Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena atas segala
rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
untuk memenuhi tugas Al-Qur’an Hadist Tarbawi. Makalah ini dapat digunakan
sebagai wahana untuk menambah pengetahuan belajar, dan sebagai referensi
tambahan dalam belajar Materi ayat-ayat al-qur’an yang berkaitan dengan proses
belajar mengajar
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua yang telah membantu dalam
mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan makalah ini. Segala
upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil
apabila dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam
penyempurnaan Makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah pengetahuan
dan wawasan tentang ayat-ayat al-qur’an yang berkaitan dengan proses belajar
mengajar, Aamiin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATAPENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II PEMBAHAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makhluk Allah yang diberi kewajiban dalam mencari ilmu adalah manusia.
Yang mana ilmu tersebut berguna untuk bekal kehidupannya di dunia maupun
diakhirat. Sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW:
ٍ يَرْ فَ ِع هللاُ الَّ ِذينَ َءا َمنُوا ِمن ُك ْم َوالَّ ِذينَ ُأوتُوا ْال ِع ْل َم د ََر َجا
ت َوهللاُ بِ َما تَ ْع َملُونَ خَ بِي ُر
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Proses Belajar Mengajar yang Efektif?
2. Bagaimana Proses Belajar Mengajar Dalam Al-quran
C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Proses Belajar Mengajar yang Efektif
2. Untuk Mengetahui Proses Belajar Mengajar Dalam Al-quran
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan kata lain metode ini digunakan dalam konteks pendekatan secara
personil antara guru dengan siswa supaya siswa tertarik dan menyukai materi
yang diajarkan. suatu pelajaran tidak akan pernah berhasil jika tingkat antusias
siswanya berkurang.
3
apabila metode yang dipakai itu tepat maka hasilnya akan berdampak pada mutu
pendidikan yang baik.
َ َّك بِ ْل ِح ْك َم ْه َو ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة َو َجا ِد ْلهُ ْم بِالَّتِى ِه َي اَحْ َسنُ اَ َّن َرب
َ ك هُ َو اَ ْعلَ ُم بِ َم ْن
ض َّل ع َْن ُ اُ ْد
َ ِّع اِلَى َسبِ ْي ِل َرب
۱۲۵ : » َسبِ ْيلِ ِه َوهُ َواَ ْعلَ ُم بِ ْل ُمهتَ ِد ْينَ «النحل
“(Wahai Nabi Muhmmad SAW) Serulah (semua manusia) kepada jalan (yang
ditunjukkan) Tuhan Pemelihara kamu dengan hikmah (dengan kata-kata bijak
sesuai dengan tingkat kepandaian mereka) dan pengajaran yang baik dan
bantalah mereka dengan (cara) yang terbaik. Sesungguhnya Tuhan pemelihara
kamu, Dialah yang lebih mengetahui (tentang siapa yang tersesat dari jalan-
Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk).”[7]
a. Metode Hikmah
Kata hikmah ( )حكمةdalam tafsir al-Misbah berarti “yang paling utama dari segala
sesuatu, baik pengetahuan maupun berbuatan”.[8] Dalam bahasa Arab al-hikmah
bermakna kebijaksanaan dan uraian yang benar. Dengan kata lain al-hikmah
adalah mengajak kepada jalan Allah dengan cara keadilan dan kebijaksanaan,
selalu mempertimbangkan berbagai faktor dalam proses belajar mengajar, baik
faktor subjek, obyek, sarana, media dan lingkungan pengajaran. Pertimbangan
pemilihan metode dengan memperhatikan peserta didik diperlukan kearifan agar
tujuan pembelajaran tercapai dengan maksimal. Selain itu dalam penyampaian
4
materi maupun bimbingan terhadap peserta didik hendaknya dilakakuan dengan
cara yang baik yaitu dengan lemah lembut, tutur kata yang baik, serta dengan
cara yang bijak.[9]
)۶۶ :فَقُواَل لَهُ قَوْ اًل لَيِّنًا لَ َعلَّهُ يَتَ َذ َّك ُر َأوْ يَ ْخ َشى (طه
Proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancar manakala ada
interaksi yang kondusif antara guru dan peserta didik. Komunikasi yang arif dan
bijaksana memberikan kesan mendalam kepada para siswa sehingga “teacher
oriented” akan berubah menjadi “student oriented”. Guru yang bijaksana akan
selalu memberikan peluang dan kesempatan kapada siswanya untuk berkembang.
[11]
Mauidzah hasanah terdiri dari dua kata “al-Mauizhah dan Hasanah”. al-
Mauizhah ( )الموعظةterambil dari kata ( )وعظwa’azha yang berarti nasihat
5
sedangkan hasanah ( )حسنةyang berarti baik. Maka jika digabungkan Mauizhah
hasanah bermakna nasihat yang baik.[12]
۱۰ : ۵۷« »يَااَيُّهَاالنَّاسُ قَ ْد َجا َء ْت ُك ْم َموْ ِعظَةٌ ِم ْن َربِّ ُك ْم َو ِشفَا ٌء لِ َما فِى الصُّ ُدوْ ِر َوهُدًى َو َرحْ َمةٌ لِ ْل ُمْؤ ِمنِي َ™ْن
“Hai segenap manusia, telah datang kepada kalian mauizhah dari pendidikanmu,
penyembuh bagi penyakit yang bersemayam di dalam dada, petunjuk dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman.” (QS. 10:57)[13]
Definisi diskusi itu sendiri yaitu cara penyampaian bahan pelajaran dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membicarakan, menganalisa guna
mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai
alternative pemecahan masalah. Dalam kajian metode mengajar disebut metode
“hiwar” (dialog). Diskusi memberikan peluang sebesar-besarnya kepada para
siswa untuk mengeksplor pengetahuan yang dimilikinya kemudian dipadukan
dengan pendapat siswa lain. Satu sisi mendewasakan pemikiran, menghormati
pendapat orang lain, sadar bahwa ada pendapat di luar pendapatnya dan di sisi
lain siswa merasa dihargai sebagai individu yang memiliki potensi, kemampuan
dan bakat bawaannya.[15]
6
Dengan demikian para pendidik dapat mengetahui keberhasilan kreativitas
peserta didiknya, atau untuk mengetahui siapa diantara para peserta didiknya
yang berhasil atau gagal. Dalam Allah SWT berfirman:
۱٦ : ۱۲۵« َض َّل ع َْن َسبِ ْيلِ ِه َوهُ َواَ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِد ْين
َ ك هُ َواَ ْعلَ ُم بِ َم ْن
َ َّ»اِ َّن َرب
“Sungguh pendidikmu lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalannya
dan mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. 16:125).[16]
2. Metode Teladan/Meniru
Manusia banyak belajar dengan cara meniru. Dari kecil ia sudah meniru
kebiasaan atau tingkah laku kedua orang tua dan saudara-saudaranya. Misalnya,
ia mulai belajar bahasa dengan berusaha meniru kata-kata yang diucapkan
saudaranya berulang-ulang kali dihadapannya.
Begitu juga dalam hal berjalan ia berusaha meniru cara menegakkan tubuh dan
menggerakkan kedua kaki yang dilakukan orang tua dan saudara-saudaranya.
Demikianlah manusia belajar banyak kebiasaan dan tingkah laku lewat peniruan
kebiasaan maupun tingkah laku keluarganya.
7
ت اَ ْن اَ ْن اَ ُكوْ نَ ِم ْث َل
ُ اريْ َسوْ َءةَاَ ِخ ْي ِه قلى قَ َل ي َو ْيلَتى اَ َع َج ْز ِ ْث فِى ااْل َر
ِ ض لِي ُِريَهُ َك ْيفَ يُ َو ُ ث هللاُ ُغ َرابًايَّ ْب َح
َ فَبَ َع
َي َسوْ َءةَاَ ِخيْجفَاَصْ بَ َح ِمنَ النّ ِد ِم ْين َ ار ِ ه َذا ْال ُغ َرا
ِ ب فَا ُ َو
Melihat tabiat manusia yang cenderung untuk meniru dan belajar banyak dari
tingkah lakunya lewat peniruan. Maka, teladan yang baik sangat penting artinya
dalam pendidikan dan pengajaran. Nabi Muhammad SAW. sendiri menjadi suri
tauladan bagi para sahabatnya, dari beliau mereka belajar bagaimana mereka
melaksanakan berbagai ibadah.
3. Metode Ceramah
Metode ini merupakan metode yang sering digunakan dalam menyampaikan atau
mengajak orang mengikuti ajaran yang telah ditentukan. Metode ceramah sering
disandingkan dengan kata khutbah. Dalam al-Qur’an sendiri kata tersebut
diulang sembilan kali. Bahkan ada yang berpendapat metode ceramah ini dekat
dengan kata tablih, yaitu menyampaikan sesuatu ajaran. Pada hakikatnya kedua
arti tersebut memiliki makna yang sama yakni menyampaikan suatu ajaran.[21]
Pada masa lalu hingga sekarang metode selalu kita jumpai dalam setiap
pembelajaran. Akan tetapi bedanya terkadang metode ini di campur dengan
metode lain. Dalam sebuah Hadist Nabi SAW bersabda :
ْض َي اهللاُ َع ْنهُ َما َأنَ النَّبِ َي صلى اهللا علىه وسلم قال "بَلِّ ُغوْ ا َعنِّ ْي َولَو ِ اص َرِ َوع َْن َع ْب ِد اهللاِ ْب ِن ُع َم َر َو ْب ِن ْال َع
ْأ
))ار (( رواه البخاري ِ َّي ُمتَ َع ِّمدًا فَ ْلیَتَبَ َّو َم ْق َع َدهُ ِمنَ الن َ َو َم ْن َك َّذ،آیَةً َو َح ِّدثُوْ ا ع َْن بَنِ ْي ِإ ْس َراِئ ْی َل َواَل َح َر َج
َّ َب َعل
8
"Sampaikanlah apa yang datang dariku walaupun satu ayat, dan ceritakanlah apa
yang kamu dengar dari Bani Isra’il, dan hal itu tidak ada Salahnya, dan barang
siapa berdusta atas namaku maka bersiap-siaplah untuk menempati tempatnya
dineraka". (HR. Bukhori.)[22]
االقُرْ اٽنَ َواِ ْنْ ص بِ َمآ اَوْ َح ْينَآ اَلَ ْيكَ ه َذ َ َك اَحْ َسنَ ْالق
ِ ص َ اِنَّآ اَ ْن َز ْلنهُ قُرْ اَٽنًا ع ََربِيًّا لَّ َعلَّ ُك ْم تَ ْعقِلُوْ نَ ۞ نَحْ نُ نَقُضُّ َعلَ ْي
َت ِم ْن قَ ْبلِه لَ ِمنَ ْالغفِلِ ْين
ُ ُك ْن
9
Seseorang yang hidup tidak akan luput dari sesuatu yang bernama problem,
bahkan manusia juga dapat belajar dari problem tersebut, sehingga memiliki
pengalaman praktis dari permasalahannya. Situasi-situasi baru yang belum
diketahuinya mengajak manusia berfikir bagaimana menghadapi dan bagaimana
harus bertindak. Dalam situasi demikian, manusia memberikan respons yang
beraneka ragam. Kadang mereka keliru dalam menghadapinya, tetapi kadang
juga tepat.
Dengan demikian manusia belajar lewat “Trial and Error”, (belajar dari mencoba
dan membuat salah) memberikan respons terhadap situasi-situasi baru dan
mencari jalan keluar dari problem yang dihadapinya.[24]
BAB III
10
PENUTUP
A. SIMPULAN
Metode merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar.
Apabila dalam proses pendidikan tidak menggunakan metode yang tepat maka
harapan tercapainya tujuan pendidikan akan sulit untuk diraih. Dalam al-
Qur’an dan beberapa hadist juga menganjurkan untuk menggunakan metode
dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang termuat dalam al-
Quran pun memiliki banyak macam diantaranya:
1. Metode Pembelajaran dalam Surah an-Nahl ayat 125. Dari surah an-Nahl
ini tercantum 3 metode pembelajaran, diantaranya:
2. metode teladan/meniru
3. metode ceramah
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
11
Ad-Dimasyqi, Al-Imam Abul Isma’il Ibnu Kasir. Tafsir Ibnu Kasir; Juz 4 al-Hijr 2
S.D an-Nahl 128. Bandung: Sinar BaruAlgensindo. 2003.
https://areksumberjati.wordpress.com/2015/01/01/hadits-bukhari-936-956-bab-witir-
dan-shalat-istisqa/, diakses 8 Mei 2016.
12