Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TAFSIR HADIST TARBAWIH

Ayat – ayat dan Hadist Tentang Metode Pendidikan

Dosen Pengampu : Nuraida, S.Pd, M.Pd.

UIN SUSKA

Oleh :

1. Doni Eldra (11517102128)


2. Irfandi Zulkarnain (11517100036)
3. M.Aldi Alamasyah (11717100362)
4. Zul Fadli (11710714001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKAN BARU

1440 H/ 2019 M
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadirat Allah SWT, Yang Maha Pemurah,
karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat saya selesaikan. Makalah ini telah kami
susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu saya menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Penulis

2
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Makhluk Allah yang diberi kewajiban dalam mencari ilmu adalah manusia. Yang
mana ilmu tersebut berguna untuk bekal kehidupannya di dunia maupun
diakhirat.Sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW:
‫ب اسللعسللم فللرسي ل‬
‫ضةة لعللىَ مكلل ممسسللمم‬ ‫ل‬
‫طلل م‬
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.”
Selain itu, dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:

‫يلسرفللع ام الللذيلن لءالممنِوُا لمنِمكسم لوالللذيلن مأومتوُا اسللعسللم لدلرلجاَ م‬


‫ت لوام بللماَ تلسعلمملوُلن لخلبيِمر‬
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (Q.s. al-Mujadalah : 11)

Selanjutnya, setelah manusia memiliki ilmu pengetahuan mereka


berkewajiban untuknya mengamalkan/mengajarkan ilmu yang sudah mereka
peroleh. Dalam mengamalkan atau mengajarkan ilmu tersebut, hendaknya seorang
guru memiliki wawasan tentang sistem pembelajaran. Salah satunya yakni metode
pembelajaran. Metode merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar
mengajar. Apabila dalam proses pendidikan tidak menggunakan metode yang tepat
maka harapan tercapainya tujuan pendidikan akan sulit untuk diraih. Dalam al-Qur’an
dan beberapa hadist juga menganjurkan untuk menggunakan metode dalam proses
pembelajaran. Metode pembelajaran yang termuat dalam al-Quran pun memiliki
banyak macam. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas tentang metode-
metode pembelajaran yang terkandung dalam al-Quran dan Hadist.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dibuat rumusan masalah
antara lain sebagai berikut:
3
1. Apa pengertian metode dan pentingnya motode dalam pendidikan?
2. Bagaimana penjelasan ayat al-quran mengenai metode pendidika?
3. Bagaimana panjelasan hadist mengenai metode pendidikan ?

C. Tujuan Penulisan
1. untuk mengetahui apa itu metode dan pentingnya metode dalam pendidikan.
2. untuk mengetahui penjelasan dari surah dari al-qur’an mengenai metode
pendidikan?
3. untuk mengetahui penjelasan hadist tentang metode pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Pentingnya Metode Pembelajaran

Dalam bahasa Arab metode dikenal dengan istilah at-thariq (jalan-cara).


[4]Secara umum istilah “metode” adalah suatu cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan
yang telah disusun tercapai secara optimal. Menurut J.R. David dalam Teaching
Strategies for College Class Room menyebutkan bahwa method ia a way in achieving
something (cara untuk mencapai sesuatu). Artinya, metode digunakan untuk
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.

4
Sudjana berpendapat bahwa : "metode pembelajaran adalah cara yang
digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsung
pembelajaran".
Dengan kata lain metode ini digunakan dalam konteks pendekatan secara
personil antara guru dengan siswa supaya siswa tertarik dan menyukai materi yang
diajarkan. suatu pelajaran tidak akan pernah berhasil jika tingkat antusias siswanya
berkurang.
Oleh karena itu, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peranan
penting dalam keberhasilan suatu pendidikan. karena metode merupakan pondasi awal
untuk mencapai suatu tujuan pendidikan dan asas keberhasilan sebuah pembelajaran.
Sebaik apapun strategi yang dirancang namun metode yang dipakai kurang tepat maka
hasilnya pun akan kurang maksimal. Tetapi apabila metode yang dipakai itu tepat maka
hasilnya akan berdampak pada mutu pendidikan yang baik.

B. Ayat - ayat Tentang Metode Pendidikan

A. Qs. Al-Maidah: 67

‫ال لل يلسهلديِ اسلقلسوُلم‬


‫س إللن ل‬
‫ك لملن اللنِاَ ل‬ ‫ت لرلساَللتلهم لو ل‬
‫ام يلسع ل‬
‫صمم ل‬ ‫ك لوإلسن للسم تلسفلعسل فللماَ بلللسغ ل‬ ‫لياَ أليَيلهاَ اللرمسوُمل بلللسغ لماَ أمسنلزلل إلللسيِ ل‬
‫ك لمسن لربل ل‬
(67) ‫اسللكاَفللريلن‬

 Terjemahan

Artinya “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu.
Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak
menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”.

Ada beberapa riwayat dengan turunnya surat Al-Maidah ayat 67 ini


diantaranya: “Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulallah Saw pernah
bersabda : “Sesungguhnya Allah telah mengutusku dengan risalah kerasulan. Hal
tersebut menyesakkan dadaku karena aku tahu bahwa orang-orang akan mendustakan
risalahku. Allah memerintahkan kepadaku, untuk menyampaikannya dan kalau tidak,
Allah akan menyiksaku”. Maka turunlah ayat ini ( Surah Almaidah : 67) yang
mempertegas perintah penyampaian risalah disertai jaminan akan keselamatannya.

5
Dalam riwayat yang lain dikemukakan bahwa Siti Aisyah menyatakan bahwa
nabi SAW biasanya dijaga oleh para pengawalnya sampai turun ayat “wallahu
ya’shimuka minnannas’ (Surah Almaidah: 67) Setelah ayat itu turun Rasulullah
menampakan dirinya dari kubbah sambil berkata ; “wahai saudar-saudaraku pulanglah
kalian, Allah telah menjamin keselamatanku dalam menyebarkan dakwah ini.
Sesungguhnya malam seperti ini baik untuk tidur di tempat tidur masing-masing.

 Pembahasan

Tersirat dalam Surat Al-Maidah ini mengandung makna bahwa menyampaikan risalah
itu merupakan perintah Tuhan. Allah memerintahkan Nabi untuk menyampaikan
risalah kenabian kepada umatnya jika tidak maka nabi termasuk orang yang tidak
menyampaikan amanat. Peringatan Allah kepada nabi mengakibatkan beliau sangat
ketakutan sehingga dada nabi terasa sesak, saking beratnya tugas ini.
Kata-kata “baligh” dalam bahasa Arab itu merupakan pernyataan yang sangat jelas
apalagi bentuknya fi’il “amr”. Dalam tafsir Al-Jalalin lafadz “baligh” terselip
kandungan ‫( جميِع‬seluruhnya)5. Berarti nabi harus menyampaikan secara keseluruhan
yang telah diterima dari Allah SWT. Tidak boleh ada yang disembunyikan sedikitpun
dari Nabi (‫ ) ول تكتم شيِئاَ منِه‬6. Dalam Tafsir Ibnu Katsir juga dijelaskan bahwa makna
“baligh” dalam surat Al-Maidah merupakan fiil amr yang terkandung makna untuk
menyampaikan seluruh yang diterima dari Allah SWT. Ibnu Katsir menulis :

‫يقول تعالى مخاطبا عبده ورسوله محمدا – صلى ا عليه وسلم – باسم الرساله وآمرا له بإبلغا‬
‫جميع ما أرسله ا به‬

(Allah berkata pada hamba dan rasulnya yaitu Muhammad SAW dengan
konteks kerisalahan dan memerintahkan untuk menyampaikan seluruh yang datang
dari Allah) Bagi nabi tugas ini sangat berat karena merupakan tanggung jawab dunia
akherat. Saking beratnya perintah ini, dalam peristiwa “haji wada”, nabi sekali lagi
menegaskan tentang tugas beliau yang telah dipikulkan padanya. Ini artinya sebuah
perintah harus dipertangggungjawabkan. Bagi seorang guru pada akhir tugas
pembelajaran harus ada pertanggungjawaban sehingga diketahui oleh public atau
masyarakat umum.

B. Qs. As-Syura: 38
6
(38) ‫صللةل لوألسممرهمسم مشوُلرىَ بلسيِنِلهمسم لولملماَ لرلزسقلنِاَهمسم يمسنِفلمقوُلن‬
‫لوالللذيلن اسستللجاَمبوُا لللربللهسم لوأللقاَمموُا ال ل‬

 Terjemahan

Artinya: “(Bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya,


mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara
mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang kami berikan kepada
mereka.” (QS. Al-Syura: 38)”

 Pembahasan

QS. As-Syura ayat 38 Merupakan surat yang diturunkan di Mekkah sebelum hijriah
dan sebelum berdirinya daulah Islamiyah (era Madinah), Ini menunjukan bahwa
musyawarah merupakan salah satu karakteristik penting yang khas bagi umat Islam,
selain uman kepada Allah, mendirikan shalat, saling menolong dalam masalah
ekonomi. Oleh karena itu Allah memuji orang yang melaksanakannya. Musyawarah
merupakan salah satu ibadah terpenting. Oleh sebab itu, yang mengingkari atau
mengabaikan musyawarat dapat dianggap sebagai masyarakat yang cacat dalam
komitmen terhadap salah satu bentuk ibadah. Dari ayat tersebut di atas dapat
diketahui, bahwa sebelum masa hijrah, kaum muslimin sudah mengenal musyawarah.
Sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an.

C. Qs.An-Nahl:125

‫ضلل لعسن لسلبيِللله لوهملوُ ألسعللمم‬


‫ك هملوُ ألسعللمم بللمسن ل‬
‫ظلة اسللحلسنِللة لولجاَلدسلهمسم لباَلللتي لهلي ألسحلسمن إللن لربل ل‬
‫ك لباَسللحسكلملة لواسللمسوُلع ل‬
‫ع إلللىَ لسلبيِلل لربل ل‬
‫اسد م‬
(125) ‫لباَسلممسهتللديلن‬

 Terjemahan

“(Wahai Nabi Muhmmad SAW) Serulah (semua manusia) kepada jalan (yang
ditunjukkan) Tuhan Pemelihara kamu dengan hikmah (dengan kata-kata bijak sesuai
dengan tingkat kepandaian mereka) dan pengajaran yang baik dan bantalah mereka
dengan (cara) yang terbaik. Sesungguhnya Tuhan pemelihara kamu, Dialah yang lebih
mengetahui (tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk).”

 Pembahasan

Dari surah an-Nahl ini tercantum 3 metode pembelajaran, diantaranya:


7
a. Metode Hikmah

Kata hikmah (‫ )حكممة‬dalam tafsir al-Misbah berarti “yang paling utama dari segala
sesuatu, baik pengetahuan maupun berbuatan”. Dalam bahasa Arab al-
hikmah bermakna kebijaksanaan dan uraian yang benar. Dengan kata lain al-
hikmah adalah mengajak kepada jalan Allah dengan cara keadilan dan kebijaksanaan,
selalu mempertimbangkan berbagai faktor dalam proses belajar mengajar, baik faktor
subjek, obyek, sarana, media dan lingkungan pengajaran. Pertimbangan pemilihan
metode dengan memperhatikan peserta didik diperlukan kearifan agar tujuan
pembelajaran tercapai dengan maksimal. Selain itu dalam penyampaian materi
maupun bimbingan terhadap peserta didik hendaknya dilakakuan dengan cara yang
baik yaitu dengan lemah lembut, tutur kata yang baik, serta dengan cara yang bijak.

Imam Al-Qurtubi menafsirkan al-hikmah dengan “kalimat yang lemah lembut”.


Beliau menulis dalam tafsirnya :

‫ف لولليِلمن مدسولن مملخاَلشنِلمة لوتلسعنِلسيِ م‬


‫ف‬ َ‫لوألسممرهم ألسن يلسدمعلوُ إلللىَ لدسيلن ال لولشسرلعله بلتللل ي‬
‫ط م‬

Artinya : “Nabi diperintahkan untuk mengajak umat manusia kepada “dinnullah”


dan syariatnya dengan lemah lembut tidak dengan sikap bermusuhan.”

Hal ini berlaku kepada kaum muslimin seterusnya sebagai pedoman pembelajaran dan
pengajaran. Hal ini diinspirasikan dari ayat Al-Qur’an dengan kalimat “qaulan
layinan”. Allah berfirman :

‫فشرقوشل لشهر قشخونل لشييننا لششعلكهر يشتششذككرر أشخو يشخخ ش‬


(۶۶ :‫شى )طه‬

Artinya : “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah
lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut”. (taha:44)

Proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancar manakala ada interaksi
yang kondusif antara guru dan peserta didik. Komunikasi yang arif dan bijaksana
memberikan kesan mendalam kepada para siswa sehingga “teacher oriented” akan
berubah menjadi “student oriented”. Guru yang bijaksana akan selalu memberikan
peluang dan kesempatan kapada siswanya untuk berkembang.

b. Metode Nasihat/Pengajaran Yang Baik (Mauizhah Hasanah)


8
Mauidzah hasanah terdiri dari dua kata “al-Mauizhah dan Hasanah”. Al Mauizhah (
‫ )الموُعظة‬terambil dari kata (‫ )وعظ‬wa’azha yang berarti nasihat sedangkan hasanah (
‫ )حسنِة‬yang berarti baik. Maka jika digabungkan Mauizhah hasanah bermakna nasihat
yang baik.

Dalam hal ini, Allah SWT berfirman:

«۱۰ : ۵۷» ‫صمدسولر لوهمددىَ لولرسحلمةة للسلممسؤلمنِلسيِلن‬


َ‫ظةة لمسن لربلمكسم لولشلفاَةء لللماَ لفىَ ال ي‬
‫س قلسدلجاَلء ستمكسم لمسوُ لع ل‬
‫لياَاليَيلهاَاللنِاَ م‬

“Hai segenap manusia, telah datang kepada kalian mauizhah dari pendidikanmu,
penyembuh bagi penyakit yang bersemayam di dalam dada, petunjuk dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman.” (QS. 10:57)

c. Metode Diskusi (jidal)

Kata jadilhum (‫ )جاَدلهم‬berasal dari kata jidal (‫ )جدال‬yang bermakna diskusi. Metode
diskusi yang dimaksud dalam al-Qur’an ini adalah diskusi yang dilaksanakan dengan
tata cara yang baik dan sopan. Yang mana tujuan dari metode ini ialah untuk lebih
memantapkan pengertian dan sikap pengetahuan mereka terhadap suatu masalah.

Definisi diskusi itu sendiri yaitu cara penyampaian bahan pelajaran dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membicarakan, menganalisa guna
mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative
pemecahan masalah. Dalam kajian metode mengajar disebut metode
“hiwar” (dialog). Diskusi memberikan peluang sebesar-besarnya kepada para siswa
untuk mengeksplor pengetahuan yang dimilikinya kemudian dipadukan dengan
pendapat siswa lain. Satu sisi mendewasakan pemikiran, menghormati pendapat orang
lain, sadar bahwa ada pendapat di luar pendapatnya dan di sisi lain siswa merasa
dihargai sebagai individu yang memiliki potensi, kemampuan dan bakat bawaannya.

Dengan demikian para pendidik dapat mengetahui keberhasilan kreativitas peserta


didiknya, atau untuk mengetahui siapa diantara para peserta didiknya yang berhasil
atau gagal. Dalam Allah SWT berfirman:

«۱٦ : ۱۲۵» ‫ضلل لعسن لسبلسيِللله لوهملوُالسعللمم لباَسلممسهتللدسيلن‬


‫ك هملوُالسعللمم بللمسن ل‬
‫اللن لربل ل‬

9
“Sungguh pendidikmu lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalannya
dan mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. 16:125).

D. Qs.Al-A’raf: 176-177

‫ك لمثلمل‬
‫ث لذلل ل‬ ‫ث ألسو تلستمرسكهم يلسلهل س‬ ‫ب إلسن تلسحلمسل لعللسيِله يلسلهل س‬
‫ض لواتلبللع هللوُاهم فللمثللمهم لكلمثللل اسللكسل ل‬
‫لوللسوُ لشسئلنِاَ لللرفلسعلنِاَهم بللهاَ لولللكنِلهم ألسخلللد إلللىَ اسللسر ل‬
‫( لساَلء لمثلدل اسلقلسوُمم الللذيلن لكلذمبوُا لبآِلياَتللنِاَ لوألسنفملسهمسم لكاَمنوُا يل س‬176) ‫ص لللعللهمسم يلتلفللكمرولن‬
‫ظللمموُلن‬ ‫ص ل‬‫ص اسلقل ل‬ ‫اسلقلسوُلم الللذيلن لكلذمبوُا لبآِلياَتللنِاَ لفاَسق م‬
‫ص ل‬
(177)

 Terjemahan

Artinya: “Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya


dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa
nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu
menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia
mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu
agar mereka berfikir. (176) Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat
zalim. (177)”

 Pembahasan

Berdasar satu riwayat yang menyatakan (‘Abdullah) putra ‘ Umar ra. Berkata bahwa
suatu ketika kami berada di sekeliling Rasulullah SAW., lalu beliau bersabda :”
Beritahulah aku tentang sebuah pohon yang serupa dengan seorang muslim,
memberikan buahnya pada setiap musim! “ Putra ‘Umar berkata: “Terlintas dalam
benakku bahwa pohon itu adalah pohon kurma, tetapi aku lihat Abu Bakar dan Umar
tidak berbicara, maka aku segan berbicara.”Dan seketika Rasul SAW.,
tidak mendengar jawaban dari hadirin, beliau bersabda: “Pohon itu adalah pohon
kurma”. Setelah selesai pertemuan dengan Rasul SAW itu, aku berkata kepada
(ayahku) ‘Umar: ”Hai Ayahku! Demi Allah telah terlintas dalam benakku bahwa yang
dimaksud adalah pohon kurma. “Beliau berkata: “Mengapa engkau tidak
menyampaikannya?”Aku menjawab: “Aku tidak melihat seorang pun berbicara, maka
aku pun segera berbicara.” ‘Umar ra. Berkata :”Seandainya engkau
menyampaikannya maka sungguh itu lebih kusukai dari ini dan itu.”HR.Bukhari,
Muslim, at-Tirmidzi dan lain-lain.
10
Kedua ayat ini menguraikan keadaan siapapun yang melepaskan diri dari pengetahuan
yang telah dimilikinya. Allah SWT menyatakan bahwa sekiranya Kami menghendaki,
pasti Kami menyucikan jiwanya dan meninggikan derajatnya dengannya yakni
melalui pengamalannya terhadap ayat-ayat itu, tetapi dia mengekal yakni cenderung
menetap terus menerus di dunia menikmati gemerlapnya serta merasa bahagia dan
tenang menghadapinya dan menurutkan dengan antusias hawa nafsunya yang rendah,
maka perumpamaannya adalah seperti anjing yang selalu menjulurkan lidahnya.

Kedua ayat diatas juga memberikan perumpamaan orang yang ber pengetahuan,
sampai-sampai pengetahuan itu melekat pada dirinya seperti melekatnya kulit pada
dagingnya. Namun dia menguliti dirinya dengan melepaskan tuntunan
pengetahuannya. Dia diibaratkan seekor anjing yang terengah-engah sambil
menjulurkan lidahnya. Biasanya yang terengah-engah adalah yang letih atau kehausan
membutuhkan air, tetapi anjing terengah-engah bukan hanya ketika letih ataupun
haus, tapi sepanjang hidupnya dia selalu demikian. Sama dengan orang yang
memperoleh pengetahuan tetapi terjerumus mengikuti hawa nafsunya. Seharusnya
pengetahuan tersebut membentengi dirinya dari perbuatan buruk.

Dari Ayat tersebut juga bisa jadi tinjauan kita menggunakan metode menakut-nakuti
dan memikirkan Nikmat ini telah memfokuskan perhatian mereka terhadap apa yang
mereka rasakan berupa nikmat ditempatkannya dimuka bumi, dan dijadikannya bumi
itu sebagai tempat tinggal mereka yang dilengkapi berbagai pemenuhan kebutuhan
pokok dan kesempurnaan manusia.

E. Qs. Ibrahim: 24-25

َ‫( تمسؤلتي أممكلللهاَ مكمملل لحيِمممن بلممإ لسذلن لربلهلمما‬24) ‫ت لوفلسرمعلهاَ لفي اللسلماَلء‬ ‫ام لمثلدل لكلللمةد طليِلبلةد لكلشلجلرمة طليِلبلمة أل س‬
‫صلملهاَ لثاَبل ة‬ ‫ب ل‬ ‫ضلر ل‬ ‫ف ل‬ ‫ألللسم تللر لكسيِ ل‬
(25) ‫س لللعللهمسم يلتللذلكمرولن‬ ‫ام اسللسملثاَلل للللنِاَ ل‬
‫ب ل‬‫ضلر م‬ ‫لويل س‬

 Terjemahan

Artinya: “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan


kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya
(menjulang) ke langit, (24) Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim

11
dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk
manusia supaya mereka selalu ingat.” (25)

 Pembahasan

Berdasar satu riwayat yang menyatakan (‘Abdullah) putra ‘ Umar ra. Berkata bahwa
suatu ketika kami berada di sekeliling Rasulullah SAW., lalu beliau bersabda :
”Beritahulah aku tentang sebuah pohon yang serupa dengan seorang muslim,
memberikan buahnya pada setiap musim! “ Putra ‘Umar berkata: “Terlintas dalam
benakku bahwa pohon itu adalah pohon kurma, tetapi aku lihat Abu Bakar dan Umar
tidak berbicara, maka aku segan berbicara.”Dan seketika Rasul SAW.,
tidak mendengar jawaban dari hadirin, beliau bersabda: “Pohon itu adalah pohon
kurma”. Setelah selesai pertemuan dengan Rasul SAW itu, aku berkata kepada
(ayahku) ‘Umar: ”Hai Ayahku! Demi Allah telah terlintas dalam benakku bahwa yang
dimaksud adalah pohon kurma. “Beliau berkata:“Mengapa engkau tidak
menyampaikannya?”Aku menjawab: “Aku tidak melihat seorang pun berbicara, maka
aku pun segera berbicara.” ‘Umar ra. Berkata:”Seandainya engkau menyampaikannya
maka sungguh itu lebih kusukai dari ini dan itu.”HR.Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi
dan lain-lain.

Kedua ayat diatas mengajarkan kepada semua ummat agar membiasakan dari
menggunakan ucapan yang baik, yang berfaedah bagi dirinya dan bermanfaat bagi
orang lain. Ucapan seseorang menunjukkan watak dan kepribadiannya serta adab dan
sopan santunnya. Sebaliknya, setiap muslim harus menjauhi ucapan dan kata-kata
yang jorok, yang dapat menimbulkan kemarahan, kebencian, permusuhan dan
menyinggung perasaan atau menimbulkan rasa jijik bagi yang mendengarnya.

Demikian pula halnya kata-kata yang baik yang kita ucapkan kepada orang lain,
misalnya dalam memberikan Ilmu pengetahuan yang berguna, manfaatnya akan
didapat oleh orang banyak. Dan setiap orang yang memperoleh Ilmu dari seorang
guru haruslah bersyukur kepada Allah karena pada hakikatnya ilmu yang telah
diperolehnya melalui karunia dan rahmat Allah SWT.

12
Hadits Tentang Metode Pembelajaran

A. Metode Drill dan Eksperimen

‫صممللىَ امم لعلليِممه لولسمملللم‬ ‫صللىَ ال لعللسيِله لولسلللم لدلخلل اسللمسسلجلد فللد لخلل لرمجةل فل ل‬
‫صللىَ فللسلللم لعللىَ النِلبلمملي ل‬ ‫لعسن ألبي هملرسيلرةل ألسن لرمسسوُلل ال ل‬
‫صملل‬ ‫صللىَ ا لعللسيِمله لولسملللم فللقماَلل اسرلجمسع فل ل‬ ‫صللىَ ثملم لجاَلء فللسللم لعللىَ النِلبللي ل‬ ‫صللي لكلم ل‬ ‫صلل فللرلجلع يم ل‬ ‫ك للسم تم ل‬‫صلل فلإ لنل ل‬
‫فللردد لولقاَلل اسرلجسع فل ل‬
‫ك لمممسن‬ ‫صلللة فللكبلسر ثملم اسقلرسأ لماَتليِللسمملر لملعمم ل‬
‫ت إلللىَ ال ل‬‫ق لماَ أمسحلسمن لغسيِلرهم فللعللسملنِي فللقاَلل إللذا قمسم ل‬
‫ك لباَسللح ل‬
‫صلل ثللللثاَ فللقاَلل لوالللذيِ بللعثل ل‬ ‫فلإ لنل ل‬
‫ك للسم تم ل‬
(‫ك مكلللهاَ )متفق لعليِه‬
‫صلتل ل‬ ‫طلمئللن لرالكلعاَ ثملم اسرفلسع لحلتىَ تل س‬
‫طلمئللن لجاَللدساَ لواسفلعسل لذلل ل‬
‫ك لفي ل‬ ‫اسلقملرالن ثملم اسر لكسع لحلتىَ تل س‬

 Terjemahan

Artinya: dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah SAW masuk ke mesjid, kemudian
ada seorang laki-laki masuk juga untuk melaksanakan sholat. Setelah shalat member
salam kepada Nabi SAW , Nabipun menjawab dan bersabda: “ulangi, maka shalatlah
sesungguhnya engkau belum shalat”. Laki-laki itu mengulangi shalat sebagai mana
yang telah dilaksanakan . kemudian datang member salam kepada Nabi, beliau
bersabda lagi: “ ulangi shalatlah, sesungguhnya engkau belum shalat” sampai tiga
kali. Laki-laki itu berkata: “demi Dzat yang mengutus engkau dengan membawa
kebenaran akutidak dapat memperbaiki shalat selainnya, maka ajarkanlah aku.”
Beliau bersabda : “jikakamu berdiriakan shalat maka bertakbirlah kemudian
bacalah apa yang muda bersama mu daripada Al-Qur’an, kemudian rukuklah
sehingga tenang sebagai orang yang rukuk benaran (thumakninah). Kemudian
bangun darirukuk sehingga tegak berdiri (I’tidal). Kemudian sujudlah sehingga
orang yang sujud benaran (thumakninah). Kemudian bangunlah dari sujud sehingga

13
tenang sebagaimana orang yang duduk (thumakninah) dan kerjakanlah yang
demikian itu di seluruh shalat mu.”

 Penjelasan Hadist

Hadist diatas menjelaskan bahwa Nabi mengajarkan kepada seorang sahabat yang
belum bisa melaksanakannya dengan benar. Ketika beliaududuk di masjid ada seorang
laki-laki masuk mesjid dan melaksanakan shlalat tahyatul masjid. Setelah shalat dia
menemui Rasulullah SAW dengan memberi salam, beliau pun menjawab salam laki-laki
tersebut dan bersabda, “ulangi shalat mu sesungguhnya engkau belum melaksanakan
shalat”. Lelaki tersebut kemudian mengulangi shalatnya kemudian memberisalam kepada
Nabi tetapi Nabi masih memerintahkannya untuk mengulang sampai 3x. hal ini
disebabkan karena kurangnya ilmu dari orang tersebut sehingga melakukan sholat belum
benar. setelah itu ia kembali menemui Rasul untuk minta di ajarkan shalat yang benar.
Lantas Nabi mengajarkannya. “ketika kamu berdiri akan shalat maka bertakbirlah,
kemudian bacalah bersamamu apa yang mudah dari pada Al-Qur’an.”

Al-Nawawi berpendapat bahwa yang mudah bersamamu adalah surat Al-Fatihah.


Setelah itu Rasul mengajarkan shalat yang benar yaitu rukuk disertai dengan thumakninah
kemudian I’tidal, sujud dan duduk diantara dua sujud.Metode pengajaran shalat yang
dilakukan oleh Nabi tersebut dapat disebutkan dengan metode drill karena seorang laki-
laki tersebut memperlihatkan secara langsung cara shalat yang benar menurutnya hingga
3x berturut-turut akan tetapi pellaksanaan shalat tersebut kurang benar dan kemudian di
luruskan oleh Rasul dengan cara di demontarasikan bagai mana shalat yang benar.

 Analisis tarbawiy

Metode drill adalah metode pembelajaran yang dilaksanakan oleh seorang guru atau
pendidik dengan cara melaksanakan pembelajaran dengan latihan dan pembiasaan. Hal
ini akan sangat mempengaruhi peserta didik. Hal ini agar peserta didik akan mudah
memahami pelajaran yang telahdi berikan oleh pendidik.

Selain itu ada beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari hadist ini diantaranya:
Ibadah itu hendaknya dikerjakan berdasarkan ilmu, Pengajaran ibadah yang
menggunakan praktek hendaknya di berikan dengan cara drill, yaitu dengan cara latihan
dan pembiasaan. Hal ini dibiasakan agar pesera didik lebih mudah memahami dan

14
menerapkan apa yang telah di ajarkan oleh pendidik.Metode ini baik gunakan pada mata
pelajaran yang bersifat praktik

B. Metode Asistensi

‫ت فلقلمماَلل ألللمممج فلقلمماَلل النِلبلمميَي‬ ‫يِ لقاَلل لحلدلثنِاَ ل لرمجةل لمسن بللنِي لعاَلممر أنلهم اسستلأسلذلن لعللىَ النِلبللي ل‬
‫صللىَ ا لعللسيِله لولسمملللم لوهممملوُ فلممي بلسيِمم م‬ ‫لعسن لر س‬
‫بل؛ ل‬
‫صللىَ ا لعللسيِله لولسلللم لللخاَلدلمله اسخمرسج إلللىَ هللذا فللعللسمهم اللسسلتئلذالن فلقمسل للهم قمسل اللسللمم لعللسيِمكسم ألألسد مخمل لفسلملعهم اللرمجمل فللقاَلل اللسللمم لعللسيِمكسم‬ ‫ل‬
‫ألألسدمخمل فلأ للذلن للهم النِلبليَي ل‬
(‫صللىَ ا لعللسيِله لولسلللم فللدلخلل )أخرجه أبوُ داود‬

 Terjemahan

Artinya: Dari Rib’y bin Hirasy berkata: “Seseorang dari Bani Amir menceritakan
kepada kami bahwa ia meminta izin untuk masuk ke rumah Nabi SAW, sedangkan
beliau berada di dalam rumah. Orang itu mengucucapkan “Bolehkah saya masuk?”
kemudian Rasulullah SAW bersabda pada pelayannya: “Keluarlah dan ajarkan
kepada orang itu tentang tata cara minta izin. Katakan kepadanya: “Ucapkanlah
assalamu’alaikum bolehkah saya masuk?” Orang itu mendengar apa yang
disabdakan beliau, maka ia mengucapkan: “Assalamu’alaikum bolehkah saya
masuk?” Kemudian Nabi SAW memberi izin kepadanya dan ia pun masuk.” (HR. Abu
Daud) (Gojali, 2013)

 Pembahasan

Hadits di atas menjelaskan adab masuk ke rumah orang lain. Nabi SAW tidak
mengizinkan seseorang masuk ke dalam rumahnya sebelum mengucapkan salam dan
meminta izin atau permisi. (Khon, 2014)

Metode penyampaian hadits di atas dalam konteks pendidikan adalah metode


asistensi, artinya pengajaran masuk ke rumah orang lain diberikan oleh asisten Nabi SAW
yakni pembantunya tidak langsung oleh Nabi SAW sendiri. Nabi SAW mengajarkan
kepada asistennya dan asisten mengajarkan kepada tamu yang ingin bertemu Nabi SAW
agar mengucapkan: “assalamu’alaikum (dan permisi) bolehkah saya masuk?”. Setelah itu
baru di izinkan masuk. Demikian kebijakan seorang guru yakni Rasulullah SAW ketika
melihat seseorang sahabat salah melakukan sesuatu langsung diluruskan dengan penuh
bijaksana, dalam hal ini cukup melalui orang lain karena dipandang melalui asisten lebih
layak.

15
Pendidikan yang dipetik dari hadits: (a) Adab masuk ke rumah orang lain
mengucapkan salam dan meminta izin. (b) Mengajarkan adab masuk ke rumah orang lain
bagi tamu yang belum paham tentang adab dalam Islam baik secara langsung maupun
tidak langsung. (c) Metode pengajaran asistensi sedangkan asisten mengajarkan muridnya
dengan metode demonstrasi dan eksperimen.

C. Metode Tanya Jawab

‫طلللع لعللسيِلنِاَ لرمجممةل لشمملدسيمد‬‫ت يلسوُلم إلسذ ل‬


‫صللىَ ام لعللسيِله لولسلللم لذا ل‬ ‫ بلسيِنِللماَ نلسجمن لعسنِلد لرمسسوُلل ال ل‬:‫ضلي ام لعسنِهم لقاَلل‬
‫ب لر ل‬ ‫لعسن معلملر سبمن اسللخ ل‬
‫طاَ ل‬
‫صممللىَ امم لعللسيِممله لولسمملللم‬ ‫ِ لولل يلسعلرفمهم لملنِاَ ألحةد لحتلممىَ لجللمم ل‬،‫ِ لل يملرىَ لعللسيِله أثلمر للسفللر‬،‫ب لشلديمد لسلوُالد اللشعلر‬
‫س إلللممىَ لنِلبلمملي ل‬ ‫ض اللشيِاَ ل ل‬
‫بلليِاَ ل‬
‫ السسممللمم‬:‫ِ فللقاَلل لرمسسوُمل ام لعسبه لولسلم‬،‫ ملياَ مملحلممد ألسخبلسرلني لعلن اللسسلللم‬:‫ضلع لكفلسيِله لعللىَ فللخلذسيله لوقاَ للل‬ ‫ِ لولو ل‬،‫فلأ لسسنِللد مرسكلبتسيِله إللىَ مرسكبلتلسيِله‬
‫ت إلللسيِممله‬ ‫ت إللن سسممتل ل‬
‫طسع ل‬ ‫ِ لوتلمحسج بلسيِ ل‬،‫ضاَلن‬ ‫ِ لوتل م‬،‫ِ لوتمسوُتللي اللزلكاَلة‬،‫صلللة‬
‫صسوُلم لرلم ل‬ ‫أللن تلئلهللد ألسن لل إلللهل إلل ا لوأسن مملحسممد لرمسسوُمل ل‬
‫ِ لوتمقلسيِلم ال س‬،‫ا‬
‫ ألسن تمممسؤلملن بلمماَ ل‬:‫ فلأ لسخبلسرنلسي لعلن السيلماَلن قلمماَلل‬:‫صلدقمهم لقاَلل‬
ِ،‫ِ لومرمسممللله‬،‫ِ لومكتمبلممله‬،‫ِ لولمللئَالكتلممله‬،‫ا‬ ‫ت لقاَلل فللعلجسبلنِاَللهم يلسسأ للمهم لويم ل‬
‫صلدسق ل‬
‫لسبلسيِلد لقاَلل ل‬
َ‫ لمما‬:‫ لفمأ لسخبلسرنلسي لعملن اللسماَلعلة لقماَلل‬:‫ت لقماَلل لفمأ لسخبلسرنلسي لعملن السحلسماَن لقماَلل‬ ‫صملدسق ل‬ ‫ِ لوتمسؤ لملن بلاَلقللدلر خسيِلرله لولشملرله لقماَلل ل‬،‫لواسليِلسوُلم اللخلر‬
‫ِ لوألسن تللرىَ المحلفاَةل المعمملراةل اللعاَللممةل لرلعمماَلء‬،َ‫ أسن تللللد اللمةم لربلتللها‬:‫ فلأ لسخبلسرنلسي لعسن أللماَ لراتللهاَ لقاَلل‬:‫اسللمسسمؤسومل لعسنِلهاَ بلأ لسعلللم لملن اللساَئَاللل لقاَلل‬
‫ لفمإ لنلهم‬:‫ امم لولرمسمسوُلمهم أسعللممم لقماَلل‬:‫ت‬ ‫يِ لملن اللساَئَالل؟ِ قمسلمم م‬
‫ِ ألتلسدلر س‬،‫ لياَمعلملر‬:َ‫ت لملل ليِاَ ثملم لقاَلل للى‬
‫ق فلبلسث م‬
‫طاَ لولمسوُلن فلسي اسلبمستليِاَلن ثملم السنِطلنِل ل‬
‫اللشاَلء يلتل ل‬
(‫لجسبلرسيمل أللتاَمكسم يملعللمممكسم لدسينِلمكسم )رواه مسلم‬

 Terjemahan

Artinya : Dari Umar bin Khattab r.a berkata : Pada suatu hari ketika kami ada
disamping rasul datanglah seorang lakilaki yang berpakaian sangat putih, berambut
hitam dan tidak diketahui dari arah mana diadatang dan tidak ada yang
mengenalnya di antara kami satupun , sehingga dia duduk mendekati nabidan
menyandarkan lututnya pada kedua lutut nabi dan meletakkan telapak tangannya di
atas kedua pahanya . lalu berkata hai Muhammad beritakan lah kepadaku tentang
islam, lalu rasul bersabda: “islam itu ,kamu bersaksi bahwa tidakada tuhan
kecualiallah, kamu menegakkan sholat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan
ramadhan, dan pergi haji ke baitullah , jika kamu mampu”. Lalu orang itu
berkata :”kamu benar”. Lalu ia berkata lagi “beritakan kepadaku tentang iman” .
lalu rasul bersabda: “kamu percaya kepada allah, malaikatnta, kitabnya, rasulnya,
hari akhirat, dan kamu percaya pada takdir baik dan buruknya”. Lalu orang itu
berkata “kamu benar”. Kemudian ia berkata lagi “beritakan kepadaku tentang
ihsan”. Lalu rasul bersabda “kamu menyembah allah seakan akan kamu melihatnya
dan jika kamu tidak dapat melihat, maka sesungguhnya allah melihatmu”. Orang itu
berkata lagi “beritakan kepada ku tentang kiamat” rasul berasabda “tidaklah orang
16
yang ditanya tentang kiamat lebih tau dari pada orang yang menanya” lalu ia
berkata lagi “beritakan kepadaku tanda tanda hari kiamat”. Lalu nabi bersabda
“diantara tanda tanda nya jika muncul budak yang melahirkan majikannya, dan
kamu melihat orang berjalan tanpa alas kaki, telanjang, miskin berlomba lomba
membangun berbagai bangunan”. Kemudian pergi lah orang itu ,maka diamlahaku
beberapa waktu. Kemudian nabi bersabda kepada ku “ hai umar taukah kamu siapa
yang bertanya itu?” saya menjawab “hanya allah dan rasul nya lah yang
mengetahui”. Nabi bersabda sesungguhnya dia adalah malaikat jibril datang
kepadamu untuk mengajarkan tentang agama kamu.

 Pembahasan

Hadist diatas mengajarkan kepada kita semua, tentang tiga perkara yaitu: iman islam
dan ihsan, serta tanda-tanda hari kiamat. Ketika jibril menjelma menjadi seorang manusia
para sahabat tidaklah mengetahui orang tersebut. Didalam hadist di sebutkan bahwa orang
tersebut duduk dengan cara menyandarkan kedua lututnya kepada lutut Nabi sembari
telapak tangannya di atas kedua paha, hal ini mencerminkan sikap duduk yang baik
dihadapan seseorang yang alim. ada beberapa materi pembelajaran yang dapat kita petik
dari hadist tersebut diantaranya:

a. Rasul menjelasakan apa itu Islam dan 5 perkara Islam yang wajib diketahui dan
dilakukan oleh orang-orang Islam
b. Rasul menjelaskan makna Iman serta rukun iman yang wajib di imanni oleh setiap
muslim
c. Ihsan Rasul menjelaskan bahwa ihsan adalah perbuatan ibadah yang dilakukan
seseorang seaka –akan Allah melihatnya maksudnya adalah agar ibadah yang kita
lakukan di kerjakan sebaik mungkin baik dalam segi bacaan maupun gerakan
d. Rasul menjelaskan tanda-tanda kiamat agar setiap manusia mempersiapkan dirinya
untuk menghadapi hari tersebut.

 Analisis tarbawi

Dari hadist diatas dapat kita pahami bahwa dalam memberikan pengajaran kepada peserta
didik Rosul menggunakan metode Tanya jawab untuk memberikan pengajaran kepada para
sahabat beliau. Ada beberapa pelajaran yang dapat dipetik dari hadist ini diantaranya:

17
‫‪a. Malaikat dapat berubah-ubah sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah‬‬
‫‪b. Adab seorang murid terhadap seorang yang alim hendaknya tawaddu’ dan bersikap‬‬
‫‪sopan santun dalam ucapan‬‬
‫‪c. Penyampaian agama yang dilakukan oleh malaikat jibril kepada rasul adalah‬‬
‫‪menggunakan metode Tanya jawab‬‬
‫‪d. Allah tidak memberitahu siapapun tentang perkara kiamat‬‬

‫‪D. Metode Drama‬‬

‫ت فللجلعمملل يلسحثممموُ لمممسن‬ ‫ضماَلن فلأ لتلمماَلني ا م‬


‫صلل ا لعللسيِممله لولسمملللم بللحسفمملظ لزلكماَلة لرلم ل‬‫ضلي ا لعسنِهم لقاَلل لولكللنِلسي لرسمسمل ا ل‬
‫لعسن أبلسي هملرسيلرةل لر ل‬
‫ي لعيِلمماَةل لوللممي لحاَلجممةة لشمملدسيلدةة قلمماَلل‬ ‫ك إلللىَ لرسمسلل ال ل‬
‫صللىَ ا لعللسيِله لولسلللم قللل إلنلسي ممسحتلمماَةج لولعللمم ل‬ ‫ت وال للسرفللعنِل ل‬ ‫الطللعاَلم فلأ للخسذتمهم لوقمسل م‬
‫ك اسللباَلرلحةل لقاَلل قمسل م‬
‫ت لياَلرمسسوُلل للمم لشمملكاَ لحاَلجممةد‬ ‫صللىَ ال لعللسيِله لولسلللم لياَ أللباَ هملرسيلرةل لماَ فللعاَلل أللسسيِمر ل‬
‫ت فللقاَلل النِلبليَي ل‬ ‫فللخللسيِ م‬
‫ت لعسنِهم لفأ س‬
‫صبلسح م‬
‫صلل ام لعللسيِممله لولسمملللم إلنلممهم‬ ‫ك لولسيِلمعوُمد فللعلرسف م‬
‫ت السنهم لسيِلمعسوُمد للقسوُلل لرمسوُلل ا ل‬ ‫لشلدسيلدةد لولعليِاَلد فللرلحسمتمهم فللخللسيِ م‬
‫ت لسبلسيِللهم لقاَلل اللماَ إلنلهم قلسد لكلذبل ل‬
‫صلل ل لعللسيِله لولسلللم لقاَلل لدسعنِلسي فلإ للني ممسحلتاَةج لولعلل ل‬
‫ي‬ ‫ك إلللىَ لرمسوُلل ا ل‬ ‫ت لللسرفللعنِل ل‬ ‫صسدتمهم فللجاَلء يلسحثمسوُ لمسن الطللعاَلم فلأ للخسذتمهم فلقمسل م‬‫لسيِلمعوُمد فللر ل‬
‫ك قمسلمم م‬
‫ت‬ ‫صللىَ ا لعللسيِله لولسلللم لياَ أ ل‬
‫ب اهملرسيمملرةل لممماَ فللعمماَلل ألسمميِمر ل‬ ‫ت لسبلسيِللهم فلأ ل س‬
‫صبلسح م‬
‫ت فللقاَلل للي لرمسسوُمل ال ل‬ ‫لعليِاَةل لل ألمعسوُمد فللرلحسمتمهم فللخللسيِ م‬
‫ث فلجمماَلء يلسحثمممسوُ لمممسن‬ ‫صممسدتمهم الثلمماَلل ل‬
‫ك لولسمميِمعسوُمد فللر ل‬ ‫لياَلرمسسوُلل ا لشكاَ لحاَلجةد لشلدسيلدةد لولعليِاَلد فللرسلحمتمهم فللخللسيِ م‬
‫ت لسلبيِللهم لقاَلل ألماَ إلنلهم قلممسد لكمملذبل ل‬
‫ت يلسنِفلمع ل‬
‫ك‬ ‫ك لكلللماَ م‬ ‫ك تلسزمعمم لل تل لمعمد ثملم تلمعسوُمد لقاَلل لدسعلنِي أملعللسم ل‬ ‫ت أنل ل‬ ‫ث ملرا م‬ ‫ك إلللىَ لرمسوُلل ا لوهللذا الخمر ثللل ل‬ ‫الطللعاَلم لفألخسذتمهم فلقمسل م‬
‫ت للسرفللعنِل ل‬
‫ك فلمماَسقلرسأ يلممةل‬
‫ت إلللممىَ فللرلشمم ل‬ ‫ك ا بللهاَ قمسل م‬
‫ت لماَ هملوُ قلمماَلل إللذا اللوسيمم ل‬ ‫ت يلسنِفلمع ل‬ ‫ك تلسزمعمم لل تلمعسوُمد ثملم تلمعوُمد لقاَلل لدسعلنِي أملعللسم ل‬
‫ك لكلللماَ م‬ ‫ت ألنل ل‬
‫ا لملرا م‬
‫صممبللح‬‫طاَةن لحتلممىَ تم س‬ ‫ك لمممسن المم لحماَفلظة لولل يلسقلربلنِلمم ل‬
‫ك لشممسيِ ل‬ ‫ك للسن يلمملزالل لعللسيِمم ل‬‫ت تلسختللم الليِلةل فلإ لسن ل‬ ‫اسلمكسرلسلي ا لل إلللهل إللل هملوُ اسللحيَي اسلقليَيِسوُ مم لح ل‬
‫ت لياَلرمسمملل المم لزلعمملم السنممهم يملعللممنِلممي‬ ‫ك اسللباَلرلحممةل قمسلمم م‬
‫صلل ا لعللسيِله لولسلللم لماَ فللعمملل اللسمميِمر ل‬ ‫ت فللقاَلل للي لرمسسوُمل ال ل‬ ‫صبلسح م‬ ‫ت لسبلسيِللهم لفأ س‬‫فللخلسلسيِ م‬
‫ليةل ا‬ ‫ك لفاَسقلرسأ الية المكسرسلي لمسن أللولللهاَ لحلتىَ تلسلخلم ا ل‬ ‫ت إللىَ فللرالش ل‬ ‫ت لقاَلل للي إللذا أللوسي ل‬ ‫ت لسبلسيِللهم لقاَلل لماَ لهليِاَ قمسل م‬‫ت يلسنِفلمعلن ا بللهاَ فللخللسيِ م‬ ‫لكلللماَ م‬
‫صممبللح لولكمماَمنوُا ألسحملر ل‬
‫ص لشمسيمء لعللمىَ‬ ‫طاَةن لحلتىَ تم س‬
‫ك لشسيِ ل‬ ‫لل إلللهل إللل هملوُ اسللحيَي اسلقليَيِسوُمم لولقاَلل للي للسن يللزالل لعللسيِ ل‬
‫ك لمسن ا لحاَ فلظة لولل يلسقلربل ل‬
‫ث للليِاَمل لياَأللبماَ هملرسيملرةل لقماَلل لل لقماَلل‬ ‫ب تلسعللمم لمسن تلملخاَلط م‬
‫ب ممسنِمذ ثللل ل‬ ‫ك لوهملوُ لكمذو ة‬ ‫صللىَ ا لعللسيِله لولسلللم أللماَ إلنلهم قلسد ل‬
‫صلدقل ل‬ ‫اسللخسيِلر فللقاَلل النِلبليَي ل‬
‫ك لشسيِطلةن )أخرجه البخاَريِ(‬
‫لذالل ل‬

‫‪ Terjemahan‬‬

‫‪Artinya : “Dari Abu hurairah r.a. berkata: Rasulullah SAW mewakilkan saya untuk‬‬
‫‪menjaga zakat pada bulan ramadhan, kemudian ada seorang datang dan mengambil‬‬
‫‪segenggam makanan maka orang itu saya tangkap dan saya berkata: “sungguh kamu‬‬
‫‪akan saya laporkan kepada Rasulullah SAW”,ia berkata:sungguh saya adalah orang‬‬
‫‪miskin dan saya mempunyai banyak tanggungan keluarga serta saya sangat‬‬
‫‪membutuhkan makanan .”maka saya lepaskan orang itu,pagi harinya Rasulullah SAW‬‬
‫‪bersabda:” wahai Abu hurairah apa yang diperbuat oleh tawanan mu tadi malam?”saya‬‬
‫‪menjawab:”wahai Rasulullah ia mengeluh sangat membutuhkan makanan sedangkan ia‬‬
‫‪18‬‬
mempunyai banyak tanggungan keluarga maka saya kasihan padanya lantas saya
lepaskan”. Beliau bersabda:”sesungguhnya ia berdusta kepadamu dan ia akan datang
lagi”.saya percaya ia akan datang lagi karena Rasulullah telah bersabda hal itu ,maka
saya awasi dia.kemudian orang itu datang lagi dan mengambil segenggam makanan.
Maka saya berkata:”sungguh kamu akan saya laporkan kepada Rasulullah SAW”.ia
menjawab :”maafkan saya,sesungguhnya saya adalah orang miskin dan mempunyai
banyak keluarga, saya tidak akan mengulanginya lagi”,saya pun merasa kasihan
kepadanya maka saya melepaskan .pagi harinya Rasulullah SAW bertanya kepada
saya :”wahai Abu hurairah apa yang diperbuat oleh tawananmu”.saya menjawab:”
wahai Rasulullah ia mengeluh sangat membutuhkan makanan sedangkan ia mempunyai
banyak keluarga maka saya merasa kasihan kepadanya lantas saya lepaskan”.beliau
bersabda:”sesungguhnya ia berdusta kepadamu dan ia akan kembali lagi”kemudian saya
jaga benar untuk ketiga kalinya. Tiba-tiba ia datang lagi dengan mengambil segemgam
makanan maka orang itu saya tangkap dan saya berkata :”sungguh kamu akan saya
laporkan kepada Rasulullah ini adalah perbuatan ketiga kalinya dimana kamu berjanji
tidak akan mengulangi tetapi ternyata kamu mengulangi lagi.ia berkata:”lepaskan saya,
pasti saya ajarkan beberapa kalimat yang mana allah memberi manfaat kepadamu
dengannya”.sayabertanya apakah kalimat itu? Ia berkata:”apabila engkau hendak tidur
maka bacalah ayat kursi yang berbunyi:”allahu la illaha illa huwal-hayyu al-qayyum..
sampai akhir ayat.maka kamu senantiasa mendapat perlindungan allah dan setan tidak
akan mendekat kepadamu sampai pagi. Kemudia ia saya lepaskan. Pagi harinya
Rasulullah datang bertanya kepada saya:”apa yang diperbuat oleh tawananmu tadi
malam?saya menjawab:”wahai Rasulullah,ia memberitahu kepada saya beberapa
kalimat yang mana allah memberi manfaat kepada saya denganya,maka saya
lepaskan.beliau bertanya:”kalimat-kalimat apa itu?saya menjawab:” ia berkata kepada
saya apabila kamu hendak tidur maka bacalah ayat kursi dari awal sampai akhir .dan ia
berkata pula kepada saya:niscaya allah selalu memberi perlindungan kepadamu dan
setan tidak akan datang kepadamu sampai pagi waktu pagi.”kemudian beliau
bersabda:”sesungguhnya ia berkata benar kepadamu walaupun ia pembohong.tahukah
kamu siapa yang datang kepadamu selama tiga malam itu Abu hurairah? Saya
menjawab:”tidak tahu”. Beliau bersabda:”itu adalah setan”. (HR.Al-Bukhori)

 Pembahasan

19
Metode drama juga salah satu metode yang digunakan oleh Rasulullah untuk memberidan
menyampaikan materi pembelajaran kepada para sahabat , dan dalam dunia pendidikan
saat ini metode drama bisa disebut menjadi slah satu media pembelajaran. Namun pada
kenyataan nya metode ini sangat jarang digunakan oleh tenaga pendidik padahal
menggunakan metode drama ini sangat dianjurkan oleh Rasulullah karena dapat membuat
suasana pembelajaran yang berbeda dan membangkitkan semangat anak didik dalam
belajar.

Daftar Pustaka

el-Qurtuby, U. (2012). Al-Qur'an Cordoba. Bandung: PT. Cordoba International Indonesia.

Gojali, N. (2013). Tafsir dan Hadis tentang Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Khon, A. M. (2014). Hadis Tarbaw. Jakarta: Kencana.

Mannan, M. A. (1993). Tafsir Al-Qur'a Tematis. jember: LP2SM "Gita Bahana".

Thorombomi, A. Y. (2013). Tafsir dan Hadis Tarbawi. Surabaya: IAIN SA Press.

20

Anda mungkin juga menyukai