Anda di halaman 1dari 12

5 Sifat Orang Yang Beriman

Menyandang gelar orang beriman adalah predikat yang mulia.


Allah mensifati sifat orang-orang yang beriman sekaligus dalam 2
ayat, yaitu ayat ke 2 dan ke 3 dari surah Al-Anfal. Allah menyebut
ada 5 sifat di dalam ayat tersebut. Berikut adalah sifat-sifatnya.
By Wiwit Hardi Priyanto 23 April 2015
46 5451 0

Menyandang gelar orang beriman adalah predikat yang mulia.


Allah mensifati sifat orang-orang yang beriman sekaligus dalam 2
ayat, yaitu ayat ke 2 dan ke 3 dari surah Al-Anfal. Allah menyebut
ada 5 sifat di dalam ayat tersebut. Berikut adalah sifat-sifatnya.
Memiliki Rasa Takut di Dalam Hatinya

Allah Taala berfirman












Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang
bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka (QS. Al-Anfal: 2)
Hanya orang yang beriman jika disebutkan nama Allah, muncul
rasa takut dalam hatinya. Rasa takutnya sebagai bentuk
mengagungkan Allah. Sebagai contoh, jika ada seseorang yang
berkeinginan melakukan maksiat, kemudian ia teringat Allah atau
ada yang mengingatkannya dengan mengatakan, bertakwalah
anda kepada Allah, maka dia adalah seorang yang mukmin. Rasa
takut tersebut adalah ciri-ciri orang yang beriman.
Adanya Tambahan Iman ketika Ayat Quran Dibacakan

Allah Taala berfirman







dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman
mereka (karenanya) (QS. Al-Anfal: 2)

Hal ini menjadi bukti keimanan seseorang ketika Al Quran dibaca


baik oleh dirinya ataupun orang lain, ia dapat mengambil manfaat
dengan bertambahnya rasa iman. Sebagaimana
RasulullahShallallahu alaihi Wasallam pernah memerintahkan
Ibnu Masud untuk membacakan Al Quran, lantas Ibnu Masud
bertanya, Bagaimana aku membacakan Al Quran sedang Al
Quran diturunkan untukmu?.
Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam pun menjawab, Sungguh
aku senang mendengar bacaan Al Quran dari orang lain. Ibnu
Masud pun membaca surah An-Nisa, tatkala sampai pada ayat
41,









Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami
mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan
Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas
mereka itu (sebagai umatmu) (QS. An-Nisa: 41).
Maka Nabi mengatakan, Cukup Aku pun memandangi Nabi dan
melihat mata beliau berlinangan air mata. (HR. Al-Bukhari)
Potongan ayat ke-2 surah Al-Anfal di atas menjadi dalil bahwa
rasa iman bisa bertambah dan bisa berkurang. Karena akidah
ahlusunnah adalah iman itu bertambah dengan melakukan
ketaatan dan berkurang dengan melakukan maksiat. Dicontohkan
dalam ayat di atas adalah melakukan ketaatan dengan
mendengarkan bacaan al quran. Adapun kelompok murjiah yang
memiliki penyimpangan dalam akidah ini, mengatakan bahwa
rasa iman tidak dapat bertambah maupun berkurang, dan ini
adalah akidah yang keliru.
Kisah Ibnu Masud di atas juga menunjukkan betapa lembutnya
hati Nabi, tatkala beliau dibacakan Al Quran, hati beliau terenyuh
sehingga berlinanglah air mata beliau.
Tawakkal Hanya kepada Allah

Allah Taala berfirman

dan hanya kepada Rabbnya mereka bertawakkal (QS. Al-Anfal:


2).
Orang yang beriman akan menyandarkan segala urusannya
hanya kepada Allah, bukan kepada yang lain. Akan tetapi mereka
juga melakukan sebab agar terwujudnya suatu hal, di samping
tetap bertawakkal kepada Allah. Karena mereka yakin bahwa
tidak akan terwujud suatu hal kecuali atas kehendak Allah.
Mendirikan Shalat

Allah Taala berfirman









(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat (QS. Al-Anfal: 3).
Banyak ayat yang menunjukkan shalat adalah bukti keimanan
seseorang, salah satu dalam ayat ini. Orang yang beriman akan
mendirikan shalat secara sempurna, baik shalat yang hukumnya
wajib maupun yang dianjurkan.
Senang Berinfak

Allah Taala berfirman







dan yang menginfakkan rizki yang Kami berikan kepada mereka
(QS. Al-Anfal: 3).
Seorang dikatakan beriman ketika ia menginfakkan hartanya di
jalan Allah. Sebagaimana yang dilakukan oleh Abu
Bakar radhiyallahu anhu, beliau menginfakkan seluruh hartanya
di jalan Allah. Namun ada catatan penting, ketika ada yang
memiliki kebutuhan mendesak, baik dari keluarga maupun orang
lain, maka tidak sepatutnya menginfakkan seluruh hartanya.
Demikianlah 5 sifat orang beriman yang Allah sebut dalam surah
Al-Anfal ayat ke-2 dan ke-3. Kemudian di awal ayat ke 4 Allah
sebut mereka itulah orang yang memiliki iman dengan sebenar
benar iman. Allah mengatakan:







Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya
(QS. Al-Anfal: 4).
Semoga kita tergolong orang yang memiliki sifat-sifat di atas
sehingga predikat orang yang beriman dapat kita raih. Wallahul
muwaffiq.
***
Referensi: Al Qaulul Mufid ala Kitabit Tauhid, karya Syaikh Ibnu
Utsaimin
Penulis: Wiwit Hardi P.
Artikel Muslim.Or.Id
Ada beberapa point karakteristik dari orang-orang yang beriman, mudah-mudahan kita memiliki diantara salah
satunya ataupun semuanya diantara point-point ini, Amiin, Yaitu:
1. Mereka menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih mereka cintai daripada anak,isteri,harta benda dan
segalanya.
Katakanlah: jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan
yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai,
adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan Nya, maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.(QS.9:24)
2. Orang yang beriman tidak akan izin untuk tidak ikut berjihad.
Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut
berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.Sesungguhnya yang
akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan
hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya. (QS.9:44-45)
3. Mereka selalu mendengar dan taat jika Allah dan rasul-Nya memanggil mereka untuk melaksanakan
suatu perbuatan.
Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul
menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. Kami mendengar, dan kami patuh. Dan mereka itulah
orang-orang yang beruntung.(QS.24:51)
4. Mereka menjadikan Rasul sebagai hakim dlm setiap persoalan/permasalahannya.
Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim
terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu
keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.(QS.4:65)
5. Mereka memiliki iman yg mantap, tidak dicampuri dgn keragu-raguan sedikitpun dan keimanannya
dibuktikan dengan berjihad di jalan Allah dgn harta & jiwanya.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang yakin(beriman) kepada Allah dan

Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka
pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. (QS.49:15)
6. Mereka taat kepada Allah,rasul-Nya, dan ulil amri serta mengembalikan seluruh persoalan yg mereka
perselisihkan kepada Al-Quran dan Sunnah rasulullah.
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya,dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika
kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah(Al-Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama(bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS.4;59)
7. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah kepada mereka maka hatinya bergetar, imannya bertambah, tetap
menjalankan shalat,berzakat.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka,
dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Allah lah
mereka bertawakkal.(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang
Kami berikan kepada mereka.Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan
memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Rabbnya dan ampunan serta rezki(nikmat) yang mulia. (QS.8:24)
8. Cinta kepada Allah, bersikap lemah lembut terhadap sesama muslim dan tegas kepada kaum kafir.
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan
mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah
lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan
Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada
siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui. (QS.5:54)
9. Mereka tidak mempunyai pilihan lain terhadap apa yang telah ditetapkan oleh Allah dan rasul-Nya,
kecuali hanya taat,tunduk dan berserah diri kepada-Nya
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan
Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.
Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.
(QS.33:36)
Wallahualam bishawab.
Wassalam.

https://koswara.wordpress.com/2007/03/19/karakteristik-orang-orang-yangberiman/

HAL-HAL
YANG
DAPAT
KEIMANANSESEORANG

MERUSAK

KEISLAMAN

DAN

I.
Orang Islam yang Mencampuri Ibadahnya dengan Keyakinan dan Perbuatan
Syirik
Syirik adalah segala keyakinan dan amalan yang semestinya hanya untuk Allah tetapi
dilakukan untuk selain Allah. Contoh-contoh nyata keyakinan dan perbuatan syirik antara
lain:

I.

Berdoa, mengharap, minta pertolongan, berpasrah diri kepada selain Allah.


Berdoa kepada jin, memanggil atau meminta wangsit atau minta pertolongan kepada orang
yang sudah mati agar hajatnya diberi kelancaran dan keberhasilan.

II.

Rasa takut kepada selain Allah, seperti takutnya kepada tempat keramat, takut
kualat / mendapatkan malapetaka jika tidak mengikuti aturan-aturan yang dibuat jin, juru
kunci kuburan atau juru kunci tempat-tempat keramat..

III.

Menyembelih hewan untuk selain Allah, yaitu menyembelih hewan-hewan


tertentu dengan syarat-syarat tertentu dengan niat untuk persembahan, sesajen, hadiah, mahar,
tebusan sebagai syarat untuk mendapatkan keselamatan, terhindar dari mara bahaya atau agar
keinginannya dapat terkabul.

IV.

Nazar untuk selain Allah Misal; Kalau cita-cita saya berhasil, saya akan
memberi hadiah pada kuburan keramat di desa.Semua amalan dan keyakinan tersebut masuk
dalam kategori syirik besar dan pelakunya menjadi musyrik, kafir, keluar dari Islam.

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni apabila mereka menyekutukanNya, dan Allah
mengampuni dosa selain syirik bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Barang siapa yang
berbuat syirik maka sungguh ia telah melakukan perbuatan dosa besar. [Surat Annisa ayat
48]

II.
Menjadikan Manusia / Makhluk sebagai Perantara Untuk lebih
Mendekatkan diri kepada Allah
Meyakini bahwa seorang tokoh dapat memberikan safaat di hari kiamat, sehingga
kuburannya selalu diziarahi dan dikeramatkan, hari lahir dan kematiannya selalu diperingati,
benda-benda peninggalannya dan apa-apa yang berkaitan dengannya diyakini membawa
barokah. Anggapan bahwa hanya tokoh-tokoh tertentu atau orang-orang khusus yang bisa
mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan manusia pada umumnya tidak mampu. Sehingga
timbul keyakinan bahwa umumnya manusia harus mendekatkan diri pada orang-orang khusus
tersebut supaya bisa dekat dengan Allah.
III.

Praktek Sihir dan Perdukunan (syirik)

Syirik adalah memalingkan bentuk peribadatan kepada selain Allah atau menyamakan
Allah dengan mahluk dalam hal-hal semestinya bagi Allah, karena merupakan hakNya.Seperti Praktek sihir dan Perdukunan.
Bentuk-bentuk praktek sihir dan perdukunan antara lain:
Praktek sihir dan perdukunan yang membuat orang celaka, apes, sakit, bangkrut, menderita
bahkan dapat membunuh orang. Contoh nyata adalah santet, tenung, jengges dan lain-lain.
Guna-guna menggunakan barang dan atau mantra-mantra yang bertujuan menjadikan
sesorang senang atau sebaliknya benci, seperti; pelet, jaran goyang, semar mendem dan lain
sebagainya.
Hipnotis yaitu praktek sihir yang membuat orang tertidur atau terbawa ke alam bawah sadar.
Magic yaitu aksi-aksi atau atraksi-atraksi fantastis dengan mengandalkan kekuatan magic
yang semua itu merupakan praktik minta tolong pada jin
Segala jenis ramalan ghaib untuk mengetahui nasib seseorang atau kejadian-kejadian akan
datang dan menebak barang yang hilang dengan menggunakan berbagai media dan perantara.
Orang-orang yang telah mempraktikkan sihir dan perdukunan tersebut, mengajarkan atau
memerintahkan / meminta orang lain untuk praktek sihir dan perdukunan itu hukumnya dia
telah musyrik dan menjadi kafir.

...

....

Dan setiap Harut Marut mengajarkan sihir kepada seseorang ia selalu


berkata,Sesungguhnya kami adalah fitnah (bagimu) maka janganlah kamu kufur
(terhadap Tuhanmu). Surat Al-Baqarah ayat 102

IV.

Condong pada Kaum Musyrik, Kafir dan Jahiliyah

Salah satu bentuk kekafiran umat adalah:


apabila ia merasa condong, mempunyai rasa cinta kepada kaum musyrik, kaum kafir atau
orang jahiliyah.
Mendukung, menolong dan loyal pada orang kafir untuk melemahkan dan mengalahkan
Islam dan kaum Muslimin.
Mengidolakan orang-orang tidak beriman / non-Muslim dengan cara meniru gaya, ucapan,
mode dan perbuatan mereka yang bertolak belakang dengan hukum Islam.
Mengagumi agama non-Islam dan menganggap agama mereka lebih baik, lebih damai, lebih
tenteram, lebih manusiawi dan tidak banyak aturan.

Wahai orang-orang beriman, janganlah kalian menjadikan orang Yahudi dan


Nasrani sebagai kekasih, mereka adalah kekasih satu sama lain, dan barang siapa diantara

kalian yang mengasihi mereka maka ia termasuk golongan mereka dan Allah tidak mengasihi
orang-orang yang berbuat aniaya. [Surat Al-Maidah ayat 51]

V.

Tidak Menghukumi Kafir pada Orang Musyrik

Kekafiran dalam kategori ini antara lain:


Menganggap orang-orang yang mengerjakan praktik-praktik syirik seperti: ibadah di
kuburan, menyembelih hewan untuk jin dll, masih Islam dengan alasan masih mengucapkan
syahadat. Fakta dalil bahwa orang-orang yang berkeyakinan dan berbuat syirik maka hancur
lebur amalannya dan diancam neraka oleh Allah SWT sekalipun ia mengaku Islam dan masih
mengucapkan dua kalimat syahadat
Faham plularisme yang menganggap semua agama sama-sama benar.

VI.

Berpaling dari Agama Allah

Bentuk nyata berpaling dari Agama Allah adalah tidak mau mempelajari / mengkaji /
memahami Al-Quran dan Sunnah Nabi (Al-Hadist) dan juga tidak mengamalkannya,
terutama akidah yang wajib diketahui seperti Rukun Islam, Rukun Iman dan lain sebagainya.
Orang-orang yang berpaling dari Agama Allah beranggapan bahwa:

Semua agama sama benarnya karena semua agama tujuannya adalah ibadah kepada Allah
Termasuk berpaling dari agama Allah adalah orang-orang munafik yaitu orang yang belajar
dan menguasai ajaran Islam namun ilmunya hanya di bibir saja, tidak diterapkan dalam
kehidupannya sehari-hari.







Dan sungguh-sungguh Aku (Allah) jadikan isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat
Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tandatanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka
lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. [Surat Al-Arof ayat 179}
VII.
Benci Terhadap Peraturan Allah dan Peraturan Rasulullah SAW
Seseorang yang benci dengan salah satu saja peraturan-peraturan yang dibawa oleh
Rasulullah SAW cukup membuat rusak Islamnya dan jatuh pada kekafiran.

VIII.
Menganggap Petunjuk dan Hukum Nabi Muhammad SAW lebih rendah
daripada petunjuk dan hukum buatan manusia.
Petunjuk dan hukum Nabi meliputi; agama, perbuatan, ajaran dan akhlak. Nabi Muhammad
SAW adalah sosok yang paling sempurna petunjuknya dan paling bagus budi pekertinya.
Contoh nyata kekafiran model ini adalah:
Faham yang mengedepankan kebebasan berfikir, berpendapat dan bersikap dengan
meninggalkan nash-nash dari Quran maupun Hadist. Penganut faham ini menjadikan akal /
logika sebagai tolok ukur dalam kebaikan dan kejelekan.
Faham yang menganggap hukum selain syareat Islam lebih cocok, lebih relevan bagi
kehidupan moderen, lebih adil, lebih konkrit, lebih sesuai dengan hak asasi manusia. Padahal
seseorang yang beranggapan hukum Islam sama dengan hukum buatan manusia sudah cukup
membuat ia menjadi kafir atau murtad dari Islam, apalagi menganggap hukum buatan
manusia biasa lebih baik daripada hukum Islam, jelas lebih sangat kufurnya.

D. KESIMPULAN
Hal-hal yang dapat merusak iman dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Syirik dalam beribada kepada Allah Swt
2. Bertawasul kepada mahluk lain
3. Tidak mengkafirkan orang yang telah nyata kafir
4. Mereka yang lebih berkeyakinan bahwa ideologi dunia ini lebih baik dari pada yang dibawa
oleh nabi muhammad saw
5. Membenci apa yang dikatakan sebagai sunnah rasulullah saw
6. Agama dan hukum islam menjadi bahan sendan atau mainan
7. Menilik nasib dan bermain sihir
8. Membantu orang kafir dalam nenentang islam
9. Mempercayai bahwa keluar dari agama islam dan memasuki agama lain tidak menjadi
kesalahan karena semua agama adalah sama
10. Menolak sebahagiaan dari pada hukum agama islam
Hal-hal yang merusak iman sehingga dapat membatalkan
syahadat
yang
memiliki
konsekuensi kekufuran kepada Allah yaitu:
1. Bertawakal Dan Bergantung Pada Selain Allah
Allah berfirman (Qs. 5 : 23 ) yang artinya
Dan hanya kepada Allah lah kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang
beriman
2. Bekerja / beraktivitas dengan tujuan selain Allah
Karena sebagai orang muslim, seyogyanya kita memiliki prinsip : (QS. 6 : 162)

Katakanlah : sesungguhny shalatku, ibadahku, hidupk dan matiku hanyalah untuk Allah,
tuhan semesta alam
3. Membuat Hukum / Perundangan Selain Dari Hukum Allah
Allah berfirman (QS. 5 : 57) yang artinya
Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan dia
pemberi keputusan yang paling baik
4. Mejalankan hukum selain hukum Allah
Allah berfirman (QS. 5: 44) yang artinya
Dan barang siapa yang tidak menghukum dengan apa yang telah diturunkan Allah (AlQuran), maka mereka itu adalah orang-orang kafir

http://setiadarmawan.blogspot.co.id/2013/07/perbuatan-yang-dapat-merusak-iman-dan.html

HAL-HAL YANG MERUSAK IMAN


Al-Imam Ibnu Taimiyah (661 H - 728 H/ 1263 M-1328 M), seorang Ulama dibidang Usluhuddin
berkata; Iman adalah Aqidah dan amal, sebab itu ia bertambah dan berkurang.
Keimanan dapat diibaratkan sebatang pohon yang memerlukan siraman pupuk dan penjagaan dari
hama. Siraman iman ialah nasihat-nasihat agama, pupuknya adalah ibadah, dan hamanya yaitu
segala perbuatan dosa. Hama atau perusak iman dapat berasal dari dirinya sendiri (intern) dan dari
luar atau pengaruh lingkungan (ekstern).
Ada beberapa perbuatan yang dapat merusak Iman seorang Muslim:
1. Riya (Pamer)
Dikatakan Riya apabila seseorang berbuat baik, tetapi ditampakan buat orang lain dengan maksud
agar orang lain memuji perbuatan tersebut. Riya dapat terjadi sebelum berbuat, ketika sedang
berbuat, dan dapat pula sesudah berbuat. Sifat Riya dapat di ketahui melalui sikap, ucapan, maupun
perbuatan itu sendiri.
Islam mengajarkan kepada kita agar dalam melakukan perbuatan baik didasari dengan niat yang
ikhlas karena Allah swt. Ikhlas menurut Islam bukan berati tanpa pamrih. Di dalam Islam di tegaskan
bahwa perbuatan baik yang dilakuakan sesorang harus punya pamrih. Perbuatan yang dikalukan
tanpa pamrih tidak ada nilainya. Menurut Islam hanya ada satu pamrih yang dibenarkan, yakni ingin
mencari ridha Allah atau semata-mata menaati perintah-Nya. Dengan demikian ikhlas yang dimaksud
dalam Islam murni hanya karena Allah swt.
Dalam hal ini Allah swt berfirman: Hai orang-orang yang beriman, jangan kamu menghilangkan
pahala sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan orang yang menerima
seperti orang menafkahkan hartanya karena Riya kepada manusia (QS. Al-Baqarah: 246)
Selain itu Rasulullah saw bersabda: Sesugguhnya segala perbuatan itu dinilai dari niatnya dan
sesungguhnya setiap orang akan memperoleh apa yang ia niatkan (H.R.Bukhari dan Muslim)
2. Takabur (Sombong)
Takabur atau sombong ialah suatu sikap yang menganggap orang lain lebih rendah dari pada dirinya.
Orang yang takabur selalu memandang bahwa dirinya lebih baik, lebih benar, lebih pandai dan
sebagainya dari pada orang lain. Oleh sebab itu, sifat ini termasuk akhlakul madzmumah atau akhlak
yang tercela sehingga tidak disukai dalam pergaulan. Sifat atau sikap Takabur akan berdampak
negatif bagi diri seseorang dan juga orang lain.
Sifat Takabur wajib dijauhi oleh setiap Muslim. Allah swt berfirman: Dan janganlah kamu
memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi
dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri. Sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.
Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.(QS. Luqman:18-19).
3. Nifaq
Kata Nifaq berasal dari bahasa Arab dan merupakan Shigat isim mashdar yang artinya berpura-pura
atau bermuka dua. Kata kerjanya adalah naafaqa yang mengandung arti berbuat pura-pura. Orang
yang bermuka dua dan suka berbuat pura-pura di sebut Munafiq.
Secara garis besar munafiq dapat dibagi dua yakni yang berhubungan dengan Itikad (aqidah) dan
yang berhubungan dengan amaliah (perbuatan).

Munafiq yang berhubungan dengan aqidah yakni orang yang mengaku percaya adanya Allah swt,
tetapi sebenarnya hatinya tidak percaya. Allah swt berfirman:Di antara manusia ada yang berkata:
Kami beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orangorang yang beriman.(QS.Al-Baqarah: 8)
Kemudian Allah swt menegaskan lagi dalam surah selanjutnya. Allah swt berfirman: Mereka (orangorang munafiq itu) hendak memperdayakan Allah dan orang-orang beriman, padahal mereka tidak
memperdayakan melainkan diri mereka sendiri, sedang mereka tidak sadar. Di hati-hati mereka ada
penyakit, maka Allah tambah penyakit kepada mereka, dan adalah bagi mereka siksa yang pedih
dengan sebab mereka telah berdusta.(QS. Al-Baqarah: 9-10)
Sedangkan yang di maksud Munafiq yang berhubungan dengan amaliah ialah yang berhubungan
dengan perbuatan nyata dan terdapat dalam pergaulan hidup bermasyarakat. Allah swt berfirman:
Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan:Kami telah
beriman.Dan bila mereka kembali kepada setan-setan mereka, mereka menyatakan:Sesungguhnya
kami spendirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok. (QS. Al-Baqarah: 14)
Ciri-ciri orang munafiq telah ditegaskan Rasulullah saw dalam sabdanya: Tanda-tanda munafiq ada
tiga: apabila berbicara dusta, apabila berjanji ingkar dan apabila di percaya khianat. (HR. Bukhari).
Sedangkan di alam akhirat, pelaku nifaq itu karena dianggap kafir yang jahat, tentu akan
dicampakkan kedalam neraka Jahanam dan ia kekal di dalamnya. Allah swt berfirman:
Sesungguhnya orang-orang munafiq itu ditempatkan pada tingkatan yang paling bawah dari neraka.
Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.(QS. An-Nisa:145)
4. Fasiq
Kata Fasiq berasal dari bahasa Arab dan merupakan shigat Isim fail yang artinya orang yang
berbuat jahat atau orang yang berbuat maksiat. Fasiq adalah orang yang sebenarnya mengetahui
perintah dan larangan Allah, tetapi dengan sengaja ia tidak mematuhinya. Orang fasiq itu pada
awalnya termasuk orang yang beriman juga, tetapi karena imannya yang lemah, ia tak mampu
mempertahankan diri dari godaan setan dan akhirnya mengikuti semua ajakan setan. Dalam hal ini
Allah swt berfirman: Dan janganlah kamu menjadi sperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu
Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri, mereka itulah orang-orang fasiq.(QS. AlHasyr: 19)
Menurut kaidah Islam, kalau seseorang melakukan kejahatan dan kemaksiatan dengan senang dan
bangga, tidak ada rasa menyesal dan rasa malu, maka orang tersebut sebenarnya bukan orang
beriman tetapi adalah orang kafir. Allah swt berfirman: Dan adapun orang-orang yang di dalam hati
mereka ada penyakit, maka dengan surat yang turun itu bertambah kekafiran mereka, di samping
kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadan kafir.(QS. At-Taubah: 125)
Conto-contoh perbuatan jahat dan maksiat yang dilakukan oleh orang fasiq itu banyak, antara lain
mencuri, merampok, menganiaya, berzina, mengadu domba, memfitnah dan lainnya. Perbuatan fasiq
berbahaya, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Bahaya bagi diri sendiri, yakni mendapatkan
dosa karena tidak menaati Allah dan Rasul-Nya. Bahaya bagi orang lain yakni manimbulkan kerugian
dan mala petaka. Allah swt berfirman: Dan adapun orang-orang yang fasiq, maka tempat mereka
adalah neraka. Setiap kali mereka hendak keluar dari padanya, mereka di kembalikan lagi
kedalamnya dan dikatakan kepada mereka. Rasakanlah yang kamu dulu mendustakannya.(QS. AsSajadah: 20)
5. Perbuatan Dosa
Dosa adalah sebagai akibat dari tidak melaksanakan perintah Allah yang wajib dan mengerjakan
larangan Allah yang haram. Hal ini disebabkan karena imannya yang masih lemah, atau belum
memiliki keyakinan kuat kepada kebenaran agamanya. Seseorang yang beriman lemah apabila
berulang-ulang melakukan perbuatan dosa dan tidak segera bertobat, tentu dosa itu akan mengotori
jiwanya, merusak iman yang ada dalam jiwanya. Allah swt berfirman: Sesungguhnya beruntunglah
orang yang menyucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang mengotorinya. (QS. Asy-

Syam:9-10)
Perbuatan dosa dapat merugikan diri sendiri dan juga orang lain. Bagi diri sendiri, dapat
menyebabkan goncangan jiwa, pikiran kacau, hati resah dan cemaskalau perbuatan dosa tersebut
diketahui orang lain. Rasulullah saw bersabda: Dosa ialah yang merisaukan hatimu dan kamu rela
(bila hal itu) diketahui orang lain.(H.R.Muslim)
Selamatkanlah Iman kita
Setiap muslim wajib melakukan usaha-usaha agar imannya itu bertambah sehingga semakin kuat.
Seseorang yang beriman kuat tentu akan senantiasa bertaqwa kepada Allah swt. Selain itu setiap
muslim wajib berusaha memelihara imannya agar tidak rusak apalagi hilang (murtad).
Yang paling penting bagi setiap muslim ialah membentengi diri agar jangan sampai melakukan
riya,takabur, nifaq, fasiq dan perbuatan dosa khusunya dosa syirik. Apa bila sikap dan perbuatan itu
tersebut dimiliki dan diperbuat, maka orang tersebut akan celaka dunia dan akhirat.
Dari Abu Bakar ra bahwa Rasulullah saw bersabda: Maukah aku kabarkan pada kalian dosa yang
paling besar?, kami para sahabat menjawab: Baiklah, ya Rasullullah. Beliau bersabda:
Menyekutukan Allah (syirik) dan durhaka kepada orang tua. (H.R. Bukhari dan Muslim)

http://imanal-idroes.blogspot.co.id/2011/06/hal-hal-yang-merusak-iman.html

Anda mungkin juga menyukai