Kepada Yth.:
Yang Mulia Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri Kelas 1A Bandung
Di Bandung
Dengan hormat,
Kami yang bertanda tangan di bawah ini, __________ bertindak untuk dan atas nama
Direksi PT. VICTORY PAN MULTITEX yang berkedudukan di Kota Jakarta Selatan,
selaku TERGUGAT, perkenankanlah Kami mengajukan Jawaban atas Gugatan
PENGGUGAT dalam Perkara No. 49/Pdt.Sus-PHI/2019/PN Bdg sebagai berikut:
Bahwa sebelum menguraikan Eksepsi dan Jawaban dalam perkara a quo, maka
terlebih dahulu TERGUGAT menerangkan dan menyatakan hal-hal sebagai berikut:
1. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil PENGGUGAT
kecuali atas pengakuan TERGUGAT yang dinyatakan secara jelas dan tegas
oleh TERGUGAT;
2. Bahwa TERGUGAT mengajukan eksepsi terhadap gugatan PENGGUGAT
yang mana Tergugat uraikan dalam eksepsi dibawah, dimana patut secara
hukum Majelis Hakim yang terhormat yang memeriksa perkara a quo
menimbang, memeriksa dan memutus dalam putusan sela dan atau putusan
akhir yang menyatakan bahwa Gugatan PENGGUGAT tidak dapat diterima
(Niet Onvankelijdke Verklaard);
3. Bahwa apa yang didalilkan PENGGUGAT adalah tidak benar, dan supaya
Majelis Hakim Yang Terhormat, yang memeriksa kasus ini tidak terkecoh oleh
dalil-dalil PENGGUGAT maka TERGUGAT perlu mengemukakan fakta-fakta
yang sebenarnya sebagai berikut.
DALAM EKSEPSI:
GUGATAN PENGGUGAT SALAH PIHAK (ERROR IN PERSONA)
4. Bahwa dalam Gugatan PENGGUGAT halaman 2 (dua), mengajukan Gugatan
kepada PT. VICTORY PAN MULTITEK, yang beralamat di Jl. Raya Batujajar
KM. 2.8 Batujajar Kabupaten Bandung Barat – Provinsi Jawa Barat;--------------
Bahwa berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan PT. VICTORY PAN
MULTITEX Nomor: 64,-, melalui Rapat Umum Pemegang Saham, pada hari
Selasa, tanggal 20 Mei 2014, ditetapkan bahwa nama perusahaan adalah PT.
VICTORY PAN MULTITEX yang berkedudukan hukum di Kota Jakarta
Selatan.
Dalam Akta tersebut disebutkan legal entitiy atau nama perusahaan yang SAH
adalah PT. VICTORY PAN MULTITEX, yang berkedudukan hukum di Kota
Jakarta Selatan.
Bahwa hal tersebut senada dengan artikel Hukum Online yang diterbitkan
tanggal 15 Mei 2017, mengutip dari Buku Yahya Harahap mengenai Hukum
Acara Perdata: Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian
dan Putusan Pengadilan (hal. 117) menjelaskan bahwa:
“cacat formil yang timbul atas kekeliruan atau kesalahan bertindak sebagai
penggugat maupun yang ditarik sebagai tergugat dikualifikasi
mengandung error in persona.”
Adapun, berdasar pada Pasal 40 dan 41 UU. No. 21 Tahun 2000, Tindak
Pidana Kejahatan Union Busting, telah JELAS dan TERANG, mengenai
pengawasan dan penanganannya, yaitu:
Pasal 40
Untuk menjamin hak pekerja/buruh berorganisasi dan hak serikat
pekerja/serikat buruh melaksanakan kegiatannya, pegawai pengawas
ketenagakerjaan melakukan pengawasan sesuai dengan peraturan
perundang-perundangan yang berlaku.
Pasal 41
Selain penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, juga kepada
pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan instansi pemerintah yang
lingkup tugas dan tanggungjawabnya di bidang ketenagakerjaan diberi
wewenang khusus sebagai penyidik sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku untuk melakukan penyidikan tindak pidana.
Lebih lanjut, terkait hal tersebut secara terang dan jelas pengakuan
perusahaan terhadap serikat pekerja diatur dalam PKB PT. VICTORY PAN
MULTITEX dengan Serikat Pekerja __________ tertanggal___________,
sebagai berikut:
(isi sanggahan mengenai status pekerja apa, masa kerja dan jabatan
terakhir).
Sehingga, berdasarkan hal tersebut diatas, terlihat JELAS dan NYATA bahwa,
yang didalilkan PENGGUGAT dalam angka 1 halaman 2 Gugatan,
PENGGUGAT terlihat mengada-ngada dan tidak sesuai dengan fakta
kebenaran data yang ada dalam perkara a quo.
Bahwa pada tanggal 12 Juli 2017, TERGUGAT telah menerima perihal Surat
Pemberitahuan Keberadaan Serikat Buruh GOBSI. Adapun terkait hal
tersebut, TERGUGAT tidak mengetahui maksud dari dikirimkannya Surat
Pemberitahuan Keberadaan Serikat Buruh GOBSI, sehingga TERGUGAT
tidak menanggapi apa yang telah dikirimkan PENGGUGAT tersebut.
14. Bahwa, asumsi yang disampaikan oleh PENGGUGAT terkait 14 (empat belas)
orang karyawan yang diintimidasi oleh TERGUGAT, Cq. PENGGUGAT DKK.,
karena menjadi anggota Serikat Pekerja GOBSI pada lingkungan perusahaan
TERGUGAT adalah TIDAK BENAR dan MENGADA-NGADA;---------------------
Lebih lanjut, PT. VICTORY PAN MULTITEX sebagai badan hukum perseroan,
secara TEGAS dan NYATA mendukung adanya Serikat Pekerka/ Serikat
Buruh dilingkungan perusahaan dengan tanpa adanya diskriminasi dan
intimidasi dari Pihak manapun. Hal ini TERGUGAT buktikan dengan, secara
penuh memberikan dukungan kepada Serikat Pekerja/ Serikat Buruh Cq.
Anggotanya yang ada dalam lingkungan perusahaan TERGUGAT, yaitu:
16. Bahwa dengan tegas, TERGUGAT menolak dalil Gugatan poin 8 dan 9
halaman 4 PENGGUGAT, dengan alasan sebagai berikut;-------------------------
Dengan TEGAS dalam hal ini diatur dalam Pasal ____ PKB PT. VICTORY
PAN MULTITEX, adalah sebagai berikut:
17. Bahwa TERGUGAT, menolak dengan TEGAS dalil Gugatan pada poin 10 dan
11 halaman 4 dan 5 PENGGUGAT, dengan alasan sebagai berikut;-------------
Adapun, dalil PENGGUGAT tentang hal tersebut adalah TIDAK BENAR dan
MENGADA-NGADA, karena dalam prakteknya, TERGUGAT dalam
menjalankan usahanya berdasarkan Peraturan Perundang Undangan yang
berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia dan PKB yang berlaku antara
PENGUGAT dan TERGUGAT.
Lebih lanjut, terkait hal tersebut secara terang dan jelas pengakuan
perusahaan terhadap serikat pekerja diatur dalam PKB PT. VICTORY PAN
MULTITEX dengan Serikat Pekerja __________ tertanggal___________,
sebagai berikut:
Berdasarkan hal tersebut, (isi sesuai dengan apa yang disampaikan pada
argumentasi diatas).
21. Bahwa Upah Proses yang dituntut oleh PENGGUGAT dalam poin 2 Provisi
halaman 9 Gugatan tidak beralaskan hukum, oleh karenanya Majelis Hakim
Judec Facti patut untuk menolaknya;-------------------------------------------------------
22. Bahwa selain itu pasca terbitnya SEMA (Surat Edaran Mahkamah Agung)
Nomor 3 Tahun 2015 pada Butir B angka 2 huruf f berkaitan dengan Upah
Proses menyatakan;----------------------------------------------------------------------------
“Pasca Putusan MK Nomor 37/PUU-IX/2011 Tertanggal 19 September
2011 terkait dengan upah proses maka isi amar putusan adalah
MENGHUKUM MEMBAYAR UPAH PROSES SELAMA 6 BULAN.
Kelebihan waktu dalam proses PHI sebagaimana dimaksud dalam
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial bukan lagi menjadi tanggung jawab para
pihak.”
Bahwa berdasarkan bunyi SEMA Nomor 3 Tahun 2015 pada Butir B angka
2 huruf f sebagaimana dimaksud diatas, maka menjadi jelas dalil
PENGGUGAT pada angka 2 Provisi halaman 9, yang mendalilkan upah
proses dengan tanpa mengikuti ketentuan ini agar dapat di tolak atau
setidaknya untuk dapat dikesampingkan karena dalil gugatan menjadi tidak
relevan.
Hal ini sesuai dengan Ketentuan Pasal 283 RBG (RDS = Reglemen Daerah
Seberang), yaitu:
“Setiap orang yang mendalilkan bahwa ia mempunyai sesuatu hak, atau
guna menegakkan haknya sendiri maupun membantah sesuatu hak orang
lain, menunjuk pada suatu peristiwa, diwajibkan membuktikan adanya hak
atau peristiwa tersebut”.
Bahwa berdasarkan uraian dan dalil-dalil yang Tergugat sampaikan di atas, mohon
agar Majelis Hakim Yang Mulia yang memeriksa dan mengadili perkara ini dapat
memberikan putusan sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI
- Menerima dan mengabulkan Eksepsi TERGUGAT untuk seluruhnya;
- Menolak gugatan PENGGUGAT atau menyatakan gugatan PENGGUGAT
tidak dapat diterima (Neit Ovankelijk Verklaard);
- Menyatakan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Kelas IA
Bandung tidak berwenang mengadili Gugatan PENGGUGAT.
DALAM PROVISI
- Menolak permohonan provisi PENGGUGAT untuk seluruhnya.
Hormat kami,