Antara :
Lawan :
Kepada Yth,
Yang Mulia Majelis Hakim Pra Peradilan
Register Perkara No. 1/Pra.Pid/2022/PN.Tbt
Di-
Pengadilan Negeri Tebing Tinggi
Dengan hormat,
- Bahwa kita semua sepakat. bahwasannya Korupsi merupakan kejahatan luar biasa
(Ekstra Ordinary Crime), tindak pidana korupsi merupakan musuh bersama dan
Negara dan rakyatnya terus berkampanye untuk berkesinambungan menyatakan
perang terhadap korupsi dan hal ini telah menjadi konsensus Nasional untuk
1
bersama menyatakan perang terhadap korupsi, akan tetapi dalam penerapan hukum
dan penegakan hukum dalam pemberantasaan tindak pidana korupsi semestinya
tetap dalam koridor hukum (rule of game) yang berlaku, bukan dengan melakukan
tindakan-tindakan yang tidak sesuai hukum (unprosudral), cenderung subjektif,
mengesampingkan data-data dan fakta-fakta hukum yang ada, serta berpotensi
melanggar Hak-hak Asasi Manusia;
- Bahwa di dalam Undang-Undang No.31 Tahun 1999 yang telah diubah dengan
Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasaan Tindak Pidana
mengandung asas hukum yakni hukum yang khusus megesampingkan hukum yang
umum (lex specialis drogat lex generalis) dimana dalam serangkaian tindakan
penyelidikan, penyidikan, pra penuntutan, penuntutan hingga pemeriksaan tingkat
pengadilan tentu memerlukan kekhususan dalam penindakannya, akan tetapi
tindakan Termohon selaku penyidik tidak boleh pula bertentangan dengan Undang-
Undang lainnya, apalagi dalam penegakan hukum pidana tidak semata mencari
kebenaran formil namun prinispinya adalah untuk mencari kebenaran materiil, hal ini
juga telah diakui oleh Termohon dalam jawabannya;
- Bahwa terhadap dalil jawaban Termohon berkenaan dengan kajian aspek sosiologis
hukum dalam penerapan hukum dan penegakan hukum yang tidak ada relevansinya
karena jawaban Termohon layaknya seorang mahasiswa yang sedang membuat
makalah dalam pokok perkara permohonan pra peradilan ini pemohon pra peradilan
mohon untuk dikesampingkan karena pemohonan pra peradilan ini esensinya
mengenai tindakan Termohon yang telah menetapkan diri Pemohon sebagai
Tersangka dengan secara melawan hukum;
- Bahwa Korupsi juga mengatur kualifikasi pelaku kejahatan korupsi yang benar-benar
dapat dihukum agar para pelaku mendapatkan efek jera atas kejahatan korupsi
tersebut, akan tetapi Termohon sebagai wakil Negara yang diberi kewenangan untuk
melakukan seluruh rangkaian tindakan penyidikan semestinya tetap dalam payung
hukum yang telah ditentukan oleh Undang-Undang No.8 Tahun 1981 Tentang Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana, Undang-Undang No.11 Tahun 2021 Tentang
Perubahan atas Undang-Undang No.16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan Republik
Indonesia dan Peraturan Perundang-undangan lainnya berikut peraturan pelaksana
dari Undang-Undang tersebut termasuk didalamnya Peraturan Kepala Kejaksaan
Republik Indonesia Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor :
Per-017/A/JA/07/2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Jaksa Agung Nomor :
Per-039/A/JA/10/2010 Tentang Tata Kelola Administrasi Dan Teknis Penanganan
Perkara Tindak Pidana Khusus, Termohon tidak melakukannya dengan profesional
dan proposianal, hal ini terlihat dimana Termohon selaku penyidik dalam
melaksanakan tindakan lidik dalam pengungkapan kejahatan korupsi yang disertai
2
tindakan penetapan Tersangka atas diri Pemohon dilakukan dengan cara-cara yang
melanggar hukum sebagaimana yang telah diuraikan dalam dalil Pemohon pra
peradilan ini;
- Bahwa tentu saja versi kronologis peristiwa hukum dan rangakaian tindakan
Termohon berkenaan dengan penetapan Tersangka atas dasar Sprindik Surat
Perintah Penyidikan (Sprindik) Nomor : Print-08/L.2.16/Fd.1/01/2022 tanggal 5
Januari 2022 diteribtkan oleh Termohon bersamaan waktunya dengan penetapan
Tersangka jelas telah melanggar Undang-Undang No.8 Tahun 1981 Tentang Kitab
Undang-Undang hukum Acara Pidana (KUHAP) mengenai Penyidikan. Dalam Pasal
1 Ayat (2) KUHAP menyatakan bahwa Penyidikan adalah serangkaian tindakan
Penyidik yang dilakukan berdasarkan ketentuan undang-undang guna
mengumpulkan bukti sehingga memperjelas adanya tindak pidana serta menemukan
tersangka. Dengan demikian Sprindik merupakan dasar dilakukannya penyidikan
oleh Penyidik ic.Termohon;
- Bahwa, lagi pula penyidikan dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi yang
dilakukan Termohon yang berakibat ditetapkan Pemohon sebagai Tersangka telah
diuraikan secara jelas dan terang benderang dalam permohonan pemohon sehingga
pemohon tidak akan mengulang-ulang kembali dan Pemohon tidak akan masuk pada
materi pokok perkara sebagaimana yang didalilkan dalam jawaban Termohon;
- Bahwa dalil analisa yuridis Termohon telah masuk dalam materi pokok perkara,
sehingga tidak relevan untuk ditanggapi dan Pemohon mohon kepada Majleis Hakim
yang memeriksa dan mengadili permohonan pra peradilan ini agar atas dalil-dalil
Termohon yang telah masuk dalam ranah materi pokok perkara ini mohon untuk
dikesampingkan;
3
Tersangka terhadap diri Pemohon dengan nomor : Print-06/L.2.16/Fd.1/01/2022
Tanggal 5 Januari 2022.
4
permulaan yang cukup atau temuan awal yg menjadi dasar penyidikan karena
termohon terlebih dahulu menetapkan pemohon sebagai tersangka lalu
setelahnya mengajukan permohonan ke BPK untuk menghitung kerugian
negara dalam penyidikan a qou, sehingga sangat jelas dan terang benderang
tindakan termohon tersebut dikualifikas cacat formil penyidikan, oleh
karenanya patut dan beralasan hukum penyidikan termohon dinyatakan cacat
hukum yg berakibat tidak sahnya penentapan diri pemohon sebagai tersangka
dalam perkara ini.
5
dalil jawaban Termohon yang tidak relevan dalam perkara permohonan pra peradilan
ini tidak akan ditanggapi berulang-ulang;
Maka:
Berdasarkan dalil-dalil tersebut diatas mohon kepada Majelis Hakim Praperadilan yang
memeriksa dan mengadili perkara ini agar
Atau :
Apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat lain
mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
6
7