Anda di halaman 1dari 11

MATERI III

Judul Materi :
Signifikansi Madzahibut Tafsir

TUGAS MAKALAH
MADZAHIBUT TAFSIR

Dosen Pengampu : Jaelani, M. Pd.I

Disusun Oleh:
Muhammad Habib Rosyidi (190921020)
Erna (190921017)
Dyah Bunga Kusumaningtyas (190921025)
Kelas: IAT19-A1

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
CIREBON
2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim, puji dan syukur panjatkan kehadirat Allah SWT.


Tak lupa shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar
kita Muhammad SAW. Karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang berisi materi tentang “Signifikansi Madzahibut
Tafsir”.

Tugas makalah mata kuliah Madzahibut Tafsir yang berjudul “Signifikansi


Madzahibut Tafsir” ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan
oleh dosen pengampu yaitu Ibu Siti Hajar, STh.I, M.Ag dan untuk menambah
wawasan bagi penulis sendiri terutamanya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah


tentang Madzhibut Tafsir. Penulis juga menyadari bahwa banyak pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini dan penulis ucapkan terimakasih.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan berbagai kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Penulis juga berharap semoga makalah ini bermanfaat dan menambah ilmu
pengetahuan bagi penulis dan bagi semua pihak umum.

Cirebon, 30 November 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................1

DAFTAR ISI.....................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3

A. Pengertian Madzab Tafsir ......................................................................................2

B. Wilayah Kajian Madzab Tafsir...............................................................................5

C. Signifikansi Madzab Tafsir.....................................................................................9

3
BAB I

A. Pendahuluan

Al-Qur’an adalah wahyu Allah, petunjuk dalam bahasa simbol dan berisikan
pesan-pesan yang bersifat universal, absolut dan mutlak kebenarannya. Al-Qur’an
diturunkan sebagai bentuk dialektika dan respons terhadap kondisi dan situasi
sosial, politik dan religius bangsa Arab pada masa itu, hal ini menunjukkan bahwa
al-Qur’an tidak turun dalam ruang dan waktu kosong tanpa konteks. Nabi
Muhammad saw. bukan hanya sebagai penerima pertama al-Qur’an, tetapi  juga
sebagai penafsir pertama dimana kondisi dan situasi realitasnya telah jauh berbeda
dengan realitas sekarang. Berdasarkan pemahaman tersebut maka adalah sebuah
keniscayaan bahwa al-Qur’an selalu dapat dinterpretasikan sesuai dengan tuntutan
zaman. Dalam perjalanan sejarah, proses pemahaman terhadap al-Qur’an [tafsir],
selain sebagai produk juga sebagai proses dimana antara teks, penafsir dan realitas
selalu berhubungan. Hal ini dapat dilihat dari metode, corak, karakteristik dan
kecenderungan produk tafsir yang selalu berkembang. Bahkan lebih jauh ditinjau
dari aspek paradigma epistimologi-nya tafsir-pun mengalami pergeseran.
Berangkat dari adanya keberagaman pluralitas corak dan kecenderungan
penafsiran tersebut maka lahir istilah “Madzahib at-Tafsir” [madzhab/aliran-
aliran penafsiran].

Sesuai dengan judul yang disampaikan, tulisan ini hanya merupakan pengantar.
Didalamnya secara singkat membahas pengertian, kemunculan, objek kajian,
signifikansi dan sebagainya yang berkaitan dengan kulit luar Ilmu Madzahibut
Tafsir sebelum dilanjutkan kepada pembahasan lebih mendalam. Karena
keterbatasan literatur dan sumber pustaka  maka makalah ini lebih merupakan
hasil baca buku Madzahibut Tafsir karya Dr. Abdul Mustaqim disamping
beberapa buku terkait yang dapat ditemukan oleh penulis.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dari Madzab Tafsir
2. Apa saja ruang lingkup madzab Tafsir
3. Signifikansi Madzab Tafsir

4
BAB II

PEMBAHASAN

A.     Pengertian Madzab Tafsir.

Secara etimologis, istilah madzahibut tafsir, merupakan bentuk


susunan idhafah dari kata “madzahib” dan “at-Tafsir”. Kata madzahib adalah
bentuk jamak (plural) dari madzhab, yang berarti : aliran pemikiran, pendapat,
teori. Sedangkan at-Tafsir secara garis besar adalah hasil pemahaman manusia
terhadap al-Qur’an, dengan menggunakan metode atau pendekatan tertentu yang
dipilih oleh seorang mufassir. Sedangkan secara terminologis madzab biasa
didefinisikan sebagai hasil-hasil ijtihad atau pemikiran, penafsiran para ulama’
yang kemudian dikumpulkan dan dinisbatkan kepada tokohnya, atau
kecenderungannya atau masa pereodesasinya.

Adapun kata at-tafsir secara bahasa merupakan bentuk masdhar dari


“fassara-yasiru-tafsiran” yang berarti pemahaman, penjelasan,  dan perincian
tafsir bisa pula berarti al-ibarah (menjelaskan), al-kasyf (menyingkap), dan al-
izhar (menampakkan) makna atau pengertian yang tersembunyi.

Dari tinjauan makna secara bahasa tersebut, maka tafsir secara istilah
dapat diartikan sebagai suatu hasil pemahaman manusia terhadap al-Qur’an yang
dilakukan dengan menggunakan metode atau pendekatan tertentu  yang dipilih
oleh seorang muffasir, dan dimaksudkan untuk memperjelas suatu teks makna
ayat-ayat al-Qur’an. Hal ini kemudian dikenal dengan melahirkan suatu istilah
yang oleh para ulama’, kemudian  dikenal dengan madzahibut tafsir (aliran-aliran
tafsir  atau madzab-madzab dalam penafsiran al-Qur’an).

Jadi madzahibut tafsir adalah aliran-aliran, madzab-


madzab,kecenderungan, kecenderungan  yang dipilih oleh seorang muffasir al-
Qur’an.1

Ungkapan Madzahibut tafsir berasal dari bahasa Arab, secara harfiah dapat
diartikan aliran-aliran penafsiran ( al-Qur’an). Dan ini menjadi salah satu
permasalahan yang dikaji dalam Ulumul Qur’an. Mempelajari masalah ini sangat
urgen bagi yang ingin memperdalam ilmu tafsir, karena aliran-aliran penafsiran
al-Qur’an merupakan manifestasi dari aneka ragam corak tafsir. Corak tafsir

1
Aliran-Aliran Tafsir, Abdul Mustaqim, (Cet. I, Oktober 2005, Kreasi Kencana, Yogyakarta) hlm. 15.

5
dalam perspektif ilmu tafsir disebut lawn al-tafsir 2
adalah nuansa atau sifat
khusus yang mewarnai sebuah penafsiran al-Qur’an yang merupakan salah satu
bentuk ekspresi intelektual seorang mufassir ketika menjelaskan makna-makna
ayat-ayat al-Qur’an sesuai dengan keahlian dan kemampuannya yang dapat
menggambarkan minat dan horizon pengetahuan sang mufassir.
Alasan munculnya berbagai aliran-aliran tafsir antara lain dari al-Qur’an
itu sendiri yang memungkinkan untuk dibaca, ditafsirkan secara beragam serta
memiliki ambiguitas makna dalam al-Qur’an. Seperti yang dikemukakan oleh
Ignaz Goldziher yang membagi beberapa periode madzab tafsir diantaranya
adalah :

1.      Tafsir tahap awal.

2.      Tafsir bial-matsur.

3.      Tafsir dalam prespektif teologi rasional.

4.      Tafsir dalam prespektif tasawuf.

5.      Tafsir dalam prespektif sekte keagamaan.

6.      Tafsir era kebangkitan islam.3

Makna Madzahibut Tafsir


B.     Wilayah Kajian Madzab Tafsir.

Madzahibut tafsir bisa pula disebut sebagai sejarah tafsir yang dipandang
sebagai disiplin ilmu tersendiri sehingga harus mempunyai objek kajian tersendiri
seperti halnya ilmu lain. Dalam prespektif filsafat ilmu, sebuah pengetahuan dapat
dikatakan sebagai ilmu jika ia memiliki objek kajian dan mempunyai epistimologi
yang jelas sehingga dapat diverifikasikan dan diklasifikasikan secara jelas.

Ilmu itu berbeda dari pengetahuan karena ilmu merupakan akumulasi


pengetahuan yang sistematis. Dalam hal ini, madzahibut tafsir bisa pula disebut
sebagai ilmu sejarah madzhab-madzhab tafsir karena mempunyai objek kajian
tertentu dan metode tersendiri dalam merumuskan system pengetahuannya.

Objek kajian madzahibut tafsir dapat dipetakan menjadi dua: objek


material dan formal. Objek material adalah bidang penyelidikan sebuah ilmu yang

2
Muhammad Husain al-Dzahabi, al-Tafsir wa al-Mufassirun (Cairo:Dar al-Kutub al-Haditsah,1962),162
3
Aliran-Aliran Tafsir, Abdul Mustaqim, (Cet. I, Oktober 2005, Kreasi Kencana, Yogyakarta) hlm. 15.

6
bersangkutan. Jadi, objek material dari kajian madzahibut tafsir adalah data-data
sejarah berupa produk-produk tafsir dan sejarah penulisannya yang sudah muncul
sejak zaman Nabi Muhammad Saw. hingga kini.

Karena itu, tidaklah mengherankan jika Muhammad Husain adz-Dzahabi


ketika mengkaji persoalan madzahibut tafsir menyebut kitabnya dnegan nama at-
tafsir wal mufassirun. Objek formalnya adalah sudut pandang ilmu terhadap objek
materialnya.

Objek material yang satu dan sama bisa dipelajari oleh berbagai ilmu yang
setiap ilmu itu memandang objeknya dari sudut yangberlainan. Atas dasar itu
dapat dikatakan bahwa objek formal dari kajian madzahibut tafsir adalah
kecenderungan, corak, aliran-aliran, pendekatan-pendekatan penafsiran yang
muncul sejak Alquran itu ditafsirkan dan dikonsumsi oleh para mufassir dan umat
Islam.

Ketika mengkaji madzahubut tafsir, seseorang dapat melakukannya


dengan pendekatan sejarah ( hisdtorical approach), terutama dalam hal pemetaan
mazhab-mazhab tafsir yang telah berkembang.

Salah satu cirri pendekatan sejarah adalah melacak dan menjajaki akar-
akar historisnya, proses terjadinya sebuah penafsiran, dan berusaha melakukan
kategorisasi berdasarkan kronologi waktunya, kecenderungan, dan karakteristik
dari setiao aliran tafsir yang muncul. Seseorang juga dapat melakukan kajian
dengan pendekatan filosofis yang lebih menitikberatkan pada aspek subtansi
pemikiran dan struktur fundamental dari produk penafsiran yang ada. Masih
banyak pendekatan lain yang bisa dilakukan dalam mengkaji madzahibut tafsir
seperti jender, fenomenologi, sosiologi, dan antropologi.4

C.    Signifikansi Madzahibut Tafsir.

Kajian terhadap madzahibut tafsir, secara aksiologis, memeiliki arti yang


sangat penting, terutama bagi mahasiswa, peminat studi Alquran dan umat Islam.
Mengkaji madzahibut tafsir berarti juga mengkaji sejarah pertumbuhan dan
perkembangan penafsiran tafsir, serta meneliti bagaimana seseorang memahami
dan menafsirkan Alquran. Bagi umat Islam, mengetahui sejarah, apalagi sejarah
yang terkait dengan generasi dari masalalu hingga sekarang tentang kajian dan

4
Aliran-Aliran Tafsir, Abdul Mustaqim, (Cet. I, Oktober 2005, Kreasi Kencana, Yogyakarta) hlm. 15.

7
pemahaman mereka terhadap Alquran, merupakan langkah yang sangat strategis
bagi pemberdayaan umat.

Dengan mengkaji madzahibut tafsir, seseorang pengkaji akan banyak


memperoleh informasi tentang berbagai ragam, corak, dan kecenderungan
seseorang ketika ia menafsirkan Alquran.

Signifikansi kajian terhadap madzahibut tafsir bagi kemajuan dan


keberdayaan umat Islam, antara lain, sebagai berikut:

1.      Membuka wawasan dan menumbuhkan sikap toleran terhadap


berbagai  corak penafsiran Alquran. Seseorang yang tekun dan serius dalam
mengkajimadzahibut tafsir cenderung menjadi orang yang terbuka dan luas
wawasannya karena ia lebih banyak mengetahui beragam corak penafsiran yang
berkembang.

2.     Mengembangkan dan menyadarkan adanya pluralitas dalam


penafsiran Alquran. Lebih-lebih ketika isu pluralisme menjadi sesuatu yang
sangat populer, dan terus digulirkan. Dalam hal ini, kajian terhadap berbagai
aliran dan corak pemikiran penafsiran Al quran akan menyadarkan seseorang
tentang betapa penting pemahaman terhadap pluralitas yang merupakan
sunnatullah dalam kenyataan hidup.

Orang yang menyadari adanya pluralitas niscaya tidak akan mengklaim


bahwa dirinyalah sebagai satu-satunya pemegang otoritas kebenaran.
Bagaimanapun, klaim kebenaran (truth claim) akan menyebabkan seseorang
menjadi eksklusif dan tidak terbuka atas kritik atau memahami pemikiran diluar
dirinya. Sah-sah saja melakukan truth claim, namun sikap terbuka merupakan
sebuah proses yang panjang, simultan, dan tidak boleh mengenal titik-henti.

Melalui kajian madzahibtu tafsir, seseorang akan bisa melihat betapa


banyak ragam penafsiran orang dalam memahami Alquran yang diklaim sebegai
kebenaran mutlak. Padahal antara penafsiran Alquran adalah pemilik kebenaran
mutlak karena Ia berasal dari sisi Ilahi (Yang Mahamutlak), tetapi penafsiran Al
quran bersifat relative dan nisbi karena ia berasal dari makhluk yang serba nisbi.

3.     Menghindarkan sikap taqdis al-afkar. Pentingnya studii madzhibut


tafsir adalah untuk menghindari sikap taqdisul afkar ad-diniyyah (pensakralan
pemikiran keagamaan), termasuk mensakralkan penafsian orang tentang Al quran.

8
Namun, ketika Al quran dipahami dan didereflesikan oleh pemikiran
manusia, sesungguhnya ia tidak lagi dalam posisi sacral. Ia sudah berubah
menjadi pemikiran yang bersifat relative dan tidak perlu disakralkan yang
karennaya nyaris tidak dikritik sama sekali. 5

Sebagai sebuah ilmu, tafsir tidak perlu dan tidak boleh menjadi keinginan
untuk mengembangkan menjadi lebih baik. Atas dasar inilah kemunculan tradisi
untuk menyampaikan kritik konstruktif terhadap produk-produk pemikiran tafsir
dianggap kurang relevan dengan situasi-kondisi zamannya.

5
Aliran-Aliran Tafsir, Abdul Mustaqim, (Cet. I, Oktober 2005, Kreasi Kencana, Yogyakarta) hlm. 15.

9
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan.

Madzahibut tafsir adalah aliran-aliran, madzab-madzab,kecenderungan,


kecenderungan  yang dipilih oleh seorang muffasir al-Qur’an.

Objek kajian ilmu ini adalah menguraikan tentang tokoh-tokoh ahli tafsir 
dan tafsir, serta biografi penulis tafsir, metodologi maupun corak dan karakteristik
penafsirannya.

Objek material dari kajian madzahibut tafsir adalah data-data sejarah


berupa produk-produk tafsir dan sejarah penulisannya yang sudah muncul sejak
zaman Nabi Muhammad Saw. hingga kini.

Objek formal dari kajian madzahibut tafsir adalah kecenderungan, corak,


aliran-aliran, pendekatan-pendekatan penafsiran yang muncul sejak Alquran itu
ditafsirkan dan dikonsumsi oleh para mufassir dan umat Islam.

Signifikansi Madzahibut Tafsir:

1. Membuka wawasan dan menumbuhkan sikap toleran terhadap


berbagai  corak penafsiran Al quran
2. Mengembangkan dan menyadarkan adanya pluralitas dalam penafsiran
Alquran.
3. Menghindarkan sikap taqdis al-afkar

10
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mustaqim, Aliran-Aliran Tafsir, (Cet. I, Oktober 2005, Kreasi Kencana,


Yogyakarta) hlm. 15.

Muhammad Husain al-Dzahabi, al-Tafsir wa al-Mufassirun (Cairo:Dar al-Kutub


al-Haditsah,1962),162

11

Anda mungkin juga menyukai