Anda di halaman 1dari 13

MENULIS KARYA ILMIAH

TENTANG QASHASHUL QURAN

Dosen Pengampu: Bapak Mulyadi


Disusun Oleh:
Kelompok 7
Kelas A
Widari Mandasari: (1741030031)
Yossie Mauliani: (1741030033)
Danuwar Rizky Chandra: (1741030009)

MANAJEMEN DAKWAH
DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2017/2018

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Puja dan puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
karena atas rahmat, hidayah serta inayah-Nya, makalah ini dapat terselesaikan
guna tugas individual yang berjudulQashashul Quran di semester satu ini.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis telah banyak mendapat
bantuan dan banyak masukan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Mulyadi yang telah membimbing dan memberikan tugas makalah
ini sehingga pengetahuan penulis makin bertambah dan dapat bermanfaat
kelak di kemudian hari.
2. Teman-teman yang telah membantu memberikan dorongan motivasi,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak mungkin luput dari kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Dalam hal ini, penulis membutuhkan kritik dan saran
dari berbagai pihak guna memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam penulisan
makalah tersebut agar dapat bermanfaat juga bagi semua pihak.

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................... i


Kata Pengantar .................................................................................................................. ii
Daftar Isi ........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Qashashul Quran .......................................................................2
B. Macam-macam Kisah Dalam Al-Quran .....................................................2
C. Faedah Kisah-kisah dalam Al-Quran Bagi Kaum Muslimin ......................5
D. Hikmah Pengulangan Kisah di dalam Al-Quran ........................................6
E. Ibrah Penggunaan Nama dan Gelar Tokoh Dalam Kisah ............................7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap makhluk di dunia ini pasti memiliki kisah masing- masing. Namun,
ada kalanya manusia sebagai makhluk Tuhan itu memiliki rasa ketertarikan
terhadap suatu kisah berita-berita Bangsa terdahulu karena terselip pesan-pesan
dan pelajaran yang tertuang di dalamnya dan menimbulkan kesan peristiwa
tersebut ke dalam hati. Didalam suatu kisah juga harus ada relasi dengan realita
kehidupan,karena jika tidak adanya variasi tersebut maka tidak dapat menarik
perhatian, tidak adanya rasa ingin tahu dan penuh kerinduan bagi seseorang. Oleh
karena itu, Al-Quran sebagai makhluk Tuhan juga telah menginspirasikan kepada
diri kita mengenai hal-hal tersebut berupa kisah yang benar dan dibuktikan dalam
uslub arabi yang jelas digambarkan di dalamnya dalam bentuk yang paling tinggi
yaitu berupa Ilmu yang bernama Ilmu Qashashul Quran yang akan penulis bahas
pada bab ini.

B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian Qashashul Quran?
2) Apa saja macam-macam kisah dalam Al-Quran?
3) Apa saja faedah kisah-kisah dalam Al-Quran bagi kaum muslimin?
4) Apakah hikmah dari pengulangan sebuah kisah di dalam Al-Quran?
5) Bagaimana ibrah penggunaan nama,tokoh,dan gelar dalam ilmu
Qashashul Quran?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui tentang kisah atau qashah quran
2. Menambah ilmu tentang qashahul quran

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Qashashul Quran

Menurut Bahasa, Qashash berarti kisah, cerita, berita yang berurutan atau
suatu keadaan. Sedangkan menurut istilah Qashashul Quran adalah kisah-kisah
dalam Al-Quran tentang para Nabi dan Rosul mereka, serta peristiwa-peristiwa
yang terjadi pada masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang.1

Qashash adalah masdar dari qashasha yang berarti mencari bekasan atau
mengikuti bekasan (jejak). Qashash bermakna: urusan, berita, khabar dan
keadaan. Qashash juga berarti berita-berita yg berurutan. Qashashul quran ialah:
khabar-khabar al quran tentang keadaan-keadaan umat yg telah lalu dan kenabian
masa dahulu, peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.

Di dalam Al-Quran banyak dikisahkan beberapa peristiwa yang pernah


terjadi dalam sejarah. Dari Al-Quran dapat diketahui beberapa kisah yang pernah
dialami orang-orang yang jauh sebelum kita sejak Nabi Adam, seperti kisah para
Nabi dan kaumnya. Kisah orang-orang Yahudi, Nasrani, Sabiin, majuzi, dan
sebagainya.

2
Selain itu Al-quran juga menceritakan beberapa peristiwa yg terjadi di jaman
Rasulullah SAW. Seperti kisah beberapa peperangan Badar, Uhud, Hunain, dan
perdamaian Hudaibiyah dan lain sebagainya.

B. Macam-Macam Kisah Dalam Al-Quran.


Kisah dalam Al-Quran ada 3 macam,yaitu:
1. Kisah Nabi-nabi(Qashashul Anbiya).Al Quran mengandung cerita
tentang dakwah para Nabi dan mujizat-mujizat para Rosul dan sikap
umat-umat yang menentang, serta marhalah-marhalah dakwah dan

1
Ash-Shiddieqy, T.M. Hasbi. Ilmu-Ilmu Alquran. (Jakarta: Bulan Bintang. 1972).
hlm.191
2
Al-Khalidy DR. Shalah. Kisah-kisah Al-Quran.(Jakarta: Gema Insani Press.1999).
hlm.1-10

2
perkembangan-perkembangannya, di samping menerangkan akibat-akibat
yang dihadapi para mukmin dan golongan-golongan yang mendustakan,
seperti kisah Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Harun, Isa, Muhammad SAW dan
lain-lain.2
2. Kisah yang berpautan dengan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dan
orang-orang yang tidak dapat dipastikan kenabiannya, seperti kisah orang-
orang yang pergi dari kampung halamannya, yang beribu-ribu jumlahnya
karena takut mati dan seperti kisah Thalut dan Jalut, dua putra Adam,
Ashabhul Kahfi, Zulkarnaen, Qarun dan Ashabbus Sabti, Maryam,
Ashabbul Ukhdud, Ashabbul Fil dan lain-lain.
3. Kisah yang berpautan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa
Rosulullah SAW seperti peperangan Badar dan Uhud yang diterangkan di
dalam surat Ali-Imran. Peperangan Hunain dan Tabuk yang diterangkan di
dalam Surat At-Taubah, peperangan Ahzab yang diterangkan dalam Surat
Al-Ahzab yang diterangkan dan hijrah serta Isra dan lain-lain.

Adapun unsur-unsur kisah dalam Alquran adalah:

1. Pelaku (al-Syaksy). Dalam Alquran para actor dari kisah tersebut tidak
hanya manusia, tetapi juga malaikat, jin dan bahkan hewan seperti semut
dan burung hud-hud.
2. Peristiwa (al-Haditsah). Unsur peristiwa merupakan unsur pokok dalam
suatu cerita, sebab tidak mungkin, ada suatu kisah tanpa ada peristiwanya.
Berkaitan peristiwa, sebagian ahli membagi menjadi tiga, yaitu:

a. Peristiwa yang merupakan akibat dari suatu pendustaan dan


campur tangan qadar-qadar Allah dalam suatu kisah.
b. Peristiwa yang dianggap luar biasa atau yang disebut
mukjizat sebagai tanda bukti kebenaran, lalu datanglah
ayat-ayat Allah, namun mereka tetap mendustakannya lalu
turunlah adzab.

2
Ibid. hlm 192
2
Al-Khalidy DR. Shalah. Kisah-kisah Al-Quran.(Jakarta: Gema Insani Press.1999).
hlm.1-10

3
c. Peristiwa biasa yang dilakukan oleh orang-orang yang
dikenal sebagai tokoh yang baik atau buruk, baik
merupakan rasul maupun manusia biasa.

3. Percakapan (Hiwar). Biasanya percakapan ini terdapat pada kisah yang


banyak pelakunya, seperti kisah Nabi Yusuf, kisah Musa dsb. Isi
percakapan dalam Alquran pada umumnya adalah soal-soal agama,
misalnya masalah kebangkitan manusia, keesaan Allah, pendidikan dsb.
Dalam hal ini Alquran menempuh model percakapan langsung. Jadi
Alquran menceritakan pelaku dalam bentuk aslinya.

Tujuan dan Fungsi Qashasul Quran

Apa sebenarnya tujuan dan fungsi kisah dalam Alquran? Kisah-kisah


dalam Alquran merupakan salah satu cara yang dipakai Alquran untuk
mewujudkan tujuan yang bersifat agama.3 Sebab Alquran itu juga sebagai kitab
dakwah agama dan kisah menjadi salah satu medianya untuk menyampaikan dan
memantapkan dakwah tersebut. Adapun tujuan dan fungsi dalam Alquran antara
lain adalah:

1. Untuk menunjukkan bukti kerasulan Muhammad saw. Sebab beliau


meskipun tidak pernah belajar tentang sejarah umat-umat terdahulu, tapi
beliau dapat tahu tentang kisah tersebut. Semua itu tidak lain berasal dari
wahyu Allah.
2. Untuk menjadikan uswatun hasanah suritauladan bagi kita semua, yaitu
dengan mencontoh akhlak terpuji dari para Nabi dan orang-orang salih
yang disebutkan dalam Alquran.
3. Untuk mengokohkan hati Nabi Muhammad saw dan umatnya dalam
beragama Islam dan menguatkan kepercayaan orang-orang mukmin
tentang datangnya pertolongan Allah dan hancurnya kebatilan.
4. Mengungkap kebohongan ahli kitab yang telah menyembunyikan isi kitab
mereka yang masih murni.

3
Teungku Hasbi As Shiddieqy,Muhammad. 2002. Ilmu-ilmu Al Quran. hlm:190

4
5. Untuk menarik perhatian para pendengar dan menggugah kesadaran diri
mereka melalui penuturan kisah.
6. Menjelaskan prinsip-prinsip dakwah agama Allah, yaitu bahwa semua
ajaran para Rasul intinya adalah tauhid.

C. Faedah kisah-kisah dalam Al-Quran bagi kaum muslimin

Kisah-kisah dalam Al-Quran memiliki banyak faedah,yaitu:4


1. Menjelaskan asas-asas dakwah menuju Alllah dan menjelaskan pokok-
pokok syariah yang dibawa oleh para Nabi:
Dan kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan kami
wahyukan kepadanya,bahwa tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah
olehmu sekalian akan Aku. (Al-Anbiya(21):25).
2. Meneguhkan hati Rasulullah dan hati umat Muhammad atas agama Allah,
memperkuat kepercayaan umat mukmin tentang menangnya kebenaran
dan para pendukungnya serta hancurnya kebatilan dan para pembelanya.
Dan semua kisah rasul-rasul yang kami ceritakan kepadamu adalah kisah-kisah
yang dengannya kami teguhkan hatimu dan dalam surah ini telah datang
kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang
beriman. (Hud(11):120).
3. Membenarkan para Nabi terdahulu, menghidupkan kenangan terhadap
mereka serta mengabadikan jejak dan peninggalannya.
4. Menampakkan kebenaran Muhammad dalam dakwahnya dengan apa yang
diberitakannya tentang hal ihwal orang-orang terdahulu di sepanjang
kurun dan generasi.
5. Menyibak kebohongan ahli kitab dengan hujjah yang membeberkan
keterangan dan petunjuk yang mereka sembunyikan dan menentang
mereka dengan isi kitab mereka sendiri sebelum kitab itu sendiri diubah
dan diganti.Misalnya firman Allah:
Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang
diharamkan oleh Israil (Yakub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat
4
Ash-Shiddieqy, T.M. Hasbi. Ilmu-Ilmu Alquran. (Jakarta: Bulan Bintang. 1972).
hlm.191

5
diturunkan.Katakanlah: (Jika kamu mengatakan ada makanan yang diharamkan
sebelum Taurat),maka bawalah Taurat itu,lalu bacalah ia jika kamu orang-orang
yang benar.(Ali Imran(3):93).

Kisah termasuk salah satu bentuk sastra yang dapat menarik perhatian para
pendengar dan memantapkan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya ke dalam
jiwa.Firman Allah:

Sesungguhnya pada kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang
berakal.(Yusuf(12):111).

D. Hikmah Pengulangan Sebuah Kisah di dalam Al-Quran:


Quran banyak mengandung kisah yang diungkapkan berulang-ulang di
berbagai tempat. Sebuah kisah terkadang berulang kali disebutkan dalam Quran
dan dikemukakan dalam berbagai bentuk yang berbeda.5 Di satu tempat ada
bagian-bagian yang didahulukan, sedang di tempat lain diakhirkan. Demikian pula
terkadang dikemukakan secara ringkas dan kadang-kadang secara panjang lebar
dan sebagainya. Di antara hikmahnya adalah :
1. Menjelaskan ke-balaghah-an Quran dalam tingkat paling tinggi. Sebab di
antara keistimewaan balaghah adalah mengungkapkan sebuah makna
dalam berbagai macam bentuk yang berbeda. Dan kisah yang berulang itu
dikemukakan di setiap tempat dengan uslub yang berbeda satu dengan
yang lain serta dituangkan dalam pola yang berlainan pula, sehingga tidak
membuat orang merasa bosan karenanya, bahkan dapat menambah ke
dalam jiwanya makna-makna baru yang tidak didapatkan di saat
membacanya di tempat yang lain.
2. Menunjukksn kehebatan mujizat Quran. Sebab mengemukakan sesuatu
makna dalam berbagai bentuk susunan kalimat di mana salah tu bentuk

5
Teungku Hasbi As Shiddieqy, Muhammad. Ilmu-ilmu Al Quran, (Semarang: Pustaka
Rizky Putra. 2002) hlm.35

6
pun tidak dapat ditandingi oleh sastrawan Arab, merupakan tantangan
dahsyat dan bukti bahwa Quran itu datang dari Allah.
3. Memberikan perhatian besar terhadap kisah tersebut agar pesan-pesannya
lebih mantap dan melekat dalam jiwa.Hal ini karena pengulangan
merupakan salah satu cara pengukuhan dan indikasi betapa besarnya
perhatian.Misalnya kisah Musa dengan Firaun. Kisah ini
mmenggambarkan secara sempurna pergulatan sengit antara kebenaran
dengan kebatilan.Dan sekalipun kisah itu sering diulang-ulang,tetapi
pengulangannya tidak pernah terjadi dalam sebuah surah.
4. Perbedaan tujuan yang karenanya kisah itu diungkapkan.Maka, sebagian
dari makna-maknanya diterangkan di satu tempat,karena hanya itulah yang
diperlukan,sedang makna-makna lainnya dikemukakan di tempat yang
lain,sesuai dengan tuntutan keadaan.

E. Ibrah Penggunaan Nama dan Gelar Tokoh Dalam Kisah :


Sebagaimana dijelaskan di atas,kisah-kisah dalam Al-Quran menyingkap
beberapa peristiwa baik yang telah terjadi sebelum Al-Quran diturunkan, terjadi
bersamaan dengan turunnya Al Quran ataupun peristiwa-peristiwa yang akan
terjadi.6
Dalam suatu kisah,paling tidak ada empat hal yang terdapat di dalamnya.
Empat hal tersebut yaitu: Jenis peristiwa itu sendiri, pelaku peristiwa,tempat
peristiwa dan waktu peristiwa. Keempat hal tersebut akan selalu berkaitan dan
menyatu dalam setiap peristiwa. Namun,kita perlu menyayangkan terkadang di
antara kita dalam memahami ayat-ayat Quran kaitannya dengan kisah suatu
peristiwa hanya menekan pada jenis peristiwa, mengabaikan waktu kejadian dan
pelaku peristiwa sehingga kurang dapat menyentuh maksud dan tujuan apa yang
dikehendaki dalam Al-Quran.
Mereka menggunakan berbagai dalil untuk memperkuat pendapatnya. Dan
kaidah ini menjadi pegangan jumhur ulama, terutama mereka dari golongan

6
Watt, W. Montgomery, Pengantar Study Al-Quran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1995) hlm. 89

7
Ushuliyah. Adapun di antara ayat Al-Quran yang dijadikan pegangan antara lain
:ayat zihar dalam QS.Al-Mujadalah : 2 yang berbunyi:
Artinya:Orang-Orang yang menzihar (menganggap) isteri sebagai
ibunya,isterinya di antara kamu ,padahal isteri mereka itu bukan ibunya.Ibu-ibu
mereka tidak lain adalah wanita yang melahirkan mereka.Dan sesungguhnya
mereka benar-benar mengucapkan perkataan yang munkar dan dusta..Dan
sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
Ayat di atas turun sehubungan dengan peristiwa atau kasus Shalamah bin
Shakhr,tetapi hukumnya tidak hanya pada Salamah bin Shakhr, berlaku untuk
umum.
Kedua,pendapat bahwa ibrah (pesan) itu hanya terbatas bagi tokoh
pelakunya saja. Mereka mengambil kaidah sebagai berikut:
Artinya:Hukum yang dikandung oleh sesuatu ayat berlaku terbatas untuk tokoh
yang menjadi sebab turunnya ayat tersebut.Bukan untuk umumnya lafadz.

Misalnya pada ayat 188 Surat Ali Imran yang berbunyi:


Artinya:Janganlah sekali-kali kamu menyangka bahwa orang-orang yang
bergembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka sukai supaya
dipuji terhadap apa yang belum mereka kerjakan. Ayat di atas tidak ditujukan
untuk masyarakat umum,tetapi hanya terbatas bagi kaum ahli kitab. Demikianlah
dipersepsikan dari Ibnu Abbas.7

7 Watt, W. Montgomery, Pengantar Study Al-Quran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,


1995) hlm. 89

8
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Qashashul Quran adalah kisah-kisah yang terjadi pada Nabi dan Rosul
serta peristiwa yang terjadi di masa lampau, kini, dan yang akan datang. kisah ada
3 yaitu: kisah yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi, orang-orang yang
tidak dapat dipastikan kenabiannya,kisah yang berpautan dengan peristiwa di
masa rasulullah. Faedah Qashashul Quran terdapat dalam QS. Yusuf(12):111, Ali
Imran (3): 93,dan Hud(11):120. Hikmah pengulangan kisah diantaranya adalah
menunjukkan kehebatan mujizat al-quran dan menunjukkan kebalaghahan al-
quran dalam tingkat yang paling tinggi. ibrah penggunaan nama, gelar dan tokoh
salah satunya ada di dalam surat Ali Imran:188.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ash-Shiddieqy, T.M. Hasbi. Ilmu-Ilmu Alquran. Jakarta: Bulan Bintang. 1972.

Teungku Hasbi As Shiddieqy,Muhammad. 2002. Ilmu-ilmu Al Quran, Semarang:


Pustaka Rizky Putra.
Watt, W. Montgomery, Pengantar Study Al-Quran, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1995.
Al-Khalidy DR. Shalah, Kisah-Kisah Al-Quran, Jakarta: Gema Insani Press. 1999.

10

Anda mungkin juga menyukai