Tahun 2013
Sekretariat : Jl. S. Parman No. 20, Pondok Makan Mandiri / Ruko Kencana
Purwodadi Grobogan Jateng 58161, HP. 0812 5829 2903
Nomor : 06/LBH.P/LIG/VII/2022
Perihal : Replik atas jawaban perkara
No. 1058/Pdt.G/2022/PN.Dmk
Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Negeri Demak
Jl. Sultan Trenggono No. 27, Karangrejo, Wonosalam
Di –
D E M A K.-
Dengan Hormat,
I. DALAM KONVENSI :
DALAM EKSEPSI :
Bahwa sudah jelas yang menjadi dasar Para Penggugat dalam sebagaimana
point gugatan Para Penggugat adalah “Gugatan Pembagian Harta Waris”
1
Vide Pasal 188 Kompilasi Hukum Islam mengatakan apabila ada
diantara para ahli waris yang tidak menyetujui dilakukannya pembagian
harta warisan maka ahli waris yang bersangkutan dapat mengajukan
gugatan melalui Pengadilan Agama untuk dilakukan pembagian harta
warisan
Selain itu seharusnya yang dijadikan dasar ataupun kiblat terhadap perkara
ini adalah Hukum Materil yaitu ketentuan Pasal 49 Undang-undang
Nomor 3 Tahun 2006 tentang Pengadilan Agama menjelaskan bahwa
“Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus
dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang
yang beragama Islam” di bidang Perkawinan, Waris, Wasiat, Hibah,
Wakaf, Zakat, Infaq, Shadaqah, dan Ekonomi syari’ah.
Bahwa sudah jelas dan gamblang jika berdasarkan pasal tersebut secara Ex
Officio Pengadilan Agama berwenanag dalam mengadili sengketa Waris
Agama Islam, sehingga tehadap dalil dan dasar Eksepsi Absolut Tergugat I,
II dan IV mohon untuk ditolak atau setiadk tidaknya untuk tidak dapat
diterima/N.O (Nietonvanvankeljike verklaard);
Bahwa yang menjadi dasar gugatan ini bukanlah hibah dari Almarhumah Ibu
Sukimah kepada Rukhani (Tergugat I) yang kemudian obyek sengketa
tersebut berubah menjadi sertifikat hak milik (SHM) No. 01651, tercatat atas
nama Siti Nur Azizah ,surat ukur taggal 05/09/2017 nomor
00442/Gajah/2017 dengan luas 109 M2 menjadi milik dari Tergugat VI,
namun adalah cara perolehan yang tidak sesuai sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku, yaitu dengan mengorbankan hak dan kepentingan dari
ahli waris Para Penggugat , karena tanah tersebut, ada dari salah satu
Penggugat yang tidak menyetujuinya dan tidak membubuhkan tanda tangan
dalam surat keterangan (bukan hibah) sebagaimana di dalilkan Tergugat
I, II dan VI, sehingga jelas obyek tersebut seharusnya masih menjadi hak
waris Para Penggugat dan Almarhumah Ibu Aminah.
2
tercatat atas nama Siti Nur Azizah ,surat ukur taggal 05/09/2017 nomor
00442/Gajah/2017 dengan luas 109 M2, hanya akal-akalan Tergugat I, II
dan VI untuk membuat perkara ini kabur atau sengaja mengaburkan
gugatan Para Penggugat, karena Para Penggugat dalam hal ini sengaja
menguraikan obyek sengketa yaitu Tanah C desa Gajah, persil no 24 dg luas
kurang lebih 127 M2 yag sekarang menjadi menjadi SHM No. 01651,
tercatat atas nama Siti Nur Azizah ,surat ukur taggal 05/09/2017 nomor
00442/Gajah/2017 dengan luas 109 M2, supaya kita semuanya tahu,
terutama Majelis dalam memeriksa perkara ini mengetahui sejarah dari
perolehan tanah obyek sengketa waris ini hingga menjadi Gugatan
Pembagian harta waris.
Bahwa sudah jelas jika Para Penggugat tidak pernah mengakui keberadaan
adanya Hibah dibawah tangan seperti yang disampaikan oleh Tergugat I, II,
dan IV, bahwa bunyi surat tersebut adalah surat keterangan bukan Hibah
sebagaimana yang didalikan oleh Tergugat I, II, dan IV, selain itu para
Penggugat juga ada yang tidak setuju dengan surat keterangan yang dibuat
terbukti dengan tidak adanya tanda lengkap dari pihak yang
menyepakatinya sehingga sudah seharusnya demi hukum dan keadilan
obyek sengketa waris tersebut adalah hak bersama yang dimiliki oleh para
penggugat dengan waris pengganti dari Ibu Aminah, dimana logika
hukumnya jika anak permpuan dalam agama islam mendapkan bagian yang
lebih dari anak laki-laki, yang seharusnya bagiannya lebih dari anak
perempuan dengan perbandingan 2 : 1 (dua banding satu), terhadap harta
peninggalan orang tuanya, namun pada perkara ini justru harta waris
tersebut dikuasai oleh cucu perempuan terakhir yang merupakan anak dari
Siti Aminah Binti Saein Rusdari anak pertama perempuan, yang jika di
hitung seharusnya mendapatkan bagian lebih kecil, sehingg alas an Pra
Penggugat tersebut sangat berdasar hukum Vide Pasal 176 Kompilasi
3
Hukum Islam maka bagian warisan yang diterima Penggugat adalah
dua berbanding satu dengan anak perempuan
Bahwa jelas dasar Para Penggugat mengajukan gugatan ini adalah karena
ketidak adilan yang diterima Para Penggugat bertahun-tahun dan ingin
mengakhiri konflik keluarga puluhan tahun, karena Para Penggugat hanya
ingin Obyek tersebut dibagi sebagaimana ketentuan hukum waris islam dan
Para Penggugat menyadari jika Alm siti amainah juga akan mendapatkan
bagian sebagai waris pengganti terhadap obyek sengketa waris tersebut,
dasar Para Penggugat mengajukan gugatan, Pasal 188 Kompilasi Hukum
Islam mengatakan apabila ada diantara para ahli waris yang tidak
menyetujui dilakukannya pembagian harta warisan maka ahli waris
yang bersangkutan dapat mengajukan gugatan melalui Pengadilan
Agama untuk dilakukan pembagian harta warisan
Bahwa apa yang disampaikan oleh Tergugat I, II, dan VI dalam Eksepsi ini
sama sekali tidak jelas mengnai hal-hal mana yang yang tidak jelas atau
kurang jelas megenai gugatan yang diajukan oleh para Penggugat,sehingga
mohon kepada majelis hakim yang memeriksa perkara ini, apa yang di
sampikan Tergugat I, II, dan VI dalam eksespi sini untuk di kesampingkan
atau seyidak tidaknya untuk tidak dapa diterima (N.O);
1. Bahwa, Para Penggugat mohon agar apa yang telah tertuang dalam
Gugatan secara mutatis mutandis tertuang dan terbaca kembali dalam
Replik perkara ini;
2. Bahwa, Para Penggugat menolak seluruh dalil dalam jawaban Tergugat I, II,
dan IV, kecuali yang diakui dan dibenarkan oleh Para Penggugat;
4
3. Bahwa, Para Penggugat masih tetap berpegang teguh pada Gugatan
sebelumya yang diajukan oleh Para Penggugat untuk keseluruhan;
4. Mengaggapi dalil angka 2 Tergugat I, II, dan VI, Para Penggugat menolak
dengan tegas dalil tersebut, bahwa sebelum peralihan Hibah dari Tergugat I
(Rukhani) kepada Tergugat VI (Siti Nur Azizah) anaknya sebagaimana
Tergugat I, II, dan VI sampaikan, sebelumnya perolehan tanah C desa
Gajah, persil no 24 dg luas kurang lebih 127 M2, sudah menjadi sertifikat
hak milik (SHM) No. 01651, tercatat atas nama Siti Nur Azizah ,surat ukur
taggal 05/09/2017 nomor 00442/Gajah/2017 dengan luas 109 M2 (Obyek
Sengketa) tersebut diperoleh dengan cara yang tidak sah, hanya
berdasarkan surat keterangan (bukan hibah) yang mana para pihak
dalam hal ini Para Penggugat, tidak semuanya menyetujui surat tersebut
selaku Ahli Waris bapak Saein Rusdari yaitu Ibu Sukimah (Istri), Siti Aminah
Binti Saein (anak perempuan pertama), Ramelan Bin Saein (anak laki-laki),
Ramli (anak laki-laki), dan masduki (anak laki-laki), yang akan Para
Penggugat buktikan nanti bahwa adanya ketidak persetujuan salah satu
ahli waris atas peralihan persil no 24 dg luas kurang lebih 127 M2
(obyek sengketa ) menjadi milik Tergugat I (Rukhani) yang saat ini sudah
menjadi sertifikat hak milik (SHM) No. 01651, tercatat atas nama Siti Nur
Azizah ,surat ukur taggal 05/09/2017 nomor 00442/Gajah/2017 dengan luas
109 M2, sehingga dengan tidak setujunya ahli waris tersebut sudah
sepatutnya dan seharusnya secara hukum tanah tersebut merupakan bagian
dari ahli waris utama yang saat ini mengajukan Gugatan.
Bahwa selain itu dengan tidak setujunya ahli waris tersebut Para Penggugat
menganggap bahwa saat ini Obyek sengketa yaitu persil no 24 dg luas
kurang lebih 127 M2 (obyek sengketa ) saat ini sudah menjadi sertifikat
hak milik (SHM) No. 01651, tercatat atas nama Siti Nur Azizah ,surat ukur
taggal 05/09/2017 nomor 00442/Gajah/2017 dengan luas 109 M2, tersebut
masih berstatus persil C desa, namun alangkah terkejutnya Para Penggugat
ketika Tergugat I (Rukhanie) sudah merasa persil C itu adalah miliknya
maka segera untuk mendaftarkan tanah persil tersebut menjadi Sertifikat
Hak Milik dengan dasar sebagaimana tercantum dalam sertifikat Asal Hak
Konversi / Pengakuan Hak C.755 P.24 D.1, sehingga hal tersebut
sangat merugikan Para Penggugat sebagai Ahli waris atas tindakan
menguasai harta waris dari Tergugat VI.
5. Bahwa apa yang disampaikan Tergugat I, II, dan VI, dalam angka 6 tersebut
sama sekali tidak benar hanya merupakan karangan dari Tergugat I, II, dan
VI saja, karena jelas bahwa dalam surat keterangan pembagian harta
warisan dari persil desa tersebut sudah pasti hanya memuat pembagian
tanah dari Pewaris (orang yang meninggal) kepada Para Ahli Waris yang ada
5
yaitu Ibu Sukimah (Istri), Siti Aminah Binti Saein (anak perempuan
pertama), Ramelan Bin Saein (anak laki-laki), Ramli (anak laki-laki), dan
masduki (anak laki-laki), dan tidak ada nama Rukhani dalam pembagian
harta dari surat keterangan yang dibuat oleh desa tersebut, sehingga dalil
Tergugat I, II, dan VI hanya sebuah fiktif dan karangan saja yang nantinya
akan Para Penggugat buktikan.
Bahwa apa yang Tergugat I, II, dan VI dalam angka 7 tersebut juga sama
sekali tidak benar, dan merupakan karangan saja, sebagai orang yang
beragama islam sudah sepatutnya terhadap sisa harta waris dalam perakara
aquo dilakukan sesuai agama islam karena antara Para Penggugat dan Para
Tergugat adalah orang –orang yang beragama islam dan sudah sepatutnya
tunduk dan patuh terhadap pembagian waris islam, dan jika Tergugat I, II,
dan VI menyampaikan jika sisa harta yang meruapakn tanah Obyek
Sengketa tersebut diperuntukan untuk Almh. Siti Aminah karena nanti
segala sesuatu yan merawat ibu Sukimah sangatlah tidak tepat dan
membuat Para Penggugat merasa keberatan karena diatas namakan oleh
Tergugat I (Rukhanie), sehingga segala surat tesebut ada yang tidak mau
tanda tangan, jika kita berdasarkan hukum islam Pasal 176 Kompilasi
Hukum Islam maka bagian warisan yang diterima Penggugat adalah dua
berbanding satu dengan anak perempuan, sehingga dasar ataupun dalil
Tergugat I, II, dan VI, sangatlah tidak tepat, jika bagian yang lebih besar
tersebut diberikan kepada Ibu Aminah, sehingga beralasan untuk dilakukan
Gugatan Waris ini.
6
tersebut hanya memuat mengenai perselisihan keluarga tanpa menyangkut
persetujuan terhadap obyek sengketa sehingga sudah sepatutnya untuk
dikesampingkan, apabila Tergugat I, II, dan VI menyatakan bahwa surat
tersebut sudah di tanda tangani oleh seluruh kelurga mohon untuk ditolak
karena ada salah satu dari ahli waris yang tidak setuju terhadap surat dalam
bentuk appun terkait peralihan obyek tersebut, sehingga jelas bahwa apa
yang disampaikan Tergugat I, II, dan VI tersebut hanya menggiring opini
saja dan akan Para Penggugat buktina nanti di persidangan.
10. Bahwa oleh karena Tergugat III, IV dan V tidak menanggapi Gugatan dari
Para Penggugat dan saat hadir di persidangan Tergugat III dan IV
menyatakan akan “ ikut putusan pengadilan kalo harus di bagi harus dibagi
rata” maka merupakan fakta yang tidak terbantahkan jika obyek tersebut
memang belum dibagi secara waris islam karena ada hak waris dari ahli
waris yang harus dilindungi, maka Para Penggugat anggap Tergugat III, IV
7
dan V karena tidak menggunakan haknya berarti menyetujui Gugatan para
Penggugat, agar semua harta dapat di bagi merata.
11. Bahwa Para Penggugat menolak dengan tegas dalil Tergugat I, II, dan VI
untuk selain dan selebihnya, dalil tersebut mohon ditolak atau setiad-
tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima.
---------------------------------- A t a u : -------------------------
Grobogan,
Hormat kami,
Kuasa Hukum Penggugat