PERJANJIAN PERDAMAIAN
DALAM PERKARA PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG
389/PDT.SUS-PKPU/2020/PN.NIAGA.JKT.PST
Pada hari ini, Rabu tanggal 10 Februari 2021, di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat, Jakarta, dibuat dan ditandatangani Perjanjian Perdamaian oleh dan antara
Perseroan (sebagaimana didefinisikan di bawah ini) dengan Para Kreditor (sebagaimana
didefinisikan di bawah ini) sebagai suatu bukti dan tanda persetujuan antara Perseroan
dengan Para Kreditor sehubungan dengan Rencana Perdamaian (“Perjanjian Perdamaian”):
1. PT Asuransi Jiwa Kresna, suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum
Negara Republik Indonesia, dan beralamat kantor di Kresna Tower C, Lantai 10, 18 Parc
Place SCBD Jl. Jend Sudirman Kav 52-53, RT.5/RW.1, Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan 12190, yang dalam hal ini diwakili oleh Kurniadi Sastrawinata dalam
kedudukannya selaku Direktur Utama, dari dan oleh karenanya sah bertindak untuk dan
atas nama perseroan (“Perseroan”).
DAN
2. Para Kreditor, seluruh Kreditor dari Perseroan sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 2
Perjanjian Perdamaian ini.
Perseroan dan Para Kreditor secara bersama – sama disebut “Para Pihak” dalam Perjanjian
Perdamaian ini.
B. Perseroan telah menerbitkan beberapa jenis produk asuransi diantaranya adalah PIK
dan K-Lita yang merupakan dua produk asuransi jiwa yang berbeda yang ditawarkan
kepada Kreditor oleh Perseroan.
C. PIK merupakan produk asuransi jiwa yang memberikan manfaat meninggal dunia dan
manfaat tunai serta tingkat investasi tertentu yang digaransi yang diberikan kepada
Kreditor sesuai dengan syarat dan ketentuan yang diatur dalam PIK.
D. K-Lita merupakan Produk Asuransi Yang Dikaitkan Dengan Investasi (PAYDI) yang tidak
digaransi yang memberikan tingkat target investasi tertentu yang diberikan kepada
Kreditor sesuai dengan syarat dan ketentuan yang diatur dalam K-Lita.
F. Likuiditas dari masing – masing investasi yang ditempatkan oleh Perseroan mengalami
penurunan yang cukup signifikan sebagai akibat krisis multidimensi dan memberikan
dampak pada keuangan Perseroan untuk menyelesaikan investasi kepada masing –
masing Kreditor dari masing – masing PIK dan K-Lita.
G. Kondisi operasional dan keuangan dari Perseroan menjadi lebih berat dan sulit ketika
OJK memberlakukan dan menetapkan PKU (sebagaimana didefinisikan di bawah ini)
kepada Perseroan.
H. Terlepas dari keadaan yang sedang dialami oleh Perseroan, Perseroan tetap memiliki
itikad baik untuk mengatasi penyebab – penyebab yang menjadi dasar dari OJK
menetapkan PKU dan menyelesaikan Tagihan dari Para Kreditor yang dibuktikan melalui
adanya kesepakatan – kesepakatan yang tercapai dengan mayoritas Kreditor yang
dituangkan dalam beberapa perjanjian kesepakatan bersama sebagai bentuk skema
penyelesaian Polis.
I. Terlepas ketentuan yang diatur dalam UU Pailit dan PKPU sehubungan dengan
permohonan PKPU kepada perusahaan asuransi, Perseroan diajukan permohonan PKPU
oleh nasabahnya pada tanggal 18 November 2020 (“Permohonan PKPU”). Perseroan
telah melakukan upaya terbaiknya untuk membantah Permohonan PKPU tersebut,
namun pada tanggal 10 Desember 2020, Pengadilan Niaga memberikan putusan bahwa
Perseroan berada dalam keadaan PKPU (“Putusan PKPU”). UU Kepailitan dan PKPU
tidak memberikan upaya hukum apapun terhadap Putusan PKPU tersebut, kecuali
dengan mengajukan rencana perdamaian sebagaimana diatur dalam Pasal 222 UU
Kepailitan dan PKPU.
J. Dengan adanya Putusan PKPU, walaupun penyelesaian terhadap K-Lita bersifat tidak
digaransi, Perseroan tetap menghormati prosedur dan proses PKPU yang diatur dalam
UU Kepailitan dan PKPU dengan cara mengakui setiap tagihan yang diajukan oleh Para
Kreditor atau nasabah dari K-Lita sejumlah nilai premi sampai dengan tanggal Putusan
PKPU yang dapat ditagih oleh Kreditor dari K-Lita.
K. Oleh karenanya, melalui proses PKPU ini, Perseroan dengan itikad baik dan bersungguh
– sungguh mengajukan skema – skema penyelesaian Tagihan yang sesuai dengan
kemampuan Perseroan sebagaimana diajukan kepada Para Kreditor dalam Rapat
Kreditor pada tanggal 15 Januari 2021 dan perubahannya pada tanggal 18 Januari 2021
serta tanggal 30 Januari 2021.
L. Berikut ini merupakan jadwal – jadwal penting dalam proses PKPU Perseroan:
3
Pribadi dan rahasia
hanya diperuntukan bagi pihak – pihak
dalam perkara PKPU No. 389/PDT.SUS-PKPU/2020/PN.Niaga.Jkt.Pst
Selanjutnya berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dalam Perjanjian Perdamaian ini, Para Pihak
dengan ini saling menyetujui hal-hal yang telah disampaikan di dalam Rencana Perdamaian
berdasarkan syarat dan ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Perdamaian sebagai berikut:
PASAL 1
DEFINISI DAN ISTILAH
Setiap definisi dan istilah di bawah ini, kecuali secara tegas ditentukan lain dalam konteks
masing – masing kalimat yang ada di dalam Perjanjian Perdamaian ini dan yang telah
didefinisikan masing – masing dalam Perjanjian Perdamaian ini, mempunyai pengertian
4
Pribadi dan rahasia
hanya diperuntukan bagi pihak – pihak
dalam perkara PKPU No. 389/PDT.SUS-PKPU/2020/PN.Niaga.Jkt.Pst
sebagai berikut:
“DPT” berarti Daftar Piutang Tetap yang diterbitkan oleh tim Pengurus pada tanggal 13
Januari 2021;
“Hakim Pengawas” berarti hakim sebagaimana dimaksud dalam UU Kepailitan dan PKPU,
yang ditunjuk dan diangkat oleh Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara
Permohonan PKPU dengan nomor register perkara No. 389/Pdt.Sus-
PKPU/2020/PN.Niaga.Jkt.Pst di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat;
"Hari" berarti hari yang merujuk pada hari apa pun di mana operasi bisnis normal dilakukan
(tidak termasuk akhir pekan dan/atau hari libur nasional);
“Hasil Bersih Usaha” berarti setiap penghasilan Perseroan dari kegiatan usahanya setelah
dikurangi seluruh biaya – biaya terkaitnya;
“Keadaan Kahar” berarti semua kejadian yang timbul yang disebabkan suatu hal di luar
kemampuan Para Pihak untuk mengatasinya sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian
Perdamaian ini;
“Kreditor Konkuren” berarti Kreditor yang tidak termasuk dalam Kreditor Separatis dan
Kreditor Preferen;
“Kreditor Preferen” berarti Kreditor dengan hak mendahului karena sifat piutangnya oleh
undang-undang diberikan kedudukan istimewa;
“Kreditor Separatis” berarti Kreditor pemegang hak jaminan kebendaan, seperti gadai,
fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau hak jaminan atas kebendaan lainnya yang
kedudukannya lebih tinggi kecuali ditentukan lain oleh undang-undang;
“Majelis Hakim” berarti majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara PKPU dengan
register perkara No. 389/Pdt.Sus-PKPU/2020/PN.Niaga.Jkt.Pst;
“Panitera Pengganti” berarti Panitera dari Majelis Hakim dan Hakim Pengawas yang bertugas
mencatat jalannya setiap persidangan dan setiap rapat dalam yang diselenggarakan di
5
Pribadi dan rahasia
hanya diperuntukan bagi pihak – pihak
dalam perkara PKPU No. 389/PDT.SUS-PKPU/2020/PN.Niaga.Jkt.Pst
“Pengadilan Niaga” berarti Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang
beralamat di Jalan Bungur Besar Raya No. 24, 26, 28, Kelurahan Gunung Sahari, Kecamatan
Kemayoran, Jakarta Pusat;
“Pengurus” berarti pengurus – pengurus Perseroan yang yang ditunjuk dan diangkat oleh
Majelis Hakim dalam proses PKPU Perseroan sebagaimana dimaksud dalam UU Kepailitan dan
PKPU;
“Permohonan PKPU” yaitu permohonan PKPU yang diajukan dalam Perkara No. 389/Pdt.Sus-
PKPU/2020/PN.Niaga.Jkt.Pst;
“PKB” berarti Perjanjian Kesepakatan Bersama yang dibuat antara Perseroan dan Kreditor;
“PKU” berarti sanksi pembatasan kegiatan usaha yang diberikan oleh OJK.
“PIK” berarti polis Protecto Investa Kresna yang merupakan produk asuransi jiwa yang
dikeluarkan oleh Perseroan yang memberikan manfaat meninggal dunia dan manfaat tunai
serta tingkat investasi tertentu yang digaransi.
“K-Lita” berarti polis Kresna Link Investa yang merupakan Produk Asuransi Yang Dikaitkan
Dengan Investasi (PAYDI) yang dikeluarkan oleh Perseroan yang tidak digaransi yang
memberikan tingkat target investasi tertentu.
“Rapat Kreditor” berarti setiap rapat yang dihadiri oleh Pengurus, Perseroan, Hakim
Pengawas dan Para Kreditor yang diadakan oleh Pengurus di Pengadilan Niaga pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat selama proses PKPU;
“Rencana Perdamaian” berarti proposal perdamaian yang diajukan oleh Perseroan dalam
Rapat Kreditor pada tanggal 15 Januari 2021 dengan agenda pembahasan proposal
6
Pribadi dan rahasia
hanya diperuntukan bagi pihak – pihak
dalam perkara PKPU No. 389/PDT.SUS-PKPU/2020/PN.Niaga.Jkt.Pst
perdamaian yang diajukan oleh Perseroan serta setiap perubahan yang disampaikan oleh
Perseroan pada tanggal 18 Januari 2021 dan 30 Januari 2021;
“Rupiah” atau “Rp” berarti mata uang yang berlaku di Republik Indonesia;
“Skema Penyelesaian” berarti skema yang diajukan oleh Perseroan untuk menyelesaikan
Tagihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Perjanjian Perdamaian ini;
“Tanggal Pelunasan Akhir” berarti tanggal dimana Perseroan menargetkan bahwa Jangka
Waktu Penyelesaian Tagihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Perjanjian Perdamaian ini
telah berakhir tanpa memerlukan adanya lagi perpanjangan dari Perjanjian Perdamaian;
“Tagihan” berarti total tagihan yang diajukan oleh Kreditor berdasarkan sisa premi dari
masing – masing PIK dan K-Lita dalam proses PKPU kepada Perseroan sebagaimana tercantum
dalam DPT; dan
“UU Kepailitan dan PKPU” berarti Undang-Undang No. 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
PASAL 2
PENGAKHIRAN PKB DAN PERNYATAAN KEMBALI POLIS
1. Dengan telah disahkannya Perjanjian Perdamaian ini, Para Pihak sepakat untuk
mengakhiri PKB dan Perjanjian Perdamaian ini merupakan pernyataan kembali dari Para
Pihak terhadap pemberlakuan kembali Polis dengan Skema Penyelesaian sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Pasal 4 Perjanjian Perdamaian tentang Skema Penyelesaian.
Pernyataan kembali Polis sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini dan pemenuhan Skema
Penyelesaian sebagiamana dimaksud dalam Pasal 4 merupakan satu kesatuan
pelaksanaan Perjanjian Perdamaian ini. Perseroan akan melakukan tindakan – tindakan
yang diperlukan sehubungan dengan pernyataan kembali Polis sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang – undangan yang berlaku.
2. Meskipun PKB diakhiri dengan disahkannya Perjanjian Perdamaian ini, Perseroan akan
tetap memenuhi kewajiban pembayaran penyelesaian pertama sejumlah Rp. 20.000.000
(dua puluh juta Rupiah) kepada masing – masing Kreditor dalam Kelompok A, B, C dan D
(sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2) yang telah menyetujui PKB namun belum
pernah menerima pembayaran sebelumnya dari perseroan dan PKB tersebut telah
7
Pribadi dan rahasia
hanya diperuntukan bagi pihak – pihak
dalam perkara PKPU No. 389/PDT.SUS-PKPU/2020/PN.Niaga.Jkt.Pst
PASAL 3
MANFAAT MENINGGAL
1. Kreditor dari PIK sepakat bahwa PIK merupakan produk asuransi dwiguna yang
memberikan manfaat meninggal dunia dan manfaat tunai yang digaransi dan memberikan
tingkat investasi. Dengan disahkannya Perjanjian Perdamaian ini, manfaat meninggal
dunia, khususnya besaran jumlah uang pertanggungan meninggal dunia yang diatur dalam
PIK kepada masing – masing Kreditor tetap berlaku.
2. Kreditor dari K-Lita sepakat bahwa K-LITA merupakan K-Lita merupakan Produk Asuransi
Yang Dikaitkan Dengan Investasi (PAYDI) yang tidak digaransi yang mana produk ini
memberikan tingkat target investasi tertentu dan manfaat meninggal dunia. Dengan
disahkannya Perjanjian Perdamaian ini, manfaat meninggal dunia, termasuk besaran
pembayaran jumlah uang terkait dengan manfaat meninggal dunia, khususnya besaran
jumlah uang pertanggungan meninggal dunia yang diatur yang diatur dalam K-Lita
kepada masing – masing Kreditor tetap berlaku.
PASAL 4
SKEMA PENYELESAIAN
1. Perseroan akan berusaha untuk menyelesaikan setiap dan seluruh Tagihan kepada Para
Kreditor sampai dengan Tanggal Pelunasan Akhir melalui Skema Penyelesaian yang
bersumber dari Hasil Bersih Usaha dan/atau Skema Penjualan Saham.
8
Pribadi dan rahasia
hanya diperuntukan bagi pihak – pihak
dalam perkara PKPU No. 389/PDT.SUS-PKPU/2020/PN.Niaga.Jkt.Pst
Setelah Perseroan menyelesaikan seluruh Tagihan kepada Para Kreditor, setiap sisa Hasil
Bersih Usaha dari penjualan Saham dengan target estimasi sampai dengan 2% dari
Tagihan akan didistribusikan kepada Kreditor K-Lita pada Tanggal Pelunasan Akhir.
Setelah Perseroan menyelesaikan seluruh Tagihan kepada Para Kreditor, setiap sisa Hasil
Bersih Usaha dari penjualan Saham sampai dengan 2% dari Tagihan akan didistribusikan
kepada Kreditor PIK pada Tanggal Pelunasan Akhir.
3. Dalam hal Kreditor ingin melakukan percepatan pembayaran, Kreditor dapat melakukan
konversi dari Tagihan dengan aset yang dimiliki Perseroan, afiliasi atau perusahaan
properti yang bekerjasama dengan Perseroan. Jika ada sisa Tagihan, pembayaran sisa
Tagihan Kreditor yang melakukan skema ini akan disesuaikan dengan jumlah Tagihan
dalam kelompok Kreditor yang tertuang dalam kolom pada Pasal 4 ayat (2).
4. Skema Penyelesaian dalam Pasal 4 ayat (2) dapat dikesampingkan kepada Kreditor dalam
kondisi sakit keras, lanjut usia (lansia) dan dalam kondisi atau keadaan yang sangat
membutuhkan (urgent condition). Kreditor tersebut dapat diprioritaskan melalui proses
verifikasi yang dilakukan secara terpisah (kasus per kasus) oleh Perseroan dan dengan
tetap mempertimbangkan kondisi keuangan serta arus kas (cash flow) dari Perseroan
pada saat proses penyelesaian tersebut.
PASAL 5
BIAYA DAN PAJAK
Setiap biaya dan pajak yang timbul berdasarkan Perjanjian Perdamaian termasuk namun tidak
terbatas pada pelaksanaan Skema Penyelesaian dan/atau Skema Penjualan Saham akan
ditanggung masing-masing Pihak dan/atau pihak – pihak terkait yang terlibat dalam
pelaksanaan dari masing – masing skema tersebut, sesuai dengan ketentuan peraturan dan
perundang – undangan yang berlaku.
9
Pribadi dan rahasia
hanya diperuntukan bagi pihak – pihak
dalam perkara PKPU No. 389/PDT.SUS-PKPU/2020/PN.Niaga.Jkt.Pst
PASAL 6
PERISTIWA KEADAAN KAHAR
1. Keadaan Kahar berarti peristiwa apa pun yang tidak berada dalam kendali Perseroan,
timbul secara langsung maupun tidak langsung, terhadap Perseroan tetapi hanya
sepanjang:
a. Peristiwa tersebut tidak dapat untuk dicegah, dihindari atau disingkirkan oleh
Perseroan;
b. Peristiwa tersebut berdampak negatif secara materiil terhadap Perseroan untuk
memenuhi kewajibannya berdasarkan Perjanjian Perdamaian ini dan untuk
mengurangi konsekuensinya (kejadian tersebut bukan merupakan akibat langsung
atau tidak langsung dari kegagalan Perseroan untuk melaksanakan kewajibannya
berdasarkan Perjanjian Perdamaian ini); dan
c. Perseroan telah melakukan pemberitahuan segera kepada Kreditor untuk
menjelaskan kejadian tersebut, dampaknya dan tindakan yang diambil untuk
memenuhi ketentuan ini.
2. Peristiwa – peristiwa yang termasuk ke dalam Keadaan Kahar dalam Pasal ini yaitu:
10
Pribadi dan rahasia
hanya diperuntukan bagi pihak – pihak
dalam perkara PKPU No. 389/PDT.SUS-PKPU/2020/PN.Niaga.Jkt.Pst
3. Perseroan wajib dibebaskan dari pelaksanaan dan tidak dapat dianggap gagal bayar
sehubungan dengan kewajiban apapun dalam Perjanjian Perdamaian ini selama hal
tersebut disebabkan oleh peristiwa Keadaan Kahar sebagaiman diatur dalam Pasal ini.
4. Segera dalam hal apapun setelah tanggal dimulainya peristiwa Keadaan Kahar, jika
Perseroan berkeinginan untuk mengajukan pernyataan peristiwa Keadaan Kahar sebagai
penyebab penundaan atau alasan dalam pelaksanaan kewajiban dalam Perjanjian
Perdamaian ini, maka Perseroan harus memberi tahu Kreditor secara tertulis mengenai
tanggal, sifat dan durasi yang diakibatkan dari peristiwa Keadaan Kahar tersebut.
PASAL 7
PEMBATASAN DAN PELEPASAN
1. Isi dari Perjanjian Perdamaian ini bersifat rahasia dan hanya dapat diungkapkan kepada
Perseroan dan para wakilnya yang sah, Para Kreditor dan wakilnya yang sah, penerima
pengalihan, penerima novasi, penerima pemindahan, Pengurus, Hakim Pengawas,
Panitera Pengganti dan/atau pihak pemerintahan yang berwenang lainnya. Informasi
yang terdapat dalam dokumen ini merupakan informasi bisnis yang bersifat sensitif dan
tidak dapat dipublikasikan atau dibagikan kepada pihak lain kecuali dengan persetujuan
tertulis terlebih dahulu dari Perseroan.
4. Setiap perubahan diajukan dengan didasarkan pada setiap komentar dan masukan yang
diberikan oleh Para Kreditor dan/atau kuasa-nya yang kemudian disesuaikan dengan
kemampuan dan kinerja keuangan Perseroan untuk kedepannya agar Perjanjian
Perdamaian ini dapat terlaksana.
5. Setiap keputusan yang diambil oleh Para Kreditor terhadap Rencana Perdamaian,
termasuk namun tidak terbatas pada setiap syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan,
informasi, manfaat dan risiko yang terkandung di dalamnya, merupakan hasil
pertimbangan dan analisa dari masing-masing Kreditor, tanpa dipengaruhi oleh
Perseroan maupun pihak manapun.
6. Setiap dan seluruh Skema Penyelesaian yang diajukan dalam Rencana Perdamaian
11
Pribadi dan rahasia
hanya diperuntukan bagi pihak – pihak
dalam perkara PKPU No. 389/PDT.SUS-PKPU/2020/PN.Niaga.Jkt.Pst
termasuk setiap ketentuan – ketentuan yang diatur di dalamnya telah dituangkan dalam
Perjanjian Perdamaian ini akan mengikat seluruh Kreditor, baik Para Kreditor yang setuju
dan/atau tidak setuju dengan Perjanjian Perdamaian maupun Kreditor yang tidak
berpartisipasi dalam proses PKPU dan/atau pemungutan suara atas Perjanjian
Perdamaian ini, sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 286 UU Kepailitan dan
PKPU dan juga diatur lebih lanjut dalam Perjanjian Perdamaian ini.
7. Pengakuan dan penerimaan Perseroan atas Tagihan yang diajukan oleh Para Kreditor dari
K-Lita didasarkan pada perhitungan dari nilai nominal premi per polis sampai dengan
tanggal Putusan PKPU dan dengan didasarkan pada mekanisme dan prosedur yang
diamanatkan dalam UU Kepailitan dan PKPU. Hal ini tidak mengesampingkan fakta bahwa
K-Lita merupakan PAYDI yang tidak digaransi yang hanya memberikan target investasi
tertentu kepada Para Kreditor.
PASAL 8
KETENTUAN LAIN – LAIN PERJANJIAN PERDAMAIAN
1. Perjanjian Perdamaian ini merupakan keseluruhan kesepakatan antara Para Pihak dan
menggantikan seluruh perjanjian, baik itu PKB, kesepakatan, negosiasi, jaminan - jaminan
dan/atau kesepahaman yang pernah dibuat, didiskusikan dan/atau disampaikan
sebelumnya, termasuk namun tidak terbatas pada perjanjian – perjanjian antara
Perseroan dan Para Kreditor, atau pihak – pihak terkait lainnya, yang ada sebelumnya.
Setiap kewajiban dan/atau Tagihan Perseroan yang timbul berdasarkan perjanjian –
perjanjian sebelumnya telah direstrukturisasi dan akan diselesaikan sesuai dengan Skema
Penyelesaian yang diatur dalam Perjanjian Perdamaian ini.
2. Dengan disahkannya Perjanjian Perdamaian ini, setiap dan seluruh ketentuan yang diatur
dalam Perjanjian Perdamaian akan mengikat Para Kreditor sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam UU Kepailitan dan PKPU.
12
Pribadi dan rahasia
hanya diperuntukan bagi pihak – pihak
dalam perkara PKPU No. 389/PDT.SUS-PKPU/2020/PN.Niaga.Jkt.Pst
penjualan aset-aset milik Perseroan terkait dengan kondisi pasar di masa yang akan
datang, guna dapat melunasi penyelesaian tagihan kepada seluruh Kreditor, karenanya,
jika terjadi percepatan pemulihan kondisi perekonomian Indonesia, maka Perseroan
dapat melakukan percepatan penyelesaian tagihan kepada Kreditor secara lebih
awal/cepat, begitu juga sebaliknya jika ternyata terdapat kendala/hambatan dalam
melakukan proses penjualan aset-aset investasi milik Perseroan yang mengakibatkan
tidak dapat dipenuhinya pembayaran sesuai Skema Penyelesaian yang diatur dalam Pasal
4, maka sisa persentase dari Tagihan yang tidak dapat dipenuhi akan diselesaikan pada
jadwal berjalan berikutnya sampai dengan Tanggal Pelunasan Akhir.
5. Para Kreditor dan/atau setiap Kreditor berhak untuk memindahkan hak tagih masing-
masing kepada pihak lain berdasarkan peraturan Peraturan Perundang-Undangan Yang
Berlaku dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Setiap pihak yang menerima pengalihan atau pemindahan hak tagih dari masing-
masing Kreditor sehubungan dengan Tagihan berdasarkan Perjanjian Perdamaian
ini, akan terikat dan tunduk kepada seluruh ketentuan yang diatur dalam
Perjanjian Perdamaian ini.
b. Kreditor yang mengalihkan atau memindahkan hak tagihnya kepada pihak lain,
wajib mengirimkan pemberitahuan tertulis kepada Perseroan perihal pengalihan
hak tagih tersebut sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan Yang Berlaku.
Kelalaian Kreditor pengalih untuk mengirimkan pemberitahuan tertulis dimaksud
kepada, atau tidak diterimanya pemberitahuan tertulis tersebut oleh, pengalihan
hak tagih yang dimaksud dianggap tidak atau belum terjadi.
6. Perjanjian Perdamaian ini dibuat dan tunduk pada hukum negara Republik Indonesia.
Demikian, Perjanjian Perdamaian ini dibuat dan ditandatangani oleh wakil yang sah dari
pihak-pihak.
13
Pribadi dan rahasia
hanya diperuntukan bagi pihak – pihak
dalam perkara PKPU No. 389/PDT.SUS-PKPU/2020/PN.Niaga.Jkt.Pst
KUASA HUKUM
PT ASURANSI JIWA KRESNA (DALAM PKPU)
14
Pribadi dan rahasia
hanya diperuntukan bagi pihak – pihak
dalam perkara PKPU No. 389/PDT.SUS-PKPU/2020/PN.Niaga.Jkt.Pst
MENGETAHUI
HAKIM PENGAWAS
TIM PENGURUS
PT ASURANSI JIWA KRESNA (DALAM PKPU)
15
Pribadi dan rahasia
hanya diperuntukan bagi pihak – pihak
dalam perkara PKPU No. 389/PDT.SUS-PKPU/2020/PN.Niaga.Jkt.Pst
PARA KREDITOR
Nama: Nama:
Nama: Nama:
Nama: Nama:
Nama: Nama:
Nama: Nama:
Nama: Nama:
16
Pribadi dan Rahasia
Nama: Nama:
Nama: Nama:
Nama: Nama:
Nama: Nama:
Nama: Nama:
Nama: Nama:
Pribadi dan rahasia
hanya diperuntukan bagi pihak – pihak
dalam perkara PKPU No. 389/PDT.SUS-PKPU/2020/PN.Niaga.Jkt.Pst
LAMPIRAN 1
LEMBAR KEHADIRAN PEMUNGUTAN SUARA
18
Pribadi dan rahasia
hanya diperuntukan bagi pihak – pihak
dalam perkara PKPU No. 389/PDT.SUS-PKPU/2020/PN.Niaga.Jkt.Pst
LAMPIRAN 2
DAFTAR PIUTANG TETAP
19
Pribadi dan Rahasia