Anda di halaman 1dari 5

KANTOR PENGACARA NEGARA

PADA KEJAKSAAN NEGERI KOTA GORONTALO


JALAN TIRTONADI KEL. MOLOSIPAT U KEC. SIPATANA KOTA GORONTALO
S-25

Gorontalo, 24 Juni 2022

Kepada Yth, :
Ketua Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara Makassar
Di –
Makassar

Dengan hormat,

Sebagai Kuasa Tergugat/Terbanding berdasarkan Surat Kuasa Khusus dengan


hak substitusi dari Kuasa Pengguna Angaran Pekerjaan Peningkatan Jalan Nani
Wartabone Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Gorontalo kepada
Kepala Kejaksaan Negeri Kota Gorontalo Nomor: 050/PU.PR-BM/10/I/2022 tanggal 03
Januari 2022, selanjutnya Kepala Kejaksaan Negeri Kota Gorontalo berdasarkan Surat
Kuasa Subtitusi Nomor: SK-03/P.5.10/Gs.1/6/2022 tanggal 24 Juni 2022 telah
menunjuk:
1 Nama : Antonius Bangun Silitonga, S.H.
.
Jabatan : Jaksa Pengacara Negara
2 Nama : Kurnia Dewi Makatitta, S.H., M.H.
.
Jabatan : Jaksa Pengacara Negara
Untuk bertindak sebagai kuasa Tergugat/Terbanding dalam perkara Tata Usaha
Negara Nomor: 29/G/2021/PTUN.GTO yang telah diputus oleh Pengadilan Negeri
Gorontalo Nomor: 29/G/2021/PTUN.GTO tanggal 19 Mei 2022 yang amarnya berbunyi
sebagi berikut:

MENGADILI:

I. DALAM EKSEPSI:
- Menyatakan eksepsi Tergugat diterima;

II. DALAM POKOK SENGKETA:


- Menyatakan gugatan Penggugat tidak diterima;
- Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.
355.000,- (Tiga Ratus Lima Puluh Lima Ribu Rupiah)

Alasan kami mengajukan Kontra Memori Banding adalah sebagai berikut :


1. Bahwa Penggugat/Pembanding tidak mampu menjelaskan secara rinci dan
sitematis mengenai kepentingannya terkait dengan penerbitan objek sengketa,
dalam Memori Bandingnya Penggugat/Pembanding hanya menyampaikan retorika
dan asumsi yang tidak memiliki dasar hukum yang jelas, berdasarkan bukti T-19
Penggugat/Pembanding tidak termasuk kedalam daftar calon pemenang tender
yang ditetapkan oleh Kelompok Kerja Pengadaan Barang/Jasa Kota Gorontalo
(“POKJA”), bahkan nama Penggugat/Pembanding sama sekali tidak pernah
tercatat dalam sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (“LPSE”) Kota

1
Gorontalo untuk mengikuti proses tender atas paket pekerjaan Peningkatan Jalan
Nani Wartabone (vide Bukti T-3). Selanjutnya, Majelis Hakim Pengadilan Tata
Usaha Gorontalo dalam pertimbangan putusannya halaman 51 (lima puluh satu)
menyatakan sebagai berikut:

Menimbang, bahwa dari Pasal tersebut diperoleh pengertian bahwa tanpa


adanya kepentingan maka tidak ada gugatan sehingga unsur kepentingan
merupakan kedudukan yang harus dimiliki seseorang atau badan hukum
perdata untuk mencapai kapasitas mengajukan gugatan dengan melihat dari
adanya hubungan antara orang yang bersangkutan disatu pihak dengan
Keputusan Tata Usaha Negara yang bersangkutan di lain pihak, oleh
karena itu seseorang atau badan hukum perdata harus terlebih dahulu
membuktikan ada tidaknya kepentingan hukum yang dirugikan akibat
diterbitkannya suatu Keputusan Tata Usaha Negara oleh Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara (point d’interest point d’action) dan
sebaliknya apabila tidak ada kepentingan maka tidak dapat mengajukan
gugatan (no interest no action);

Artinya, berdasarkan pertimbangan tersebut, Penggugat/Pembanding tidak dapat


mengajukan gugatan Tata Usaha Negara karena tidak memiliki kepentingan
hukum yang jelas atas diterbitkannya objek sengketa oleh Tergugat/Terbanding.
Kemudian, Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Gorontalo dalam pertimbangan
putusannya halaman 54 (lima puluh empat) menyatakan bahwa:

Menimbang, bahwa dari uraian fakta-fakta diatas dengan menghubungkan


ketentuan di dalam Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004
tentang Perubahan Pertama Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Pengadilan berpendapat bahwa yang
mempunyai kepentingan tidak langsung baik yang bersifat material dan
immaterial terhadap objek sengketa adalah PT Cahaya Mitra Mandiri dan PT
Reski Jaya Abadi sedangkan kedudukan Penggugat sebagai organisasi
yang mencegah agar penggunaan dana PEN dikelola secara efektif dan
efisien dengan melakukan upaya pencegahan pemberantasan korupsi dan
turut mengawasi jalannya pembangunan yang dibiayai oleh uang negara,
Pengadilan tidak menemukan adanya ikatan/hubungan Penggugat yang
bersifat material maupun immaterial terhadap objek sengketa sehingga
Penggugat tidak memiliki kepentingan yang dirugikan akibat
diterbitkannya objek sengketa dengan demikian tidak adanya hak gugat
dari Penggugat dalam perkara ini;

Berdasarkan pertimbangan tersebut dan berdasarkan fakta-fakta persidangan


telah jelas bahwa Penggugat/Pembanding telah terbukti tidak memiliki hubungan
hukum baik secara materiil maupun immateriil atas diterbitkannya objek sengketa.
Selanjutnya, pada saat tahapan reviu Berita Acara Hasil Pemilihan (“BAHP”) oleh
Tergugat/Terbanding, PT Cahaya Mitra Mandiri dan PT Reski Jaya Abadi dimana
kedua Badan Hukum tersebut sama-sama mengikuti proses tender dan termasuk
kedalam daftar Calon Pemenang yang ditetapkan oleh POKJA telah terbukti tidak
mampu untuk membuktikan legalitas Perjanjian Sewa Peralatan Utama yang
dipertandingkan serta telah melakukan persaingan usaha tidak sehat dengan
saling memberikan Surat Kuasa untuk melakukan pekerjaan Peningkatan Jalan
2
Nani Wartabone, sehingga berdasarkan hal tersebut Tergugat/Terbanding
memiliki alasan yang sangat kuat untuk menolak dokumen penawaran dari PT
Cahaya Mitra Mandiri dan PT Reski Jaya Abadi (vide bukti T-5, T-8, T-9, T-11
dan T-12). Kemudian, atas penolakan dokumen tersebut, PT Cahaya Mitra
Mandiri mengirimkan surat pernyataan menerima keputusan Tergugat/Terbanding
dan mendorong Tergugat/Terbanding untuk segera melakukan percepatan
kontrak agar pekerjaan Peningkatan Jalan Nani Wartabone segera dapat
terlaksana (vide bukti T-10).

Selanjutnya, Penggugat/Pembanding telah keliru dalam memahami Pasal 77


Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (“Perpres No.16/2018”) yang menyatakan bahwa:

(1) Masyarakat menyampaikan pengaduan kepada APIP disertai bukti


yang faktual, kredibel, dan autentik.
(2) Aparat Penegak Hukum meneruskan pengaduan masyarakat kepada
APIP untuk ditindaklanjuti.
(3) APIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
menindaklanjuti pengaduan sesuai kewenangannya.
(4) APIP melaporkan hasil tindak lanjut pengaduan kepada menteri/kepala
lembaga/kepala daerah.
(5) Menteri/kepala lembaga/ kepala daerah melaporkan kepada instansi
yang berwenang, dalam hal diyakini adanya indikasi KKN yang
merugikan keuangan negara.
(6) Menteri/kepala lembaga/kepala daerah memfasilitasi masyarakat dalam
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa.
(7) LKPP mengembangkan sistem pengaduan Pengadaan Barang/Jasa.

Ketentuan diatas telah jelas mengatur ketentuan mengenai pengaduan


masyarakat kepada Aparat Pengawas Internal Pemerintah (“APIP”), berdasarkan
ketentuan ayat (1) diatas telah jelas bahwa pengaduan harus disertai dengan
bukti yang faktual, kredibel, dan autentik. Kemudian, berdasarkan bukti-bukti
tersebut APIP dapat memproses aduan dari masyarakat dan melaporkan hasil dari
tindak lanjut aduan tersebut kepada Menteri/kepala lembaga/ kepala daerah.
Setelah itu, laporan diteruskan kepada instansi yang berwenang apabila diyakini
adanya indikasi perbuatan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (“KKN”) yang
mengakibatkan kerugian keuangan negara.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka tindakan Penggugat/Pembanding yang


mengatasnamakan masyarakat untuk mengajukan gugatan Tata Usaha Negara
sangat tidak tepat, Penggugat/Pembanding yang mengatasnamakan masyarakat
apabila merasa ada indikasi yang patut untuk diadukan, berdasarkan kepada
Pasal 77 Perpres No.16/2018 seharusnya melakukan pengaduan kepada APIP
dengan disertai dengan bukti yang faktual, kredibel, dan autentik, bukan
dengan mengajukan gugatan Tata Usaha Negara atas diterbitkannya objek
sengketa oleh Tergugat/Terbanding.

Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas telah jelas bahwa


Penggugat/Pembanding tidak memiliki kepentingan hukum sama sekali atas
3
diterbitkannya objek sengketa. Maka dari itu, kami mohon kepada Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negera Makassar agar alasan
Pembanding/Penggugat yang menyatakan memiliki kepentingan hukum atas
objek sengketa patut untuk dikesampingkan.

2. Bahwa Penggugat/Pembanding telah keliru dalam menyatakan


Tergugat/Terbanding tidak berwenang dalam menetapkan pemenang Tender.
Berdasarkan kepada ketentuan Huruf f Poin 4.2.10 Lampiran II Peraturan
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 12 Tahun 2021
(“Perlem LKPP No.12/2021”) yang mengatur bahwa:

f. PA menetapkan pemenang pemilihan berdasarkan peringkat usulan


Pokja Pemilihan. Dalam hal PA menetapkan pemenang cadangan 1
atau pemenang cadangan 2 sebagai pemenang maka PA harus
memberikan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya, berdasarkan pada Huruf j Poin 4.2.10 Lampiran II Perlem LKPP


No.12/2021 yang mengatur bahwa:

j. PA untuk pengelolaan APBN dapat melimpahkan kewenangan


penetapan pemenang pemilihan/Penyedia kepada KPA sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan ketentuan diatas telah jelas bahwa Pengguna Anggaran (“PA”)


berwenang untuk menetapkan pemenang tender, dalam hal PA menetapkan
pemenang cadangan 1 atau pemenang cadangan 2 sebagai pemenang, maka PA
harus memiliki alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Selanjutnya,
kewenangan penetapan pemenang tersebut dapat dilimpahkan kepada
Tergugat/Terbanding selaku KPA.

Bahwa dikarenakan PT Cahaya Mitra Mandiri (calon Pemenang) dan PT Reski


Jaya Abadi (calon Pemenang Cadangan 1) tidak mampu untuk membuktikan
legalitas perjanjian sewa peralatan utama yang dipertandingkan serta terlibat
persaingan usaha tidak sehat dan dengan adanya perjanjian Surat Kuasa untuk
melakukan pekerjaan Peningkatan Jalan Nani Wartabone diantara kedua Badan
Hukum tersebut, maka telah sangat kuat alasan Tergugat/Terbanding untuk
menolak dokumen penawaran dari PT Cahaya Mitra Mandiri dan PT Reski Jaya
Abadi, dan kemudian menerbitkan objek sengketa kepada PT. Mahardhika
Permata Mandiri (calon Pemenang Cadangan 2).

Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas, telah jelas dan meyakinkan bahwa
Tergugat/Terbanding memiliki kewenangan untuk menetapkan Pemenang Tender.
Maka dari itu kami mohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negera Makassar, agar alasan Penggugat/Pembanding yang menyatakan
Tergugat/Terbanding tidak memiliki kewenangan dalam menetapkan pemenang
tender patut untuk dikesampingkan.

Berdasarkan uraian tersebut, bersama ini Tergugat/Terbanding mengajukan


permohonan agar Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Makassar yang
memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan memberikan putusan sebagai berikut :
4
PRIMAIR

1. Menolak Permohonan Banding yang diajukan oleh Penggugat/Pembanding


tersebut untuk seluruhnya;
2. Menguatkan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Gorontalo Nomor:
29/G/2021/PTUN.GTO tanggal 19 Mei 2022;
3. Menghukum Penggugat/Pembanding untuk membayar biaya perkara.
SUBSIDAIR

Apabila Pengadilan yang memeriksa perkara ini berpendapat lain, maka kami
mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Demikian Kontra Memori Banding ini kami sampaikan. Atas pertimbangan dan
putusan Majelis Hakim diucapkan terima kasih.

Hormat kami,
Kuasa Hukum Tergugat/Terbanding
Jaksa Pengacara Negara,

ANTONIUS BANGUN SILITONGA, S.H.

KURNIA DEWI MAKATITTA, S.H., M.H.

Anda mungkin juga menyukai