Anda di halaman 1dari 10

HASUGIAN & PARTNER LAWFIRM

Jl. Kalijati Indah II No.23, Antapani, Kota Bandung, Jawa Barat 40291
Phone Number: 022-7232786

KONTRA MEMORI BANDING


Perkara Nomor 90/Pdt.G/2020/PN.Kwg

Bandung, 13 Maret 2020.

Kepada Yth,
Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Barat
Jl. Cimuncang No.21D, Padasuka,
Kec. Cibeunying Kidul, Kota Bandung,
Jawa Barat 40125

Melalui

Kepada Yth,
Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Karawang
Dalam perkara No.90/Pdt.G/2020/PN.Kwg
Jl. Jend. A.Yani By. Karangpawitan, Kec. Karawang Bar,
Kabupaten Karawang, Jawa Barat 41315
Di
Karawang

Dengan Hormat,
PRADITHA.J.Y. HASUGIAN, S.H. Advokat/Penasehat Hukum dari Kantor HASUGIAN & PARTNER
LAWFIRM yang beralamat di Jalan Kalijati Indah II No. 21-23, kelurahan Antapani Kota Bandung.
Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 28 Januari 2021 selaku Kuasa dari :

ASEP MUHAMAD ANDRIAN, Laki-Laki, Garut, 01 April 1965, beralamat Jl. Kopo. Gg. H.Mukti 18, Rt 11
Rw 06, Kel. Situsaeur, Kec. Bojongloa Kidul, Kota Bandung.Selanjutnya disebut sebagai Terbanding I
dahulunya Tergugat I.

Dengan ini TERBANDING I mengajukan KONTRA MEMORI BANDING atas Pernyataan Memori
Banding terhadap Putusan Nomor 90/Pdt.G/2020/PN.Kwg yang diterima pada Hari Kamis Tanggal 4
Maret 2021, yang mana dalil-dalil yang akan Kami sampaikan adalah memperjelas dan sesuai dengan
Jawaban dan Duplik atas Gugatan dari :

MULA SATRIA,S.H, Advokat pada Kantor MULA SATRIA, S.H dan REKAN beralamat Jalan Sukarajin II
No. 28 dan SARIMAS III No.47, Kota Bandung . Selanjutnya disebut sebagai Pembanding dahulunya
Penggugat.

Setelah mempelajari dengan cermat, seksama dan teliti (zorvulding) seluruh pertimbangan-
pertimbangan atas Putusan Pengadilan Negeri Karawang maka dengan ini menyampaikan Kontra
Memori Banding dengan menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Karawang. Bahwa Terbanding
I menolak dan membantah seluruh dalil-dalil Pembanding dalam Permohonan Banding kecuali segala
sesuatu yang telah diakui kebenarannya oleh Terbanding 1.

1
DALAM PUTUSAN NOMOR 90/PDT.G/2020/PN.Kwg

Mengadili:
1.Menerima dan mengabulkan Eksepsi tentang Kewenangan Mengadili secara Relatif dari
Terbanding I;
2.Menyatakan bahwa Pengadilan Negeri Karawang tidak berwenang untuk memeriksa dan
mengadili gugatan Pembanding dalam perkara perdata Nomor 90/Pdt.G/2020/PN.Kwg;
3.Menghukum Pembanding untuk membayar biaya perkara yang sampai hari ini ditetapkan
sejumlah Rp.1.687,000,00 (satu juta enam ratus delapan puluh tujuh ribu rupiah);

JAWABAN TERBANDING TERKAIT EKSEPSI PADA JUDEX FACTIE

1. Pengadilan Negeri Karawang tidak berwenang memeriksa perkara (Relatif);


Sehubungan dengan penerapan Yuridiksi relatif berdasarkan tempat tinggal (actor sequitur forum
rei), terbatas dalam perkara yang menyangkut objek barang bergerak, didalam Rv, hal itu disebut
dengan tegas dalam Pasal 99 ayat (1) yang berbunyi :

Seseorang tergugat dalam perkara pribadi yang murni mengenai benda-benda bergerak dituntut di
hadapan hakim di tempat tinggalnya. (Engelbrech,Himpunan Perundang-undangan RI, Internusa,
Jakarta, hlm 614).

Penerapan asas ini dihubungkan dengan obyek benda, tidak ditafsirkan secara sempit.
Penerapannya meliputi tuntutan ganti kerugian yang timbul dari Perbuatan Melawan Hukum
(PMH) berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata. Meskipun Perbuatan Melawan Hukum itu timbul
dari objek bendak tidak bergerak, yuridiksi relatif penyelesaian sengketa tetap
berdasarkan actor squitor forum rei yang digariskan Pasal 118 ayat (1) HIR, Bukan
berdasarkan tempat terletak barang (forum rei sitae) yang diatur dalam Pasal 118 ayat (3)
HIR. Penerapan yang demikian, ditegaskan dalam Putusan MA. No. 2558 K/Pdt/1984
tanggal 20-1-1986, Varia Peradilan, Tahun II, No.16, Januari 1987, hlm.25 yang
menyatakan sebagai berikut :

“Oleh karena disengketakan bukan mengenai benda tetap (barang tidak bergerak), melainkan
tentang ganti kerugian atas dasar Perbuatan Melawan Hukum (PMH) kebun Pembanding
terbakar, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 142 ayat (1) Rbg)sama dengan Pasal 118 ayat (1)
HIR), Kompetensi Relatif yang harus ditegakkan dalam penyelesaian perkara, berdasarkan
asas Actor Sequitor forum rei,bukan asas forum rei sitae (letak barang) yang digariskan Pasal
142 (4) Rbg (Pasal 118 ayat (3) HIR).

Bahwa berdasarkan Gugatan Pembanding, Pembanding pada intinya menyatakan “pencabutan


Surat Kuasa adalah Perbuatan Melawan Hukum atas dasar Pencabutan Surat Kuasa dari
Pembanding”. Berdasarkan alasan gugatan ganti kerugian Perbuatan Melawan Hukum tersebut
dikaitkan dengan Putusan MA. 2558 K/Pdt/1984 tanggal 20-1-1986 terkait kewenangan
pengadilan dalam memeriksa perkara ini dapat dinyatakan bahwa Pengadilan Negeri Kawang
tidak berhak memeriksa gugatan ini.

Bahwa atas dalil-dalil Tergugat I diatas telah jelas fakta hukum yang melandasi eksepsi terkait
tidak berwenangnya Pengadilan Negeri Karawang untuk memeriksa perkara ini. Adapun dasar
hukum yang menjadi pembanding atas eksepsi Yuridiksi relatif ini adalah “Penerapan asas ini
dihubungkan dengan obyek benda, tidak ditafsirkan secara sempit. Penerapannya meliputi
tuntutan ganti kerugian yang timbul dari Perbuatan Melawan Hukum (PMH) berdasarkan
Pasal 1365 KUHPerdata. Meskipun Perbuatan Melawan Hukum itu timbul dari objek

2
bendak tidak bergerak, yuridiksi relatif penyelesaian sengketa tetap berdasarkan actor
squitor forum rei yang digariskan Pasal 118 ayat (1) HIR, Bukan berdasarkan tempat terletak
barang (forum rei sitae) yang diatur dalam Pasal 118 ayat (3) HIR. Penerapan yang demikian,
ditegaskan dalam Putusan MA. No. 2558 K/Pdt/1984 tanggal 20-1-1986, Kompetensi Relatif
yang harus ditegakkan dalam penyelesaian perkara, berdasarkan asas Actor Sequitor forum
rei (Pasal 118 ayat 1 HIR), bukan asas forum rei sitae (letak barang) yang digariskan Pasal
142 (4) Rbg (Pasal 118 ayat (3) HIR).”

Bahwa menerapkan kembali pelaksanaan Pasal Terhadap Azas Actor Sequitor Forum Rei,
terdapat beberapa pengecualian, misalnya yang terdapat dalam Pasal 118 HIR itu sendiri :
1.Gugatan perdata, yang pada tingkat pertama masuk kekuasaan Pengadilan Negeri, harus
dimasukkan dengan Surat Permintaan yang ditanda tangani oleh Penggugat atau oleh
wakilnya menurut Pasal 123, Kepada Ketua Pengadilan negeri di daerah hukum siapa
Tergugat bertempat diam atau jika tidak diketahui tempat kediamannya, tempat tinggal
sebelumnya.
2.Apabila Tergugat terdiri dari 2 orang atau lebih, gugat diajukan pada tempat tinggal salah
seorang dari Para Tergugat, terserah pilihan dari Penggugat, jadi Penggugat yang menentukan
di mana ia akan mengajukan gugatannya.
3.Akan tetapi dalam ad 2 tadi, apabila pihak Tergugat ada 2 orang, yaitu yang seorang misalnya
adalah yang berhutang dan yang lain penjaminnya, maka gugat harus diajukan kepada
pengadilan negeri pihak yang berhutang. Sehubungan dengan hal ini perlu dikemukakan.
Bahwa secara analogis dengan ketentuan yang termuat dalam pasal 118 (2) bagian akhir ini,
apabila tempat tinggal tergugat dan turut tergugat berbeda, gugatan harus diajukan ditemoat
tinggal tergugat.
4.Apabila tempat tinggal dan tempat kediaman Tergugat tidak dikenal, gugatan diajukan kepada
Ketua Pengadilan Negeri tempat tinggal Penggugat atau salah seorang dari Penggugat.
5.Dalam Ad4 tadi, apabila gugatan adalah mengenai barang tetap dapat juga diajukan
kepada Ketua Pengadilan Negeri di mana barang tetap itu terletak. Gugatan ini harus
tentang barang tetap, artinya untuk mendapatkan barang tetap tersebut. Bukan
misalnya gugatan yang menyangkut pembayaran uang sewa dari barang tersebut. Hal
ini berbeda dengan kententuan-ketentuan yang terdapat pada Pasal 99 (8) R.V dan Pasal 142
(5) R.Bg dimana dalam hal gugat menyangkut barang tetap, gugat diajukan kepada Pengadilan
Negeri di Wilayah Hukum mana barang tetap tersebut terletak.
6.Apabila ada tempat tinggal yang dipilih dengan suatu akta, gugat diajukan kepada Ketua
Pengadilan negeri tempat tinggal yang dipilih dalam akta tersebut. Pemilihan domicile ini
hanya merupakan suatu hak istimewa yang diberikan kepada Penggugat. Apabila pihak
Penggugat mau, ia dapat mengajukan gugat di tempat tinggal Tergugat.

Bahwa berdasarkan dalil-dalil Kami diatas, telah di pertimbangkan oleh Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Karawang dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:

•Menimbang, bahwa selain itu terhadap dalil Replik Penggugat yang mendalilkan gugatan
diajukan di Pengadilan Negeri Karawang berdasarkan asas Actor Sequitor forum Rei
dengan Hak Opsi (dalam hal ada beberapa orang Tergugat, Gugatan diajukan ke
Pengadilan Negeri pada tempat tinggal salah satu Tergugat atas pilihan Penggugat),
artinya dalam perkara aquo para pihak Tergugat ada di wilayah Kabupaten
Karawang yaitu Kantor Pertahanan Kabupaten Karawang walaupun sebagai pihak
Turut Tergugat namun termasuk salah satu pihak dalam Gugatan, menurut Majelis,
Kantor Pertahanan Nasional (ATR/BPN) Kabupaten Karawang yang berada di
Karawang berkedudukan sebagai pihak Turut Tergugat II tidaklah melakukan suatu
Pebuatan Melawan Hukum yang merugikan kepentingan Penggugat atas
pencabutan surat kuasa dan pelanggaran terhadap Surat Perjanjian Jasa (Fee)
3
Pengacara tertanggal 28 Juli 2020 (sebagaimana ditegaskan dalam Posita gugatan
angka 4 (empat), selain daripada kedudukan Kantor Pertahanan Nasional
(ATR/BPN) Kabupaten Karawang yang ditarik menjadi pihak sebagai Turut
Tergugat II hanyalah dapat tunduk dan patut terhadap putusan perkara a quo;

•Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum diatas Majelis Hakim berkesimpulan


bahwa dalam perkara a quo sudah seharusnya menganut atau berlandaskan atas asas
Actor Sequitor Forum Rei, dan bukanlan asas Forum Rei Sitae maupun asas Actor Sequitur
Forum Rei dengan Hak Opsi, sehingga dengan demikian berkaitan dengan kedudukan atau
domisili dari Tergugat I yang beralamat di beralamat dijalan Caringin NO. 136 RT. 011, RW
06, Kelurahan Babakan Ciparay, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, maupun
Tergugat II yang beralamat di Jl. Asia Afrika No. 57-59, Kota Bandung, Majelis Hakim
berpendapat bahwa Pengadilan Negeri Karawang tidak berwenang untuk memeriksa dan
mengadili gugatan Penggugat dalam perkara perdata Nomor 90/PdtG/2020PN. Kwg dan
oleh karenanya dalil Eksepsi Kompetensi Relatif dinilai beralasan menurut hukum,
sehingga menurut Majelis Hakim Eksepsi Kompetensi Relatif dari Tergugat I haruslah
dikabulkan;

Bahwa berdasarkan Gugatan Penggugat, Penggugat pada intinya menyatakan “pencabutan Surat
Kuasa adalah Perbuatan Melawan Hukum atas dasar Pencabutan Surat Kuasa dari Penggugat”.
Berdasarkan alasan gugatan ganti kerugian Perbuatan Melawan Hukum tersebut dikaitkan
dengan Putusan MA. 2558 K/Pdt/1984 tanggal 20-1-1986 terkait kewenangan pengadilan dalam
memeriksa perkara ini dapat dinyatakan bahwa Pengadilan Negeri Kawang tidak berhak
memeriksa gugatan ini.

Berdasarkan alasan-alasan diatas kiranya Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini menyatakan
Eksepsi diterima dan Memori Banding tidak dapat diterima dan atau menguatkan Putusan
Pengadilan Negeri Karawang.

2. Gugatan Tidak jelas (Obscuur Libel)


Posita atau fundamentum petetendii, tidak dijelaskan dasar fakta (fetelijk grond). Dalil gugatan
seperti itu, tidak memenuhi syarat formil sebab gugatan dianggap Tidak Jelas dan tidak tertentu
(een duideljke en bepaalde conclusie). Gugatan Pembanding, kabur sebab tidak dinyatakan rincian
atas dasar ganti kerugian yang diminta oleh Pembanding serta atas dasar hak apa Pembanding
atas Objek yang disengketakan sebagai Objek yang disengketakan yaitu atas 9 Sertifikat yang
menjadi jaminan hutang atas akad kredit Terbanding I dengan Terbanding II.

Berdasarkan alasan-alasan diatas merujuk pada terkait dasar Pembanding atas Objek yang
disengketakan perlu dipertanyakan sebab Pembanding bukanlah sebagai Pemilik, Penyewa atau
Pemakai Obyek yang disengketakan sebagai jaminan ganti kerugian. Merujuk pada Putusan MA
No. 565 K/Sip/1973, 21-8-1974 menyatakan sebagai berikut :
“Dalil gugatan tidak menegaskan secara jelas dan pasti hak Pembanding atas Objek yang
disengketakan, dianggap tidak memenuhi syarat, dan dinyatakan tidak sempurna. Dalam hal ini
tidak jelas hubungan hukum antara Pembanding dengan Obyek Sengketakan, sedang seharusnya
mesti jelas apakah sebagai pemilik, penyewa atau pemakai.”

Oleh karena itu, mohon kiranya Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini menyatakan gugatan
Pembanding tidak dapat diterima.
Bahwa terkait gugatan Pembanding tidak merinci secara jelas kerugian yang dialami Pembanding
dan meminta ganti kerugian yang tidak pantas dengan hasil kerjanya adalah suatu hal yang dapat
menjadikan gugatan Pembanding tidak jelas dan tidak dapat diterima. Dalam Gugatan
Pembanding hanya menuntut ganti rugi Rp. 5.000.000.000,00 (Lima Milyar Rupiah) tanpa
4
menjelaskan rincian kerugian Pembanding. Berdasarkan Putusan MA tanggal 16 Desember 1970
No. 492 K/Sip/1970 dan Putusan MA tanggal 1720K/Pdt/1986 tanggal 18 Agustus 1988
menyatakan sebagai berikut :
“Setiap tuntutan ganti rugi harus disertai perincian kerugian dalam bentuk apa yang menjadi dasar
tuntutannya. Tanpa perincian dimaksud maka tuntutan ganti rugi tersebut harus dinyatakan tidak
dapat diterima karena tuntutan tersebut tidak jelas/tidak sempurna.”

Oleh karena itu, mohon kiranya Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini menguatkan Putusan
Nomor 90/Pdt.G/2020/PN.Kwg sebab gugatan Pembanding tidak jelas dan tidak dapat diterima.

3. Eksepsi Metus Causa


Gugatan yang diajukan Pembanding bersumber dari perjanjian tertanggal 29 Juni 2020 yang
mengandung paksaan (dwang) atau compulsion (duress). Berdasarkan Pasal 1323 KUHPerdata
menegaskan :
-Paksaan yang dilakukan terhadap orang yang membuat persetujuan, merupakan alasan batalnya
perjanjian, meskipun hal itu dilakukan oleh pihak ketiga asal untuk kepentingan orang yang
membuat perjanjian:
-Akan tetapi, menurut Pasal 1324 KUHPerdata yang menegaskan :
•Paksaan yang dilakukan terhadap orang yang membuat persetujuan, merupakan alasan
batalnya perjanjian, meskipun hal itu dilakukan oleh pihak ketiga asal untuk kepentingan
orang yang membuat perjanjian;
•Akan tetapi, menurut Pasal 1324 KUHPerdata, suatu paksaan baru dapat dibenarkan menjadi
dasar membatalkan perjanjian, apabila paksaan tersebut sedemikian rupanya, sehingga
menimbulkan ketakutan bagi orang yenag berpikiran sehat bahwa dirinya atau harta
kekayaannya terancam.

Fakta hukum yang terjadi atas dasar Eksepsi Metus Causa adalah Bahwa Perjanjian yang
dilakukan Pembanding dilakukan diam-diam tanpa sepengetahuan rekan kerja Pembanding.
Pembanding mendatangi Terbanding I yang berada di Rutan Kelas 1a Kebun Waru Kota Bandung
pada tanggal 28 Juli 2020 dan melalui penjaga Lapas, Pembanding menitipkan suatu blanko berisi
draft perjanjian yang bagian isi hanya berisi identitas para pihak tanpa adanya ketentuan isi
perjanjian yang jelas. Terbanding I melalui via telepon dari penjagaan lapas mempertanyakan
maksud Pembanding memberikan perjanjian tanggal 28 Juli 2020 tersebut, sebab Terbanding I
curiga oleh karena bentuk Perjanjian yang disodorkan padanya oleh Pembanding serta
Terbanding I juga telah menandatangani kesepakatan jasa hukum tertanggal 29 Juni 2020 dengan
Pembanding dan rekannya yang mana Salinan seluruhnya ada pada Pembanding sebab
Pembanding tidak ingin memberikan dokumen apapun kepada Tergugat, atas pertanyaan
Terbanding I, Pembanding hanya menjawab bahwa Pembanding sudah menemukan pembeli
untuk membantu menyelesaikan masalah utang piutang Terbanding I dengan Terbanding II.
Kemudian Terbanding I diminta untuk menandatangani saja dulu dengan cepat untuk
mempermudah prosesnya dengan janji nanti akan diberikan perjanjiannya dan jika tidak puas
dapat direvisi. Pembanding juga memberikan suatu keadaan mendesak bahwa lelang akan terjadi
jika tidak cepat maka akan dilelang Terbanding II. Oleh karena hal tersebut Terbanding I tanpa
berpikiran sehat lagi mengingat hanya jaminan pada Pihak Terbanding II lah harta kekayaannya
yang tersisa, Terbanding I menandatangani Perjanjian tanggal 28 Juli 2020, sambil
mempertanyakan ulang janji Pembanding bahwa Terbanding I masih dapat merevisi perjanjian
nantinya jika tidak berkenan.

Selang beberapa waktu melalui bantuan penjaga Lapas, Terbanding I menghubungi


Pembanding terkait perjanjian 28 Juli 2020, dan bagaimana kelanjutan pembeli,
Pembanding menjawab jawaban Tergugat dengan ketus dan kasar bahwa pada intinya
Terbanding I tidak punya hak apapun lagi atas Obyek jaminan Terbanding I pada
5
Terbanding II yang menjadi Obyek sengketa untuk ganti kerugian sebab Terbanding I sudah
menandatangi Perjanjian 28 Juli 2020 serta Pembanding juga dengan ketus menyuruh
Terbanding I diam saja dan jangan sok tau lagi. Hal ini membuat Terbanding I khawatir dan
merasa tidak tenang atas jawaban Pembanding tersebut.

Hal keadaan Terbanding I berlangsung selama kurang lebih 3 minggu hingga akhirnya rekan kerja
Pembanding yang saat ini Kuasa Hukum Terbanding I melakukan kunjungan ke Rutan 1a Kebun
Waru Kota Bandung menanyakan keadaan Terbanding I, sebab Pembanding terlihat menghindari
kuasa hukum Terbanding I yang dulunya rekan kerja Pembanding dalam Perkara urusan
penyelesaian hutang Terbanding I kepada Terbanding II.

Ketika kunjungan berlangsung melalui Video Call fasilitas dari Rutan 1a Kebun Waru, Terbanding
I menceritakan perbuatan Pembanding kepada Rekan kerja Pembanding. Saat itu rekan kerja
menyakinkan untuk mempertanyakan ulang tindakan Pembanding tersebut dan menunggu
sehabis pertemuan Terbanding I dengan rekan kerja Pembanding. Dalam proses
mempertanyakan perbuatan Pembanding, Pembanding sempat membangun cerita menyatakan
hal bahwa Terbanding I mau meminjam uang dan Terbanding I sudah tidak mempunyai hak
apapun dalam perkara Terbanding I, bahkan jika nanti ada sisa hasil lelang itu adalah hak
sepenuhnya Pembanding dan jika Terbanding I tidak mau maka Pembanding akan menggugat
Kembali atas tindakan Pembanding tersebut telah ditegur Rekan kerjanya bahwa dasar tindakan
Pembanding itu melanggar kode etik advokat dan Undang-undang Advokat serta peraturan
perundang-udangan yang berlaku.

Oleh karena tindakan Pembanding tersebut dengan terpaksa dan dalam keadaan terdesak
Terbanding I sesuai Posita Pembanding dalam poin 2 dan 3 memberanikan diri mencabut Kuasa
atas Pembanding. Kemudian Terbanding I menghubungi Rekan Pembanding untuk meminta
bantuan hukum dan memohon bantuan hukum atas perbuatan Pembanding sehingga Rekan
Pembanding yang sekarang Kuasa Hukum Terbanding I mengirimkan secara formal Pencabutan
Surat Kuasa dan segala Perjanjian tertanggal 16 September 2020 dan dikirimkan ke kantor
hukum Pembanding sendiri.

Kami menyatakan fakta-fakta diatas menjadi alasan batalnya perjanjian antara Pembanding
dengan Terbanding I, Mohon Kiranya Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini memberikan
pertimbangan atas dasar pencabutan kuasa dan pembatalan perjanjian yang dilakukan oleh
Terbanding I dengan terpaksa dan dalam keadaan terdesak serta takut dan menyatakan Gugatan
Pembanding tidak dapat diterima.

BERDASARKAN PERTIMBANGAN HAKIM TERKAIT KOMPETENSI RELATIF.


Menimbang, bahwa jika dikaitkan dengan Surat Perjanjian Jasa (fee) tertanggal 28 Juli 2020
tersebut, terlihat jelas adanya Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan oleh Terbanding I yang
disebabkan adanya perbuatan atau tindakan Terbanding I yang telah mencabut Surat Kuasa
kepada Pembanding serta pelanggaran terhadap Surat Perjanjian Jasa (Fee) Pengacara tertanggal
28 Juli 2020 dimana didalam Perjanjian tersebut Terbanding I diwajibkan membayar fee kepada
Pembanding dari Penjualan tanah yang terletak di Kabupaten Karawang, Kecamatan Telagasari
Desa Telagamulya Jalan Syeh Quro sehingga Majelis Hakim berpendapat Perbuatan Melawan
Hukum yang dilakukan oleh Terbanding I bukanlan mengenai Perbuatan Melawan Hukum yang
berkaitan dengan sengketa Kepemilikan tanah (benda tidak bergerak) dimana tanah yang
menjadi patokan tempat terletak benda tidak bergerak tersebut yang menjadi obyek sengketa
(asas forum rei sitae) akan tetapi mengenai adanya tuntutan ganti kerugian yang mana ganti
kerugian tersebut dibayar dengan penjualan tanah sehingga oleh karenanya jikalau pun nantinya
hasil penjualan tanah (benda tidak bergerak) tersebut telah diperoleh pihak Terbanding I dari
pihak BRI (Terbanding II). Maka uang hasil penjualan tersebut akan dipegang oleh Terbanding I,
6
yaitu berdasarkan kedudukan dari pada Terbanding I (Actor Sequitor Forum Rei) dimana
Terbanding I berada yang mana hal ini sejalan dengan Yurisprudensi MA RI tanggal 20 Januari
1986, No. 2558 K/Pdt/1984, menyebutkan:

“Oleh karena disengketakan bukan mengenai benda tetap (barang tidak bergerak), melainkan
tentang kerugian atas dasar Perbuatan Melawan Hukum (PMH) kebun Pembanding terbakar,
maka sesuai dengan ketentuan Pasal 142 ayat (1) Rbg) sama dengan Pasal 118 ayat (1) HIR),
Kompetensi Relatif yang harus ditegakkan dalam penyelesaian perkara, berdasarkan asas Actor
Sequitor Forum Rei, bukan asas forum rei sitae (letak barang) yang digariskan Pasal 142 (4) Rbg
(Pasal 118 ayat (3) HIR).”

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum diatas Majelis Hakim berkesimpulan


bahwa dalam perkara a quo sudah seharusnya menganut atau berlandaskan atas asas Actor
Sequitor Forum Rei, dan bukanlan asas Forum Rei Sitae maupun asas Actor Sequitur Forum Rei
dengan Hak Opsi, sehingga dengan demikian berkaitan dengan kedudukan atau domisili dari
Terbanding I yang beralamat di beralamat dijalan Caringin NO. 136 RT. 011, RW 06, Kelurahan
Babakan Ciparay, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, maupun Terbanding II yang
beralamat di Jl. Asia Afrika No. 57-59, Kota Bandung, Majelis Hakim berpendapat bahwa
Pengadilan Negeri Karawang tidak berwenang untuk memeriksa dan mengadili gugatan
Pembanding dalam perkara perdata Nomor 90/PdtG/2020PN. Kwg dan oleh karenanya dalil
Eksepsi Kompetensi Relatif dinilai beralasan menurut hukum, sehingga menurut Majelis Hakim
Eksepsi Kompetensi Relatif dari Terbanding I haruslah dikabulkan.

POKOK MEMORIE BANDING

1.Bahwa pada point 1 dan 2 Memorie Banding dari Pembanding adalah suatu hal yang tidak
berlandasakan alasan hukum yang Jelas dan terlihat bodoh dalam menganalisa penerapan Pasal
118 HIR perihal Asas Actor Sequitor Forum Rei dan Rei Sitae dengan dasar gugatan Pembanding
adalah Perbuatan Melawan Hukum Pasal 1365 KUHPerdata atas perjanjian yang ditandatangani
di Kota Bandung yang mana kedudukan Terbanding I saat ini sedang berada di Lapas Kebun
Waru Kota Bandung.

2.Bahwa mengingat kedudukan Terbanding I dan Terbanding II yang berada di Bandung adalah
suatu kepatutan yang berdasarkan hukum bahwa Gugatan Pembanding seharusnya berada di
Bandung sesuai dengan Pasal 118 ayat (1) HIR yaitu :
“1.Gugatan perdata, yang pada tingkat pertama masuk kekuasaan Pengadilan Negeri, harus
dimasukkan dengan Surat Permintaan yang ditanda tangani oleh Penggugat atau oleh wakilnya
menurut Pasal 123, Kepada Ketua Pengadilan negeri di daerah hukum siapa Tergugat bertempat
diam atau jika tidak diketahui tempat kediamannya, tempat tinggal sebelumnya.”
Hal ini telah sesuai dengan Pertimbangan Hakim terkait tempat tinggal Tergugat I dan Tergugat
II yaitu berada di Kota Bandung.

Berdasarkan dalil-dalil diatas maka mohon kiranya Majelis Hakim yang memeriksa
perkara ini pada tingkat Pengadilan Tinggi Jawa Barat menyatakan menguatkan putusan
Pengadilan Negeri Karawang No. 90/Pdt.g/2020/PN.Krwg seluruhnya .

3.Bahwa pada point 3 Pembanding telah mengetahui Terbanding I tidak sanggup membayar jasa
hukum dan meminta penagihan jasa hukum adalah hal yang bertentangan dengan penerapan
Undang-Undang Advokat tentang pemberian jasa hukum kepada orang yang tidak sanggup
membayar jasa hukum dalam hal ini tindakan Pembanding seharusnya memberikan Jasa
Hukum Pro Bono bukan paksaan dengan pembayaran apalagi dengan membuat perjanjian. Pada
Point 3 alasan lain Pembanding mengajukan Gugatan pada Pengadilan Negeri Karawang

7
mengingat kedudukan Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II adalah suatu alasan yang
mengada-ada dan tidak tepat sasaran menurut hukum terkait kompetensi relatif dalam
mengadili perkara. Hal ini juga telah sesuai dengan pertimbangan hakim yang menyatakan :
“berdasarkan asas Actor Sequitor forum Rei dengan Hak Opsi (dalam hal ada beberapa orang
Tergugat, Gugatan diajukan ke Pengadilan Negeri pada tempat tinggal salah satu Tergugat atas
pilihan Penggugat), artinya dalam perkara aquo para pihak Tergugat ada di wilayah Kabupaten
Karawang yaitu Kantor Pertahanan Kabupaten Karawang walaupun sebagai pihak Turut
Tergugat namun termasuk salah satu pihak dalam Gugatan, menurut Majelis, Kantor Pertahanan
Nasional (ATR/BPN) Kabupaten Karawang yang berada di Karawang berkedudukan sebagai
pihak Turut Tergugat II tidaklah melakukan suatu Pebuatan Melawan Hukum yang merugikan
kepentingan Penggugat atas pencabutan surat kuasa dan pelanggaran terhadap Surat Perjanjian
Jasa (Fee) Pengacara tertanggal 28 Juli 2020 (sebagaimana ditegaskan dalam Posita gugatan
angka 4 (empat), selain daripada kedudukan Kantor Pertahanan Nasional (ATR/BPN) Kabupaten
Karawang yang ditarik menjadi pihak sebagai Turut Tergugat II hanyalah dapat tunduk dan
patut terhadap putusan perkara a quo;”

Oleh karena itu telah tepat Pertimbangan Hakim terkait kedudukan dari Turut Tergugat I dan
Turut Tergugat II dalam perkara ini. Berdasarkan pertimbangan atas dalil-dalil hukum diatas
dan fakta hukum yang dikemukan mohon kiranya Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini
pada Pengadilan Tinggi Jawa Barat menyatakan menguatkan putusan Pengadilan Negeri
Karawang No. 90/Pdt.G/2020/PN.Krwg seluruhnya.

4.Bahwa pada point 5 Memorie Banding dari Pembanding adalah suatu dalil yang melecehkan
kewenangan hakim dalam mengadili dan dalil yang TIDAK BERLANDASKAN HUKUM dan
TERLIHAT BODOH dalam memahami penerapan pasal dalam undang-undang terkait kekuasaan
kehakiman yang mana dalam perkara Gugatan nomor 90/Pdt.G/2020/PN.Krwg, Majelis hakim
yang memeriksa perkara telah melakukan sesuai dengan prosedur persidangan dengan
menimbang eksepsi dari Para Tergugat khusunya Tergugat I terkait Kompetensi mengadili
sehingga di Putuskan dalam Putusan Sela.

5.Bahwa telah dituliskan dalam putusan perkara 90/Pdt.G/2020/PN.Krwng dalam hal


pertimbangan yang mana dasar hukum yang menjadi landasan pertimbangan dalam penerapan
Pasal 118 ayat 1 HIR yang dikuatkan dengan Putusan MA No. No. 2558 K/Pdt/1984
tanggal 20-1-1986, Kompetensi Relatif yang harus ditegakkan dalam penyelesaian
perkara Perbuatan Melawan Hukum, berdasarkan asas Actor Sequitor forum rei (Pasal
118 ayat 1 HIR), bukan asas forum rei sitae (letak barang) yang digariskan Pasal 142 (4)
Rbg (Pasal 118 ayat (3) HIR).”

Bahwa Berdasarkan dasar dan alasan-alasan serta Pertimbangan hakim yang telah dijelaskan dan
diuraikan oleh Terbanding 1 di atas serta penjelasan Pembanding dalam Jawaban dan Duplik,
sangat beralasan dan berdasarkan hukum, Terbanding 1 memohon kepada Ketua Majelis Hakim
pada Tingkat Banding di Pengadilan Tinggi Jawa Barat yang memeriksa dan mengadili perkara ini,
memberikan putusan :

MENGADILI
1.Menolak Permohonan Banding dan Memorie Banding Seluruhnya.
2.Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Karawang tertanggal 20 Januari 2021 Nomor
90/Pdt.G/2022/PN.Kwg.

MENGADILI SENDIRI
EKSEPSI:
-Menerima Eksepsi seluruhnya Terbanding I.

8
-Menyatakan Gugatan Pembanding Tidak dapat diterima.

DALAM POKOK PERKARA (KONPENSI):


-Menyatakan Gugatan Pembanding tidak dapat diterima dan atau ditolak seluruhnya;
-Menyatakan Perjanjian tertanggal 28 Juli 2020 Batal demi Hukum oleh sebab adanya
Perbuatan melawan hukum atas tindakan Pembanding sebagai Kuasa Hukum;
-Menyatakan bahwa Pembanding tidak memiliki kedudukan dan tidak berhak atas 9 Asset
yaitu SHM No. 00542, SHM No. 00543, SHM No. 545, SHM No. 826, SHM No.827, SHM
No.828, SHM No.829, SHM No. 830, SHM No.831yang dijaminkan Terbanding I kepada
Terbanding II;
-Menghukum Turut Terbanding II untuk tidak melakukan pemblokiran atas dasar Gugatan
Perkara nomor 90/pdt.G/2020/PN.Kwg.
-Menyatakan uang paksa (dwangsom) tidak dapat diterima;
-Menyatakan Pembanding terbukti melakukan Perbuatan Melawan Hukum;
-Menghukum Pembanding untuk mengganti kerugian Terbanding I dengan rincian sebagai
berikut :

1. Kerugian materil;
-Biaya Jasa Hukum sebagai ganti biaya operasional pemakaian Alat Tulis Kantor, Biaya
Makan di perjalanan, Biaya pembayaran supir ke luar kota, tol dan bensin, Biaya jasa
advokat perjam ke luar kota, Biaya jasa hukum ini ditotalkan hingga Putusan
Berkekuatan Hukum Tetap dengan nilai sebesar Rp. 5.000.000.000,00 (Lima milyar
Rupiah).
2. Kerugian Immateril:
-Terkait biaya immateril atas rasa malu, fitnah dan pencemaran nama baik serta rasa
trauma dengan kinerja advokat serta perasaan sakit hati atas perkataan dan pernyataan
Pembanding kepada Terbanding I memang sulit untuk di hitung dengan nilai. Sebagai
permintaan atas kerugian Immateril ini maka Terbanding I meminta sebesar Rp.
5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) kepada Pembanding.
-Menghukum Pembanding untuk membayar biaya perkara ini.

DALAM REKONPENSI:
-Menyatakan Gugatan Pembanding d.R diterima seluruhnya;
-Menyatakan bahwa Tergugat d.R terbukti melakukan Perbuatan Melawan Hukum;
-Menyatakan Perjanjian tertanggal 28 Juli 2020, Batal demi hukum;
-Menghukum Tergugat d.R membayar ganti kerugian dengan rincian sebagai berikut :
1. Kerugian materil;
-Biaya Jasa Hukum sebagai ganti biaya operasional pemakaian Alat Tulis Kantor, Biaya
Makan di perjalanan, Biaya pembayaran supir ke luar kota, tol dan bensin, Biaya jasa
advokat perjam ke luar kota, Biaya jasa hukum ini ditotalkan hingga Putusan
Berkekuatan Hukum Tetap dengan nilai sebesar Rp. 5.000.000.000,00 (Lima milyar
Rupiah).
2. Kerugian Immateril:
-Terkait biaya materil atas rasa malu, fitnah dan pencemaran nama baik serta rasa trauma
dengan kinerja advokat serta perasaan sakit hati atas perkataan dan pernyataan
Pembanding kepada Terbanding I memang sulit untuk di hitung dengan nilai. Sebagai
permintaan atas kerugian Immateril ini maka Terbanding I meminta sebesar Rp.
5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) kepada Pembanding.
-Menghukum Tergugat d.R membayar biaya perkara ini.

SUBSIDAIR
Atau :
9
Apabila Majelis Hakim Terhormat pada Pengadilan Tinggi Jawa Barat yang memeriksa dan mengadili
perkara a quo berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Demikian Kontra Memori banding ini Kami sampaikan atas kerjasamanya Kami sampaikan terima
kasih.
Bandung, 13 Maret 2021.
Hormat Kami,
Kuasa Hukum

Praditha J.Y Hasugian, S.H.

10

Anda mungkin juga menyukai