adalah agama wahyu yang
mengatur sistem kehidupan. Dalam agama islam terkandung tiga ruang
lingkup, yaitu akidah, syariah dan akhlak. Sedangkan iman, ilmu dan amal
barada didalam ruang lingkup tersebut. Iman berorientasi terhadap rukun
iman yang enam, sedangkan ilmu dan amal berorientasi pada rukun islam
yaitu tentang tata cara ibadah dan pengamalanya.
Akidah merupakan landasan pokok dari setiap amal seorang muslim
dan sangat menentukan sekali terhadap nilai amal, karena akidah itu
berurusan dengan hati. Akidah sebagai kepercayaan yang melahirkan
bentuk keimanan terhadap rukun iman, yaitu iman kepada Allah, Malaikatmalaikat Allah, kitab-kitab Allah, Rosul-rosul Allah, hari qiamat, dan takdir.
Meskipun hal yang paling menentukan adalah akidah/iman, tetapi
tanpa integritas ilmu dan amal dalam perilaku kehidupan muslim, maka
keislaman

seorang

muslim

menjadi

kurang

utuh,

bahkan

akan

mengakibatkan penurunan keimanan pada diri muslim, sebab eksistensi


prilaku lahiriyah seseorang muslim melambangkan batinnya.
Beriman berarti meyakini kebenaran ajaran Allah SWT dan Rasulullah
SAW. Serta dengan penuh ketaatan menjalankan ajaran tersebut. Untuk
dapat menjalankan perintah Allah SWT dan Rasul kita harus memahaminya
terlebih dahulu sehingga tidak menyimpang dari yang dikehendaki Allah dan
Rasulnya. Cara memahaminya adalah dengan selalu mempelajari agama
(Islam).
Iman dan Ilmu merupakan dua hal yang saling berkaitan dan mutlak
adanya. Dengan ilmu keimanan kita akan lebih mantap. Sebaliknya dengan
iman orang yang berilmu dapat terkontrol dari sifat sombong dan
menggunakan ilmunya untuk kepentingan pribadi bahkan untuk membuat
kerusakan.
9

Amal Sholeh merupakan wujud dari keimanan seseorana. Artinya


orang yang beriman kepada Allah SWT harus menampakan keimanannya
dalam bentuk amal sholeh. Iman dan Amal Sholeh ibarat dua sisi mata uang
yang tidak dapat dipisahkan. Mereka bersatu padu dalam suatu bentuk yang
menyebabkan ia disebut mata uang. Iman tanpa Amal Sholeh juga dapat
diibaratkan pohon tanpa buah.
Hubungan ilmu dan amal dapat difokuskan pada dua hal. Pertama,
ilmu adalah pemimpin dan pembimbing amal perbuatan. Amal boleh lurus
dan berkembang bila didasari dengan ilmu. Dalam semua aspek kegiatan
manusia harus disertai dengan ilmu baik itu yang berupa amal ibadah atau
amal perbuatan lainnya. Kedua jika orang itu berilmu maka ia harus diiringi
dengan amal. Amal ini akan mempunyai nilai jika dilandasi dengan ilmu.
Begitu juga dengan ilmu akan mempunyai nilai atau makna jika diiringi
dengan amal. Keduanya tidak dapat dipisahkan dalam perilaku manusia.
Sebuah perpaduan yang saling melengkapi dalam kehidupan manusia yaitu
setelah berilmu lalu beramal.

C. Karakteristik orang beriman


Orang yang beriman akan memiliki beberapa karakteristik yang
terdapat dalam diri nya. Hal ini tercipta karena keyakinan dan keteguhan
hati nya dalam menyerahkan diri nya kepada Allah SWT, sehingga dengan
sendiri

nya

karakteristik

dibawah

ini

akan

tercipta.

Berikut

adalah

lebih

mereka

cintai

karakteristik dari orang yang beriman :


Mereka

menjadikan

Allah

dan

Rasul-Nya

daripada anak,isteri,harta benda dan segalanya.


Hal

ini

sesuai

dengan

firman

Allah

berikut

ini

Katakanlah: jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri,


kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang
kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah
lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan Nya,
maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan Nya. Dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.(QS.9:24)

10

Orang yang beriman tidak akan izin untuk tidak ikut berjihad
Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak
akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan
diri

mereka.

Dan

Allah

mengetahui

orang-orang

yang

bertakwa.

Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang


yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka raguragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya. (QS.9:44-45)
Mereka

selalu

mendengar

dan taat

jika Allah

dan rasul-Nya

memanggil mereka untuk melaksanakan suatu perbuatan


Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil
kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara
mereka ialah ucapan. Kami mendengar, dan kami patuh. Dan mereka
itulah orang-orang yang beruntung.(QS.24:51)
Mereka

menjadikan

Rasul

sebagai

hakim

dlm

setiap

persoalan/permasalahannya
Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman
hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu
keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya.(QS.4:65)
Mereka memiliki iman yg mantap, tidak dicampuri dgn keraguraguan sedikitpun dan keimanannya dibuktikan dengan berjihad di
jalan Allah dgn harta & jiwanya
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang
yang yakin(beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak
ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka
pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. (QS.49:15)
Mereka taat kepada Allah,rasul-Nya, dan ulil amri serta
mengembalikan seluruh persoalan yg mereka perselisihkan kepada
Al-Quran dan sunnah Rasulullah
11

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya,dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah(Al-Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama(bagimu) dan lebih baik
akibatnya. (QS.4;59)
Apabila dibacakan ayat-ayat Allah kepada mereka maka hatinya
bergetar, imannya bertambah, tetap menjalankan shalat,berzakat.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila
disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayatayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Allah
lah mereka bertawakkal.(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan
yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada
mereka.Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka
akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Rabbnya dan
ampunan serta rezki(nikmat) yang mulia. (QS.8:2-4)
Cinta kepada Allah, bersikap lemah lembut terhadap sesama
muslim dan tegas kepada kaum kafir.
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang
murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum
yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap
lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap
orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada
celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada
siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi
Maha Mengetahui. (QS.5:54)
Mereka tidak mempunyai pilihan lain terhadap apa yang telah
ditetapkan oleh Allah dan rasul-Nya, kecuali hanya taat,tunduk dan
berserah diri kepada-Nya
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan
12

mereka.

Dan

barangsiapa

mendurhakai

Allah

dan

Rasul-Nya

maka

sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS.33:36)

Selain karakteristik diatas terdapat pula sifat orang beriman, yang


didasarkan kepada hadits Rasulullah SAW: " Barang siapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhirat, hendaklah berkata baik ataupun diam. Barang
siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah dia
memuliakan jirannya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhirat, maka hendaklah dia memuliakan tamunya."(Hadis riwayat alBukhari dan Muslim)
Dalam hadis di atas dijelaskan tentang sifat-sifat orang beriman
kepada Allah dan hari akhirat, yaitu sebagai berikut :
1. Berkata sesuatu yang baik. Sekiranya tiada sesuatu yang baik
untuk diperkatakannya, maka dia akan diam.
2. Memuliakan jiran, dan tidak menyakiti jirannya
3. Memuliakan tetamu yang berkunjung ke rumahnya.

D. Hal yang dapat merusak dan meniadakan Iman


Orang Islam yang Mencampuri Ibadahnya dengan Keyakinan dan Perbuatan
Syirik
Syirik adalah segala keyakinan dan amalan yang semestinya hanya untuk
Allah tetapi dilakukan untuk selain Allah. Contoh-contoh nyata keyakinan
dan perbuatan syirik antara lain:
1.

Berdoa, mengharap, minta pertolongan, berpasrah diri kepada


selain Allah.

Berdoa

kepada

jin,

memanggil

atau

meminta

wangsit

atau

minta

pertolongan kepada orang yang sudah mati agar hajatnya diberi kelancaran
dan keberhasilan.
2.

Rasa takut kepada selain Allah, seperti takutnya kepada tempat

keramat, takut kualat / mendapatkan malapetaka jika tidak mengikuti


aturan-aturan yang dibuat jin, juru kunci kuburan atau juru kunci tempattempat keramat..
13

3.

Menyembelih hewan untuk selain Allah, yaitu menyembelih

hewan-hewan tertentu dengan syarat-syarat tertentu dengan niat untuk


persembahan, sesajen, hadiah, mahar, tebusan sebagai syarat untuk
mendapatkan

keselamatan,

terhindar

dari

mara

bahaya

atau

agar

keinginannya dapat terkabul.


4.
Nazar untuk selain Allah Misal; Kalau cita-cita saya berhasil,
saya akan memberi hadiah pada kuburan keramat di desa.Semua amalan
dan keyakinan tersebut masuk dalam kategori syirik besar dan pelakunya
menjadi musyrik, kafir, keluar dari Islam.


Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni apabila mereka
menyekutukanNya, dan Allah mengampuni dosa selain syirik bagi siapa saja
yang Dia kehendaki. Barang siapa yang berbuat syirik maka sungguh ia
telah melakukan perbuatan dosa besar. [Surat Annisa ayat 48]
5.

Menjadikan Manusia / Makhluk sebagai Perantara Untuk lebih

Mendekatkan diri kepada Allah


Meyakini bahwa seorang tokoh dapat memberikan safaat di hari
kiamat, sehingga kuburannya selalu diziarahi dan dikeramatkan, hari lahir
dan kematiannya selalu diperingati, benda-benda peninggalannya dan apaapa yang berkaitan dengannya diyakini membawa barokah. Anggapan
bahwa hanya tokoh-tokoh tertentu atau orang-orang khusus yang bisa
mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan manusia pada umumnya tidak
mampu. Sehingga timbul keyakinan bahwa umumnya manusia harus
mendekatkan diri pada orang-orang khusus tersebut supaya bisa dekat
dengan Allah.
6. Praktek Sihir dan Perdukunan (syirik)
Syirik adalah memalingkan bentuk peribadatan kepada selain Allah
atau menyamakan Allah dengan mahluk dalam hal-hal semestinya bagi
Allah, karena merupakan hak-Nya.Seperti Praktek sihir dan Perdukunan.
Bentuk-bentuk praktek sihir dan perdukunan antara lain:

14

Praktek sihir dan perdukunan yang membuat orang celaka, apes,


sakit, bangkrut, menderita bahkan dapat membunuh orang. Contoh nyata
adalah santet, tenung, jengges dan lain-lain.
Guna-guna menggunakan barang dan atau mantra-mantra yang
bertujuan menjadikan sesorang senang atau sebaliknya benci, seperti; pelet,
jaran goyang, semar mendem dan lain sebagainya.
Hipnotis yaitu praktek sihir yang membuat orang tertidur atau
terbawa ke alam bawah sadar.
Magic

yaitu

aksi-aksi

atau

atraksi-atraksi

fantastis

dengan

mengandalkan kekuatan magic yang semua itu merupakan praktik minta


tolong pada jin. Segala jenis ramalan ghaib untuk mengetahui nasib
seseorang atau kejadian-kejadian akan datang dan menebak barang yang
hilang dengan menggunakan berbagai media dan perantara. Orang-orang
yang telah mempraktikkan sihir dan perdukunan tersebut, mengajarkan
atau memerintahkan / meminta orang lain untuk praktek sihir dan
perdukunan itu hukumnya dia telah musyrik dan menjadi kafir.

... ....
Dan setiap Harut Marut mengajarkan sihir kepada seseorang ia selalu
berkata,Sesungguhnya kami adalah fitnah (bagimu) maka janganlah kamu
kufur (terhadap Tuhanmu). Surat Al-Baqarah ayat 102
7. Condong pada Kaum Musyrik, Kafir dan Jahiliyah
Salah satu bentuk kekafiran umat adalah: apabila ia merasa condong,
mempunyai rasa cinta kepada kaum musyrik, kaum kafir atau orang
jahiliyah.

Mendukung,

menolong

dan

loyal

pada

orang

kafir

untuk

melemahkan dan mengalahkan Islam dan kaum Muslimin.


Mengidolakan orang-orang tidak beriman / non-Muslim dengan cara meniru
gaya, ucapan, mode dan perbuatan mereka yang bertolak belakang dengan
hukum Islam.
Mengagumi agama non-Islam dan menganggap agama mereka lebih baik,
lebih damai, lebih tenteram, lebih manusiawi dan tidak banyak aturan.



15

Wahai orang-orang beriman, janganlah kalian menjadikan orang Yahudi dan


Nasrani sebagai kekasih, mereka adalah kekasih satu sama lain, dan barang
siapa diantara kalian yang mengasihi mereka maka ia termasuk golongan
mereka dan Allah tidak mengasihi orang-orang yang berbuat aniaya. [Surat
Al-Maidah ayat 51]
8. Tidak Menghukumi Kafir pada Orang Musyrik
Kekafiran dalam kategori ini antara lain:
Menganggap orang-orang yang mengerjakan praktik-praktik syirik seperti:
ibadah di kuburan, menyembelih hewan untuk jin dll, masih Islam dengan
alasan masih mengucapkan syahadat. Fakta dalil bahwa orang-orang yang
berkeyakinan dan berbuat syirik maka hancur lebur amalannya dan diancam
neraka oleh Allah SWT sekalipun ia mengaku Islam dan masih mengucapkan
dua kalimat syahadat. Faham plularisme yang menganggap semua agama
sama-sama benar.
9. Berpaling dari Agama Allah
Bentuk

nyata

berpaling

dari

Agama

Allah

adalah

tidak

mau

mempelajari / mengkaji / memahami Al-Quran dan Sunnah Nabi (Al-Hadist)


dan juga tidak mengamalkannya, terutama akidah yang wajib diketahui
seperti Rukun Islam, Rukun Iman dan lain sebagainya. Orang-orang yang
berpaling dari Agama Allah beranggapan bahwa:
Semua agama sama benarnya karena semua agama tujuannya adalah
ibadah kepada Allah
Termasuk berpaling dari agama Allah adalah orang-orang munafik yaitu
orang yang belajar dan menguasai ajaran Islam namun ilmunya hanya di
bibir saja, tidak diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari.

16

BAB III
PENUTUP
A.

Simpulan
Dari pembahasan diatas tentang iman dan pengaruhnya

dalam kehidupan kita dapat mengetahui hubungan antara iman,


ilmu dan amal . lalu karakteristik dan sifat orang beriman yang
bisa kita contoh. Serta hal-hal yang dapat merusak dan
meniadakan iman yang seharusnya memang untuk kita jauhi,
agar kita tidak termasuk pada orang yang jauh dari lindungan
Allah SWT
B.

Saran Saran
Untuk mendapatkan manfaat yang sempurna dari Makalah

yang penulis buat ini, hedaknya Pembaca Memberikan Kritik dan


saran serta melakukan Pengkajian Ulang (diskusi) terhadap
penulisan sehingga penulis terhindar dari Kekeliruan.
17

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI, Al-qur'an dan terjemahannya, edisi 1989.Al Ghazaly,
Abu Hamid, Ihya Ulum Addin (Semarang)Drs. Mulyadi, Aqidah Ahlak. Toha
Putra Semarang. 2007.Abdullah Hamid Hakim Assalam Saadiyah Putra
Jakarta 1989.Majalah Kreatifitas Santri AlKhairat BataBata 1997.
Amidjaja, Tisna. 1992. Iman, Ilmu dan Amal. Jakarta : Rajawali.
www. Muslim.or.id/Sifat orang yang beriman

18

Anda mungkin juga menyukai