Oleh:
Dosen Pemandu :
MAKASSAR
2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
pedoman hidup seluruh umat manusia hingga akhir zaman, maka tidak heran bila
menyelewengkannya.
bertanggung jawab. Ibnu Jarir al-T{abari> berkata, “Orang sesat dengan segala
tipudayanya tidak akan kuasa merubah al-Qur’an, juga tidak akan kuasa
mengganti maknanya, dan ini adalah wujud pemeliharaan al-Qur’an dari arah
depan. Sebagaimana ia tidak akan kuasa untuk menambahkan sesuatu hal pun
kepadanya, dan ini adalah wujud dari pemeliharaan al-Qur’an dari arah
belakangnya.”1
dan pengurangan, sebagaimana penuturan para imam mereka : “Dari Abu Ja’far
kitabullah, niscaya hak-hak kami tidak akan tersamarkan atas setiap yang berakal
sehat.”2
demikian mencolok dapat bersatu?Yang mana salah satu usaha mereka untuk
dapat bersatu dengan barisan kaum muslimin adalah pengakuan bahwa Syi’ah
1
Ibnu Jari>r al-T{abari>, Ja>mi’ul Baya>n fi Ta’wi>l al-Qur’a>n, (Muassasah al-
Risa>lah, 2000), vol. 21, h. 480.
2
Muhammad bin Murtad}a>, Tafsi>r ash-S}afi, (Teheran: Maktabah al-S{adr, 1091
H),vol. 1, h. 58.
adalah madzhab yang kelima. Sebagaimana yang ada dalam empat madzhab
Sunni yang lain bahwa perbedaan Syi’ah dengan Ahlus Sunnah hanyalah
dalil.
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Syiah
Maryam/19:69.
ً أَ ُّي ُه ْم أَ َش ُّد َعلَى الرَّ حْ َم ِن عِ ِت ّيا شِ ي َع ٍة نز َعنَّ مِن ُك ِّل ُ
ِ ث َّم لَ َن
Terjemahnya: Kemudian pasti akan Kami tarik dari tiap-tiap syi’ah
(golongan) siapa di antara mereka yang sangat durhaka kepada Tuhan
Yang Maha Pemurah.
3
Ibnu Mandzur, Lisa>nul ‘Arab, (Beirut : Dar S}adir, 1414 H) vol. 8, h. 188-189.
Mushthafa bin Muhammad, Syubhatu al-Rafi>d}ah Haula al-S}aha>bah, (Riyadh:
4
Sedang menurut orang Syi’ah sendiri, Syi’ah adalah salah satu kelompok
Islam yang mempercayai dan mengikuti dua belas Imam dari kalangan Ahlul
para Imam tersebut sebagai rujukan dalam segala permasalahan fikih, baik itu
perkara ibadah maupun muamalah, dan tidak mengistimewakan seorang pun dari
saw.6
menjadi dasar akidahnya persoalan imam dalam arti pemimpin religo politik.7
sebab mereka percaya yang berhak memimpin muslimin hanya imam, dan mereka
yakin ada dua belas imam. Aliran ini adalah yang terbesar di dalam Syi’ah.
Mukmini>n
4. Ali> bin Husain (658-713), juga dikenal dengan Ali> Zainal Abidi>n
5
Dr. Ghalib bin Ali ‘Iwaji, Fira>q Mu’a>s}irah, (Riya>dh: Maktabah al-As}riyah,
1993), vol.1, h.132-133
6
Ahmad Syurbasyi, Studi tentang sejarah perkembangan tafsir al-Qur’an al-Karim,
(Jakarta : Kalam Mulia, 1999), h. 87.
7
Abdul Rozak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kala>m, (Bandung: Pustaka Setia, 2007),
cet.III,h. 99.
5
Baqi>r
10. Ali> bin Muhammad (827-868), juga dikenal dengan Ali al-Ha>di>
11. Hasan bin Ali> (846-874), juga dikenal dengan H{asan al-Asykari>
12. Muhammad bin Hasan (868-), juga dikenal dengan Muhammad al-
Orang-orang Syi’ah baru berfikir tentang Ilmu Ushul pada abad keempat
Hijriyah, dan mulai menyusun ilmu tersebut pada abad kelima Hijriyah.Sehingga
bisa kita katakan bahwa ilmu ushul Syi’ah yang berkembang hingga hari ini
hanyalah pengembangan dari tiga kitab utama mereka yang muncul pada abad ke-
Bait.9
Karena Syi’ah Imamiyah terbagi menjadi dua, ekstrim dan moderat, yang
keduanya tidak sama dalam memandang al-Qur`an, maka dalam kajian tafsir
Sehingga kita akan dapat menemukan benang merah dari metode mereka dalam
akidah mereka yang rusak, yang mana akal yang sehat dan jiwa yang bersih tidak
keutamaan Ali atas semua orang setelah Nabi maka dia telah mendustakan Taurat,
Injil, Zabur, lembaran-lembaran kitab Ibrahim dan semua kitab yang Allah
turunkan. Karena sesungguhnya tak ada sesuatu pun yang Allah turunkan kecuali
bahwa yang paling penting didalamnya setelah perintah untuk mengesakan Allah
seorang imam yang bersih dan shalih, tidak kafir dan sesat.Sedangkan yang sesat
10
Abi Muhammad al-Hasan bin Ali al-Askari>,Tafsi>r al-Ima>m al-Askari>, (Qum:
Madrasah al-Imam al-Mahdi, 1409 H), vol. 1, h. 161.
7
sang imam.11
b) Tafsir al-Qummi
Kitab ini dikarang oleh Abul Hasan Ali bin Ibrahim bin Hasyim al-
Qummi, yang hidup pada masa Imam al-Askari, dan wafat tahun 307 H. Orang-
dalam jajaran perawi yang paling bagus. Muridnya, Muhammad bin Ya’qub al-
Kafi dimata orang-orang Syi’ah Ja’fariyah adalah kitab hadist yang paling utama
Tidak seperti kitab tafsir sebelumnya, kitab ini memuat tafsir seluruh al-
Qur’an.Dinukil dari dua imam yang mulia, yaitu Abu Ja’far al-Baqir dan Abu
Abdullah ash-Shadiq. Maka tafsir ini pada hakikatnya disebut dengan tafsir al-
Nisa>’/4:64-65.
ْ َ اءُوكَ فqهُ ْم َجqوا أَ ْنفُ َسqوْ أَنَّهُ ْم إِ ْذ ظَلَ ُمqَإِ ْذ ِن هَّللا ِ َولqِا َع بqََو َما أَرْ َس ْلنَا ِم ْن َرسُو ٍل إِاَّل لِيُط
َ هَّللاqتَ ْغفَرُواqاس
qَ ) فَاَل َو َرب64( هَّللا َ تَ َّوابًا َر ِحي ًماqر لَهُ ُم ال َّرسُو ُل لَ َو َجدُواqَ ََوا ْستَ ْغف
اqqوكَ فِي َمqqِّك اَل ي ُْؤ ِمنُونَ َحتَّى ي َُح ِّك ُم
َ ََش َج َر بَ ْينَهُ ْم ثُ َّم اَل يَ ِجدُوا فِي أَ ْنفُ ِس ِه ْم َح َرجًا ِم َّما ق
)65( تَ ْسلِي ًماqضيْتَ َويُ َسلِّ ُموا
Terjemahnya: “Dan sekiranya mereka datang kepadamu, wahai
Ali(tambahan penafsir), tatkala mereka berbuat zhalim terhadap jiwa
mereka dan memohon ampun kepada Allah, dan Rasul memohonkan
ampun untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Pemberi
Taubat dan Maha Pengasih.” Tetapi tidak, demi Tuhanmu! Mereka tidak
akan beriman, hingga mereka menjadikanmu wahai Ali (tambahan
)4( م ِم ْن ُكلِّ أَ ْم ٍرqْ تَنَ َّز ُل ْال َماَل ئِ َكةُ َوالرُّ و ُح فِيهَا بِإِ ْذ ِن َربِّ ِه
Terjemahnya: “Malaikat dan Ruh turun pada (malam yang Agung), itu
dengan izin Tuhan mereka.”
Malaikat dan Ruhul Kudus saat itu turun pada Imam Zaman dan mereka
menyerahkan apa yang telah mereka tulis tentang semua urusan itu.15
a). Tafsir al-Thu>si>
adalah apa yang ada di tangan kita dan tidak ada pengurangan ataupun
penambahan didalamnya. Dan dia aplikasikan prinsipnya ini dalam tafsirnya, dan
sahabat kita bahwa penafsiran al-Qur’an tidak boleh dilakukan kecuali dengan
atsar yang shahih dari Rasulullah saw dan dari para Imam ra. Dimana perkataan
14
Abil Hasan Ali bin Ibrahim al-Qummi, Tafsir al-Qummi, h. 142
15
Abil Hasan Ali bin Ibrahim al-Qummi, Tafsir al-Qummi>, , h. 423
16
Abil Hasan Ali bin Ibrahim al-Qummi, Tafsir al-Qummi>, h. 136
9
mereka adalah hujah laksana perkataan Nabi, dan bahwa penafsiran yang hanya
Dia juga menambahkan, “Wajib bagi orang yang berbicara tentang takwil
sunnah dalam hal metode penafsiran al-Qur’an kecuali dalam hal yang
menyangkut posisi Imam yang mereka sejajarkan dengan para Nabi. Hal ini
tidaklah aneh, karena apa yang mereka ungkap dalam tulisan merupakan ekspresi
dari akidah Imamah. Dia tidak menempatkan para sahabat memiliki peran dalam
hal tafsir, padahal mereka adalah orang-orang yang mendengar langsung dari
Rasulullah saw.
Ini adalah salah satu kitab tafsir yang paling banyak beredar dan paling
masyhur serta mendapat sambutan yang istimewa dikalangan Syi’ah pada masa
ini. Judul asli kitab ini adalah al-Mi>za>n fi> Tafsi>r al-Qur’an, ditulis oleh
ekstrim dan al-Thusi yang moderat. Misalnya ketika mengomentari ayat tentang
turunnya, tidak ada satupun ayat yang membicarakan tentang istri-istri Nabi, dan
tidak pula terkait dengan mereka (para sahabat). Namun itu sengaja diletakkan
17
Muhammad bin al-Hasan ath-Thusi, al-Tibya>n fi Tafsi>r al-Qur’an, (Da>r Ihya>’i al-
Turas} al-A’rabi>), vol. 1, h. 4.
18
Muhammad bin al-Hasan al-Thu>si, al-Tibyan fi Tafsir al-Qur’a>n, vol. 1, h. 346
ayat-ayat itu mungkin karena adanya perintah oleh Rasulullah atau bisa jadi ia
kalian.”Ia berkomentar, “Wajib bagi manusia untuk menaati Rasul atas apa yang
dia terangkan lewat wahyu, dan apa yang menjadi pendapatnya. Sedangkan
pemimpin, siapapun mereka, tidak memiliki bagian apapun dari wahyu, namun
mereka memiliki pendapat yang tepat dan jitu.Oleh sebab itulah mereka juga perlu
kepada Rasul, maka jelas maksud yang ingin dicapainya adalah kemaksuman para
pemimpin.
memperturutkan hawa nafsunya hingga pada kesesatan) dan aliran sesat selalu
menetapkan akidah mereka yang bathil.Hal itu dalam rangka mewujudkan tujuan
19
Al-Sayyid al-T{abat}aba>i>, al-Miza>n fi Tafsi>r al-Qur’an,(Qum: Jama’atul
Mudarrisin, t.th) juz. 15, h. 469.
20
As-Sayyid al-T{abat}aba>i, al-Miza>n fi Tafsi>r al-Qur’an, juz. 4, h. 413
11
mereka yang buruk, yaitu untuk membujuk kaum muslimin awam, menyesatkan
yang telah ditetapkan para ulama Islam ahlul haq dari kaum muslimin, yaitu
1. Menafsirkan al-Qur’an dengan sabda Rasul saw yang diriwayatkan dari jalur
mereka saja.
imam mereka.
dari para Imam as, yang mana perkataan mereka merupakan hujah sebagaimana
21
Muhammad bin al-Hasan ath-Thu>si, Al-Tibya>n, (Da>r Ihya>’i at-Turas} al-A’rabi>),
vol. 1, h. 4
Dan sebab yang paling mendasari dari takwil-takwil bathil ini adalah
masalah Imamah yang ada pada mereka. Bagi mereka Imamah adalah rukun yang
paling utama diantara rukun-rukun Iman yang lain, dan urusan agama yang paling
beriman dia mengakui para Imam, beriman kepada kepadanya dan memusuhi
musuh-musuhnya.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
muslimin hanya imam, dan mereka yakin ada dua belas imam. Aliran ini