Anda di halaman 1dari 14

SEMARANG, 13 SEPTEMBER 2022

KONTRA MEMORI BANDING


Atas
Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang
Perkara Nomor : 13/G/2022/PTUN.SMG
Tanggal 3 Agustus 2022

Dalam Perkara

Antara

MUHAMAD TAUFIK AMINUDIN,semula Penggugat selanjutnya disebut sebagai


Pembanding ;

Melawan

Kepala Desa Bumiharjo Kecamatan Guntur Kabupaten Demak, semula Tergugat


selanjutnya disebut sebagai Terbanding I;

Charisun, semula Tergugat II Intervensi selanjutnya disebut sebagaiTerbanding II;

Kepada Yth :
Ketua Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya
Jl. Ketintang Madya VI No. 2 Surabaya
Di_

SURABAYA

Melalui
Yth; Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang
Jl. Abdulrahman Saleh No. 89 Semarang
Di_

SEMARANG

Dengan hormat,
Yang bertandatangan di bawah ini :

KEPALA DESA BUMIHARJO


Desa Bumiharjo RT 04/RW 03 KEC. Guntur
Kabupaten Demak – Jawa Tengah
Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak. Berdasarkan Surat Kuasa Khusus bermaterai cukup
memberi kuasa kepada :
Daniel Hari Purnomo, SH,SE,MA,M.Hum, Advokat kewarganegaraan Indonesia
merupakan Advokat di Kantor Advokat & Konsultan Hukum DANIEL & REKAN, beralamat
di Taman Beringin Elok B2, Bringin, Ngaliyan Kota Semarang serta alamat elektronik
danielharipurnomo@gmail.com.
Selanjutanya disebut ..................................................................................Terbanding I.
Nama : Charisun
Jabatan : Kepala Dusun Brumbung
Desa Bumiharjo RT 04/RW 03 KEC. Guntur
Kabupaten Demak – Jawa Tengah

Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak. Berdasarkan Surat Kuasa Khusus bermaterai cukup
memberi kuasa kepada :

Daniel Hari Purnomo, SH,SE,MA,M.Hum,


Advokat kewarganegaraan Indonesia merupakan Advokat di Kantor Advokat & Konsultan
Hukum DANIEL & REKAN, beralamat di Taman Beringin Elok B2, Bringin, Ngaliyan Kota
Semarang serta alamat elektronik danielharipurnomo@gmail.com.
Selanjutnya disebut ...............................................................................Terbanding II.

Dengan ini Terbanding I dan Terbanding II semula Terggugat I dan Tergugat II


Intervensi mengajukan Kontra Memori Banding terhadap Memori Banding atas Putusan
Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang dalam Perkara Nomor : 13/G/2022/PTUN.SMG
yang diputus pada hari Rabu tanggal 3 Agustus 2022 dalam sidang yang terbuka untuk
umum melalui Sistem Informasi Pengadilan, sebagai berikut :

1. Bahwa Pembading semula Penggugat dengan tegas menyatakan keberatan dan menolak
terhadap Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang dalam Perkara Nomor :
13/G/2022/PTUN.SMG yang diputus pada hari Rabu tanggal 3 Agustus 2022 dengan
Amar Putusan sebagai berikut :

MENGADILI :
1. Menyatakan gugatan Penggugat tidak diterima;
2. Menghukum Penggugat untuk membayar pemeriksaan sengketa ini sejumlah
Rp. 4.547.500,- (empat juta lima ratus empat puluh tujuh ribu lima ratus rupiah).

2. Bahwa Terbanding I dan Terbanding II semula Terggugat I dan Terggugat II Intervensi


tetap pada dalil-dalil atas Eksepsi dan Jawaban Tergugat dan Tergugat II Intervensi, Bukti-
bukti Surat, Keterangan Saksi-saksi, Keterangan Ahli, dan Kesimpulan yang telah
Terbanding I dan Terbanding II semula Terggugat I dan Tergugat II Intervensi di ajukan
pada persidangan pemeriksaan tingkat pertama di Pengadilan Tata Usaha Negara
Semarang;
3. Bahwa setelah membaca secara cermat dengan memperhatikan pertimbangan
pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang yang menjadi
dasar dalam memutus Perkara Nomor : 13/G/2022/PTUN.SMG, Terbanding I dan
Terbanding II semula Terggugat I dan Tergugat II dengan tegas menyatakan puas dan
membenarkan atas Putusan tersebut karena adanya manfaat hukum yang diutamakan
dengan pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang;
4. Bahwa Kontra Memori Banding ini akan kita jawab dengan Tanggapan Kontra Memori
Banding dengan Singkat karena semuanya sudah terjawab dalam Persidangan di
Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang.

Dalil-Dalil Pembanding sebagai berikut :

Adapun alasan keberatan Pembanding semula Penggugat terhadap Putusan Pengadilan


Tata Usaha Negara Semarang dalam Perkara Nomor :
13/G/2022/PTUN.SMG tanggal 3 Agustus 2022, adalah sebagai berikut :

1. Bahwa pada pokoknya dalam pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara
Semarang dalam Perkara Nomor : 13/G/2022/PTUN.SMG, menilai bahwa Pembanding semula
Penggugat tidak memiliki alasan hukum atau kepentingan langsung untuk mengajukan Gugatan
terhadap Objek Sengketa, terhadap hal tersebut Pembanding semula Penggugat sangat keberatan
dan tidak sependapat dengan pertimbangan Majelis Hakim;
Tanggapan Terbanding I dan Terbanding II :
Alasan Hukumnya sudah Jelas yaitu Manfaat Hukum yaitu kearifan Lokal
suatu Desa.

2. Bahwa dalam Pertimbangan hukumnya Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang
dalam Perkara Nomor: 13/G/2022/PTUN.SMG, telah memberikan pertimbangan hukum yang
benar dan berdasarkan hukum serta berdasarkan fakta persidangan secara menyeluruh serta
cermat dalam mempertimbangkan dalil-dalil Gugatan, Eksepsi dan Jawaban, Replik, Duplik, Bukti-
bukti Surat maupun keterangan Saksi-saksi dan Ahli, yaitu sebagai berikut :

a. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara dalam pertimbangannya


menyatakan bahwa “pada pokoknya Penggugat memiliki kepentingan yang
dirugikan didasarkan pada alasan :

1) Penggugat sebagai salah satu peserta Seleksi Pengisian Perangkat Desa


Bumiharjo Kecamatan Guntur Kabupaten Demak merasa telah dirugikan atas
waktu, tenaga dan pikiran serta biaya-biaya yang timbul pada saat Seleksi
Pengisian Perangkat Desa Bumiharjo sampai dengan diterbitkannya Objek
Sengketa, karena seharusnya Seleksi Pengisian Perangkat Desa Bumiharjo
TIDAK PERLU untuk di-ADA-kan atau dilaksanakan, mengingat ternyata Dusun
Brumbung tidak pernah ada atau tidak pernah dibentuk yang Penggugat ketahui
setelah terbitnya Objek Sengketa (vide Putusan hal. 62), sebagaimana sesuai
dengan dalil-dalil Gugatan Pembanding semula Penggugat pada halaman 4;
2) Penggugat merupakan seorang warga masyarakat Desa Bumiharjo, Kecamatan
Guntur, Kabupaten Demak yang mana atas diterbitkannya Objek Sengketa akan
merugikan kepentingan Penggugat dan warga masyarakat Desa Bumiharjo
secara umum, yaitu : dengan diterbitkannya Objek Sengketa akan mempengaruhi
dan membebani anggaran belanja desa yang berkepanjangan terkait dengan
peningkatan kesejahteraan warga masyarakat desa (gugatan Penggugat point 5)
(vide Putusan hal. 62), sebagaimana sesuai dengan dalil-dalil Gugatan
Pembanding semula
Penggugat pada halaman 4;

Tanggapan Terbanding I dan Terbanding II :


Adanya kepentingan sepihak/ pribadi untuk mengacaukan
peradaban yang sudah berjalan di Desa Bumiharjo sebagai
kearifan lokal khususnya Penghidupan kembali Dusun Brumbung
.

b. Bahwa terhadap dalil-dalil tersebut di atas Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha
Negara Semarang tidak mempertimbangkan secara cermat dan telah keliru dalam
mempertimbangkan dalil-dalil tersebut di atas, sebagaimana pertimbangannya berikut :
- Bahwa Penggugat merupakan salah satu calon yang berhak mengikuti seleksi
Perangkat Desa Bumiharjo, dengan jabatan yang dilamar adalah Kadus
Brumbung (vide bukti P-4 = T-22 Jo. Bukti T 23) (vide Putusan hal. 63);
Bahwa terhadap fakta hukum yang demikian adalah benar Pembanding semula
Penggugat adalah salah satu calon yang berhak mengikuti seleksi Perangkat Desa
Bumiharjo, dengan jabatan yang dilamar adalah Kadus Brumbung, namun pada
saat Pembanding semula Penggugat mendaftarkan diri sebagai calon untuk
mengikuti seleksi sampai dengan dilaksanakannya seleksi hingga diterbitkan objek
sengketa Pembanding semula Penggugat tidak mengetahui bahwa Dusun
Brumbung ternyata tidak dibentuk berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan dan Pembanding semula Penggugat baru mengetahui hal tersebut
setelah objek sengketa diterbitkan bahwa ternyata Dusun Brumbung tidak
dibentuk berdasarkan Peraturan Perundang-undangan sebagaimana ketentuan
Pasal 3 dan Pasal 6 Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Demak Nomor
7 Tahun 1983 Tentang Pembentukan Dusun Dalam Desa dan Lingkungan Dalam
Kelurahan, yang berbunyi :

Pasal 3 :
(1) Dusun atau lingkungan dibentuk dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah atas
usul Kepala Desa atau Kepala Kelurahan setelah mendapat persetujuan dari
Gubernur Kepala Daerah;
(2) Usul Kepala Desa atau Kepala Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pasal ini disampaikan Kepada Bupati Kepala Daerah melalui Camat setelah
dimintakan pertimbangan dari Pimpinan Lembaga Musyawarah Desa untuk tingkat
Desa dan Perangkat Kelurahan untuk tingkat Kelurahan.
Pasal 6 :
(1) Dusun atau Lingkungan yang karena pertimbangan-pertimbangan tehnis
pemerintah dan pelayanan terhadap masyarakat, dimungkinkan untuk dipecah;
(2) Pemecahan Dusun atau Lingkungan dilakukan dengan Keputusan Bupati Kepala
Daerah berdasarkan usul Kepala Desa atau Kepala Kelurahan melalui Camat.
(vide bukti P-25)

Tanggapan Terbanding I dan Terbanding II :


Sudah ada Musyawarah Desa, Rapat-rapat BPD dan Panitia
Penyelenggara Calon Perangkat Desa (Kadus Brumbung), lengkap
Administrasinya serta ujian di Universitas termasuk koordinasi
dengan Kabupaten Demak.

Bahwa hal ini juga diakui sendiri oleh Terbanding I semula Tergugat dalam dalil
jawabannya pada angka 3 yang menyatakan “kelengkapan administrasi dalam
rangka penghidupan kembali 2 (dua) dusun tersebut agar segera dipenuhi
sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku” (vide Eksepsi dan Jawaban
Tergugat dalam Perkara Nomor : 13/G/2022/PTUN.SMG, pada angka 3 dan vide
Putusan hal. 24).

Bahwa berdasarkan fakta persidangan adalah terbukti bahwa pembentukan Dusun


Brumbung dan Tegalsari tidak dilaksanakan atau tidak dibentuk berdasarkan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, yaitu berdasarkan fakta
persidangan :
• Bahwa pembentukan Dusun Brumbung dan Tegalsari tidak pernah melibatkan
tokoh masyarakat Desa Bumiharjo atau tidak pernah melibatkan perwakilan dari
ketua RT dan ketua RW di Desa Bumiharjo sebagai perwakilan dari warga
masyarakat Desa Bumiharjo,, sebagaimana keterangan saksi yang saling
berkesesuaian yaitu saksi
DARYAKUN AL HAMIDUN. H, DARWI, dan BUKHORI (vide Putusan hal.
48-60):
• Bahwa pembentukan Dusun Brumbung dan Tegalsari tidak pernah dibahas atau
melibatkan pihak dari Pemerintah Kabupaten Demak, hal ini ditunjukkan dengan
tidak adanya bukti tentang keterlibatan pihak Pemerintah Kabupaten Demak
dalam pembentukan Dusun Brumbung dan Dusun Tegalsari di Desa Bumiharjo.
Bahwa sebagai pembanding terhadap pembentukan wilayah Dusun di
Kabupaten Demak Pembanding semula Penggugat pada persidangan Perkara
Nomor
:13/G/2022/PTUN.SMG telah mengajukkan bukti P-29 dan bukti P-30;
• Bahwa pembentukan Dusun Brumbung dan Tegalsari sampai dengan hari ini
tidak pernah atau belum mendapat persetujuan dari Bupati Demak, sebagaimana
TIDAK ADA BUKTI SURAT BERUPA KEPUTUSAN BUPATI DEMAK TENTANG
PEMBENTUKAN DUSUN BRUMBUNG DAN TEGALSARI yang diajukan
sebagai bukti pada persidangan Perkara Nomor : 13/G/2022/PTUN.SMG, yang
mana berulang kali Penggugat meminta kepada Majelis Hakim Pengadilan Tata
Usaha Negara Semarang untuk membebankan bukti tersebut kepada
Terbanding I semula Tergugat agar dijadikan bukti dalam perkara a-quo;
• Bahwa Terbanding I semula Tergugat mengakui sendiri dalam persidangan
bahwa TIDAK ADA BUKTI SURAT BERUPA KEPUTUSAN BUPATI DEMAK
TENTANG PEMBENTUKAN DUSUN BRUMBUNG DAN
TEGALSARI, hal ini juga sesuai dengan keterangan saksi yang bernama
DARYAKUN AL HAMIDUN. H yang pada pokoknya menerangkan “bahwa
setahu saksi tidak keputusan bupati terkait dengan pembentukan dusun itu,
setahu saksi pemekaran itu harus ada surat-surat dari bupati atau rekomendasi
dari bupati (vide Putusan hal. 50)”;

Tanggapan Terbanding I dan Terbanding II :


Bahwa sudah jelas saksi – saksi semua menghadiri pelantikan
dan tidak ada yang protes waktu perikutan dan pelantikan Kadus
Brumbung. Semua berjalan dengan Baik. Tidak ada masalah.

Bahwa oleh karena Pembanding semula Penggugat baru mengetahui bahwa


ternyata Dusun Brumbung tidak dibentuk sesuai dengan Peraturan Perundang-
undangan sebagaimana tersebut di atas setelah pelaksanaan seleksi pengisian
Perangkat Desa telah selesai dilaksanakan dan telah diterbitkan objek sengketa,
sehingga Pembanding semula Penggugat berupaya untuk mendapatkan soft copy
objek sengketa kemudian melakukan upaya administrasi sebelum mengajukan
gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang;
Bahwa seharusnya Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang
dalam mempertimbangkan tentang kepentingan Pembanding semula Penggugat
dalam mengajukan gugatan harus pula dinilia dari aspek sejak kapan Pembanding
semula Penggugat mengetahui bahwa Dusun Brumbung ternyata tidak dibentuk
berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan dengan melihat fakta
hukum atau fakta persidangan sebagaimana telah Penggugat uraikan di atas
bahwa memang benar Dusun Brumbung tidak dibentuk berdasarkan ketentuan
Peraturan Perundangundangan,maka dengan demikian seharusnya Seleksi
Pengisian Perangkat Desa Bumiharjo TIDAK PERLU untuk di-ADA-kan atau
dilaksanakan, mengingat ternyata Dusun Brumbung tidak pernah ada atau
tidak pernah dibentuk sesuai ketentuan Peraturan Perundangundangan agar
tidak timbul kerugian Pembanding semula Penggugat berupa kerugian atas
waktu, tenaga dan pikiran serta biaya-biaya yang timbul pada saat Seleksi
Pengisian Perangkat Desa Bumiharjo;

Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 53 ayat (1) Undang-undang Nomor 9 Tahun


2004 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang
Peradilan Tata Usaha Negara, yang menyatakan : “orang atau badan hukum
perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata
Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan yang
berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara itu
dinyatakan batal atau tidak sah dengan atau disertai tuntutan ganti rugi dan
atau rehabilitasi”;

Bahwa mengingat ketentuan Pasal 53 ayat (1) Undang-undang Nomor 9 Tahun


2004 di atas menunjukkan bahwa tidak ada penentuan seberapa besar kerugian
atau berapa kadar kerugian yang harus dialami seseorang agar ia dapat
mengajukkan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara terhadap Keputusan Tata
Usaha Negara, maka dengan demikian berdasarkan ketentuan Pasal 53 ayat (1)
Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 di atas dan berdasarkan fakta persidangan
Pembanding semula Penggugat memiliki kepentingan dan alasan hukum untuk
mengajukan gugatan terhadap objek sengketa. Sehingga pertimbangan Majelis
Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara yang pada pokoknya menyatakan bahwa
Pembanding semula Penggugat tidak memiliki kepentingan untuk mengajukan
gugatan adalah bentuk ketidak cermatan dan kekeliruan Majelis Hakim dalam
mempertimbangkan kepentingan Penggugat dalam perkara a quo karena tidak
didasarkan pada fakta hukum yang terungkap dalam persidangan sebelum
terjadinya proses seleksi pengisian Perangkat Desa Bumiharjo Kecamatan Guntur
Kabupaten Demak dan sejak kapan Pembanding semula Penggugat mengetahui
bahwa ia telah dirugikan atas seleksi pengisian Perangkat Desa yang telah
dilaksanakan tersebut;

- Bahwa Tim Pengisian Perangkat Desa Bumiharjo, Kecamatan Guntur


Kabupaten Demak, telah bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP) UIN Walisongo dalam pelaksanaan seleksi (vide bukti T-24, T-
27, T-28, T-41) (vide Putusan hal. 64);

Bahwa meskipun Tim Pengisian Perangkat Desa Bumiharjo, Kecamatan Guntur


Kabupaten Demak telah melaksanakan proses seleksi Pengisian Perangkat Desa
(jabatan Kadus Brumbung) sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan, namun proses seleksi tersebut tidak terlepas dari pembentukan Dusun
Brumbung karena tujuan diadakannya seleksi pengisian Perangkat Desa adalah
untuk mengisi jabatan Kepala Dusun Brumbung, oleh karena itu seharusnya
terhadap pembentukan Dusun Brumbung haruslah dituntaskan terlebih dahulu agar
Dusun Brumbung itu sendiri mendapatkan legalitas sebagai suatu wilayah
administrative yang baru di Desa Bumiharjo. Namun faktanya Dusun Brumbung
tidak memiliki legalitas sebagai suatu wilayah administrative baru di Desa
Bumiharjo, sehingga proses pelaksanaan seleksi pengisian Perangkat Desa
Bumiharjo untuk mengisi jabatan Kepala Dusun Brumbung adalah bentuk dari
ketidak taatan terhadap Peraturan Perundang-undangan yang dilakukan oleh
Terbanding I semula Tergugat, Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratn
Desa (BPD), dan Panitia Seleksi serta pihak-pihak yang terkait termaksud
Pemerintah Kabupaten Demak yang memberi persetujuan untuk melaksanakan
proses seleksi Pengisian Perangkat Desa tanpa mencermati dan menelusuri
terlebih dahulu apakah Dusun Brumbung adalah Dusun yang sah atau tidak? yang
harus dibentuk berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;

- Bahwa calon peserta yang telah lolos seleksi pengisian jabatan Perangkat
Desa (jabatan yang dilamar Kadus Brumbung) yaitu : Charisun, Ranking 1
dan Rizky Mega Lestari Ranking 2 (vide bukti T-29) sehingga dari fakta ini
diketahui bahwa Penggugat tidak lolos seleksi pengisian jabatan Perangkat
Desa (jabatan yang dilamar Kadus Brumbung) (vide Putusan hal. 64);

Bahwa Pembanding semula Penggugat dalam perkara a-quo tidak mempersoalkan


terhadap siapa yang harus diloloskan dalam seleksi pengisian Perangkat Desa
Bumiharjo tersebut dan Pembanding semula Penggugat juga tidak meminta untuk
diangkat sebagai Kepala Dusun Brumbung atau Pembanding semula Penggugat
juga tidak meminta agar seleksi pengisian Perangkat Desa Bumiharjo untuk
diulang, namun Penggugat hanya meminta agar objek sengketa dinyatakan tidak
sah atau batal serta harus dicabut, karena mengingat Dusun Brumbung yang
dijadikan dasar untuk melaksanakan seleksi pengisian Perangkat Desa tersebut
adalah tidak dibentuk berdasarkan Peraturan Perundang-undangan sebagaiamana
telah Penggugat uraikan di atas;

Bahwa adalah hal yang tidak mungkin dan sangat bertentangan dengan Peraturan
Perundang-undangan terhadap suatu wilayah administrasi yang belum dibentuk
atau belum mendapat legalitas oleh pejabat yang berwenang dalam hal ini Bupati
Demak dilaksanakan seleksi untuk mengisi pejabat terhadap wilayah administrasi
tersebut, oleh karena itu seleksi pengisian Perangkat Desa Bumiharjo untuk
mengisi jabatan Kepala Dusun Brumbung adalah cacat hukum, maka dengan
demikian objek sengketa cacat hukum pula.

- Bahwa dari Pemeriksaan setempat yang dilakukan, Tergugat II Intervensi


telah bertugas sebagai Kepala Dusun Brumbung (vide bukti T-32) Tergugat II
Intervensi telah masuk dalam dalam struktur organisasi dan tata kerja
Pemerintahan Desa (vide bukti T.II Int-18), Tergugat II Intervensi telah
mendapat tanah bengkok sebagai penghasilan kepala desa (vide P-19). Ketika
Pemeriksaan Persiapan secara historis berasa dari sumur brumbung (vide P-
47) dan masyarakat setempat menunjukkan mereka di wilayah Dusun
Brumbung (vide Putusan hal. 64);

Tanggapan Terbanding I dan Terbanding II :


Bahwa yang meminta/ mengajukan Pemerikasaan Setempat
adalah Tergugat I dan Tergugat II Intervensi supaya jelas adanya
dusun Brumbung adanya Clean Govemant di Desa Bumiharjo ,
maka Majelis Hakim telah melihat sendiri sesuai fakta hukum
sudah berjalannya Pemerintahan Desa Bumiharjo juga adanya
Dusun Brumbung bukan fiktif.

Bahwa dari fakta persidangan tersebut sebenarnya telah menunjukan, bahwa


kerugian yang dimaksud oleh Pembanding semula Penggugat telah muncul
sebagaimana telah Pembanding semula Penggugat dalilkan pada Gugatan, Replik,
dan Kesimpulannya pada persidangan di Pengadilan Tata Usaha Negara
Semarang, karena dengan diterimanya gaji atau penghasilan tetap oleh Terbanding
II semula Tergugat II Intervensi yang berasal dari keuangan desa serta tunjangan
lain berupa tanah bengkok yang berasal dari tanah asset desa maka semakin
menunjukan bahwa kerugian itu telah ada bagi warga masyarakat Desa Bumiharjo.
Maka dengan demikian Pembanding semula Penggugat sebagai warga Desa
Bumiharjo juga memiliki kepentingan langsung terhadap kerugian yang
muncul akibat dari pelaksanaan objek sengketa, sehingga Pembading semula
Penggugat berhak mengajukan gugatan agar objek sengketa dibatalkan dan
dicabut;

Bahwa terhadap hasil Pemeriksaan Setempat yang menyatakan bahwa secara


historis Dusun Brumbung berasal dari Sumur Brumbung dan masyarakat setempat
menunjukkan mereka berada di wilayah Dusun
Brumbung. Bahwa apabila Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara
Semarang meyakini hal tersebut sebagai cikal bakal dibentuknya Dusun Brumbung
maka dengan demikian Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang
telah malekukan kekeliruan dan tidak cermat dalam memutus perkara a-quo,
karena telah mengabaikan fakta persidangan sebagaimana telah Pembanding
semula Penggugat uraikan pada halaman
5 – 6 di atas;

Bahwa meskipun warga yang menghadiri sidang pemeriksaan setempat


menyatakan mereka berada di wilayah Dusun Brumbung namun pada sidang
pemeriksaan setempat tersebut tidak memeriksa apakah warga yang hadir pada
saat itu adalah mereka yang benar-benar bertempat tinggal di wilayah tersebut atau
apakah mereka benar-benar warga Desa Bumiharjo atau tidak?, karena sidang
pemeriksaan setempat dilakukan di wilayah kekuasaan Tergugat oleh karena itu
sangat dimungkinkan Tergugat dapat menyuruh orang-orang terdekatnya atau
orang-orang pilihannya untuk memberikan keterangan pada sidang pemeriksaan
setempat tersebut dan Pembanding semula Penggugat menyatakan dengan tegas
menolak hasil sidang pemeriksaan setempat sepanjang terkait dengan seluruh
keterangan warga yang telah memberikan keterangannya pada sidang
pemeriksaan setempat tersebut karena tidak dilakukan pemeriksaan identitas para
warga yang telah memberikan keterangannya dan tidak dilakukan sumpah secara
sah terhadap para warga tersebut, sehingga adalah sangat keliru apabila Majelis
Hakim menjadikan hal tersebut sebagai fakta persidanga dan menimbangnya untuk
dijadikan dasar memuus perkara a-quo.

- Bahwa dari Peraturan Desa Bumiharjo Kecamatan Guntur Kabupaten Demak


Nomor 2 Tahun 2021 Tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan
Perangkat Desa, Pasal 7 huruf m, telah mengakui eksistensi
Kadus Brumbung (vide bukti T-10) (vide Putusan hal. 64);

Bahwa terhadap bukti T-10 tersebut apakah dalam pembuatan Peraturan Desa
Bumiharjo Kecamatan Guntur Kabupaten Demak Nomor 2 Tahun 2021 Tentang
Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa, Pasal 7 huruf m, yang
mengakui eksistensi Kadus Brumbung adalah cacat hukum karena hal tersebut
sudah jelas merupakan bentuk dari ketidak taatan Terbanding I semula Tergugat
selaku Pejabat Tata Usaha Negara dalam membuat dan menerbitkan peraturan
desa, karena seharusnya sebelum diakui dalam sebuah peraturan desa maka
terlebih dahulu terhadap pembentukan Dusun Brumbung telah mendapatkan
persetujuan dari Pejabat yang berwenang dalam hal ini Bupati Demak dan
seharusnya telah pula dibentuk berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan;

c. Bahwa berdasarkan argumentasi hukum yang Pembanding semula Penggugat uraikan


di atas yang telah melemahkan fakta persidangan yang dijadikan pertimbangan hukum
oleh Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang dalam memutus perkara
a-quo, oleh karena itu pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara
Semarang adalah suatu kekeliruan dan ketidak cermatan dalam memberi
pertimbangan dalam perkara a-quo dan seharusnya Majelis Hakim Pengadilan Tata
Usaha Negara Semarang juga membandingkan dan mempertimbangkan fakta
persidangan yang telah Pembanding semula Penggugat uraikan di atas;

3. Bahwa terhadap pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara


Semarang yang pada pokoknya menyatakan “bahwa dari fakta hukum Penggugat
mengetahui atau setidak-tidaknya mengetahui secara rasional dianggap mengetahui
seleksi yang diikuti adalah Seleksi Perangkat Desa Bumiharjo dengan jabatan yang
dilamar adalah Kadus Brumbung (vide bukti P-4 = T-22 jo. Bukti T-23) sehingga dalil
Penggugat yang pada pokoknya menyatakan bahwa Penggugat tidak mengetahui bahwa
jabatan yang dilamar adalah Kadus Brumbung adalah tidak berdasar, terlebih
berdasarkan saksi Bukhori orang tua Penggugat merupakan Sekretaris Desa (ibunya
Bernama Siti Aminah) dan Anggota BPD (bapaknya Bernama Daenuri) Desa Bumiharjo
(vide berita acara sidang ke 10)” (vide Putusan hal. 64).

Bahwa terhadap pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang
yang demikian adalah jelas-jelas bentuk dari ketidak cermatan dan kekeliruan Majelis
Hakim, karena Penggugat mengetahui bahwa ia mengikuti seleksi pengisian Perangkat
Desa untuk mengisi jabatan Kadus Brumbung namun ia tidak mengetahui bahwa ternyata
Dusun Brumbung ini tidak memiliki legalitas yang sah dan tidak dibentuk berdasarkan
ketentuan Peraturan Perundangundangan, yang mana hal tersebut baru Pembanding
semula Penggugat ketehaui setelah proses seleksi pengisian Perangkat Desa Bumiharjo
telah selesai dilaksanakan dan telah diterbitkan objek sengketa oleh karena itu-lah
Pembanding semula Penggugat melakukan upaya administrasi terlebih dahulu kemudian
mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang, maka dengan
demikian adalah hal yang tidak berdasarkan hukum apabila Majelis Hakim Pengadilan
Tata Usaha Negara Semarang menyatakan bahwa Pembanding semula Penggugat tidak
memiliki kepentingan untuk mengajukan gugatan terhadap objek sengketa karena
sesungguhnya Pembanding semula Penggugat telah dirugikan atas proses seleksi
pengisian Perangkat Desa yang diikutinya;

Bahwa terhadap hubungan antara orang tua Pembanding semula Penggugat yang
merupakan Sekretaris Desa dan anggota BPD Desa Bumiharjo adalah hal yang berbeda
karena Pembanding semula Penggugat memilki sikap yang berbeda dengan orang tua
Pembanding semula Penggugat terhadap objek sengketa yang telah diterbitkan dari
proses seleksi pengisian Perangkat Desa Bumiharjo yang didasarkan pada Dusun yang
tidak memiliki legalitas dan tidak dibentuk berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan yang Pembanding semula Penggugat ketahui setelah objek sengketa
diterbitkan;

Bahwa apabila dalam hukum pidana mengenal asas pertanggungjawaban salah satunya
didasarkan pada sikap batin pelaku yang berdiri sendiri maka seharusnya dalam sengketa
tata usaha negara sikap batin seseorang tidak dapat dihubungkan dengan sikap batin
orang lain meskipun itu orang tuanya sendiri. Bahwa perkara aquo pada prinsipnya tidak
mempersoalkan seharusnya siapa yang menjadi Kadus Brumbung namun
mempersoalkan tentang seharusnya proses seleksi pengisian Perangkat Desa Bumiharjo
tersebut tidak pernah dilaksanakan sehingga tidak terbit objek sengketa yang merugikan
Pembanding semula Penggugat sebagai warga masyarakat Desa Bumiharjo;

4. Bahwa terhadap pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang
yang pada pokoknya menyatakan “bahwa dikarenakan Penggugat mengikuti proses
seleksi pengisian Perangkat Desa Bumiharjo dengan jabatan yang dilamar adalah Kadus
Brumbung namun diakhirnya justru melakukan gugatan terhadap objek sengketa dengan
alasan Dusun Brumbung pada Desa Bumiharjo tidak pernah ada atau tidak pernah
dibentuk menunjukkan ketidak sesuaian ataupun inkosistensi sikap Penggugat, padahal
disisi lainpun Peraturan Desa Bumiharjo Kecamatan Guntur Kabupaten Demak Nomor 2
Tahun 2021 Tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa, Pasal 7
huruf m, telah mengakui eksistensi Kadus Brumbung (vide bukti T-10)” (vide Putusan hal.
64 – 65);

Bahwa terhadap pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang
yang demikian menunjukkan bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara
Semarang tidak mencermati dengan seksama terhadap Gugatan, Eksepsi dan Jawaban,
Replik, Duplik, Bukti-bukti Surat, Keterangan Saksi-Saksi, Keterangan Ahli, dan
Kesimpulan Para Pihak yang telah diajukan pada persidangan di Pengadilan Tata Usaha
Negara Semarang;

Bahwa seharusnya Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang untuk
menilai apakah Pembanding semula Penggugat memilki kepentingan untuk mengajukan
gugatan harus pula melihat sejak kapan Pembanding semula Penggugat mengetahui
bahwa Dusun Brumbung adalah tidak memiliki legalitas dan tidak dibentuk berdasarkan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan sehingga Dusun Brumbung dianggap tidak
pernah ada dan tidak pernah dibentuk dan seharusnya pula Majelis Hakim Pengadilan
Tata Usaha Negara Semarang tidak hanya melihat dari apakah Pembanding semula
Penggugat mengikuti seleksi pengisian Perangkat Desa Bumiharjo dengan jabatan yang
dilamar adalah Kadus Brumbung, karena dengan demikian barulah Majelis Hakim dapat
menilai sejak kapan Pembanding semula Penggugat mengetahui bahwa objek sengketa
telah merugikan Pembanding semula Penggugat dalam kedudukannya sebagai salah satu
calon yang telah dirugikan atas proses seleksi pengisian Perangkat Desa yang telah
diikutinya dan dalam kedudukannya sebagai warga masyarakat Desa Bumiharjo, karena
dengan adanya Peraturan Desa Bumiharjo Kecamatan Guntur Kabupaten Demak Nomor
2 Tahun 2021 Tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa (vide
bukti T-10) telah menunjukan bahwa sesungguhnya warga masyarakat Desa Bumiharjo
telah dirugikan sejak diterbitkannya Peraturan Desa tersebut yaitu sejak tahun 2021
namun tidak ada satupun warga masyarakat Desa Bumiharjo mengetahui hal tersebut;

Bahwa dengan demikian pertimbagan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara
Semarang tersebut adalah tidak berdasarkan hukumdan merupakan pertimbangan
yang memberikan dukungan kepada Terbanding I semula Tergugat untuk tidak
melaksanakan roda pemerintahan desa yang sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangandan menghalalkan Tindakan Terbanding I semula Tergugat untuk
menggunakan kekuasaannya tanpa control dari warga masyarakat Desa Bumiharjo. Oleh
karena itu Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang dalam Perkara Nomor :
13/G/2022/PTUN.SMG yang diputus pada tanggal 3 Agustus 2022 haruslah dinyatakan
batal oleh Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya, agar menunjukan bahwa
warga masyarakat berhak untuk mengontrol tindakan-tindakan Pejabat Tata Usaha
Negara dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance). Sehingga
dapat pula menjadi pelajaran bagi Pejabat Tata Usaha Negara untuk selalu menjalankan
fungsi pemerintahan dengan baik dan sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundangundangan, hal ini karena sifat Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara tidak
hanya mengikat Para Pihak yang bersengketa namun mengikat secara umum;

5. Bahwa terhadap pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara


Semarang yang pada pokoknya menyatakan “bahwa walaupun Penggugat mengikuti
seleksi pengisian Perangkat Desa Bumiharjo namun pada akhirnya Penggugat tidak lolos
pengisian jabatan Perangkat Desa (jabatan yang dilamat Kadus Brumbung) mengingat
Calon Peserta yang telah lolos seleksi pengisian
Perangkat Desa (jabatan yang dilamar Kadus Brumbung) : yaitu Charisun (Tergugat II
Intevensi 1) rangking 1 dan Rizky Mega Lestari, Rangking 2 (vide bukti T-29), karena
Penggugat tidak ada alas hak atau hubungan hukum langsung dengan objek sengketa,
kepentingan langsung Penggugat dalam hal ini hanya terbatas apabila Penggugat
mempermasalahkan kenapa tidak lolos seleksi pengisian jabatan Perangkat Desa
(jabatan yang dilamar Kadus Brumbung) dan bukan mempermasalahkan legalitas
penerbitan objek sengketa berupa Keputusan Kepala Desa Bumiharjo Nomor 141/40
Tahun 2021 Tanggal 31 Desember 2021 Tentang Pengangkatan Saudari Charisun
sebagai Kadus Brumbung Desa
Bumiharjo, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak (vide bukti T-31 = T. II Int-7)” (vide
Putusan hal. 65);

Bahwa terhadap pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara


Semarang tesebut menunjukan bahwa ternyata Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha
Negara Semaran dalam memberi pertimbangan untuk memutus perkara aquo tidak
didasarkan pada konteks apa yang dipermasalahkan Pembanding semula
Penggugat. Bahwa oleh karena Pembanding semula Penggugat mempermasalahkan
tentang proses seleksi pengisian Perangkat Desa Bumiharjo untuk jabatan Kepala Dusun
Brumbung seharusnya tidak diadakan mengingat Dusun Brumbung yang menjadi dasar
diadakannya seleksi pengisian Perangkat Desa Bumiharjo tersebut tidak memiliki legalitas
karena tidak adanya Keputusan Bupati Demak Tentang Pembentukan Dusun Brumbung di
Desa Bumiharjo maka menunjukkan bahwa Dusun Brumbung tidak mendapat persetujuan
dari Pejabat yang berwenang sehingga dengan demikian Dusun Brumbung tidak memiliki
legalitas. Bahwa oleh karena Dusun Brumbung tidak memiliki legalitas maka cacat hukum
pula proses seleksi pengisian Perangkat Desa Bumiharjo untuk mengisi jabatan Kepala
Dusun Brumbung sehingga tidak memiliki legalitas pula objek sengketa untuk diterbitkan;

6. Bahwa berdasarkan seluruh argumentasi hukum yang Pembanding semula Penggugat


uraikan di atas menunjukkan bahwa sangat beralalasan hukum dan terdapat hal-hal baru
untuk melemahkan dan membantah pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha
Negara dalam Perkara Nomor : 13/G/2022/PTUN.SMG dan sudah seharusnya Putusan
Nomor : 13/G/2022/PTUN.SMG dinyatakan sah menurut hukum;

Dengan demikian dalam kontra memori banding ini kami telah mengajukan tanggapan
hal-hal yang baru untuk dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan Majelis Hakim Tinggi
untuk dapat mengadili dengan MENGUATKAN Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara
Semarang dalam Perkara Nomor : 13/G/2022/PTUN.SMG yang diputus pada hari Rabu
tanggal 3 Agustus 2022 dihadapan sidang yang terbuka untuk umum melalui Sistem
Informasi Pengadilan.

Tanggapan Terbanding I dan Terbanding II :


Tatanan yang sudah berjalan dengan baik biarkan menjadi baik jika
dengan dalil-dalil Hukum yang tidak bermanfaat maka seyogyanya Dusun
Brumbung tetap ada dan segala kepentingan pribadi dikesapingkan.

Demikian Kontra Memori Banding dari Terbanding I dan Terbanding II semula


Terggugat I dan Tergugat II Intervensi , Mohon kepada Majelis Hakim Tinggi Pengadilan
Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya yang memeriksa perkara a quo memberikan putusan
sebagai berikut :

MENGADILI :

Menolak Permohonan Banding dari Pembanding semula Penggugat; - MENGUATKAN


Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang Nomor: 13/G/2022/PTUN.SMG
tanggal 3 Agustus 2022.

MENGADILI SENDIRI:
1. Menolak gugatan Pembanding semula Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menghukum Pembanding semula Penggugat untuk membayar biaya yang timbul
dalam perkara ini.

Demikian Kontra Memori Banding ini diajukan melalui Pengadilan Tata Usaha Negara
Semarang, kami mengucapkan terima kasih.

Hormat kami,
Kuasa Hukum

Daniel Hari Purnomo,SH,SE,MA,M.Hum

Anda mungkin juga menyukai