Oleh:
Maftuch Achnan B91217127
Kelas A3
Dosen:
Penulis
Maftuch Achnan
iii
DAFTAR ISI
COVER........................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................ 3
A. Pengertian Qasam ....................................... 3
B. Rukun-Rukun Qasam ................................. 7
C. Sumpah Dalam al-Qur’an ........................... 8
D. Pihak-Pihak yang bersumpah ................... 13
E. Larangan-larangan dalam sumpah ............ 24
f. Kaffarah/Pembebasan sumpah.................. 25
F. Tujuan qasam (sumpah) ............................ 26
G. Faedah sumpah ......................................... 27
BAB III PENUTUP .................................................. 29
A.Kesimpulan ................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ............................................... 31
iv
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Qasam
Menurut bahasa, aqsam
merupakan lafal jamak dari kata
qasam.Sedang kata qasam sama
artinya dengan kata halaf dan yamin,
karena memang satu makna, yaitu
berarti sumpah. Sumpah dinamakan
yamin karena orang arab kalau
bersumpah saling memegang tangan
kanan masing-masing (Abdul djalal,
2013:359). Menurut istilah, qasam
diberi definisi sebagai berikut
“ Sumpah ialah mengikatkan jiwa
untuk tidak melakukan sesuatu
perbuatan atau mengerjakannya, yang
diperkuat dengan sesuatu yang
digunakan bagi orang yang
bersumpah, baik secara nyata atau
secara keyakinan saja”
3
Sumpah dalam ucapan sehari-
hari merupakan salah satu cara
menguatkan pembicaraan yang
diselipi dengan
persaksian/pembuktian yang
mendorong lawan bicara untuk
menerima/mempercayainya. Sebab,
pembicaraan yang diperkuat dengan
sumpah itu, berarti sudah
dipersaksikan di hadapan Tuhan.
Bentuk sumpah itu tidak hanya
terdapat dalam al-qur’an saja, juga
tidak hanya dalam bahasa arab,
karena istiilah sumpah ada dalam
berbagai kitab suci dan berbagai
bahasa di dunia, baik Arab, Inggris,
Perancis, Urdu dan Negara-negara
lain tak terkecuali dalam bahasa
Indonesia.
Sigat asli qasam ialah fi’il atau
kata kerja “aqsama” atau “ahlafa”
yang di-muta’addi(transitif)-kan
dengan “ba” untuk sampai kepada
4
muqsam bih (sesuatu yang digunakan
untuk bersumpah), lalu disusul
dengan muqsam ‘alaih (sesuatu yang
karena sumpah diucapkan) yang
dinamakan dengan qasam. Misalnya
firman Allah “Mereka bersumpah
dengan nama Allah, dengan sumpah
yang sungguh-sungguh, bahwasanya
tidak akan membangkitkan orang
yang mati” (an-Nahl [16]:38).
Dengan demikian, ada tiga unsur
dalam sigat qasam : fi’il yang
ditransitifkan dengan “ba” , muqsam
bih dan muqsam ‘alaih (Manna`
Khalil al-Qattan, 414: 2011)
Oleh karena qasam itu sering
digunakan dalam percakapan maka ia
diringkas, yaitu fi’il qasam
dihilangkan dan dicukupkan dengan
“ba”. Kemudian “ba” diganti dengan
“wawu” padam isim dzahir,
ْ َ َّ
seperti :( َوالل ْي ِل ِإذا يَغشَىDemi malam,
bila menutupi [cahaya siang]) (al-
5
Lail [92]:1) dan diganti dengan “ta”
pada lafadz jalalah, misalnya : َِاَّلل َّ َوت
ْ َأ
صنَا َم ُك ْم (أل َ ِك ْيدَ َّنDemi Allah,
sesungguhnya aku akan melakukan
tipu daya terhadap berhala-
berhalamu) (al-Anbiya’ [21]:57).
Namun qasam dengan “ta” ini jarang
dipergunakan, sedang yang banyak
adalah dengan “wawu”
Qasam dan yamin adalah dua kata
sinonim, mempunyai makna yang
sama. Qasam didefinisikan sebagai
“mengikat jiwa (hati) agar tidak
melakukan atau melakukan sesuatu,
dengan ‘suatu makna’ yang
dipandang besa, agung, baik secara
hakiki maupun secara i’tiqadi, oleh
orang yang bersumpah itu”
Bersumpah dinamakan dengan yamin,
karena orang Arab ketika sedang
bersumpah memegang tangan kanan
sahabatnya.
6
B. Rukun-Rukun Qasam
Sighat qasam yang asli ialah
seperti dalam ayat 38 surah An-Nahl :
ّللاُ َم ْن
َّ ث َ َوا َ ْق
ُ َس ُم ْوا بِا ََّّللِ َج ْهدَ ا َ ْي َمانِ ِه ْم ََل َي ْبع
ُيَ ُم ْوت
“Mereka bersumpah dengan nama
Allah dengan sumpahnya yang
sungguh-sungguh, Allah tidak akan
membangkitkan orang yang mati.”
7
oleh yang bersumpah. Contoh
dengan lafal Allah : ِ َّ ِبا
َّلل
c. Harus ada muqsam ‘ilaih (berita
yang diperkuat dengan sumpah itu),
yaitu ucapan yang ingin supaya
diterima/dipercaya orang yang
mendengar, lalu diperkuat dengan
sumpah tersebut. Seperti kalimat :
ُّللا َم ْن يَ ُم ْوت
َّ ثُ ََل يَ ْب َع
(Allah tidak akan membangkitkan
orang mati). Ini adalah ucapan
orang yang ingkar terhadap hari
kiamat (Abdul djalal, 361: 2013)
8
tujuan sumpah. Terdapat banyak
sumpah dalam al-Qur’an(Achmad
Zuhdi,dkk, 2017: 374), yaitu sumpah
yang dilakukan oleh Allah SWT, oleh
Nabi Muhammad SAW atau nabi-
nabi yang lain, oleh orang-orang yang
beriman maupun oleh orang-orang
pembangkang. Namun, al-Qur’an
lebih menekankan sumpah yang
dinyatakan oleh Allah SWT,
memngingat al-Qur’an adalah firman
Allah SWT.
Ada beberapa bentuk kalimat
sumpah Allah SWT dalam al-Qur’an,
yaitu :
9
adakalanya terlihat jelas dan
terkadang juga disembunyikan. Kata
“qasam” terlihat jelas pada beberapa
ayat, antara lain: Surat al-Ma’arij ayat
40, Surat al-Balad ayat 1, at-Takwir
ayat 15, dan surat al-Qiyamah ayat 1-
2.
Adapun penyembunyian kata “qasam”
terdapat pada ayat yang menggunakan
huruf sumpah. Ada tiga huruf sumpah
dalam konteks bahasa arab, yaitu
huruf Ba’ ,huruf Ta’, huruf Wawu
yang semua huruf itu berarti “Demi”.
Huruf Wawu paling sering digunakan
dalam al-Qur’an.Misalnya, sumpah
Allah dalam suurat al-Dhuha “wa al-
dhuha” (Demi waktu dhuha).Pada
lafadz tersebut sudah dapat kita
simpulkan bahwa penggunaan huruf
wawu dapat mewakili makna qasam
10
itu sendiri (Moh. Ali Aziz, 2012: 136),
(M. Yusuf kadar, 2012: 70).
11
ْ َ أَذًى َكثِي ًْرا ۗ َوإِ ْن ت
صبِ ُر ْوا َوتَتَّقُ ْوا َفإِ َّن ذالِكَ ِم ْن
)١٨٦( َع ْز ِم ْاأل ُ ُم ْو ِر
“kamu sungguh-sungguh akan diuji
terhadap hartamu dan dirimu; dan
(juga) kamu sungguh-sungguh akan
mendengar dari orang-orang yang
diberi kitab sebelum kamu dan dari
orang-orang yang mempersekutukan
Allah, gangguan yang banyak yang
menyakitkan hati. Jiika kamu
bersabar dan bertakwa, maka
sesungguhnya yang demikian itu
termasuk urusan yang patut
diutamakan.(QS. Ali Imran [3]186).
12
yang kedua ini memang sulit
dipahami, kecuali dengan pikiran
yang sungguh-sungguh. Untuk itu,
pembahasan sumpah di sini lebih
ditekankan pada pernyataan sumpah
Allah SWT yang menggunakan
kalimat sumpah “qasam”, baik yang
disebut dengan jelas (Zahir)maupun
yang tersembunyi(Mudmar).
14
Allah bersumpah dengan zat-Nya
sendiri dalam al-Qur’an pada tujuh
tempat :
1) “Orang-orang kafir menyangka
bahwa mereka sekali-kali tidak akan
dibangkitkan. Katakanlah: Tidak
demikian, demi Tuhanku, benar-
benar kamu akan dibangkitkan.” (at-
Tagabun [64]:7),
2) “Dan orang-orang kafir berkata:
Hari berbangkit itu tidak akan dating
kepada kami. Katakanlah: pasti
datang, demi tuhanku, sungguh
kiamat itu pasti akan datang
kepadamu” (saba’ [34]:3),
3) “Dan mereka menanyakan kepadamu:
Benarkah (azab yang dijanjikan)itu?
Katakanlah : Ya, demi Tuhanku,
sesungguhnya azab itu benar.”
(Yunus [10]:53)
15
Dalam ketiga ayat ini Allah
memerintahkan Nabi agar bersumpah
dengan zat-Nya.
4) “Demi Tuhanmu, sungguh kami akan
membangkitkan mereka bersama
syaitan.” (Maryam [19]:68)
5) “Maka demi Tuhanmu, kami pasti
akan menanyai mereka semua.”(al-
Hijr [15]:92)
6) “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada
hakikatnya) tidak beriman hingga
menjadikan kamu hakim terhadap
perkara yang mereka perselisihkan”
(an-Nisa’ [4]:65)
7) “Maka Aku bersumpah, dengan
Tuhan yang memiliki timur dan barat”
(al-Ma’arij[70]:40).
16
(Choiruddin Hadhiri, 2005: 184)
“Demi umurmu (Muhammad),
sesungguhnya mereka bergelimang
dalam kemabukan.”(QS. Al-Hijr
[15]:72)
Dengan hari kiamat “Aku bersumpah
dengan hari kiamat” (QS. Al-
Qiyamah [75]:1)
Dengan al-Qur’an “Yaasiin. Demi al-
Qur’an yang penuh hikmah.
Sesungguhnya kamu (Muhammad)
adalah benar-benar salah seorang
dari para Rasul.” (QS.Yasin [36]:1-3)
Dengan mahluk berupa benda-benda
angkasa seperti bintang, bulan,
matahari, fajar dan sebagainya “Demi
bintang ketika terbenam, kawanmu
(Muhammad) itu tidak sesat dan tidak
keliru.” (QS. An-Najm [53]:1-
2) ,“Demi matahari dan cahayanya di
17
pagi hari, dan demi bulan apabila
mengiringinya.” (QS. As-Syamsu
[91]:1-2) ,“Demi fajar dan malam
yang sepuluh, dan demi malam yang
berlalu. Sesungguhnya yang demikian
itu adalah sumpah (yang dapat
diterima) oleh orang-orang yang
berakal.” (QS. Al-Fajr [89}:1-5)
Dengan Malaikat “Demi (malaikat-
malaikat) yang mencabut nyawa
dengan keras dan lembut, dan
(malaikat-malaikat) yang turun di
langit dengan cepat, dan (malaikat-
malaikat) yang mendahului dengan
kencang, dan (malaikat-malaikat)
yang mengatur (urusan dunia),
(sesungguhnya kamu akan
dibangkitkan) pada hari ketika tipuan
pertama yang menggoncangkan alam”
(QS. An-Nazi’at [79]:1-5)
18
Dengan mahluk yang berupa benda-
benda bumi seperti dengan buah Tin,
Zaitun, Negara yang aman, dan
sebagainya (Choiruddin Hadhiri,
2005: 184). Demi buah Tin dan
Zaitun dan ukit sina dan demi negeri
(Mekkah) yang aman, sesungguhnya
kami telah menciptakan manusia
dengan bentuk yang sebaik-baiknya.”
(QS. At-Tiin [95]:1-4)
Dengan waktu, seperti dhuha, ashar,
malam, dan sebagainya. “Demi waktu
yang matahari naik sepenggalan dan
demi malam apabila telah sunyi,
Tuhanmu tiada meninggalkan kamu
dan tidak pula benci kepadamu.” (QS.
Adh-Dhuha [93]:1-3) ,“Demi masa,
sesunggunya manusia itu benar-
benar dalam kerugian, kecuali…”
(QS. Al-Ashr [103]:1-2)
19
b. Sumpah Muslimin/Mukminin
Muslimin/mukminin bersumpah
tentang sesuatu dengan menyebut
nama Allah yang menciptakannya.
“… Kamu tahan kedua saksi itu
sesudah shalat (untuk bersumpah),
lalu mereka keduanya bersumpah
dengan nama Allah jika kamu ragu-
ragu…” (QS.al-Ma’idah [5]:106)
“Janganlah kamu jadikan (nama)
Allah dalam suumpahmu sebagai
penghalang untuk berbuat kebajikan,
bertaqwa, dan ishlah diantara
manusia” (QS. al-Baqarah [2]:224)
c. Sumpah munafiqin
Orang-orang munafik bersumpah
untuk menguatkan kebohongan
mereka agar orang lain percaya
20
terhadap kata-kata mereka. Seperti
pada (QS. al-Mujadila [58]:14-17)
Orang munafik bersumpah dengan
nama Allah hanya mencari
keridhaan di hadapan para manusia.
Seperti pada (QS. at-Taubah
[9]:61-62)
Orang munafik bersumpah dengan
nama Allah agar orang mukmin
ridha terhadap mereka. Tetapi
Allah tidak ridha kepada mereka.
Seperti pada (QS. at-Taubah[9]:
95-96)
Sumpah orang munafik hanya
digunakan sebagai alat untuk
mencari enak atau untung sendiri.
Seperti pada (QS. an-Nisa’ [4]:62-
63)
Orang-orang munafik bersumpah
untuk berbuat kebaikan, padahal
21
maksud hatinya untuk
kemungkaran. Seperti pada (QS.
at-Taubah [9]:107)
d. Sumpah kafirin/musyrikin
Orang-orang kafir bersumpah
bahwa mereka akan mendapat
petunjuk jika datang seorang
pemberi peringatan. Tatkala
pemberi peringatan itu datang
mereka justru semakin jauh dari
kebenaran. Seperti pada (QS. Fatir
[35]:42)
Orang-orang kafir bersumpah
dengan nama Allah jika
Muhammad dapat menunjukkan
mukjizat, maka mereka akan
beriman. Kalaulah mukjjizat itu
didatangkan mereka pun tidak
22
beriman. Seperti pada (QS. al-
an’am [6]:108-110)
Mereka besok akan menyesali
perbuatannya setelah hari kiamat
datang, dengan sumpahnya bahwa
kiamat tidak akan datang. Seperti
pada (QS. Ibrahim [14]:4)
e. Sumpah Setan
Dengan bersumpah setan
membujuk dan menggoda Adam
dan Hawa agar mau mengikuti
nasihatnya yang berupa tipu daya
supaya keduanya tidak kekal di
dalam surga. Seperti pada (QS. al-
A’raf [7]:20-22)
23
E. Larangan-larangan dalam sumpah
Jangan bersumpah untuk tidak
mengerjakan kebajikan dan
kewajiban yang diridhai Allah.
Dasarnya ada pada (QS. al-
Baqarah [2]:224-226)
Jangan membatalkan sumpah
untuk kebajikan setelah
meneguhkannya. Dasarnya ada
pada (QS. an-Nahl [16]:91)
Jangan menjadikan sumpah
sebagai alat penipu bagi manusia
untuk menghalangi dari jalan Allah.
Dasarnya ada pada (QS. an-Nahl
[16]:92-94)
Jangan menukar sumpah terhadap
Allah dengan harga yang murah
untuk memperoleh kenikmatan
duniawi. Dasarnya ada pada (QS.
an-Nahl [16]:95)
24
f. Kaffarah/Pembebasan sumpah
Kaffarah bagi orang-orang yang
melanggar sumpah atau
membebaskan diri dari sumpah
adalah berikut ini ;
1. Memberi makan sepuluh orang
msikin, yaitu dari makanan yang
biasa kamu makan kepada
keluargamu, atau
2. Memberikan pakaian kepada
mereka, atau
3. Memerdekakan seorang budak,
atau
4. Barangsiapa tidak sanggup
melakukan yang demikian, maka
kaffarahnya adalah berpuasa
selama tiga hari.
25
F. Tujuan qasam (sumpah)
Sebelumnya sudah disebutkan
bahwa tujuan qasam ialah untuk
memperkuat pembicaraan agar dapat
diterima/dipercaya oleh pendengarnya.
Qasam (sumpah) ini perlu, karena
pendengar itu bias bersikap salah satu
dari tiga kemungkinan, sebagai
berikut :
1. Pendengar orang netral atau wajar-
wajar saja terhadap eksistensi berita,
tidak ragu-ragu dan tidak pula
mengingkarinya.
2. Pendengar bersikap ragu-ragu
terhadap kebenaran berita, sehingga
yang diajukan padanya perlu diberi
sedikit penguat.
3. Pendengar bersikap ingkar terhadap
berita yang didengar. Dia menyangkal
kebenaran berita itu. Karena itu,
26
beritanya harus kalam ingkari
(diperkuat sesuai kadar
keingkarannya).
G. Faedah sumpah
Dengan memperkuat pemberitaan
memakai sumpah, maka setidaknya
akan diperoleh faedah-faedah sebagai
berikut:
1. Berita itu sudah sampai para
pendengar, dan kalau dia bukan orang
yang apriori menolak, tentunya berita
diperkuat dengan sumpah, apalahi
memakai nama Allah SWT.
2. Pemberi berita sudah merasa lega,
karena telah menaklukan pendengar
dengan cara memperkuat berita-
beritanya dengan sumpah atau dengan
beberapa taukid (penguat).
27
3. Dengan bersumpah memakai nama
Allah atau sifat-sifat-Nya, menurut Dr.
Bakri syekh Amin berarti
memuliakan atau mengagungkan
Allah SWT karena telah menjadikan
nama-Nya selaku Dzat yang
diagungkan sebagai penguat
sumpahnya.
28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut pemaparan makalah di
atas, Kesimpulan yang dapat diambil
yaitu, Aqsamul Qur’an Adalah salah
satu ilmu-ilmu tentang al-Qur’an
yang mengkaji tentang maksud,
hikmah, dan rahasia sumpah-sumpah
Allah dalam al-Qur’an.
Huruf-huruf yang digunakan
bersumpah yaitu ada tiga macam;
wawu, ba’ ta’.
Unsur-unsur (rukun) qasam yaitu;
Orang yang bersumpah, lafadz
sumpah, sesuatu yang digunakan
untuk bersumpah, berita yang
diperkuat dengan sumpah.
29
Tujuan diucapkannya sumpah
adalah sebagai taukid untuk
menguatkan sebuah pendapat jika
seseorang mengingkari, ragu-ragu
bahkan menentang pendapat yang
telah kita ucapkan.
30
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qattan, Manna’ khahlil. 2011.
Studi ilmu-ilmu al-Qur’an. Bogor:
Pustaka litera antar nusa
Aziz,Moh.Ali.2012. Mengenal
tuntas al-Qur’an
31
M. Yusuf, Kadar. 2012. Studi Al-
Qur’an. Jakarta: Paragonatama jaya
Chirzin, Muhammad. 2003.
Permata al-Qur’an. Yogyakarta :
QIRTAS
Abidin S, Zainal. 1992. Seluk
beluk al-Qur’an. Jakarta: PT Rineka
cipta
Quthan, Mana’ul. 1995.
Pembahasan ilmu al-Qur’an 2. Jakarta:
PT Rineka cipta
32