Anda di halaman 1dari 9

Contoh Format Duplik

DUPLIK
Dalam Perkara
No. 822/Pdt/G/15/PN.DPS
Di Pengadilan Negeri Denpasar

Antara
NI PUTU PURNAMA SARI ………………………………………………………………………….. TERGUGAT
Melawan
I MADE DWI INDRAWAN ……….…………………………………………………………………. PENGGUGAT

Jakarta, 2 Februari 2016

Kepada Yang Terhormat :


Majelis Hakim Perkara No. : 822/Pdt/G/15/PN.DPS
Pengadilan Negeri Denpasar
Jl. PB. Sudirman No. 1 Denpasar

Dengan hormat,
Perkenankanlah Kami, Para Advokat dan Kosultan Hukum yang tergabung dalam Law Firm
Budisantoso, berkedudukan hukum di Graha Klinik Hukum, Jalan Lebak Bulus I No. 56
Cilandak - Jakarta Selatan, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama serta mewakili
klien kami NI PUTU PURNAMA SARI selaku TERGUGAT, dengan ini mengajukan Duplik
terhadap Replik yang diajukan oleh PENGGUGAT tertanggal 26 Januari 2016, dengan
alasan-alasan sebagai berikut :

Bahwa Tergugat menolak secara tegas seluruh dalil-dalil yang termuat dalam Surat
Gugatan Penggugat serta yang dipertegas kembali dalam Repliknya, dan Tergugat tetap
berpegang teguh pada dalil-dalil yang telah diajukan dalam Jawaban tertanggal
19 Januari 2016.

I. DALAM EKSEPSI:

A. PENGGUGAT BUKANLAH PERSONA STANDI IN JUDICIO

A.1. Bahwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan Penggugat tidak dapat
membantah eksepsi yang diajukan oleh Tergugat tentang Penggugat
bukanlah Persona Standi In Judicio. Hal mana sesuai dengan fakta hukum
yang ada, Perubahan Surat Perjanjian Kontrak Kerja Nomor :
09.1/SPK/III/2015 tertanggal 9 Maret 2015 dibuat oleh dan diantara
PT. SARI HARTA LESTARI dan PT. TAMAN LOKA. Kendatipun demikian
walaupun Penggugat mendalilkan Perubahan Surat Perjanjian Kontrak
Kerja Nomor : 09.1/SPK/III/2015 tertanggal 9 Maret 2015 dibuat dan

1
ditandatangani oleh Penggugat dan Tergugat dalam kapasitas diri pribadi
mereka masing-masing, namun pada dasarnya dalam perjanjian tersebut
para pihak mengatasnamakan perusahaan atau badan hukum.

A.2. Bahwa sebagai bukti kalau Perubahan Surat Perjanjian Kontrak Kerja
Nomor : 09.1/SPK/III/2015 tertanggal 9 Maret 2015 dibuat oleh dan
diantara PT. SARI HARTA LESTARI dan PT. TAMAN LOKA, yakni Penggugat
dalam mengajukan tagihan selalu mengatasnamakan PT. TAMAN LOKA
bukan atas nama diri pribadi Penggugat. Demikian pula tagihan proyek
terkait Perubahan Perjanjian Kontrak tersebut juga ditujukan kepada
PT. SARI HARTA LESTARI bukan kepada diri pribadi Tergugat.

A.3. Bahwa berdasarkan fakta hukum sebagaimana tersebut diatas, maka


Penggugat bukanlah Persona Standi In Judicio, sehingga Penggugat tidak
mempunyai hak dan kapasitas untuk mengajukan gugatan terhadap
Tergugat karena gugatan diajukan oleh diri pribadi Penggugat bukan badan
hukum (PT. TAMAN LOKA), oleh karenanya sangat layak jika Yurisprudensi
Tetap Mahkamah Agung R.I. Nomor 2961K/Pdt/1993 tanggal 28 Mei 1998
dan kaedah-kaedah hukum sebagaimana termuat dalam Jawaban Tergugat
tertanggal 19 Januari 2016 dijadikan pertimbangan Yang Mulia Majelis
Hakim untuk menolak gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya
menyatakan gugatan tidak diterima.

B. GUGATAN PENGGUGAT ERROR IN PERSONA

B.1. Bahwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan Penggugat tidak dapat
membantah eksepsi yang diajukan oleh Tergugat tentang gugatan
Penggugat Error In Persona. Hal mana sesuai dengan fakta hukum yang ada
Perubahan Surat Perjanjian Kontrak Kerja Nomor : 09.1/SPK/III/2015
tertanggal 9 Maret 2015 dibuat oleh dan diantara oleh dan diantara dua
badan hukum yakni masing-masing PT. SARI HARTA LESTARI yang diwakili
oleh Rano Radjabova dalam jabatannya sebagai Direktur Keuangan (Pihak
Pertama) dan PT. TAMAN LOKA yang diwakili oleh Ita Mariny dalam
jabatannya sebagai Direktur keuangan (Pihak Kedua).

B.2. Bahwa berdasarkan bukti yang tidak dapat dibantah oleh Penggugat, dalam
mengajukan tagihan proyek terkait Surat Perjanjian Kontrak Kerja Nomor :
09.1/SPK/III/2015 tertanggal 9 Maret 2015, Penggugat selalu
mengatasnamakan PT. TAMAN LOKA bukan atas nama diri pribadi
Penggugat. Demikian pula tagihan proyek tersebut juga ditujukan kepada
PT. SARI HARTA LESTARI bukan kepada diri pribadi Tergugat.

B.3. Bahwa dengan menjadikan Tergugat sebagai pihak dalam perkara aquo
dikaitkan fakta hukum dan bukti sebagaimana tersebut diatas, maka
menjadikan surat gugatan Penggugat Error In Persona karena seharusnya

2
yang ditarik sebagai pihak dalam perkara aquo adalah PT. SARI HARTA
LESTARI bukan Tergugat sebagai diri pribadi.

B.4. Bahwa oleh karena surat gugatan Penggugat error in persona, maka
sangatlah layak jika Yurisprudensi Tetap Mahkamah Agung R.I. Nomor No. :
601 K/Sip/1975 sebagaimana termuat dalam Jawaban Tergugat tertanggal
19 Januari 2016, dijadikan pertimbangan Yang Mulia Majelis Hakim untuk
menolak gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan
tidak diterima.

C. GUGATAN PENGGUGAT TIDAK JELAS/KABUR (OBSCUUR LIBEL)

C.1. Bahwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan Penggugat tidak dapat
membantah eksepsi yang diajukan oleh Tergugat tentang gugatan
Penggugat tidak jelas/kabur (Obscuur Libel), hal mana sesuai fakta dan
bukti yang ada, Perubahan Surat Perjanjian Kontrak Kerja Nomor :
09.1/SPK/III/2015 tertanggal 9 Maret 2015 merupakan perjanjian kontrak
kerja antara 2 badan hukum yakni PT. SARI HARTA LESTARI sebagai Pihak
Pertama dan PT. TAMAN LOKA sebagai Pihak Kedua.

C.2. Bahwa berdasarkan bukti yang tidak dapat dibantah oleh Penggugat, dalam
mengajukan tagihan proyek terkait Surat Perjanjian Kontrak Kerja Nomor :
09.1/SPK/III/2015 tertanggal 9 Maret 2015, Penggugat selalu
mengatasnamakan PT. TAMAN LOKA bukan atas nama diri pribadi
Penggugat. Demikian pula tagihan proyek tersebut juga ditujukan kepada
PT. SARI HARTA LESTARI bukan kepada diri pribadi Tergugat.

C.3. Bahwa dengan uraian fakta hukum sebagaimana tersebut diatas, maka
terkait Surat Perjanjian Kontrak Kerja Nomor : 09.1/SPK/III/2015
tertanggal 9 Maret 2015, hubungan hukum yang terjadi adalah antara 2
badan hukum yakni PT. SARI HARTA LESTARI dan PT. TAMAN LOKA.
Sehingga jika terjadi sengketa hukum diantara para pihak harus
diselesaikan diantara 2 badan hukum tersebut. Demikian pula jika salah
satu pihak mengajukan gugatan di Pengadilan Negeri yang berwenang,
maka dalam membuat surat gugatan, Penggugat harus mengatasnakaman
badan hukum bukan diri pribadi dan Tergugatnyapun juga harus badan
hukum bukan diri pribadi.

C.4. Bahwa kendatipun sengketa hukum yang terjadi terkait Surat Perjanjian
Kontrak Kerja Nomor : 09.1/SPK/III/2015 tertanggal 9 Maret 2015, adalah
sengketa antara 2 badan hukum yakni PT. SARI HARTA LESTARI dan
PT. TAMAN LOKA, namun berdasarkan bukti yang tidak terbantahkan,
ternyata dalam surat gugatannya Penggugat secara pribadi justru
mengajukan gugatan terhadap diri pribadi Tergugat yang nyata-nyata
keduanya bukan sebagai pihak dalam perkara aquo.

3
C.5. Bahwa uraian surat gugatan Penggugat yang telah keliru dalam
menempatkan kapasitas para pihak dalam perkara aquo yakni menjadikan
diri pribadi sebagai Pihak Penggugat dan Pihak Tergugat, padahal
berdasarkan fakta hukum dan bukti yang ada, sengketa yang terjadi antara 2
badan hukum tentunya sangat berdampak pada isi surat gugatan Penggugat,
sehingga mengakibatkan surat gugatan tidak jelas/kabur dan materi
gugatan tidak mempunyai makna secara yuridis.

C.6. Bahwa oleh karena surat gugatan Penggugat tidak jelas/kabur, maka
sangatlah layak jika ketentuan Pasal 8 Rv yang telah menjadi Yurisprudensi
tetap Mahkamah Agung Republik Indonesia No.492K/Sip/1970 tanggal
16 Desember 1970 dan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia
tertanggal 21 Agustus 1974 Reg. No.565K/Sip/1973 sebagaimana termuat
dalam Jawaban Tergugat tertanggal 19 Januari 2016, dijadikan
pertimbangan Yang Mulia Majelis Hakim untuk menolak gugatan Penggugat
atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan tidak diterima.

II. DALAM POKOK PERKARA:

1) Bahwa Tergugat mohon agar duplik di bawah ini dianggap merupakan satu
kesatuan dengan bagian Eksepsi tersebut di atas yang secara mutatis mutandis
tidak dapat dipisahkan.

2) Bahwa Tergugat menolak secara tegas keseluruhan dalil-dalil yang diajukan


Penggugat dalam repliknya, kecuali yang secara tegas diakui kebenarannya.

3) Bahwa adalah tidak benar dalil replik Penggugat posita angka 3 halaman 3 yang
menyatakan Perubahan Surat Perjanjian Kontrak Kerja No. : 09.1/SPK/III/2015
tertanggal 9 Maret 2015 dibuat dan ditandatangani oleh dan antara Tergugat
dalam kapasitas diri pribadi (sebagai Pihak Pertama) dan Penggugat dalam
kapasitas diri pribadi (sebagai Pihak Kedua). Hal mana kendatipun Penggugat
mendalilkan dalam Perubahan Surat Perjanjian Kontrak Kerja Nomor :
09.1/SPK/III/2015 tertanggal 9 Maret 2015 dibuat dan ditandatangani oleh
Penggugat dan Tergugat dalam kapasitas diri pribadi mereka masing-masing,
namun pada dasarnya dalam perjanjian tersebut para pihak mengatasnamakan
perusahaan atau badan hukum.

4) Bahwa sebagai bukti kalau Perubahan Surat Perjanjian Kontrak Kerja Nomor :
09.1/SPK/III/2015 tertanggal 9 Maret 2015 bukan dibuat oleh diri pribadi para
pihak namun dibuat oleh dan diantara PT. SARI HARTA LESTARI dan PT. TAMAN
LOKA, yakni Penggugat dalam mengajukan tagihan selalu mengatasnamakan
PT. TAMAN LOKA bukan atas nama diri pribadi Penggugat. Demikian pula
tagihan proyek terkait Perubahan Perjanjian Kontrak tersebut juga ditujukan
kepada PT. SARI HARTA LESTARI bukan kepada diri pribadi Tergugat.

4
5) Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil Penggugat dalam repliknya posita
angka 4, 5, 6 halaman 4 s/d 5 yang tetap bersikukuh terhadap penghitungan
hasil volume pekerjaan yang telah dilakukan Penggugat sebesar 60% (enam
puluh persen) yang equivalen dengan nilai Rp.2.969.400.000,- (dua milyar
sembilan ratus enam puluh sembilan juta empat ratus ribu rupiah), yang
kemudian dilakukan penilailaian ulang oleh Apraisal Independent dengan hasil
nilai volume pekerjaan sebesar 45% (empat puluh lima persen) yang equivalen
dengan nilai sebesar Rp.2.177.050.000,- (dua milyar seratus tujuh puluh tujuh
juta lima puluh ribu rupiah).

6) Bahwa dalil Tergugat sebagaimana dinyatakan dalam Jawaban tertanggal


19 Januari 2016 bukanlah mengada-ada dan telah sesuai dengan bukti dan fakta
hukum yang sebenarnya. Hal mana meskipun Penggugat mendalilkan penilaian
ulang volume pekerjaan proyek Villa Brilyan dilakukan oleh Apraisal
Independent, namun pada kenyataannya hasil penghitungannya tidak
didasarkan pada bukti dan fakta hukum yang sebenarnya dan Tergugat merasa
dibohongi.

7) Bahwa untuk menindaklanjuti ketidakbenaran terhadap perhitungan volume


pekerjaan bangunan Villa Brilyan tersebut, maka Tergugat yang
mengatasnamakan PT. SARI HARTA LESTARI telah meminta kepada Penggugat
yang mengatasnamakan PT. TAMAN LOKA untuk dilakukan penilaian ulang
dengan menunjuk Konsultan Penilai yang lain dengan disaksikan oleh
perwakilan Anggota TNI Angkatan Darat. Kendatipun Penggugat sudah diundang
pada saat dilakukan penilaian ulang oleh Konsultan Penilai yang ditunjuk,
namun kenyataannya Penggugat tidak hadir.

8) Bahwa alasan Tergugat melibatkan perwakilan Anggota TNI Angkatan Darat


dalam melakukan penilaian ulang volume pekerjaan bangunan Villa Brilyan
adalah agar perhitungan volume pekerjaan bangunan Villa Brilyan berjalan fair
dan tidak ada dusta diantara para pihak, karena sebelumnya dalam perhitungan
volume pekerjaan bangunan Villa Brilyan sebesar 60% maupun 45%, Tergugat
selalu dibohongi oleh Penggugat.

9) Bahwa berdasarkan penilaian ulang volume pekerjaan bangunan Villa Brilyan


yang dilakukan oleh Konsultan Penilai dengan disaksikan perwakilan Anggota
TNI Angkatan Darat dan dihadiri Tergugat yang mengatasnamakan PT. SARI
HARTA LESTARI, diperoleh hasil volume pekerjaan yang telah dilakukan
Penggugat atas bangunan Villa Brilyan sebesar 32% (tiga puluh dua persen).

10) Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil Penggugat dalam repliknya posita
angka 7 halaman 5, yang mendalilkan penilaian ulang volume pekerjaan
bangunan Villa Brilyan oleh Tergugat yang dilakukan setelah tanggal
Kesepakatan Penyelesaian Pembayaran Jasa Pembangunan Villa Brilyan
tertanggal 8 Agustus 2015 adalah tindakan sepihak sehingga hasilnya tidak
dapat dijadikan acuan dan dasar dalam perkara aquo.
5
11) Bahwa berdasarkan fakta hukum yang sebenarnya, sebelum penilaian ulang
volume pekerjaan bangunan Villa Brilyan sebesar 32% (tiga puluh dua persen)
yang dilakukan oleh Konsultan Penilai dengan disaksikan perwakilan Anggota
TNI Angkatan Darat, Tergugat yang mengatasnamakan PT. SARI HARTA
LESTARI telah mengundang Penggugat namun Penggugat tetap tidak mau hadir.
Sehingga tidak benar jika penilaian ulang volume pekerjaan bangunan Villa
Brilyan sebesar 32% (tiga puluh dua persen) dikatakan sebagai tindakan
sepihak.

12) Bahwa Kesepakatan Penyelesaian Pembayaran Jasa Pembangunan Villa Brilyan


tertanggal 8 Agustus 2015 dibuat dengan disertai unsur paksaan oleh Penggugat
terhadap Tergugat. Hal mana saat itu Tergugat dipaksa/ditekan oleh Penggugat
untuk menandatangani Kesepakatan Penyelesaian Pembayaran Jasa
Pembangunan Villa Brilyan tertanggal 8 Agustus 2015 yang sudah disiapkan dan
diketik dengan rapi oleh Penggugat, sehingga berakibat Kesepakatan
Penyelesaian Pembayaran Jasa Pembangunan Villa Brilyan tertanggal 8 Agustus
2015 menjadi BATAL DEMI HUKUM. Dengan demikian tidak benar jika penilaian
ulang volume pekerjaan bangunan Villa Brilyan sebesar 32% (tiga puluh dua
persen) tidak dapat dijadikan acuan dan dasar dalam perkara aquo.

13) Bahwa tidak benar dalil Penggugat dalam repliknya posita angka 8, 9 halaman 5,
6, hal mana berdasarkan fakta hokum yang sebenarnya Tergugat terpaksa
menandatangani Kesepakatan Penyelesaian Pembayaran Jasa Pembangunan
Villa Brilyan tertanggal 8 Agustus 2015 dan terpaksa membuat Surat Pernyataan
tanggal 6 Agustus 2015, karena apabila Tergugat tidak menandatangani
Kesepakatan Penyelesaian Pembayaran Jasa Pembangunan Villa Brilyan
tertanggal 8 Agustus 2015 dan Surat Pernyataan tanggal 6 Agustus 2015,
Penggugat mengancam tidak akan mundur dari jabatannya sebagai Direktur
PT. Sari Dewi Harta yang notabene milik Tergugat (Komisaris PT. Sari Dewi
Harta) dan tidak akan menyerahkan asset PT. Sari Dewi Harta berupa 2 buah
Sertifikat Hak Milik Tergugat atas tanah seluas 10 hektar yang terletak di
Atambua, Nusa Tenggara Timur yang saat itu dibawa oleh Penggugat.

14) Bahwa oleh karena Kesepakatan Penyelesaian Pembayaran Jasa Pembangunan


Villa Brilyan tertanggal 8 Agustus 2015 dan Surat Pernyataan tanggal 6 Agustus
2015 ditandatangani Tergugat dalam keadaan terpaksa, maka Kesepakatan
Penyelesaian Pembayaran Jasa Pembangunan Villa Brilyan tertanggal 8 Agustus
2015 dan Surat Pernyataan tanggal 6 Agustus 2015 menjadi BATAL DEMI
HUKUM. Hal tersebut sesuai dengan bunyi pasal 1321 yang berbunyi “Tiada
sepakat yang sah apabila sepakat itu diberikan karena kekhilafan, atau
diperolehnya dengan paksaan atau penipuan” dan pasal 1323 KUHPerdata
yang berbunyi : “Paksaan yang dilakukan terhadap orang yang mengadakan
suatu perjanjian mengakibatkan batalnya perjanjian yang bersangkutan,
juga bila paksaan itu dilakukan oleh pihak ketiga yang tidak
berkepentingan dalam perjanjian yang dibuat itu”. Dengan demikian sudah
6
selayaknya Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara aquo menolak
dan mengenyampingkan dalil-dalil Penggugat tersebut.

15) Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil Penggugat dalam repliknya posita
angka 10 halaman 6, yang mendalilkan Penggugat tidak melakukan upaya paksa
dan mengancam Tergugat untuk menandatangani Kesepakatan Penyelesaian
Pembayaran Jasa Pembangunan Villa Brilyan tertanggal 8 Agustus 2015 karena
pengunduran diri Penggugat sebagai Direktur PT. Sari Dwi Artha sudah terjadi
sejak tanggal 5 Agustus 2015. Hal mana berdasarkan fakta hukum yang
sebenarnya walaupun Penggugat mengajukan pengunduran diri sebagai
Direktur PT. Sari Dwi Artha sudah terjadi sejak tanggal 5 Agustus 2015, namun
Penggugat baru menyerahkan dokumen terkait termasuk 2 buah Sertifikat Hak
Milik Tergugat atas tanah seluas 10 hektar yang terletak di Atambua, Nusa
Tenggara Timur kepada Tergugat pada tanggal 23 September 2015, itupun
setelah dimediasi oleh Anggota TNI Angkatan Darat. Disamping itu Tergugat
juga harus membayar sejumlah uang kepada Penggugat sebesar
Rp.208.000.000,- (dua ratus delapan juta rupiah) yang diserahterimakan pada
tanggal 23 September 2015.

16) Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil replik Penggugat pada posita angka
11 halaman 7 yang menyatakan Tergugat telah melakukan cidera janji atau
wanprestasi. Hal mana Kesepakatan Penyelesaian Pembayaran Jasa
Pembangunan Villa Brilyan tertanggal 8 Agustus 2015 telah BATAL DEMI
HUKUM karena dibuat dengan disertai unsur paksaan. Disamping itu nilai
pembangunan proyek yang ditagih oleh Penggugat kepada Tergugat cenderung
mengada-ada dan tidak sesuai dengan fakta hukum yang sebenarnya.

17) Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil replik Penggugat pada posita angka
12 halaman 7, 8 yang menyatakan Penggugat mengalami kerugian materiil an
imateriil yang kemudian dibebankan kepada Tergugat untuk membayarnya,
yang apabila kerugian tersebut tidak segera dibayar Tergugat dihukum
membayar uang paksa sebesar Rp.1.000.000,- untuk setiap hari keterlambatan.

Dalil tersebut sangatlah mengada-ada dan sangat tidak berdasar (onrechmatige


of ongegrond), disebabkan Tergugat tidak melakukan wanprestasi terhadap
Penggugat, karena Kesepakatan Penyelesaian Pembayaran Jasa Pembangunan
Villa Brilyan tertanggal 8 Agustus 2015 telah BATAL DEMI HUKUM (dibuat
dengan disertai unsure paksaan).

Demikian pula dalam hal membayar tuntutan ganti rugi biaya pengacara juga
tidak dapat dibebankan kepada Tergugat, karena dalam hukum acara di
Indonesia tidak mengharuskan Penggugat atau Tergugat beracara menggunakan
Pengacara. Sehingga jika seseorang menggunakan jasa Pengacara, biaya tersebut
mejadi resiko pengguna jasa dan tidak dapat dibebankan kepada pihak lawan.

7
18) Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil replik Penggugat pada posita angka
14 halaman 8 yang menyatakan Penggugat mengajukan permohonan sita
jaminan terhadap tanah dan bangunan milik Tergugat dengan alasan telah
berkurang hak atas uang yang seharusnya diterima oleh Penggugat. Hal mana
telah terbukti secara sah dan meyakinkan Penggugat tidak dapat membantah
dalil Tergugat sebagaimana termuat dalam Jawaban tertanggal 19 Januari 2016,
yang menyatakan nilai barang yang diajukan permohonan sita oleh Penggugat
jauh melebihi nilai gugatan yang diajukan, yang tentunya hal ini telah melanggar
Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia (SEMA R.I.) No. 05 Tahun
1975, tertanggal 1 Desember 1975, perihal Sita Jaminan (conservatoir beslag)
huruf D yang menyatakan : Agar benda-benda yang disita nilainya
diperkirakan tidak jauh melampaui nilai gugatan (nilai uang yang menjadi
sengketa), jadi seimbang dengan yang digugat.

19) Bahwa dalam mengajukan permohonan sita jaminan sebagaimana dinyatakan


dalam repliknya, juga telah terbukti secara sah dan meyakinkan Penggugat tidak
mampu menyebutkan letak dan batas obyek sengketa, hal mana sesuai Surat
Edaran Mahkamah Agung R.I. No. 2 tahun 1962 tentang Cara Pelaksanaan Sita
Atas Barang-Barang Yang Tidak Bergerak, permohonan sita harus
menyebutkan letak dan batas – batas obyek yang akan diajukan sita secara
jelas dan terperinci.

20) Bahwa Tergugat tidak perlu menanggapi dalil-dalil Penggugat selebihnya karena
tidak ada relevansinya dengan perkara aquo.

Berdasarkan fakta-fakta dan alasan hukum yang diuraikan di atas, maka jelaslah cukup
alasan bagi Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara ini berkenan
untuk menyatakan :

DALAM EKSEPSI
1. Mengabulkan Eksepsi Tergugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima untuk seluruhnya.

DALAM POKOK PERKARA


1. Menolak gugatan Penggugat seluruhnya atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima;
2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara.

Atau
Apabila Yang Mulia Majelis Hakim berpendapat lain, mohon Putusan yang seadil-adilnya
(ex aequo et bono).
Hormat Kami,
Law Firm BUDISANTOSO
Selaku Kuasa Hukum Tergugat

H.A. Budisantoso, SH. Heru Sugiyono, SH., MH.


8
9

Anda mungkin juga menyukai