Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AL-QURAN HADITS TARBAWI

AYAT-AYAT AL-QURAN YANG BERKAITAN DENGAN PROSES


BELAJAR MENGAJAR

Dosen Pengampu: Nihayati, S.Pd.I.,M.Pd.I.

Disusun Oleh :

KELOMPOK 4

 NIA MUTIARA (18040031)


 ANISA MELINIA (18040018)
 PUTRI AGENG MENTARI CL (18040033)
 DESTA FITRIYANI (18040030)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

TAHUN AKADEMIK 2018-2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena atas  segala
rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
untuk memenuhi tugas Al-Qur’an Hadist Tarbawi. Makalah ini dapat digunakan
sebagai wahana untuk menambah pengetahuan belajar, dan sebagai referensi
tambahan dalam belajar Materi ayat-ayat al-qur’an yang berkaitan dengan proses
belajar mengajar

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua yang telah membantu dalam
mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan makalah ini. Segala
upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil
apabila dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam
penyempurnaan Makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah pengetahuan
dan wawasan tentang ayat-ayat al-qur’an yang berkaitan dengan proses belajar
mengajar, Aamiin.

Pringsewu,02 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATAPENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat

BAB II PEMBAHAN

A. Pengertian dan Pentingnya Metode Pembelajaran


B. Ayat dan Hadis Tentang Metode Pembelajaran

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makhluk Allah yang diberi kewajiban dalam mencari ilmu adalah manusia.
Yang mana ilmu tersebut berguna untuk bekal kehidupannya di dunia maupun
diakhirat. Sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW:

َ ‫طَلَبُ ْال ِع ْل ِم فَ ِر ْي‬


‫ضةٌ َعلَى ُك ِّل ُم ْسلِ ٍم‬

“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.”[1]

Selain itu, dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11 yang


berbunyi:

ٍ ‫يَرْ فَ ِع هللاُ الَّ ِذينَ َءا َمنُوا ِمن ُك ْم َوالَّ ِذينَ ُأوتُوا ْال ِع ْل َم د ََر َجا‬
‫ت َوهللاُ بِ َما تَ ْع َملُونَ خَ بِي ُر‬

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-


orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (Q.s. al-Mujadalah :
11)[2]

Selanjutnya, setelah manusia memiliki ilmu pengetahuan mereka


berkewajiban untuknya mengamalkan/mengajarkan ilmu yang sudah mereka
peroleh.[3] Dalam mengamalkan atau mengajarkan ilmu tersebut, hendaknya
seorang guru memiliki wawasan tentang sistem pembelajaran. Salah satunya
yakni metode pembelajaran. Metode merupakan hal yang sangat penting
dalam proses belajar mengajar. Apabila dalam proses pendidikan tidak
menggunakan metode yang tepat maka harapan tercapainya tujuan pendidikan
akan sulit untuk diraih. Dalam al-Qur’an dan beberapa hadist juga
menganjurkan untuk menggunakan metode dalam proses pembelajaran.
Metode pembelajaran yang termuat dalam al-Quran pun memiliki banyak
1
macam. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas tentang metode-
metode pembelajaran yang terkandung dalam al-Quran dan Hadist.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Proses Belajar Mengajar yang Efektif?
2. Bagaimana Proses Belajar Mengajar Dalam Al-quran

C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Proses Belajar Mengajar yang Efektif
2. Untuk Mengetahui Proses Belajar Mengajar Dalam Al-quran

2
BAB II
PEMBAHASAN

Ayat Al-Qur’an Yang Berkaitan Dengan Proses Belajar Mengajar

A. Pengertian dan Pentingnya Metode Pembelajaran

Dalam bahasa Arab metode dikenal dengan istilah at-thariq (jalan-cara).[4]


Secara umum istilah “metode” adalah suatu cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar
tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Menurut J.R. David dalam
Teaching Strategies for College Class Room menyebutkan bahwa method ia a
way in achieving something (cara untuk mencapai sesuatu).[5] Artinya, metode
digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.

Sudjana berpendapat bahwa : "metode pembelajaran adalah cara yang digunakan


guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsung
pembelajaran".[6]

Dengan kata lain metode ini digunakan dalam konteks pendekatan secara
personil antara guru dengan siswa supaya siswa tertarik dan menyukai materi
yang diajarkan. suatu pelajaran tidak akan pernah berhasil jika tingkat antusias
siswanya berkurang.

Oleh karena itu, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang


peranan penting dalam keberhasilan suatu pendidikan. karena metode merupakan
pondasi awal untuk mencapai suatu tujuan pendidikan dan asas keberhasilan
sebuah pembelajaran. Sebaik apapun strategi yang dirancang namun metode
yang dipakai kurang tepat maka hasilnya pun akan kurang maksimal. Tetapi

3
apabila metode yang dipakai itu tepat maka hasilnya akan berdampak pada mutu
pendidikan yang baik.

B. Ayat dan Hadis tentang Metode Pembelajaran

1. Metode Pembelajaran dalam Surah an-Nahl ayat 125

َ َّ‫ك بِ ْل ِح ْك َم ْه َو ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة َو َجا ِد ْلهُ ْم بِالَّتِى ِه َي اَحْ َسنُ اَ َّن َرب‬
َ ‫ك هُ َو اَ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬
‫ض َّل ع َْن‬ ُ ‫اُ ْد‬
َ ِّ‫ع اِلَى َسبِ ْي ِل َرب‬
۱۲۵ : ‫» َسبِ ْيلِ ِه َوهُ َواَ ْعلَ ُم بِ ْل ُمهتَ ِد ْينَ «النحل‬

“(Wahai Nabi Muhmmad SAW) Serulah (semua manusia) kepada jalan (yang
ditunjukkan) Tuhan Pemelihara kamu dengan hikmah (dengan kata-kata bijak
sesuai dengan tingkat kepandaian mereka) dan pengajaran yang baik dan
bantalah mereka dengan (cara) yang terbaik. Sesungguhnya Tuhan pemelihara
kamu, Dialah yang lebih mengetahui (tentang siapa yang tersesat dari jalan-
Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk).”[7]

Dari surah an-Nahl ini tercantum 3 metode pembelajaran, diantaranya:

a. Metode Hikmah

Kata hikmah (‫ )حكمة‬dalam tafsir al-Misbah berarti “yang paling utama dari segala
sesuatu, baik pengetahuan maupun berbuatan”.[8] Dalam bahasa Arab al-hikmah
bermakna kebijaksanaan dan uraian yang benar. Dengan kata lain al-hikmah
adalah mengajak kepada jalan Allah dengan cara keadilan dan kebijaksanaan,
selalu mempertimbangkan berbagai faktor dalam proses belajar mengajar, baik
faktor subjek, obyek, sarana, media dan lingkungan pengajaran. Pertimbangan
pemilihan metode dengan memperhatikan peserta didik diperlukan kearifan agar
tujuan pembelajaran tercapai dengan maksimal. Selain itu dalam penyampaian

4
materi maupun bimbingan terhadap peserta didik hendaknya dilakakuan dengan
cara yang baik yaitu dengan lemah lembut, tutur kata yang baik, serta dengan
cara yang bijak.[9]

Imam Al-Qurtubi menafsirkan al-hikmah dengan “kalimat yang lemah lembut”.


Beliau menulis dalam tafsirnya :

ٍ ‫ف َولَي ٍِّن ُدوْ نَ ُمخَ ا َشنَ ٍة َوتَ ْعنِي‬


‫ْف‬ ُّ َ‫َوَأ ْم ُرهُ َأ ْن يَ ْد ُع َو ِإلَى ِد ْي ِن هللاِ َو َّشرْ ِع ِه بِتَل‬
ٍ ‫ط‬

“Nabi diperintahkan untuk mengajak umat manusia kepada “dinnullah” dan


syariatnya dengan lemah lembut tidak dengan sikap bermusuhan.”

Hal ini berlaku kepada kaum muslimin seterusnya sebagai pedoman


pembelajaran dan pengajaran. Hal ini diinspirasikan dari ayat Al-Qur’an dengan
kalimat “qaulan layinan”. Allah berfirman :

)۶۶ :‫فَقُواَل لَهُ قَوْ اًل لَيِّنًا لَ َعلَّهُ يَتَ َذ َّك ُر َأوْ يَ ْخ َشى (طه‬

“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah


lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut”. (taha:44)[10]

Proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancar manakala ada
interaksi yang kondusif antara guru dan peserta didik. Komunikasi yang arif dan
bijaksana memberikan kesan mendalam kepada para siswa sehingga “teacher
oriented” akan berubah menjadi “student oriented”. Guru yang bijaksana akan
selalu memberikan peluang dan kesempatan kapada siswanya untuk berkembang.
[11]

b. Metode Nasihat/Pengajaran Yang Baik (Mauizhah Hasanah)

Mauidzah hasanah terdiri dari dua kata “al-Mauizhah dan Hasanah”. al-
Mauizhah (‫ )الموعظة‬terambil dari kata (‫ )وعظ‬wa’azha yang berarti nasihat

5
sedangkan hasanah (‫ )حسنة‬yang berarti baik. Maka jika digabungkan Mauizhah
hasanah bermakna nasihat yang baik.[12]

Dalam hal ini, Allah SWT berfirman:

۱۰ : ۵۷« ‫»يَااَيُّهَاالنَّاسُ قَ ْد َجا َء ْت ُك ْم َموْ ِعظَةٌ ِم ْن َربِّ ُك ْم َو ِشفَا ٌء لِ َما فِى الصُّ ُدوْ ِر َوهُدًى َو َرحْ َمةٌ لِ ْل ُمْؤ ِمنِي َ™ْن‬

“Hai segenap manusia, telah datang kepada kalian mauizhah dari pendidikanmu,
penyembuh bagi penyakit yang bersemayam di dalam dada, petunjuk dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman.” (QS. 10:57)[13]

c. Metode Diskusi (jidal)

Kata jadilhum (‫ )جادلهم‬berasal dari kata jidal (‫ )جدال‬yang bermakna diskusi.[14]


Metode diskusi yang dimaksud dalam al-Qur’an ini adalah diskusi yang
dilaksanakan dengan tata cara yang baik dan sopan. Yang mana tujuan dari
metode ini ialah untuk lebih memantapkan pengertian dan sikap pengetahuan
mereka terhadap suatu masalah.

Definisi diskusi itu sendiri yaitu cara penyampaian bahan pelajaran dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membicarakan, menganalisa guna
mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai
alternative pemecahan masalah. Dalam kajian metode mengajar disebut metode
“hiwar” (dialog). Diskusi memberikan peluang sebesar-besarnya kepada para
siswa untuk mengeksplor pengetahuan yang dimilikinya kemudian dipadukan
dengan pendapat siswa lain. Satu sisi mendewasakan pemikiran, menghormati
pendapat orang lain, sadar bahwa ada pendapat di luar pendapatnya dan di sisi
lain siswa merasa dihargai sebagai individu yang memiliki potensi, kemampuan
dan bakat bawaannya.[15]

6
Dengan demikian para pendidik dapat mengetahui keberhasilan kreativitas
peserta didiknya, atau untuk mengetahui siapa diantara para peserta didiknya
yang berhasil atau gagal. Dalam Allah SWT berfirman:

۱٦ : ۱۲۵« َ‫ض َّل ع َْن َسبِ ْيلِ ِه َوهُ َواَ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِد ْين‬
َ ‫ك هُ َواَ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬
َ َّ‫»اِ َّن َرب‬

“Sungguh pendidikmu lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalannya
dan mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. 16:125).[16]

2. Metode Teladan/Meniru

Manusia banyak belajar dengan cara meniru. Dari kecil ia sudah meniru
kebiasaan atau tingkah laku kedua orang tua dan saudara-saudaranya. Misalnya,
ia mulai belajar bahasa dengan berusaha meniru kata-kata yang diucapkan
saudaranya berulang-ulang kali dihadapannya.

Begitu juga dalam hal berjalan ia berusaha meniru cara menegakkan tubuh dan
menggerakkan kedua kaki yang dilakukan orang tua dan saudara-saudaranya.
Demikianlah manusia belajar banyak kebiasaan dan tingkah laku lewat peniruan
kebiasaan maupun tingkah laku keluarganya.

Al-Qur’an sendiri telah mengemukakan contoh bagaimana manusia belajar


melalui metode teladan/meniru. Ini dikemukakan dalam kisah pembunuhan yang
dilakukan Qabil terhadap saudaranya Habil. Bagaimana ia tidak tahu cara
memperlakukan mayat saudaranya itu. Maka Allah memerintahkan seekor
burung gagak untuk menggali tanah guna menguburkan bangkai seekor gagak
lain. Kemudian Qabil meniru perilaku burung gagak itu untuk mengubur mayat
saudaranya Habil.[17]

Allah berfirman dalam QS. Al-Maidah ayat 31:

7
‫ت اَ ْن اَ ْن اَ ُكوْ نَ ِم ْث َل‬
ُ ‫اريْ َسوْ َءةَاَ ِخ ْي ِه قلى قَ َل ي َو ْيلَتى اَ َع َج ْز‬ ِ ْ‫ث فِى ااْل َر‬
ِ ‫ض لِي ُِريَهُ َك ْيفَ يُ َو‬ ُ ‫ث هللاُ ُغ َرابًايَّ ْب َح‬
َ ‫فَبَ َع‬
َ‫ي َسوْ َءةَاَ ِخيْجفَاَصْ بَ َح ِمنَ النّ ِد ِم ْين‬ َ ‫ار‬ ِ ‫ه َذا ْال ُغ َرا‬
ِ ‫ب فَا ُ َو‬

“Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk


memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat
saudaranya. Berkata Qabil: “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu
berbuat seperti burung gagak ini. Lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku
ini?”. Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal.”[18]

Melihat tabiat manusia yang cenderung untuk meniru dan belajar banyak dari
tingkah lakunya lewat peniruan. Maka, teladan yang baik sangat penting artinya
dalam pendidikan dan pengajaran. Nabi Muhammad SAW. sendiri menjadi suri
tauladan bagi para sahabatnya, dari beliau mereka belajar bagaimana mereka
melaksanakan berbagai ibadah.

3. Metode Ceramah

Metode ini merupakan metode yang sering digunakan dalam menyampaikan atau
mengajak orang mengikuti ajaran yang telah ditentukan. Metode ceramah sering
disandingkan dengan kata khutbah. Dalam al-Qur’an sendiri kata tersebut
diulang sembilan kali. Bahkan ada yang berpendapat metode ceramah ini dekat
dengan kata tablih, yaitu menyampaikan sesuatu ajaran. Pada hakikatnya kedua
arti tersebut memiliki makna yang sama yakni menyampaikan suatu ajaran.[21]

Pada masa lalu hingga sekarang metode selalu kita jumpai dalam setiap
pembelajaran. Akan tetapi bedanya terkadang metode ini di campur dengan
metode lain. Dalam sebuah Hadist Nabi SAW bersabda :

ْ‫ض َي اهللاُ َع ْنهُ َما َأنَ النَّبِ َي صلى اهللا علىه وسلم قال "بَلِّ ُغوْ ا َعنِّ ْي َولَو‬ ِ ‫اص َر‬ِ ‫َوع َْن َع ْب ِد اهللاِ ْب ِن ُع َم َر َو ْب ِن ْال َع‬
‫ْأ‬
))‫ار (( رواه البخاري‬ ِ َّ‫ي ُمتَ َع ِّمدًا فَ ْلیَتَبَ َّو َم ْق َع َدهُ ِمنَ الن‬ َ ‫ َو َم ْن َك َّذ‬،‫آیَةً َو َح ِّدثُوْ ا ع َْن بَنِ ْي ِإ ْس َراِئ ْی َل َواَل َح َر َج‬
َّ َ‫ب َعل‬

8
"Sampaikanlah apa yang datang dariku walaupun satu ayat, dan ceritakanlah apa
yang kamu dengar dari Bani Isra’il, dan hal itu tidak ada Salahnya, dan barang
siapa berdusta atas namaku maka bersiap-siaplah untuk menempati tempatnya
dineraka". (HR. Bukhori.)[22]

Hal ini juga berkenaan dengan firman Allah SWT :

‫االقُرْ اٽنَ َواِ ْن‬ْ ‫ص بِ َمآ اَوْ َح ْينَآ اَلَ ْيكَ ه َذ‬ َ َ‫ك اَحْ َسنَ ْالق‬
ِ ‫ص‬ َ ‫اِنَّآ اَ ْن َز ْلنهُ قُرْ اَٽنًا ع ََربِيًّا لَّ َعلَّ ُك ْم تَ ْعقِلُوْ نَ ۞ نَحْ نُ نَقُضُّ َعلَ ْي‬
َ‫ت ِم ْن قَ ْبلِه لَ ِمنَ ْالغفِلِ ْين‬
ُ ‫ُك ْن‬

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab,


agar kamu memahaminya. Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik
dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum
(kami mewahyukan) nya adalah Termasuk orang-orang yang belum
mengetahui”.(Q.S. Yusuf/12:2-3)[23]

Ayat di atas menerangkan, bahwa Tuhan menurunkan Al-Qur’an dengan


memakai bahasa Arab kepada Nabi Muhammad SAW. Dan Nabi menyampaikan
kepada para sahabat dengan jalan cerita dan ceramah. Metode ceramah masih
merupakan metode mengajar yang masih dominan dipakai, khususnya di
sekolah-sekolah tradisional.

4. Metode Pengalaman Praktis/Trial and Eror dan Metode Berpikir

9
Seseorang yang hidup tidak akan luput dari sesuatu yang bernama problem,
bahkan manusia juga dapat belajar dari problem tersebut, sehingga memiliki
pengalaman praktis dari permasalahannya. Situasi-situasi baru yang belum
diketahuinya mengajak manusia berfikir bagaimana menghadapi dan bagaimana
harus bertindak. Dalam situasi demikian, manusia memberikan respons yang
beraneka ragam. Kadang mereka keliru dalam menghadapinya, tetapi kadang
juga tepat.

Dengan demikian manusia belajar lewat “Trial and Error”, (belajar dari mencoba
dan membuat salah) memberikan respons terhadap situasi-situasi baru dan
mencari jalan keluar dari problem yang dihadapinya.[24]

Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya memberikan dorongan kepada manusia untuk


mengadakan pengamatan dan memikirkan tanda-tanda kekuasaan Allah di alam
semesta. Dalam Q.S. al-Ankabut : 20 Allah berfirman:

َ ‫ضرُوا َك ْيفَ بَ َدَأ ْالخ َْل‬


‫ق ثُ َّم هللاُ يُ ْن ِشُئ النَّ ْشأةَ اَآْل ِخ َرةَ ِإ َّن هللاَ َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍءقَ ِد ْي ٌر‬ ِ ْ‫قَل ِس ْيرُوا فِى اَأْلر‬
ُ ‫ض فَ ْن‬

Katakanlah: “Berjalanlah di (muka) bumi. Maka perhatikanlah bagaimana Allah


menciptakan (manusia) dari permulaannya. Kemudian Allah menjadikannya
sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

BAB III

10
PENUTUP

A. SIMPULAN

Metode merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar.
Apabila dalam proses pendidikan tidak menggunakan metode yang tepat maka
harapan tercapainya tujuan pendidikan akan sulit untuk diraih. Dalam al-
Qur’an dan beberapa hadist juga menganjurkan untuk menggunakan metode
dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang termuat dalam al-
Quran pun memiliki banyak macam diantaranya:

1. Metode Pembelajaran dalam Surah an-Nahl ayat 125. Dari surah an-Nahl
ini tercantum 3 metode pembelajaran, diantaranya:

a). metode hikmah (bijaksana),

b). metode nasihat/pengajaran yang baik (mauizhah hasanah)

c). metode diskusi (jidal)

2. metode teladan/meniru

3. metode ceramah

4. metode pengalaman praktis/trial and eror dan metode berpikir

B. SARAN

Melalui makalah ini penulis mengharapkan agar pembaca dapat mengetahui


dan memahami Ayat-ayat al-quran dalam proses belajar mengajar. Dan
pembaca juga dapat mengambil manfaat dari makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

11
Ad-Dimasyqi, Al-Imam Abul Isma’il Ibnu Kasir. Tafsir Ibnu Kasir; Juz 4 al-Hijr 2
S.D an-Nahl 128. Bandung: Sinar BaruAlgensindo. 2003.

Al-Mahalli, Imam Jalaluddin dan As-Suyuti, Imam Jalaluddin. Terjemahan Tafsir


Jalalain Berikut Asbabun Nuzul; jilid 1. Bandung: Sinar Baru Algesindo. 2011.

el-Qurtuby, Usman. Al-Qur’an Cordoba. Bandung: PT Cordoba Internasional


Indonesia. 2012.

https://areksumberjati.wordpress.com/2015/01/01/hadits-bukhari-936-956-bab-witir-
dan-shalat-istisqa/, diakses 8 Mei 2016.

Khon, Abdul Majid. Hadis Tarbawi; Hadis-Hadis Pendidikan. Jakarta: Kencana.


2014.

12

Anda mungkin juga menyukai