Anda di halaman 1dari 7

Jakarta, 24 Februari 2021

Kepada Yang Terhormat:

PT. GLOBAL
D/A: Menara Makmur Jaya Lt. 18 Unit 18
Jalan Jend. Sudirman Kav 52
Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Indonesia

U.P.: Bapak Mhd. Alphin (Direktur Utama PT. GLOBAL)

Hal: Pendapat Hukum (Legal Opinion).

Dengan Hormat,

Yang bertandatangan di bawah ini; MOSES RITZ OWEN TARIGAN, S.H.,


advokat/Penasehat Hukum pada MOSES TARIGAN & PARTNERS, kantor Hukum
yang beralamat di Menara Keadilan Lt. 88 Unit 18, Jalan Jend Surdirman Kav. 88,
Jakarta Selatan 11039, DKI Jakarta, memberikan Pendapat Hukum (legal opinion)
kepada PT. GLOBAL (“GLOBAL”) terkait permasalahan tenaga kerja yang diduga
telah melakukan pelanggaran berat dalam menjalankan pekerjaannya untuk selanjutnya
dapat dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja sesuai dengan Peraturan Perundang-
undangan termasuk namun tidak terbatas pada undang-undang Tenaga Kerja.

1. RUANG LINGKUP PENDAPAT HUKUM (LEGAL OPINION)

Bahwa Pendapat Hukum (legal opinion) ini diberikan atas dasar dokumen yang
berkaitan, keterangan dari beberapa pihak dan terbatas pada dokumen yang
disediakan oleh GLOBAL yang telah bersesuaian dengan dokumen aslinya.

2. PERMASALAHAN

Berdasarkan keterangan Kepala Bagian Keuangan GLOBAL yang dituangkan dalam


laporan Keuangan GLOBAL tahun 2017 dan Laporan Keuangan tahun 2018,
terdapat kerugian sebesar Rp.350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta rupiah).
Setelah mendalami kerugian tersebut terdapat 5 (lima) Invoice yang tidak masuk ke
dalam rekening GLOBAL, yaitu:

- Invoice No. 087/GIC-Fin/IV/2017 dengan nominal sebesar Rp.50.000.000,- (lima


puluh juta rupiah);

- Invoice No. 043/GIC-Fin/X/2017 dengan nominal sebesar Rp.50.000.000,- (lima


puluh juta rupiah);

Legal Opinion – Moses Tarigan & Partners Page 1


- Invoice No. 025/GIC-Fin/III/2018 dengan nominal sebesar Rp.100.000.000,-
(seratus juta rupiah);

- Invoice No. 075/GIC-Fin/VII/2018 dengan nominal sebesar Rp.50.000.000,- (lima


puluh juta rupiah);

- Invoice No. 055/GIC-Fin/I/2019 dengan nominal sebesar Rp.100.000.000,-


(seratus juta rupiah).

Berdasarkan kerugian tersebut, GLOBAL melalui divisi Fraud Specilist melakukan


Investigasi internal terhadap Tenaga Kerja Bagian Penagihan dan menemukan
fakta-fakta bahwa telah terjadi Dugaan Tindak Pidana Penggelapan yang diduga
dilakukan oleh salah seorang Tenaga Kerja Bagian Penagihan bernama Edwin
Saefudin.

3. DOKUMEN-DOKUMEN MATERIL

Untuk maksud pemberian Pendapat Hukum (legal opinion) ini, telah dilakukan
pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan dengan permasalahan
tersebut, yaitu sebagai berikut:

a. Invoice No. 087/GIC-Fin/IV/2017 dengan nominal sebesar Rp.50.000.000,- (lima


puluh juta rupiah);

b. Invoice No. 043/GIC-Fin/X/2017 dengan nominal sebesar Rp.50.000.000,- (lima


puluh juta rupiah);

c. Invoice No. 025/GIC-Fin/III/2018 dengan nominal sebesar Rp.100.000.000,-


(seratus juta rupiah);

d. Invoice No. 075/GIC-Fin/VII/2018 dengan nominal sebesar Rp.50.000.000,- (lima


puluh juta rupiah);

e. Invoice No. 055/GIC-Fin/I/2019 dengan nominal sebesar Rp.100.000.000,-


(seratus juta rupiah);

f. Laporan Keuangan Internal Tahun 2017;

g. Laporan Keuangan Internal Tahun 2018;

h. Surat Pengangkatan Karyawan (PKWTT) Bernama Edwin Saefudin dengan


nomor 083/GIC-HR/II/2012 sebagai Karyawan Tetap;
i. Akta No. 09 Tanggal 30 Juni 2020 tentang RUPS GLOBAL yang dibuat
dihadapan Notaris Dr. Affrie Yz S.H., M.kn;

j. Hasil Investigasi Divisi Fraud Specialist nomor 320/FS-GIC/V/2020;

k. Peraturan Perusahaan GLOBAL No. 03/GCI-PP/2016;

4. PERATURAN TERKAIT/DASAR HUKUM

Setelah memeriksan dokumen-dokumen terkait permasalahaan tersebut, peraturan-


peraturan perundang-undangan ataupun sumber-sumber hukum terkait yang
menjadi landasan hukum terkait permasalahan yang dimaksud, dapat disampaikan
sebagai berikut:

- Undang-undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan beserta


perubahannya Undang-undang RI No. 11 Tahun 2020 tentang cipta kerja;

- Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 012/PUU-I/2003, tentang pengujian


Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan Terhadap UUD
1945;

- Kitab Undang-undang Hukum Perdata;

- Undang-undang RI Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan


Hubungan Industrial;

- Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP);

- Undang-Undang No 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang

- Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2019


tentang Penyidikan Tindak Pidana;

- Surat Edaran Kapolri Nomor SE/8/VII/2018 tentang Penerapan Keadilan


Restoratif (Restorative Justice) dalam Penyelesaian Perkara Pidana.

5. ANALISA FAKTA MATERIL

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen yang disebutkan di


atas, maka fakta hukum yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

a. Bahwa benar Edwin Saefudin sebagai Karyawan Tetap GLOBAL sesuai dengan
surat nomor 083/GIC-HR/II/2012;
b. Bahwa benar Edwin Saefudin bekerja di GLOBAL dengan jabatan selaku Kepala
Bagian Penagihan sejak 1 Maret 2012;

c. Bahwa terdapat kerugian materil yang dialami oleh GLOBAL sebesar


Rp.350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta rupiah) berdasarkan temuan pada
Laporan Keuangan Internal GLOBAL tahun 2017 dan tahun 2018 yang dilakukan
pihak Keuangan GLOBAL atas tidak disetorkannya 5 (lima) invoice sebagaimana
yang dimaksud dalam poin 2 (dua) di atas;

d. Bahwa telah terjadi dugaan tindak pidana penggelapan dalam jabatan


berdasarkan resume Investigasi yang dilakukan dan ditemukan oleh Divisi Fraud
Specialist GLOBAL.

6. ANALISA YURIDIS

Dengan menganalisan fakta-fakta hukum di atas, maka analisa yuridis yang dapat
disampaikan adalah sebagai berikut:

a. Bahwa Peraturan Perusahaan No. 03/GCI-PP/2016 sepanjang mengenai


Pemutusan Hubungan Kerja akibat dari Pelanggaran Berat sudah tidak
relevan lagi bila dikaitkan dengan Peraturan Perundang-undangan khususnya
Undang-undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003 beserta perubahannya
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;

b. Pasal 158 undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan


sudah dihapus oleh Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja;

c. Pasal 158 undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan


terkait Pemutusan Hubungan Kerja akibat dari Pelanggaran Berat oleh Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 012/PUU-I/2003 dinyatakan bertentangan dengan
undang-undang dasar, dengan dalili tidak memenuhi asas Presumption of
Innocence, sehingga sangat mencoreng ras keadilan, dengan demikian harus
terdapat putusan yang berkukuatan hukum tetap terkait dugaan tindak pidana
yang dilakukan oleh Tenaga Kerja yang menyatakan tenaga kerja tersebut
bersalah untuk dapat dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja;

d. Bahwa atas temuan kerugian yang dialami oleh GLOBAL sebesar


Rp.350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta rupiah) atas Perbuatan tidak
disetornya 5 (lima) Invoice yang dimaksud di atas, merupakan suatu perbuatan
melawan hukum sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 1365 KUHPerdata
yang berbunyi:

“tiap perbuatan melawan hukum yang membawa kerugian kepada orang lain,
mewajibkan orang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti
kerugian tersebut
e. Bahwa kerugian materil sebagaimana yang dimaksud pada poin d di atas bukan
merupakan bagian dari Jenis Perselisihan Hubungan Industrial sebagaimana
yang dimaksud dalam pasal 2 Undang-undang no 2 tahun 2004 tentang
Perselisihan Hubungan Industrial yang menyatakan:

“Jenis Perselisihan Hubungan Industrial meliputi:


a. Perselisihan hak;
b. Perselisihan kepentingan;
c. Perselisihan pemutusan hubungan kerja;
d. Perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam
satu perusahaan.”

f. Bahwa kerugian materil sebagaimana yang dimaksud pada poin d, DIDUGA


MERUPAKAN suatu tindak Pidana Perbuatan Curang dan/atau
Penggelapan dan/atau Penggelapan dalam Jabatan dan/atau Tindak Pidana
Pencucian Uang sebagaiaman yang dimaksud dalam Pasal 378 KUHP
dan/atau 372 KUHP dan/atau 374 KUHP dan/atau Pasal 3 dan/atau Pasal 4
dan/atau Pasal 5 Undang-Undang No 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang.

7. PENDAPAT HUKUM

Berdasarkan dokumen-dokumen, fakta-fakta, keterangan-keterangan, dan


pernyataan-pernyataan serta ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan
serta asumsi yang menjadi dasar dan bagian yang tidak terpisahkan dari Pendapat
Hukum (legal opinion) ini, maka disampaikan pendapat hukum sebagai berikut:

a. Bahwa GLOBAL tidak dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja


terhadap Karyawan yang diduga melakukan Pelanggaran Berat sesuai
dengan Peraturan Perusahaan No. 03/GCI-PP/2016 dan Undang-Undang Nomor
13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, karena oleh Undang-undang Nomor 11
tahun 2020 tentang Cipta Kerja sudah menghapus Pasal 158 Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan;

b. Bahwa Akta No. 09 Tanggal 30 Juni 2020 tentang RUPS GLOBAL yang dibuat
dihadapan Notaris Dr. Affrie Yz S.H., M.kn sepanjang mengenai “melakukan
Pemutusan Hubungan Kerja Kepada Edwin Saefudin….” tidak berlandasan
hukum untuk dijalankan atau dilaksanakan. Apabila tetap dijalakan maka
akan menimbulakn suatu masalah Hubungan Industrial Terkait Pemutusan
Hubungan Kerja, yang dapat berakibat digugatnya GLOBAL di Pengadilan
Hubungan Industrial;

c. Bahwa upaya hukum yang dapat dilakukan dalam permasalahan yang dimaksud,
yaitu; UPAYA HUKUM PERDATA (untuk mengembalikan kerugian) dengan
mengajukan Gugatan Perbuatan Melawan hukum pada Pengadilan Negeri
Setempat. Namun, Gugatan Perdata di Pengadilan Negeri membutuhkan waktu
yang cukup lama (sekitar kurang lebih 1 tahun) untuk mendapatkan putusan
yang berkekuatan hukum tetap;

d. Bahwa UPAYA HUKUM PIDANA (untuk memberikan efek jera dengan hukuman
penjara atau Keadilan restoratif) dengan membuat Laporan Polisi atas dugaan
tindak Pidana Perbuatan Curang dan/atau Penggelapan dan/atau Penggelapan
dalam Jabatan dan/atau Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaiaman yang
dimaksud dalam Pasal 378 KUHP dan/atau 372 KUHP dan/atau 374 KUHP
dan/atau Pasal 3 dan/atau Pasal 4 dan/atau Pasal 5 Undang-Undang No 8
Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang;

e. Bahwa dalam setiap menjalankan upaya hukum apapun, Keryawan dan


Pengusaha in casu Edwin saefudin dan GLOBAL tetap harus menjalankan
kewajibannya sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-undang Nomor 13
tahun 2003.

8. REKOMENDASI ATAU SARAN

Berdasarkan dokumen-dokumen, analisa fakta dan analisa yuridis maka langkah


hukum yang dapat disarankan kepada GLOBAL untuk:

a. Tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja Kepada Edwin Saefudin, namun


dapat meminta Edwin Saefudin untuk mengundurkan diri secara sukarela;

b. Membuat dan Mengajukan Gugatan Perbuatan Melawan Hukum kepada Edwin


Saefudin untuk meminta pembayaran ganti Rugi materil sebesar
Rp.350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta rupiah) dan kerugian immaterill
dengan permohonan sita jaminan atas harta milik Edwin Saefudin senilai
Rp.350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta rupiah) untuk jaminan terlaksananya
putusan yang mengabulkan pembayaran ganti rugi, atau;

c. Membuat Laporan Polisi atas dugaan tindak Pidana Perbuatan Curang dan/atau
Penggelapan dan/atau Penggelapan dalam Jabatan dan/atau Tindak Pidana
Pencucian Uang sebagaiaman yang dimaksud dalam Pasal 378 KUHP dan/atau
372 KUHP dan/atau 374 KUHP dan/atau Pasal 3 dan/atau Pasal 4 dan/atau
Pasal 5 Undang-Undang No 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian
Uang.

Dengan laporan Polisi tersebut dapat memberikan pressure mental kepada


terduga Pelaku tindak Pidana. Dengan demikian berdasarkan Peraturan Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyidikan
Tindak Pidana jo. Surat Edaran Kapolri Nomor SE/8/VII/2018 tentang Penerapan
Keadilan Restoratif (Restorative Justice) dalam Penyelesaian Perkara Pidana,
dapat dimintakan Pembayaran ganti kerugian untuk mengembalikan
Keseimbangan sebagaimana yang dimaksud dalam Keadilan Restoratif
(Restorative Justice).

Demikian Pendapat Hukum (legal opinion) ini dibuat dengan sebenar-benarnya selaku
Advokat dan Konsultan Hukum yang Independen dan tidak terafiliasi dengan Perseroan
dan Bertanggung jawab penuh atas Pendapat Hukum (legal opinion) ini.

Pendapat Hukum (legal opinion) ini deiberikan di Jakarta pada tanggal sebagaimana
yang disebutkan pada bagian awal Pendapat Hukum ini.

Hormat Kami
MOSES TARIGAN & PARTNERS

MOSES RITZ OWEN TARIGAN, S.H.

Anda mungkin juga menyukai