TERGUGAT REKOPENSI
NOMOR : 49/PDT.G/2020/PN.TTE
Kepada
Yth. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Ternate
Yang Memeriksa dan Mengadili Perkara
Nomor : 49/Pdt.G/2020/PN.Tte
di-
Ternate.
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
TERGUGAT I
NE BIS IN INDEM
Tergugat I mendalilkan bahwa objek perkara dengan SHM no 579 dan 578
yang disengketakan adalah milknya, dan mendalilkan bahwa perkara a quo
adalah eror in persona yang kualifikasinya yakni mengenai salah sasaran
pihak yang digugat.
OBSCUUR LIBEL
DALAM REKOPENSI
TERGUGAT II
NE BIS IN IDEM
Unsur yang terdapat pada Pasal 1917 KUHPerdata yakni Objek yang sama,
Pihak yang sama, Alasan/Dalil gugatan yang sama. Unsur dalam pasal
1917 haruslah berlaku secara kumulatif. Sehingga jika salah satu untusr
tidak terpenuhi maka tidak bisa dikatakan sebagai ne bis in idem. Muatan
materi pun sangat berbeda dengan putusan yang sebagaimana di
sampaikan dalam Eksepsi Tergugat III
1. Para Penggugat menolak semua dalil yang disampaikan oleh Tergugat III
kecuali yang diakui secara tegas.
2. Bahwa, Tergugat III mendalilkan kalau Para Penggugat tidak bisa masuk
dalam kualifikasi khusus terkait jenis hak kepemilikan karena para
penggugat hanya mempunyai hak menggarap. Kalaupun merujuk pada PP
224 Tahun 1961 Jo SK Menteri Agraria No.Sk.509/Ka/1961 tanggal 22
Agustus 1961 menyebutkan bahwa petani penggarap yang mendapatkan
izin menggarap berhak mendaptkan hak milik atas tanah yang digarapnya
setelah dua tahun ia menggarap. Kalaupun merujuk pada putusan
Pengadilan Negeri Ternate Nomor 14/Pdt.G/2015/PN.Tte Tanggal 13 Juni
2016, Putusan Pengadilan Tinggi Maluku Utara Nomor
17/PDT/2016/PT.MU tanggal 13 Oktober 2016, Putusan Mahkamah Agung
Nomor 1140/PDT/PT.MU tahun 2017 tanggal 19 Oktober 2017 maka Para
Penggugat telah mendaptkan hak untuk menggarap sejak putusan tersebut
incrah, dengan dasar tersebut haruslah para Penggugat boleh memohon
kepemilikan kepada Tergugat III.
3. Bahwa, Para Penggugat tidak menggiring opini sebagaimana dalil angka 3
Tergugat III. Memang benar pemisahan sertidikat terjadi seblumnya ada
Putusan Pengadilan sebagaimana di dalilkan, namun bukannya
berdasarkan putusan itu pemecahan itu dinyatakan sebagai perbuatan
melawan hukum sebagaimana dalam pertimbangan hukum putusan Nomor
14/Pdt.G/2015/PN Tte. Hal 46 sewaktu Tergugat III menjadi Tergugat II
yakni “ ...... Tergugat II yang mendukung Tergugat III dalam hal
memecahkan HGB 01 tersebut menjadi beberapa HGB juga merupakan
perbuatan melawan hukum”. Tergugat III mempunyai andil yang sangat
besar dalam pemecahan tersebut, sehingga dalil Para Penggugat sangatlah
mendasar.
4. Bahwa, Tergugat III menyatakan Para Penggugat sangat naif, namun
Tergugat III lupa bahwa putusan Pengadilan Negeri Ternate Nomor
14/Pdt.G/2015/PN.Tte Tanggal 13 Juni 2016, Putusan Pengadilan Tinggi
Maluku Utara Nomor 17/PDT/2016/PT.MU tanggal 13 Oktober 2016,
Putusan Mahkamah Agung Nomor 1140/PDT/PT.MU tahun 2017 tanggal
19 Oktober 2017 menyatakan kalau Tergugat III telah melakukan
Perbuatan Melawan Hukum. Lantas siapa yang naif ?
5. Bahwa, mekanisme yang ditempuh oleh Para Penggugat telah di diserahkan
sebagaimana dalam pada pasal 50 ayat (4) dan salah satu persyaratan
adalah Berita Acara Pelaksanaan Eksekusi, dalam hal putusan perkara
yang memerlukan pelaksanaan putusan eksekusi; atau surat-surat lain
yang berkaitan.... telah di mohonkan sejak tahun 2019, para Penggugat
selalu mengoreksi kesalahan persayaratan yang di minta oleh Tergugat III
dan selalu memperbaikinya namun sampai dengan gugatan ini didaftarkan
Tergugat III tidak pernah memberikan informasi apapun terkait dengan
permohonan dimaksud.
6. Bahwa, point 13 sangatlah relevan karena itu adalah kewajiban dari
Tergugat III untuk membatalkan semua Sertifikat akibat pemecahan HGB
01.
Dalam Eksepsi