“AL-MAKKI WA AL-MADANI”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ulumul Qur’an
Disusun Oleh :
Kelompok III
1442 H / 2020 M
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur keharibaan Allah Swt atas segala nikmat, rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Al-Makki wa Al-Madani” sebagai tugas mata kuliah Ulumul
Qur’an.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
A. Kesimpulan …………………………………………………… .. 19
B. Saran ……………………………………………………………. 20
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Saw hijrah ke Madinah, meskipun bukan turun di Mekkah.
Sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat yang diturunkan sesudah
Rasulullah Saw hijrah ke Madinah, walaupun turun di Mekkah atau
Arafah
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
ُا َ ْل َم ِكيُُ َماُُنَ َز َُلُُ ِب َمك َُةَُ َو َماُ َجاُ َو َر َهاُك َِمنَىُ َُوُع ََرفَ ُةَُ َُوح َد ْي ِب َي َة
ُُ َماُنَ َز َُلُ ِبالم ِد ْينَ ُِةُ َو َماُ َجاُ َو َر َهاُكَأحدُُ َوقبَا َُءُ َوس ْل َع:ُُ َوالم َدنِي.
“Makkiyah adalah ayat-ayat yang turun di mekah dan sekitarnya
seperti mina, arafah, dan hudaibiyyah, sedangkan madaniyyah
adalah ayat-ayat yang turun di madinah dan sekitarnya, seperti
Uhud, Quba’ dan Sul’a” 2
1
Abdul Hamid, Lc., M.A., Pengantar studi Al-Qur’an, Cetakan kedua, Kencana,
Jakarta,2017, Hal 119
2
UIN Sunan Ampel, Studi Al-Qur’an, (Surabaya, UIN Sunan Ampel Press:2017), Cet.7,
hlm. 156
3
Zukhruf: 45 di Baitul Maqdis (Palestina) pada malam Isra Mi’raj.
3
Allah Swt berfirman :
ُُعُلَ ْي ِهم
َ ُُْاصدًاَُّلٱتٱبَعوكَُُ َوُلَ ِكنُبَعدَت ِ َسفَ ًراُق َ َانُع ََرضًاُقَ ِريبًاُ َو َُ لَ ُْوُك
ُون َ َ ست
َُ ط ْعنَاُلَ َخ َرجْ نَاُ َمعَك ُْمُي ْه ِلك ْ ّللُِ َل ُِوُٱ َُ سيَحْ ِلف
ُونُُِبٱ ٱ َ شقٱةُُُ َو ُّ ٱل
َُ ّللُيَ ْعلَمُُ ِإنٱه ُْمُ َل َُكذِب
ون ُسه ُْمُ َُوٱ ٱَ أَنف
“Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang
mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh,
pastilah mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu amat
jauh terasa oleh mereka. Mereka akan bersumpah dengan (nama)
Allah: "Jikalau kami sanggup tentulah kami berangkat bersama-
samamu". Mereka membinasakan diri mereka sendiri dan Allah
mengetahui bahwa sesungguhnya mereka benar-benar orang-
orang yang berdusta.” (QS. At-Taubah(9) :42)
ُن
ُِ لرحْ َُم ُِ س ْلنَاُ ِمنُقَ ْب ِلكَُُ ِمنُ ُّرس ِلنَُاُأ َ َج َع ْل َناُ ِمنُد
ونُٱ ٱ َ نُأ َ ْر
ُْ سـُ ُْلُ َم
ْ َو
َُ َءا ِل َه ُةًُي ْعبَد
ون
“Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus
sebelum kamu: "Adakah Kami menentukan tuhan-tuhan untuk
disembah selain Allah Yang Maha Pemurah?" (QS. Az-Zukhruf
(43) : 45)
3
UIN Sunan Ampel, Studi Al-Qur’an, (Surabaya, UIN Sunan Ampel Press:2017), Cet.7,
hlm. 158
4
َُانُ ِب َغ ْي ُِرُ َمك ََة ِ ُْ َماُنَ َز َُلُقَ ْب َُلُا:ُُا َ ْل َم ِكي.
ُْ لهجْ َر ُِةُ َوا
َُ ِنُك
ََانُ ِبغَ ْي ُِرُ َم ِد ْينَ ُة ُْ ُ َماُنَ َز َُلُ َب ْع َُدُالِهجْ َر ُِةُ َوا:ُُ َُوُالم َدنِي.
َُ ِنُك
ُالهجْ َر ُِةُ َولَ ُْوُبِ َمك َُةَُأ َ ُْوُع ََرفَ ُةَُ َم َدنِي
ِ ُفَ َماُنَ َز َُلُبَ ْع َُد
“Makkiyah adalah ayat yang turun sebelum Rasulullah SAW
hijrah meskipun ayat tersebut turun di luar kota Makah, semisal
di Mina, Arafah atau Hudaibiyah dan lainnya. Sedangkan
pengertian Madaniyah adalah ayat yang turun sesudah Rasulullah
SAW hijrah, meskipun ayat tersebut diturunkan di Badar, Uhud,
Arafah atau Makah.”
Adapun Teori ini merujuk pada H.R Abu Amr Uthman bin Sa’id
ad-Darimi yang disandarkan pada Yahya bin Salam; 4
4
Ibid, hal. 160
5
orang yang beriman saja (dengan lafazh yaa ayyuha al-ladziina
aamanuu) disebut Madaniyah. 5
5
Al-Hafizh Jalal ad-Din ‘Abd ar-Rahman as-Suyuthi, Al-Itqan fi ‘Ulum Al-Qur’an (Beirut:
al-Maktabah al-‘Ashriyah, 2003) juz 1 hal. 23.
6
Ibid, hal. 163
7
Ibid, hal. 164
8
Ibid, hal. 165
6
Sebagian ulama menetapkan lokasi turunnya ayat-ayat atau surat
sebagai dasar penentuan Makkiyyah dan Madaniyyah, sehingga
mereka membuat definisi Makkiyyah dan Madaniyyah sebagai
berikut:
7
b. Dasar Tabi’iyah (Kontinuitas)
Cara pertama didasarkan pada riwayat sahih dari para sahabat yang
hidup pada saat dan menyaksikan turunnya wahyu, atau dari para
tabi’in yang menerima dan mendengar dari para sahabat bagaimana,
di mana, dan peristiwa apa yang berkaitan dengan turunnya wahyu
itu. Sebagian besar penentuan Makkiah dan Madaniyyah itu
didasarkan pada cara pertama ini.
Bila dalam satu surah terdapat ciri-ciri Makkiah, maka surah itu
dinamakan surah Makkiyah. Demikian pula dalam hal satu surah
terdapat ciri-ciri Madaniyyah, maka surah itu dinamakan surah
Madaniyyah. Inilah yang disebut qiyas ijtihadi. Oleh karena itu para
ahli mengatakan, bahwa setiap surat yang di dalamnya mengandung
kisah para nabi dan umat-umat terdahulu, maka surah itu adalah
11
Manna’ Al-Qatthan, op. cit., hlm. 60
8
Makkiyah. Dan setiap surah yang di dalamnya mengandung
kewajiban atau ketentuan, surah itu adalah Madaniyyah.
12
Abdul Djalal H.A, op. cit, hlm. 89-96.
9
7. Di dalamnya berisi keterangan-keterangan adat kebiasaan orang-
orang kafir dan orang-orang musyrik yang suka mencuri, merampok,
membunuh, mengubur hidup-hidup anak perempuan dan sebagainya.
13
Abdul Djalal H.A., op. cit., hlm. 96-98. Lihat Juga Muhammad Hasbi AshShiddieqy, op.
cit., hlm. 81-84
10
2. Di dalamnya berisi hukum-hukum faraidl (waris-mewaris), baik
warisan bagi dzawy al-furudl, dzawy al-arham atau dzawy al-
‘ashabah. Contohnya terdapat dalam surat Al-Baqarah, An-Nisa’, Al-
Maidah.
11
11. Kebanyakan surat atau ayatnya panjang-panjang sebab ditujukan
kepada penduduk Madinah yang orang-orangnya banyak yang kurang
terpelajar, sehingga perlu dengan ungkapan yang luas agar jelas.
Surah-surah Makkiyah
14
Prof.Dr.Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Qur’an. (Yogyakarta: Itqan Publishing) hlm. 50-52
12
Surah-surah Madaniyah15
15
Ibid, hlm. 53-54
13
32 surat, yang terdiri dari 2699 ayat. Contohnya antara lain surat Al-
An’am, Al-A’raf, Hud, Yusuf, Ibrahim, Al-Furqan, Az-Zumar, Asy-
Syura, Al-Waqi’ah dan sebagainya. 16
16
Ayat-ayat Madaniyah dalam surah Makiyah. Misalnya, surah al-An'am. Ibnu Abbas
berkata; "Surah itu diturunkan sekaligus di Makah, maka ia Makiyah, kecuali tiga ayat
diturunkan di Madinah, yaitu ayat; "Katakanlah, 'Marilah aku bacakan ....' sampai dengan
ketiga ayat itu selesai. (al-An'am: 151--153). Surat al-Hajj adalah Makiyah, kecuali tiga ayat
diturunkan di Madinah, dari awal firman Allah yang artinya; "Inilah dua golongan yang
bertengkar mengenai Rab mereka." (al-Hajj: 19-21). Ayat yang diturunkan di Makah sedang
hukumya Madani. Mereka memberi contoh dengan firman Allah yang artinya; "Wahai
manusia, Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.
Sesungguhnya orang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Mengenal." (alHujuraat: 13). Ayat ini
diturunkan di Makah pada hari penaklukan kota Makah, tetapi sebenarnya Madaniah, karena
diturunkan sesudah hijrah, di samping itu seruannya pun bersifat umum. Ayat seperti ini
oleh para ulama tidak dinamakan Makki dan tidak pula dinamakan Madani secara pasti.
Tetapi mereka katakan; "Ayat yang diturukan di Mekah sedangkan hukumnya Madani”.
Lihat Manna’ Al-Qatthan, op. cit., hlm. 54. Al-Suyuthi, op. cit., hlm. 20-21.
17
Model seperti ini terkadang juga disebut sebagai ayat-ayat Makiyah dalam surah
Madaniyah. Dengan menamakan sebuah surat itu, Makiyah atau Madaniyah tidak berarti
bahwa surat tersebut seluruhnya Makkiyah dan Madaniyah, sebab di dalam surat makiah
kadang terdapat ayat-ayat Madaniah, dan di dalam surat-surat Madaniah pun terkadang
terdapat ayat-ayat Makiyah. Dengan demikian, penamaan surat itu Makiyah dan Madaniah
adalah menurut sebagian besar ayat-ayat yang terkandung di dalamnya. Karena itu, dalam
penamaan surat sering disebutkan bahwa surat itu Makiyah kecuali ayat "anu" adalah
Madaniyah, dan surat ini adalah Madani kecuali ayat "anu" adalah Makiyah. Di antara
sekian contoh ayat-ayat Makiyah dalam surat Madaniah ialah surah al-Anfal itu Madaniyah,
tetapi banyak ulama mengecualikan ayat yang artinya, "Dan (ingatlah) ketika orang kafir
(Qurays) membuat makar terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau
membunuhmu atau mengusirmu. Mereka membuat makar, tetapi Allah menggagalkan
makar mereka. Dan Allah adalah sebaik-baik pembalas makar." (alAnfal: 30). Mengenai
ayat ini, Muqatil mengatakan, ayat ini diturunkan di Mekah, dan pada lahirnya memang
demikian, sebab ia mengandung apa yang dilakukan orang musyrik di Darun Nadwah ketika
mereka merencanakan tipu daya terhadap Rasulullah sebelum hijrah. Sebagaima ulama
mengecualikan pula ayat, "Wahai nabi, cukuplah Allah dan orang-orang mukmin yang
14
َُ ِينُ َكفَرواُ ِليثْ ِبتوكَُُأ َ ُْوُيَ ْقتلوكَُُأ َ ُْوُي ْخ ِرجوكَُُُ َويَ ْمكر
ُون َُ َو ِإ ُْذُيَ ْمكرُُ ِبكَُُٱلٱذ
َُ ّللُ َخ ْيرُُٱ ْل َُم ِك ِر
ين ُّللُُ َُوٱ ٱ
َُويَ ْمكرُُٱ ٱ
“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya
upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau
membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan
Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas
tipu daya.” (QS. Al-Anfal (8): 30)
mengikutimu menjadi penolongmu." (al-Anfaal: 64), mengingat hadis yang dikeluarkan oleh
Al-Bazzar dari Ibnu Abbas, bahwa ayat itu diturunkan ketika Umar bin Khattab masuk
Islam. Lihat Abdul Djalal H.A, op. cit, hlm. 99-100.
18
Prof.Dr.Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Qur’an. (Yogyakarta: Itqan Publishing) hlm. 55-56
19
Kadar M. Yusuf, StudiAl-Qur’an,(Jakarta: Amzah, 2009), hal.28
15
2. Metode qiyasi ijtihadi
Yaitu pada ayat dan surat yang tidak terdapat riwayat secara
tegas yang menjelaskan mengenai waktu, tempat dan kondisi
turunnya. Para ulama berpegang pada karakteristik ayat-ayat
Makiyyah dan Madaniyyah yang terdapat riwayatnya kemudian
meng-qiyaskannya dengan ayat dan surat selainnya. Jika suatu
ayat mengandung karakteristik Makiyyah maka disebut sebagai
ayat Makiyyah, demikian juga Madaniyyah. Oleh karena itu
metode ini bersifat ijtihadiy, artinya bisa jadi antara ulama yang
satu dengan yang lain berbeda ijtihadnya dalam menentukan
Makiyyah dan Madaniyyah dengan metode ini.
20
Syeikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Quran, Jakarta, Pustaka Al-Kautsar,
2006, hlm: 67-71.
16
memberikan informasi metodologi bagi cara-cara menyampaikan
dakwah agar relevan dengan orang yang diserunya. Oleh karena itu,
dakwah Islam berhasil mengetuk hati dan menyembuhkan segala
penyakit rohani orang-orang yang diserunya. Di samping itu, setiap
langkah-langkah dakwah memiliki objek kajian dan metode-metode
tertentu, seiring dengan perbedaan kondisi sosio-kultural manusia.
Periodisasi makkiyah dan madaniyyah telah memberikan contoh
untuk itu.
21
Rosihan Anwar, Ulum al-Qur’an, bandung, Pustaka Setia, 2008, hal 67-69.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
18
3. Surah Makkiyah yang berisi ayat Madaniyah
4. Surah Madaniyah yang berisi ayat Makkiyah
B. Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
20