Anda di halaman 1dari 5

ADVOKAT/PENASEHAT HUKUM

MASMIAH, SH & REKAN

Jl. Batu Selira Rt. 11 Hilir Muara, Kecamatan Pulau Laut Utara

Kabupaten Kotabaru

Kepada

Yth. Majelis Hakim Pengadilan Agama Kotabaru yang memeriksa

Perkara No. 301/Pdt.G/2019/PA.Ktb

Dengan Hormat,

Sehubungan dengan adanya Duplik dalam perkara perdata Gugat

Waris No. 301/Pdt.G/2019/PA.Ktb pada Pengadilan Agama

Kotabaru, perkenankanlah kami atas nama Penggugat Konpensi/

Tergugat Rekonpensi untuk menyampaikan jawaban inrekonvensi

sebagai berikut :

1. Bahwa pertama-tama Penggugat Konpensi/Tergugat Rekonpensi

disini menyatakan tetap pada pendiriannya dalam Replik

pada tanggal 09 Oktober 2019 yang lalu ;

2. Bahwa dalam dupilknya Tergugat Konpensi/Penggugat

Rekonpensi sebelum masuk ke Subtansi pokok perkara

membahas 1 (satu) buah kendaraan Roda 2 (dua) merk Yamaha

DA. 3296 GAB atas nama almarhum Mayasari yang dijaminkan

surat PPKB sepeda motor kepada FIF untuk dijaminkan

jaminan pinjaman uang (hutang) ;------------------------

Bahwa Tergugat Rekonpensi membenarkan bahwa telah

menjaminkan 1 (satu) kendaraan roda 2 (dua) merk Yamaha


DA. 3296 GAB atas nama almarhum Mayasari kepada PT. FIF

sebesar Rp. 10.000.000 (Sepuluh juta rupiah), namun

semata-mata karena keadaan terpaksa yang tidak

memungkinkan, uang tersebut untuk keperluan hidup

Penggugat Konpensi/Tergugat Rekonpensi, sedangkan usaha

bagang hasilnya semua dikuasai oleh Tergugat

Konpensi/Penggugat Rekonpensi, begitu juga pinjaman uang

(hutang) anak buah bagang yang bernama SAEPA sebesar

6.800.000,- (enam juta delapan ratus ribu rupiah) yang

diserahkan kepada Penggugat Konpensi/Tergugat Rekonpensi

adalah hal yang wajar-wajar saja, karena SAEPA merasa

telah berhutang kepada Penggugat Konpensi/Tergugat

Rekonpensi dan saat pengambilan uangnya pun sama

Penggugat Konpensi/Tergugat Rekonpensi bukan kepada

Tergugat Konpensi/Penggugat Rekonpensi, Tergugat

Konpensi/Penggugat Rekonpensi selalu ingin mengakui bahwa

semua harta milik almarhum Mayasari adalah milik

Tergugat Konpensi/Penggugat Rekonpensi;

DALAM EKSEPSI

Bahwa Penggugat dengan tegas menolak dalil-dalil duplik

Rekonpensi yang disampaikan oleh Penggugat Rekonpensi, kecuali

apa yang diakui secara jelas dan terang oleh Tergugat

Rekonpensi ;

Bahwa dalam Eksepsinya Penggugat Rekonpensi dalam in casu a

quo, tidak beralasan dan menggangap bahwa gugatan Tergugat

Rekonpensi telah cacat formil, sehingga menggangap bahwa


Gugatan Tergugat Rekonpensi Eror In Persona, Eror In Objek

Sengketa Warisan dan Petitum tidak memenuhi syarat;

1. Eror In Persona

Bahwa dalam in casu perkara aquo sangat tidak beralasan

Tergugat menggangap identitas para Tergugat tidak benar

karena kesalahan ketik;

Bahwa Penggugat dalam repliknya pada tanggal 09 Oktober

2019 menyatakan bahwa identitas para pihak para Tergugat

adalah benar, karena berdasarkan relaas panggilan Juru

Sita Pengadilan Agama Kotabaru Para Tergugat tidak pernah

membantah bahwa dia orang yang ditujukan oleh Pengugat,

begitu juga dengan proses mediasi semua telah hadir

dipersidangan, sehingga tidak mengurangi keabsahan

gugatan Penggugat terhadap identitas para Tergugat ;

Menurut M. Yahya Harahap, SH mengklasifkasi Eror In

Persona sebagai berikut :

a. Diskualifikasin in Person

Diskualifikasi in person terjadi apabila yang bertindak

sebagai Penggugat adalah orang yang tidak memenuhi

syarat (diskualifikasi) karena Penggugat dalam kondisi

berikut :

- Tidak mempunyai hak untuk menggugat perkara yang

disengketakan.

- Tidak cakap melakukan tindakan hukum


b. Salah Sasaran Pihak yang Digugat

Bentuk lain eror in persona yang mungkin terjadi adalah

orang yang ditarik sebagai Tergugat keliru (gemis

aanhoeda nigheid)

c. Gugatan Kurang Pihak

Bentuk eror in persona yang lain disebut Plurium litis

consurtium yakni pihak yang bertindak sebagai Penggugat

ataupun yang ditarik sebagai Tergugat tidak lengkap,

masih ada orang yang harus bertindak sebagai Penggugat

atau ditarik sebagai Tergugat, oleh karenanya gugatan

dalam bentuk Plurium litis consurtium yang berarti

gugatan kurang pihaknya;

Bahwa dengan dasar keterangan diatas, bahwa apa yang

menjadi dasar Tergugat terhadap Penggugat salah ketik,

sehingga berdampak kepada kesalahan dalam menulis nama

subjek para Tergugat tidak serta merta gugatan Penggugat

tersebut dianggap Eror In Persona ;

2. Eror In objek Warisan

Bahwa dalam in casu perkara aquo sangat tidak beralasan

para Tergugat menggangap gugatan Penggugat obscuur libel,

padahal dalam gugatan Penggugat Posita (pundamentum

petendi)sudah terang dan jelas dan telah memenuhi syarat

formil, Posita sudah menjelaskan dasar hukum dan

kejadian yang mendasari gugatan, objek yang disengketakan

jelas, tidak adanya pertentangan antara posita dan

petitum, Petitum sudah terperinci, dengan dasar tersebut


bahwa tidak ada alasan bahwa Gugatan penggugat Eror In

persona ;

3. Petitum tidak memenuhi syarat

Bahwa Petitum Gugatan Penggugat sudah bersifat tegas dan

dan spesifik dan telah menyebutkan apa yang diminta oleh

Penggugat, petitum sudah sejalan dan tidak bertolak

belakang dengan dalil gugatan;

Anda mungkin juga menyukai