HUKUM KOPERASI
Dosen Pembimbing: KHOLIDA ZILA , sh., mh.
Di Susun Oleh:
1. Halimatus syakdiah
2. Mohammad danyyal
3. Rusman arifin
4. Muhammad hifdil hasan
MAKALAH
HUKUM KOPERASI
Mengetahui,
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala
limpah rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini,
dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada proklamator sedunia,
pejuang tangguh yang tak gentar menghadapi segala rintangan demi umat manusia, yakni
Nabi Muhammad SAW.
Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas di Sekolah
Tinggi Ilmu Hukum, kami susun dalam bentuk kajian ilmiah dengan judul “HUKUM
KOPERASI” dan dengan selesainya penyusunan makalah ini, kami juga tidak lupa
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH.MM sebagai pengasuh pondok pesantren
Zainul Hasan Genggong
2. Kholida zila , sh., mh.Sebagai dosen mata ajar Hukum Koperasi
Pada akhirnya atas penulisan materi ini kami menyadari bahwa sepenuhnya belum
sempurna. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati mengharap kritik dan saran dari pihak
dosen dan para audien untuk perbaikan dan penyempurnaan pada materi makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Sampul........................................................................................................................
Lembar Pengesahan..................................................................................................................
Kata Pengantar..........................................................................................................................
Daftar Isi..................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................
3.2 Saran..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan
a. Terciptanya mahasiswa yang mengetahui dan mengerti tentang hokum koperasi
b. Menambah referensi pendidikan mengenai macam-macam dari hokum
koperasi
1.4.2 Bagi Mahasiswa
a. Untuk mengetahui dan menambah wawasan pembaca hokum koperasi
b. Untuk lebih mendalami tentang hokum koperasi
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Ada beberapa hal yang harus disiapkan dalam mendirikan Koperasi, diantaranya adalah;
a. Persyaratan Pembentukan Koperasi
Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, yaitu dalam Pasal 6 sampai
dengan 8 disebutkan bahwa persyaratan untuk pembentukan Koperasi adalah sebagai
berikut.
1. Koperasi Produsen
8
2. Koperasi Konsumen
3. Koperasi Jasa
4. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi hanya terdapat dua jenjang, yaitu Koperasi Primer dimana anggotanya orang per
orang dan Koperasi Sekunder yang anggotanya minimal 3 Badan Hukum Koperasi.
Sedangkan Skala Koperasi dibagi atas 3, yaitu :
1. Koperasi skala Nasional, di mana anggota-anggotanya mewakili lebih dari 3 propinsi dan
memiliki jumlah anggota sebanyak 120 orang (kebijakan Deputi bid. Kelembagaan
Koperasi) dan dalam pembentukannya boleh diwakili dengan quorum 61 orang.
Pengesahan Badan Hukumnya dilakukan oleh Menteri Koperasi.
2. Koperasi skala Propinsi, di mana anggota-anggotanya minimal 20 orang dan hanya
terdapat di satu propinsi. Pengesahan Badan Hukumnya dilakukan oleh Kepala Dinas
Koperasi dan Perdagangan atas nama Menteri.
3. Koperasi skala Kabupaten / Kotamadya, di mana anggota-anggotanya minimal 20 orang
dan hanya terdapat di satu kabupaten / kotamadya. Pengesahan Badan Hukumnya juga
dilakukan oleh Kepala Dinas Koperasi dan Perdagangan atas nama Menteri.
Akta Pendirian Koperasi memuat Anggaran Dasar (AD) Koperasi yang harus disahkan
oleh atau atas nama Menteri Koperasi untuk memperoleh status Badan Hukum. Koperasi
dapat membuat Anggaran Rumah Tangga (ART) dan/atau Peraturan Khusus untuk
memfasilitasi hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar (AD).
Organisasi koperasi Sebagai suatu badan usaha yang berstatus badan hukum (rechts
person), maka keberadaan koperasi diakui seperti manusia / orang (person) atau subyek
hukum yang memiliki kecakapan bertindak, memiliki wewenang untuk mempunyai dan
mencari harta kekayaan, serta dapatmelakukan perbuatan – perbuatan hukum seperti:
membuat perjanjian – perjanjian apapun.
1. Daftar hadir
3. Acara rapat
Notulen rapat tersebut ditandatangani oleh Ketua Pengurus atau Pimpinan sidang dan
sekretaris (Notulis).
2. Pengurus Koperasi
Pengawas koperasi ini juga merupakan perangkat organisasi koperasi Indonesia, yang
dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggoa, serta bertanggung jawab
kepada rapat anggota. Dalam anggaran dasar setiap koperasi Indonesia, biasanya
memuat tentang jumlah anggota pengawas, masa jabatannya, dan persyaratan untuk
dipilih dan diangkat sebagai anggota pengawas. Sebagai anggota pengawas, tidak
dapat merangkap sebagai pengurus, sebab kedudukan dan tugas pengawas ini adalah
mengawasi pelaksanaan tugas kepengurusan yang dilakukan oleh pengurus.
Mengenai tugas dan wewenang pengawas di dalam UU No.25 tahun 1992 diatur dalam Pasal
39, antara lain sebagai berikut:
10
1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksana kebijakan dan pengelola koperasi
Apabila di dalam meneliti segala catatan tentang seluruh harta kekayaan koperasi dan
kebenaran dari pembukuannya yang tercermin dalam neraca dan perhitungan laba – rugi
menemui kesulitan, maka pengawas koperasi dapat meminta jasa bantuan audit kepada
Akuntan Publik. Yang dimaksudkan dengan jasa bantuan audit adalah audit terhadap laporan
keuangan maupoun audit lainnya, sesuai dengan keperluan koperasi tersebut.
Jika seorang akuntan publik diminta jasanya untuk mengaudit laporan keuangan /
pelaksanaan pembukuan, maka dalam laporan akhir pemeriksaannya, akuntan publik tersebut
akan memberikan pendapatnya atas pelaksanaan pembukuan yang telah dikerjakan. Mengenai
isi laporan dari pengawas koperasi ini, paling sedikit harus menyangkut perihal seperti
berikut:
2. Perkembangan keuangan
Dia berhak dan wajib member keterangan tersendiri kepada rapat anggota dan
tembusannya diberikan kepada pengawas. Jika ternyata tidak ada titik temu antara pendapat
pengawas dengan pendapat pengurus tersebut, maka putusan akhir diserahkan kapada rapat
anggota untuk menilai dan member keputusan. Dalam kondisi yang demikian ini, sangat
diperlukan saran, pandangan, pendapat dari Pejabat Koperasi selaku Pembina, sebagai acuan
untuk menyelesaikan perselisihan pendapat tersebut.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Koperasi memiliki peluang seiring dengan krisis yang terjadi di Indonesia dan Asia
pada umumnya. Kegagalan industri besar untuk menghasilkan pembangunan yang
berkelanjutan, memberikan peluang bagi koperasi untuk menyatakan dirinya sebagai
fundamental perekonomian
3.2 Saran
3.2.1 Bagi Institusi Pendidikan
Seharusnya pihak yang bersangkutan memberikan pengarahan yang lebih
mengenai Hukum Koperasi.
12
DAFTAR PUSTAKA