Anda di halaman 1dari 12

PUTUSAN SELA

Nomor: 182/Pid.B/2011/ PN.Bdg


==============================================
================
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Negeri Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama
dengan acara pemeriksaan biasa, telah menjatuhkan putusan sela sebagai berikut dalam perkara
Terdakwa: ------------------------------------------------------------------------------------------------------Nama Lengkap

YUSUF ANDI LOLO bin ATANG ANDI LOLO

Tempat Lahir

Bandung

Umur/Tanggal Lahir

41 tahun/27 Mei 1970

Jenis Kelamin

Laki-laki

Kebangsaan/Kewarganegaraan

Indonesia

Tempat Tinggal

Jalan Cibeunying Permai Raya No 17, Cibeunying


Kaler, Bandung.

Agama

Islam

Pekerjaan

Pegawai Swasta

Pendidikan

S1

B. PENAHANAN
1. Penyidik tidak dilakukan penahanan;
2. Jaksa Penuntut Umum tidak dilakukan penahanan;
3. Hakim Pengadilan Negeri Bandung tidak dilakukan penahanan;
Terdakwa dipersidangan didampingi oleh Penasehat Hukumnya yang bernama Aldi Prapanca,
S.H., LL.M dan Indra Rangganis, S.H. M.H., para Penasihat Hukum dari kantor hukum NARA
SAM AND PARTNERS yang beralamat di Jl. Margawangi Selatan Blok A no 123 Ciwastra,
Bandung yang mana keduanya bertindak baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 22 Maret 2011. --------------------------------------------

Pengadilan Negeri Tersebut; ---------------------------------------------------------------------------------Telah membaca surat-surat dalam perkara ini; ------------------------------------------------------------Setelah mendengar pembacaan Surat Dakwaan Penuntut Umum Nomor Register Perkara : PDM182/BDG/05/2011 tertanggal 2 Mei 2011. Secara keseluruhan adalah sebagai berikut: ---------DAKWAAN
KESATU
Bahwa ia Terdakwa YUSUF ANDI LOLO bin ATANG ANDI LOLO pada tanggal 26
Januari 2011sampai dengan tanggal 2 Februari 2011 atau setidak-tidaknya pada suatu
waktu antara bulan Januari dan Februari 2011 bertempat di Rumah orang tua saksi KATY
MICHIKO Jalan Dipati Ukur no 20 Bandung atau setidak-tidaknya pada suatu tempat
lain yang masih termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Bandung yang
berwenang memeriksa dan mengadili, telah melakukan perbuatan menyuruh memasukan
keterangan palsu kedalam suatu akta otentik mengenai sesuatu hal yang kebenarannya
harus dinyatakan oleh akta itu, dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang
memakai akta itu seolah-olah keterangannya sesuai dengan kebenaran, yang dilakukan
dengan cara-cara sebagai berikut. ---------------------------------------------- Bahwa ia terdakwa pada tanggal 24 Januari 2011 mendatangi rumah saksi KATY
MICHIKO di jalan Dipati Ukur no 20 Bandung dengan maksud mengajukan lamaran
pernikahan terhadap saksi KATY MICHIKO dimana lamaran yang diajukan oleh
terdakwa diterima oleh keluarga dari saksi KATY MICHIKO. ------------------------------- Bahwa pada tanggal 25 Januari 2011 bertempat di kediaman orang tua saksi KATY
MICHIKO, terdakwa menemui dan meminta bantuan kepada saksi AMRAN GRAREO
yang merupakan petugas keamanan pada wilayah kediaman keluarga saksi KATY
MICHIKO untuk mengurus dan membuat surat-surat persyaratan pernikahan antara
terdakwa dengan saksi KATY MICHIKO yaitu surat keterangan N1 sampai dengan surat
N5 dimana surat keterangan tersebut dibuat oleh calon mempelai dengan status belum
kawin, sedangkan untuk calon mempelai yang berstatus kawin dan duda harus mengganti
surat keterangan N5 dengan surat keterangan N6. Terdakwa menerangkan kepada saksi
AMRAN GRAREO bahwa terdakwa belum pernah menikah sebelumnya dan berstatus

belum

kawin.

------------------------------------------------------------------------------------------ Bahwa pada tanggal 26 Februari 2011 saksi AMRAN GRAREO yang diminta oleh
terdakwa untuk membuat surat keterangan N1 sampai dengan N5, mengurus pembuatan
surat keterangan tersebut di Kantor Kelurahan Coblong. --------------------------------------- Bahwa pada tanggal 27 Januari 2011 saksi AMRAN GRAREO menemui terdakwa
kembali untuk meminta keterangan bahwa terdakwa belum menikah dikarenakan
keterangan tersebut dibutuhkan oleh saksi untuk mengurus surat persyaratan pernikahan
yang diminta terdakwa untuk diurus oleh saksi. Terdakwa kemudian memberikan secarik
surat yang ditandatangani oleh terdakwa dimana isinya menjelaskan bahwa terdakwa
belum

menikah.

--------------------------------------------------------------------------------------- Bahwa pada tanggal 28 Januari 2011 saksi AMRAN GRAREO memberitahu terdakwa
bahwa surat keterangan N1 sampai N5 sebagai surat persyaratan pernikahan yang diminta
oleh terdakwa telah selesai dibuat, kemudian saksi menyerahkan surat tersebut kepada
terdakwa. Selanjutnya terdakwa membawa surat tersebut dan diserahkan kepada kantor
KUA Kota Bandung untuk didaftarkan. ---------------------------------------------------------- Bahwa pada tanggal 2 Februari 2011 terdakwa melangsungkan pernikahan dengan saksi
KATY MICHIKO setelah selesainya didaftarkannya surat keterangan N1 sampai dengan
N5 tersebut di Kantor Urusan Agama Kota Bandung yang dilangsungkan dengan
menggunakan surat keterangan N1 sampai dengan N5 yang dibuat oleh saksi AMRAN
GRAREO sebagai persyaratan melangsungkan pernikahan. ----------------------------------- Bahwa berdasarkan BAP dihadapan penyidik saksi HOTRA DWI ANJANI menerangkan
bahwa terdakwa pernah menikah sebelumnya dengan saksi pada tanggal 5 Desember
2004 berdasarkan akta nikah nomor 054.24.11.2004 di Kota Bandung. --------------------- Bahwa dalam melaksanakan perkawinan sebagaimana dimaksudkan dalam undangundang Republik Indonesia nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan yang untuk
penganut agama Islam diakomodir dan dilaksanakan oleh Kantor Urusan Agama, calon
mempelai harus membuat surat persyaratan pernikahan berupa surat keterangan N1
sampai dengan N5 untuk calon mempelai yang belum menikah sebelumnya dan surat
keterangan N1 sampai dengan N4 dan N6 untuk calon mempelai yang telah menikah

dimana surat keterangan tersebut dituangkan sebagai suatu akta otentik yang dibuat oleh
pejabat kelurahan tempat tinggal calon mempelai. ------------------------------------------------------Perbuatan terdakwa YUSUF ANDI LOLO bin ATANG ANDI LOLO tersebut
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 266 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana. ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- DAN -----------------------------------------------------KEDUA
Bahwa ia Terdakwa YUSUF ANDI LOLO bin ATANG ANDI LOLO pada hari Sabtu
tanggal 2 Februari 2011 sekitar pukul 10.00 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu
dalam bulan Februari 2011 bertempat di Kantor Urusan Agama (KUA) Kota Bandung,
atau setidak tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk dalam wilayah hukum
Pengadilan Negeri Bandung yang berwenang memeriksa dan mengadili, telah melakukan
perbuatan mengadakan perkawinan padahal mengetahui bahwa perkawinan atau
perkawinan-perkawinannya yang telah ada menjadi penghalang yang sah untuk itu yang
dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut. ----------------------------------------------------- Bahwa ia terdakwa pada tanggal 24 Januari 2011 mendatangi rumah saksi KATY
MICHIKO di jalan Dipati Ukur no 20 Bandung dengan maksud mengajukan lamaran
pernikahan terhadap saksi KATY MICHIKO dimana lamaran yang diajukan oleh
terdakwa diterima oleh keluarga dari saksi KATY MICHIKO. ------------------------------- Bahwa pada tanggal 25 Januari 2011 bertempat di kediaman orang tua saksi KATY
MICHIKO, terdakwa menemui dan meminta bantuan kepada saksi AMRAN GRAREO
yang merupakan petugas keamanan pada wilayah kediaman keluarga saksi KATY
MICHIKO untuk mengurus dan membuat surat-surat persyaratan pernikahan antara
terdakwa dengan saksi KATY MICHIKO yaitu surat keterangan N1 sampai dengan surat
N5 dimana surat keterangan tersebut dibuat oleh calon mempelai dengan status belum
kawin, sedangkan untuk calon mempelai yang berstatus kawin dan duda harus mengganti
surat keterangan N5 dengan surat keterangan N6. Terdakwa menerangkan kepada saksi
AMRAN GRAREO bahwa terdakwa belum pernah menikah sebelumnya dan berstatus

belum

kawin.

------------------------------------------------------------------------------------------ Bahwa pada tanggal 26 Februari 2011 saksi AMRAN GRAREO yang diminta oleh
terdakwa untuk membuat surat keterangan N1 sampai dengan N5, mengurus pembuatan
surat keterangan tersebut di Kantor Kelurahan Coblong. --------------------------------------- Bahwa pada tanggal 27 Januari 2011 saksi AMRAN GRAREO menemui terdakwa
kembali untuk meminta keterangan bahwa terdakwa belum menikah dikarenakan
keterangan tersebut dibutuhkan oleh saksi untuk mengurus surat persyaratan pernikahan
yang diminta terdakwa untuk diurus oleh saksi. Terdakwa kemudian memberikan secarik
surat yang ditandatangani oleh terdakwa dimana isinya menjelaskan bahwa terdakwa
belum

menikah.

--------------------------------------------------------------------------------------- Bahwa pada tanggal 28 Januari 2011 saksi AMRAN GRAREO memberitahu terdakwa
bahwa surat keterangan N1 sampai N5 sebagai surat persyaratan pernikahan yang diminta
oleh terdakwa telah selesai dibuat, kemudian saksi menyerahkan surat tersebut kepada
terdakwa. Selanjutnya terdakwa membawa surat tersebut dan diserahkan kepada kantor
KUA Kota Bandung untuk didaftarkan. ---------------------------------------------------------- Bahwa pada tanggal 2 Februari 2011 terdakwa melangsungkan pernikahan dengan saksi
KATY MICHIKO setelah selesainya didaftarkannya surat keterangan N1 sampai dengan
N5 tersebut di Kantor Urusan Agama Kota Bandung yang dilangsungkan dengan
menggunakan surat keterangan N1 sampai dengan N5 yang dibuat oleh saksi AMRAN
GRAREO sebagai persyaratan melangsungkan pernikahan. ---------------------------------- Bahwa pada tanggal 3 Februari 2011, Terdakwa

dengan saksi KATY MICHIKO

melangsungkan resepsi pernikahan di kediaman orang tua saksi KATY MICHIKO yang
bertempat di Jalan Dipati Ukur no 20 Bandung yang dihadiri oleh saksi MENTARI yang
merupakan rekan dari saksi KATY MICHIKO dan HOTRA DWI ANJANI.--------------- Bahwa pada tanggal 3 Februari 2011 saksi MENTARI menghubungi saksi HOTRA DWI
ANJANI yang diketahui olehnya sebagai istri sah dari terdakwa dan menanyakan perihal
status perkawinan saksi HOTRA DWI ANJANI dengan terdakwa serta menyampaikan
perihal perkawinan terdakwa dengan saksi KATY MICHIKO yang dihadiri olehnya. -----

Bahwa pada tanggal 5 Februari 2011 saksi HOTRA DWI ANJANI mendatangi kediaman
KATY MICHIKO untuk mengkonfirmasi informasi yang diberikan oleh saksi MENTARI
kepadanya dan kemudian saksi HOTRA DWI ANJANI mengetahui bahwa benar
terdakwa dan saksi KATY MICHIKO telah melaksanakan pernikahan. ------------- Bahwa berdasarkan BAP dihadapan penyidik saksi HOTRA DWI ANJANI menerangkan
masih merupakan istri sah dari terdakwa, serta terdakwa sebelumnya
memberitahukan dan meminta izin

tidak pernah

mengenai pernikahannya dengan saksi KATY

MICHIKO. ------------------------------------------------------------------------------------------------------Perbuatan terdakwa YUSUF ANDI LOLO bin ATANG ANDI LOLO tersebut
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 279 ayat (1) Ke-1 Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana. ----------------------------------------------------------------------------------------------

Setelah mendengar keberatan Penasihat Hukum Terdakwa atas Surat Dakwaan dari Penuntut
Umum Nomor Register Perkara : PDM-192/BDG/05/2011 Tertanggal 2 Mei 2011 yang pada
pokoknya adalah sebagai berikut : ---------------------------------------------------------------------------

A. SURAT DAKWAAN PUNUNTUT UMUM TIDAK DAPAT DITERIMA

P.A.F Lamintang dalam bukunya KUHAP dengan Pembahasan Secara Yuridis Menurut
Yurisprudensi dan Ilmu Pengetahuan Hukum Pidana (Sinar Baru Bandung, 1997) pada halaman
358-360 pada pokoknya menjelaskan bahwa keberatan tidak dapat diterima sesuai Pasal 156 ayat
(1) KUHAP dapat dikemukakan oleh Terdakwa atau Penasihat Hukum apabila dakwaan yang
telah dibuat oleh Penuntut Umum itu ada hubungannya dengan ketidakwenanangan

dari

Penuntut Umum untuk melakukan penuntutan terhadap Terdakwa. Lebih lanjut, Mr. S.M Amin
dalam bukunya yang berjudul Pokok-Pokok Hukum Pidana (Fasco,2006) pada halaman 107
menambahkan bahwa Putusan terhadap dikabulkan Keberatan tuntutan Penuntut Umum tidak
dapat diterima sebabkan faktor-faktor: ---------------------------------------------------------------------1. Karena dituntutnya seorang padahal tidak ada pengaduan dari si korban dalam tindak

pidana aduan; ------------------------------------------------------------------------------------------

2. Adanya daluwarsa hak menuntut sebagaimana ketentuan Pasal 79 KUHP; -----------------3. Adanya unsure Nebis In Idem sebagaimana ketentuan Pasal 76 KUHP; ---------------------4. Adanya exception litis pedentis (Keberatan terhadap apa yang didakwakan kepada

Terdakwa sedang diperiksa oleh Pengadilan lain); ----------------------------------------------5. Apa yang didakwakan kepada Terdakwa bukan merupakan tindak pidana, akan tetapi
masalah merupakan masalah atau perselisihan perdata; ----------------------------------------6. Adanya kekeliuran dalam menetapkan Terdakwa yang melakukan tindak pidana. --------

Berdasarkan uraian diatas maka Keberatan mengenai dakwaan tidak dapat diterima karena
diajukan dalam kondisi apaila dakwaan yang disusun oleh Penuntut Umum mengandung cacat
formal atau mengandung kekeliruan beracara (eror in procedure). ------------------------------------

1. PENGADILAN YANG BERWENANG MERUPAKAN PENGADILAN AGAMA BUKAN

PENGADILAN NEGERI

Di dalam Pedoman Pelaksaan Tugas dan Administrasi Peradilan Agama: Buku II yang
dikeluarkan oleh Mahkmah Agung RI tahun 2011, Kompetensi absolut (absolute competentie)
atau kewenangan mutlak adalah kewenangan suatu badan pengadilan dalam memeriksa jenis
perkara tertentu yang secara mutlak tidak dapat diperiksa oleh badan Pengadilan lain. ------------Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama bahwa Kekuasaan pengadilan di lingkungan
Peradilan Agama adalah memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara perdata tertentu di
kalangan golongan rakyat tertentu, yaitu orang-orang yang beragama Islam. ------------------------Kekuasaan absolut Pengadilan Agama diatur dalam pasal 49 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan
Agama: ---------------------------------------------------------------------------------------------------------Pasal 49

(1) Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan

perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang:


a.Perkawinan; --------------------------------------------------------------------------------Berdasarkan uraian diatas maka Pengadilan Negeri tidak berwenang untuk mengadili perkara ini,
hal tersebut dikarenakan bahwa perkara yang terjadi adalah mengenai masalah perkawinan
antara pihak yang beragama Islam, sehingga dengan jelas bahwa Perkara ini merupakan
kewenangan Absolut yang dimiliki oleh Pengadilan Agama. -------------------------------------------Maka hal ini diperkuat dengan Putusan Mahkamah Agung Nomor : 253/Pdt.G/2012/PTA.Sby
dalam pertimbangannya yang menyatakan bahwa terkait masalah perkawinan bagi orang Islam
berdasarkan 49 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama diselesaikan atau menjadi wewenang
absolut bagi Pengadilan Agama. ----------------------------------------------------------------------------PERTIMBANGAN HUKUM :
Menimbang, bahwa terhadap Keberatan atau Eksepsi Penasehat Hukum Terdakwa
tersebut Jaksa Penuntut Umum tidak mengajukan Pendapat atau Tanggapan; -----------------------Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim memberikan pertimbangan atas dalil
Keberatan Penasihat Hukum, terlebih dahulu Majelis Hakim akan menguraikan apa yang
dimaksud dengan Keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 156 ayat (1) Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana; --------------------------Menimbang, bahwa dalam Pasal 156 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana dirumuskan sebagai berikut : Dalam hal
Terdakwa atau Penasihat Hukum mengajukan keberatan bahwa Pengadilan tidak berwenang
mengadili perkaranya atau dakwaan tidak dapat diterima atau Surat Dakwaan harus
dibatalkan, setelah diberi kesempatan kepada Penuntut Umum untuk menyatakan pendapatnya,
Hakim mempertimbangkan Keberatan tersebut untuk selanjutnya mengambil keputusan;
----------------

Menimbang, bahwa menurut pasal 156 ayat (1) KUHAP tersebut di atas, yang menjadi
materi keberatan Eksepsi Penasehat Hukum atas Dakwaan Jaksa Penuntut umum hanyalah
secara limitatif menyangkut hal-hal sebagai berikut:-----------------------------------------------------1. Dakwaan tidak dapat diterima. ------------------------------------------------------------------2. Dakwaan harus dibatalkan. ----------------------------------------------------------------------Menimbang, bahwa meskipun pasal 156 ayat (1) KUHAP hanya dimungkinkan
mengajukan Keberatan/Eksepsi terhadap Dakwaan Jaksa Penuntut Umum sebatas bahwa
pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya atau dakwaan tidak dapat diterima atau
dakwaan harus dibatalkan akan tetapi dalam hal bagaimana dakwaan tidak dapat diterima atau
dakwaan harus dibatalkan Undang-undang sendiri (baca KUHAP) tidak memberi penjelasan
yang rinci oleh karenanya menurut Majelis hal tersebut akan diserahkan kepada praktek
peradilan dan yurisprudensi untuk menggali dan menentukannya sedangkan dalam hal
bagaimana pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya Undang-undang maupun Doktrin
ilmu hukum pidana sudah mengatur dan menjawabnya dengan jelas yaitu ketidakwenangan
absolut dan ketidakwenangan relative pengadilan; -----------------------------------------------------Menimbang, bahwa bertitik tolak pada ketentuan Pasal 156 ayat (1) Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP) tersebut,
maka Majelis Hakim akan mempertimbangkan dalil-dalil Keberatan Penasihat Hukum Terdakwa
sebagai berikut; ------------------------------------------------------------------------------------------------Menimbang, bahwa eksepsi mengenai kewenangan absolut yang dikemukaan oleh
penasihat hukum terdakwa yang berpendapat bahwa perkara ini merupakan kewenangan
pengadilan agama sesuai pasal 49 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama; -----------------Pasal 49
(1) Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan

perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang:


a.Perkawinan; -------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa alasan diatas hanya untuk perkara perkawinan, sedangkan kasus ini
bertitik tolak dari perbuatan pemalsuan surat dan kejahatan tentang asal-usul perkawinan dimana
perbuatan tersebut termasuk kedalam delik pidana sesuai yang diatur Kitab Undang-undang
hukum pidana (KUHP). Pengadilan Negeri Bandung (biasa disingkat: PN Bandung) merupakan
sebuah lembaga peradilan di lingkungan Peradilan Umum yang berkedudukan di Bandung.
Sebagai Pengadilan Tingkat Pertama, PN Bandung berfungsi untuk memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan perkara pidana dan perdata bagi rakyat pencari keadilan di Wilayah Bandung;---Secara detail, kewajiban dan kewenangan Pengadilan Negeri tersebut dapat kita lihat
dalam Pasal 84 ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), Pasal 85, dan Pasal 86 Undang-undang
nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana; ------------------------Berdasarkan Pasal 84 ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) menyatakan bahwa: --------(1) Pengadilan negeri berwenang mengadili segala perkara mengenai tindak pidana
yang dilakukan dalam daerah hukumnya. ----------------------------------------------------(2) Pengadilan negeri yang didalam daerah hukumnya terdakwa bertempat tinggal,
berdiam terakhir, ditempat ia diketemukan atau ditahan, hanya berwenang mengadili
perkara terdakwa tersebut, apabila tempat kediaman sebagian besarsaksi yang
dipanggil lebih dekat pada tempat pengadilan negeri itu dari pada tempat kedudukan
pengadilan negeri yang di dalam daerahnya tindak pidana itu dilakukan. -------------(3) Apabila seseorang terdakwa melakukan beberapa tindak pidana dalam daerah
hukum pelbagai pengadilan negeri, maka tiap pengadilan negeri itu masing-masing
berwenang mengadili perkara pidana itu. --------------------------------------------------(4) Terhadap beberapa perkara pidana yang satu sama lain ada sangkut pautnya dan
dilakukan oleh seseorang dalam daerah hukum pelbagai pengadilan negeri, diadili
oleh masing-masing pengadilan negeri dengan ketentuan dibuka kemungkinan
penggabungan perkara tersebut. --------------------------------------------------------------Menimbang, bahwa Pengadilan Negeri Bandung berdasarkan pertimbangan di atas
Majelis Hakim berpendapat bahwa keberatan tim Penasihat Hukum tersebut tidak dapat diterima

dan harus menyatakan dirinya berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara Terdakwa
Yusuf Andi Lolo tersebut; ---------------------------------------------------------------------------------Menimbang, bahwa oleh karena semua keberatan tim Penasihat Hukum Terdakwa telah
dinyatakan tidak dapat diterima maka sesuai Pasal 156 ayat (2) KUHAP yang berbunyi, Jika
hakim menyatakan keberatan tersebut diterima, maka perkara itu tidak diperiksa lebih lanjut,
sebaliknya dalam hal tidak diterima atau hakim berpendapat hal tersebut baru dapat diputus
setelah selesai pemeriksaan, maka sidang dilanjutkan. Maka dengan demikian, pemeriksaan
perkara Terdakwa harus dinyatakan dilanjutkan; -------------------------------------------------------Mengingat, ketentuan dalam pasal 156 ayat (1) dan (2) , Pasal 143 ayat (2) huruf b dan
Pasal 84 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana,
ketentuan dalam Pasal 266 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Pasal 279 ayat (2)
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 48
Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 49 tahun 2009 beserta
perubahannya tentang Peradilan Umum serta peraturan perundang-undangan yang lain; ----------

MENGADILI

Menyatakan Nota Keberatan atau Eksepsi yang diajukan oleh Penasehat Hukum Terdakwa
Yusuf Andi Lolo bin Atang Andi Lolo tidak dapat diterima untuk seluruhnya;----------------

Menyatakan pemeriksaan perkara atas nama Terdakwa Yusuf Andi Lolo bin Atang Andi
Lolo oleh Pengadilan Negeri Bandung untuk dilanjutkan; ----------------------------------------

Menangguhkan biaya perkara sampai putusan akhir dijatuhkan; ---------------------------------

Demikianlah

diputuskan

dalam

permusyawaratan

Majelis

Hakim

Pengadilan

Negeri Bandung pada hari 6 Mei 2011 oleh Majelis Hakim yang terdiri dari SAKA TRIAWAN,
S.H. M.H. sebagai Hakim Ketua; GHANI GUNTORO, S.H dan RIZA AZIZAH, S.H. yang
keduanya sebagai Hakim Anggota. Putusan Sela dibacakan pada tanggal 9 Mei 2011 dalam
persidangan yang terbuka untuk umum oleh Majelis Hakim tersebut, dengan dibantu oleh MEGA
MUSTIKA RATU, S.H. sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Bandung, dengan
dihadiri oleh ZAKIY ABDURAHMAN, S.H.,M.Hum dan WENNI ADZKIA, S.H. sebagai Jaksa
Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Bandung serta dihadiri pula oleh Terdakwa dan
Penasihat Hukumnya; ------------------------------------------------------------------------

HAKIM-HAKIM ANGGOTA,

GHANI GHUNTORO, S.H.

HAKIM KETUA,

SAKA TRIAWAN, S.H., M.H.

RIZA AZIZAH, S.H.

PANITERA PENGGANTI

MEGA MUSTIKA RATU, S.H.

Anda mungkin juga menyukai