Anda di halaman 1dari 13

 

Semarang, 18 Maret 2020


 Nomor : 59/G.PTUN/RSR /V/2021
Lampiran : 1 (Satu) Berkas
Hal : Gugatan

Yth.
Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang
Jalan Abdulrahman Saleh No. 89
Semarang, Jawa Tengah

Dengan hormat, 

Yang bertanda tangan di bawah ini, Saya: 

1. Perwakilan Kelompok I

Nama : Ir. Junadi Mahmud 

Kewarganegaraan : Indonesia 

Tempat Tinggal : Jalan Khusnul Khotimah No. 5, Desa/Kel. Negara Merdeka,

Kec.  Kademen, Kab. Rembang, Jawa Tengah 

Pekerjaan : Kepala Desa Negara Merdeka 

2. Perwakilan Kelompok II

Nama : Drs. Ahmad Abidin 


Kewarganegaraan : Indonesia 

Tempat Tinggal : Jalan Anjasmara Utara No. 23, Desa/Kel Wereng Keket, Kec.

Kademen  Kab. Rembang, Jawa Tengah 


Pekerjaan : Kepala Desa Karangasem 

3. Perwakilan Kelompok III


Nama : H. Irham Mursaid 

Kewarganegaraan : Indonesia 

Tempat Tinggal : Jalan Sopo Loro No. 74, Desa/Kel Wereng Keket, Kec. Kedaton, 

  Kab. Rembang, Jawa Tengah 

Pekerjaan : Kepala Desa Wareng Keket 

Bersama-sama bertindak sebagai wakil kelompok yang mewakili kepentingan anggotanya yakni
warga Desa Negara Merdeka, Desa Karangasem, dan Desa Wareng Keket yang terletak di Kec. 
Kedemen dan Kec. Kedaton, Kab. Rembang Jawa Tengah, dengan ini berdasarkan surat kuasa
khusus Nomor 1234/SKK/RSR/II/2020 tanggal 14 Februari 2020 memberikan kuasa kepada:

1. Roni Sutrisno, S. H. 


2. Ahmad Assegaf, S. H.
3. Rini Setyowati, S. H.
4. Bintang Pradana, S. H.
5. Arief Permana, S. H.

Kesemuanya merupakan warga negara Indonesia, pekerjaan Advokat, pada kantor hukum RONI
SUTRISNO, SH & Rekan yang berkedudukan di Jalan Imogiri Timur Km. 7 Grojogan, Bantul,
Yogyakarta, Indonesia, yang untuk selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT;--------------------
Dengan ini PENGGUGAT mengajukan gugatan terhadap:

Nama : Ir. ABDUL HAFIZH


Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jalan Pangeran Diponegoro, Nomor 90, Rembangan, Tasikagung,
Kec. Rembang, Kab. Rembang, Jawa Tengah 59212
Pekerjaan : Bupati Rembang Jawa Tengah

Untuk selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT;---------------------------------------------------------

Nama : Gandjar Pranowo


Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jalan Pahlawan Nomor 90, Mugassari, Kec. Semarang Selatan,
Semarang, Jawa Tengah
Pekerjaan : Gubernur Jawa Tengah
 
Untuk selanjutnya disebut sebagai TURUT
TERGUGAT;----------------------------------------------

Nama : PT Segara Alam


Alamat : Equity Tower 38th Floor, Sudirman Central Business District
(SCBD), Jakarta Selatan
Untuk selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT
INTERVENSI;--------------------------------------

I. Objek Sengketa: 
Surat Keputusan Bupati Rembang No. 712/19/2019 tertanggal 24 Desember 2019 tentang
Pembentukan Tim untuk Pembebasan Tanah di Lokasi Pembangunan Pabrik Tekstil PT Segara
Alam, yang berlokasi di Desa Negara Merdeka dan Desa Karangasem, Kecamatan Kademen,
dan Desa Wareng Keket, Kecamatan Kedaton dengan total luas tanah 210 hektar (“Objek
Sengketa”).

II. Tentang Kewenangan Mengadili


1. Bahwa, ketentuan Pasal 1 angka 5 Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1986 tentang
Pengadilan Tata Usaha Negara jo. Pasal 1 angka 9 Undang-Undang RI Nomor 51 Tahun
2009 tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang
Pengadilan Tata Usaha Negara mendefinisikan Keputusan Tata Usaha Negara adalah:
“suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara
yang berisi tindakan hukum yang berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang
berlaku, yang bersifat konkrit, individual, dan final yang membawa akibat hukum bagi
seseorang atau badan hukum perdata”.
2. Namun, sehubungan dengan keluarnya Undang-Undang No. 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (“UU AP”), Keputusan Tata Usaha Negara harus dimaknai
sebagai:
a) Penetapan tertulis yang juga mencakup tindakan faktual;
b) Keputusan Badan dan/atau Pejabat Tata Usaha Negara di lingkungan eksekutif,
legislatif, yudikatif, dan penyelenggara negara lainnya;
c) berdasarkan ketentuan perundang-undangan dan AUPB;
d) bersifat final dalam arti lebih luas;
e) Keputusan yang berpotensi menimbulkan akibat hukum; dan/atau
f) Keputusan yang berlaku bagi Warga Masyarakat.
3. Berdasarkan Pasal 1 Angka 15 UU AP, Warga Masyarakat adalah seseorang atau badan
hukum perdata yang terkait dengan Keputusan dan/atau Tindakan. Oleh karena itu, UU
AP memberikan hak bagi Warga Masyarakat untuk mengajukan Upaya Administratif
karena merasa dirugikan terhadap Keputusan dan/atau Tindakan Pejabat Pemerintahan
atau Atasan Pejabat yang menetapkan dan/atau melakukan Keputusan dan/atau Tindakan;
4. Bahwa PENGGUGAT sebagai Warga Masyarakat telah dirugikan dengan keluarnya
Objek Sengketa sehingga mengajukan Upaya Administratif berupa keberatan dan
banding kepada TERGUGAT pada tanggal 21 Januari dan 12 Februari 2020. Namun,
keberatan dan banding tersebut kemudian ditolak oleh TERGUGAT berdasarkan Surat
Keputusan Bupati Rembang No. 037/K.A/II/Rmbg/2020 dan 040/B.A/II/Rmbg/2020;
5. Sehingga, berdasarkan Pasal 76 ayat (3) UU AP, Warga Masyarakat sebagai pihak yang
tidak menerima penyelesaian banding yang dilakukan TERGUGAT berhak mengajukan
Gugatan ke Pengadilan;
6. Dengan demikian, berdasarkan pengaturan pasal tersebut Pengadilan Tata Usaha Negara
Semarang adalah pengadilan yang berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus
perkara antara PENGGUGAT dan TERGUGAT.

III. Tentang Tenggang Waktu Pengajuan Gugatan


1. Objek Sengketa diterbitkan TERGUGAT pada tanggal 24 Desember 2019 sehingga
batas waktu terakhir pengajuan keberatan adalah 21 (dua puluh) hari kerja atau 22
Januari 2021;
2. PENGGUGAT mengajukan keberatan pada tanggal 21 Januari 2020 sehingga masih
belum melewati batas waktu terakhir yang ditentukan;
3. Batas waktu terakhir TERGUGAT menyelesaikan keberatan yang diajukan oleh
PENGGUGAT adalah 10 (sepuluh) hari kerja atau 4 Februari 2020;
4. TERGUGAT menolak keberatan PENGGUGAT pada tanggal 4 Februari 2020
berdasarkan Surat Keputusan Bupati Rembang No. 037/K.A/II/Rmbg/2020
5. Batas waktu terakhir PENGGUGAT mengajukan banding atas keberatan yang ditolak
TERGUGAT adalah 10 (sepuluh) hari kerja atau 18 Februari 2020;
6. PENGGUGAT mengajukan permohonan banding atas keberatan TERGUGAT pada
tanggal 12 Februari 2021 sehingga masih belum melewati batas waktu terakhir yang
ditentukan;
7. Batas waktu terakhir TERGUGAT menyelesaikan permohonan banding yang diajukan
oleh PENGGUGAT adalah 10 (sepuluh) hari kerja atau 26 Februari 2020;
8. TERGUGAT menolak permohonan banding PENGGUGAT pada tanggal 25 Februari
2020 berdasarkan Surat Keputusan Bupati Rembang 040/B.A/II/Rmbg/2020;
9. Batas waktu terakhir PENGGUGAT mengajukan Gugatan adalah 90 (sembilan puluh)
hari kerja setelah Objek Sengketa diterbitkan TERGUGAT atau 28 April 2021;
10. PENGGUGAT mengajukan Gugatan pada tanggal 16 Maret 2020 sehingga masih masih
belum melewati batas waktu terakhir yang ditentukan;

IV. Kepentingan Hukum dan Kedudukan Hukum Para Penggugat (Legal Standing)
1. Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 (“UUD 1945”) kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut
Undang-Undang Dasar.
2. Selanjutnya, Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 ditegaskan bahwa negara Indonesia adalah
negara hukum sehingga sistem penyelenggaraan pemerintahan negara Republik
Indonesia harus berdasarkan atas prinsip kedaulatan rakyat dan prinsip negara hukum
3. Oleh karena itu, segala bentuk Keputusan dan/atau Tindakan Administrasi
Pemerintahan harus berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan hukum yang merupakan
refleksi dari Pancasila sebagai ideologi negara, bukan berdasarkan kekuasaan yang
melekat pada kedudukan penyelenggara pemerintahan itu sendiri;
4. Terbitnya UU AP telah memberikan Legal Standing kepada Warga Masyarakat yang
merasa dirugikan dengan Keputusan dan/atau Tindakan Pejabat Pemerintahan atau
Atasan Pejabat yang menetapkan dan/atau melakukan Keputusan dan/atau Tindakan,
yang mana definisi Warga Masyarakat berdasarkan Pasal 1 Angka 15 UU AP adalah
seseorang atau badan hukum perdata yang terkait dengan Keputusan dan/atau Tindakan;
5. Warga Desa Negara Merdeka, Desa Karangasem, dan Desa Wareng Keket adalah
perseorangan yang dirugikan kepentingannya secara langsung karena Objek Sengketa
yang dikeluarkan oleh TERGUGAT.
6. Warga Desa Negara Merdeka, Desa Karangasem, dan Desa Wareng Keket diwakili
kepentingannya oleh perwakilan anggota I, II, dan III yang secara bersama-sama disebut
sebagai PENGGUGAT.

V. Posita/Alasan Gugatan
1. Bahwa pada tanggal 18 September 2019, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
mengeluarkan Keputusan Gubernur Nomor: 036/48 Tahun 2018 tentang penunjukan
PT. Segara Alam untuk membangun pabrik tekstil. PT Segara Alam;
2. Menindaklanjuti surat tersebut, Divisi Hukum PT Segara Alam, mengirimkan surat
kepada Bupati Rembang dengan surat nomor 004/PTSA.teks.008/2019, tertanggal 18
Oktober 2019 yang isi surat tersebut adalah permohonan pembebasan tanah di Desa
Negara Merdeka dan Desa Karangasem, Kecamatan Kademen, dan Desa Wareng
Keket, Kecamatan Kedaton;
3. Permohonan pembebasan tanah tersebut diterima oleh Bupati Rembang dengan
dikeluarkannya Surat Keputusan Bupati Rembang No. 712/19/2019 tentang
pembentukan tim untuk pembebasan tanah di lokasi pembangunan pabrik tekstil kepada
PT. Segara Alam diatas tanah seluas 210 hektar di Desa Negara Merdeka dan Desa
Karangasem, Kecamatan Kademen, dan Desa Wareng Keket, Kecamatan Kedaton;
4. Pembebasan tanah untuk pembangunan pabrik teksti PT Segara Alam yang dilakukan
telah tidak melibatkan partisipasi warga Desa Negara Merdeka, Desa Karangasem, dan
Desa Wareng Keket sebagai warga yang bermukim di lokasi tersebut sehingga memiliki
dampak secara langsung jika pabrik tersebut beroprasi;
5. Berdasarkan Pasal 1 Angka 17 UU AP, Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik
(AUPB) adalah prinsip yang digunakan sebagai acuan penggunaan Wewenang bagi
Pejabat Pemerintahan dalam mengeluarkan Keputusan dan/atau Tindakan dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Oleh karena itu, TERGUGAT dalam mengeluarkan
Objek Sengketa tidak berdasarkan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik;
6. AUPB berdasarkan Pasal 10 UU AP meliputi asas:
a. kepastian hukum;
b. kemanfaatan;
c. ketidakberpihakan;
d. kecermatan;
e. tidak menyalahgunakan kewenangan;
f. keterbukaan;
g. kepentingan umum; dan
h. pelayanan yang baik.
Asas-asas umum lainnya di luar AUPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diterapkan sepanjang dijadikan dasar penilaian hakim yang tertuang dalam putusan
Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.
selain merujuk kepada Undang-Undang Nomor 30 tahun 2014, asas-asas umum
pemerintahan yang baik dapat dijumpai didalam Pasal 53 UU Nomor 9 Tahun 2004
yang merupakan perubahan dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan TUN. Didalam Pasal tersebut menyebutkan:
7. Alasan-alasan yang dapat digunakan dalam gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) adalah:
a. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
b. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan asas-asas
umum pemerintahan yang baik.

Berkaitan dengan huruf (b) diatas maka meliputi asas:

a. Kepastian hukum;
b. tertib penyelenggaraan negara;
c. keterbukaan;
d. proporsionalitas;
e. profesionalitas; dan
f. akuntabilitas
8. Dengan demikian, berdasarkan penjelasan diatas, Objek Sengketa yang dikeluarkan
TERGUGAT telah melanggar asas-asas AUPB yang diantaranya:

MELANGGAR ASAS KEPASTIAN HUKUM

Asas Kepastian Hukum adalah asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan
peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan
Penyelenggara Negara. Bahwa tindakan TERGUGAT yang tidak melibatkan
PENGGUGAT terhadap pembebasan lahan di pemukiman PENGGUGAT maka telah
tidak sesuai prosedur yang diamanatkan undang-undang. Perundang-undangan yang
dilanggar adalah antara lain:
a. Undang-Undang Dasar Tahun 1945
b. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
c. Undang-Undang Nomor 26 tentang Tata Ruang (sebagaimana telah diubah dalam
UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja)
d. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah untuk
Kepentingan Umum

MELANGGAR ASAS KETERBUKAAN

Melanggar “Asas Keterbukaan” adalah asas yang membuka diri terhadap hak
masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif
tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak
asasi pribadi, golongan dan rahasia negara. Bahwa atas tindakan TERGUGAT yang
tidak memberitahukan sama sekali mengenai lokasi pabrik PT Segara Alam yang akan
dibangun diatas tanah pemukiman PENGGUGAT juga tidak dapat berpartisipasinya
PENGGUGAT dalam Konsultasi Publik dan mempertahankan hak-haknya sebelum
diterbitkannya Objek Sengketa, dengan demikian merupakan pelanggaran asas
Keterbukaan.

MELANGGAR ASAS PERMAINAN YANG LAYAK (FAIR PLAY)

Melanggar “Permainan yang Layak (Fair Play)” Adalah asas yang mengkehendaki
agar warga negara diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk mencari kebenaran
dan keadilan serta diberi kesempatan untuk membela diri dengan memberikan
argumentasi-argumentasi sebelum diberikannya putusan administrasi. Bahwa
berdasarkan fakta yang terjadi TERGUGAT tidak memberikan kesempatan kepada
PENGGUGAT beserta warga lainnya dalam berpartisipasi memajukan lingkungannya
terlebih PENGGUGAT adalah masyarakat yang cenderung akan terdampak dan
dirugikaan

MELANGGAR ASAS KETIDAKBERPIHAKAN

Melanggar “Asas Ketidakberpihakan” adalah asas yang mewajibkan Badan dan/atau


Pejabat Pemerintahan dalam menetapkan dan/atau melakukan Keputusan dan/atau
Tindakan dengan mempertimbangkan kepentingan para pihak secara keseluruhan dan
tidak diskriminatif. Telah jelas bahwa TERGUGAT dalam menerbitkan Objek
Sengketa tidak melibatkan partisipasi dan konsultasi publik yang padahal merupakan
pihak yang terkena dampak langsung terhadap dikeluarkannya Objek Sengketa. Jelas
hal tersebut merupakan cerminan diskriminatif TERGUGAT untuk mengutamakan
kepentingan pihak yang lebih memiliki modal.

MELANGGAR ASAS KECERMATAN

Melanggar “Asas Kecermatan” adalah asas yang mengandung arti bahwa suatu
Keputusan dan/atau Tindakan harus didasarkan pada informasi dan dokumen yang
lengkap untuk mendukung legalitas penetapan dan/atau pelaksanaan Keputusan
dan/atau Tindakan sehingga Keputusan dan/atau Tindakan yang bersangkutan
dipersiapkan dengan cermat sebelum Keputusan dan/atau Tindakan tersebut ditetapkan
dan/atau dilakukan. Bahwa tindakan TERGUGAT yang menerbitkan Objek Sengketa a
quo tidak cermat dalam melihat peraturan perundangan mengenai Rencana Tata Ruang
secara terpadu, mulai dari nasional hingga daerah. Serta Hukum Formal juga tidak
dilalui oleh TERGUGAT sehingga TERGUGAT tidak cermat dalam mengambil
keputusan;

MELANGGAR ASAS KEPENTINGAN UMUM

Melanggar “Asas Kepentingan Umum” adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan


umum dengan cara aspiratif, akomodatif, dan selektif. TERGUGAT adalah wakil
rakyat dan dipilih PENGGUGAT melalui pemilihan umum. Sehingga, sudah
sepatutnya TERGUGAT dalam menjalankan tugasnya adalah semata-mata untuk
kepentingan PENGGUGAT. TERGUGAT mengetahui betul bahwa tanah seluas 210
hektar yang berada di Kec. Kademen dan Kec. Kedaton, Rembang, Jawa Tengah
merupakan wilayah yang dihuni ratusan kepala keluarga dengan anggota yang berusia
bayi bahkan sampai lanjut usia. Namun, sikap TERGUGAT dalam menerbitkan Objek
Sengketa telah tidak mencerminkan kepentingan umum dimana berdampak pada
PENGGUGAT yang harus mencari pemukiman lain untuk tinggal, yang tentunya
membutuhkan tenaga, waktu, dan uang.
VI. Permohonan Penundaan Pelaksanaan Objek Sengketa:
1. Bahwa Objek Sengketa telah dilaksanakan hingga saat ini dimana Tim Pembebasan
Lahan telah berulang kali mendatangi pemukiman PENGGUGAT dan menyuruh untuk
mengosongkan rumah sebelum 30 Februari 2020;
2. Bahwa pada tanggal 1 Maret 2020, Tim Pembebasan Lahan telah melakukan pengerukan
tanah di sekitar gapura selamat datang Desa Negara Merdeka, Desa Wareng Keket, dan
Desa Karangasem serta memasang spanduk “PEMUKIMAN INI AKAN DIBANGUN
PABRIK TEKSTIL” sebagai peringatan kepada PENGGUGAT untuk segera
mengosongkan rumah dan pindah pemukiman;
3. Bahwa apabila Objek Sengketa dilanjutkan untuk dilaksanakan maka PENGGUGAT
akan sangat dirugikan karena akan menimbulkan keadaan yang sulit dimana
PENGGUGAT harus mencari pemukiman baru karena pihak TERGUGAT tidak
memberikan kompensasi sama sekali atas pembebasan tanah yang dilakukan di
pemukiman PENGGUGAT;
4. Bahwa dengan tidak ditundanya Objek Sengketa, tidak menutup kemungkinan Tim
Pembebasan Lahan akan menindaklanjuti tindakannya dengan membawa alat-alat berat
untuk langsung merobohkan rumah PENGGUGAT tanpa belas kasihan dan tanpa
menunggu PENGGUGAT mengosongkan rumah dan mencari hunian baru;
5. Keadaan ini tentunya akan menimbulkan kerugian yang sangat besar kepada warga
karena berdasarkan Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 “Tiap-tiap warga Negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”;
6. Oleh karenanya, PENGGUGAT memohon agar diterbitkan Penetapan yang berisi
perintah kepada TERGUGAT untuk menunda pelaksanaan Objek Sengketa, sampai
perkara a quo berkekuatan hukum tetap, sesuai dengan pengaturan pada Pasal 67 UU
PTUN.

VII. Petitum/Tuntutan
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas, PENGGUGAT memohon
kepada Yang Mulia Ketua Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya untuk
menindaklanjuti gugatan ini, dan yang Mulia Majelis Hakim kiranya berkenan untuk
memeriksa dan memutus perkara ini dengan amar putusan sebagai berikut:
1. Mengabulkan gugatan PENGUGGAT untuk seluruhnya;  
2. Menyatakan Batal atau Tidak Sah Objek Sengketa yang diterbitkan TERGUGAT, yakni
Surat Keputusan Bupati Rembang No. 712/19/2019 tertanggal 24 Desember 2019 tentang
Pembentukan Tim untuk Pembebasan Tanah di Lokasi Pembangunan Pabrik Tekstil PT
Segara Alam, yang berlokasi di Desa Negara Merdeka dan Desa Karangasem, Kecamatan
Kademen, dan Desa Wareng Keket, Kecamatan Kedaton;
3. Meminta ganti rugi sebesar Rp45.000.000 (empat puluh juta rupiah) atas biaya reklamasi
pengerukan tanah yang dilakukan oleh Tim Pembebasan Lahan TERGUGAT; dan
4. Menghukum TERGUGAT untuk membayar biaya perkara yang timbul sebagai akibat
dikeluarkannya putusan atas Gugatan ini.

Atau apabila Yang Mulia Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya
berpendapat lain, mohon untuk diberikan putusan yang seadil-adilnya (ex quo et bono).

Hormat Kami,
Kuasa Hukum Penggugat,

Roni Sutrisno, S. H.
Ahmad Assegaf, S. H. Rini Setyowati, S. H. Bintang Pradana, S.
H.

Arief Permana, S. H.

Anda mungkin juga menyukai