Anda di halaman 1dari 4

Memahami Asbabun Nuzul Surah AL – Muddatsir ayat 1- 2,

Surah Al - Muzammil ayat 1 – 4, dan Surah As –Syu’ara Ayat


214 – 215.

Ahmmad rohiman
27 Oktober 2021
Ilmu AL –Qur’an dan Tafsir
UINFAS Bengkulu
E-mail: ahmmad.rohiman@mail.com

Abstract: To understand what the verses of the Qur'an mean, we need to know the background of the
revelation of the verse. So that we can more accurately interpret what is meant by a verse of the Koran.
By knowing the cause of the revelation of the verse, it will reduce the difficulty in understanding the verse
will be reduced. That's why scholars agree that Asbabun Nuzul is one of the most important Qur'anic
sciences to learn. In this journal we will discuss Asbabun Nuzul from Surah Al-Muddatsir verses 1-2, Al-
muzammil verses 1-4, and Surah As-Syu'ara verses 214-215.
Keywords: between 3-7 concepts.

Abstrak: Untuk memahami apa arti dari ayat –ayat al – qur’an kita perlu mengetahui latarr belakang turunnya
ayat tersebut. Sehingga kita bisa lebih tepat menafsirkan apa yang dimaksud dari suatu ayat al – quran. Dengan
mengetahui sebab turunnya ayat, akan mengurangi kesulitan dalam memahami ayat akan berkurang. Karena
itulah para ulama sepakat bahwa Asbabun Nuzul adalah salah satu ilmu al – qur’an yang sangat penting untuk
dipelajari. Pada jurnal ini kita akan membahas Asbabun Nuzul dari Surah Al – Muddatsir ayat 1-2, Al –
muzammil ayat 1- 4, dan Surah As –syu’ara ayat 214 – 215.
Kata kunci: antara 3-7 konsep.

1. Surah AL –MUDDATSIR ayat : 1-2 motivasi bahwa peristiwa yang terjadi bukanlah
sesuatu yang besar.

‫َيا َأ ُّي َها ْال ُمد َِّّث ُر قُ ْم َفَأ ْنذِر‬ Beliau mengatakan kepada nabi, tidak
mungkin engkau terkena gangguan jid. Kata
Khadijah, engkau adalah orang yang gemar
membantu orang lain, rajin bersedekah dan
" Wahai orang yang berkemul (berselimut), bersilaturahim.
Bangunlah, lalu berilah peringatan" (QS. al-
Mudatsir: 1-2). Di dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan,
bahwa Imam Bukhori dan Imam Muslim
Surat al-Mudatsir ayat 1-2 membincang meriwayatkan hadis terkait asbabun nuzul Surat al-
tentang mandat dakwah Nabi Muhammad SAW Mudatsir ayat 1-2. Diceritakan, ketika Nabi
pertama kalinya. Di dalam Surat al-Mudatsir ayat Muhammad beruzlah di Gua Hira selama sebulan
1-2 dijelaskan, nabi diperintantahkan untuk lamanya, terdengar olehny suara yang memanggil-
berbegas berdakwah. manggil nama beliau. Namun, Rasulullah tidak
mendapati seorang pun di sana.
Setiba di rumah, nabi langsung memanggil
Sayyidah Khadijah seraya berkata, "Selimuti saya, Di saat beliau menengadahkan kepalanya ke
Selimuti saya". Melihat nabi ketakutan, sang istri langit, seketika datanglah malaikat yang belum
bertanya, Apa yang terjadi denganmu? Nabi pun pernah beliau lihat sebelumnya. Akhirnya, beliau
menjawab, Sepertinya saya terkena jin. pulang ke rumah seraya berkata “Selimuti aku !
Selimuti aku !”
Sayyidah Khodijah pun mencoba menguatkan
psikologi nabi. Sang istri berusaha memberikan Jabir berkata bahwa Rasulullah SAW.
Bersabda ; “ aku berdiam selama satu bulan di gua
El-Afkar: Buku asbabun Nuzul karangan Jalaluudin As- suyuthi dan buku Asbabun Nuzul karangan 2021

Hira. Setelah selesai, aku turun dari sana hingga 2. Bangunlah (untuk shalat) pada malam hari,
sampai disebuah lembah. Aku mendengar suara kecuali sebagian kecil,
yang memanggilku, tetapi aku tidak menemukan
siapapun. Ketika aku menengadahkan kepala ke
langit, aku melihat sosok malaikat yang pertama
kali di Gua Hira. Akupun segera kembali ke rumah
dan berkata kepada istriku (Khadijah), selimuti aku. ۡ ُ‫صفَهٗۤ اَ ِو ا ْنق‬
‫ص ِم ۡنهُ قَلِ ۡياًل‬ ۡ ِّ‫ن‬
“ Maka Allah menurunkan Ayat 1-2 surah al – Nisfahuuu awinqus minhu qaliilaa
muddatsir. (HR.Bukhari dan Muslim).
3. (yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu,
Setelah kejadian tadi, Sayyidah Khodijah

‫اَ ۡو ِز ۡد َعلَ ۡي ِه َو َرتِّ ِل ۡالقُ ۡر ٰا َن تَ ۡرتِ ۡياًل‬


mengajak nabi Muhammad untuk menemui
Waraqah binti Naufal, yang merupakan ahli kitab
pada masanya. Setelah Waraqah mendengar Aw zid 'alaihi wa rattilil Qur'aana tartiila
peristiwa yang dialami nabi , ia spontan menjawab
bahwa orang tersebut (yang mendatangi Nabi 4. atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-
Qur'an itu dengan perlahan-lahan.
Muhammad di Gua Hira adalah Namus (Malaikat
Jibril).
ASBAB NUZUL ;
Waraqah menjelaskan bahwa nabi Jabir berkata bahwa orang – orang kafir
Muhammad merupakan manusia pilihan yang akan Quraiys berkumpul di Darun Nahwah. Mereka
berkata, “ Carikan nama untuk dia (Rasulullah saw)
menjadi utusan Allah, Tuhan semesta alam. Setelah
suatu nama, sehingga dengan nama itu dia cepat
itu, rasa takut yang melanda Rasulullah hilang dan
dikenal orang.” Ada yang berkata “ Sebur saja dia
beliau kembali tenang seperti biasanya. dukun”. Yang lainnya berkata, “Bukan dukun,
Diwahyukannya Surat al-Mudatsir ayat 1-2 tetapi orang gila.” Ada lagi yang berkata, “Bukan
orang gila, tetapi tukang sihir.” Hal itu sampai
menjadi permulaan nabi untuk berdakwah. Namun,
kepada telinga Nabi Saw. Beliau lalu menahan diri
dakwah nabi masih bersifat sembunyi-bunyi.
dengan berselimut. Lalu malaikay jibril
Allah SWT memerintahkan nabi berdakwah menyampaikan wahyu, Ya ayyuhal-muzammil
secara sembunyi-sembunyi karena melihat (QS. AL – Muzammil :1) dan “ya ayyuhal-
muddatsiir”, (QS. AL- Muddatsir : 1). (HR. al –
psikologi masyarakat Arab pada waktu itu. Kalau
Bazar dan Thabrani), hadis ini lemah.
dakwah secara terang-terangan langsung,
dikhawatirkan mereka akan kaget. Sebab, pesan
Bersumber dari Ibrahim An-nakha’I
yang disampaikan nabi jauh dari tradisi mereka.
bahwa ayat 1 ini turun berkenaan dengan nabi
Sehingga, Nabi Muhammad SAW pertama sedang berselimut beludru. (HR. Ibnu Abi Hatim).
kali berdakwah hanya kepada orang-orang terdekat,
Aistah berkata, “Ketika ayat 1 – 4 surah al –
yang mereka percaya kepada beliau. Pesan yang
Muzammil turun, para sahabat melaksanakan shalat
dibawa nabi saat itu terkait seruan untuk berdamai,
hingga kaki mereka bengkak.” Kemudian turunlah
bersatu dan larangan berperang. ayat, “faqra’u…..sampai…..Minhu.”(Qs. Al-
Muzammil : 20. (HR. Hakim).

2. Surah AL –MUZAMMIL ayat : 1- 4


Tafsir Al Muzzammil Ayat 1- 4 :
‫ٰۤياَيُّهَا ۡال ُم َّز ِّم ُل‬ 1. Wahai orang yang berselimut[1] (Muhammad)!
Yaw ayyuhal muzzammil
1. Wahai orang yang berselimut (Muhammad)! 2. [2]Bangunlah (untuk shalat) pada malam hari[3],
kecuali sebagian kecil,

3. (yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu.

‫قُ ِم الَّ ۡي َل اِاَّل قَلِ ۡياًل‬ 4. Atau lebih dari (seperdua) itu[4], dan bacalah Al
Quran itu dengan perlahan-lahan[5].

Qumil laila illaa qaliilaa [1] Yakni yang menyelimuti dirinya dengan kain
ketika wahyu datang karena takut kepadanya
disebabkan kemuliaannya. Rasulullah shallallahu [2] Abu Dawud meriwayatkan dengan
'alaihi wa sallam berselimut ini ketika Allah sanadnya yang sampai kepada Ibnu Abbas ia
Subhaanahu wa Ta'aala memuliakan Beliau dengan berkata, “Ketika turun awal surah Al Muzzammil,
risalah-Nya dan mulai menurunkan wahyu kepada maka mereka (para sahabat) melakukan qiyamullail
Beliau dengan perantaraan malaikat Jibril. Ketika seperti yang mereka lakukan di bulan Ramadhan
itu, Beliau melihat perkara yang belum pernah sehingga turun ayat terakhir, dimana antara awal
dilihatnya dan tidak ada yang dapat teguh
ayat dan akhirnya jarak turunnya hampir setahun.”
menghadapinya kecuali para rasul, maka Beliau
(Syaikh Muqbil berkata, “Hadits ini para perawinya
terperanjat ketika melihat malaikat Jibril ‘alaihis
salam. Setelah itu, Beliau mendatangi istrinya dan adalah para perawi hadits shahih selain Ahmad bin
berkata dalam keadaan bergemetar, “Selimutilah Muhammad Al Marwaziy Abul Hasan, namun ia
aku-selimutilah aku.” Selanjutnya Allah tsiqah. Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh Ibnu
Subhaanahu wa Ta'aala memberikan keteguhan Jarir di juz 29 hal. 124-125 dimana para perawinya
kepadanya dan wahyu pun kemudian turun beturut- adalah para perawi hadits shahih. Ibnu Abi Hatim
turut. Demikianlah yang diterangkan sebagian juga meriwayatkannya dalam Tafsir Ibnu Katsir juz
mufassir. 4 hal. 436 dan para perawinya adalah para perawi
hadits shahih.”).
Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan: Al
Haafizh Abu Bakar Ahmad bin ‘Amr bin ‘Abdul Dengan demikian, shalat malam pada
Khaaliq Al Bazzar meriwayatkan dari Jabir ia mulanya wajib, sebelum turun ayat ke 20 dalam
berkata, “Orang-orang Quraisy berkumpul di surat ini. setelah turunnya ayat ke 20 ini hukumnya
Darunnadwah dan berkata, “Namailah orang ini menjadi sunat.
(Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam)
dengan nama yang dapat menghalangi manusia [3] Termasuk rahmat Allah Ta’ala adalah Dia
darinya.” Maka (sebagian) dari mereka berkata, tidak memerintahkan Beliau melakukan qiyamullail
“Seorang dukun.” Yang lain berkata, “Dia bukan semalaman suntuk, tetapi sedikit daripadanya. Di
dukun.” Sebagian mereka berkata, “Orang gila.” ayat selanjutnya, Dia menentukannya, yaitu
Sebagian lagi berkata, “Dia bukan orang gila.” separuhnya atau kurang daripadanya seperti
Sebagian mereka berkata, “Seorang pesihir.” sepertiga.
Sebagian lagi berkata, “Dia bukan pesihir.” Maka
orang-orang musyrik berpecah belah dalam hal itu [4] Seperti dua pertiga.
sehingga sampailah berita itu kepada Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu Beliau [5] Hal itu, karena membaca Al Qur’an
menyelimuti dirinya dengan kainnya dan berkemul dengan tartil dapat membantu untuk mentadabburi
dengannya. Kemudian malaikat JIbril ‘alaihis dan memikirkan maknanya, menggerakkan hati,
salam datang kepadanya sambil berkata, “Wahai dapat beribadah dengan ayat-ayatnya dan dapat
orang yang berselimut (muzzammil)-Wahai orang menjadikan diri bersiap-siap secara sempurna
yang berkemul (muddatstsir)!” Selanjutnya Al (fokus) kepadanya.
Bazzar mengomentari hadits ini, “Mu’alla bin bin
‘Abdurrahman telah dibicarakan oleh banyak ahli
ilmu, namun mereka membawa haditsnya, akan
tetapi ia sendiri membawakan hadits-hadits yang 3. Surah AS – SYU’ARA ayat : 214 -215
tidak ada mutabi’(penguat dari jalan yang
sama)nya.” َ z‫اخفِضْ اَأْل ْق‬
َ‫ ْي َرتَك‬z‫ ع َِش‬، َ‫ربِ ْين‬z َ ‫ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ ِمنَ اتَّبَعَكَ لِ َم ِن َجن‬
ْ ‫كَ َو‬zz‫َاح‬
}‫ الشعراء‬: 215-214 { ْ‫َوَأن ِذر‬
Kami tidak mengetahui, apakah surat Al
Artinya :
Muzzammil turun karena sebab sebelumnya atau
karena sebab yang diterangkan dalam tafsir Ibnu “Dan berilah peringatan kepada kerabat-
Katsir tersebut, wallahu a’lam. kerabatmu yang terdekat, dan rendahkanlah dirimu
terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu
Di surah ini, Allah Subhaanahu wa Ta'aala
orang-orang yang beriman." (QS. As – Syu’ara,
memerintahkan Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa
ayat : 214 -215 )
sallam untuk beribadah, kemudian
memerintahkannya untuk bersabar terhadap Sebab Turunnya Ayat :
gangguan kaumnya dan memerintahkan untuk tetap
berdakwah serta memerintahkan Beliau untuk Ibnu Juraij berkata, “ketika turun ayat 214 surah as
mengerjakan ibadah yang paling utama yaitu shalat – syu’ara, Rasulullah Saw. Memulai dakwahnya
dan di waktu yang paling utama, yaitu malam. kepada keluarga serumah dan kerabat terdekat
beliau. Kemudian hal itu membuat kaum muslimin
El-Afkar: Buku asbabun Nuzul karangan Jalaluudin As- suyuthi dan buku Asbabun Nuzul karangan 2021

merasa diabaikan .”, Maka Allah menurunkan ayat


215 surah As- syu’ara’. (HR.Ibnu Jarir ).
TERIMAKSIH 
Menyampaikan kebenaran atau kebaikan pastilah
tidak mudah. Karena untuk itu, kita sendiri wajib
lebih dulu mengamalkan apa yang akan kita
sampaikan dan selain itu, dakwah itu harus kita
mulai dari scope yang terkecil dahulu, misalnya
kepada suami/istri, anak dan kerabat dekat lainnya
seperti firman Allah SWT dalam QS Asy Syu'ara
(26):214-215 tersebut.

Dalam berdakwah, kita juga harus sabar


melakukannya dan bertawakkal kepada Allah
SWT. Karena kewajiban kita hanya menyampaikan
dan mengajak.

Pendekatan yang dilakukan adalah


mengumpulkan para anggota keluarga dalam suatu
jamuan makan bersama, kemudian beliau
sampaikan tentang berita kenabian dan mengajak
mereka untuk mengikuti/menerimanya.

Pada saat inilah muncul penentang utama


dari anggota keluarga beliau (Abu Lahab) yang
peristiwanya diabadikan oleh Allah dalam QS. Al-
Lahab/ al- Masad.

Keluarga. adalah dakwah yang ditujukan kepada


keluarga dekat beliau (keluarga Abdul Muthallib).
Dakwah ini dilakukan secara semi terang-terangan
setelah turun QS. Asy-Syu’ara: 214-215.

Kesimpulan :

1. Dari hasil pengamatan dan penelitian saya


bahwasannya seluruh ayat tersebut
termasuk kedalam ayat yang syarih (jelas),
karena disana dijelaskan bahwasannya
turunnya ayat tersebut jelas karena suatu
sebab yang dijelaskan dalam riawayat
asbabun nuzulnya.
2. Surah AL – muddatsir ayat 1-2 berisi
tentang perintah Allah kepada Nabi
Muhammad untuk memberi peringatan
kepada kerabat terkdekat terlebih dahulu.
3. Surah Al –Muzammil ayat 1-4 berisi
tentang perintah Allah untuk mendirikan
sholat terutama sholat malam.
4. Kemudian surah Asyu’ara ayat 214 - 215
berisi tentang perintah dakwah semi terang
– terangan.
5. Untuk makna “berselimut” pada surah Al
muddatsir itu waktunya siang hari
sedangkan untuk surah almuzammil ayat 1
– 4 itu pada malam hari.

Anda mungkin juga menyukai