Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Islam merupakan hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan
umat Islam. Pendidikan merupakan unsur terpenting bagi manusia untuk
meningkatkan kadar keimanannya terhadap Allah SWT, karena orang semakin
banyak mengerti tentang dasar-dasar Ilmu Pendidikan Islam maka
kemungkinan besar mereka akan lebih tau dan lebih mengerti akan terciptanya
seorang hamba yang beriman. Ada suatu konsep yang membenarkan bahwa
pendidikan itu berlagsung seumur hidup dan hal ini didukung dengan adanya
potensi dalam diri manusia itu sendiri. Pendidikan bukan hanya sebagai
pewarisan budaya, tetapi suatu kebutuhan bagi manusia.
Manusia hidup dalam dunia ini tanpa mengenal tentang dasar-dasar Ilmu
Pendidikan Islam, maka jelas bagi mereka sulit untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT, apa lagi menjadi hamba yang beriman. Dalam islam,
pendidikan merupakan misi awal Nabi Muhammad saw.
Dari ilustrasi tersebut, dapat diberikan definisi bahwa kita perlu
mempelajari suatu hal yang lebih dalam tentang pendidikan islam. Namun
banyak orang yang belum mengerti apa saja yang menjadi dasar-dasar Ilmu
Pendidikan Islam.Oleh sebab itu, dalam makalah ini akan ada pembahasan
mengenai dasar-dasar pendidikan berdasarkanal-Quran dan al-Hadits.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Dasar Pendidikan?
2. Bagaimana Al-Quran sebagai Dasar Pendidikan?
3. Bagaimana Al-Hadits sebagai Dasar Pendidikan?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian Dasar Pendidikan
2. Menjelaskan Al-Quran sebagai Dasar Pendidikan
3. Menjelaskan Al-Hadist sebagai Dasar Pendidikan
BAB II

1
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dasar Pendidikan
Dasar pendidikan adalah pondasi atau landasan yang kokoh bagi setiap
masyarakat untuk dapat melakukan perubahan sikap dan tata laku dengan cara
berlatih dan belajar dan tidak terbatas pada lingkungan sekolah, sehingga
meskipun sudah selesai sekolah akan tetap belajar apa-apa yang tidak ditemui
di sekolah. Hal ini lebih penting dikedepankan supaya tidak menjadi
masyarakat berpendidikan yang tidak punya dasar pendidikan sehingga tidak
mencapai kesempurnaan hidup. Apabila kesempurnaan hidup tidak tercapai
berarti pendidikan belum membuahkan hasil yang menggembirakan.
Landasan merupakan dasar atau fondasi tempat berpijak yang baik dalam
setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai suatu
tujuan, Fungsi dari landasan atau dasar pendidikan adalah sebagai fondasi
yang akan mengokohkan berdirinya suatu bangunan. Sehingga dengan
demikian, usaha kegiatan tersebut benar-benar mempunyai dasar keteguhan
dan keyakinan dalam mencapai tujuan.

B. Al-Qur’an Sebagai Dasar Pendidikan


Al-Qur’an adalah sumber agama Islam pertama dan utama. Al-Qur’an
yang menjadi sumber nilai dan norma umat Islam itu terbagi dalam 30 juz
(bagian),114 surah (surat:bab) lebih dari 6000 ayat, 74.499 kata atau 325.345
huruf (ataulebih tepatdikatakan 325.345 suku kata kalau dilihat dari sudut
pandang bahasa Indonesia).
Tidak diragukan lagi, Al-Qur’an sebagai dasar pendidikan pertama, di
dalamnya berisi firman-firman Allah SWT yang disampaikan melalui
Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw. Al-Qur’an sebagai petunjuk
umat manusia dalam rangka mengatur hidup dan kehidupannya, dan sebagai
petunjuk tidak menjadikannya sebagai satu-satunya alternatif bagi manusia
tetapi menempatkannya sebagai motivator agar manusia dapat berpacu secara
positif dalam kehidupannya. Kebenaran Al-Qur’an tidak dapat diragukan lagi,
terutama sebagai petunjuk bagi orang yang bertaqwa. Al-Qur’an di dalamnya
terkandung ajaran pokok yang prinsip, yaitu menyangkut bidang aqidah yang

2
harus diyakini dan menyangkut dengan amal yang disebut syari’ah. Dalam Al-
Qur’an itu terdapat banyak bidang ilmu sehingga melahirkan banyak ilmuan
muslim di berbagai bidang, seperti Ibnu Sina di bidang filsafat dan
kedokteran, Al-Faraby di bidang filsafat, kedokteran, dan musi, Ibnu Khaldun
di bidang historiografi dan sosiologi.
Di dalam Al-Qur’an banyak dijelaskan ajaran-ajaran yang berkenaan
dengan dasar pendidikan,dan kita akan membagi menjadi 5 aspek
diantaranya :
1. Tujuan Belajar

ِ ‫ َو َماخَ لَ ْقتُ ْال ِجنَّ َوا ِالن َسإِاللِيَ ْعبُد‬  


‫ُون‬
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku"
Dari surah adz-Dzariyat ayat 56 diatas telah dijelaskan tujuan pendidikan
mengarah kepada pembentukan manusia yang berperikehidupan takwa kepada
Tuhan Yang Maha Kuasa, sesuai dengan keindahan, kesempurnaan dan
ketinggian derajatnya, menguasai dan memelihara alam dan tempat tinggalnya,
dan terpenuhi hak-hak asasinya.Dengan belajar, manusia mengetahui apa yang
harus ditinggalkan dan apa yang harus dikerjakan.
َ ‫َو ِم ْنهُ ْم َم ْن يَقُوْ ُل َربَّنَآ َءاتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ْاألَ ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ‬
) 201 : 2 / ‫اب النَّار ( البقرة‬
Artinya :
            Dan diantara mereka ada yang berdo`a, “ Ya Tuhan kami, berilah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab
neraka.”
Dari surah al-baqarah ayat 201 diatas dijelaskan bahwa tujuan belajar yaitu
memberikan kebaikan tidak hanya di duniasaja melainkan di akhirat juga.
Kebaikan di dunia mencakup masalah duniawi, jugaseperti ilmu yang bermanfaat,
rizki yang melimpah dan sebagainya. Sedangkan kebaikan akhirat tidak lain yaitu
masuk surga dimana tempat yang paling indah, dimudahkan perhitungan amalnya
serta urusan akhirat lainnya.

2. Bahan Ajar

3
Q.S Al-Baqarah ayat 115
‫ق َو ْال َم ْغ ِربُ ۚ فَأ َ ْينَ َما تُ َولُّوا فَثَ َّم َوجْ هُ هَّللا ِ ۚ إِ َّن هَّللا َ َوا ِس ٌع َعلِي ٌم‬
ُ ‫َوهَّلِل ِ ْال َم ْش ِر‬
Artinya :
“Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap
di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha
Mengetahui. “

Yang di tekankan pada ayat ini yaitu lafadz ُ‫ق َو ْال َم ْغ ِرب‬
ُ ‫ۚ وهَّلِل ِ ْال َم ْش ِر‬
َ yang
maknanya seluruh jagad raya ini kepemilikan Allah yaitu arah timur dan barat.
Maksudnya bahan yang diajarkan disini semua yang ada di jagad raya ini.

3. Metode Pembelajaran
Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun agar mencapai tujuan
yang optimal.

‫ضلَّ َع ْن َسبِ ْيلِ ِه َوه َُواَ ْعلَ ُمبِ ْل ُمهتَ ِدي َ†ْن «النحل‬
َ ‫اُ ْد ُعاِلَى َسبِ ْيلِ َربِّ َكبِ ْل ِح ْك َم ْه َو ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة َو َجا ِد ْلهُ ْمبِالَّتِى ِهيَاَحْ َسنُاَنَّ َربَّ َكهُ َواَ ْعلَ ُمبِ َم ْن‬
»۱۲۵  :
“(Wahai Nabi Muhmmad SAW) Serulah (semua manusia) kepada jalan (yang
ditunjukkan) Tuhan Pemelihara kamu dengan hikmah (dengan kata-kata bijak
sesuai dengan tingkat kepandaian mereka) dan pengajaran yang baik dan bantalah
mereka dengan (cara) yang terbaik. Sesungguhnya Tuhan pemelihara kamu,
Dialah yang lebih mengetahui (tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk).”
Dari surah an-Nahl ayat 125 diatas terdapat 3 metode pembelajaran, diantaranya
a. Metode Hikmahْ‫بِ ْل ِح ْك َمه‬
Hikmah disini diartikan bijaksana, kearifan ataupun lembah lembut.
Dalam proses pembelajaran penyampaian guru terhadap siswanya
harus dengan bijaksana, kearifan, dan lemah lembut. Tidak lain
bertujuan agar komunikasi yang disampaikan oleh guru bisa
memberikan kesan yang mendalam bagi siswanya. Dan guru yang

4
bijaksana akan selalu memberikan peluang bagi siswanya untuk
berkembang.
b. Metode Nasihat/ Pengajaran Yang Baik ‫ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة‬
Dalam pembelajaran nasihat yang baik juga sangat diperlukan, agar
siswa bisa menerima dengan baik dan bisa juga untuk motivasi
menjadi lebih baik lagi bagi siswanya.
c. Metode Diskusi‫َجا ِد ْلهُ ْم‬
Diskusi dilaksanakan dengan tata cara yang baik dan sopan. Yang
mana bertujuan untuk lebih memahani satu sama lain dan sikap
pengetahuan terhadap suatu masalah. Disini siswa diberi kesempatan
untuk menganalisis, berbicara, serta mengutarakan pendapatnya
untuk memecahkan suatu masalah. Siswa juga belajar memahami
dan menghormati pendapat orang lain. Dengan metode inilah guru
mengetahui kreativitas peserta didiknya.

ْ ‫ك ه† َذ‬
‫االقُرْ اٽنَ َواِ ْن‬ َ †‫ص بِ َم††آ اَوْ َح ْينَ††آ اَلَ ْي‬ َ َ‫نَحْ نُ نَقُضُّ َعلَ ْيكَ اَحْ َس†نَ ْالق‬ ۞  َ‫اِنَّآ اَ ْن َز ْلنهُ قُرْ اَٽنًا َع َربِيًّا لَّ َعلَّ ُك ْم تَ ْعقِلُوْ ن‬
ِ †‫ص‬
َ‫ت ِم ْن قَ ْبلِه لَ ِمنَ ْالغفِلِ ْين‬ ُ ‫ُك ْن‬
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab,
agar kamu memahaminya. Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik
dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum
(kami mewahyukan) nya adalah Termasuk orang-orang yang belum mengetahui”.
(Q.S. Yusuf/12:2-3)
Ayat di atas menerangkan, bahwa Tuhan menurunkan Al-Qur’an dengan memakai
bahasa Arab kepada Nabi Muhammad SAW. Dan Nabi menyampaikan kepada
para sahabat dengan jalan cerita dan ceramah. Metode ceramah masih merupakan
metode mengajar yang masih dominan dipakai, khususnya di sekolah-sekolah
tradisional.
4. Media Pembelajaran

Al-Baqarah ayat 76
َ‫ضقَالُواأَتُ َح ِّدثُونَهُ ْمبِ َمافَتَ َحاللَّهُ َعلَ ْي ُك ْملِيُ َحاجُّ و ُك ْمبِ ِه ِع ْن َد َربِّ ُك ۚ ْمأَفَاَل تَ ْعقِلُون‬ ُ ‫َوإِ َذالَقُواالَّ ِذينَآ َمنُواقَالُواآ َمنَّا َوإِ َذاخَاَل بَ ْع‬
ٍ ‫ضهُ ْمإِلَ ٰىبَ ْع‬

5
Artinya: "Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman,
mereka berkata: "Kamipun telah beriman," tetapi apabila mereka berada sesama
mereka saja, lalu mereka berkata: "Apakah kamu menceritakan kepada mereka
(orang-orang mukmin) apa yang telah diterangkan Allah kepadamu, supaya
dengan demikian mereka dapat mengalahkan hujjahmu di hadapan Tuhanmu;
tidakkah kamu mengerti?"
Dari kata kerja “bacalah, menjelaskan, dan ceritakan”, di atas tentunya

akan menimbulkan bunyi atau suara sehingga dapat dipahami apa isi yang
disampaikan, dan mungkin juga terdapat guru yang menyampaikan bahan

pembelajaran dengan hanya membacakan buku/kitab yang dijadikan rujukan


dalam suatu pembelajaran. Namun yang lebih ditekankan dari kata baca,
menjelaskan, dan ceritakan adalah timbulnya suara yang dapat menyampaikan

bahan pembelajaran.
Dalam perkembangan selanjutnya media audio dikembangkan dengan
berbagai alat audio, seperti:
a) Radio; merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk
mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa

kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan baru, masalah-masalah


kehidupan dan sebagainya. Radio dapat digunakan sebagai media
pembelajaran yang cukup efektif.
b) Kaset-audio; yang dibahas di sini khusus kaset audio yang sering digunakan
di sekolah.
Hubungan media audio ini dengan tujuan pembelajaran pendidikan

agama Islam sangat erat. Dari sisi kognitif media audio ini dapat dipergunakan
untuk mengajarkan berbagai aturan dan prinsip, dari segi afektif media audio
ini dapat menciptakan suasana pembelajaran, dan segi psikomotor media audio
ini untuk mengajarkan media keterampilan verbal. Sebagai media yang bersifat

6
auditif, maka media ini berhubungan erat dengan radio, alat perekam pita

magnetik, piringan hitam, atau mungkin laboratorium bahasa.

5. Evaluasi

Al-Baqarah ayat 31
َ ‫ىال َماَل ئِ َك ِةفَقَاأَل َ ْنبِئُونِيبِأ َ ْس َما ِءهَؤُاَل ِءإِ ْن ُك ْنتُ ْم‬
َ‫صا ِدقِين‬ ْ َ‫ضهُ ْم َعل‬
َ ‫و َعلَّ َمآ َ َد َماأْل َ ْس َما َء ُكلَّهَاثُ َّم َع َر‬ 
َ
Artinya :
"Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman : 'Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang
benar!'"

َ ‫فَقَاأَل َ ْنبِئُونِيبِأ َ ْس َما ِءهَؤُاَل ِءإِ ْن ُك ْنتُ ْم‬  “lalu Allah berfirman : "Sebutkanlah
Akhir ayat 31  َ‫صا ِدقِين‬
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang
benar!". 
Maksud akhir ayat ini menurut Ibnu Abbas adalah Allah berfirman kepada para
malaikat : Sebutkanlah nama-nama benda yang telah Aku perlihatkan kepada
kalian, wahai para malaikat yang mempertanyakan.
Kandungan ayat tersebut adalah evaluasi dalam bentuk dialog atau tes lisan yang
membutuhkan pengembangan dalam jawaban. Hal tersebut untuk menguji
kemampuan seseorang terhadap ilmu yang telah dipelajari serta untuk mengetahui
apakah dapat menjawab dan menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan.

C. Al-Hadits Sebagai Dasar Pendidikan


Al-Hadits adalah segala ucapan Nabi, perbuatan beliau, segala taqrir
(pengakuan atau ketetapan) beliau, dan segala keadaan beliau. Hadits juga
merupakan sumber kedua agama dan ajaran Islam. Apa yang disebutkan dalam
Al-Quran dijelaskan atau dirinci lebih lanjut oleh Rasulullah dengan sunnah

7
beliau. Karena itu, sunnah Rasul yang kini terdapat dalamAl-Hadits merupakan
penafsiran serta penjelasan otentik (sah,dapat dipercaya sepenuhnya). Di dalam
As Sunnah juga berisi ajaran tentang aqidah dan akhlak seperti Al Qur’an yang
berkaitan dengan masalah pendidikan. As Sunnah berisi petunjuk (tuntunan)
untuk kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat
manusia seutuhnya. Dan yang lebih penting lagi dalam As Sunnah bahwa
dalamnya terdapat cerminan tingkah laku dan kepribadian Rasulullah saw yang
merupakan tauladan dan edukatif bagi manusia.
Ada tiga peranan al-Hadits disamping al-Quran sebagai sumber agama dan
ajaran islam. Pertama, menegaskan lebih lanjut ketentuan yang terdapat di dalam
al-Quran. Misalnya, mengenai shalat. Di dalam al-Quran ada ketentuan mengenai
shalat.ketentuan itu ditegaskan lagi pelaksanaannya. Dengan demikian ajaran
yang telah ada dalam al-Quran , namun perlu ditegaskan lebih lanjut oleh
Nabi.Kedua, sebagai penjelasan isi al-Quran. Dengan mengikuti contoh diatas,
misalnya mengenai shalat. Di dalam al-Quran Allah memerintahkan manusia
mendirikan shalat. Namun, di dalam kitab suci itu tidak dijelaskan banyaknya
rakaat,cara,rukun dan syarat mendirikan shalat. Ketiga, menambahkan atau
mengembangkan sesuatu yang tidak ada atau samar-samar ketentuannya di dalam
al-Quran. Contohnya adalah larangan Nabi mempermadu (mengawini sekaligus
atau mengawini pada waktu bersamaan) seorang perempuan dengan bibinya.
Sesudah al-Quran, kitab al-Hadits yang memuat sunnah Nabi adalah
sumber petunjuk paling berharga yang dimiliki umat islam, keduanya adalah mata
air seluruh kegiatan dan pikiran Islam. Keduanya merupakan sumber agama dan
ajaran islam.Seperti sabda nabi :
‫َاب هللاِ َو ُسنَّةَ َرسُوْ لِ ِه‬ ِ َ‫ت فِ ْي ُك ْم أَ ْم َر ْي ِن لَ ْن ت‬
َ ‫ ِكت‬: ‫ضلُّوْ ا َما تَ َم َّس ْكتُ ْم بِ ِه َما‬ ُ ‫تَ َر ْك‬
Artinya :
“Aku tinggalkan kepadamu dua perkara yang tidak akan menyesatkanmu, selama
kamu masih berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitabullah dan sunnah
rasulullah” (H.R. Malik Bin Anas)
Ada banyak hadist yang berkenaan dengan dasar pendidikan, dan kita akan
membagi menjadi lima aspek pula diantaranya :
1. Tujuan Belajar

8
‫ك طَ ِريقًا يَ ْلتَ ِمسُ فِي ِه ِع ْل ًما َسهَّ َل هَّللا ُ لَهُ بِ ِه طَ ِريقًا إِلَى ْال َجنَّ ِة‬
َ َ‫َو َم ْن َسل‬
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan
baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)
Dari hadits diatas sudah jelas bahwa barang siapa yang mencari ilmu, maka akan
di mudahkan jalan menuju surga oleh Allah. Sebab mencari ilmu bisa mendaptkan
hidayah dan hidayah tersebutlah yang bisa mengatarkan jalan menuju surga.
Dengan mencari ilmu kita bisa mengetahui ilmu ilmu lainnya yang bisa juga
mengantarkan kita jalan menuju surga pula.

‫ق (رواه‬ َ ‫ت أِل ُتَ ِّم َم‬


ِ ‫صالِ َحاأْل َ ْخاَل‬ ُ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم إِنَّ َما بُ ِع ْث‬
َ ِ ‫ح ع َْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ قَا َل قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬ َ ‫ع َْن أَبِي‬
ٍ ِ‫صال‬
)‫أحمد‬
Artinya : Hadis dari Abu Shalih dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Hanya saja aku diutus untuk
menyempurnakan akhlaq yang baik.“ (H.R. Ahmad).
Dari hadits diatas tujuan pendidikan kembali pada misi nabi Muhammad SAW.
Yaitu tidak untuk menjadikan setiap orang beragama islam akan tetapi
untuk menyempurnakan menyempurnakan akhlak yang baik.

2. Bahan Ajar

 Pendidikan Akidah
َ‫صلَّى هَّللا ِ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اَ َّذنَ فِى أُ ُذ ِن ْال َح َس ِن ْب ِن َعلِ ِّى ِح ْين‬ ُ ‫ع َْن ُعبَ ْي ِدهَّللا ِ† ْب ِن أَبِ ْي َرافِ ٍع ع َْن اَبِ ْي ِه قَا َل َراَي‬
َ ِ ‫ْت َرسُوْ َل هَّللا‬
) ‫صالَ ِةز( روه ابو داود‬ َّ ‫َولَ َد ْتهُ فَا ِط َمةُ بِا ل‬
Abdullah bin abi Rafi’ berkata : Aku melihat rosulullah  adzan
ditelinganya hasan bin ali seperti adzan ketika sholat ketika fatimah
melahirkannya.(HR. Abu Daud) (hadis ini lemah).
Hadits tersebut menjelaskan bahwa hikmah adzan dan iqamah di
kumandangkan saat bayi lahir bertujuan agar suara yang pertama kali di dengar
oleh bayi tersebut seruan yang mengandung makna keagungan Allah dan
syahadat. Dan pendidikan akidah inilah proses pembinaan pemantapan
kepercayaan dalam diri seseorang. Pembinaan aqidah sudah mulai ditanamkan
sejak kecil agar tertanam dalam setiap individu.

9
 Pendidikan Ibadah

َّ ‫صلَّى هَّللا ِ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ُمرُوْ ا أَوْ الَ َد ُك ْم بِال‬


‫صالَ ِة َوهُ ْم‬ َ ِ ‫ب ع َْن اَبِ ْي ِه ع َْن َج ِّد ِه قَا َل قَا َل َرسُوْ ُل هَّللا‬
ٍ ‫ع َْن َع ْم ِرو بْنُ ُش َع ْي‬
) ‫ضا ِج ِع ( روه ابو داود‬ َ ‫ َس ْب َع ِسنَ ْينَ َواضْ ِربُهُ ْم َعلَ ْيهَا َوهُ ْم أَ ْبنَا ُء َع ْش ٍر َوفَ ِّرقُوابَ ْينَهُ ْم فِ ْي ال َم‬  ‫أَ ْبنَا ُء‬
Dari Umar bin syu’aib berkata, Rasulullah Saw bersabda : “Perintahkanlah
kepada anak-anak kalian untuk sholat ketika  berumur 7 tahun, dan pukullah
mereka ketika mereka berumur 10 tahun bila mereka enggan menunaikannya, dan
pisahkanlah mereka dari ranjang-ranjangnya”. (Abu Daud)
Dari hadist diatas sudah jelas tentang perinth salat atau pendidikan ibadah
diberikan sejak dini sehingga ketika usia baligh maka mereka dapat
mengamalkannya.
Pendidikan ibadah yang dimaksud di sini adalah proses pengajaran, pelatihan dan
bimbingan dalam pengamalan ibadah khusus.

3. Metode Pembelajaran
َ‫ك ثُ َّم أُ ُّمكَ ثُ َّم أَبُوْ ك‬
َ ‫ك ثُ َّم أُ ُّم‬
َ ‫اس بِ ُح ْس ِن الصُّ حْ بَ ِة ؟ قَا َل أُ ُّم‬ ُّ ‫ال َر ُج ٌل يَا َرسُوْ ُل هَّللا ِ َم ْن أَ َح‬
ِ َّ‫ق الن‬ َ َ‫ع َْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ ق‬
َ َ‫ال ق‬
َ ‫ك أَ ْدنَا‬
)‫ك (رواه مسلم‬ َ ‫ثُ َّم أَ ْدنَا‬
Dari Abu Hurairah r.a Berkata : ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasul. Ya
Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak saya hormati? Beliau menjawab :
“Ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu, kemudian ayahmu, kemudian yang
lebih dekat dan yang lebih dekat dengan kamu (HR. Muslim)
Dari hadits tersebut Rasulullah menggunakan metode tanya jawab sebagai
starategi pembelajarannya. Rasulullah sering menjawab pertanyaan dari sahabat
ataupun sesebaliknya. Metode tanya jawab ini merupakan metode pembelajaran
yang komunikasi antara pendidik dan peserta didik secara langsung sehingga
akan menimbulkan timbal balik anatara keduanya. Dan metode ini membantu
pendidik untuk mengetahui sejauh mana peserta didik memahami apa yang telah
di jelaskan oleh pendidik.

10
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َكافِ ُل اليَتِي ِْم لَهُ أَوْ لِ َغي ِْر ِه أَنَا َوهُ َو َكهَاتَي ِْن فِي‬
‫الجنَّ ِة‬ َ ِ ‫ع َْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ قَا َل قَا َل َرسُوْ ُل هَّللا‬
)‫ك بِال َّسبَّابَ ِة َوال ُو ْسطَى (رواه مسلم‬ ٌ ِ‫َوأَ َشا َر َمال‬
Dari Abu Hurairah r.a , Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : orang yang
menanggung hidup anak yatim atau yang lainnya, maka saya ( Nabi) dan dia
seperti ini di dalam syurga dan Imam Malikmengisyaratkan seperti jari telenjuk
dan tengah (HR. Imam Muslim)
Pada hadist diatas menerangkan tentang hubungan kedekatan Rasulullah dengan
orang yang memelihara anak yatim. Rasulullah SAW mendemonstrasikan juga
dengan jari beliau. Beliau menerangkan kepada para sahabat bahwa kedudukan
beliau dengan orang yang memelihara anak yatim di surga begitu dekat, seperti
kedekatan jari tengah dan jari telunjuk.
Dalam dunia pendidikan sekarang ini, para pendidik dianjurkan untuk bisa
meneladani Rasulullah SAW dalam menjelaskan pelajaran dengan menggunakan
alat peraga dalam metode pengajarannnya. Metode peraga yang dapat diindrai,
khususnya penglihatan dan pendengaran dengan baik diluar maupun didalam
kelas. Metode demonstrasi  adalah metode pembelajaran yang menggunakan
peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau bagaimana memperlihatkan
sesuatu kepada peserta didik. Metode demonstrasi ini dilakukan bertujuan agar
pesan yang disampaikan oleh pendidik dapat dipahami dengan baik dan benar
oleh peserta didik.
4. Media Pembelajaran

َّ ‫ال‬ ‫ َو َذ َك َر‬ ‫ ْال ِم ْنبَ ِر‬ ‫ َعلَى‬ ‫ َوه َُو‬ ‫ال‬


 َ‫ص َدقَة‬ َ  ِ ‫هَّللا‬ ‫ َرسُو َل‬ ‫أَ َّن‬ ‫ َع ْنهُ َما‬ ُ ‫هَّللا‬ ‫ض َي‬
َ َ‫ق‬ ‫ َو َسلَّ َم‬ ‫ َعلَ ْي ِه‬ ُ ‫هَّللا‬ ‫صلَّى‬ ِ ‫ َر‬ ‫ ُع َم َر‬ ‫ ْب ِن‬ ِ ‫هَّللا‬ ‫ َع ْب ِد‬ ‫ع َْن‬
‫و‬ ‫البخارى‬ ‫رواه‬ .ُ‫السَّائِلَة‬ ‫ ِه َي‬ ‫ َوال ُّس ْفلَى‬ ُ‫ ْال ُم ْنفِقَة‬ ‫ ِه َي‬ ‫ ْالع ُْليَا‬ ‫فَ ْاليَ ُد‬ ‫ال ُّس ْفلَى‬ ‫ ْاليَ ِد‬ ‫ ِم ْن‬ ‫ َخ ْي ٌر‬ ‫ ْالع ُْليَا‬ ‫ ْاليَ ُد‬ َ‫ َو ْال َمسْأَلَة‬  َ‫َوالتَّ َعفُّف‬
‫مسلم‬
'Abdullah bin 'Umar radhiallahu 'anhuma meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallal
lahu'alaihiwasallam bersabda ketika berada di atas mimbar, di antaranya Beliau m
enyebut tentang shadaqah dan masalah tangan yang di atas lebih baik dari pada ta
ngan yang di bawah. Tangan yang di atas adalah yang memberi (mengeluarkan inf
aq) sedangkan tangan yang di bawah adalah yang meminta".

11
Nabi selalu menggunakan mimbar tempat menyampaikan khotbah maupun tempat
pembelajaran berlangsung. Mimbar adalah salah satu alat sarana penting dalam
pembelajaran pada saat itu.Namun, di dunia pendidikan modern seperti sekarang
ini, sekalipun tidak ada mimbar di setiap kelas, namun prinsipnya sama yakni ada
tempat duduk guru pada posisi yang mudah dilihat, mudah disaksikan dan mudah
didengar suara guru. Mimbar salah satu alat pendidikan seperti halnya kursi, meja,
bangku dan papn tulis. Semua itu diperlukan demi menunjang kelangsungan
proses pembelajaran.

‫†††††††ربِي ٍْع ْبنِ ُخثَيْم‬


َ ‫ َع ْن‬،‫ َع ْن ُم ْن††††††† ِذ ٍر‬،‫ َح††††††† َّدثَنِيأَبِ ْي‬:‫ َع ْن ُس††††††† ْفيَانَقَا َل‬،‫ أَ ْخبَ َرنَايَحْ يَى ْبنُ َس††††††† ِع ْي ٍد‬:‫ض††††††† ِل‬ ْ َ‫َاص َدقَةُ ْبنُ ْالف‬
َ ‫َح َّدثَن‬
‫ارجًا ِم ْنه‬ ِ ‫يال َو َس†††††††††† ِط َخ‬ ْ ِ‫ َوخَ طًّخَطًّاف‬،‫صلَّىاللهُ َعلَ ْي ِه َو َس††††††††††لَّ َم َخطًّا ُم َربَّعًا‬ َ ُّ‫ خَ طَّالنَّبِي‬:‫ال‬ َ َ‫ض††††††††††يَاللهُ َع ْنهُق‬ ِ ‫ َع ْن َع ْب ِدالله َر‬،ٍ
‫ قَ ْدأَ َحاطَبِ ِه‬: ْ‫ أَو‬- ‫وهَ َذاأَ َجلُهُ ُم ِحيْطٌبِ ِه‬، َ ُ‫ (هَ َذااإْل ِ ْن َسان‬:‫ َوقَا َل‬،‫يال َو َس ِط‬ ْ ِ‫يال َو َس ِط ِم ْن َجانِبِ ِهالَّ ِذ ْيف‬
ْ ِ‫اصغَارًاإِلَىهَ َذاالَّ ِذيف‬
ِ ً‫ َو َخطَّ ُخطُط‬،ُ
.)‫ َوإِ ْنأ َ ْخطَأَهُهَ َذانَهَ َش††††هُهَ َذا‬،‫فَإ ِ ْنأ َ ْخطَأَهُهَ َذانَهَ َش††††هُهَ َذا‬، ُ‫الص††††غَا ُراأْل َ ْع َراض‬
ِّ ُ‫ َوهَ ِذ ِه ْال ُخطَط‬،ُ‫ارجُأ َ ْملُ††††ه‬
ِ ‫ َوهَ َذاالَّ ِذ ْيهُ َو َخ‬-
)‫(رواهالبخاري‬ 
Terjemah :
“Telah menceritakan pada kami Sodaqoh bin Fadhil, telah memberikan kabar
kepadaku Yahya bin Sa’id dari Sofyan, beliau bersabda: Telah menceritakan
kepadaku bapak ku dari Mundzir dari Robi’ bin Khusein dan Abdullah R.A,
Beliau bersabda: Nabi SAW pernah membuat garis (gambar) persegi empat dan
membuat suatu garis lagi di tengah-tengah sampai keluar dari batas(persegi
empat), kemudian beliau membuat banyak garis kecil yang mengarah ke garis
tengah dari sisi-sisi garis tepi, lalu beliau bersabda: Beginilah gambaran manusia.
Garis persegi empat ini adalah ajal yang pasti bakal menimpanya, sedang garis
yang keluar ini adalah angan-angannya, dan garis-garis kecil ini adalah berbagai
cobaan dan musibah yang siap menghadangnya. Jika ia terbebas dari cobaan yang
satu, pasti akan tertimpa  cobaan lainnya,jika ia terbebas dari cobaan yang satunya
lagi, pasti akan tertimpa cobaan lainnya lagi.” (HR.Imam Bukhori). 
Hadits ini menunjukan kepada kita betapa Rasulullah saw. seorang pendidik yang
sangat memahami metode yang baik dalam menyampaikan pengetahuan kepada
manusia, beliau menggunakan media gambar untuk menjelaskan suatu informasi
melalui agar lebih mudah dipahami dan diserap oleh akal dan jiwa.
5. Evaluasi

12
‫ص َّل هللاُ َعلَ ْي ِه‬ َ َ‫ ق‬,‫ال‬
َ ِ‫ال َرسُوْ َل هللا‬ ِ ‫ ع َْن َع ْب ِدهللاِ ْب ِن ِد ْين‬,‫ َح َّدثَنَااِ ْس َما ِع ْي ُل ْب ِن َج ْعفَ ِر‬,ُ‫َح َّد ثَنَا قُتَ ْيبَة‬
َ َ‫ ع َْن اِ ْب ِن ُع َم َرق‬,‫َار‬
,‫ ف َح َدثُوْ نِ ْي َما ِه َي؟ فو قع النساس في شجرةالبواد‬,‫ َواِنِهَّا ِم ْث ُل ْال ُم ْسلِ ُم‬,‫جر َش َج َرةُالَيَ ْسقِطُ َو َرقَهَا‬ َ ‫"إِ َّن َم ْن َش‬,‫َو َسلَّ َم‬
".‫هي النخلة‬,‫"قال‬.‫"حد ثنا ما هي يا رسول هللا‬,‫ ثم قالوا‬.‫فا ستحييتز‬,‫ووقع في نفسي أنها النخلة‬,‫ عبدهللا‬,‫قال‬
)‫(رواه البخاري‬     

Artinya : Menceritakan kepada kami Qutaibat, menceritakan kepada kami Isma’il


ibn Ja’far, dari Abdullah ibn Dinar, dari ibn Umar, ia berkata, Rasulullah SAW
bersabda, “sesungguhnya diantara pepohonan ada satu pohon yang tidak jatuh ke
tanah(secara berguguran). Pohon itu bagaikan seorang muslim. Jelaskanlah
kepadaku pohon apakah itu?” orang-orang mengatakan pohon itu terdapat di
pedalaman, Abdullah berkata, ‘Dalam benakku terbetik pikiran bahwa pohon yang
dimaksud  adalah pohon kurma. Akan tetapi aku malu menajwabnya.”orang-orang
berkata,”beritahukanlah kepada kami, pohon apakah itu Rasulullah?” Beliau
menjawab, “pohon kurma.” (H.R Bukhari).
Dari hadits tersebut bahwa Rasulullah telah menguji para sahabat tentang suatu
masalah dengan menyodorkan sebuah pertanyaan, hal ini bisa dijadikanevaluasi
dalam proses pembelajarannya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dasar-dasar pendidikan islam adalah suatu landasan atau fondasi bagaimana
suatu pendidikan itu bisa berdiri baik dan kuat. Pendidikan Islam harus
mengunakan Al Qur’an sebagai sumber utama dalam merumuskan beberapa teori
tentang pendidikan islam. Semua bidang pendidikan selalu berlandaskan pada
ayat-ayat al-Quran. Sedangkan, Al-Hadits adalah sumber kedua agama dan ajaran
Islam. Apa yang disebutkan dalam Al-Quran dijelaskan atau dirinci lebih lanjut
oleh Rasulullah dengan sunah beliau, dan yang lebih penting lagi dalam As
Sunnah bahwa dalamnya terdapat cerminan tingkah laku dan kepribadian

13
Rasulullah saw yang merupakan tauladan dan edukatif bagi manusia. Al-Hadits
sebagai dasar pendidikan islam tidak terlepas dari fungsi itu sendiri terhadap al-
qur’an, fungsi as-sunnah terhadap al-qur’an adalah sangat penting.
B. Saran
Hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
pembelajaran bagi pembaca. Dan makalah ini bisa bermanfaat bagi banyak pihak,
utamanya bagi penyusun dan pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Daradjat,Zakiah.2008.Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta:Bumi Aksara


Munardji.2004.Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bina Ilmu
Fauziyah, Lilis,dkk.2009. Kebenaran Al-Quran dan Hadis.Solo:PT Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri
https://www.academia.edu/8212522/HADITS_SEBAGAI_SUMBER_AJARAN_
AGAMA_ISLAM diakses pada 30 September 2018
https://pemudamuhammadiyahhst.or.id/al-quran-sebagai-sumber-pendidikan/
diakses pada 30 September 2018
https://habibahmumtazblog.wordpress.com/2016/04/20/al-quran-dan-hadis-
sebagai-sumber-ilmu-pengetahuan/ diakses pada 30 September 2018

14

Anda mungkin juga menyukai