Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN AKHIR

JUDUL
(PERKARA PIDANA NARKOTIKA GOLONGAN I
NO.92/PID.SUS/2018/PN TJP)

MAGANG ADVOKAT
MAHASISWAJURUSAN AHWAL AL SYAKHSHIYYAH
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

DISUSUN OLEH:
ADRIANTITO RAMADHAN
1630201001

LABORATORIUM FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) BATUSANGKAR

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil alamin, segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang
maha pengasih dan penyayang yang telah melimpahkan rahmad dan karunia-Nya sehingga
hari ini masih bisa menjalankan berbagai kewajiban. Termasuk bisa menjalankan magang di
pengadilan Bukittinggi. Serta salawat dan salam semoga terlimpahkan pula kepada Nabi
Muhammad SAW pembawa, penyampai, pengamal, serta penafsir utama Al-qur’an,
karenanya sangat layaklah umat muslim di dunia menjadikannya sebagai panutan utama.

Atas izin Allah SWT “Laporan Magang Advokat di Kantor PAHAM Padang” telah
dapat penulis selesaikan, meskipun penulis akui masih jauh dari kesempurnaan. Semoga
Laporan Magang Advokat ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis terhadap
hasil magang ini, paling tidak penulis dapat mengetahui dan menjelaskan mengenai hasil
Magang Advokat.

Kelancaran dan keberhasilan Magang yang telah penulis lalui tidak lepas dari semua
partisipasi dari berbagai pihak yang terkait, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya terutama kepada:
1. Bapak Dr. H. Kasmuri, MA selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Batusangkar
sekaligus Penanggung jawab Magang Peradilan dan Advokat;
2. Bapak Dr. H. Zainuddin, MA dan jajaran pimpinan selaku Dekan Fakultas Syariah yang
telah memberikan arahan dan motivasinya;
3. Kepala Laboratorium Fakultas Syariah Ibuk Saadatul Maghfira, MH yang telah
menyelenggarakan kegiatan magang peradilan dan advokat;
4. Ibunda Hidayati Fitri, S.Ag, M.Hum selaku Ketua Jurusan Ahwal Al-Syakhsiyyah IAIN
Batusangkar.
5. Bapak Dr. H. Zulkifli, MA selaku Dosen Pembimbing Lapangan Magang Advokat dari
pihak IAIN Batusangkar.
6. Bapak Zulhesni, SH selaku Koordinator Lapangan (Advokat) di Kantor PAHAM Padang
yang telah memberikan pengarahan dan dukungan kepada penulis.
7. Ibunda Fitriyeni, S.H selaku Direktur di Kantor PAHAM Padang yang telah memberikan
motivasi, pengarahan dan dukungan kepada penulis.
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ………………i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ……………...ii
DAFTAR ISI................................................................................................... ……………..iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Magang Advokat ...................................... ………………1
B. Tujuan Magang Advokat ................................................... ………………3
C. Target Magang ................................................................... ………………3
D. Sistematika Penulisan ........................................................ ………………3
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG
A. Sejarah Berdiri Kantor PAHAM Padang .......................... ……………....5
B. Visi dan Misi ..................................................................... ………………8
C. Program ............................................................................. ………………8
D. Struktur…………………………………………………………………...9
E. Kegiatan yang Dilakukan………………………………………..………10
BAB III PENGELOLAAN KASUS
A. Latar Belakang Kasus ........................................................ ……………..14
B. Penerimaan Kasus .............................................................. ……………..19
C. Upaya Penyelesaian………………………………………………….….20
D. Hasil yang Dicapai………………………………………………..……..21
E. Analisis Kasus………………………………………………..………….22
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. ……………..25
B. Saran ....................................................................................... ……………..25
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Magang Peradilan


Lahirnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat telah
memperkokoh pengakuan terhadap eksistensi profesi advokat. Selain sebagai salah satu
unsur sistem peradilan yang merupakan salah satu pilar dalam penegakan supremasi
hukum dan HAM, fperan advokat juga terlihat di jalur profesi luar peradilan (non
litigasi). Kebutuhan jasa hukum advokat pada jalur non litigasi pada saat sekarang ini
semakin meningkat, sejalan dengan semakin berkembangnya kebutuhan hukum
masyarakat terutama dalam memasuki kehidupan yang semakin terbuka dalam pergaulan
global antar bangsa. (http://fickar15.blogspot.co.id, 07 November 2017)
Berlakunya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat dan
Undang-Undang Nomor 16 tahun 2011 tentang Bantuan Hukum telah memberikan
harapan bagi umat Islam umumnya dan lulusan Fakultas Syari’ah khususnya. Undang-
Undang ini secara formal telah membuka peluang bagi lulusan Fakultas Syari’ah untuk
berkiprah dalam profesi advokat dan pemberi bantuan hukum.
Seiring dengan telah disahkannya undang-undang tersebut, dirasakan berbagai
kekurangan yang dimiliki oleh Mahasiswa dan Alumni Jurusan Ahwal Al-Syakhshiyyah
Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar. Hal ini disebabkan
bukan saja karena terbatasnya akses untuk memasuki dunia tersebut selama ini, tetapi
juga minimnya orientasi dan soosialisasi profesi advokat kepada Mahasiswa Fakultas
Syari’ah, dan belum memadainya kurikulum yang menunjang profesi tersebut. (IAIN
Batusangkar, 2017: 1)
Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 perubahan Undang-Undang Nomor 3
tahun 2006 tentang Peradilan Agama dan Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009 yang
menegaskan bahwa setiap Pengadilan Agama dibentuk pos bantuan hukum, pemberi
bantuan hukumnya bisa Mahasiswa Jurusan Hukum dan Syariah seperti yang termuat
dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum. Untuk itu
Mahasiswa dan Alumni Jurusan Ahwal Al-Syakhshiyyah memiliki peluang yang sangat
luas untuk menjadi seorang pemberi bantuan hukum sebagaimana yang dilakukan oleh
seorang yang berpropesi sebagai advokat.

1
Sadar akan demikian pentingnya profesi advokat sebagai bagian yang bergerak
dalam bidang penegakan hukum, pekerjaan ini menuntut tingkat kepercayaan yang sangat
tinggi dari masyarakat. Sesuai dengan posisinya yang menempati kedudukan yang sangat
strategis dan mulia (officium nobile), seorang calon Sarjana Hukum Islam dituntut harus
memiliki dan memenuhi standar profesi yang memadai, yang pada gilirannya menjadi
tolok ukur untuk memperoleh kepercayaan masayarakat sehingga dapat melakukan
advokasi dan memeperjuangkan hak-hak mereka. (IAIN Batusangkar, 2017: 1-2)
Dalam rangka mengisi kesempatan untuk berprofesi sebagai advokat dan
menumbuhkembangkan minat dan bakat Mahasiswa Jurusan Ahwal Al-Syakhshiyyah
Fakultas Syari’ah dalam dunia penegakan hukum (law enforcement) serta menjawab
kebutuhan riil masyarakat pencari keadilan baik di lingkungan Peradilan Agama maupun
di lingkungan peradilan lainnya, diperlukan adanya kegiatan-kegiatan dan inovasi-inovasi
yang dapat menambah pengetahuan, minat, dan kecintaan mahasiswa dalam menekuni
profesi advokat.
Untuk mencapai maksud tersebut, serangkaian usaha telah dilakukan oleh IAIN
Batusangkar yang mempunyai Jurusan Ahwal Al-Syakhshiyyah (Hukum Perdata Islam).
Usaha-usaha tersebut antara lain dengan melakukan peninjauan dan penyesuaian
kurikulum, mengirim mahasiswa dan alumni untuk mengikuti kegiatan workshop dan
pelatihan advokat, kuliah umum dengan materi keadvokatan, mendatangkan tenaga dosen
yang luar biasa dari advokat dan mengadakan workshop advokat. Namun, usaha-usaha
tersebut belumlah mencapai hasil yang di harapkan. Hal ini di tandai masih kurangnya
lulusan Jurusan Ahwal Al-Syakhshiyyah (Hukum Perdata Islam) yang menjadi advokat
atau setidak-tidaknya yang menekuni dunia keadvokatan. (IAIN Batusangkar, 2017: 2-3)
Berangkat dari kondisi ini, berbagai usaha dan inovasi terus dilakukan. Salah satunya
adalah dengan ‘mendekatkan’ mahasiswa dengan dunia advokat tersebut, yaitu dalam
bentuk menempatkan mereka untuk magang di lembaga-lembaga yang berhubungan
dengan dunia advokasi. Melalui upaya ini diharapkan mahasiswa Jurusan Ahwal Al-
Syakhshiyyah (Hukum Perdata Islam) menjadi ‘melek’ terhadap dunia keadvokatan
sebagai sebuah profesi yang mulia sekaligus provesi yang dapat memberikan jaminan di
masa depan. (IAIN Batusangkar, 2017: 3)
Beranjak dari latar belakang di atas, pada periode ini tepatnya pada tahun ajaran
2017/2018 Penulis ditempatkan di Kantor Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi
Manusia (PAHAM) Sumatera Barat yang beralamat di Jln. Medan No. 07 Kelurahan Ulak
Karang Selatan Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, Sumatera Barat.
2
B. Tujuan Magang
Tujuan Magang Advokat dimaksudkan agar Mahasiswa dan lulusan Jurusan
Ahwal Al-Syakhshiyyah (Hukum Perdata Islam) mampu memperolah dan
mengaplikasikan ilmu tentang pemberian bantuan hukum baik melalui jalur pengadilan
ataupun di luar pengadilan, tujuan dimaksud dapat dituangkan sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan pengalaman tentang dunia bantuan hukum baik litigasi maupun
nonlitigasi;
2. Untuk mendapatkan pengalaman tentang teknik mengola kasus/perkara;
Untuk mendapatkan pengalaman tentang memanage kelembagaan bantuan
hukum. (IAIN Batusangkar, 2017: 1)
C. Target Magang
Target yang ingin dicapai dalam kegiatan Magang Advokat ini antara lain:
1. Meningkatkan minat dan motivasi Penulis untuk menekuni profesi Advokat yang
ditunjukkan dengan timbulnya rasa kepercayaan diri yang dalam dari Penulis untuk
menggeluti profesi advokat terutama sekali dalam mengikuti pendidikan advokat dan
ujian advokat;
2. Timbulnya “jiwa bantuan hukum” dalam bentuk sikap peduli terhadap permasalahan-
permasalahan hukum yang ada di lingkungan sekitar dan sikap keberpihakkan
terhadap golongan yang tertindas/lemah;
3. Dapat memberikan bantuan hukum (nonlitigasi) baik secara pribadi maupun secara
terorganisasi (LSM dan LKBH Kampus). (IAIN Batusangkar, 2017: 4)
D. Sistematika Penulisan
Adapun sistimatika penulisan dari Laporan Magang Advokat Mahasiswa Ahwal
Al Syakhshiyyah, sebagai berikut:
Cover (Kulit dalam dan Kulit Luar)
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Magang Peradilan
B. Tujuan Magang Peradilan
C. Waktu dan Tempat
D. Sistematika Penulisan
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG
3
A. Sejarah Berdiri
B. Visi dan Misi
C. Program
D. Struktur
E. Kegiatan yang Dilakukan
BAB III PENGELOLAAN KASUS
A. Latar Belakang Kasus
B. Penerimaan Kasus
C. Upaya Penyelesaian
D. Hasil yang Dicapai
E. Analisis Kasus
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

4
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG

Gambar 1 Kantor Paham Padang

A. Sejarah Ringkas Kantor PAHAM Padang


Sesuai dengan amanat UUD 1945, Indonesia adalah Negara hukum dan
memposisikan hukum sebagai panglima dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta
menghormati Hak Asasi Manusia (HAM) adalah jati diri sebuah negara hukum.
Penjaminan HAM dipertegas dengan lahirnya TAP MPR Nomor XVIII/MPR/1998
tentang Hak Asasi Manusia dan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia dan Komnas HAM yang menyatakan secara eksplisit penghormatan
Negara Indonesia terhadap HAM. Tegasnya peraturan perundang-undangan ini tak
berpengaruh kepada pelaksanaannya di lapangan, sampai saat ini masih banyak warga
Negara Indonesia terlanggar Hak Asasinya dan tercabut hak-hak hukumnya, baik dalam
bentuk pelanggaran secara horizontal seperti kejahatan dan pelanggaran hukum oleh
masyarakat maupun secara vertikal seperti penggusuran, pembersihan pekerja sektor
informal hingga seperti kejahatan HAM yang terjadi di Acah, Maluku, Poso, Tanjung
Periuk dan diberbagai daeah lainnya. Untuk satu kasus pidana yang sama tapi terjadi
perlakukan yang berbeda, untuk status kewarganegaraan yang sama diberiperlakuan

5
dengan berbeda, pendek kata keadilan belum merata bagi Insan Indonesia, semua ini
mengisyaratkan perlindungan hukum dan HAM belum sepenuhnya berjalan.
(Dokumentasi Kantor Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM)
Sumatera Barat)
Berdasarkan hal di atas peristiwa atau sejarah pergulatan hukum dan penegakan
hukum di Indonesia yang memamerkan ketidakadilan dan didorong kesadaran akan
perlunya pembelaan terhadap individu atau kelompok masyarakat yang dilanggar hak
asasinya dan sebuah cita-cita yang ingin menegakkan keadilan, maka muncullah
pemikiran dari kalangan praktisi hukum, akademisi, pemerhati dan penggiat hukum
maupun aktifis secara bersama-sama untuk mendirikan sebuah lembaga yang indevenden
sebagai jawaban dari realita yang terjadi di masyarakat. Akhirnya pemikiran ini pun
membuahkan hasil dengan berdirinya sebuah lembaga suadaya masyarakat non profit
yang focus kepada jasa advokasi hukum dan HAM yang diberi nama Pusat Advokasi
Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM) Indonesia pada 15 Mei 1999.
Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM) Indonesia merupakan
organisasi masyarakat yang bertujuan menciptakan masyarakat dan bangsa Indonesia
yang menjunjung tinggi keadilan melalui penghargaan terhadap hukum dan hak asasi
manusia, menegakkan keadilan melalui penciptaan kepastian hukum (certainty of law)
dan kesamaan di depan hukum (equality before the law), menegakkan hak asasi seluruh
rakyat, secara khusus rakyat yang lemah dan miskin, melalui layanan advokasi/ bantuan
hukum yang terarah dan profesional, serta memberdayakan rakyat melalui sarana-sarana
hukum sehingga tercipta kesadaran dan kepatuhan hukum yang optimal berupaya
membantu peran pemerintah dalam upaya penegakan hukum.
Seiring dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman, maka Pusat Advokasi
Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM) pun berkembang dengan beberapa cabangnya
di kota-kota besar di Indonesia, pada tahun 2001 didirikan Pusat Advoaksi Hukum dan
Hak Asasi Manusia (PAHAM) Sumatera Barat yang mencakupi wilayah kerja untuk
Provinsi Sumatera Barat yang berkedudukan di Padang. (Dokumentasi Kantor Pusat
Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM) Sumatera Barat)
Sejak awal berdirinya, Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM)
Sumatera Barat beralamat di Jln. Pekan Baru 1 No 34 RT 02 RW 05 Kelurahan Ulak
Karang Selatan Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, Sumatera Barat. Namun sekitar
jam 07.00 WIB malam, hari sabtu pada tanggal 04 April 2015 Pusat Advokasi Hukum
dan Hak Asasi Manusia (PAHAM) Sumatera Barat mendapat musibah, yaitu kantornya
6
dilahap si jago merah hingga habis menjadi arang dan abu akibat dari tegangan arus
pendek. Akibat dari kejadian tersebut Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia
(PAHAM) Sumatera Barat mengalami kerugian besar baik berupa peralatan kantor seperti
komputer, printer, meja, kursi, AC, kipas angan dan benda lainnya maupun surat-surat
berharga dan berkas perkara penting lainnya.
Setelah kejadian itu kantor Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia
(PAHAM) Sumatera Barat harus memulai dari awal lagi dan pindah kantor di Jln. Medan
No. 07 Kelurahan Ulak Karang Selatan Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, Sumatera
Barat sejak tanggal 18 April 2015 hingga sekarang. (Wawancara Direktur Pusat Advokasi
Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM) Sumatera Barat, Senin 16 Mei 2016)
Lembaga ini dipimpin oleh seorang Direktur dalam masa jabatan 3 tahun dengan
hak dan kewajibannya. Untuk saat ini Direktur Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi
Manusia (PAHAM) Sumatera Barat dijabat oleh Fitriyeni, SH. Lembaga ini berasaskan
ke-Islaman dan ke-Indonesiaan. Nama-nama yang pernah menjabat sebagai Direktur
Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM) Sumatera Barat sebelumnya
antara lain:
1. Helmi Darlis, S.H, S.Pn (Notaris)
2. Rafdinal, S.H (anggota DPRD Sumatera Barat)
3. Rudi Rifa’i, S.H (Wiraswasta)
4. Ahmar Ihsan, S.H (Managing Partners Kantor Hukum Priority Jakarta/Direktur Bank
Indonesia)
5. Dede Bafaqih, S.H (Trainer Motivasi)
6. Zulhesni, S.H (Advokat)
Dayu Meidina, SH., MH (Dosen Fakultas Hukum Universitas ANDALAS).
(Wawancara Direktur Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM)
Sumatera Barat, Senin 16 Mei 2016)
Sejak tahun 2013 Pusat Advoaksi Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia
adalah salah satu dari ratusan Organisasi Bantuan Hukum yang terakreditasi oleh Badan
Pembinaan Hukum Nasional (BPHN). Saat ini Pusat Advoaksi Hukum dan Hak Asasi
Manusia Indoensia telah tersebar di 22 daerah diseluruh Indonesia.
Semenjak Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM) Sumatera
Barat didirikan hingga sekarang telah menangani banyak kasus, namun arspi/berkasnya
telah hilang terbakar saat terjadinya musibah kebakaran. Sejak saat itu hingga sekarang

7
Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM) Sumatera Barat telah
menangani kasus banyak kasus/ perkara dengan perincian sebagai berikut:
1. Beracara di bidang hukum perdata sebanyak 15 kasus, baik pada peradilan tingkat
pertama, tingkat banding, maupun kasasi.
2. Beracara di bidang hukum pidana sebanyak 35 kasus, baik pada peradilan tingkat
pertama, tingkat banding, maupun kasasi.
3. Beracara di Pengadilan Agama (perkara perceraian, warisan, harta bersama, dll)
sebanyak 2 kasus.
4. Beracara di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) sebanyak 1 kasus.
5. Beracara di Pengadilan Hubungan Industri sebanyak 2 kasus.
Penyelesaian Perkara secara mediasi (non litigasi) sebanyak 1 kasus.
(Dokumentasi Kantor Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM)
Sumatera Barat)
B. Visi dan Misi
Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM) Sumatera Barat
mempunyai visi dan misi dalam memberi bantuan hukum.
1. Visi
Bahwa keadilan adalah milik semua warga masyarakat tanpa ada pembedaan
sedikitpun (justice for all). Keadilan akan tercipta manakala ada persamaan di
hadapan hukum (equality before the law) dan kepastian hukum (certainty of law).
2. Misi
Menciptakan masyarakat dan bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi
keadilan melalui penghargaan terhadap hukum dan hak asasi manusia. (Dokumentasi
Kantor Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM) Sumatera Barat)
C. Program
Untuk memaksimalkan upaya dalam menjalankan misi-misi untuk pencapaian visi
Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM) Sumatera Barat, maka
program-program dalam masalah penegakan hukum dan Hak Asasi Manusia adalah:
1. Program Advokasi
Program advikasi yaitu penyelenggaraan advokasi atau pembelaan
kepentingan masyarakat dalam bidang hukum dan HAM. Dalam program advokasi ini
yang akan dilakukan adalah:
a. Pelatihan Advokasi bagi masyarakat;
b. Penyuluhan Hukum dan HAM;
8
c. Pelatihan Hak Asasi Manusia untuk masyarakat;
d. Pendampinagn masyarakat yang lemah dari segi hukum.
2. Program Investigasi
Aktif melakukan pencarian data dan melakukan penyelidikan terhadap
pelanggaran-pelanggaran hukum dan HAM yang dilakukan oleh aparat Negara
terhadap masyarakat serta pemerintah terhadap masyarakat.
3. Edukasi Hukum
Pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan pengorganisasian dan
melakukan penyuluhan serta membentuk desa binaan terhadap hukum dan HAM.
4. Desiminasi
Aktif menyebarkan dan mempublikasikan informasi-informasi hukum dan
HAM yang penting dan perlu diketahui oleh masyarakat.
5. Kajian
Penyelenggaraan diskusi kajian dialog dan pelatihan hukum dan HAM.
6. Studi Kebijakan
Mengkritisi dan menawarkan solusi terhadap pelbagai kebijakan yang
berdampak penting terhadap warga masyarakat.
7. Pilihan Penyelesaian Sengketa
Membantu penyelasaian sengketa perdata masyarakat di luar sidang
pengadilan (ADR). Sampai saat sekarang ini dalam masyarakat banyak dijumpai
pesan-pesan hukum yang belum berjalan dengan baik, masih banyak pelaksana
hukum dan anggota masyarakat yang bertindak seenaknya, sehingga tugas hukum as
a channel of justice dan as a tool of social engineering juga belum berfungsi.
Seharusnya hukum diharapkan sebagai saluran yang paling tepat untuk
menyelenggarakan/menggelar keadilan yang dianggap adil menurut masyarakat dan
hukum juga diharapkan dapat mengubah, merekayasa, mengatur, memaksa,
masyarakat untuk melangkah sesuai dengan irama dan cita-cita hukum yaitu situasi
yang adil memberikan kepastian hukum dan rasa tentram. (Dokumentasi Kantor Pusat
Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM) Sumatera Barat)
D. Struktur
Adapun nama-nama advokat dan paralegal beserta struktur daripada Kantor
Advokat PAHAM Padang adalah sebagai berikut:
Advokat PAHAM Indonesia cabang Sumatera Barat
1. Fitriyeni, SH (Direktur)
9
2. Zulhesni, SH
3. Zulkifli, SH
4. Dede, SH
5. M. Hadi, SH
6. Rimedio Fivendri, SH
7. Rahmat Efendi, SHI
8. Restu Edriyanda, SH
9. Apriman, SH
10. Syafrel, SH
11. Boy Roy Indra, SH
12. Doni, SH
13. Muhammad Jamhuri, SH
Paralegal PAHAM Indonesia cabang Sumatera Barat
1. Ridho Ihsan Aulia, SH
2. Nanda Fazli, SH
3. Emilia Febriani, SH
4. Tia Aklima, SH
5. Ade Dermayeni, SH
6. Dian Fitria

10
Tugas Direktur
1. Melakukan koordinasi aktif dengan PAHAM Pusat.
2. Memimpin jalannya organisasi Cabang PAHAM Indonesia.
3. Memegang kebijakan strategis PAHAM di daerah masing-masing.
4. Bertanggung jawab terhadap koordinasi dan pembinaan SDM Fungsional Cabang
PAHAM Indonesia.
Tugas Sekretaris
Bertanggung jawab terhadap kesekretariatan Cabang PAHAM Indonesia.
Tugas Bendahara
Bertanggung jawab terhadap managerial keuangan Cabang PAHAM Indonesia.
(Dokumentasi Kantor Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM)
Sumatera Barat)
E. Kegiatan yang Dilakukan
Dalam menyelenggarakan bantuan hukum terhadap masyarakat, Pusat Advokasi
Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM) Sumatera Barat mempunyai dua cara yaitu
memberi bantuan hukum secara Cuma-Cuma (Prodeo) tidak di pungut biaya (gratis)
diberikan kepada masyarakat yang tidak mampu dan bantuan hukum berbayar (profit)
bagi masyarakat yang mampu atas kesepakatan dalam kerja sama.
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh Pusat Advokasi Hukum dan Hak
Asasi Manusia (PAHAM) Sumatera Barat, diantaranya:
1. Pengalaman program dan kegiatan PAHAM
a. Program Legal Aid Training Seminar sehari “Strategi Pemberdayaan dan
Keterlibatan Masyarakat Dalam Menciptakan Pemilu 2004 yang Jurdil dan Luber
di Sumber Lokarya, Strategi Penguatan dan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis
Nagari Menghadapi Pemilu 2014”
b. Training of Traner (TOT) “Pendidikan Pemilih sebagai Jalan Penguat dan
Pemberdayaan Masyarakat Nagari Menghadapi Pemilu 2004”
c. Training of Organizer (TOO) “Pengorganisasian Masyarakat sebagai Langkah
Memperkuat Basis Gerakan Jembatan Pemilu”
d. Voter Education di Kabupaten Dharmasraya bulan Juli 2004
e. Investigasi kasus Tragedi Berdarah Pagaruyung dan Saruaso, Batusangkar di Kab.
Tanah Datar tahun 2002, investigasi kasus Amuk Massa di Polsek Talu,
investigasi kasus HAM tentang pemaksaan penyebaran agama di Politani
Payakumbuh.
11
f. Investigasi kasus pemaksaan penyebaran agama di Yayasan Khairu Ummah,
Padang.
g. Pembentukan Jaringan Advokasi Peduli Pendidikan.
h. Seminar Nasional Tentang Pilkada Pelatihan HAM satu kali dalam setahun.
i. Pelatihan Advokasi satu kali dalam setahun.
j. Kajian rutin dalam bentuk diskusi satu kali dalam sebulan.
k. Pembentukan Jaringan Advokasi Peduli Masyarakat dan LSM.
l. Ikut dalam Jaringan Konsorsium Masyarakat Madani Tahun 2004 sekarang.
m. Melakukan Investigasi Kasus Tanah di Desa Baru, Pasaman Barat.
n. Investigasi Terhadap Kasus Dugaan Illegal Logging Terhadap Anggota DPRD
PKS.
o. Membuat Opini di Media.
p. Mengikuti Diskusi dan Kajian.
q. Legal Aid Training Penyuluhan Hukum Tentang Tanah Ulayat di Kota Padang
dan Kab. Pesisir Selatan.
r. Penyuluhan Hak Asasi Manusia di Kab. Solok Selatan.
s. Pelatihan HAM untuk Mahasiswa di IAIN Imam Bonjol Padang.
t. Pelatihan Advokasi di Jambi tahun 2005.
u. Mengisi Penyuluhan Hukum Melalui Radio Sang Surya.
v. Penyuluhan hukum tentang Tanah Ulayat dan Investigasi di Pesisisr Selatan tahun
2009.
w. Pendampingan masyarakat Giri Maju, Pasaman Barat dalam kasus Illegal
Logging.
x. Mendamping klien dalam kasus-kasus baik Perdata maupun Pidana sampai
sekarang.
y. Penyuluhan hukum masyarakat kenagarian Air Bangis Pasaman Barat,
membentuk Desa binaan pada kenagarian Air Bangis Pasaman Barat, penyuluhan
hukum mengenai Tanah Ulayat dengan mengulas seputar masalah mengenai
Tanah Ulayat, Hak Ulayat, dan pengaturannya dalam system hukum di Indonesia
yang komprehensif sehingga menghasilkan:
1) Adanya kelompok masyarakat yang memahami tentang permasalahan hukum
seputar hukum Tanah Ulayat dalam kaitannya dengan Hak Asasi Manusia.
2) Terciptanya komunikasi dan kesefahaman antara masyarakat dengan para
aparat pemerintah dan penegak hukum setempat.
12
z. Forum remaja PAHAM Sumbar Dekripsi, merupakan bentuk kegiatan Rencana
Tindak Lanjutdari acara Pelatihan dan Penyuluahan Hukum Bahaya Narkoba bagi
Pelajar se-Kota Padang, pada bulan Desember 2011. Kegiatan ini berupa diskusi
dan pelatihan motivasi terkait permasalahan hukum yang dekat dengan kehidupan
remaja. Sebagai langkah edukasi sekaligus pencegah maraknya tindakan
penyalahgunaan obat terlarang oleh pelajar SMA/Sederajat se-Kota Padang setiap
sekali dalam 2 (dua) bulan Kantor PAHAM Sumbar.
1) Modul panduan beracara bagi masyarakat di Pengadilan Umum edisi revisi,
membuat modul panduan beracara di Pengadilan Umum yang diperuntukkan
bagi masyarakat/kenagarian peserta Penyuluh Hukum menjadi pedoman bagi
masyarakat/kenagarian dalam permasalahan hukum PAHAM Sumbar.
2) Peningkatan potensi dan kualitas pengurus PAHAM Sumbar.
2. Mengikutsertakan pengurus PAHAM Sumatera Barat dalam agenda-agenda pelatihan
atau menjadi perwakilan lembaga dalam mengikuti pelatiahan yang diadakan oleh
lembaga lain atau jaringan PAHAM Sumatera Barat.
3. Mengutus beberapa orang pengurus yang telah mengikuti PKPA untuk mengikuti
ujian Advokat sebagai sarana untuk meningkatkan potensi dan kualitas pengurus
PAHAM Sumatera Barat.
4. Sosialisasi lembaga di Kabupaten Solok Selatan.
5. Deskripsi keberadaan PAHAM Sumbar sebagai sebuah Lembaga Sosial Masyarakat
yang berkedudukan di Kota Padang. Kegiatan ini dilakukan dengan mengadakan
pengenalan mengenai kelembagaan PAHAM Sumbar dan jika dipandang perlu
dilanjutkan dengan pembentukanPos PAHAM Sumbar.
6. Diskusi Hukum Kontemporer.
7. Diskusi Penyuluhan Hukum mengenai Tanah Ulayat di 3 kabupaten atau kota di
Sumatera Barat yaitu:
a. Kota Padang
b. Kabupaten Pesisir
c. Kota Pariaman
Forum remaja PAHAM Sumbar, Pelatihan Dasar Advokasi, Pelatihan Advokasi
Tingkat Lanjutan, Pelatihan Hak Asasi Manusia, Modul Panduan Beracara bagi
masyarakat di Pengadilan Umum. (Dokumentasi Kantor Pusat Advokasi Hukum dan Hak
Asasi Manusia (PAHAM) Sumatera Barat)

13
BAB III
PENGELOLAAN KASUS

A. Latar Belakang Kasus


Jika kita merujuk ke dalam Undang-Undang Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dalam undang-
undang ini yang dimaksud narkotika dalam Pasal 1 ayat (1) adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan yang dibedakan ke
dalam golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang ini. Pasal 1 ayat (2)
Prekursor narkotika adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan
dalam pembuatan Narkotika
Sehubungan dengan pengertian narkotika menurut Sudarto (1992: 40) bahwa
“perkataan narkotika berasal dari perkataan Yunani narko yang berarti terbius sehingga
tidak merasa apa-apa”.
Defenisi lain yang dikutip Djoko Prakoso, Bambang Riyadi dan Mukhsin (1999:
34) mengemukakan “bahwa yang dimaksud dengan narkotika adalah candu, ganja,
kokain, zat-zat yang bahan mentahnya diambil dari benda-benda tersebut yakni morphine,
heroin, codein, hesisch, cocain. Dan termasuk juga narkotika sintesis yang menghasilkan
zat-zat, obat-obat yang tergolong dalam Hallucinogen dan Stimulant”.
Pada beberapa dekade yang lalu, penggunaan narkotika di kalangan bangsa-
bangsa tertentu merupakan suatu kebudayaan, namun akhirnya narkotika menjadi suatu
komoditas bisnis yang mendatangkan keuntungan yang besar, sehingga perdagangan
gelap narkotika mulai marak. Bahkan perdagangan narkoba itu telah di organisasikan
dalam suatu sindikat-sindikat yang merasuk ke dalam berbagai aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara seperti politik dan ekonomi.
Penyalahgunaan narkoba sekarang telah menjadi suatu persoalan, bukan hanya
dihadapi oleh satu bangsa saja, tetapi telah menjadi persoalan internasional karena tidak
adanya keseragaman di dalam pengertian narkotika. Hal ini terungkap berdasarkan
pernyataan Moh. Taufik Makarao (2003: 12)

14
Jenis-jenis narkotika di dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 pada BAB
III Ruang Lingkup pada Pasal 6 ayat (1) menegaskan bahwa narkotika di golongkan
menjadi:
1. Narkotika golongan I;
2. Narkotika golongan II; dan
3. Narkotika golongan III.
Sehubungan dengan hal itu, berdasarkan Surat Dakwaan dari Kejaksaan Negeri
Payakumbuh dengan Nomor Re: PDM- 17/PYKBH.2/Euh.2/09/2018, berikut identitas
Terdakwa:
1. IDENTITAS TERDAKWA
Nama lengkap : MULYA PUTRA APRILLEO Pgl LEO
Tempat lahir : Mungka
Umur/tgl lahir : 20 Tahun/ 09 April 1998
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kewargaan : Indonesia
Agama : Islam
Tempat tinggal Jorong Koto Baru Mungka Kenagarian
: Mungka Kecamatan Mungka Kabupaten
Lima Puluh Kota.
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : STM (tidak tamat)
2. PENAHANAN
Penyidik Di Rutan Polres Lima Puluh Kota
: mulai tanggal 26 Juli 2018 s/d 14
Agustus 2018
Perpanjangan penahanan Di Rutan Polres Lima Puluh Kota
oleh Penuntut Umum : mulai tanggal 15 Agustus 2018 s/d 23
September 2018
Jaksa Penuntut Umum Di Rutan Suliki mulai tanggal 21
:
September 2018 s/d 10 Oktober 2018
Perpanjangan penahanan Di Rutan Suliki mulai tanggal 11
oleh Hakim Pengadilan : Oktober 2018 s/d 09 November 2018
Negeri Tanjung Pati

15
3. DAKWAAN
PRIMAIR:
Bahwa Terdakwa MULYA PUTRA APRILLEO Pgl LEO pada hari Kamis
tanggal 19 Juli 2018 sekira pukul 23.00 WIB, atau setidak-tidaknya pada waktu lain
dalam bulan Juli tahun 2018, bertempat dipinggir jalan di depan Masjid Muslimin
Jorong Koto Baru Mungka Kenagariaan Mungka Kecamatan Mungka Kabupaten
Lima Puluh Kota, atau setidak-tidaknya ditempat lain yang masih termasuk dalam
daerah Hukum Pengadilan Negeri Tanjung Pati yang berwenang memeriksa dan
mengadili perkaranya , tanpa hak atau melawan hukum menanam, memelihara,
memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Golongan I dalam
bentuk tanaman, perbuatan mana dilakukan oleh Terdakwa dengan cara dan keadaan
sebagai berikut:
Berawal pada hari Kamis tanggal 19 Juli 2018 sekira pukul 15.30 WIB disaat
Terdakwa sedang berada di rumah saksi Pgl. Beni (penuntutan terpisah) di Jorong
Koto Mungka Kenagarian Mungka Kecamatan Mungka Kabupaten Lima Puluh Kota,
saksi Pgl. Beni (penuntutatn terpisah) pamit kepada terdakwa untuk menemui
temannya bernama Pgl. Deni (DPO) di Simpang Kapuak Kecamatan Mungka
Kabupaten Lima Puluh Kota untuk mengambil narkotika golongan I jenis daun ganja
kering, setelah itu saksi Pgl. Beni (penuntutan terpisah) pergi dengan menggunakan
sepeda motor Yamaha Vega R warna merah kombinasi abu-abu (Daftar Pencarian
Barang) miliknya, sedangkan terdakwa tetap dirumahnya, selanjutnya sekira pukul
23.00 WIB, saksi Pgl. Beni (penuntutan terpisah) menelpon terdakwa dan meminta
terdakwa untuk menemuinya di depan Masjid MUSLIMIN di Jorong Koto Baru
Mungka Kenagarian Mungka Kecamatan Mungka Kabupaten Lima Puluh Kota, lalu
terdakwa dengan menggunakan sepeda motor Yamaha Vega R warna merah
kombinasi abu-abu milik saksi Pgl. Beni (penuntutan terpisah) tersebut perggi menuju
Masjid Muslimin, setelah terdakwa memarkirkan sepeda motor Yamaha Vega R
warna merah kombinasi abu-abu milik saksi Pgl. Beni (penuntutan terpisah) di
seberang Masjid tersebut, lalu terdakwa menemui saksi Pgl Beni (penuntutan terpisah)
yang telah menunggu di depan Masjid, setelah bertemu lalu saksi Pgl. Beni
(penuntutan terpisah) memperlihatkan kepada terdakwa 1 (satu) paket narkotika
golongan I jenis daun ganja kering yang dibungkus kertas buku warna putih dan pada
saat itu saksi Pgl. Beni (penuntutan terpisah) mengajak terdakwa untuk menggunakan
daun ganja kering tersebut di dalam kebun di samping Masjid MUSLIMIN, disaat
16
terdakwa dan saksi Pgl. Beni (penuntutan terpisah) sedang berdiri di depan Masjid
MUSLIMIN tersebut, datanglah anggota Kepolisian melakukan penangkapan
terhadap terdakwa dan saksi Pgl. Beni (penuntutan terpisah) setelah dilakukan
penggeledahan, pihak kepolisian menemukan 1 (satu) paket kecil narkotika golongan
I jenis daun ganja kering di genggaman tangan sebelah kanan saksi Pgl. Beni
(penuntutan terpisah) sebagai barang bukti dan menurut taksiran Perum Pegadaian
Unit Payakumbuh 1 (satu) paket kecil narkotika golongan I jenis daun ganja kering
tersebut memiliki berat keseluruhan seberat 1,15 (satu koma lima belas) gram yang
kemudian disisihkan untuk Uji Laboratorium seberat 0,05 (nol koma nol lima) gram
berdasarkan Lampiran Berita Acara Penimbangan Nomor 127/023300.01/2018
tanggal 23 Juli 2018, serta berdasarkan Laporan Pengujian dari Badan Pengawas Obat
dan Makanan (BPOM) di Padang Nomor 18.083.99.20.05.0467K tanggal 27 Juli 2018
atas nama saksi BENI CHANDRA Pgl. BENI yang ditanda tangani oleh FITRA
YELLI, S.Farm, Apt selaku Penyelia Napza pada Badan Pengawas Obat dan Makanan
di Padang yang pada kesimpulannya menyatakan bahwa pengujian terhadap contoh
tersebut Ganja (Cannabis.Sp) : Positif + (Termasuk Narkotika Golongan I)
sebagaimana dimaksudkan dalam lampiran nomor urut 8 (delapan) UU No.35 Tahun
2009 tentang Narkotika.
Perbuatan Terdakwa MULYA PUTRA APRILLEO Pgl LEO tersebut tidak
ada izin dari pihak yang berwenang dan tidak juga dipergunakan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan atau kesehatan.
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam Pidana dalam Pasal 111
ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Atau

SUBSIDIAIR
Bahwa Terdakwa MULYA PUTRA APRILLEO Pgl LEO pada hari
Kamis tanggal 19 Juli 2018 sekira pukul 23.00 WIB, atau setidak-tidaknya pada
waktu lain dalam bulan Juli tahun 2018, bertempat dipinggir jalan di depan Masjid
Muslimin Jorong Koto Baru Mungka Kenagariaan Mungka Kecamatan Mungka
Kabupaten Lima Puluh Kota, atau setidak-tidaknya ditempat lain yang masih
termasuk dalam daerah Hukum Pengadilan Negeri Tanjung Pati yang berwenang
memeriksa dan mengadili perkaranya , tanpa hak atau melawan hukum menanam,
memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika

17
Golongan I dalam bentuk tanaman, perbuatan mana dilakukan oleh Terdakwa
dengan cara dan keadaan sebagai berikut:
Berawal pada hari Kamis tanggal 19 Juli 2018 sekira pukul 15.30 WIB disaat
Terdakwa sedang berada di rumahnya bersama saksi Pgl. Beni (penuntutan terpisah)
di Jorong Koto Mungka Kenagarian Mungka Kecamatan Mungka Kabupaten Lima
Puluh Kota, saksi Pgl. Beni (penuntutan terpisah) pamit kepada terdakwa untuk
menemui temannya bernama pgl. Deni (DPO) di Simpang Kapuak Kecamatan
Mungka Kabupaten Lima Puluh Kota untuk mengambil narkotika golongan I jenis
daun ganja kering, setelah itu saksi Pgl. Beni (penuntutan terpisah) pergi dengan
menggunakan sepeda motor Yamaha Vega R warna merah kombinasi abu-abu (Daftar
Pencarian Barang) miliknya, sedangkan terdakwa tetap dirumahnya, selanjutnya
sekira pukul 23.00 WIB, saksi Pgl. Beni (penuntutan terpisah) menelpon terdakwa
dan meminta terdakwa untuk menemuinya di depan Masji MUSLIMIN di Jorong
Koto Baru Mungka Kenagarian Mungka Kecamatan Mungka Kabupaten Lima Puluh
Kota, lalu terdakwa dengan menggunakan sepeda motor Yamaha Vega R warna
merah kombinasi abu-abu milik saksi Pgl. Beni (penuntutan terpisah) tersebut pergi
menuju Masjid Muslimin, setelah terdakwa memarkirkan sepeda motor Yamaha Vega
R warna merah kombinasi abu-abu milikk saksi Pgl. Beni (penuntutan terpisah) di
seberang Masjid tersebut, lalu terdakwa menemui saksi Pgl. Beni (penuntutan
terpisah) yang telah menunggu di depan Masjid, setelah bertemu lalu saksi Pgl. Beni
(penuntutan terpisah) memperlihatkan kepada terdakwa 1 (satu) paket narkotika
golongan I jenis daun ganja kering yang dibungkus kertas buku warna putih dan pada
saat itu saksi Pgl. Beni (penuntutan terpisah) mengajak terdakwa untuk menggunakan
daun ganja kering tersebut di dalam kebun di samping Masjid MUSLIMIN, disaat
terdakwa dan saksi Pgl. Beni (penuntutan terpisah) sedang berdiri di depan Masjid
MUSLIMIN tersebut, datanglah anggota kepolisian melakukan penangkapan terhadap
terdakwa dan saksi Pgl. Beni (penuntutan terpisah), setelah dilakukan penggeledahan,
pihak kepolisian menemukan 1 (satu) paket kecil narkotika golongan I jenis daun
ganja kering di genggaman tangan sebelah kanan saksi Pgl. Beni (penuntutan terpisah)
sebagai barang bukti dan menurut taksiran Perum Pegadaian Unit Payakumbuh 1
(satu) paket kecil narkotika golongan I jenis daun ganja kering tersebut memiliki berat
keseluruhan seberat 1,15 (satu koma lima belas) gram yang kemudian disisihkan
unyuk Uji Laboratorium seberat 0,05 (nol koma nol lima) gram berdasarkan Lampiran
Berita Acara Penimbangan Nomor 127/023300.01/2018 tanggal 23 Juli 2018, serta
18
berdasarkan Laporan Pengujian dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di
Padang Nomor 18.083.99.20.05.0467K tanggal 27 Juli 2018 atas nama saksi BENI
CHANDRA Pgl. BENI yang ditandatangani oleh FITRA YELLI, S.Farm, Apt selaku
Penyelia Napza pada Badan Pengawas Obat dan Makanan di Padang yang pada
kesimpulannya menyatakan bahwa pengujian terhadap contoh tersebut Ganja
(Cannabis.Sp) : Positif + (Termasuk Narkotika Golongan I) sebagaimana
dimaksudkan dalam lampiran nomor urut 8 (ddelapan) UU No.35 Tahun 2009 tentang
Narkotika.
Bahwa terdakwa mengetahui saksi Pgl. Beni (penuntutan terpisah) akan
mengambil narkotika golongan I jenis daun ganja kering dari Pgl. DENI (DPO) dan
terdakwa juga melihat I jenis daun ganja kering yang dibungkus dengan kertas buku
warna putih yang dikuasai oleh saksi Pgl. Beni (penuntutan terpisah) dan terdakwa
takut untuk melaporkan hal tersebut karena terdakwa sering menggunakan narkotika
golongan I jenis daun ganja kering bersama saksi Pgl. Beni (penuntutan terpisah).
Perbuatan terdalwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 131
UU R.I No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika
Surat dakwaan tersebut ditandatangani di Suliki pada bulan Oktober 2018 oleh
OKKY DESVIAN, SH sebagai Penuntut Umum dari Kejaksaan Negeri Payakumbuh.
B. Penerimaan Kasus
Setelah terjadinya penangkapan oleh pihak kepolisian, bahwa Terdakwa
didakwakan melakukan tindak Pidana dengan dugaan melanggar Pasal 111 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Bahwa berkaitan dengan ancaman Pidana dari pasal yang didakwakan tersebut
Terdakwa diancam lebih dari 5 (lima) tahun maka Terdakwa memohon Bantuan Hukum
kepada Organisasi Bantuan Hukum (OBH) PAHAM Sumbar secara Prodeo (cuma-cuma)
berdasarkan Surat Keterangan Tidak Mampu Nomor: 460/144/WN/MK-2018.
Bahwa oleh karena itu Direktur Organisasi Bantuan Hukum (OBH) PAHAM
Sumbar memandang perlu menunjuk Penasehat Hukum untuk mendampingi Terdakwa
dalam pemeriksaan persidangan Pengadilan Negeri Tanjung Pati secara cuma-cuma dan
membebankan biaya yang timbul berkaitan dengan penunjukan Penasehat Hukum
tersebut kepada Negara yang diatur dalam Pasal 56 Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1981 tentang KUHAP.
Direktur Kantor PAHAM Sumbar menunjuk Saudara MUHAMMAD
JAMHURI, S.H. Advokat/Penasehat hukum dari Organisasi Bantuan Hukum (OBH)
19
PAHAM Sumbar yang berkedudukan di Jalan Medan Nomor 7 Ulak Karang Selatan
Kecamatan Padang Utara Kota Padang untuk mendampingi Terdakwa, alamat Jalan Raya
Mungka-Payakumbuh Km. 13 Mungka Tengah untuk mendampingi Terdakwa MULYA
PUTRA APRILLEO Pgl.LEO, dimuka persidangan Pengadilan Negeri Tanjung Pati.
Penunjukan tersebut di atas, di tetapkan dengan Nomor Surat Penetapan:
92/Pen.Pid/2018/PN.Tjp di Payakumbuh di Suliki pada tanggal 1 November 2018 oleh
HERY CAHYONO, S.H. yaitu Hakim Ketua yang mengadili perkara tersebut.
Kemudian, melampirkan Surat Kuasa, Surat Permohonan Bantuan Hukum, Foto Copy
KTP dan Surat Keterangan Tidak Mampu Terdakwa dari Wali Nagari Mungka
(Drs.H.IRVAN SYAIKHANI) yang dikeluarkan di Nagari Mungka pada tanggal 03
September 2018 dengan Nomor Surat: 460/144/WN/MK-2018.
C. Upaya Penyelesaian
Dalam penanganan kasus Pidana ini, upaya penyelesaian yang dilakukan oleh
Advokat yang diberi kuasa adalah dengan cara Litigasi. Penyelesian dengan cara litigasi
adalah penyelesaian dan pembelaan yang dilakukan melalui jalur persidangan di
pengadilan yang bertujuan untuk membela klien atas hak-hak dan kepastian hukum yang
semestinya di dapatkan oleh klien ketika di dalam persidangan.
Adapun pembelaan yang dilakukan dalam penanganan kasus ini adalah dari
tuntutan yang di bacakan oleh Penuntut Umum yang mengatakan bahwa para terdakwa di
dakwakan secara Kumulatif yaitu melanggar Pasal 111 ayat (1) Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Dalam pledooi Penasehat Hukum, terhadap fakta-fakta persidangan membenarkan
semua dakwaan dari Penuntut Umum dan semua alat bukti yang diajukan oleh Penuntut
Umum seperti:
1. Keterangan Saksi-saksi, yaitu:
a. Rahmad Putra
b. Irvan Syakhani
c. Beni Chandra Pgl. Beni
2. Alat Bukti Suratm, berupa:
a. Berita Acara Penimbangan dari PT. Pegadaian (Persero) Unit Payakumbuh Nomor
: 127/023300.01/2018 tanggal 23 Juli 2018.
b. Lampiran Berita Acara Penimbangan dari PT. Pegaidaian (Persero) Unit
Payakumbuh Nomor : 127/023300.01/2018 tanggal 23 Juli 2018.

20
c. Hasil Uji Laboratorium dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di
Padang Nomor : PM. 01. 05.931.07.18.4085 tanggal 31 Juli 2018
d. Laporan Pengujian dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di
Padang Nomor : 18.083.99.20.05.0467K tanggal 27 Juli 2018.
e. Surat Keterangan Bebas Narkoba Nomor: 52/SKK/VII/2018 atas nama terdakwa
Mulya Putra Aprilleo Pgl. Leo tanggal 19 Juli 2018.
3. Keterangan Terdakwa, yaitu Mulya Putra Aprilleo Pgl Leo
4. Petunjuk, yaitu sebagai berikut:
Bahwa yang dimaksud dengan petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau
keadaan, yang karena persesuaiannya baik antara yang satu dengan yang lain, maupun
dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi suatu pidana dan
siapa pelakunya.
Dari fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan dari keterangan Saksi Pgl.
Rahmad, saksi Pgl. Irvan, dan saksi Pgl. Beni telah ada persesuaian antara satu saksi
dengan saksi lainnya dan ditambah dengan keterangan terdakwa.
Dengan demikian petunjuk ini sah sebagai alat bukti menurut pasal 188 (1)
dan (2) Jo pasal184 (1) huruf d KUHAP.
5. Barang Bukti Lainnya, berupa:
a. 1 (satu) paket kecil narkotika golongan I jenis daun ganja kering yang dibungkus
buku warna putih;
b. 1 (satu) buah handphone merk LG warna hitam.
D. Hasil yang Dicapai
Hasil yang dicapai dalam penanganan kasus perkara Nomor
92/Pid.Sus/2018/PN.Tjp dilihat dari hasil putusan Majelis Hakim di pesidangan
Pengadilan Negeri Tanjung Pati. Berdasarkan musyawarah Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Tanjung Pati pada hari Kamis tanggal 24 Januari 2019, Majelis Hakim
memutuskan dengan amar putusan sebagai berikut:
MENGADILI
1. Menyatakan Terdakwa MULYA PUTRA APRILLEO PGL. LEO, terbukti secara
sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Tanpa Hak atau melawan
hukum memiliki dan menguasai Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman”
Sebagaimana diatur dan diancam dalam Pasal 111 ayat (1) Undang unfang No. 35
tahun 2009 Tentang Narkotika dalam dakwaan pertama Primair Jaksa Penuntut
Umum;
21
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa MULYA PUTRA APRILLEO PGL. LEO
oleh karena itu dengan pidana penjara selama 5 (lima) Tahun;
3. Menetapkan lamanya masa penahanan sementara yang telah dijalani oleh Terdakwa
dikurangkan seluruhnya dari Pidana yang dijatuhkan;
4. Menghukum Terdakwa MULYA PUTRA APRILLEO PGL. LEO untuk membayar
denda sebesar Rp. 800.000.000,- (delapan ratus juta rupiah) dengan ketentuan apabila
denda tersebut tidak dibayarkan maka akan diganti dengan pidana kurungan selama 2
(dua) bulan;
5. Menetapkan agar Terdakwa tetap berada dalam tahanan;
6. Memerintahkan barang bukti berupa:
a. 1 (satu) paket kecil Narkotika Golongan I jenis daun ganja kering yang dibungkus
dengan kertas buku warna putih;
b. 1 (satu) buah Handphone merk LG warna hitam.
Dipergunakan dalam perkara an. Beni Chandra Pgl. Beni;
7. Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 5000,-
(lima ribu rupiah);
Putusan ini diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum pada hari Kamis
tanggal 24 Januari 2019 oleh Hakim Ketua (H. HERY CAHYONO, S.H) dengan
didampingi para Hakim Anggota (M.IQBAL HUTABARAT, S.H., M.H dan JUNTER
SIJABAT, S.H., M.H.) tersebut, dengan dibantu oleh ERIZAL, SH Panitera Pengganti
pada Pengadilan Negeri Tanjung Pati serta dihadiri oleh OKKY DESVIAN, SH. Penuntut
Umum dan Terdakwa dengan didampingi oleh Penasehat Hukumnya.
E. Analisis Kasus
Menurut Penulis, bahwa dalam perkara No. 92/Pid.Sus/2018/PN.Tjp ini Terdakwa
MULYA PUTRA APRILLEO Pgl. LEO telah terbukti bersalah dari awal penggeledahan
dan penangkapan oleh pihak Kepolisian sampai pengajuan alat bukti oleh Jaksa Penuntut
Umum sehingga Terdakwa mengakui perbuatannya.
Dari barang bukti yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum tersebut Terdakwa
telah dinyatakan tanpa hak atau melawan hukum menanam, memelihara, memiliki,
menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman
yaitu daun ganja kering yang telah di lakukan pengujian berdasarkan dan oleh Laporan
Pengujian dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Padang Nomor :
18.083.99.20.05.0467K tanggal 27 Juli 2018 dan Balai Besar Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) di Padang Nomor : 18.083.99.20.05.0467K, dan penimbangan yang
22
dilakukan 4 hari sebelumnya tanggal 23 Juli 2018 oleh Perum Pegadaian Unit
Payakumbuh yang berat keseluruhan barang bukti narkotika golongan I jenis daun ganja
kering tersebut adalah 1,15 gram. Sehingga Terdakwa di tuntut Pasal 111 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
Sedangkan kalau dilihat sisi pembelaan yang dilakukan oleh pengacara yang
tergabung dalam PAHAM Sumatera Barat adalah telah cukup melakukan pembelaan
terhadap kepentingan-kepentingan dari klien sebagaimana pembelaan yang di berikan.
Dalam hal ini, pengacara mengajukan beberapa pembelaan agar Majelis Hakim
mempertimbangkan dalam menjatuhkan putusan terhadap Terdakwa yaitu bahwa:
1. Menyatakan Terdakwa tidak terbukti bersalah melakukan tindak pidana yang
didakwakan telah melanggar Pasal 111 ayat (1) Undang Undang RI No. 35 Tahun
2009 tentang Narkotika.
2. Menyatakan Terdakwa terbukti bersalah sebagai pecandu narkotika berdasarkan
Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 4 Tahun 2010 tentang
Penempatan Penyalahangunaan, Korban Penyalahgunaan dan Pecandu
Narkotika Ke Dalam Lembaga Rehabilitasi Medis Dan Rehabilitasi Sosial
3. Membina Terdakwa untuk ditempatkan di Lembaga Rehabilitasi Medis atau
Rehabilitasi Sosial
4. Mengembalikan 1 (satu) unit HP Merk LG warna hitam kepada Terdakwa
5. Membebankan segala biaya yang timbul dalam perkara ini kepada Negara
Sehubungan dengal hal ini, Terdakwa Mulya Putra Aprilleo telah dijatuhi pidana
penjara selama 5 (lima) tahun penjara dan denda sebesar Rp. 800.000.000,- (delapan ratus
juta rupiah) dengan ketentuan bila tidak dibayar diganti pidana penjara selama 2 (dua)
bulan.
Adapun penggunaan pasal terhadap kasus pidana penyalahgunaan Narkotika dan
Psikotropika dengan nomor perkara 92/Pid.Sus/2018/PN.Tjp yaitu:

Diatur dan diancam pidana dalam Pasal 111 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun
2009, “(1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menanam, memelihara,
memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I dalam
bentuk tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan
paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 800.000.000,00
(delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 8.000.000.000,00 (delapan miliar
rupiah)”.

23
Dengan pernyataan UU tersebut dapat penulis tafsirkan bahwa sudah jelaskan tindakan
Terdakwa melawan hukum dan pantas menerima akibat dari perbuatannya

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan Hasil Yang Dicapai


Seorang calon Sarjana Syari’ah dituntut harus memiliki dan memenuhi standar
profesi yang memadai, yang pada gilirannya menjadi tolak ukur untuk memperoleh
kepercayaan masyarakat sehingga dapat melakukan advokasi dan memperjuangkan hak-
hak mereka. Dalam rangka mengisi kesempatan untuk berprofesi sebagai advokat dan
menumbuhkembangkan minat dan bakat mahasiswa Fakultas Syari’ah dalam dunia
penegakan hukum serta menjawab kebutuhan riil masyarakat pencari keadilan baik
dilingkungan peradilan agama maupun dilingkungan peradilan lainnya, diperlukan
adanya kegiatan-kegiatan dan inovasi-inovasi yang dapat menambah pengetahuan, minat,
dan kecintaan mahasiswa dalam menekuni profesi advokat.
Mengenai pengolaan kasus dengan Nomor Perkara 92/Pid.Sus/2018/PN.Tjp
bahwa dalam kasus ini peran Advokat atau Penasehat Hukum bersifat mendampingi si
Terdakwa. Berhubungan dengan hal ini Penasehat Hukum hanya meminta kepada Majelis
Hakim untuk mempertimbangkan keputusan dengan mengajukan beberapa pembelaan
seperti seharusnya terdakwa di rehabilitasi karena dikira tidak melanggar ketentuan Pasal
24
111 ayat (1) UU No 35 Tahun 2009 melainkan terdakwa adalah korban berdasarkan Surat
Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 4 Tahun 2010 tentang Penempatan
Penyalahangunaan, Korban Penyalahgunaan dan Pecandu Narkotika Ke Dalam Lembaga
Rehabilitasi Medis Dan Rehabilitasi Sosial sehingga penasihat hukumnya meminta
kepada majelis hakim melalui pledoinya agar terdakwa direhabilitasi, namun tetap
terdakwa dikenakan melanggar ketentuan Pasal 111 (1) UU No 35 Tahun 2009.
Selama mengikuti proses magang Advokat, dari segi lokasi penulis merasakan
bertambahnya wawasan khususnya di bidang Advokat, mulai dari mengetahui sejarah
berdiri suatu lembaga kantor Advokat, kemudian mengetahui bagaimana visi dan
misinya. Tidak hanya itu, kita sebagai mahasiswa Hukum juga mengetahui bagaimana
struktur lembaganya, programnya yang nanti bisa menjadi pedoman untuk bergabung di
suatu lembaga advokat atau mendirikan kantor advokat itu sendiri.
B. Saran
1. Diharapkan kepada pihak kampus terutama Laboratorium Fakultas Syariah yang
menyelenggarakan Magang Advokat ini untuk mengatur waktu magang antara
Magang Peradilan dengan Magang Advokat sehingga Mahasiswa Peserta Magang
tidak terdesak untuk mencari tempat tinggal di daerah lokasi magang terutama bagi
Mahasiswa Peserta Magang yang berlokasi jauh dari Batusangkar seperti Padang dan
sebagainya.
2. Diharapkan kepada pihak kampus terutama Laboratorium Fakultas Syariah yang
menyelenggarakan Magang Advokat ini untuk dapat memberikan informasi lebih
cepat tentang kelompok dan lokasi magang serta Dosen Pembimbing sehingga
Mahasiswa Peserta Magang tidak tergesa-gesa dalam mencari lokasi magang dan
tempat tinggal di dekat lokasi magang bagi lokasi magang yang jauah seperti Padang
dan sebagainya.

25
LAMPIRAN
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48

Anda mungkin juga menyukai