Anda di halaman 1dari 4

SENGKETA INTERNASIONAL Desi Lestarini

201560189

KASUS AMCO ASIA CORPORATION VS PEMERINTAH INDONESIA

AMCO Asia Corporation adalah sebuah perusahaan yang bermarkas di Daleware,


Amerika Serikat. Pada tahun 1968 perusahaan tersebut ambil bagian dalam kontrak sewa
pengelolaan dengan PT. Wisma Kartika (Wisma), sebuah hotel Indonesia untuk pembangunan
Hotel Kartika Plaza. Wisma ini sepenuhnya dimiliki oleh Inkopad, sebuah induk koperasi yang
tunduk kepada hukum Indonesia dan ditujukan bagi kesejahteraan Angkatan Darat Indonesia,
dan bertanggung jawab kepada Angkatan Darat.1

Konflik yang terjadi antara PT. AMCO dan pemerintah Indonesia merupakan salah satu
contoh kasus persengketaan dalam hal penanaman modal yang diselesaikan dengan jalan
arbitrase internasional. Namun kasus ini memiliki keunikan kasus ini berkembang sangat jauh
padahal pada awalnya kasus ini adalah konflik antara PT. AMCO dan PT. Wisma sebagai pihak
yang memiliki hak dalam kerjasama pengelolaan Hotel Kartika Plaza. Namun kasus ini
berkembang ketika pihak-pihak yang terlibat semakin banyak dan semakin konfliktual. Namun
pada akhirnya kasus ini diselesaikan melalui Lembaga arbitrase yang digunakan adalah ICSID.
International Center for Settlement of International Dispute (ICSID) didirikan atas dasar
Konvensi tentang Penyelesaian Perselisihan antara Negara dan Warga Negara Asing mengenai
Penanaman Modal  (Convention on the Settlement of Investment Disputes between States and
Nationals of Other States) of 1966 (ICSID Convention). Konvensi ini mengatur mengenai
penyelesaian perselisihan antara suatu negara dengan perorangan atau perusahaan asing yang
menanam modalnya di negara tersebut dengan jalan damai melalui konsiliasi atau arbitrase .
Pemerintah Indonesia sendiri telah meratifikasi konvensi ICSID 1958 melalui Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1968 LN 1968 Nomor 32 sebagai salah satu upaya untuk menyelesaikan

1
“BAB II: Pengaturan Penyelesaian Sengketa Penanaman Modal Asing Di Bidang Mineral dan Batubara Antara
Pemerintah RI dan Investor Asing:Suatu Kontroversi” dalam http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/128840-T
%2026740-Penyelesaian%20sengketa-Analisis.pdf diakses 25 November 2013
kemungkinan timbulnya sengketa antara penanaman modal asing dan pihak Indonesia baik
oleh pemerintah sendiri maupun swasta.2

Tahapan penyelesaikan konflik ini dilakukan dengan membawanya ke ICSID. Pada


tanggal 15 Januari 1981 PT.AMCO sebagai pihak penggugat membentuk konsorsium yang
terdiri dari pihak-pihak yang juga ambil bagian dalam kerjasama pengelolaan hotel tersebut
yakni AMCO Asia Corporation, Pan America Development, dan PT. AMCO Indonesia dengan
pihak tergugat yakni Pemerintah Indonesia, 3 dalam hal ini adalah Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) yang mencabut izin usaha AMCO di Indonesia. BKPM adalah Badan Koordinasi
Penanaman Modal Republik Indonesia. Sebagai penghubung utama antara dunia usaha dan
pemerintah, BKPM diberi mandat untuk mendorong investasi langsung, baik dari dalam negeri
maupun luar negeri, melalui penciptaan iklim investasi yan kondusif. Setelah BKPM
dikembalikan statusnya menjadi kementerian di tahun 2009 dan melapor langsung kepada
Presiden Republik Indonesia, maka sasaran lembaga promosi investasi ini tidak hanya untuk
meningkatkan jumlah investasi yang lebih besar dari dalam maupun luar negeri, namun juga
untuk mendapatkan investasi bermutu yang dapat memperbaiki kesenjangan sosial dan
mengurangi pengangguran. Lembaga ini tidak semata bertindak sebagai advokat yang proaktif
di bidang investasi, namun juga sebagai  fasilitator antara pemerintah dan investor. Sejak bulan
Oktober 2013, BKPM dipimpin oleh Mahendra Siregar. 4 Laporan yang diajukan oleh AMCO
tersebut direspon oleh ICSID dengan membentuk Dewan Arbitrase. Dewan Arbitrase
memutuskan pertama-tama, bahwa para pihak tidak menyatakan adanya persetujuan tentang
aturan yang dipakai untuk menyelesaikan sengketa yang timbul antara mereka. Dewan
Arbitrase menerapkan hukum Indonesia, yaitu hukum yang berlaku bagi kontrak yang dibuat
para pihak, dan hukum internasional yang menurut dewan dapat diterapkan dengan melihat
masalah yang dipersengketakan. Setelah mempertimbangkan beberapa hal, pada November

2
“Penyelesaian Sengketa Hukum Penanaman Modal melalui International Centre for Settlement of
International Disputes (ICSID” dalam http://hukumpenanamanmodal.com/penyelesaian-sengketa-hukum-
penanaman-modal-melalui-international-center-for-settlement-of-international-disputes-icsid/ diakses 25
November 2013
3
“AMCO v. Republic of Indonesia: Resubmitted Case Decision on Jurisdiction” dalam
https://icsid.worldbank.org/ICSID/FrontServlet?
requestType=CasesRH&actionVal=showDoc&docId=DC663_En&caseId=C126 diakses 25 November 2013
4
http://www.bkpm.go.id/contents/general/2/tentang-kami diakses 25 November 2013
1984 Dewan Arbitrase yang diketuai oleh Prof. Bethold Goldman memutuskan mengabulkan
sebagian gugatan AMCO yakni ganti rugi sebesar US$ 3.200.000 ditambah bunga efektif 6%
setahun sejak tanggal 15 Januari 1981 sampai tanggal pembayaran efektif.5

Pada tanggal 18 Maret 1985 Pemerintah RI mengajukan permohonan pembatalan


putusan pertama dewan arbitrase. Komite Ad-hoc yang diketuai Prof. Ignaz Hohenvelden,
setelah mengadakan pemeriksaan di Wina kemudian membatalkan sebagian dari putusan
pertama arbitrase. Namun meskipun begitu dewan tetap berpendirian bahwa pihak Pemerintah
Indonesia melanggar hukum dan AMCO berhak atas kerugian yang dideritanya. Pada akhirnya,
pada putusan terakhir Dewan arbitrase ICSID pada Agustus 1990 memutuskan bahwa
Pemerintah RI harus membayar ganti rugi US$ 2.677.126,20 ditambah bunga 6% sejak tanggal
putusan sampai dengan tanggal pembayaran yang efektif.6

5
“BAB II: Pengaturan Penyelesaian Sengketa Penanaman Modal Asing Di Bidang Mineral dan Batubara Antara
Pemerintah RI dan Investor Asing:Suatu Kontroversi” dalam http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/128840-T
%2026740-Penyelesaian%20sengketa-Analisis.pdf hal. 38 diakses 25 November 2013
6
Ibid. hal. 29
Komentar :
Melihat penyelesaian kasus sengketa penanaman modal asing antara Pemerintah
Indonesia BKPM dengan PT AMCO, kita perlu menaruh perhatian terhadap proses arbitrase-
nya. Menurut teori, sebuah arbitrase seharusnya dapat dilalui dengan cepat dan hasilnya
memuaskan kedua belah pihak, akan tetapi dalam kasus ini proses arbitrase memakan waktu
terlalu banyak karena hampir 9 tahun baru terselesaikan dan hal ini sangat menyimpang dari
teori yang ada.
Namun dalam putusan Dewan Arbitrase ICSID dapat diambil suatu pelajaran yang sangat
bermanfaat. Jika kita sedang berhadapan dengan pihak penanaman modal asing, lisensi atau
izin yang telah diberikan sedapat mungkin dihindari pencabutannya. Kemudian jika terjadi
sengketa antara partner lokal dengan pihak penanam modal asing, pihak pemerintah sebaiknya
tidak ikut campur dan mengambil tindakan – tindakan yang mengarah kepada pencabutan
lisensi atau izin penanaman modal asing karena hal ini malah memperkeruh keadaan.
Untuk menghilangkan kesan yang buruk terhadap setiap tindakan yang diambil dalam
menyelesaikan perselisihan atau sengketa penanaman modal asing sebaiknya kita harus terus
meningkatkan pemahaman serta memperluas wawasan tentang hukum yang berkaitan dengan
penyelesaian sengketa penanaman modal, baik hukum nasional maupun aturan – aturan yang
dipakai secara internasional agar proses arbitrase bisa berjalan dengan tepat.

Sumber :
https://www.academia.edu/7912060/Resolusi_Sengketa_PT._AMCO_dan_PT._Wisma_melalui_badan_arbitrase_I
nternational_Center_for_Settlement_of_International_Dispute_ICSID_

Anda mungkin juga menyukai