Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ISTI’ADZAH DAN BASMALAH

DOSEN PEMBIMBING :
SARI USWATUN HASANAH, MA

DISUSUN OLEH :
1. MUHAMMAD ABDUL ARIF
2. HAZHAR

PROGRAM STUDI ILMU AL – QUR’AN DAN TAFSIR


SEKOLAH TINNGI AGAMA ISLAM DARUL QUR’AN
KOTA PAYAKUMBUH
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, tuhan semesta alam, atas izin dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apapun. Taku lupa
pula sholawat serta salam kami hadiahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Semoga syafaatnya mengalir kepada kita sampai hari akhir.

Tugas ini kami buat untuk memberikan sedikit ringkasan tentang isti’adzah dan basmalah.
Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan dapat
memberikan pengetahuan yang lebih luas lagi.

Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan meskipun telah disertai
dengan usaha yang maksimal sesuai kemampuan yang kami miliki oleh sebab itu, kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah ilmu tajwid, kepada pihak yang
turut membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Sekian makalah dari kami, jika ada
kesalahan dalam penulisan saya mohon maaf. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Kota Payakumbuh, 18 September 2021

Kelompok 5
BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Kitabullah Al Karim, Wahyu Yang Terakhir Diturunkan Dari Langit Ke Bumi. Allah
Menjaganya Dari Pengubahan Dan Penggantian Baik Tulisan Maupun Bacaannya Dan
Menjadikannya Sebagai Rahmat Dan Petunjuk Bagi Manusia. Inilah Al Qur’an Yang Agung.
Kita Terhitung Beribadah Dengan Membaca, Menghafal, Dan Mengamalkan Kandungannya.
Oleh Karena Itu, Menjadi Kewajiban Bagi Seluruh Umat Untuk Mengetahui Bagaimana
Cara Membaca Al Qur’an Dengan Baik Dan Benar Menggunakan Hukum Tajwid Dan
Hukum Membaca Al Qur’an Dengan Kitab Yang Khusus Mempelajari Tentang Bacaan Al
Qur’an.
Makalah Ini Ditulis Agar Manjadi Pendorong Bagi Para Pembaca, Kaum Muslimin,
Untuk Meningkatkan Kesungguhan Dalam Memperhatikan Saat Membaca Kitab Rabb Nya.
Disamping Agar Menjadi Semacam Nasihat Bagi Kaum Muslimin, Juga Sebagai Bentuk
Tolong Menolong Diatas Kebaikan Dan Ketakwaan. Allah Yang Menjadi Setiap Tujuan Dan
Dia Lah Penolong Kita, Dia Lah Sebaik Baik Penolong.

B. RUMUSAN MASALAH

Melihat Dari Latar Belakang Yang Di Paparkan Di Atas, Diperoleh Rumusan Masalah
Sebagai Berikut:

1.      Apa Pengertian Istiadzah Dan Basmalah ?

2.      Apa Hukum Membaca Istiadzah Dan Basmalah ?

C. TUJUAN PENULISAN

Maksud Dan Tujuan Dibuatnya Makalah Ini Adalah Untuk Mengetahui Pengertian
Isti’adzah Dan Basmalah Dan Menambah Wawasan Para Pembaca.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian isti’adzah dan basmalah

Keharusan mengetahui ilmu tajwid bagi orang yang membaca al-Quran merupakan suatu
kemestian,karna al-qur’an sebagai firman allah dan kitab suci umat islam di tirunkan bersama
tajwidnya. Dalam membaca alquran terdapat adap atau etika khusus yang harus diperhatikan ,
yang harus di prtehatikan dalam membaca alquran adalah dengan membaca isti’adzah dan
basmalah sebelum membaca alquran dan sudah di menjadi kesepakatan ulama bahwa
membaca keduanya sangat di anjurkan ketika membaca Al-Quran.
1. Isti’adzah
Isti’adzah adalah mashdar (kata dasar) dari kata kerja (fi’il) isti’adza-yasta adzu yang
berarti memohon perlindungan. Menurut istilah isti’adzah adalah kalimat yang berisi
ungkapan dalam rangka memohon perlindungan kepada allah dari godaan syaitan yang
terkutuk ‘’. Pengertian ini didasarkan pada bentuk kalimat.

“ ‫اَ ُعوْ ُذ‬ ِ‫ ( “ ال َّر ِجي ِْم ال َّش ْيطَا ِن ِمنَ بِاهلل‬A’udzubillahi minasyaithonirrojiim )

-  ‫ ( اَ ُعوْ ُذ‬A’udzu ) : Mohon perlindungan, membentengi, meminta penjagaan, berlindung


kepada Allah.
- ِ‫ ( بِاهلل‬Billahi ) : Rabb atas segala sesuatu yang diIlahkan dan disembah sendirian,
tidak ada sekutu bagiNya.
- ‫ان‬ِ َ‫ ( ال َّش ْيط‬Asyaithon ) : Iblis yang Allah melaknatnya.
- ‫ ( ال َّر ِجي ِْم‬Arrojiim ) : Terkutuk, terjauhkan, tertolak dari semua rahmat dan kebaikan,
yang tidak akan mendatangkan kejelekan kepada dienku dan duniaku
 Makna Isti’adzah
Aku berlindung dan membentengi diri kepada Allah Rabbku dari syaithon yang terkutuk
yang mengganggu bacaanku atau menyesatkanku sehingga aku binasa dan celaka, adalah
Nabi SAW apabila bangun pada tengah malam maka memulai shalatnya dengan takbir
kemudian beliau mengucapkan :”Aku berlindung kepada Allah yang maha mendengar lagi
maha mengetahui dari syaithon yang terkutuk dari sentuhan, tiupan dan
semburannya .”(H.R Ashabussunan).
 Hukum Isti’adzah
Disunnahkan bagi setiap yang ingin membaca sesuatu dari Alqur’an satu surat atau lebih,
ucapkanlah” ‫اَ ُعوْ ُذ‬ ِ‫(” ال َّر ِجي ِْم ال َّش ْيطَا ِن ِمنَ بِاهلل‬A’udzubillahi minasyaithonirrojiim), kemudian baru
membacanya.
Seperti yang disukai bagi orang yang sedang marah atau orang yang khawatir akan
kejelekan yang akan menimpanya maka berlindunglah kepada Allah dari syaithon yang
terkutuk.
2. Basmalah
Berasal dari kata ‫ بسمللة – يبسمل – بسمل‬. Pengertiannya hampir sama dengan isti’adzah,
yaitu memohon perlindungan dengan meyebut nama Allah yang maha pengasih dan juda
maha penyayang, baik di dunia dan akhirat,Untuk lafadz ‫ الرحمن‬adalah maha pengasih di
dunia dan di akherat. Sedangkan lafadz ‫ الرحيم‬khusus di akherat
 Makna Basmalah
yaitu memulai dengan menyebut Asma Allah dan mengingat-Nya sebelum segala
sesuatu, mengharap pertolongan kepada Allah Jalla wa ’ala disemua urusan, hanya
meminta pertolongan kepadaNya saja, sesungguhnya Rabb yang disembah, yang memiliki
segala kelebihan, kemurahan hati, keluasan rahmah, banyak keutamaanNya. Dan kebaikan
yang rahmatNya mencakup atas segala sesuatu dan kebaikanNya meliputi seluruh
makhluk.
 Lafadz Jalalah (Allah)
Yang memiliki hak untuk disembah dan diibadahi atas semua makhlukNya, dan lafadz
Allah adalah nama dari dzat Rabb Subhanahu Wa Ta’ala yang bisa dikenali dengan lafadz
itu..
Arrahman yaitu nama dari nama-nama Allah Ta’ala yang diambil dari kata Arrahmah
yang menunjukan atas banyaknya rahmatNya.Dan yang dimaksud dengan rahmah adalah
mencakup seluruh makhluknya, menciptakannya dan memberi rizki kepada mereka.Dan
itu menunjukkan kesempurnaan nikmatNya, untuk itu dikatakan”Wahai yang memiliki
rahmat didunia”.

Arrahiim yaitu: nama Allah Ta’ala, yang diambil dari kata Arrahmah yang menunjukan
atas banyaknya rahmatNya, dan khususnya kepada orang-orang mukmin, lebih khusus
diakhirat, Allah berfirman:”Dan adalah Allah kepada orang-orang mukmin sangat
rahiim.”untuk itu dikatakan “Wahai yang memiliki rahiim diakhirat”.

 Hukum Basmalah
Disyariatkan untuk hamba dan dianjurkan mengucapkan basmalah ketika membacanya
pada setiap surat dari kitab Allah Ta’ala kecuali ketika membaca surat At-taubah, maka
tidaklah membacanya dengan mengucap basmalah, dan ketika sholat wajib mengucapkan
basmalah dengan suara lirih (pelan) meskipun melakukan sholat jahriyah (dikeraskan
bacaannya), dan disunnahkan bagi hamba untuk mengucapkan Bismillah ketika makan,
minum, memakai pakaian, ketika masuk masjid dan keluar darinya, dan ketika naik
kendaraan, dan dalam setiap urusan yang penting sebagimana wajibnya bagi hamba untuk
mengucapkan Bismillah, Allahuakbar ketika menyembelih dan nahr (menyembelih unta
dengan cara menusuk dileher).

B. CARA BACA DI AWAL SURAH

Hal ini disampaikan oleh Ibnu Jarir Al-Thabariy, sebagaimana dikutip oleh Al-Allusy,
bahwa ayat pertama yang dibawa oleh Jibril kepada Nabi Muhammad disertai kalimat
isti’adzah dan basmalah. Artinya, Jibril ketika menyampaikan risalah wahyu pertama kali
kepada Nabi, ia memulainya dengan membaca isti’adzah dan basmalah.  Kalimat pertama,
isti’adzah, sebagai ungkapan permohonan untuk dihindarkan dari godaan dan gangguan
setan, sedangkan yang kedua, basmalah, sebagai ungkapan pujian dan pengagungan Dzat
Maha Kasih dan Penyayang. Selain sebagai anjuran dalam memulai bacaan Al-Qur’an, ia
juga sebagai adab dalam berinteraksi dengan kalam ilahi. Diceritakan dari Ibnu Abbas, bahwa
Jibril berkata kepada Nabi Muhammad: “Wahai Muhammad, bacalah ta’awwudz!”
Kemudian Nabi membaca “ ‫َّجيْم‬ َّ َ‫الس ^ ِم ْي ُع ْال َعلِيْم ِمن‬
ِ َ‫الش^ ْيط‬
ِ ‫ان ال^ر‬ َّ ِ‫” أَ ْس ^تَ ِع ْي ُذ بِاهلل‬. Jibril berkata kembali:
“bacalah basmalah”. Nabi pun membaca basmalah “ ‫” بِ ْس^^^^ ِم هللاِ ال^^^^رَّحْ َم ِن ال^^^^ َّر ِحي ِْم‬.

C. CARA BACA ANTARA DUA SURAH

Imam Qalun, Imam Ibnu Katsir, Imam Ashim, Imam Ali Al-Kisa’I, dan Imam Abi
Ja’far menyambung antara dua surat dengan basmalah. Adapun cara menyambung basmalah
di antara dua surat ini adalah sebagai berikut : 
1. Berhenti pada setiap ayat, atau tidak menyambung akhir surat, basmalah dan awal ayat
surat. Metode ini dikenal dalam ilmu qira’at dengan “Qat’a Al-Jami’. Contoh :

2. Berhenti di akhir surat dan menyambung basmalah dengan awal surat. Metode ini dalam
ilmu qira’a’t dikenal dengan “Qat’u Al-Awal wa Washl Al-Tsaniy. Contoh :

3. Menyambung akhir surat yang pertama dengan awal surat yang kedua tanpa berhenti,
namun tetap membaca basmalah. Metode ini dalam ilmu qira’at dikenal dengan “Wash
Al-jami’. Contoh :

Ketiga metode di atas, berlaku dan dapat dioprasionalkan, baik pada surat yang berurutan,
seperti surat Ali Imran dengan surat Al-Nisa’, atau pada surat yang tidak berurutan, seperti
akhir surat Al-Fatihah dengan surat Al-Maidah. Sementara menyambung antara akhir surat
dan basmalah, dan memulai awal surat berikutnya tidak diperbolehkan, karena basmalah
bukan akhir dari surat dan supaya terhindar dari persangkaan bahwa basmalah termasuk akhir
surat.
D. BASMALAH PADA SURAH AT-TAUBAH

Diantara sekian banyak surat-surat dalam al-Quran, surah At-Taubah merupakan satu-
satunya surah yang tidak diawali dengan Basmalah. Lalu bagaimana cara membaca awal
surah At-Taubah yang tanpa adanya Basmalah dalam kacamata Ilmu Tajwid? Berikut adalah
Lima cara membacanya. 

Lima cara membaca awal surah At-Taubah dalam Ilmu Tajwid ini dikutip dari kitab al-Mufid
fi Ilm at-Tajwid karya Abdurrahman bin Sa’dullah Aytani. Selain itu, secara singkat
dipaparkan latar belakang absennya Basmalah dari surat At-Taubah.

Awal Surah At-Taubah Tanpa Basmalah


Para Ulama, menurut Quraish Shihab dalam tafsirnya, al-Misbah, berbeda pendapat
mengenai alasan tidak ditulisnya Basmalah di awal surah At-Taubah. Sebagian mengatakan
karena Basmalah itu ungkapan rahmat, sedangkan surah At-Taubah berisi pemutusan
hubungan atau laknat.

Sebagian yang lain berpendapat bahwa itu adat kebiasaan orang Arab. Masyarakat Arab
terbiasa tidak menulis Basmalah apabila mereka ingin memutus atau membatalkan perjanjian.
Ada juga yang berpendapat dari sisi rahasia angka dalam al-Quran.

Dalam uraiannya, Quraish Shihab menutup perbedaan-perbedaan pendapat itu dengan


menyatakan bahwa pendapat yang sesuai dan berhubungan adalah karena Rasul memang
tidak menyuruh sahabat untuk mencantumkan Basmalah di awal surat At-Taubah.

5 Cara Membaca Awal Surah At-Taubah


Ada sebanyak 5 (lima) cara membaca awal surah At-Taubah yang disadur dari kitab al-Mufid
fi Ilm at-Tajwid, baik membaca ibtida’ (memulai) dari awal surah At-Taubah itu sendiri
maupun menyambung akhir Q.S. Al-Anfal [8] dengan awal Q.S. At-Taubah [9].

Yang perlu diperhatikan ketika membaca awal surah ke sembilan dalam urutan mushaf
Usmani adalah tidak membaca basmalah dan cukup dengan taawuz. Ketika seseorang
membaca al-Quran dan memulai (ibtida’) bacaannya dari awal surat at-Taubah, ada dua cara
membaca taawudz dan awal surat at-Taubah.
‫َّجي ِْم () بَ َرا َءةٌ ِم َن هللاِ َو َرس ُْولِ ِه اِلَى الَّ ِذي َْن َعاهَ ْدتُ ْم‬ ِ َ‫اَ ُع ْو ُذ ِباهللِ ِم َن ال َّش ْيط‬
ِ ‫ان الر‬
‫ِم َن ْال ُم ْش ِر ِكي َْن‬
Pertama adalah me-washal-kan atau menggabungkan bacaan taawuz dengan awal surah at-
Taubah.  Yang dimaksud washal adalah membaca (‫ )ال َّر ِجي ِْم‬disambung dengan  (ٌ‫ )بَ َرا َءة‬tanpa
ada jeda atau berhenti sejenak untuk mengambil nafas.

Kedua adalah me-waqaf–kan atau memisah bacaan taawuz dengan awal surah at-Taubah. Ini
tidak ada bedanya dengan membaca seperti biasanya. Pembaca membaca taawuz lalu
berhenti, kemudian melanjutkan baca ayat pertama surah at-Taubah.

Cara membaca yang ketiga hingga kelima, semuanya berkaitan ketika seseorang sedang


membaca akhir ayat dari surat Al-Anfal dan ingin melanjutkan ke awal surah At-Taubah.
Berbeda dengan sebelumnya, kali ini tidak ada bacaan taawuz karena bukan ibtida at-
tilawah (awal membaca al-Quran). Berikut ini potongan akhir dari ayat terakhir surah Al-
Anfal dan ayat pertama surah At-Taubah.

‫اِ َّن هللاَ ِب ُكلِّ َشي ٍْئ َعلِ ْي ٌم () بَ َرا َءةٌ ِم َن هللاِ َو َرس ُْولِ ِ^ه اِلَى الَّ ِذي َْن َعاهَ ْدتُ ْم ِم َن‬
‫ْال ُم ْش ِر ِكي َْن‬
Ketiga adalah me-washal-kan atau menggabungkan akhir surat Al-Anfal dengan awal surah
at-Taubah.  Yang dimaksud washal adalah membaca (‫ ) َعلِ ْي ٌم‬disambung dengan  (ٌ‫ )بَ َرا َءة‬tanpa
ada jeda atau berhenti sejenak untuk mengambil nafas.

Keempat adalah me-waqaf–kan atau memisah akhir surah Al-Anfal dengan awal surat at-
Taubah. Ini sama halnya berhenti atau waqaf di setiap akhir ayat. Qari (pembaca) membaca
ayat terakhir surat Al-Anfal lalu berhenti, kemudian melanjutkan baca ayat pertama surat at-
Taubah.

Kelima adalah membaca saktah antara akhir surat Al-Anfal dengan awal surah At-Taubah.
Langkah-langkahnya, membaca ayat terakhir dari surat Al-Anfal kemudian berhenti sejenak
tanpa bernafas, lalu disambung membaca ayat pertama surat At-Taubah. Ketiga cara ini
merupakan kesepakatan para Ulama qiraat.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Abdur Ra’uf Al Hafidz, Pedoman Dauroh Al-Qur’an, Kajian Ilmu Tajwid, Lc.

Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz, Syarh Addurusumuhimah liaamatilummah, Daar


Ashomii”i.

Sa’dullah Aytani , Abdurrahman bin, al-Mufid fi Ilm at-Tajwid.

Al-Murshifiy, Abdul Fattah ‘Ajamiy, Hidayat Al-Qari’ Ila, Tajwid Kalam Al-Bariy’, Al-
Madinah Al-Munawwarah: Maktabah Thoyyibah.

https://islam.nu.or.id/post/read/93982/empat-metode-membaca-taawudz-basmalah-yang-
disusul-ayat.

Al-Allusy, Jalaluddin, Dirasat fi Al-Tafsir wa Ulumihi, Tunisia, Muassasah bin Asyur, 2006.
https://islam.nu.or.id/post/read/95736/bagaimana-cara-membaca-basmalah-di-antara-dua-
surat

Anda mungkin juga menyukai