Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SANAD, MATAN DAN RAWI HADIST


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pembelajaran Studi Hadist

Dosen Pengampu:
Abdul Hamid, M.Pd.I

Disusun Oleh kelompok :

1. Umi Haniah

2. Nurul Qomariah

3. Moh Kholil Malikul Ahkam

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN
GENGGONG KRAKSAAN PROBOLINGGO
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.
Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan
hidayahnya.Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada suri
teladan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang
membawa kebenaran bagi kita semua.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
yakni ibu/bapak Abdul Hamid, M.Pd.I.yang telah membimbing serta
mengajarkan kami, dan mendukung kami sehingga terselesaikan makalah
yang berjudul {Sanad Matan dan Rawi Hadist }
dan juga terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada semua
pihak yang telah membantu kami sehingga terselesaikan makalah in
Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan, sebagai wujud rasa syukur
dengan tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
selama penyusunan makalah ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu
baik secara moril maupun materiil, terutama kepada Dosen Pembina dan
teman-teman sekalian.

Kraksaan, 02 Desember 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................1

DAFTAR ISI...........................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................3

A. Latar Belakang Masalah.........................................................................3

B. Rumusan Masalah...................................................................................3

C. Tujuan Masalah.......................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

A. Pengertian Matan, Sanad dan Rawi Hadist..........................................4

B. Perbedaan Sanad, Matan dan Rawi Hadist..........................................7

C. Contoh Sanad, Matan dan Rawi Hadist................................................8

BAB III PENUTUP..............................................................................................11

A. Kesimpulan............................................................................................11

B. Saran.......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Masalah Dalam al-Qur’an an ha s, baik secara tersurat maupun tersirat
diterangkan bahwa has menempati kedudukan sebagai sumber tasryi yang
kedua setelah al-Qur’an. has dan Sunnah baik secara struktural maupun
fungsional disepakati oleh mayoritas kaum muslim dari berbagai mazhab
islam, sebagai sumber agama islam, karena dengan adanya has dan Sunnah
itulah ajaran islam menjadi jelas, rinci dan spesifik ha s tidak hanya terbatas
pada segala sesuatu yang berhubungan engan syari’at islam, tetapi
menyangkut hal-hal yang a a i luar syari’at yang bersumber ari Nabi
Muhammad Saw. Sunnah nabawiyah mempunyai fungus sebagai penafsir al-
Qur’an yang membuka rahasia-rahasia alQur’an dan menjelaskan kehendak
Allah swt; dalam perintah dan hukum-hukumnya. Jika al-Qur’an merupakan
undang-undang yang memuat kaidah-kaidah dan dasar-dasar Islam, baik yang
memuat masalah aqidah, muamalah, dan segala sesuatu yang menyangkut
masalah.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Matan, Sanad dan Rawi Hadist?
2. Apakah Perbedaan Matan, Sanad dan Rawi Hadist?
3. Contoh dari Matan, Sanad dan Rawi Hadist?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Pengertian Matan, Sanad dan Rawi Hadist
2. Untuk mengetahui Perbedaan Matan, Sanad dan Rawi Hadist
3. Untuk mengetahui Contoh dari Matan, Sanad dan Rawi Hadist

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Matan, Sanad dan Rawi Hadist

 Matan adalah istilah khusus untuk menyebut redaksi hadits itu sendiri
sanad Ingat atau lafadz selain Hadits terdiri dari dua bagian, matan dan
sanad. Artinya, jika hadits qauliyah maka perkataan Nabi itulah matannya.
Jika hadits berupa keterangan tentang apa yang dilakukan Rasul, maka
keterangan tersebutlah matannya.
Ibunda Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah tentang jihad yang paling
utama bagi wanita, beliau berkata “Jihad terbaik adalah haji mabrur.” (HR. al-
Bukhari)
Secara etimologis berarti segala sesuatu yang keras bagian atasnya, punggung
jalan (muka jalan), tanah keras yang tinggi. Matan kitab adalah yang bersifat
komentardan bukan tambahan-tambahan penjelasan. Bentuk jamaknya adalah
(‫“ )متون‬mutun” dan (‫”)متان‬mitan”.
matan secara terminologis adalah redaksi hadits yang menjadi unsur
pendukung pengertiannya.
Penamaan seperti itu barangkali didasarkan pada alasan bahwa bagian itulah
yang tampak dan yang menjadi sasaran utama hadits. Jadi penamaan itu
diambil dari pengertian etimologisnya. Adapun yang disebut matan dalam
ilmu hadist adalah,
Perkataan yang disebut pada akhir sanad, yakni sabda Nabi SAW.
Yang disebut sesudah habis disebutkan sanadnya.
Dengan kata lain, matan adalah redaksi dari hadist. Inilah contoh yang
dinamakan matan hadist : Terkait dengan matan atau redaksi, yang perlu
dicermati dalam memahami hadist adalah :
1. Ujung sanad sebagai sumber redaksi, apakah berujung pada Nabi
Muhammad.

4
2. Matan hadist itu sendiri dalam hubungannya dengan hadist lain yang lebih
kuat dengan hadist lain yang lebih kuat sanad-nya ( apakah ada yang
melemahkan atau yang menguatkan ) dan selanjutnya dengan ayat dalam
Al-quran (apakah ada yang bertolak belakang)

 Sanad artinya berdasarkan bahasa adalah penopang, pendukung,


penyangga. Pengertian sanad menurut istilah ilmu hadits adalah rangkaian
atau silsilah orang yang menyampaikan matan hadits. Boleh juga dengan
definisi; Sanad adalah jalur periwayatan hadits. Selain al-Quran, sanad ini
lah yang menjadi ukuran sebuah hadits benar dan , shahih, dhaif atau
palsu. Inilah keunggulan ajaran Islam. Demi menjaga keutuhan umat dari
kesesatan, setiap yang diajarkan harus selalu ada rujukannya sampai
kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.Dalam dunia akademis
disebut ilmiah. Tak boleh satupun pernyataan dalam tesis atau disertai
tanpa referensi. Jadi, andai didapati bahwa salah seorang dalam sanad itu
berbohong, maka semua hadits yang melewati orang tersebut dibuang dan
tak masuk dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Muslim

 Rawi berarti orang yang meriwayatkan hadis. Ada pula yang mengartikan
bahwa rawi adalah orang yang memindahkan hadis dari seorang guru
kepada orang lain atau membukukannya ke dalam suatu kitab hadis.
Istilah  rawi  yang pertama sama dengan sanad, yaitu oarng yan menerima
hadis dan menyampaikan kepada orang lain tanpa membukukannya. Pada
pengertian kedua, rawi lebih cepat disebut mudawwin (orang
yang  mengumpulkan dan membukukan hadis).
Syarat-Syarat Rawi sebagai berikut :

1. Islam, karena itu, hadis dari orang kafir tidak diterima.


2. Baligh, hadis dari anak kecil di tolak
3. ‘Adalah (sifat adil)
4. Dhobth (teliti, cerdas dan kuat hafalannya)

Sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis dari Rosul, antara lain ;

5
1.  Abu Huroiroh (Abdur Rahman bin Shohr Ad Dausi Al Yamani r.a.),
beliau lahir pada tahun 19 H, dan wafat pada tahun 59 H. hadis yang
diriwayatkannya sejumlah 5374 hadis.
2. Abdulloh bin Umar bin Khottob, beliau lahir pada tahun 10 SH, dan wafat
pada tahun 73 H. hadis yang diriwayatkannya sejumlah 2630 hadis.
3. Anas bin Malik, beliau lahir pada tahun 10 SH, dan wafat pada tahun 93
H. hadis yang diriwayatkannya sejumlah 2286 hadis.

 Hadits menurut bahasa artinya “baru”, lawan kata “lawas”. Adapun secara
khusus, hadits menurut istilah adalah segala bentuk perkataan, perbuatan,
sikap, sifat fisik dan akhlak yang berasal dari Nabi
Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Definisi di atas juga berlaku
untuk sinonim kata “as-Sunnah”. Dalam ilmu aqidah, al-Hadits sering
menggunakan istilah as-sunnah atau sunnatu Rasulillah.
 Derajat Hadits
Sanad hadits juga bisa merubah derajat hadits. Hadits ahad misalnya, bisa
naik menjadi mutawatir jika ternyata ditemukan bahwa jalur sanad
haditsnya banyak. Hadits dhaif yang memiliki cacat ‘moral’ pada salah
satu rawi dalam sanadnya, bisa naik derajat jadi hasan jika ada sanad lain
yang lebih terpercaya. Di antara moral penyebab rawi hadits menjadikan
cacat antaranya adalah pernah menghina orang/ tidak tepat janji/ mantan
pelaku kriminal/ tidak akurat hafalannya. Imam al-Bukhari dan Muslim
terkenal mengumpulkan hadits shahih. Keduanya mengumpulkan hadits
dengan metode yang sangat ketat. Hanya hadits dengan sanad yang jelas
dan rawi yang bisa dipercaya, yang dapat ditulis ke dalam kitab mereka.
Jadi, andai didapati bahwa salah seorang dalam sanad itu berbohong, maka
semua hadits yang melewati orang tersebut dibuang dan tak masuk dalam
kitab Shahih al-Bukhari dan Muslim
 Hadits Qudsi
Kita telah membaca bahwa di antara hadits adalah perkataan berasal nabi
Muhammad. Namun, di luar itu ada juga hadits yang berasal dari Allah
yakni hadits qudsi. Hadits qudsi adalah firman Allah yang diriwayatkan
oleh Rasul-Nya, di luar dari al-Quran. Kata “qudsi” sendiri berarti “suci”
sebagai pengagungan terhadap perkataan Allah demi membedakan dari
hadits Rasulullah lain.
Secara etimologis berarti segala sesuatu yang keras bagian atasnya,
punggung jalan (muka jalan), tanah keras yang tinggi. Matan kitab adalah
yang bersifat komentardan bukan tambahan-tambahan penjelasan. Bentuk
jamaknya adalah (‫“ )متون‬mutun” dan (‫”)متان‬mitan”.

1. Contoh Hadits Lengkap Sanad, Matan dan Rawi


،‫ح‬
ٍ ِ‫ال‬Q‫ص‬ َ ‫ ع َْن َأبِي‬،‫ي ٍن‬Q‫ص‬ ِ ‫ ع َْن َأبِي َح‬،َ‫ة‬Qَ‫و ع ََوان‬QQُ‫ َح َّدثَنَا َأب‬، ُّ‫ ُم َح َّم ُد بْنُ ُعبَ ْي ٍد ْال ُغبَ ِري‬Q‫َو َح َّدثَنَا‬
َ ‫ َم ْن ‌ َك َذ‬  :‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َّ َ‫ب َعل‬
،Q‫ي ‌ ُمتَ َع ِّم ًدا‬ َ ِ‫ال َرسُو ُل هللا‬ َ َ‫ ق‬:‫ قَا َل‬،َ‫ع َْن َأبِي هُ َر ْي َرة‬
ِ‫فَ ْليَتَبَ َّوْأ َم ْق َع َدهُ‌ ِمنَ النَّار‬

6
Muhammad bin Ubaid al-Gubary menyampaikan kepada kami dari Abu
Awanah, dari Abu Hashin, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah; Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda,“Siapa saja yang sengaja berdusta akan diriku, hendaklah ia
menempati bangkunya di neraka.” (Muslim)

B. Perbedaan Sanad, Matan dan Rawi Hadist


 Sanad
Sanad menurut bahasa adalah sandaran atau tempat bersandar. Sedangkan
sanad menurut istilah adalah jalan yang menyampaikan kepada jalan
hadits. Dikutip dalam buku "Memahami Ilmu Hadits" oleh Asep Herdi,
secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya
Islam. Akan tetapi mayoritas penerapan sanad digunakan dalam mengutip
hadits-hadits Nabawi, yaitu segala hal yang disandarkan (idlafah) kepada
Nabi SAW.
 Matan
Matan atau al-matn menurut bahasa adalah mairtafa'a min al-ardi atau
tanah yang meninggi. Sedangkan menurut istilah adalah "kalimat tempat
berakhirnya sanad".
Berkenaan dengan matan atau redaksi hadits, maka ada beberapa yang
perlu dipahami:
a. Ujung sanad sebagai sumber redaksi, apakah berujung pada Nabi
Muhammad.
b. Matan hadits itu sendiri dalam hubungan dengan hadits lain yang lebih
kuat sanadnya (apakah ada yang melemahkan atau menguatkan) dan
selanjutnya dengan ayat dalam Al-Qur'an (apakah ada yang bertolak
belakang).
 Rawi Hadist
Rawi Hadis Kata rawi atau ar-rawi, berarti orang yang meriwayatkan atau
memberikan hadis(naqli al-hadis). Sebenarnya, antara sanad dan rawi itu
merupakan dua istilah yang hampirsama. Sanad-sanad hadis pada tiap-tiap
thabaqah atau tingkatannya juga disebut para
rawi jika yang dimaksud rawi adalah orang yang meriwayatkan dan memi

7
ndahkan hadis. Begitu juga perawi, pada tiap-tiap thabaqah-nya
merupakan sanad bagi thabaqah selanjutnya.Akan tetapi yang
membedakan antara kedua istilah di atas, jika dilihat lebih lanjutadalah
dalam 2 hal, yaitu dalam hal pembukuan hadis, orang yang menerima
hadis-hadis,kemudian menghimpunnya dalam suatu kitab tadwin, disebut
dengan rawi. Dengan demikian maka perawi dapat disebut mudawwin
(orang yang membukukan dan menghimpun hadis),sedangkan orang-orang
lain tanpa membukukannya yang demikian disebut sanad hadis.

C. Contoh Sanad, Matan dan Rawi Hadist

Contoh hadis pendek yang ada sanad, matan dan rawi :

“ ‫ال اِبْ ُن َرافِ ٍع َح َّدثَنَا َعْب ُد‬


َ َ‫َأخَبَرنَا َوق‬ َ َ‫َح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن َرافِ ٍع َو َعْب ُد بْ ُن مُحَْي ٍد ق‬
ْ ‫ال َعْب ٌد‬
‫صلَّى‬ ِ ‫ِئ‬ ِّ ‫الز ْه ِر‬
ُّ ‫َأخَبَرنَا َم ْع َمٌر َع ِن‬ ِ َّ
َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ َ‫ ق‬:‫ت‬ ْ َ‫ي َع ْن عُ ْر َو َة َع ْن َعا َشةَ قَال‬ ْ ‫الرزَّاق‬
ِ ِ ٍ ‫ان ِمن مار‬ ِ ِ ‫ِئ‬ ِ ِ ِ
َ ‫ِج م ْن نَا ٍر َو ُخل َق‬
‫آد ُم‬ َ ْ ُّ َ‫اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم ُخل َقت الْ َمالَ َكةُ م ْن نُو ٍر َو ُخل َق اجْل‬
‫ف لَ ُك ْم‬ ِ ‫مِم‬
َ ‫َّا ُوص‬
Telah menceritakan kepada kami Muhammad Bin Rafi’ Abdu Bin Humaid,
berkata Abdu: Telah mengkabarkan kepada kami, sedangkan ibnu Rafi’
berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdurrazak telah mengkhabarkan
kepada kami Ma’mar dari az-Zuhri dari Urwah dari ‘Aisyah R.A Berkata :
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Malaikat diciptakan
dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala-nyala dan Adam diciptakan
dari sesuatu yang telah disebutkan (ciri-cirinya) untuk kalian” .(Shahih
Muslim 2996-60).

Sanad hadist : Telah menceritakan kepada kami Muhammad Bin Rafi’ Abdu
Bin Humaid, berkata Abdu: Telah mengkabarkan kepada kami, sedangkan
ibnu Rafi’ berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdurrazak telah
mengkhabarkan kepada kami Ma’mar dari az-Zuhri dari Urwah dari ‘Aisyah
R.A Berkata : “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

Matan hadist : “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang
menyala-nyala dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan (ciri-
cirinya) untuk kalian”

8
Contoh Sanad :

‫ َعْب ِد اللَّ ِه‬ ‫ َع ْن‬، ِ‫َأيِب اخلَرْي‬ ‫ َع ْن‬،‫يد‬َ ‫يَِز‬ ‫ َع ْن‬،‫ث‬ ٍِ


ُ ‫اللَّْي‬ ‫ َح َّدثَنَا‬:‫ قَ َال‬،‫ َع ْمُرو بْ ُن َخالد‬ ‫َح َّدثَنَا‬
‫َأي اِإل ْسالَِم‬ ُّ :‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ َّ ‫َأل النَّيِب‬
َ ‫َأن َر ُجاًل َس‬ َّ ،‫ َر ِضي اللَّهُ َعْن ُه َما‬ ‫بْ ِن َع ْم ٍرو‬
َ
‫ف‬ْ ‫ت َو َم ْن مَلْ َت ْع ِر‬ ِ
َّ ‫ َوَت ْقَرُأ‬،‫ تُطْع ُم الطَّ َع َام‬:‫ال‬
َ ْ‫السالَ َم َعلَى َم ْن َعَرف‬ َ َ‫َخْيٌر؟ ق‬
Umar bin Khalid telah menceritakan hadits padaku (imam Bukhari), ia
berkata : Al-Laits menceritakan hadits padaku (Umar bin Khalid), dari Yazid,
dari Abu Al-Khair, dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa
seorang lelaki bertanya pada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam.

Contoh Matan :

:‫ قَ َال‬،‫ َح َّدثَنَا َأبُو َر ْو ٍح احلََر ِم ُّي بْ ُن عُ َم َار َة‬:‫ال‬ ُّ ‫َح َّدثَنَا َعْب ُد اللَّ ِه بْ ُن حُمَ َّم ٍد امل ْسنَ ِد‬
َ َ‫ ق‬،‫ي‬
ُ
‫ول‬ َّ ،‫ َع ِن ابْ ِن عُ َمَر‬،‫ِّث‬
َ ‫َأن َر ُس‬ ُ ‫ت َأيِب حُيَد‬ ِ َ َ‫ ق‬،‫ عن واقِ ِد ب ِن حُم َّم ٍد‬،ُ‫ح َّد َثنَا ُشعبة‬
ُ ‫ مَس ْع‬:‫ال‬ َ ْ َ ْ َ َْ َ
‫ت َأ ْن ُأقَاتِل النَّاس َحىَّت يَ ْش َه ُدوا َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإاَّل‬ ِ ِ
ُ ‫ُأم ْر‬ :‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم قَ َال‬
ِ
َ ‫اللَّه‬
َ َ
ِ ِ ِ ُ ‫َأن حُم َّم ًدا رس‬
َ ‫ فَِإ َذا َف َعلُوا َذل‬،‫الز َكا َة‬
‫ك‬ َّ ‫ َويُْؤ تُوا‬،‫الصالََة‬ ُ ‫ َويُق‬،‫ول اللَّه‬
َّ ‫يموا‬ ُ َ َ َّ ‫ َو‬،ُ‫اللَّه‬
‫ َو ِح َسابُ ُه ْم َعلَى اللَّ ِه‬،‫ص ُموا ِميِّن ِد َماءَ ُه ْم َو َْأم َواهَلُ ْم ِإاَّل حِب َ ِّق اِإل ْسالَِم‬
َ ‫َع‬

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad Al Musnadi dia


berkata, Telah menceritakan kepada kami Abu Rauh Al Harami bin Umarah
berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Waqid bin Muhammad
berkata; aku mendengar bapakku menceritakan dari Ibnu Umar,
Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Aku
diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi; tidak ada
ilah kecuali Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah,
menegakkan shalat, menunaikan zakat. Jika mereka lakukan yang demikian
maka mereka telah memelihara darah dan harta mereka dariku kecuali
dengan haq Islam dan perhitungan mereka ada pada Allah”

9
Contoh Rawi :
1. Periwayat hadits dari tingkatan sahabat : Abu Hurairah, Aisyah, Anas bin
Malik dll.
2. Periwayat hadits dari tingkatan tabiin : Umayyah bin Abdullah bin Khalid,
Sa’id bin Al-Musayyab, dll.
3. Periwayat hadits dari tingkatan mudawwin : Imam Bukhari, Imam
Muslim, Imam An-Nasa’iy, Imam Ahmad, dll

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Unsur-unsur pokok hadits ialah sanad, matan, dan rawi. Sanad hadits
merupakan rangkaian para periwayat yang menyampaikan kita kepada matan
hadits. Sedangkan matan hadits ialah perkataan yang disebut pada akhir sanad,
yakni sabda Nabi SAW yang disebut sesudah habis disebutkan
sanadnya. Antara sanad dan rawi itu merupakan dua istilah yang tidak dapat
dipisahkan. Sanad-sanad hadits pada tiap-tiap tabaqahnya juga disebut rawi.
Akan tetapi yang membedakan antara rawi dan sanad adalah terletak pada
pembukuan atau pentadwinan hadits. Orang yang menerima hadits dan
kemudian menghimpunnya dalam suatu kitab hadits disebut dengan perawi.
Dengan demikian maka perawi dapat disebut mudawwin (Orang yang
membukukan dan menghimpun hadits).
Syarat-syarat perawi hadits adalah seseorang yang adil, dabit, muslim,
balig, berakal, dan tidak pernah melakukan perbuatan dosa besar serta tidak
sering melakukan dosa kecil. Imam-imam perawi hadits antara lain ialah
Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam At-Tarmidzi, Imam
An-Nasa’i, Imam Ibnu Majah, dan Imam Ahmad.

B. Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan ini
meskipun  penulisan ini jauh dari sempurna minimal para pembaca dapat
mengimplementasikan tulisan ini. Selain itu, makalah ini masih banyak
memiliki kesalahan dari segi penulisan, sumber materi, dan lainnya, karena
penulis juga merupakan manusia yang adalah tempat salah dan dosa, dimana
terdapat dalam hadits “al insanu minal khotto’ wan nisyan”, dan  juga  butuh

11
saran serta kritik agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik
dari pada masa sebelumnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Gufron, Mohamad. 2013. Ulumul Hadis, Yogyakarta: Teras

Hasan, Mustofa. 2012. Ilmu Hadits. (Cetakan ke-1). Bandung: CV Pustaka Setia.

https://www.nasehatquran.com/2019/08/pengertian-sanad-matan-dan-rawi.html

Muhammad Ma’shun Zein, Ilmu memahami hadits nabi (Bantul, Yogyakarta :


Pustaka Pesantren, 2016) halaman 21.

13

Anda mungkin juga menyukai