10. Putusan MA-RI No.2438.K/Sip/1980 : Gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima,
karena tidak semua ahli waris turut sebagai pihak (Tergugat) dalam perkara;
11. Putusan MA-RI No.1072.K/Sip/1982 : Gugatan cukup ditujukan kepada yang secara
feltelijk menguasai barang-barang sengketa;
12. Putusan MA-RI No.546.K/Pdt/1984, tanggal 31 Agustus 1985 : Gugatan tidak dapat
diterima karena dalam perkara ini Pengadilan seharusnya menggugat semua ahli waris
almarhum, bukan hanya isterinya;
13. Putusan MA-RI No.443.K/Pdt/1984, tanggal 26 September 1985 : Karena rumah yang
digugat merupakan harta bersama (gono-gini), isteri Tergugat harus juga digugat;
14. Putusan MA-RI No.400.K/Pdt/1984, tanggal 19 Juli 1985 : Karena hubungan hukum
yang sesungguhnya adalah hubungan hutang-hutang antara Penggugat dengan anak
Tergugat, anak Tergugat tersebut harus turut digugat;
18. Putusan MA-RI No.2332.K/Pdt/1985 : Untuk dapat mengajukan suatu gugatan tak
perlu suatu Badan Hukum Perseroan Terbatas (PT) harus terlebih dahulu memperoleh
surat Kuasa dari Presiden Direktur dan para pemegang saham, karena PT. sebagai suatu
Badan Hukum dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri dengan diwakili oleh
Presiden Direkturnya. Dengan alasan ini maka gugatan dapat diterima;
19. Putusan MA-RI No.268.K/Sip/1980 : Dalam gugatan mengenai kewajiban hukum yang
menjadi tanggung jawab PT. harus disebutkan Pengurusnya yang sekarang, sebab
tanggung jawab suatu Badan Hukum melekat pada Badan Hukum itu sendiri;
24. Putusan MA-RI No.23.K/Sip/1973, tanggal 30 Oktober 1975 : Gugatan yang diajukan
oleh Penggugat sendiri (sebagai ahli waris) dapat diterima karena ahli waris lain-lainnya
dari almarhum Ny. Tjoe Eng Nio telah menyatakan menolak bagiannya dari harta
peninggalan pewaris;
25. Putusan MA-RI No.151.K/Sip/1975, tanggal 13 Mei 1975 : Bahwa karena yang
berhutang kepada Penggugat/Terbanding adalah 2 orang, seharusnya gugatan ditujukan
kepada kedua orang tersebut; Bahwa gugatan tidak lengkap (yang digugat hanya
seorang), gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima;
27. Putusan MA-RI No.938.K/Sip/1971, tanggal 4 Oktober 1972 : Jual beli antara
Tergugat dengan orang ketiga tidak dapat dibatalkan tanpa diikutsertakannya orang
ketiga tersebut sebagai Tergugat dalam perkara;
29. Putusan MA-RI No.227.K/Sip/1961, tanggal 12 Pebruari 1962 : Dalam perkara yang
berisi sengketa antara Direktur dan Komisaris Perseroan Terbatas (PT), sudah tepat yang
dijadikan pihak-pihak dalam perkara adalah Direktur dan Komisaris-komisaris yang
bersangkutan;
30. Putusan MA-RI No.352.K/Sip/1973, tanggal 9 Juli 1973 : Tentang Pengurus Firma,
Walaupun dalam perkara ini gugatan tidak diajukan oleh Firma Penggugat (Fa. Noor
Sahid Maricar, Toko “MIMBAR MAS”). Tetapi karena dari isi gugatan yang diajukan
oleh Penggugat ternyata bahwa gugatan tidak bersifat pribadi, tetapi menyangkut Firma,
maka mengingat akan Pasal 5 Akta Perubahan Anggaran Dasar serta Pasal 16 s/d 18
WvK, gugatan harus dinyatakan dapat diterima;
33. Putusan MA-RI No.231.K/Sip/1956, tanggal 10 Juli 1957 : Gugatan untuk menuntut
kembali barang gono-gini dari tangan pihak ketiga yang menguasainya secara tidak sah,
tidak harus ditujukan oleh suami-isteri bersama, tetapi diajukan baik oleh suami maupun
istri sendiri (i.e. gugatan diajukan oleh istri sendiri) karena dalam hal ini memang tidak
ada kepentingan bagi pihak lawan yang mengharuskan turut sertanya suami-isteri kedua-
duanya;
35. Putusan MA-RI No.589.K/Sip/1974, tanggal 31 Juli 1975 : Karena Bupati Cirebon
mengadakan perjanjian tersebut bukan selaku Kepala Daerah/KDH melainkan selaku
Ketua Proyek Pangan Kabupaten Cirebon, sedang proyek ini bukanlah Badan Hukum,
maka R.A. Soetisna (Bupati Cirebon) pribadi juga bertanggung jawab;
36. Putusan MA-RI No.480.K/Sip/1973, tanggal 2 Juli 1974 : Karena persil sengketa
tercatat atas nama PT. Gunung Mas, untuk dapat berhasil gugatan harus pula ditujukan
kepada PT tersebut sebagai Tergugat atau Turut Tergugat;
37. Putusan MA-RI No.25.K/Sip/1973, tanggal 30 Mei 1973 : Menurut PP. No. 30 Th.
1965 PN. Telekomunikasi (PT. Telkom) adalah Badan Hukum yang tertanggung jawab
dan mempunyai keuangan sendiri terpisah dari keuangan Negara, maka Pemerintah RI
Cq. Departemen Perhubungan tidak dapat digugat dalam perkara ini (mengenai perjanjian
antara Telkom dengan CV.ESGA).
38. Putusan MA-RI No.760.K/Sip/1973, tanggal 9 Januari 1974 : Tanggung jawab dari
persero Pengurus. Soal permodalan dan pembagian kerja dalam CV adalah persoalan
intern dari CV akibatnya tidak dapat dipikulkan pada pihak ketiga begitu saja. Dalam
CV, masing-masing “Persero Pengurus” bertanggung jawab secara tanggung renteng
(hoofdelijk aansprakelijk) dan oleh karenanya yang dilakukan oleh masing-masing
Persero Pengurus “mengikat” juga Persero Pengurus yang lain (hoofdelijk voor het
geheel). (Perkara antara: PT. South East Asia Bank Ltd. Lawan 1. CV. Kilang Minyak
Asahan, 2. Ong Yu Pao dkk). (Perkara antara: Arief Soeratino (PT. Citrawati Tour &
Travel lawan W. Kusumanegara);
39. Putusan MA-RI No.1134.K/Sip/1972, tanggal 26 Juli 1974 : Bahwa PT. Darma Yasa
belum merupakan suatu PT menurut Undang-Undang karena belum ada pengesahan dari
Departemen Kehakiman RI. Bahwa dengan demikian yang ada antara Tergugat-
Pembanding dan Penggugat-Terbanding adalah hanya “usaha kerjasama” sebagai
tercantum dalam Akta Notaris dengan menggunakan) nama “PT. Darma Yasa”. Jadi
subyek hukumnya bukan PT. (Perkara antara : S. Moehadi lawan Darmasoewito);
42. Putusan MA-RI No.577.K/Sip/1969, tanggal 9 Mei 1970 : Regres pada Cek. Penarik
cek dalam keadaan bagaimanapun juga wajib menyediakan dana yang cukup bagi cek
yang ditariknya (tiap klausula yang menghapuskan kewajiban itu dianggap tidak tertulis)
dan karena cek tidak mungkin di akseptir (lain halnya pada wissel), maka Bank tertarik
tidak mungkin berkedudukan sebagai Debitur Cek;
44. Putusan MA-RI No.42.K/Sip/1974, tanggal 5 Juni 1975 : Orang yang bertindak
sebagai kuasa penjual dalam jual-beli, tidak dapat secara pribadi (tanpa Kuasa Khusus
dari Penjual) mengajukan gugatan terhadap pembeli, gugatan harus dinyatakan tidak
dapat diterima;
45. Putusan MA-RI No.369.K/Sip/1973, tanggal 4 Desember 1975 : Menurut Ps. 144 (1)
Rbg., orang yang diberi kuasa tidak mempunyai hak untuk mengajukan gugat lisan;
46. Putusan MA-RI No.102.K/Sip/1972, tanggal 23 Juli 1973 : Apabila dalam perkara
baru ternyata subyek hukum para pihak berbeda dengan pihak-pihak dalam perkara yang
sudah diputus lebih dulu, maka tidak ada Ne bis in Idem (perkara diteruskan);
47. Putusan MA-RI No.1121.K/Sip/1973, tanggal 22 Oktober 1975 : Perkara ini benar
obyek gugatannya sama dengan Perkara N0. 597/Perd/1971/ PN.Mdn, tetapi karena
subyek hukum pihak-pihaknya tidak sama (berbeda), tidak ada Ne bis in Idem (perkara
diteruskan);
49. Putusan MA-RI No.365.K/Pdt/1984, tanggal 30 Juli 1985 : Dengan adanya pernyataan
dari kontraktor, bahwa segala akibat dan resiko pembangunan proyek pertokoan dan
perkantoran tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor, kontraktor tersebut harus ikut
digugat;
50. Putusan MA-RI No.878.K/Sip/1977, tanggal 27 Juni 1979 : Antara perkara ini dengan
perkara yang telah diputus oleh Pengadilan Tinggi pada tanggal 8 Juli 1974 tidak terjadi
Ne bis in Idem, sebab putusan Pengadilan Tinggi tersebut menyatakan bahwa gugatan
tidak dapat diterima oleh karena ada pihak yang tidak diikut sertakan, sehingga masih
terbuka kemungkinan untuk menggugat lagi;