Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TAFSIR MAUDHU’I
“AYAT TENTANG SABAR BESERTA PENAFSIRANNYA”
(Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Tafsir Maudhu’i)

Dosen Pembimbing :

FATKHU RAHMAN, S.Th.I. M.Pd.I

Disusun Oleh :

IRMA NOVIANI

Jurusan/Semester :

Tafsir / V (Lima )

SEKOLAH TINGGI ILMU AL-QUR’AN ( STIQ ) AN-NUR

Jln.Lintas Timur, Desa Tebing Suluh, Kec.Lempuing, Kab.OKI , Palembang Sumatera


Selatan

i
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah” Tafsir Maudhu’i ayat tentang Sabar”.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.

Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat

bantuan, dorongan, dan kerja sama, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.

Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.

Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan

makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para

pembaca.

Tebing Suluh,01 November 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. vi


DAFTAR ISI............................................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 2


A. Pengertian Tafsir Maudhu’i .............................................................................................. 2
B. Ayat-Ayat Tentang sabar........................................................................................... 2
1. Surah Al-Imran Ayat 120................................................................................... 2
2. Surah AL-Imran Ayat 200 ................................................................................. 3
3. Surah An-Nisa Ayat 25 ...................................................................................... 4
4. Surah Al-A’raf Ayat 87 ..................................................................................... 5
5. Surah Al-Anfaal Ayat 10 ................................................................................... 6
6. Surah Hud Ayat 49............................................................................................. 6
7. Surah Ar-Ra’d Ayat 22 ...................................................................................... 7
8. Surah An-Nahl Ayat 126 ................................................................................... 8
9. Surah At-Thoha Ayat 132 .................................................................................. 9
10. Surah Al-Furqan Ayat 75 ................................................................................. 11
11. Surah Al-Ashr Ayat 2 dan 3............................................................................. 11

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 13

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sabar merupakan satu dari sekian banyak sifat terpuji yang sangat disenangi Allah
SWT dan juga Rasulullah SAW. Keutamaan sabar dalam Islam merupakan kemampuan
diri untuk menahan dari segala sesuatu hal yang tidak disukai sebab bertujuan untuk
mengharapkan ridho dari Allah SWT. Di dalam Al Quran, terdapat banyak surah yang
mengajarkan tentang kesabaran. Untuk mengetahui apa saja ayat atau dalil yang
berhubungan dengan sabar, silahkan baca artikel yang kami berikan pada kesempatan
kali ini.
Apabila kita mendapatkan musibah dalam bentuk apapun juga, maka hendaknya
dihadapi dengan rasa sabar sehingga nantinya akan memperoleh hidup yang bahagia
dengan tujuan mendapatkan ridha dari Allah SWT. Dalam Al-Qur’anul Karim, ada
banyak sekali ayat-ayat yang membahas mengenai rasa sabar. Ini tentu mengingatkan
kita tentang bagaimana keutamaan rasa sabar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Tafsir Maudhu’i?
2. Sebutkan Ayat-Ayat tentang sabar ?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tafsir Maudhu’i
Kata maudhu’i yang dinisbatkan pada kata al-maudhu’, yang berarti topik atau
materi suatu pembicaraan atau pembahasan. Dalam kamus al-Munawir dijelaskan bahwa
kata maudhu’ adalah derivasi dari kata wadha’a yang berkedudukan sebagai isim maf’ul
yang berarti masalah.1Secara semantik, tafsir maudhu’i berarti penafsiran al-Qur’an
menurut tema atau topik tertentu. Dalam bahasa Indonesia biasa diterjemahkan dengan
tafsir tematik.2
B. Ayat-Ayat Tentang Sabar
Berikut ayat-ayat tentang sabar yakni terdapat dalam Surah Al-Baqarah ayat (155,
157, 177,249), Surah Al-Imran ayat (120,146, 186,200), surah an-nisa ayat (19 dan 25),
Surah Al-An’am ayat 34, Surah Al-A’raf ayat ( 87 dan 137), surah Ar-Ra’ad ayat 22,
Surah Qaf ayat 35, Surah Al-Anfaal ayat (46 dan 65 ), surah Hud ayat 49, surah An-Nahl
ayat 126, Surah At-Thoha ayat 132, Surah Al-Furqan ayat 75, surah Muhammad ayat 31,
surah Al-Insan ayat 23-24, surah Al Ashr ayat 2 dan 3 . Adapun beberapa surat yang
telah disebutkan tadi akan dibahas dibawah ini beserta tafsirannya.
1. Surah Al Imron 3:120
Perbuatan sabar dan takwa adalah salah satu cara untuk menyingkirkan berbagai
tipu daya yang akan diberikan dari seseorang untuk anda, sebab sesungguhnya Allah
SWT sudah mengetahui dengan jelas apa yang diperbuat setiap umat-Nya.

ْ َ ‫س ِيئ َةٌ يَّ ْف َر ُح ْوا ِب َها ۗ َوا ِْن ت‬


‫ص ِب ُر ْوا‬ ُ َ ‫سنَةٌ ت‬
َ ‫س ْؤ ُه ْۖ ْم َوا ِْن ت ُ ِص ْب ُك ْم‬ َ ‫س ُك ْم َح‬ َ ‫ا ِْن ت َ ْم‬
ْ ‫س‬
ٌ ‫ّٰللاَ ِب َما يَ ْع َملُ ْو َن ُم ِح ْي‬
‫ط‬ َ ‫َوتَتَّقُ ْوا ََل يَض ُُّر ُك ْم َك ْي ُد ُه ْم‬
‫ش ْيـًٔا ۗ ا َِّن ه‬
“Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika
kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan
bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudaratan
kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.”
Tafsirnya:
“ Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati. Tetapi jika
kamu mendapat bencana mereka bergembira karenanya.”

1
Ahmad Warson Munawir, Kamus al-Munawir Arab-Indonesia Terlengkap, Pustaka
Progresif, Surabaya, 2002, hlm. 1565
2
Usman, Ilmu tafsir, Teras, Yogyakarta, 2009, h. 311

2
Keadaan ini menunjukkan kerasnya permusuhan mereka terhadap orang-orang
beriman. Yaitu, ketika orang-orang beriman mendapatkan kebahagiaan, kemenangan
dan dukungan , serta bertambah banyak dan semakin kuat para pendukungnya,maka
orang-orang munafik itu bersedih hati. Dan jika kaum muslimin tertimpa kesulitan
dan menderita kekealahan dari musuh-musuhnya , berupa kekalahan karena suatu
hikmah yang dikehendaki Allah, sebagaimana yang terjadi pada perang Uhud, maka
orang-orang munafik itu bergembira ria dan bersuka cita.
Selanjutnya Allah berfirman, ditunjukkan kepada orang-orang beriman “ Jika
kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak akan
mendatangkan mudharat bagimu. Yakni, Allah membimbiug mereka menuju
keselamatan dari kejahatan para penjahat dan tipu daya para pendurhaka itu , dengan
menggunakan kesabaran, ketaqwaan dan tawakkal kepadaNya sebab Allah-lah yang
meiputi semua musuh-musuh mereka dan tiada daya dan kekuatan bagi mereka
kecuali dengan pertolongannya. Apa yang dikehendakinya pasti terjadi dan apa
yangtidak dikehendakinya tidak akan pernah terjadi. Dan tidak terjadi didalam
wujud sesuatu pun, melainkan dengan takdir dan kehendakNya. Barang siapa
bertawakkal kepadaNya, maka Allah-lah yang mencukupkannya

2. Surat Ali ‘Imran Ayat 200


Seorang yang beriman hendaknya harus lebih bersabar dan terus bersikap siaga
dengan cara lebih meningkatkan iman serta taqwa supaya nantinya masuk dalam
golongan orang yang beruntung.

َّ ‫ي َ ا أ َ ي ُّ هَ ا ا ل َّ ذِ ي َن آ َم ن ُ وا ا صْ ب ِ ُر وا َو صَ ا ب ِ ُر وا َو َر ا ب ِ ط ُ وا َو ات َّ ق ُ وا‬
َ ‫ّٰللا‬
‫ل َ ع َ ل َّ ك ُ مْ ت ُف ْ ل ِ حُ و َن‬
“Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah
kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan terapkan cara
meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah, supaya kamu beruntung“.
Tafsirnya :
Ibnu Jarir berkata:” Abu ‘Ubaidah pernah menulis surat kepada ‘Umar bin Al-
Khaththab yang memberitahukan kepadanya beberapa golongan dari bangsa romawi
dan apa yang ditrakutkan dari mereka. Maka ‘Umar pun mengirimkan balasan surat
itu kepadanya. ( Dituliskan ), Amma Ba’du. Meskipun apa saja yang menimpa seorang
Mukmin dari satu kesulitan (penderitaan), maka pasti setelah itu Allah menjadikan

3
baginya kelapangan, karena sesungguhnya satu kesulitan itu tidak akan mengalahkan
dua kemudahan. Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan
kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan
terapkan cara meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah, supaya kamu
beruntung.”
Kemudian ia melanjutkan ceritanya, lalu aku menyerahkan tulisan itu kepada AL-
Fudhail bin ‘Iyadh di Masjidil Haram. Ketika ia membacanya maka kedua matanya
pun meneteskan air mata,dan ia pun berkata :’ Abu ‘Abdir Rohman itu memang
benar, ‘ ia telah menasehatiku.”
Dan firmanNya:” Dan betawakallah kepada Allah.” Yakni dalam segala urusan
dan keadaan kalian. Sebagaimana yang disabdakan Rasullah Saw kepada Mu’as
ketika beliau mengutusnya ke Yaman:” Bertawakallah kepada Allah dimana saja
kamu berada, iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya perbuatan
baik itu akan menghapuskan perbuatan buruk itu. Dan pergaulilah manusia dengan
akhlak yang baik.”
Hadits tersebut diriwayatkan Imam At-Tirmidzi. Ia berkata:” Bahwa hadits ini
Hasan.”
“ Supaya kamu beruntung”. Yaitu beruntung di dunia dan akhirat.
3. Surah An Nisa 4:25
Semua orang yang merdeka dalam Islam, hanya diperbolehkan untuk
mengawini wanita yang juga beriman dan bukan wanita pezina. Saat dihadapi dengan
wanita pezina, maka kesabaran sangat dibutuhkan supaya bisa menolak godaan dari
wanita yang tidak baik menurut Islam tersebut.

...Dan kesabaran itu lebih baik bagimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.”
Tafsirnya :
Allah berfirman: wa an tashbiruu khairul lakum wallaaHu ghafuurur rahiim
(“Dan kesabaran itu lebih baik bagimu, dan Allah Mahapengampun lagi
Mahapenyayang.”) Dari ayat yang mulia ini, Jumhur ulama mengambil dalil tentang
bolehnya menikahi budak-budak wanita dengan syarat tidak memiliki kemampuan
menikahi wanita-wanita merdeka dan karena khawatir terjatuh dalam kemaksiatan.

4
Karena dengan nikah tersebut mengandung bahaya, di mana anak-anaknya akan
menjadi budak, serta merupakan kehinaan ketika meninggalkan menikahi wanita-
wanita merdeka lalu memilih menikahi budak-budak. Dalam hal ini, Abu Hanifah dan
para pengikutnya berbeda (pendapat) dengan pendapat Jumhur ulama dengan
memberikan syarat dua hal; Jikaseseorang tidak menikah dengan wanita merdeka,
maka dia dibolehkan menikahi budak mukminah dan seseorang wanita Ahli Kitab,
baik ia memiliki kemampuan menikahi wanita merdeka atau tidak, serta takut terjatuh
pada zina atau tidak.
Dalil mereka adalah firman Allah yang artinya: “(Dan dihalalkan menikahi)
wanita-wanita yang menjaga kehormatannya, di antara orang-orang yang diberi al-
Kitab sebelummu.” (QS. Al-Maa-idah: 5) Artinya, wanita-wanita iffah (menjaga diri)
mencakup merdeka atau budak. Ayat ini bersifat umum, serta secara jelas menjadi
dalil apa yang dikatakan oleh Jumhur ulama. WallaHu a’lam.
4. Surah Al A’raf 7:87
Kesabaran merupakan salah satu sikap yang sangat disenangi Allah SWT dan
harus dilakukan seluruh umat muslim sehingga bisa menjadi pemisah antara orang
beriman dan tidak beriman saat hari penghakiman kelak.

Jika ada segolongan daripadamu beriman kepada apa yang aku diutus untuk
menyampaikannya dan ada (pula) segolongan yang tidak beriman, maka bersabarlah,
hingga Allah menetapkan hukumnya di antara kita; dan Dia adalah Hakim yang
sebaik-baiknya. (QS. 7:87)” (al-A’raaf: 87)
Tafsirnya :
Dan firman Allah: wa in kaana thaa-ifatum minkum aamanuu bil ladzii ursiltu
biHii wa thaa-ifatul laa yu’minuu (“Jika segolongan dari kamu beriman kepada apa
yang aku diutus untuk menyampaikannya dan ada [pula] segolongan yang tidak
beriman.”) Maksudnya, kalian menyalahiku.
Fashbiruu (“Maka bersabarlah,”) artinya, tunggulah; hattaa yahkumallaaHu
bainanaa (“Sehingga Allah menetapkan hukumnya di antara kita,”) dan antara kalian,

5
yaitu memutuskan. Wa Huwa khirul haakimiin (“Dan Dia adalah Hakim yang sebaik-
baiknya.”) Sesungguhnya Dia akan menjadikan kesudahan yang baik bagi orang-
orang yang bertakwa dan kehancuran bagi orang-orang yang kafir .
5. Surah Al-Anfal ayat 46

َ ‫ّٰللا‬
َّ ‫ن‬ َ َ ‫ّٰللا َ َو َر س ُ و ل َ ه ُ َو ََل ت َ ن َ ا َز ع ُ وا ف َ ت َ ف ْ ش َ ل ُ و ا َو ت َ ذ ْ ه‬
َّ ِ ‫ب ِر ي حُ ك ُ م ْ ْۖ َو ا صْ ب ِ ُر وا ۚ إ‬ ِ َ ‫َو أ‬
َّ ‫ط ي ع ُ وا‬
َ ‫مَ عَ ال ص َّ ا ب ِ ِر ي‬
‫ن‬

“Taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu membantahnya, yang
menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatan maka bersabarlah.
Sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar.”
Tafsirnya :
Yang demikian itu merupakan pengajaran dari Allah Ta’ala bagi hamba-hambaNya
yang beriman, berupa adab ( etika ) bereperang dan jalan keberanian ketika
menghadapi musuh. Allah memerintahkan orang-orang Mukmin untuk berteguh hati
dalam memerangi musuh dsn bersabar dalam bertempur melawan mereka. Jadi
mereka tidak diperbolehkan lari, berpaling dan takut. Selain itu, Allah juga
memerintahkan mereka untuk selalu mengingat Allah pada saat perang dan tidak
melupakanNya, tetapi mereka harus selalu memohon pertolongan dan bertawakkalah
kepadaNya. Dan hendaklah mereka memohon kemenangan atas musuh-musuh
mereka yang mentaati Allah dan RasulNya pada saat sedang berperang. Apa yang
diperintahkan Allah Ta’ala kepada mereka, mereka mentaatiNYa dan apa yang
dilarang-Nya, mereka menjauhkan diri darinya. Hendaknya mereka tidak berselisih di
antara mereka, karena hal itu hanya akan menjadi sebab kehinaan dan kegagalan
mereka.
FirmanNya:” Dan hilang kekuatan kalian.” Yaitu kekuatan dengan semangat
kalian. “ Dan bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
6. Surah Huud 11:49
Sebelum Al Quran diturunkan pada Rasulullah SAW, ada banyak berbagai
berita gaib yang sebelumnya sudah hadir dan dengan sikap sabar, maka setiap umat
muslim bisa membedakan mana ajaran yang sudah diturunkan oleh Allah SWT dan
mana yang bukan sehingga nantinya orang yang besrabar tersebut akan mendapat
kebaikan seperti yang dijanjikan Allah SWT.

6
ْۖ ‫وحي َها ِإلَ ْيكَ ْۖ َما ُك ْنتَ ت َ ْعلَ ُم َها أ َ ْنتَ َو ََل قَ ْو ُمكَ ِم ْن قَ ْب ِل َٰ َهذَا‬
ِ ُ‫ب ن‬ ِ َ‫تِ ْلكَ ِم ْن أ َ ْنب‬
ِ ‫اء ا ْل َغ ْي‬
َ ‫ص ِب ْر ْۖ ِإ َّن ا ْلعَاقِبَ َة ِل ْل ُمت َّ ِق‬
‫ين‬ ْ ‫فَا‬
“Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang gaib yang Kami
wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak
(pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah, sesungguhnya kesudahan yang baik
adalah bagi orang-orang yang bertakwa.”
Tafsirnya :
Allah Ta’ala berfirman kepada Nabi-Nya Saw, kisah ini dan sejenisnya adalah,
“ Diantara berita-berita penting tentang yang ghaib.”Yakni , sebagian dari kabar-
kabar ghaib yang telah lalu, Kami wahyukan kepadamu, maksudnya Kami
mengajarimu dengan kisah itu sebagai wahyu dari Kami kepadamu.
“Tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak pernah kamu sebelum ini.”
Maksudnya, kamu dan seorang pun dari kaummu tidak mengetahui sebelumnya,
sehingga orang mendustakanmu berkata bahwa kamu mempelajarinya dari dia, akan
tetapi Allahlah yang memberi kabar kepadamu dengannya, yang sesuai dengan
kenyataan, sebagaimana yang dikabarkan dalam kitab-kita para Nabi sebelummu,
maka bersabarlah atas pendustaan kaummu dan penganiayaan mereka terhadapmu,
karena sesungguhnya Kami akan menolongmu dan melindungimu dengan bantuan
Kami. Dan Kami jadikan kemenangan untukmu dan pengikut-pengikutmu dan dunia
akhirat, sebagaimana telah Kami lakukan terhadap para Rasul, yaitu Kami tolong
mereka atas musuh-musuh mereka :
“Sesungguhnya Kami menolong Rasul-Rasul Kami dan orang-orang yang
beriman.”(Qs.Al-Mu’min: 57), dan ayat seterusnya.
Dan Allah berfirman :” Maka bersabarlah, , sesungguhnya kesudahan yang
baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.”

7. Surat Ar-Ra’d Ayat 22


Seseorang yang sabar dengan tujuan mencari ridha Allah SWT secara
tersembunyi atau terang terangan dalam menolak kejahatan dengan cara yang baik,
maka orang tersebut sudah dipastikan juga akan mendapatkan tempat yang baik juga.
Allah Ta’ala berfirman :

7
ِ ‫ص ََلةَ َوأ َ ْنفَقُوا ِم َّما َر َز ْقنَا ُه ْم‬
‫س ًّرا‬ َّ ‫صبَ ُروا ا ْبتِغَا َء َوجْ ِه َر ِب ِه ْم َوأَقَا ُموا ال‬ َ ‫َوالَّذ‬
َ ‫ِين‬
‫ع ْقبَى الد َِّار‬ُ ‫س ِيئ َةَ أُو َٰلَئِكَ لَ ُه ْم‬ َ ‫َوع َََلنِيَةً َويَد َْر ُء‬
َ ‫ون ِبا ْل َح‬
َّ ‫سنَ ِة ال‬
“Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan
shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara
sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan, orang-
orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik)“.
Tafsirnya :
Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Rabbnya.” Sabar dalam
meninggalkan semua yang dilarang dan perbuatan dosa,dengan menahan diri mereka
dari melakukannya, hanya karan untuk mendapat keridhaaanNya dan pahala yang
besar dariNya, Mereka mendirikan shalat ,” dengan melaksanakan segala
ketentuannya, pada waktunya,lengkap dengan ruku’ dan sujudnya, khusu’ serta sesuai
dengan ketentuan syari’at yang di ridhai Allah.
Mereka menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka”.
Maksudnya,kepada orang-orang yang wajib mereka nafkahi yang menjadi tanggungan
mereka, yaitu isteri, kerabat dan orang lain yaitu orang-orang fakir miskin,orang yang
membutuhkan dan orang-orang yang susah.”Secara sembunyi-sembunyi maupun
terang-terangan” . Maksudnya, secara sembunyi maupun diketahui oleh orang lain,
tidak ada keadaan apapun yang menghalanginya, baik malam maupun siang hari.
Serta menolak kejahatan dengan kebaikan”. Maksudnya, menolak perbuatan
yang buruk dengan perbuatan yang baik, jika ada orang yang menyakitinya, maka
akan di balas dengan perbuatan baik, dengan sabar dan menanggung perbuatan buruk
orang tersebut dengan lapang dada dan memberikan maaf kepadanya.( Tafsir Ibnu
Katsir).
8. Surat An-Nahl Ayat 126
Perbuatan baik seperti bersabar akan mendapatkan pahala yang setimpal seperti
halnya apabila melakukan sesuatu hal yang buruk, maka juga akan mendapatkan
balasan yang setimpal. Allah Ta’ala berfirman :

ْ‫ع َا ق َ ب ْ ت ُ مْ ف َ ع َ ا ق ِ ب ُ وا ب ِ ِم ث ْ لِ َم ا ع ُ و ق ِ ب ْ ت ُ مْ ب ِ هِ ْۖ َو ل َ ئ ِ ْن صَ ب َ ْر ت ُم‬ ‫َو إ ِ ْن‬


َ ‫خ ي ْ ٌر ل ِ ل ص َّ ا ب ِ ِر ي‬
‫ن‬ َ ‫ل َ ه ُ َو‬

8
“Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang
sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar,
sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar“.

Tafsirnya :
Allah Ta’ala memerintahkan untuk berlaku adil dalam pemberlakuan hukum
qisash dan penyepadanan dalam pemenuhan hak, sebagaimana yang dikatakan oleh
Abdurrazaq dari Ibnu Sirin, dimana dia berkata mengenai firman Allah Ta’ala :”Maka
balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepada kalian.
“Artinya, jika salah seorang diantara kalian mengambil sesuatu, maka ambillah
dengan kadar yang sama.
Demikian yang dikemukakan oleh Mujahid, Ibrahim, al-Hasan Al-Bashri, dan
selain mereka, serta menjadi pilihan Ibnu Jarir.
Ibnu Zaid mengatakan :” mereka diperintahkan untuk memberi maaf kepada
kaum musyrikin.” Setelah memberikan maaf itu, banyak orang-orang kuat yang
masuk Islam. Kemudian mereka berkata:” Ya Rasulullah, jika Allah mengizinkan,
niscaya kami akan menuntut hak dari anjing-anjing itu.” Maka turunlah ayat ini, yang
kemudian di-nasakh dengan ayat jihad.
Firman-Nya “ Dan bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu
melainkan dengan pertolongan Allah,” Sebagai tekanan dalam perintah untuk
bersabar dan sebagai pemberitahuan bahwa (siapapun ) tidak akan mencapainya
kecuali hanya dengan kehendak Allah dan pertolongan Nya serta kekuatanNya.
Kemudian Allah Ta’ala berfirman :”Dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (
kekafiran) mereka, “ maksudnya gundah gulana, “ Terhadap apa yang mereka tipu
dayakan,” maksudnya dari kesungguhan mereka dalam memusuhimu dan
menyebabkan keburukan terhadapmu, Allah Ta’ala sebagai pemeliharamu dan
penolongmu, juga memberikan kekuatan kepadamu dengan menenangkan atas
mereka.
9. Surat Thoha ayat 132

ْ ‫َو أ ْ مُ ْر أ َ ه ْ ل َ َك ب ِ ال ص َّ ََل ة ِ َو ا‬
ُ ‫ص ط َ ب ِ ْر ع َ ل َ ي ْ هَ ا ْۖ ََل ن َ سْ أ َل ُ َك ِر ْز ق ً ا ْۖ ن َ ْح‬
‫ن‬
‫ن َ ْر ُز ق ُ َك ۗ َو ا ل ْ ع َ ا ق ِ ب َ ة ُ ل ِ لت َّ ق ْ َو َٰى‬

9
Perbuatan sabar juga harus disebarkan bagi seluruh orang terdekat sebab rezeki
yang akan diberikan hanya berasal dari Allah SWT dan hanya diperuntukan bagi
orang yang bertakwa dan sabar.
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah
kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang
memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang
bertakwa“.
Tafsirnya :
FirmanNya: “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan
bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” Maksudnya, selamatkanlah mereka dari
azab Allah dengan mendirikan shalat, dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.
Sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala, berikut ini : “ Hai orang-orang yang
beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka.”(Qs.At-Tahriim:6 ).
FirmanNya :” Kami tidak meminta rizki kepadamu.”Maksudnya jika kamu
mendirikan shalat, maka akan datang kepadamu rizki dari arah yang tidak kamu
sangka. Sebagaimana yang difirmankanNya dalam surah yang lain: Barang siapa
yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”(QS.Ath-Thalaq:2-3).
Oleh karena itu, Dia berfirman: “ Kami tidak meminta rezeki kepadamu, tetapi
Kamilah yang memberikan Rezeki kepadamu.”
At-Tsauri berkata:”FirmanNya :’Kami (Allah) tidak meminta rezeki
kepadamu,’maksudnya: Kami tidak membebanimu untuk mencari rizki.
Ibnu Majah juga meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud Ra, aku mendengar nabi Saw
bersabda:

“Barangsiapa yang menjadikan semua tujuannya hanya satu saja, yaitu ketika
kembali kepadaNya ( Kiamat ), maka Allah akan mencukupkan baginya keperluan
dunianya. Dan barangsiapa yang menjadikan tujuannya bercabang-cabang dalam
berbagai kehidupan dunia, maka Allah tidak akan peduli kepadanya di lembah mana
dari bumiNya ini ia binasa.
Diriwayakan pula dari hadits Syu’bah, dari Zaid bin Tsabit, aku mendengar
Rasulullah Saw bersabda:” Barang siapa yang menjadikan dunia sebagai pusat
perhatiannya (tujuannya ), maka Allah mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan
kemiskinannya dad dihadapan matanya. Tidak ada sesuatu pun dari dunia ini datang

10
kepadanya kecuali apa yang telah ditetapkan baginya. Dan barangsiapa yang
menjadikan akhirat serbagai tujuannya, maka Allah akan menyatukan urusannya dan
melimpahkan kekayaan-Nya di dalam hatinya, lalu dunia datang kepadanya dalam
keadaan hina.
FirmanNya lebih lanjut: “Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang
bertakwa“.Maksudnya, kesudahan yang baik di dunia dan akhirat, yaitu Surga adalah
untuk orang yang bertakwa kepada Allah.

10. Surat Al-Furqan Ayat 75


Seseorang yang selalu meningkatkan rasa sabar selama hidup di dunia, maka
kelak diakhirat akan mendapat balasan yakni memperoleh martabat yang tinggi
sekaligus mendapat sambutan serta penghormatan.
َٰ
َ ‫أُولَئِ َك ي ُْجزَ ْونَ ْالغُ ْرفَةَ ِب َما‬
َ ‫ص َب ُروا َويُلَقَّ ْونَ ِفي َها ت َ ِحيَّةً َو‬
‫س ََل ًما‬

“Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam
surga) karena kesabar an mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan
ucapan selamat di dalamnya“.
Tafsirnya :
Ketika Allah Ta’ala menyebutkan sifat-sifat hambaNya yang beriman dengan
sifat-sifat yang indah serta perkataan dan perbuatan yang agung. Maka Dia berfirman
: “ Mereka itulah ,” yaitu orang-orang yang bersifat seperti ini, “ akan dibalas,” pada
hari Kiamat, “ Martabat yang tinggi,” yaitu Surga.
Abu Ja’far al-Baqir, Sa’id bin Jubair, adh Dhahhak dan as-Suddi berkata:”
Dinamakan demikian karena ketinggiannya.
“Karena kesabararan mereka,” Yaitu dalam melaksanakan hal tersebut, “ Dan
mereka disambut didalamnya,”Yaitu didalam Surga, “Dengan Penghormatan dan
Ucapan selamat,” yaitu mereka disambut didalamnya dengan salam dan
penghormatan dan mereka menyampaikan pengagungan dan kemuliaan.

11. Surah Al-Ashr ayat 2 dan 3


Semua orang yang tidak beriman dan beramal sholeh sesungguhnya adalah
orang yang merugi. Oleh karena itu, sangat disarankan bagi sesama saudara muslim

11
untuk saling mengingatkan tentang kebenaran dengan cara memberi nasihat secara
sabar. Allah ta’ala berfirman,
َّ ‫حَق َوت َ َواص َْوا بِال‬
3(‫صب ِْر‬ ِ ‫) إِ ََّل الَّ ِذينَ آ َ َمنُوا َوع َِملُوا الصَّا ِلحَا‬2( ‫سر‬
ِ ‫ت َوت َ َواص َْوا بِا ْل‬ ْ ‫سانَ لَ ِفي ُخ‬
َ ‫اْل ْن‬
ِ ْ َّ‫)إِن‬

Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang

beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati

kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 2-3).

Tafsirnya :

Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata,:

َ ‫س ْو َرةَ لَ َو‬
‫سعَتْ ُه ْم‬ ُ َّ‫لَ ْو ت َ َدبَّ َر الن‬
ُّ ‫اس َه ِذ ِه ال‬

”Seandainya setiap manusia merenungkan surat ini, niscaya hal itu akan
mencukupi untuk mereka.” [Tafsir Ibnu Katsir 8/499].

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, ”Maksud


perkataan Imam Syafi’i adalah surat ini telah cukup bagi manusia untuk mendorong
mereka agar memegang teguh agama Allah dengan beriman, beramal sholih,
berdakwah kepada Allah, dan bersabar atas semua itu. Beliau tidak bermaksud
bahwa manusia cukup merenungkan surat ini tanpa mengamalkan seluruh syari’at.
Karena seorang yang berakal apabila mendengar atau membaca surat ini, maka ia
pasti akan berusaha untuk membebaskan dirinya dari kerugian dengan cara
menghiasi diri dengan empat kriteria yang tersebut dalam surat ini, yaitu beriman,
beramal shalih, saling menasehati agar menegakkan kebenaran (berdakwah) dan
saling menasehati agar bersabar” [Syarh Tsalatsatul Ushul].

12
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ternyata ada banyak sekali ayat-
ayat Al-Qur’an yang menyebutkan tentang sabar yakni ada sekitar 24 surah dalam Al-
Qur’an diantaranya Surah Al-Baqarah ayat 156-157, 177 dan 249, Surah Al-Imran ayat
120, 146 , 186 dan 200 , Surah An-Nisa ayat 19 dan 25 , Surah Al-An’am ayat 34,
SurahAl-A’raf ayat 87 dan 137, Surah Al-Anfaal ayat 46 dan 65, Surah Hud ayat 49,
Surah Ar- Ra’d ayat 22, Surah An-Nahl ayat 126, Surah Thoha ayat 132, Surah Al-
Furqan ayat 75, Surah Al-Ahqaf ayat 35, Surah Muhammad ayat 31, Surah Al-Insaan
ayat 23-24 dan Surah Al-Ashr ayat 2 dan 3. Beserta tafsir dari Ibnu Katsir.
Begitu pentingnya hakikat sabar dalam Islam, sehingga banyak surah yang berkali-
kali tentang bagaimana pentingnya sabar dalam kehidupan kita. Dengan begitu marilah
kita untuk selalu bersabar dalam segala hal, berhusnudzon terhadapAllah Ta’ala dan
senantiasa menghiasinya dengan sifat ikhlas.
Demikian ulasan yang bisa kami berikan mengenai beberapa surah dalam Al-Quran
yang mengajarkan tentang kesabran. Masih banyak lagi ayat dalam Al Quran yang
menjelaskan tentang kesabaran seperti keutamaan dalam bersabar, pahala yang akan
didapat dari orang bersabar, cara meningkatkan kesabaran dalam Islam, janji Allah SWT
tentang bersabar dan masih banyak surah yang lain. Semoga beberapa ayat yang sudah
kami berikan diatas akan semakin menambah keimanan sekaligus dipakai sebagai sarana
memperlihatkan ciri ciri berdakwah yang baik dan juga kepentingan baik yang lain.

13
DAFTAR PUSTAKA

Syaikh, ‘Abdullah bin Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Ishaq Alu.Tafsir Ibnu
Katsir.Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i,2008. Jilid 2
Syaikh, ‘Abdullah bin Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Ishaq Alu.Tafsir Ibnu
Katsir.Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i,2008. Jilid 4
Syaikh, ‘Abdullah bin Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Ishaq Alu.Tafsir
IbnuKatsir.Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i,2008. Jilid 5
Syaikh, ‘Abdullah bin Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Ishaq Alu.Tafsir Ibnu
Katsir.Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i,2008. Jilid 6
https://tafsirweb.com/3982-surat-al-baqarah-ayat-155-157.html
https://tafsirweb.com/3982-surat-al-imran-ayat-200.html
https://tafsirweb.com/3982-surat-al-furqan-ayat-75.html
https://tafsirweb.com/3982-surat-al-anfaal-ayat-46.html
https://tafsirweb.com/3982-surat-at-thoha-ayat-132.html
https://tafsirweb.com/3982-surat-al-baqarah-ayat-249.html
https://tafsirweb.com/3982-surat-Hud-ayat-49.html

14

Anda mungkin juga menyukai